Kisah Seorang Warga Desa yang Dipukuli Setelah Merekam Fakta  Kebenaran “Wanita Berantai Besi”, Kini Melarikan Diri dari PKT

Sudah tiga tahun berlalu sejak kasus “Wanita Berantai Besi” di Tiongkok menghebohkan dunia. Seorang agen asuransi bernama Huang Xinshuo, yang berasal dari kampung halaman wanita tersebut, mengungkap bahwa ia dua kali mengunjungi desa tempat tinggal sang wanita untuk mencoba membantunya. Namun, ia justru ditangkap dan dipukuli oleh polisi. Alat perekam suara dan motherboard komputernya disita. Berikut adalah kisah kesaksiannya.

EtIndonesia. Pada 2022, di Desa Dongji, Kecamatan Huankou, Kabupaten Fengxian, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, terungkap kasus seorang wanita yang dirantai di halaman rumah selama bertahun-tahun dan dipaksa melahirkan delapan anak. Kasus ini mengguncang perhatian dunia internasional.

Huang Xinshuo, agen asuransi asal Xuzhou, mengatakan bahwa setelah kasus itu terungkap, ia pergi langsung ke Desa Dongji di Kecamatan Huankou, tempat wanita itu berada. Namun, ia dicegat dan diinterogasi saat baru tiba di pintu masuk desa.


“Dia tanya siapa pemimpinnya, karena saat itu hanya saya satu-satunya pria di antara kami. Kami datang dengan dua mobil, dan kami yang tiba lebih dulu. Saya bilang saya pemimpinnya, lalu saya dibawa ke kantor polisi. Pertama kali hanya dimarahi, tapi tiba-tiba salah satu polisi yang agak gemuk menampar saya,” kata Huang Xinshuo, warga kampung halaman wanita berantai besi.

Huang Xinshuo

Ia mengungkapkan bahwa dirinya ditahan semalam di kantor polisi dan kemudian dibebaskan, namun dengan peringatan bahwa masyarakat tidak boleh membicarakan kasus tersebut.

Pada Agustus 2023, ia kembali melakukan investigasi diam-diam ke desa tersebut dengan dalih mengunjungi kerabat. Ia berhasil merekam banyak informasi penting dengan alat perekam suara, tetapi polisi datang ke rumahnya dan menyita alat perekam serta motherboard komputernya.

Huang Xinshuo:  “Kali kedua, saya dipukuli lebih parah. Saat itu saya ditendang di tulang rusuk, dan saya merasa sakit hingga malam hari ini. Mereka juga menyiram saya dengan air. Saya kesakitan hingga tak bisa bicara. Mereka akhirnya membawa saya ke rumah sakit karena melihat saya benar-benar kesakitan. Di sana, dokter menyatakan tulang rusuk saya patah satu dan retak satu lagi, tubuh saya penuh bekas pukulan.”

Menurut pengakuan warga desa, wanita berantai itu dibeli dari Sichuan 26 tahun lalu saat ia berusia 12 tahun. Saat itu dia diculik di depan rumahnya dan setelah beberapa kali berpindah tangan, dijual ke desa tersebut dan ditawan oleh tiga laki-laki dari keluarga Dong.

Secara fisik, wanita ini sangat mirip dengan Li Ying, seorang gadis 12 tahun yang diberitakan hilang di Sichuan pada masa lalu.

Huang Xinshuo:  “Sekretaris Partai desa, kepala desa, dan beberapa pejabat lainnya pernah mendatangi rumahnya dan bahkan memperkosanya. Saking brutalnya, istri para pejabat ini saling bertengkar dan cemburu. Desa ini jadi heboh.”

Ia juga menyebutkan bahwa wanita tersebut sempat hamil 4–5 kali, namun karena memukul perutnya sendiri, ia mengalami keguguran. Setelah itu, ia baru diikat dan mulai melahirkan delapan anak. 

Menurut Huang, praktik perdagangan wanita di desa mereka sangat umum, dan sebagian besar istri di desa itu adalah hasil jual beli. Hanya wanita berantai besi yang berusaha melarikan diri, karena ia tidak patuh kepada pria-pria yang memperkosanya, hingga akhirnya giginya dicabut. (Ia memaki dalam bahasa Sichuan: “Satu keluarga pemerkosa semua!”)

Huang Xinshuo:  “Dalam alat perekam suara itu, warga desa mengatakan bahwa saat perempuan itu masih kecil, sekretaris desa dan ayah serta paman dari pembeli memperkosanya bergiliran. Gadis itu suka memaki, awalnya orang tak paham apa yang ia ucapkan, lalu ia mulai menggigit orang. Karena dia melawan, giginya kemudian dihancurkan. Bukan karena penyakit gusi seperti yang diklaim di internet.”

Ia dengan tegas mengecam bahwa Partai Komunis Tiongkok adalah organisasi jahat yang tidak punya hati nurani.

Huang Xinshuo:  “PKT (Partai Komunis Tiongkok) adalah kekuasaan totaliter yang tidak pernah menghargai hak rakyat. Organisasi ini hanya tahu bagaimana mencari uang dengan segala cara. Mereka sangat mahir mengontrol pikiran orang, menebar ketakutan, membuat masyarakat saling menyerang, hingga akhirnya tak ada yang tahu bagaimana bersatu untuk membangun masyarakat yang adil bagi semua.”

Ia juga menyampaikan bahwa setelah mengadukan kasusnya ke Pengadilan Rakyat Kota Xuzhou, dua polisi yang sebelumnya memukulinya datang lagi ke rumahnya dan mengancam, “Percaya nggak, anak perempuanmu bisa hilang di depan mata kamu dan kamu tak bisa berbuat apa-apa?” Ancaman ini membuatnya sangat ketakutan.

Pada September 2024, ia tiba di Amerika Serikat dan dengan resmi menyatakan pengunduran diri dari seluruh organisasi Partai Komunis Tiongkok.

 “Saya mundur dari Keanggotaan Pelajar Muda (Shaoxian Dui) dan Liga Pemuda Komunis (Gongqingtuan). Saya secara resmi memutuskan hubungan dengan PKT. Saya juga mengimbau rakyat agar memahami kebenaran, menyadari hak dasar mereka, dan memutuskan hubungan dengan PKT,” Huang Xinshuo. (Hui)

Laporan oleh wartawan NTD: Li Yujie, Lin Yongfeng, dan Li Xunzhen dari Los Angeles

FOKUS DUNIA

NEWS