EtIndonesia. Menurut laporan CBS News pada 11 Juni waktu setempat, beberapa sumber menyebut bahwa pejabat Pemerintah Amerika Serikat telah menerima pemberitahuan bahwa Israel kini sudah sepenuhnya siap untuk melancarkan serangan militer terhadap Iran.
AS Perintahkan Evakuasi Pejabat Non-Darurat dari Irak
CBS melaporkan bahwa Pemerintah AS memperkirakan Iran kemungkinan akan membalas dengan menyerang sejumlah pangkalan militer AS di Irak. Inilah salah satu alasan mengapa Washington sebelumnya telah mengeluarkan imbauan kepada warga AS agar meninggalkan kawasan tersebut, serta memerintahkan evakuasi staf non-esensial dari kedutaan dan konsulat di Irak, dengan alasan “situasi regional yang kian memanas.”
Baik Pemerintah Israel maupun Gedung Putih menolak memberikan komentar atas laporan ini.
Trump: “Timur Tengah Mungkin Segera Jadi Tempat Berbahaya”
Dalam sebuah pidato di Kennedy Center pada 11 Juni,Presiden Donald Trump turut menyinggung soal situasi dengan Iran.
Dia mengatakan kepada awak media:“Orang-orang Amerika telah disarankan untuk meninggalkan kawasan Timur Tengah. Di sana bisa menjadi tempat yang sangat berbahaya. Kami terus memantau situasi.”
Trump Ingatkan Netanyahu: Ancaman ke Iran Tidak Bantu Negosiasi Nuklir
Sementara itu, menurut laporan The Times of Israel, dalam sebuah panggilan telepon pada tanggal 9 Juni, Trump menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bahwa ancaman militer terhadap Iran tidak akan membantu proses perundingan nuklir yang sedang berlangsung.
Media Israel menyebut, selama kesepakatan nuklir belum sepenuhnya runtuh, pembahasan soal serangan militer terhadap Iran masih belum dibuka secara resmi.
Sumber diplomatik menyebutkan bahwa Netanyahu tidak memperoleh jawaban tegas dari Trump, apakah AS akan memberi lampu hijau bagi Israel untuk bertindak sendiri terhadap Iran, atau apakah Washington lebih memilih untuk memimpin atau ikut serta dalam aksi militer tersebut.
Israel Siapkan Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran
Kekhawatiran negara-negara Barat atas program nuklir Iran terus meningkat. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, sebelumnya menyatakan bahwa Israel tengah mempersiapkan diri untuk kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Media Israel menampilkan gambar fasilitas nuklir Iran yang kemungkinan menjadi sasaran serangan. Israel juga dilaporkan melancarkan serangan ke sejumlah infrastruktur sipil milik kelompok bersenjata Houthi di Yaman, sebagai bagian dari strategi regionalnya melawan pengaruh Iran.
Negosiasi Baru AS-Iran Digelar di Oman, Iran Ancam Serang Pangkalan AS
Sementara itu, Iran dan Amerika Serikat dijadwalkan akan menggelar putaran baru negosiasi tidak langsung di Oman pada tanggal 15 Juni. Namun, situasi menjadi tegang setelah Menteri Pertahanan Iran, Mohammad Reza Ashtiani, pada 11 Juni memperingatkan:
“Jika negosiasi gagal dan terjadi konflik militer dengan AS, maka Iran tidak akan ragu menyerang pangkalan-pangkalan militer Amerika di kawasan Timur Tengah.”
Pernyataan tersebut muncul di tengah langkah AS yang secara resmi menyatakan bahwa karena situasi keamanan yang memburuk, pemerintah tengah mengevakuasi personel non-esensial dari kawasan tersebut.
Kesimpulan Sementara
Situasi antara Israel, Iran, dan Amerika Serikat kini berada di ambang eskalasi militer besar-besaran. Peringatan evakuasi dari pihak AS, pernyataan ancaman dari Iran, serta laporan bahwa Israel telah bersiap menyerang, memperlihatkan bahwa ketegangan di Timur Tengah kini semakin memuncak.
Putaran baru negosiasi di Oman akan menjadi titik krusial: apakah akan membawa de-eskalasi atau justru memicu konfrontasi langsung.(jhn/yn)