Chen Ting
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, drone mata-mata MQ-4C Triton Angkatan Laut AS pada musim panas ini akan bersaing dengan RQ-4 Angkatan Udara AS. Pesawat pengintai tak berawak itu akan dikerahkan ke Jepang untuk memperkuat kemampuan pengintaian dan pertahanan regional AS dan Jepang. Tujuannya, untuk menanggapi ancaman maritim yang semakin sering dari Komunis Tiongkok.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, drone canggih MQ-4C Triton yang semula ditempatkan di pangkalan Guam, akan tiba di Jepang pada paruh kedua Mei untuk memperkuat kegiatan “intelijen, pengawasan, dan pengintaian” kedua negara. Tujuannya untuk mengatasi “keamanan yang semakin parah di lingkungan sekitar Jepang. “”.
Jepang menyatakan, sejak tahun 2014, militer AS telah mengerahkan sementara drone RQ-4 di pangkalan Guam di Jepang. MQ-4C yang tiba di Guam pada Januari 2020 memiliki kemampuan yang mirip dengan RQ-4, tetapi dikhususkan untuk pengawasan maritim.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, pengerahan drone ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap pertahanan Jepang, dan mengingat aktivitas maritim negara-negara tetangga yang semakin aktif. Memperkuat kemampuan pengawasan maritim di sekitar Jepang, akan bermanfaat bagi keamanan Jepang.”
Baru-baru ini, Jepang berulang kali mengutuk penerapan “Hukum Polisi Maritim Tiongkok” oleh Komunis Tiongkok pada 1 Februari 2021. Dikarenakan tidak mematuhi hukum internasional.
Beberapa hari lalu, Jepang mengumumkan draf “Buku Putih Pertahanan” edisi 2021, yang juga mengutuk kapal Penjaga Pantai Tiongkok karena beroperasi di dekat Kepulauan Senkaku (disebut Kepulauan Diaoyu di Tiongkok, dan Diaoyutai Lieyu di Taiwan) dan berlayar ke perairan teritorial Jepang untuk menimbulkan ancaman.
Juru bicara Angkatan Udara Kelima Angkatan Udara AS, Kapten Andrea Valencia juga mengonfirmasi berita kemenhan Jepang tersebut. Ia merujuk bahwa selama musim topan, cuaca di wilayah Kanto yakni perairan di Jepang lebih baik. Sehingga drone RQ-4 akan dikirim dari Pangkalan Angkatan Udara Anderson di Guam ke Pangkalan Angkatan Udara Yokota di Jepang.
Jubir itu menekankan, langkah ini akan memastikan Amerika Serikat dan Jepang dapat bersama-sama melakukan operasi pengintaian berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan semakin menantang.
Menurut pabrikannya, Northrop Grumman, pesawat pengintai RQ-4 Global Hawk dapat terbang di ketinggian 60.000 kaki dengan radius deteksi lebih dari 340 mil.
Menurut media militer AS “Stars and Stripes”, rincian dari “Global Hawk” masih rahasia, tetapi pesawat pengintai “Global Hawk” yang terbang di dekat Zona Demiliterisasi Korea Utara, dapat mencapai perbatasan antara Tiongkok dan Korea Utara Sungai Yalu.
Grumman mengatakan, done mata-mata MQ-4C miliknya dapat mendeteksi, melacak, mengklasifikasikan, dan mengidentifikasi kapal di laut, serta dapat bertahan di udara selama lebih dari 24 jam. (hui)