oleh Lin Yan
Mantan pejabat Amerika Serikat memperingatkan bahwa tujuan pemerintah komunis Tiongkok mendorong pelaksanaan RMB digital (renminbi digital atau e-CNY) selain demi melemahkan kekuatan dolar Amerika Serikat, juga digandengkan dengan proyek mereka di Inisiatif One Belt One Road (OBOR) untuk memantau isi dompet warga di berbagai negara yang ikut berpartisipasi.
Media Amerika Serikat ‘Washington Examiner’ baru-baru ini melaporkan bahwa pejabat komunis Tiongkok dengan tujuan menyematkan kekuasaan rezim ke dalam kemampuan untuk memantau hingga membatasi kegiatan pribadi, bermimpi untuk menggabungkan visibilitas pengguna mata uang RMB digital dengan kontrol teknis.
Laporan itu menuliskan bahwa negara peserta RMB digital akan secara tidak langsung menjadi alat geo-ekonomi penting bagi rezim komunis Tiongkok yang memanfaatkan alat ini untuk menghindari bertransaksi langsung dengan jaringan bank atau lembaga keuangan yang tunduk pada undang-undang Amerika Serikat.
Selain itu, RMB digital juga memberi kesempatan kepada Beijing untuk lebih mengikat negara pesertanya.
Beijing mulai mempromosikan penggunaan RMB digital di saat hubungan komunis Tiongkok – Amerika Serikat sedang memburuk. Dalam masa jabatannya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meluncurkan serangkaian tantangan terhadap kebijakan ekonomi dan perdagangan komunis Tiongkok yang telah lama tidak seimbang.
Begitu pula Joe Biden, ia juga melanjutkan kebijakan Trump dalam menghadapi komunis Tiongkok. Pada Agustus 2019, pemerintahan Trump menetapkan komunis Tiongkok sebagai manipulator mata uang.
Washington Examiner yang mengutip informasi dari sumber terpercaya melaporkan bahwa sebelum Trump, mantan Presiden Obama juga merasa kecewa dengan para pejabat komunis Tiongkok.
Mantan Wakil Menteri Perdagangan Amerika Serikat: “Komunis Tiongkok memantau pengeluaran Anda”
Mengenai keamanan RMB digital, Nazak Nikakhtar, mantan Wakil Menteri Perdagangan Amerika Serikat yang juga pernah memimpin Kelompok Industri dan Analisis Administrasi Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan mengingatkan : “Tanpa menyembunyikan nama berarti Bank Sentral Tiongkok dan pemerintah pusat dapat memantau Anda, memantau bagaimana Anda membelanjakan dana Anda. Itu dapat diprogram”.
“Mereka (komunis Tiongkok) mencoba untuk menjadikan RMB digital sebagai pengganti (dolar),” kata Nazak Nikakhtar.
“Pada dasarnya, mereka ingin menciptakan sebuah pusat yang berdaya bagaikan magnet untuk menarik segalanya dari Amerika Serikat ke pusat tersebut,” tambahnya.
Para ahli percaya bahwa RMB digital adalah langkah terbaru yang ditempuh pemerintah komunis Tiongkok untuk mengancam dolar Amerika Serikat yang telah lama menjadi mata uang pilihan untuk bisnis global.
Para pakar komunis Tiongkok menolak untuk mengakui bahwa mereka berniat untuk menggunakannya sebagai alat pemantauan. Mantan Gubernur Bank Rakyat Tiongkok Zhou Xiaochuan mengatakan pada bulan Desember tahun lalu : “Jika Anda ingin menggunakannya, renminbi digital ini dapat digunakan untuk perdagangan dan investasi. Kami tidak memiliki ambisi untuk mengganti mata uang yang ada”.
Pada bulan April yang baru lalu, Takahide Kiuchi, kepala ekonom di Nomura Securities mengatakan kepada Kyodo News : “Jika internasionalisasi RMB digital terus berjalan, maka persaingan antara dolar Amerika Serikat dengan renminbi akan mengalami perubahan yang signifikan”.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa komunis Tiongkok telah memimpin di antara negara ekonomi besar dalam menciptakan RMB digital. Renminbi digital akan memungkinkan pemerintah komunis Tiongkok untuk melacak konsumsi pribadi pengguna secara real time.
Selain itu, ia dirancang sedemikian rupa sehingga berada di lalur sistem keuangan global yang didominasi oleh dolar Amerika Serikat untuk melemahkan dampak dari sanksi Amerika.
Komunis Tiongkok memanfaatkan OBOR untuk mempromosikan RMB digital
Dunia luar umumnya percaya bahwa komunis Tiongkok memanfaatkan OBOR, proyek investasi infrastruktur komunis Tiongkok di luar negeri yang dipandang oleh para pejabat Amerika Serikat sebagai program pinjaman “predator” bagi negara-negara berkembang ini untuk mengimplementasikan RMB digital yang diharapkan menjadi salah satu instrumen transaksi keuangan internasional.
Julia Friedlander dari Dewan Atlantik mengatakan : “Jika itu adalah pinjaman jangka panjang … dia (komunis Tiongkok) mengharapkan pelaku asing untuk membayarnya kembali dengan renminbi digital”.
“Ini sebagai upaya untuk menciptakan area ketergantungan. Misalnya OBOR telah menciptakan semacam diplomasi jebakan utang. (Sekarang) ini adalah diplomasi mata uang, hanya menggunakan cara pendekatan yang berbeda saja,” tambahnya.
Julia Friedlander adalah pejabat senior di Kantor Sanksi Departemen Keuangan dan bekerja di Komite Keamanan Nasional Gedung Putih selama pemerintahan Trump dari tahun 2017 hingga 2019.
RMB digital dapat dijadikan sebagai saluran suaka bagi kelompok teroris
Renminbi digital dapat dijadikan sebagai saluran suaka bagi kelompok teroris atau negara yang terkena sanksi Amerika Serikat.
Seorang pembantu Senat Republik yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum mengatakan kepada Washington Examiner : “Jika renminbi memiliki subdomain ini dan menjadi mata uang cadangan OBOR, sanksi Amerika Serikat terhadap entitas perbankan yang secara langsung melanggar perintah sanksi akan menjadi kurang mematikan”.
Namun dia juga menganggap dampak yang diakibatkan oleh RMB digital terhadap dolar Amerika Serikat itu tidak besar.
“Renminbi digital bukanlah ancaman langsung terhadap dolar Amerika Serikat. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara renminbi digital dan sistem perbankan komunis Tiongkok, sama seperti sebelumnya,” tambahnya.
Dia memperkirakan bahwa ini adalah langkah yang diambil oleh pemerintah komunis Tiongkok untuk memenuhi permintaan masyarakatnya akan mata uang digital alternatif dan mata uang terenkripsi sebelum mencoba untuk mengontrol sistem baru.
Beberapa analis setuju bahwa renminbi digital merupakan langkah dalam upaya membuat renminbi ‘go international’, hanya saja terdapat perbedaan yang mencolok dalam laporan media Tiongkok tentang bahaya dalam mengimplementasikannya.
Sebuah media Hongkong dalam pemberitaan tentang OBOR mengutip sebuah laporan penilaian baru-baru ini memberitakan bahwa kecuali Beijing berhasil menangani masalah korupsi dan keinginan untuk mengontrol, maka renminbi digital tidak akan menjadi ancaman serius bagi dolar Amerika Serikat.
Mantan pejabat : Amerika Serikat perlu segera membuat kerangka kerja untuk menyingkirkan RMB didital
Mantan Wakil Menteri Perdagangan Amerika Serikat Nazak Nikakhtar meragukan pernyataan yang meremehkan isu RMB digital ini. Dia mengatakan bahwa pernyataan itu meremehkan keinginan pemerintah dan perusahaan Barat untuk mengejar kepentingan jangka pendek.
Dia mengatakan bahwa pejabat federal perlu secepatnya meluncurkan dolar Amerika Serikat digital, dan bernegosiasi dengan lembaga multilateral untuk mengembangkan kerangka mata uang digital yang dapat menggeser perilaku predator komunis Tiongkok.
“Setidaknya membuat satu kerangka mata uang digital yang sesuai dengan prinsip internasional, sehingga tidak tertarik ke arah daya magnet yang diciptakan oleh komunis Tiongkok”, kata Nazak Nikakhtar.
“Pada saat yang sama, membantu negara lain meluncurkan mata uang digital mereka, dan melalui kerangka ini mewujudkan model yang dibutuhkan bersama,” tambahnya.
Pejabat The Fed masih yakin dengan dominasi dolar Amerika Serikat dan tidak tertarik untuk mengembangkan mata uang digital seperti komunis Tiongkok.
Jerome Powel, Ketua The Fed saat memberikan jawaban dalam sidang dengar pendapat Senat Amerika Serikat tentang pertanyaan apakah dapat mendigitalisasi mata uang dolar Amerika Serikat, ia mengatakan bahwa mempelajari masalah ini adalah “proyek dengan prioritas yang sangat tinggi”.
“Kita tidak perlu menjadi yang pertama (mengeluarkan mata uang digital), tetapi kita perlu melakukan sesuatu dengan baik,” katanya.
Sebelumnya Powell pernah mengatakan bahwa dolar Amerika Serikat adalah mata uang cadangan utama dunia dan tidak perlu terburu-buru menerbitkan mata uang digital.
Central Bank Digital Currency (CBDC) dolar Amerika Serikat atau mata uang digital bank sentral, akan memiliki potensi dampak yang sangat besar di sini dan di seluruh dunia”, kata Powell.
“Sebelum kami mengambil keputusan, kami pasti akan mempertimbangkan dengan hati-hati semua aspek yang terkait dan berinteraksi dengan masyarakat internasional, khususnya membuat kontak yang seluas mungkin dengan masyarakat di sini di Amerika Serikat,” pungkasnya. (sin)