Pria 26 Tahun Bersembunyi di Kompartemen Roda Pendaratan Pesawat Tertangkap di Bandara Miami

oleh Lin Nan

Seorang pria bersembunyi di kompartemen roda pendaratan pesawat penumpang American Airlines, pada Sabtu (27/11/2021). Pesawat itu sedang melayani penerbangan dari Guatemala ke Miami tertangkap di Bandara Internasional Miami oleh polisi Miami.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (U.S. Customs and Border Protection) CBP mengatakan dalam sebuah pernyataannya, bahwa yang bersangkutan berusaha menghindari pemeriksaan petugas dan menyembunyikan dirinya dalam kompartemen untuk roda pendaratan pesawat. CBP menambahkan bahwa pria tersebut saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk menerima layanan penilaian kesehatan darurat.

Nama serta kewarganegaraan dari pria berusia 26 tahun ini belum diumumkan.

Juru bicara American Airlines Alfredo Garduno mengatakan dalam sebuah email, bahwa pesawat American Airlines dengan nomor penerbangan 1182 mendarat di Miami pada Sabtu pukul 10:06 waktu setempat, karena masalah keamanan sehingga perlu pemeriksaan dari lembaga penegak hukum.

Pada saat itu, pesawat tersebut sudah terbang selama hampir tiga jam. Sebuah video yang diposting online menunjukkan seorang pria berjaket duduk di landasan dengan pendampingan 2 orang anggota staf yang mengenakan rompi bertuliskan American Airlines di bagian punggung. “Ya, dia selamat. Dia selamat”, kata salah satu staf sambil menelepon.

CBP menyatakan bahwa orang yang mencoba bersembunyi di ruang terbatas seperti kompartemen roda pendaratan pesawat (landing gear bays) itu sedang mengambil risiko ekstrem.

Washington Post memberitakan, Federal Aviation Administration telah mempelajari fenomena kasus penyelundupan lewat bersembunyi di kompartemen roda pesawat. Dijelaskan bahwa kompartemen itu tidak bertekanan saat pesawat berada pada ketinggian, dan bagian dari ruang pesawat yang tidak mendapatkan kontrol suhu itu dapat turun hingga minus 65 derajat Fahrenheit. ( Setara dengan minus 53 derajat Celcius). Orang yang berada dalam situasi itu dapat meninggal karena hipotermia, kekurangan oksigen, tertimpa peralatan atau terjatuh.

Kasus orang yang mampu bertahan hidup dengan perjalanan seperti ini sangat jarang terjadi. Bahkan jika mampu bertahan, karena perbedaan tekanan yang berlebihan antara tubuh dan dunia luar, menyebabkan kerusakan pada otak, jantung, paru-paru dan organ tubuh lainnya, atau gangguan pendengaran.

Ketika militer AS meninggalkan Afghanistan di musim panas tahun ini, beberapa orang yang berpegangan pada pesawat militer AS dan berusaha mati-matian melarikan diri dari Afghanistan menemui ajal akibat jatuh setelah pesawat lepas landas. Pejabat Amerika Serikat bahkan menemukan bagian dari tubuh manusia yang hancur dalam kompartemen akibat tergencet roda pesawat.

Pada tahun 2019, seorang pria jatuh dari kompartemen roda pendaratan pesawat Kenya Airways yang melayani penerbangan dari Nairobi ke London. Ia jatuh dan meninggal di selatan London.

Menurut laporan itu, mereka yang mengambil risiko ekstrem dengan mencoba untuk  menyembunyikan diri dalam kompartemen roda pesawat untuk pergi ke negara atau tempat lain, seringkali adalah para imigran gelap. Di Guatemala, krisis pangan yang parah menjadi pemicu warganya untuk bermigrasi dengan cara untung-untungan. (hui)