oleh Luo Tingting
Sebagaimana dilaporkan oleh media daratan Tiongkok ‘Jimu News’ pada 3 Desember, bahwa pria bermarga Hao (ia menyebut dirinya Xiao Hao) dari Kota Nantong, Provinsi Jiangsu yang dikirim untuk bekerja di Kota Johannesburg, Afrika Selatan pada April tahun ini. Mulai merasakan tidak enak badan pada November, hasil pemeriksaan dokter menyebutkan ia terinfeksi varian Omicron.
“Saya merasa sangat haus. Paru-paru saya terasa sangat kering. Saya bisa minum 3 liter air dalam dua jam. Itu pun rasa haus belum hilang. Saya sudah meminum begitu banyak air sebelum tidur tetapi tidak ke toilet sampai keesokan paginya. Saya tidak tahu ke mana airnya pergi ?” kata Xiao Hao.
Menurut Xiao Hao, setelah dia pergi ke Afrika Selatan, dia terinfeksi virus komunis Tiongkok (COVID-19) pada Juni. Lalu menjalani isoman di rumah, minum obat resep dokter, dan berangsur-angsur pulih. Namun di luar dugaan Xiao Hao kembali terinfeksi setelah beberapa bulan berlalu.
Pada 1 Desember, Xiao Hao mengumumkan kasus dirinya terinfeksi varian Omicron di Weibo. Dia mengatakan bahwa dalam video call yang dilakukan dengan istrinya, istrinya sudah menemukan adanya beberapa fenomena yang ganjil seperti tidak bersemangat, mengantuk dan terlihat ada gangguan kesehatan, kemudian mendesaknya untuk melakukan tes asam nukleat, dan hasilnya menunjukkan bahwa ia benar-benar terinfeksi.
Keterangan Foto : Xiao Hao, pria asal Provinsi Jiangsu yang terinfeksi varian Omicron di Afrika Selatan. (foto Weibo)
Xiao Hao mengatakan bahwa gejala dari infeksi kali ini adalah batuk kering, demam ringan, dan paru-paru terasa seperti terbakar.
Saat ini, dia menjalani isoman di kediamannya di apartemen, minum obat resep dokter. Ia berharap bisa segera pulih dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
Varian Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan ini sangat menular. Seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan Afrika Selatan mengatakan bahwa Omicron pada dasarnya menempati posisi dominan dalam kasus COVID-19 di Afrika Selatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kepada media pada 3 Desember bahwa data awal menunjukkan bahwa Omicron lebih menular daripada Delta. Hanya dalam beberapa hari, kasus Omicron telah terdeteksi di 38 negara, tetapi sejauh ini belum ada kematian akibat terinfeksi varian tersebut.
Saat ini, setidaknya ada 44 negara dan wilayah di seluruh dunia yang memberlakukan larangan perjalanan ke Afrika Selatan. Dan beberapa negara seperti Jepang, Israel, dan Maroko telah mengambil kebijakan berupa penutupan negara untuk sementara waktu. (sin)