Home Blog

33 Tahun Kemudian, Pembantaian di Lapangan Tiananmen Masih Penting bagi Dunia

Dorothy Li

Tanggal 3 Juni 1989, adalah malam berdarah bagi para pengunjuk rasa mahasiswa pro-demokrasi. Kala itu, tank-tank meluncur menuju ke Lapangan Tiananmen, Beijing untuk memusnahkan orang-orang dan apapun di jalanan. Gas air mata dan peluru tajam membanjiri alun-alun.

Para pengunjuk rasa yang panik menyandarkan tubuh-tubuh yang lemas ke sepeda, bus, dan ambulans untuk mengangkut mereka pergi. Ribuan pengunjuk rasa tak bersenjata diperkirakan tewas.

Pembunuhan massal tersebut mengejutkan dunia. Sebagai tanggapan, kala itu Presiden AS George H.W. Bush mengutuk pembantaian tersebut. Kemudian menangguhkan pengiriman senjata ke Tiongkok dan memberlakukan beberapa sanksi.

“Tapi mereka segera beralih,” kata Li Hengqing, mantan pemimpin mahasiswa 1989 yang sekarang tinggal di Washington. Li menunjukkan bahwa sebagian besar sanksi langsung dicabut dan hubungan ekonomi kembali dilanjutkan.

“Kebetulan saya percaya bahwa kontak komersial telah memimpin, pada esensinya adalah pencarian lebih banyak terhadap kebebasan ini,” kata Bush pada konferensi pers yang diadakan sehari setelah pembantaian Tiananmen. 

“Saya pikir karena orang memiliki insentif komersial, apakah itu di Tiongkok atau  sistem totaliter lainnya, langkah menuju demokrasi menjadi lebih tak terhindarkan,” katanya. 

Teori itu digambarkan  “sangat konyol,” kata Yuan Hongbing, seorang cendikiawan Tiongkok yang kemudian diskors dari tugasnya karena berpartisipasi dalam aksi protes Tiananmen. Ia mengatakan kebijakan keterlibatan Washington dengan Tiongkok menguntungkan PKT. Bahkan, membantu rezim komunis mengumpulkan kekuatan ekonomi selama tiga dekade. 

“[Respon] Barat menguatkan PKT,” kata Chen Weijian, seorang komentator Tiongkok yang meninggalkan daratan Tiongkok ke Selandia Baru dua tahun setelah tindakan keras Tiananmen.

Setelah 33 tahun, “pembangunan ekonomi tak mengarah ke Tiongkok yang bebas,” kata Chen, yang merupakan pendiri majalah pro-demokrasi Tiongkok dan diselidiki karena mendukung demonstrasi 1989. Sebaliknya, PKT berusaha menggunakan kekuatan ekonomi untuk “mengubah aturan komunitas internasional” dan mengekspor model kontrol penindasannya ke seluruh dunia.

Chen mengutip percakapan antara Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.

Selama pidato baru-baru ini di kelas kelulusan Akademi Angkatan Laut, Biden mengatakan bahwa Xi mengatakan kepadanya bahwa demokrasi akan jatuh dan “otokrasi akan menjalankan dunia.”

“Ketika dia menelepon saya untuk memberi selamat kepada saya pada malam pemilihan, dia mengatakan kepada saya apa yang dia katakan berkali-kali sebelumnya,” kata Biden pada 27 Mei, merujuk pada Xi. 

“Dia berkata, ‘Demokrasi tidak dapat dipertahankan di abad ke-21. Otokrasi akan menjalankan dunia. Mengapa? Hal-hal berubah begitu cepat. Demokrasi membutuhkan konsensus, dan itu membutuhkan waktu, dan Anda tidak punya waktu.’

“Dia salah,” kata Biden.

Disensor di Tiongkok

Hong Kong, sebagai tempat terakhir untuk memperingati para korban pembantaian 1989 di pulau yang dikuasai PKT, melarang peringatan massal sejak tiga tahun lalu, dengan alasan pandemi, di tengah pengekangan kebebasan Hong Kong yang lebih luas di tangan rezim komunis.

Para pemimpin kelompok di balik acara nyala lilin tahunan  ditahan setelah didakwa melakukan subversi di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan PKT. Mereka termasuk di antara lebih dari 150 orang yang  didakwa atau dihukum berdasarkan Undang-Undang kejam yang telah digunakan untuk menghapus perbedaan pendapat di pusat demokrasi yang pernah berkembang pesat.

Pada peringatan tahun ini, puluhan polisi berpatroli di Victoria Park, tempat acara penyalaan lilin tahunan  yang pernah digelar sebelumnya.

Di daratan Tiongkok, aksi protes Lapangan Tiananmen, sebuah gerakan dipimpin oleh pemuda yang mengadvokasi reformasi demokrasi, masih merupakan topik yang tabu. Sampai hari ini, rezim partai komunis Tiongkok tidak akan mengungkapkan jumlah atau nama mereka yang terbunuh akibat kekejamannya. 

Rezim mencoba untuk menghapus semua kenangan pembantaian berdarah dengan menghapus setiap penyebutan peristiwa dari internet negara. Lebih parah lagi, kerap menekan para kerabat korban untuk memastikan agar mereka tetap bungkam. Akibatnya, generasi muda Tionghoa tidak menyadari apa yang terjadi pada malam itu.

Meskipun rezim terus menekan kenangan pada hari itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat akan “terus berbicara dan mempromosikan akuntabilitas atas kekejaman rezim Tiongkok dan pelanggaran hak asasi manusianya termasuk yang terjadi di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.”

“Kepada rakyat Tiongkok dan mereka yang terus menentang ketidakadilan dan mencari kebebasan, kami tidak akan melupakan 4 Juni,” katanya dalam pernyataan 3 Juni.

Pandemi

Tahun ini, Lapangan Tiananmen dilockdown beberapa minggu sebelum 4 Juni, sebagai  langkah pencegahan pandemi di bawah kebijakan “nol-COVID” rezim. 

Pendekatan kejam, yang dimaksudkan untuk menghilangkan setiap kasus infeksi dalam komunitas dengan memberlakukan lockdown dan karantina wajib, menyebabkan terjadinya kekurangan makanan dan penundaan perawatan medis bagi jutaan orang yang dilockdown di seluruh Tiongkok. 

“[PKT] ingin mengendalikan virus melalui pendekatan yang tidak menghormati hak asasi manusia, yang sama seperti yang dilakukan pada 4 Juni,” kata Chen.

Bagi Chen, kasus Li Wenliang, seorang dokter yang termasuk orang pertama memperingatkan tentang wabah COVID-19 awal di Wuhan, adalah alarm bagi dunia tentang bagaimana penindasan PKT dapat mempengaruhi mereka. Dokter tersebut ditegur oleh polisi pada Januari 2020 ketika pihak berwenang meremehkan tingkat keparahan wabah. Li kemudian meninggal dunia karena virus.

Chen mengatakan pandemi saat ini akan berbeda jika rezim tidak menyensor whistleblower dan pihak lain yang mencoba membunyikan alarm. “Akhirnya dunia mulai memahami PKT sekarang.”

Luo Ya dan Eva Fu berkontribusi pada laporan ini.

Pria Tiongkok Menderita Luka Bakar 90% Akibat Ledakan Baterai, Lukanya Makin Parah Setelah Teman Sekamarnya Kabur dan Menutup Pintu

EtIndonesia. Kehidupan menjanjikan seorang pria berusia 22 tahun di Tiongkok terpaksa terhenti setelah baterai sepeda listrik teman sekamarnya meledak dan menyebabkan luka bakar parah.

Lebih parah lagi, teman sekamarnya kabur saat insiden itu terjadi, menutup pintu di belakangnya, memperparah keadaan Du Junhao yang berbahaya.

Du adalah mahasiswa tahun ketiga di Wuhan City College, di Provinsi Hubei, Tiongkok bagian tengah, saat kecelakaan dahsyat itu terjadi musim panas lalu.

Dia berharap dapat membuka bisnis pemasangan furnitur sendiri setelah lulus.

Namun harapannya pupus setelah teman sekolahnya Li Jiajun, yang menyewa flat bersamanya musim panas lalu untuk bekerja paruh waktu.

Li menyewa sepeda listrik seharga 300 yuan (sekitar Rp 660 ribu) sebulan untuk bekerja sebagai pengemudi pengiriman makanan. Dia bersikeras mengisi daya baterainya di rumah meskipun Du sudah berkali-kali mengatakan kepadanya bahwa itu berbahaya.

Suatu hari, pukul 6 pagi, baterainya terbakar dan mengeluarkan gas beracun. Li, yang tidur lebih dekat dengan pintu utama flat, berlari keluar tepat waktu.

Rekaman kamera pengawas dari lorong menunjukkan dia berlari ke arah alat pemadam kebakaran, sebelum kembali untuk menutup pintu dengan Du masih di dalam.

Du mengatakan bahwa perilaku Li menyebabkan pintu terkunci secara otomatis, dan baterainya terbakar saat dia mencoba membukanya. Dia terkunci di balik pintu selama setengah menit.

Du menderita luka bakar hingga 90 persen di sekujur tubuhnya dan kerusakan pada saluran pernapasannya. Dia berada dalam kondisi kritis selama beberapa waktu.

Dua jari di tangan kirinya harus diamputasi akibat luka-lukanya.

Du tetap diam sampai ulang tahunnya yang ke-22 pada bulan April. Dia mengatakan dia tidak akan pernah memaafkan Li.

“Orangtua saya harus meminjam uang di mana-mana untuk menyelamatkan saya, dan mereka menderita karena harus mendonorkan kulit mereka kepada saya,” kata Du.

Dia telah menjalani 12 operasi cangkok kulit dalam 10 bulan terakhir. Ayahnya telah menjalani lima kali operasi untuk mengganti kulitnya.

Keluarga Du telah menghabiskan 2,8 juta yuan (sekitar Rp 6,3 miliar) untuk pengobatannya, ditambah biaya harian lainnya.

Mereka telah menerima sumbangan sebesar total 2,6 juta yuan dari komunitas daring, tetapi Du senior mengatakan mereka tidak dapat terus meminta uang.

Keluarga tersebut telah menggugat Li ke pengadilan, tetapi tidak membuahkan hasil.

Keluarga Li hanya memberi ganti rugi kepada Du sebesar 10.000 yuan (sekitar Rp 22 juta), dengan alasan bahwa mereka terlalu miskin untuk memberi lebih.

Li ditahan atas kejahatan kelalaian yang menyebabkan cedera serius. Menurut hukum Tiongkok, pelanggaran ini dapat dijatuhi hukuman maksimal tiga tahun penjara.

Du mengatakan bahwa dia sempat berpikir untuk menyerah pada hidupnya, tetapi berubah pikiran setelah melihat pengorbanan orangtuanya.

“Hidup saya bukan hanya milik saya,” katanya.

Du sedang menjalani perawatan di pusat perbaikan bekas luka Tiongkok. Dia baru-baru ini mulai memelihara anjing peliharaan untuk menghibur dirinya.

Dia berharap kulitnya bisa pulih secepat mungkin dan bermimpi untuk menggunakan laptopnya lagi. Dia juga berharap bisa mengambil foto kelulusan di kampusnya musim semi ini.

Keinginan orangtuanya lebih sederhana.

“Selama dia bisa hidup, kami akan menjaganya,” kata Du senior.(yn)

Sumber: scmp

Sopir Bus di Korea Selatan Menyelamatkan Nyawa Pelajar Tiongkok yang Pingsan

EtIndonesia. Seorang sopir bus di Korea Selatan membawa seorang pelajar Tiongkok yang pingsan ke rumah sakit dan membayar tagihan medisnya karena dia mengingatkannya pada kedua putrinya.

Tindakan penyelamatan nyawa sang sopir telah menggerakkan orang-orang di kedua negara.

Baru-baru ini dilaporkan oleh media Korea Selatan bahwa seorang sopir bus di Kota Yongin, di Wilayah Metropolitan Seoul, menyelamatkan seorang pelajar internasional Tiongkok yang pingsan di dalam busnya.

Lee Si-young, 54 tahun, segera menghentikan kendaraannya dan pergi untuk memeriksa pelajar yang tidak dikenal itu.

Lee mengatakan wanita muda itu menjadi pucat dan berkeringat dingin. Dia juga menyadari bahwa wanita yang pingsan itu adalah orang asing karena dia tidak bisa berbahasa Korea. Tak lama kemudian penumpang itu pingsan.

Sopir itu meminta izin dari penumpang lain dan langsung mengemudikan bus ke rumah sakit terdekat yang memiliki klinik perawatan darurat.

Lee tiba di rumah sakit hanya dalam waktu tiga menit.

Tanpa ragu, dia menggendong wanita muda itu, yang 10 cm lebih tinggi darinya, di punggungnya, dan membawanya sampai ke lantai empat rumah sakit.

Wanita muda itu sadar kembali dan pulih dua jam setelah perawatan.

Dokter mengatakan dia pingsan karena tekanan darah rendah akibat tidak makan apa pun selama berhari-hari.

Seorang dokter di rumah sakit mengatakan kondisinya kritis dan dia bisa saja meninggal tanpa tindakan pengemudi itu.

Lee bahkan membayar tagihan rumah sakit mahasiswi itu.

Dia kemudian mengatakan bahwa mahasiswi itu mengingatkannya pada kedua putrinya yang masih kuliah, jadi dia menggendongnya “tanpa ragu sedetik pun, seolah-olah saya adalah ibunya”.

“Anak-anak perempuan saya mungkin tiba-tiba pingsan dan pingsan seperti ini suatu hari nanti,” tambahnya.

Pada malam yang sama setelah kejadian itu, Lee menerima pesan ucapan terima kasih dari mahasiswi itu, yang melaporkan bahwa dia telah pulih.

Mahasiswi itu juga mengungkapkan kehangatan yang dia rasakan “bertemu dengan orang baik seperti Anda di negara asing”.

Beberapa hari kemudian, Lee juga menerima spanduk merah dari keluarga siswa tersebut.

Di spanduk tersebut, mereka menulis dalam bahasa Mandarin dan Korea: “Terima kasih telah menyelamatkan hidup saya di saat kritis.”

Spanduk merah merupakan bentuk umum untuk mengungkapkan rasa terima kasih publik di Tiongkok.

Lee mengatakan bahwa dia meneteskan air mata bahagia saat menerima hadiah tersebut, menyadari bahwa dia telah menyelamatkan “siswa yang sangat berharga”.

Dilaporkan bahwa teman-teman sekolah wanita muda tersebut di Universitas Dankook setempat, yang berada di dalam bus pada saat kejadian, juga membantu penyelamatan tersebut.

“Sungguh pengemudi bus yang cantik dan baik hati,” kata seorang pengamat daring di Tiongkok.

“Cinta dan kebaikan tidak mengenal batas. Saya mendoakan yang terbaik bagi pengemudi bus ini,” kata yang lain.

“Melihat wanita membantu wanita seperti ini selalu menyentuh hati saya begitu dalam,” kata seorang warga Korea Selatan daring. (yn)

Sumber: scmp

Wanita Diduga Tertular Virus Herpes karena Mendekatkan Mikrofon Karaoke ke Mulutnya

EtIndonesia. Seorang wanita dari Zhejiang, Tiongkok, mengklaim bahwa dia tertular virus herpes karena mendekatkan mikrofon ke mulutnya di ruang karaoke.

Wanita yang tidak disebutkan namanya itu mengunggah ceritanya ke Douyin (TikTok versi Tiongkok) tentang bagaimana dia terinfeksi virus HSV-1, yang biasanya menyebabkan luka dingin di sekitar mulut, delapan tahun lalu.

Pada tahun 2017, dia mengunjungi ruang karaoke di Zhejiang dan sedikit terbawa suasana selama penampilannya, karena dia mendekatkan mikrofon ke mulutnya lebih dekat dari yang seharusnya. Beberapa saat kemudian, muncul lepuh kecil bernanah di sekitar mulutnya, tetapi meskipun terasa sakit dan gatal, dia tidak terlalu memedulikannya, dan lepuh itu akhirnya hilang.

Namun lepuh itu muncul kembali dalam hitungan hari, dan kali ini, wanita itu mencari pertolongan medis dan mengetahui bahwa dia entah bagaimana telah tertular virus herpes HSV-1.

“Saya harus menanggung virus ini seumur hidup; tidak ada obat yang tersedia untuk mengobatinya,” keluh wanita itu. “Hanya ada obat untuk meredakan rasa sakit, tetapi gejalanya kambuh.”

Wanita itu mengatakan bahwa dia yakin telah terinfeksi virus HSV-1 dari mikrofon karaoke, seraya menambahkan bahwa dia tidak pernah mengalami lepuh herpes sebelumnya. Dia telah berjuang melawan herpes selama delapan tahun terakhir, dan luka dingin mulai muncul di pipinya tahun ini.

Klip wanita itu menjadi viral di media sosial Tiongkok, tetapi dokter kulit belum mengonfirmasi bahwa ceritanya benar, dan seseorang benar-benar dapat terinfeksi HSV-1 dengan menyentuh mikrofon yang terkontaminasi dengan bibirnya.(yn)

Sumber: odditycentral

Mikroplastik Terkait dengan 3 Penyakit Kronis, dan Kini Telah Terdeteksi dalam Permen Karet

EtIndonesia. Bukan bermaksud menakut-nakuti Anda, tetapi permen karet Anda mungkin mengandung plastik.

Sebuah studi baru menemukan bahwa mengunyah sepotong permen karet melepaskan ratusan — jika tidak ribuan — mikroplastik ke dalam air liur Anda, yang kemungkinan besar akan tertelan.

Itu pukulan telak, terutama karena semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa partikel-partikel kecil ini dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan kita, bahkan berpotensi meningkatkan risiko tiga penyakit kronis yang berbahaya.

Mikroplastik — pecahan plastik kecil yang ukurannya berkisar antara 1 nanometer hingga 5 milimeter — dilepaskan saat potongan plastik yang lebih besar terurai seiring waktu.

Penelitian telah menunjukkan bahwa manusia menelan sejumlah besar plastik setiap minggu melalui air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan udara yang kita hirup.

Bintik-bintik berbahaya ini telah terdeteksi di seluruh tubuh, termasuk di paru-paru, hati, ginjal, jantung, darah, testis, dan ASI. Satu studi bahkan menemukan bahwa otak rata-rata mengandung sesendok penuh mikroplastik.

Sesuatu untuk dikunyah

Penelitian baru yang dipimpin oleh para peneliti dari University of California, Los Angeles, bertujuan untuk mengungkap cara lain partikel berbahaya ini masuk ke dalam tubuh kita: melalui permen karet.

Permen karet terbuat dari tiga bahan utama: bahan dasar karet, pemanis, dan perasa. Permen karet alami menggunakan bahan dasar tanaman seperti permen karet atau getah pohon sebagai bahan dasar, sedangkan permen karet sintetis menggunakan karet berbasis minyak bumi.

“Hipotesis awal kami adalah permen karet sintetis mengandung lebih banyak mikroplastik karena bahan dasarnya adalah sejenis plastik,” kata Lisa Lowe, seorang mahasiswa Ph.D. di UCLA.

Untuk mengetahuinya, Lowe mengunyah tujuh potong dari masing-masing lima merek permen karet sintetis dan lima merek permen karet alami. Para peneliti kemudian mengukur jumlah mikroplastik dalam setiap sampel air liurnya.

Hasilnya mengejutkan: Rata-rata 100 mikroplastik dilepaskan per gram permen karet, dengan beberapa potong permen karet melepaskan hingga 600 mikroplastik.

Mengingat permen karet pada umumnya berbobot antara 2 dan 6 gram, para peneliti mengatakan permen karet yang lebih besar dapat melepaskan hingga 3.000 partikel plastik.

“Anehnya, permen karet sintetis dan alami memiliki jumlah mikroplastik yang sama saat kita mengunyahnya,” kata Lowe.

Tim peneliti memperkirakan bahwa jika rata-rata orang mengunyah antara 160 dan 180 batang permen karet kecil per tahun, mereka dapat menelan sekitar 30.000 mikroplastik setiap tahunnya.

“Tujuan kami bukanlah untuk membuat siapa pun khawatir,” kata Sanjay Mohanty, peneliti utama proyek dan seorang profesor teknik di UCLA. “Ilmuwan tidak tahu apakah mikroplastik tidak aman bagi kita atau tidak.”

Ancaman yang tak terlihat

Meskipun belum ada uji coba pada manusia yang dapat memastikannya, studi hewan dan penelitian dengan sel manusia menunjukkan bahwa mikroplastik dapat membahayakan tubuh kita, berpotensi merusak sel, memicu peradangan, mengganggu fungsi organ, dan mengubah respons imun.

Penelitian baru juga menunjukkan adanya hubungan yang meresahkan: Paparan mikroplastik yang lebih tinggi dikaitkan dengan prevalensi hipertensi, diabetes, dan stroke yang lebih tinggi.

Sebuah studi yang akan dipresentasikan minggu depan meneliti potensi hubungan antara tingkat mikroplastik dalam air dan masalah kesehatan di masyarakat pesisir dan tepi danau AS antara tahun 2015 dan 2019.

“Ketika kami memasukkan 154 fitur sosial ekonomi dan lingkungan yang berbeda dalam analisis kami, kami tidak menduga mikroplastik akan berada di peringkat 10 teratas untuk memprediksi prevalensi penyakit tidak menular kronis,” kata Sai Rahul Ponnana, seorang ilmuwan data penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Case Western Reserve di Ohio dan penulis utama studi tersebut.

Khususnya, kanker tidak secara konsisten dikaitkan dengan polusi mikroplastik, sebuah perubahan mengejutkan yang bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan paparan dapat dikaitkan dengan kanker paru-paru, hati, payudara, dan prostat.

Para peneliti menekankan bahwa meskipun ada hubungan antara mikroplastik dan tekanan darah tinggi, diabetes, dan stroke, hal itu tidak membuktikan sebab-akibat.

Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah mikroplastik secara langsung menyebabkan masalah kesehatan ini atau hanya terjadi bersamaan dengan faktor lingkungan atau gaya hidup lain yang berkontribusi terhadap penyakit.

Cara melindungi diri sendiri

Dalam penelitian permen karet UCLA, sebagian besar mikroplastik dilepaskan dalam dua menit pertama setelah mengunyah. Jadi, jika Anda ingin mengurangi potensi paparan mikroplastik dari permen karet, Lowe menyarankan untuk mengunyah satu potong permen karet dalam waktu yang lebih lama daripada mengunyah yang baru.

Mohanty juga menghimbau orang untuk “berhati-hati” saat mereka selesai mengunyah.

“Plastik yang dilepaskan ke dalam air liur adalah sebagian kecil dari plastik yang ada di permen karet,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa permen karet yang dibuang sembarangan menciptakan lapisan polusi lainnya.

Ponnana menyuarakan sentimen ini.

“Lingkungan memainkan peran yang sangat penting dalam kesehatan kita,” katanya. “Oleh karena itu, menjaga lingkungan berarti menjaga diri kita sendiri.”

Meskipun menghindari mikroplastik secara menyeluruh mungkin hampir mustahil, para ahli mengatakan ada langkah-langkah lain yang dapat Anda ambil untuk membatasi paparan Anda.

Mulailah dengan membuang botol air plastik Anda, merebus dan menyaring air keran, menghindari talenan plastik dan tidak pernah memanaskan wadah makanan plastik dalam microwave. Jika Anda seorang peminum teh, para ahli menyarankan untuk memilih teh dalam kantong kertas atau daun teh daripada dalam kantong plastik.(yn)

Sumber: nypost

Trump: Jika Perang Berlanjut 3 Tahun Lagi, Ukraina Bisa Hilang


EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 24 April menyatakan bahwa saat ini pemerintah AS sedang “memberikan tekanan besar” kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk mencapai kesepakatan damai. Trump juga mengungkapkan bahwa kedua belah pihak, baik Rusia maupun Ukraina, sebenarnya menginginkan perdamaian, dan bahwa Putin sudah membuat sejumlah konsesi penting dalam perundingan.

Saat bertemu Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre di Gedung Putih, Trump menjawab pertanyaan wartawan terkait apakah Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayah kepada Rusia demi menghentikan perang. Trump menjawab, hal itu “tergantung pada wilayah mana.”

Menurut laporan, Rusia saat ini menuntut agar Amerika Serikat secara resmi mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia, sebagai imbalan atas kesediaannya untuk mencabut klaimnya terhadap lima wilayah lain di Ukraina. Namun, Ukraina sejauh ini menganggap tuntutan tersebut tidak dapat diterima.

Trump menegaskan bahwa Rusia telah merebut Krimea selama masa pemerintahan Presiden Obama.

Trump mengatakan: “Bisakah kalian mengambilnya kembali? Saya rasa itu akan sangat sulit.”

Dia menambahkan: “Namun kami akan berusaha sebaik mungkin. Ukraina sudah kehilangan banyak wilayah. Dan faktanya, Rusia sudah membuat konsesi besar dalam perundingan ini, yakni mereka tidak berusaha menguasai seluruh Ukraina.”

Trump sekali lagi menegaskan keyakinannya bahwa seandainya dia masih menjadi presiden, perang Ukraina tidak akan pernah pecah. 

Dia menggambarkan perang ini sebagai sebuah pembantaian di mana ribuan nyawa sia-sia melayang setiap minggu.

“Jika saya menjabat, perang ini tidak akan terjadi,” tegasnya.

Trump juga menegaskan keyakinannya bahwa Rusia serius menginginkan perdamaian: “Saya pikir kita bisa menyelesaikan ini dengan cepat. Saya berharap demikian. Meskipun ada dendam mendalam di antara mereka, kedua pihak ingin mencapai perdamaian.”

Pada 23 April, Trump mengkritik Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan menyatakan bahwa Zelenskyy mungkin membuat pencapaian perdamaian dengan Rusia menjadi lebih sulit. Ini menyusul pernyataan Zelenskyy pada 22 April bahwa Ukraina tidak akan pernah mengakui pencaplokan Krimea oleh Rusia — sebuah sikap yang menurut Trump sudah “tidak relevan,” karena “Ukraina telah kehilangan Krimea bertahun-tahun lalu.”

Trump Mengecam Zelenskyy: “Memperpanjang Perang dan Membahayakan Ukraina”

Pada Kamis pagi (25/4), setelah Rusia melancarkan serangan mematikan baru ke Ukraina, Trump menunjukkan ketidakpuasan dan meminta Putin untuk “menghentikan” serangan tersebut. 

Namun, ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Rusia jika serangan tidak berhenti, Trump menolak mengungkapkan langkah lebih lanjut, hanya mengatakan: “Saya ingin melihat apakah kita bisa mencapai kesepakatan. Saat ini tidak ada alasan untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi percayalah, akan ada sesuatu yang terjadi.”

Pada hari Rabu, utusan khusus Trump untuk urusan Ukraina mengadakan pertemuan di London dengan pejabat Eropa dan Ukraina guna mendorong upaya perdamaian. Menurut pejabat AS, pertemuan tersebut cukup produktif, meski masih ada perbedaan besar mengenai kerangka dan jadwal penyelesaian konflik yang diajukan oleh AS.

Pejabat Eropa menyatakan bahwa dalam pertemuan di London, Ukraina telah berhasil diyakinkan untuk lebih mendekati posisi yang diinginkan AS, meski tetap ada kekhawatiran bahwa Ukraina mungkin tidak mampu memenuhi harapan tinggi dari Trump.

Menurut pejabat itu, Ukraina bersikeras bahwa gencatan senjata harus diberlakukan terlebih dahulu sebelum melakukan negosiasi yang menyakitkan mengenai pengorbanan wilayah. Sebaliknya, Trump tampaknya meninggalkan opsi gencatan senjata, dan lebih fokus langsung pada tercapainya perjanjian damai final.

Wakil Presiden AS,  JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio baru-baru ini memperingatkan bahwa jika tidak ada kemajuan nyata, AS mungkin menghentikan upaya perdamaian dalam hitungan hari.

Trump: “Jika Perang Berlanjut 3 Tahun Lagi, Ukraina Akan Hilang”

Trump di media sosial pada 23 April mengkritik keras keputusan Zelensky yang menolak menyerahkan Krimea sebagai bagian dari rencana perdamaian potensial, dengan mengatakan bahwa keputusan itu hanya akan memperpanjang perang dan mengancam kelangsungan hidup Ukraina.

Pada 22 April, Zelenskyy dalam konferensi pers menyatakan bahwa dalam kesepakatan damai apa pun, Ukraina tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayahnya kepada Rusia:
 

“Itu tanah kita, tanah rakyat Ukraina,” tegas Zelenskyy.

Trump menilai, sikap Zelenskyy tersebut sangat provokatif dan hanya akan menghambat penyelesaian perang.

Trump menambahkan bahwa Ukraina sudah dalam kondisi sangat berbahaya, dan bahwa pilihannya sekarang adalah damai atau berperang tiga tahun lagi hingga kehilangan seluruh negara.

“Saya tidak punya hubungan dengan Rusia,” kata Trump. “Tetapi saya punya hubungan yang kuat dengan upaya menyelamatkan sekitar 5.000 tentara Rusia dan Ukraina yang sia-sia meninggal setiap minggu.”

Trump mengkritik Zelenskyy dengan menyebutnya sebagai “orang tanpa kartu yang bisa dimainkan,” dan menyarankan agar Zelenskyy seharusnya mendukung tercapainya kesepakatan damai.

Sementara itu, Wakil Presiden JD Vance pada 23 April juga memperingatkan: “Kami telah mengajukan tawaran yang sangat jelas kepada Rusia dan Ukraina. Kini saatnya mereka menyetujui atau AS akan menarik diri dari upaya ini.”

Menurut Vance, tawaran tersebut mencakup:

  • Pembekuan garis perbatasan mendekati kondisi saat ini.
  • Kedua belah pihak harus melepaskan beberapa wilayah yang saat ini mereka kuasai. (jhn/yn)

Sebuah Seruan Damai di Tiongkok 26 Tahun Lalu Masih Menggema Hingga Sekarang

Sebuah parade dan aksi berjaga diadakan di New York untuk memperingati peristiwa tahun 1999 yang dikenal sebagai seruan 25 April, ketika sekitar 10.000 orang berkumpul di Beijing.

EtIndonesia. Legacy dari aksi damai yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berlangsung beberapa dekade lalu di Tiongkok, baru-baru ini diperingati di New York dalam bentuk parade dan aksi nyala lilin. 

Beberapa peserta dalam kedua acara tersebut adalah bagian dari para pemrotes di Tiongkok pada masa itu, yang memperjuangkan hak mereka untuk menjalankan keyakinan mereka secara bebas. 

Pada  25 April 1999—tepat 26 tahun yang lalu pada hari ini—sekitar 10.000 praktisi Falun Gong berkumpul di ibu kota Tiongkok, Beijing, dalam salah satu protes terbesar dalam sejarah Tiongkok modern. Peristiwa yang dikenal sebagai seruan 25 April ini terjadi kurang dari tiga bulan sebelum Partai Komunis Tiongkok (PKT) meluncurkan kampanye brutal untuk memberantas kelompok tersebut—sebuah penganiayaan yang terus berlanjut tanpa henti hingga hari ini. 

Praktisi Falun Gong berkumpul di sekitar Zhongnanhai dengan diam dan damai memohon kebebasan berkeyakinan pada 25 April 1999. (Courtesy of Minghui.org)
Praktisi Falun Gong berkumpul di sekitar Zhongnanhai, markas besar Partai Komunis Tiongkok, di Beijing pada 25 April 1999. (Courtesy of Minghui.org)
Petugas polisi berdiri di depan praktisi Falun Gong dekat Zhongnanhai, markas besar Partai Komunis Tiongkok, di Beijing pada 25 April 1999. (Courtesy of Minghui.org)
Polisi memblokir sisi utara Jalan Fuyou dekat Zhongnanhai, markas besar Partai Komunis Tiongkok, di Beijing pada tanggal 25 April 1999. (Courtesy of Minghui.org)
Ribuan praktisi Falun Gong berbaris di jalan di luar Zhongnanhai, markas besar Partai Komunis Tiongkok, dalam petisi damai di Beijing pada 25 April 1999. (Goh Chai Hin/AFP via Getty Images)

Wang Bingzeng, seorang ahli kaligrafi dan mantan dosen di Universitas Teknologi Hebei Tiongkok, termasuk di antara ribuan praktisi Falun Gong yang ikut serta dalam parade di lingkungan Flushing pada tanggal 19 April, memperingati ulang tahun ke-26 seruan 25 April.

Wang mengatakan bahwa ia mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995 dan tak lama setelah itu penyakit yang menyerang otot dan tulang belakangnya hilang. Mengenai keputusannya untuk pergi ke Beijing untuk seruan tersebut, ia mengatakan bahwa ia mendengar tentang penangkapan 45 rekan praktisinya di kota metropolitan Tianjin pada tanggal 23 dan 24 April 1999. 

Setelah perjalanan kereta lebih dari satu jam, Wang mengatakan bahwa ia tiba di Beijing sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat pada tanggal 25 April. Ia kemudian menuju Kantor Surat dan Petisi, yang terletak di dekat Zhongnanhai, kompleks bagi para pemimpin tertinggi PKT. “Saya pergi ke sana pagi-pagi, dan belum banyak orang. 

Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)

Kemudian, semakin banyak orang yang datang. Kami semua berdiri di sana, dengan sangat tenang, tanpa meneriakkan slogan atau memegang spanduk,” kata Wang, sambil menekankan bahwa “semuanya berjalan tertib.” 

“Kemudian, sekitar pukul 21.00, saya mendengar bahwa beberapa perwakilan Falun Gong telah berbicara dengan [Perdana Menteri Tiongkok saat itu] Zhu Rongji, dan beberapa tuntutan kami telah dipenuhi. Orang-orang mulai pergi ketika mereka mendengar tentang hal ini,” kata Wang. “Sedangkan saya langsung pergi ke stasiun kereta terdekat dan pulang.”

Pada hari Sabtu, 19 April 2025, untuk memperingati 26 tahun aksi damai 10.000 praktisi Falun Gong di Beijing pada tahun 1999, para praktisi Falun Gong dari berbagai etnis Tionghoa dan Barat di wilayah New York Raya mengadakan pawai di Flushing, komunitas Tionghoa di New York. (Dai Bing/Epoch Times)

Pihak berwenang Tianjin membebaskan 45 praktisi Falun Gong pada  25 April 1999 malam, yang menurut Pusat Informasi Falun Dafa yang berbasis di New York merupakan keputusan yang diatur oleh pihak berwenang Tiongkok, mengingat beberapa praktisi Falun Gong yang pergi untuk mengajukan banding “dihadang oleh polisi di rumah mereka karena berpartisipasi kegiatan tersebut. 

Seruan 25 April sangat signifikan karena menjadi alasan bagi rezim Tiongkok untuk meluncurkan penganiayaannya pada akhir tahun itu. Media pemerintah Tiongkok telah memutarbalikkan fakta tentang protes damai tersebut dan berulang kali menerbitkan propaganda tentang peristiwa tersebut, sering kali menyebutnya sebagai “pengepungan” terhadap kepemimpinan PKT, menurut Pusat Informasi Falun Dafa. 

Mengenai kesempatan untuk ikut serta dalam parade tersebut, Wang berkata dengan air mata di matanya bahwa ia merasa gembira dan emosional. 

“Saya ingin mengatakan ini dari hati saya, melenyapkan PKT sesegera mungkin, sehingga rakyat Tiongkok dapat memperoleh kembali kebebasan mereka,” katanya.

Falun Gong 

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang menampilkan latihan meditasi dan ajaran berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, kasih sayang, dan toleransi.

Latihan ini menjadi sangat populer di Tiongkok pada akhir tahun 1990-an, dengan perkiraan resmi menyebutkan jumlah praktisi lebih dari 70 juta pada saat itu. Karena khawatir bahwa popularitas latihan ini dapat mengancam kekuasaannya, PKT meluncurkan penganiayaan pada tanggal 20 Juli 1999. 

Sejak saat itu, jutaan orang telah ditahan, dengan ratusan ribu disiksa selama dipenjara dan jumlah yang tak terhitung tewas, menurut Pusat Informasi Falun Dafa. Beberapa menjadi korban praktik pengambilan organ paksa yang disetujui negara di Tiongkok.

Zhang Guiying, seorang dokter medis, juga ikut serta dalam parade tersebut. Berbicara pada sebuah rapat umum setelah parade, Zhang mengatakan bahwa ia berada di Universitas Normal Tianjin dan menjadi saksi mata penangkapan massal di Tianjin pada April 1999. Ia mengatakan bahwa petugas polisi melakukan penangkapan dengan kasar—seorang wanita tua berusia 60-an didorong dan dipukuli dengan keras, seorang gadis muda mulai menangis setelah dipukuli, dan seorang pemuda yang datang untuk membela gadis itu terluka setelah dibenturkan ke dinding. Zhang juga pergi ke Beijing pada 25 April 1999. 

Seruan itu damai dan tertib dari awal hingga akhir, katanya, mencatat bahwa tidak ada praktisi Falun Gong di sana yang membuat keributan atau menyebabkan gangguan. 

Samuel Ortiz, presiden sebuah asosiasi kepemimpinan untuk warga Puerto Rico yang berbasis di Queens, termasuk di antara mereka yang datang untuk menyaksikan parade tersebut. Ia mengatakan bahwa ia telah mendengar tentang tiga prinsip Falun Gong. 

“Saya pikir kasih sayang adalah inti dari segalanya,” kata Ortiz. 

Ortiz mengatakan bahwa ia juga telah mendengar tentang pengambilan organ paksa oleh rezim Tiongkok, menyebut praktik semacam itu jahat dan mengejutkan. 

“Setiap kekuatan Langit dan Bumi harus dikumpulkan untuk membawa orang-orang itu ke pengadilan,” katanya. “Ini adalah hal yang mengerikan. Lebih dari abad pertengahan.” 

“Saya pikir kita perlu menyoroti keadilan. Dan saya pikir salah satu tujuan dalam perjalanan kita adalah untuk menyatukan orang. Cari tahu apa yang harus kita lakukan bersama untuk mengangkat harkat kemanusiaan.”

Aksi Nyala Lilin

Sekitar 500 praktisi Falun Gong mengadakan aksi nyala lilin untuk memperingati seruan 25 April di depan Konsulat Tiongkok di New York pada 19 April malam. Di antara mereka adalah Wen Ying, yang berhasil melarikan diri dari Tiongkok bersama suaminya, Liu Jianping, dan putra mereka enam bulan sebelumnya. Wen, yang berasal dari Provinsi Heilongjiang di Tiongkok utara, mengatakan bahwa ia mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1994.

Para praktisi Falun Gong menghadiri aksi berjaga di depan Konsulat Tiongkok di New York pada 19 April 2025. Larry Dye/The Epoch Times

 Sejak dimulainya penganiayaan, Wen mengatakan bahwa ia telah ditangkap lima kali, dan ia menyelesaikan hukuman tujuh tahun penjaranya pada tahun 2023. Sekarang tinggal di Amerika Serikat, Wen mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk menjalankan keyakinannya secara terbuka dalam masyarakat yang menjunjung tinggi kebebasan. 

Gao Hongmei datang ke aksi nyala lilin yang menyerukan kepada rezim Tiongkok untuk membebaskan ibunya, seorang praktisi Falun Gong bernama Hu Yulan, yang berusia 70-an. Gao mengatakan ibunya dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada tahun 2020. 

“Ada banyak praktisi Falun Gong, termasuk mereka yang seusia ibu saya, yang masih di penjara,” kata Gao. “Sekarang kami berharap PKT akan segera mengakhiri penganiayaan dan membebaskan semua praktisi Falun Gong.”

Sumber : Theepochtimes.com

Di bawah Tekanan Tarif yang Berat, Penutupan Perdagangan Luar Negeri Tiongkok Dapat Berubah Menjadi Gelombang Pengangguran

0

EtIndonesia. Baru-baru ini, sebuah artikel yang ditulis oleh Chen Shuting, pembawa acara ekonomi dari stasiun TV Shenzhen, menyebar luas di media sosial WeChat. Dalam artikelnya, ia memperingatkan bahwa jika tarif tinggi terus berlanjut, gelombang penghentian produksi hari ini bisa berubah menjadi gelombang pengangguran di hari esok. 

Mulai  Juni, Tiongkok dikhawatirkan akan menghadapi gelombang besar kebangkrutan dan penutupan perusahaan. Provinsi-provinsi pesisir penghasil ekspor di Tiongkok daratan pun telah menunjukkan tanda-tanda meluasnya penghentian produksi.

 “Mungkin masih ada orang yang belum menyadari dampaknya. Tapi sebenarnya, baik itu yang terlibat dalam perdagangan luar negeri maupun kami yang bukan pabrik ekspor, semuanya sangat terdampak,” ujar seorang pengusaha di Tiongkok.

Media Tiongkok melaporkan bahwa akibat keputusan Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk melawan Amerika Serikat dalam perang tarif, hampir semua perusahaan dagang dan manufaktur yang mengekspor ke AS di wilayah Delta Sungai Yangtze dan Delta Sungai Mutiara telah menghentikan operasi. 

Bahkan perusahaan besar seperti Guangdong Sailing Trading Group, yang menjual mesin es krim ke AS, sudah menghentikan produksi dan gudangnya kini penuh dengan barang tak terjual.

Di Canton Fair tahun ini, banyak eksportir menyatakan bahwa orderan dari Amerika Serikat ditunda atau dibatalkan. Seorang produsen alat medis di Shenzhen mengaku bahwa 60–70% pesanan dari AS telah menghilang, dan sangat sulit untuk menemukan pasar pengganti dalam waktu singkat.


“Perdagangan dengan Amerika, khususnya di Amerika Utara, tampaknya akan menurun tajam. Ini akan berdampak besar pada ekspor dan ekonomi Tiongkok. Saya percaya tren ini akan terus berlanjut,” ujar Xie Tian, profesor di School of Business Aiken, University of South Carolina.

Pada 18 April, artikel berjudul “Industri Manufaktur Ekspor Butuh Penyelamatan Darurat” yang ditulis oleh Chen Shuting dari Shenzhen TV menjadi viral. Dalam tulisannya, ia memperingatkan bahwa jika tarif tinggi ini dipertahankan, penghentian produksi saat ini akan berubah menjadi pengangguran massal, dan mulai Juni, kemungkinan besar akan terjadi gelombang besar kebangkrutan dan penutupan usaha di Tiongkok.

 “Saya sungguh terkejut dengan dampak tarif AS terhadap perusahaan-perusahaan dalam negeri kita. Saya datang ke Shunde untuk membeli sofa dari teman dekat saya, dan ternyata pabriknya yang luasnya puluhan ribu meter persegi sekarang hanya ada dua atau tiga petugas gudang. Saya tanya kenapa, dan katanya sudah lama tutup. Biaya operasional harian saja lebih dari 100 ribu yuan, jadi mereka terpaksa meliburkan semua karyawan,” ujar seorang pedagang di Tiongkok .

Pada 15 April, Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, menyatakan bahwa pemerintah akan lebih gencar mendorong konsumsi domestik dan memperluas permintaan dalam negeri. Namun, analis menilai langkah ini justru bisa menciptakan lingkaran setan yang merugikan.

 “Kalau mereka tidak dapat pesanan luar negeri, mereka akan beralih ke pasar dalam negeri. Tapi saat mereka masuk ke pasar dalam negeri, mereka akan bersaing ketat dengan para pelaku lokal yang sudah ada. Akhirnya semua terlibat dalam persaingan harga dan pada akhirnya semua bisa hancur bersama,” kata seorang pengusaha Tiongkok. 

Laporan oleh wartawan NTDTV, Kai Xin

Konsumen Tiongkok Berbondong-bondong Membeli Emas Batangan Hingga Pedagang Kehabisan Stok 

0

Baru-baru ini, harga emas internasional mengalami fluktuasi yang tajam. Untuk menghindari risiko, para pedagang di pasar perhiasan Jin Zhan, Shuibei, Shenzhen menaikkan uang jaminan, namun tetap saja banyak konsumen yang memborong batangan emas sebagai langkah perlindungan.

EtIndonesia. Pada 22 April 2025, harga emas spot menembus level tinggi 3.500 dolar AS per ons, lalu mengalami koreksi teknikal. Pada 24 April, harga emas spot tercatat 3.333,90 dolar AS per ons; dan pada 25 April, harga tercatat 3.315,30 dollar AS per ons.

Menurut laporan China Business News, dalam dua hari terakhir, harga emas sangat bergejolak. Pada 23 April, harga emas spot domestik Tiongkok turun sebanyak 50 yuan (RMB) per gram dalam sehari. Di pasar perhiasan Jin Zhan di Shuibei, Shenzhen, untuk menghindari risiko, banyak pedagang menaikkan jumlah uang jaminan untuk pembelian batangan emas sebagai investasi.

Ye Zuogeng, seorang pedagang di Jin Zhan Jewelry Plaza Shenzhen, menjelaskan bahwa naik turunnya harga emas dapat menyebabkan pembatalan transaksi: “Misalnya, seseorang yang sudah membayar uang muka 20.000 yuan untuk membeli emas seharga 830 yuan/gram sebanyak 1 kg. Tapi pada  23 April harga emas turun di bawah 800 yuan/gram, yang berarti ia rugi 30.000 yuan. Kalau ia membatalkan pembelian, ia hanya akan kehilangan uang muka, dan sisanya harus ditanggung pedagang. Sekarang, untuk membeli 1 kg emas di Shuibei, uang jaminan yang diminta adalah 50.000 yuan.”

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa selain karena fluktuasi harga emas yang ekstrem, kelangkaan pasokan batangan emas juga menjadi penyebab utama. Di salah satu toko grosir batangan emas investasi di Shuibei, sebagian besar batangan emas di etalase sudah habis terjual.

“Di ruang pamer banyak orang mengantri. Saya sendiri mengantri dua jam hanya untuk mendapatkan sedikit stok ini,” kata pedagang emas, Mr Zhu.

Pedagang lain, Mr Xiao, mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini sulit mendapatkan bahan emas, bahkan jika sudah memesan sebelumnya. “Harus pesan dua hari sebelumnya, dan baru hari ini saya dapatkan barangnya. Sebenarnya kami biasanya menjual perhiasan, tapi sekarang konsumen merasa batangan emas lebih bernilai, jadi banyak yang memilih membeli batangan.”

Pada 24 April, harga perhiasan emas dari berbagai merek di Tiongkok juga mulai turun. Hingga pukul 11 siang, harga emas murni merek Chow Sang Sang turun menjadi 1.031 yuan/gram, turun 49 yuan dari harga 1.080 yuan/gram pada 22 April. Merek lain seperti Chow Tai Fook, Saturday Fook, dan Luk Fook juga menurunkan harga menjadi 1.038 yuan/gram, turun sekitar 44 yuan dari 1.082 yuan/gram sebelumnya.

Menurut laporan Red Star News, hingga pukul 20.00 malam pada 23 April, harga emas di pasar Shuibei Shenzhen turun dari 837 yuan menjadi 796 yuan per gram, penurunan lebih dari 40 yuan. Seorang pedagang menyebutkan bahwa setelah harga turun, toko yang sehari sebelumnya sepi mulai dipadati pembeli. Batangan emas dengan berat besar pun kehabisan stok, dan harus dipesan terlebih dahulu. Saat ini batangan emas adalah barang yang paling banyak terjual, bahkan pabrik harus kerja lembur untuk memenuhi permintaan.

Banyak pedagang di pasar Shuibei mengatakan bahwa saat ini tidak tersedia stok batangan emas, dan perlu waktu 1–7 hari untuk pemesanan. Untuk mengantisipasi risiko fluktuasi harga, beberapa pedagang menaikkan uang jaminan menjadi 20% hingga 30% dari total harga pembelian.

Pedagang lain mengingatkan bahwa fluktuasi harga emas membuat sebagian orang mulai ragu: “Tapi jika tidak terlalu butuh uang, sebaiknya jangan buru-buru menjual emas milik sendiri.”

Saat ini, pasar emas internasional dipengaruhi oleh banyak faktor, dan harga emas terus berfluktuasi di level tinggi. Para ahli memperingatkan bahwa meskipun emas adalah aset lindung nilai, investor perlu berhati-hati dan jangan gegabah mengikuti tren beli atau jual secara emosional. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Ratusan Makam Tanpa Penghuni: Ditemukan Harta Karun yang Tersimpan Ribuan Tahun


EtIndonesia. Di hamparan padang rumput yang tenang di kawasan Auvergne-Rhône-Alpes, Prancis, para arkeolog membuka lembaran baru dari warisan sejarah yang sunyi namun sangat berarti. Di tempat ini, tersembunyi sebuah pemakaman luas berisi lebih dari seratus makam — namun anehnya, tidak ditemukan satu pun jasad manusia di dalamnya. Yang tersisa hanyalah perhiasan dan senjata, bisu namun berbicara tentang kekuasaan, kepercayaan, dan hierarki sosial di masa lampau.

Penggalian ini dipimpin oleh Institut Nasional Penelitian Arkeologi Preventif (INRAP) Prancis, berlokasi di situs arkeologi bernama Clercières-les-Neufs. Situs ini memiliki luas sekitar 650 meter persegi, dengan makam-makam yang tertata sepanjang poros utara-selatan, dikelilingi oleh parit berbentuk persegi — seakan membentuk sebuah “kota roh” yang tertata, namun tanpa kehadiran penduduknya.

Para ilmuwan menduga bahwa kuatnya tingkat keasaman tanah di wilayah ini menyebabkan tulang-belulang manusia hancur total seiring waktu, hingga tak tersisa sedikit pun fragmen tulang. Namun secara ajaib, berbagai artefak logam dan perhiasan yang dikuburkan bersama mereka tetap terjaga dengan sangat baik. Seolah-olah artefak ini sengaja ditinggalkan sebagai tanda ingatan, menunggu untuk ditemukan, menjadikan makam-makam ini semacam “harta karun tanpa tuan” yang nyata namun juga ilusi.

Berdasarkan artefak yang ditemukan, para ahli menyimpulkan bahwa tempat ini adalah lokasi pemakaman bagi orang-orang berpangkat tinggi. Gelang-gelang dari perunggu — mulai dari desain spiral sederhana hingga pola konsentris dan motif mata yang rumit — menunjukkan simbol status dan kesadaran budaya masyarakat saat itu. Setiap artefak berbicara melintasi zaman, menyampaikan pesan kepada generasi modern.

Di antara semua temuan, perhatian khusus diberikan pada satu area pemakaman kremasi. Di sana, para arkeolog menemukan berbagai barang persembahan upacara dan sebuah wadah kecil berhias pola berlubang dan lukisan warna-warni. Namun, yang paling menggetarkan hati para peneliti bukanlah artefak ini.

Yang paling mencolok adalah ditemukannya dua pedang besi yang masih terbungkus dalam sarungnya:

  • Pedang pertama, ditemukan di makam nomor 990, memiliki desain sederhana dan diduga dirancang untuk dibawa dekat dengan tubuh. Pada bagian atas sarung pedang terdapat pola sepasang mata, dan jejak serat tekstil yang teroksidasi masih menempel di logamnya.
  • Pedang kedua dianggap luar biasa. Pegangan dan pelindung pedangnya terbuat dari paduan perunggu, dihiasi batu permata. Sarung pedangnya dipenuhi ornamen spiral dan motif mata. Melalui analisis sinar-X, ditemukan pula simbol lingkaran dan bulan sabit di ujung pedangnya. Kedua senjata ini berasal dari abad ke-4 sebelum Masehi.

Tim peneliti mencatat bahwa situs ini menunjukkan banyak kesamaan dengan situs-situs Zaman Besi di wilayah Champagne, Cekungan Paris, dan Burgundy. Hal ini mencerminkan keterkaitan budaya dan tatanan sosial di wilayah Galia kuno. Penemuan ini bukan sekadar penggalian lapisan tanah, tetapi juga pengangkatan memori kolektif sebuah komunitas yang terlupakan dalam lorong waktu.

Meskipun jasad-jasad yang dahulu bersemayam di sana telah lama lenyap, cerita mereka tetap hidup — disampaikan melalui artefak-artefak kuno yang mampu menembus perjalanan ribuan tahun, hingga akhirnya tiba di mata dunia masa kini.(jhn/yn)

Serangan Teror di Kashmir: Tembakan di Perbatasan oleh Pakistan Sebagai Aksi Protes, India Membalas

Wilayah Kashmir yang dikuasai India mengalami serangan teror pada 22 April lalu yang menewaskan sedikitnya 26 orang. Intelijen menunjukkan bahwa pelaku adalah kelompok teroris asal Pakistan. India menuduh Pakistan mendukung serangan lintas batas ini, yang semakin memperburuk hubungan kedua negara. Selain aksi balas diplomatik, militer Pakistan pada 24 April malam melepaskan tembakan di sepanjang Garis Kontrol Aktual sebagai bentuk protes, dan India membalasnya.

EtIndonesia. Menurut laporan dari Hindustan Times yang dikutip oleh kantor berita CNA, Kepala Staf Angkatan Darat India, Upendra Dwivedi, pada  25 April mengunjungi Srinagar dan Udhampur yang tengah memanas. Namun, pada malam sebelumnya, militer Pakistan melepaskan tembakan di wilayah Jammu dan Kashmir yang berada di sepanjang Garis Kontrol Aktual.

Sumber militer India mengatakan kepada NDTV bahwa pasukan Pakistan menembakkan senjata ringan di beberapa titik di sepanjang garis perbatasan. Pasukan keamanan India membalas tembakan tersebut secara “efektif”, dan dilaporkan tidak ada korban jiwa.

Menurut India Today, setelah menerima informasi intelijen tentang tempat persembunyian kelompok teroris Pakistan, pasukan keamanan India pada 25 April melakukan penggerebekan dan terjadi baku tembak dengan para teroris. Satu orang teroris Pakistan dilaporkan terluka, dan dua anggota pasukan keamanan India juga mengalami luka-luka.

Serangan teror terjadi pada 22 April sore di Pahalgam—sebuah destinasi wisata yang dikenal sebagai “Swiss kecil” di wilayah Kashmir India. Kelompok “The Resistance Front” yang merupakan afiliasi dari Lashkar-e-Taiba (LeT), salah satu organisasi teroris Islam terbesar dan paling aktif di Asia Selatan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pada 23 April, otoritas keamanan India merilis foto dan sketsa dari tiga tersangka pelaku, dan menyebut mereka sebagai warga negara Pakistan.

Polisi India menyatakan bahwa dari tiga pelaku bersenjata yang masih buron, dua telah dikonfirmasi sebagai warga negara Pakistan. Pada 25 April, tentara India menghancurkan rumah keluarga dari dua tersangka tersebut.

Modi Bersumpah Akan Mengejar Pelaku Sampai ke Ujung Dunia, Sharif Menanggapi dengan Langkah Setara

Serangan ini menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai puluhan lainnya, menjadikannya salah satu insiden paling mematikan di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. India menuduh Pakistan mendukung terorisme lintas batas dan merusak hubungan bilateral. Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Narendra Modi mempercepat kepulangannya dari kunjungan ke Arab Saudi untuk memimpin rapat Komite Keamanan Kabinet (CCS).

Dalam rapat tersebut, India memutuskan sejumlah tindakan, termasuk:

  • Menangguhkan pelaksanaan Perjanjian Air Sungai Indus yang selama ini menjadi dasar kerja sama pengelolaan air antara India dan Pakistan,
  • Menutup pos pemeriksaan gabungan di perbatasan Attari,
  • Memerintahkan warga Pakistan yang masuk dengan Visa Pembebasan SAARC untuk meninggalkan India dalam 48 jam.

Dalam pernyataan publik pertamanya sejak serangan, Modi berkata:  “Saya ingin memberi tahu dunia bahwa India pasti akan memburu, menangkap, dan menghukum setiap teroris serta pendukung mereka. Meskipun mereka lari ke ujung dunia, kami tidak akan membiarkan mereka lolos.”

Sebagai balasan atas langkah India, Pakistan mengumumkan:

  • Pembatalan visa bagi warga India,
  • Penutupan perbatasan,
  • Penutupan wilayah udara bagi maskapai penerbangan milik atau dioperasikan India,
  • Penghentian hubungan dagang bilateral.

Pakistan juga memperingatkan bahwa segala upaya untuk menghalangi aliran Sungai Indus akan dianggap sebagai “tindakan perang.”

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, secara langka mengadakan rapat Dewan Keamanan Nasional bersama pimpinan militer, termasuk Panglima Militer Asim Munir.

Dalam pernyataan seusai rapat disebutkan:  “Segala bentuk ancaman terhadap kedaulatan Pakistan dan keamanan rakyatnya akan direspons secara tegas dan setara di semua bidang.”

Pernyataan itu juga menegaskan:  “Mengaitkan serangan di Pahalgam dengan Pakistan tanpa adanya investigasi yang sah dan bukti yang bisa diverifikasi adalah gegabah, tidak rasional, dan bertentangan dengan logika.”

India saat ini masih memburu para pelaku teror tersebut, dan menawarkan hadiah sebesar 2 juta rupee (sekitar 23.000 dolar AS) bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi terpercaya untuk menangkap para pelaku. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Kapal Perang AS Lewati Selat Taiwan, Strategi Laut Trump Semakin Terperinci

Kapal perusak Angkatan Laut AS USS William P. Lawrence baru-baru ini melintasi Selat Taiwan. Ini merupakan kali kedua dalam masa jabatan kedua Trump mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan. Namun, baik militer AS maupun Taiwan tidak mengeluarkan pernyataan resmi dalam tiga hari terakhir. Meski begitu, publik menemukan bahwa saat melintasi selat, kapal Lawrence mengaktifkan sistem identifikasi sepanjang perjalanan. Para ahli menjelaskan bahwa hal ini memiliki makna khusus.

EtIndonesia. Kapal perusak AS USS William P. Lawrence melintasi Selat Taiwan pada 23 April 2025. Komando Indo-Pasifik menyatakan bahwa kapal Lawrence melaksanakan komitmen AS untuk mempertahankan kebebasan navigasi bagi semua negara. Ini merupakan kapal perang kedua yang secara terbuka melintasi Selat Taiwan selama masa jabatan kedua Trump.

 “Dari kapal perang AS yang melintasi Selat Taiwan ini, terlihat bahwa Selat Taiwan adalah perairan internasional. Selain itu, tindakan politik dan militer dari AS dan sekutunya memberikan sinyal yang lebih jelas untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Meskipun Taiwan mendapatkan dukungan potensial, hal yang lebih penting adalah memperkuat kemampuan pertahanannya sendiri. Dengan demikian, Taiwan bisa ‘menolong diri sendiri agar orang lain juga menolong’, sehingga memberikan efek pertahanan terbaik,” ujar Direktur Institut Strategi Pertahanan dan Sumber Daya, Institut Pertahanan Nasional Taiwan, Su Tzu-yun. 

Publik juga menemukan bahwa kapal Lawrence mengaktifkan sistem identifikasi otomatis (AIS) pada 22 April sore, dan melintasi Selat Taiwan dari utara ke selatan. Sistem tersebut baru dimatikan setelah kapal mencapai perairan lepas pantai Kaohsiung pada 23 April malam.

Su Tzu-yun menambahkan:  “Biasanya kapal perang tidak mengaktifkan AIS demi kerahasiaan, kecuali saat masuk atau keluar pelabuhan, atau ketika berada di jalur laut internasional yang sibuk. Jadi kali ini, kemungkinan besar ini adalah cara teknis untuk menekankan fakta objektif bahwa Selat Taiwan adalah perairan internasional.”

Selain itu, satu pesawat nirawak pengintai MQ-4C milik militer AS juga terlihat berpatroli di wilayah barat daya Taiwan selama seluruh proses. Dengan tindakan nyata ini, militer AS menegaskan bahwa Selat Taiwan adalah perairan internasional, bukan laut teritorial milik PKT. Hal ini membuat strategi laut Trump menjadi semakin jelas.

Laporan gabungan oleh Lin Jiawei dan Li Yihong dari NTD Asia Pasifik.

Tekan Hamas Agar Bebaskan Sandera, Militer Israel Umumkan Perintah Evakuasi dan Perluas Skala Serangan

Untuk menekan kelompok  Hamas, agar segera membebaskan sandera yang tersisa, Israel pada Kamis (24 April) meningkatkan operasi militernya di Jalur Gaza. Sebelumnya, militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk wilayah Gaza Utara.

EtIndonesia. Menurut laporan AFP, Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Eyal Zamir, saat menginspeksi pasukan Israel di Gaza pada 24 April, menyatakan bahwa jika Hamas tidak segera membebaskan sandera yang tersisa, Israel akan memperluas serangan di Gaza.

“Jika dalam waktu dekat tidak ada kemajuan dalam isu pemulangan para sandera, kami akan memperluas operasi, melakukan tindakan yang lebih besar dan signifikan,” ujarnya. 

Pada saat yang sama, militer Israel kembali mengeluarkan perintah evakuasi untuk Gaza Utara.

Tim penyelamat dan tenaga medis di Gaza menyatakan bahwa serangan udara Israel hari ini telah menewaskan sedikitnya 55 orang.

Kelompok Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang sebagai sandera. Menanggapi hal itu, Israel meluncurkan operasi militer terhadap wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.

Setelah berbagai upaya mediasi, gencatan senjata antara Israel dan Hamas sempat mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Namun setelah kegagalan memperpanjang kesepakatan tersebut, Israel kembali melanjutkan operasi militernya di Gaza pada 18 Maret.

Pejabat Israel menyatakan bahwa operasi militer akan terus berlangsung hingga 59 sandera yang tersisa dibebaskan, dan wilayah Gaza telah didemiliterisasi. Namun, Hamas menolak untuk menyerah dan menyatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan sandera jika ada kesepakatan untuk mengakhiri perang. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Putin Temui Utusan Trump Lagi, Wali Kota Kyiv: Ukraina Mungkin Harus Relakan Wilayah Demi Perdamaian

EtIndonesia. Saat perundingan damai antara Rusia dan Ukraina memasuki fase baru, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengusulkan sebuah kerangka perdamaian yang diduga mencakup pengakuan resmi atas Krimea sebagai bagian dari Rusia. Merespons hal ini, Vitali Klitschko, Wali Kota Kyiv, mengungkapkan dalam wawancara dengan BBC bahwa Ukraina mungkin tidak memiliki pilihan selain menyerahkan sebagian wilayah untuk mencapai kesepakatan damai.

Usai Serangan Mematikan di Kyiv, Klitschko: Ukraina Mungkin Harus Melepas Wilayah demi Perdamaian

Dalam wawancara dengan program “Today” di BBC Radio 4 pada 24 April, Klitschko — yang bertanggung jawab atas ibu kota Ukraina — menyebut Kyiv sebagai “jantung” dari negara yang dilanda perang ini.

Dia mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mungkin terpaksa memilih “solusi yang menyakitkan” untuk menghentikan perang.

“Salah satu skenario adalah… melepaskan wilayah. Ini tidak adil, tapi demi perdamaian — bahkan jika hanya untuk sementara — mungkin itu bisa menjadi solusinya,” ujar Klitschko.

Ini merupakan pertama kalinya seorang pejabat senior Ukraina secara terbuka menyatakan kemungkinan menyerahkan wilayah, setelah Zelenskyy selama ini secara konsisten menolak opsi tersebut. Meski demikian, Klitschko menegaskan bahwa rakyat Ukraina “tidak akan pernah menerima pendudukan Rusia”.

Terkait perdebatan panas antara Zelenskyy dan Trump di Gedung Putih pada bulan Februari, Klitschko mengomentari bahwa dalam membahas isu-isu penting, sebaiknya para pemimpin tinggi tidak berdebat di depan kamera.

Saat ini, Zelenskyy masih menolak mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia — sikap yang membuat Trump menuduh Zelenskyy menghambat proses perdamaian, seraya menekankan bahwa Ukraina sebenarnya telah “kehilangan Krimea bertahun-tahun lalu.”

Hubungan politik Klitschko dan Zelenskyy memang dikenal penuh ketegangan, dengan Klitschko beberapa kali menuduh Zelenskyy dan timnya berupaya melemahkan otoritasnya. Saat ditanya apakah Zelenskyy pernah membahas secara rinci skenario perdamaian dengannya, Klitschko menjawab lugas: “Tidak,” dan menambahkan bahwa Zelenskyy mengurus hal-hal tersebut sendiri.

Meski demikian, mantan juara tinju dunia berusia 53 tahun ini tetap menegaskan: “Rakyat Ukraina tidak akan pernah menerima pendudukan Rusia.”

Putin Akan Bertemu Lagi dengan Utusan Trump

Utusan khusus Gedung Putih, Steve Witkoff, dijadwalkan kembali bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin hari Jumat (25/4), untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.

Mengutip berbagai laporan media asing, Steve Witkoff akan kembali bertemu Putin untuk membahas parameter utama kesepakatan damai. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov pada 24 April juga menyatakan bahwa Kremlin siap mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait Ukraina.

Pertemuan ini berlangsung setelah serangan rudal dan drone Rusia ke Kyiv pada dini hari 24 April yang menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 80 lainnya — salah satu serangan paling mematikan di ibu kota Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak invasi Rusia pada 2022, Moskow kini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina.

Trump: “Tidak Menguasai Seluruh Ukraina” adalah Konsesi Besar dari Putin

Pada pagi hari 24 April, Presiden Trump mengungkapkan ketidakpuasan atas serangan Rusia ke Kyiv, bahkan sempat menyerukan kepada Putin untuk menghentikan serangan melalui unggahan di Truth Social dengan pesan: “Vladimir, STOP!”

Namun, saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih setelah bertemu dengan Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre, Trump memberikan komentar mengejutkan. 

Ketika ditanya apa yang ditawarkan Rusia dalam negosiasi damai, Trump menjawab:
“Menghentikan perang.”

Trump kemudian menambahkan:  “Tidak menguasai seluruh negara (Ukraina) — itu adalah konsesi yang cukup besar.”

Dalam wawancara di Ruang Oval, saat CNN menanyakan perihal pesannya di Truth Social, Trump memperingatkan bahwa jika Rusia tidak menghentikan serangan, “sesuatu akan terjadi.”

Selama beberapa pekan terakhir, pemerintahan Trump aktif mendorong proses perundingan damai, meski Trump sendiri mengaku semakin tidak sabar dengan lambatnya kemajuan.

Trump menegaskan bahwa ia masih percaya Putin serius ingin mencapai kesepakatan damai, dan menyatakan bahwa Moskow telah menunjukkan “konsesi besar” dengan tidak mencoba menguasai seluruh Ukraina.

Menurut informasi dari seorang pejabat yang mengetahui negosiasi tersebut, kerangka perdamaian yang diajukan Amerika di Paris pekan lalu mencakup syarat di mana AS secara de facto mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia.

Pada 23 April, Trump secara terbuka mengecam Zelenskyy, menuduhnya menghalangi proses perdamaian.

Kini, perhatian dunia tertuju pada pertemuan penting antara Steve Witkoff dan Vladimir Putin yang dijadwalkan berlangsung pada Jum’at, 25 April. (jhn/yn)

Bloomberg: Hubungan Dekat dengan Tiongkok, TP-Link Diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS atas Dugaan “Antitrust”

EtIndonesia. Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, melaporkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat tengah melakukan penyelidikan pidana antitrust terhadap TP-Link Systems, produsen router yang memiliki hubungan dengan Tiongkok.

Saat ini, TP-Link memegang posisi dominan di pasar Amerika Serikat. Departemen Kehakiman AS fokus menyelidiki strategi penetapan harga perusahaan tersebut, sekaligus menilai apakah lonjakan cepat pangsa pasar TP-Link di AS menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional. Penyelidikan ini sebenarnya sudah dimulai pada akhir masa jabatan pemerintahan Biden, dan kini terus berlanjut di bawah pemerintahan Presiden Trump.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pejabat Amerika semakin waspada terhadap risiko yang mungkin ditimbulkan oleh perusahaan teknologi yang berhubungan dengan negara-negara musuh seperti Tiongkok dan Rusia, terutama perusahaan yang memiliki operasi bisnis dalam skala besar di AS. Selain penyelidikan yang dipimpin oleh Departemen Kehakiman, Bloomberg sebelumnya juga melaporkan bahwa Departemen Perdagangan AS sedang menyelidiki apakah hubungan TP-Link dengan Tiongkok menimbulkan risiko keamanan nasional yang tidak dapat diterima.

Sumber Bloomberg menyebutkan bahwa Divisi Antitrust Departemen Kehakiman sedang menyelidiki apakah TP-Link menggunakan strategi “predatory pricing”—yakni menjual produk dengan harga di bawah biaya produksi untuk memperluas pangsa pasar, lalu menaikkan harga setelah para pesaingnya melemah atau keluar dari pasar.

Selain itu, pejabat Departemen Kehakiman juga tengah meninjau struktur organisasi TP-Link.

Menanggapi kabar ini, TP-Link menyatakan bahwa mereka sejauh ini belum menerima pemberitahuan resmi terkait adanya penyelidikan dari Departemen Kehakiman. Namun, perusahaan menegaskan akan bekerja sama sepenuhnya apabila diberitahu. TP-Link juga membantah tuduhan melakukan penjualan di bawah harga pokok produksi, dan menegaskan bahwa “perusahaan selalu mematuhi prinsip transparansi bisnis, dan berkomitmen menyediakan harga yang adil kepada para pelanggan.”

Bloomberg juga melaporkan bahwa pada tahun lalu TP-Link telah menyelesaikan proses pemisahan menjadi dua entitas independen: satu perusahaan berkantor pusat di Irvine, California (Amerika Serikat), dan satu lagi berkantor pusat di Shenzhen (Tiongkok). Saat ini, yang menjadi fokus penyelidikan Departemen Kehakiman dan Departemen Perdagangan AS adalah perusahaan yang berbasis di Amerika, meskipun perusahaan tersebut tetap memiliki aktivitas bisnis yang besar di Tiongkok.

Menurut data dari IDC, sebelum pemisahan tersebut, TP-Link adalah pemasok perangkat Wi-Fi rumah tangga terbesar di dunia. Produk-produknya dijual secara luas melalui jaringan ritel seperti Amazon dan Best Buy, dan digunakan secara luas di rumah-rumah serta usaha kecil dan menengah di seluruh Amerika Serikat.(jhn/yn)