Home Blog Page 12

Ketika Warga Sipil Rafah Mengevakuasi Diri, Hamas Menyatakan Kesediaan untuk Menerima Perjanjian Gencatan Senjata

Pada Senin (6 Mei), Israel mendesak warga sipil di sebelah timur Rafah sekitar 100.000 orang untuk mengungsi, kemudian melancarkan serangan udara terbatas ke daerah tersebut. Pada hari yang sama, Hamas menyatakan kesediaannya untuk menerima perjanjian gencatan senjata, namun Israel mengatakan perjanjian tersebut belum memenuhi persyaratan Israel

oleh Yi Jing – NTD

Pada Senin, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendesak 100.000 warga sipil Palestina di timur kota Rafah untuk sementara waktu mengungsi ke daerah bantuan kemanusiaan terdekat.

“Kami menyampaikan informasi (evakuasi) kepada warga Gaza melalui selebaran, pesan teks, panggilan telepon dan siaran media dalam bahasa Arab,” ujar juru bicara pemerintah Israel David Mencer.

Rahmah Naser, warga yang mengungsi dari Rafah mengatakan ia pergi hanya dengan membawa baju ganti, tidak membawa yang lain”.

Beberapa jam setelah perintah evakuasi dikeluarkan, tentara Israel melancarkan serangan udara terbatas ke daerah Rafah timur. Militer Israel mengatakan bahwa serangan  menargetkan lokasi penembakan mortir Hamas.

Namun, tentara Israel belum mengkonfirmasi apakah evakuasi warga sipil di Rafah ini terkait dengan serangan darat yang akan datang.

Sehari sebelumnya, Hamas melancarkan serangan mortir terhadap penyeberangan Kerem Shalom di Gaza selatan dari lokasi yang dijadikan target serangan Israel hari Senin, menyebabkan 4 tentara Israel tewas dan melukai banyak orang lainnya, selain itu juga menyebabkan jalur utama untuk pengangkutan bantuan kemanusiaan ke Gaza terpaksa ditutup.

Pada Senin, Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka bersedia menerima proposal gencatan senjata Gaza yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar, namun tidak mengungkapkan rincian spesifik dari perjanjian tersebut.

Setelah kabar tersebut bocor, banyak warga Rafah turun ke jalan untuk merayakannya.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perjanjian yang diterima Hamas jauh dari memenuhi tuntutan Israel. Oleh karena itu Israel akan mengirimkan delegasi untuk perundingan lebih lanjut.

Seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Hamas menerima “versi lunak” dari proposal Mesir, yang mengandung unsur-unsur yang tidak dapat diterima oleh Israel. (sin)

Banjir Longsor Melanda Kabupaten Luwu: Akses Menuju Kecamatan Latimojong Putus, Warga Terisolir

BELOPA – Upaya pencarian dan pertolongan korban banjir dan tanah longsor yang melanda 13 Kecamatan di wilayah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih dilanjutkan hingga  Minggu (5/5). Kecamatan Latimojong merupakan kecamatan dengan dampak terparah, akses menuju lokasi terdampak putus, warga terisolir.

Keadaan di Kecamatan Latimojong pada Minggu (5/5) sore bertambah parah akibat hujan deras masih terus mengguyur wilayah ini. Keadaan ini menimbulkan titik longsoran baru, jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter, beberapa jembatan penghubung desa putus.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu melaporkan untuk sementara penyaluran logistik kepada warga terdampak di 12 desa di Kecamatan Latimojong dilakukan dengan bantuan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan.

Laporan termutakhir mencatat 12 orang meninggal dunia. Data ini diperbaharui setelah satu anak balita yang dilaporkan hilang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Rincian korban meninggal antara lain delapan orang warga Kecamatan Latimojong dan empat orang warga Desa Poringan, Kecamatan Suli Barat.

Upaya pencarian dan pertolongan korban terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih terus dilakukan oleh tim gabungan hingga Minggu (5/5). Foto: BPBD Kabupaten Luwu

Dampak Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu

Sebelumnya dilaporkan, banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Luwu, Sulawesi Selatan pada Jumat (3/5) pukul 01.17 WITA. Sebanyak 13 Kecamatan  di Kabupaten Luwu terdampak antara lain Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara. 

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (5/5) pukul 15.00 WIB, sebanyak  3.479 KK terdampak. Sebanyak 115 jiwa mengungsi di beberapa lokasi antara lain Masjid Pajang 60 pengungsi, Masjid Malela 30 orang pengungsi, Masjid Cimpu 25 pengungsi, dan sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat. 

Kerugian materil terdata kaji cepat antara lain sebanyak 211 unit rumah hanyut dan rusak berat, 3.268 rumah terendam. Beberapa pagar perkantoran rubuh antara lain pagar kantor KUA Kecamatan Suli, pagar SDN Lindajang di Kecamatan Suli Barat, pagar SDN Kecamatan Suli, dan pagar MTs Suli di Kecamatan Suli. Beberapa jalan dan jembatan ikut terputus akibat tergerus banjir dan longsor.

Upaya pencarian dan pertolongan korban terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan masih terus dilakukan oleh tim gabungan hingga Minggu (5/5). Foto: BPBD Kabupaten Luwu

BPBD Kabupaten Luwu, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan tim gabungan hingga saat ini masih melakukan pendataan di lapangan serta evakuasi warga terdampak dan penyaluran bantuan logistik. 

Tim menghadapi kendala cuaca yang berubah-ubah dan masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. 

Kebutuhan mendesak saat ini berupa pemenuhan kebutuhan dasar dan permakanan, alat penerangan, serta alat berat untuk membersihkan material longsor.

Kepala BNPB Bertolak Ke Sulawesi Selatan

Menindaklanjuti kejadian bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sebagian besar wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bertolak ke Sulawesi Selatan dari Manado pada Senin (6/5). 

Salah satu agenda Suharyanto pada esok hari adalah Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan laporan yang diterima Pusdalops BNPB beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan terdampak banjir dan longsor antara lain Kabupaten Luwu, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Sidenreng Rappang.

Kunjungan ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk memastikan penanganan darurat dan pemenuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik. (bnpb/asr)

Seorang Pria di Taiwan ‘Membatu’ Saat Makan di Restoran, Terlihat Tak Bergerak dengan Sumpit di Tangannya

EtIndonesia. Seorang pria di Taiwan dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan ‘membatu’ saat makan di sebuah restoran.

Orang-orang di sekitar menjadi khawatir setelah pria yang dilaporkan bernama Jiang Nan itu terlihat tak bergerak dengan sumpit di tangannya dan mata terbuka lebar.

Kejadian tak biasa tersebut diduga disebabkan oleh rendahnya kadar gula darahnya.

Pada Minggu (5 Mei), China Times melaporkan bahwa insiden tersebut terjadi di sebuah restoran di Distrik Nantun Taiwan.

Menurut pemilik restoran, Jiang adalah pelanggan tetap dan sering mengunjungi restoran tersebut.

Namun kali ini, dia melihat sesuatu yang tidak biasa pada ekspresi wajah Jiang setelah dia memesan makanan.

Saat pemilik mengantarkan makanan kepada Jiang, dia memperhatikan bahwa tubuh Jiang menjadi kaku, tampak lumpuh saat dia memegang sepasang sumpit, bola matanya tidak bergerak meskipun matanya terbuka lebar.

Orang-orang yang melihat sikap Jiang yang tidak bergerak berusaha menarik perhatiannya dengan menepuk bahunya dan meneriakinya tetapi tidak berhasil.

Takut dengan keadaan Jiang yang menakutkan, pemilik restoran memanggil polisi dan petugas medis untuk meminta bantuan.

Petugas dari Departemen Kepolisian Kota Taichung segera dikerahkan ke restoran tersebut untuk menyelidiki kejadian tersebut.

China Times melaporkan Jiang masih dalam kondisi “seperti batu” ketika polisi dan paramedis tiba di lokasi kejadian.

Setelah pengujian awal, petugas medis menemukan bahwa kadar gula darah Jiang sangat rendah.

Ia segera diberikan pengobatan glukosa dan dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ketika Jiang tersadar dari kondisi “membatu”, dia memberi tahu rumah sakit bahwa dia kehilangan kesadaran saat makan dan tidak dapat mengingat apa pun dari kejadian tersebut.

Dia berterima kasih kepada restoran karena menunjukkan kepeduliannya dan berterima kasih kepada pihak berwenang karena telah menyelamatkan nyawanya. (yn)

Sumber: mustsharenews

Penangkapan dan Penggerebekan Praktisi Falun Gong di Rusia Dikecam, Nama Baiknya Diserukan Direhabilitasi dan Hak-haknya Dilindungi

JAKARTA –  Penggerebekan dan penangkapan yang dilakukan oleh aparat Rusia terhadap praktisi Falun Gong di Moskow menuai kecaman. Atas tindakan tersebut, Rusia diminta memulihkan nama baik  dan melindungi hak-hak praktisi Falun Gong. 

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Global Human Right Efforts (GHURE) Fadjar Pratikto dalam siaran persnya, Selasa (7/5/2024). 

“Mengutuk keras tindakan pemerintah Rusia yang telah melakukan penggrebekan dan penangkapan terhadap praktisi Falun Gong yang tak bersalah di Moskow,” ujarnya.

Tak hanya itu,  pengadilan Rusia juga diminta untuk segera membebaskan para praktisi Falun Gong yang ditahan secara sewenang-wenang, dengan merehabilitasi nama baiknya dan melindungi hak-haknya. 

Lebih jauh lagi, pemerintah Rusia diserukan harus mencabut larangan terhadap Falun Gong dan materi belajarnya, dan mengizinkan praktisinya untuk menjalankan kultivasi/ keyakinan mereka secara bebas dengan menolak pengaruh dari Partai Komunis Tiongkok. 

“Mendesak pada pemerintah Rusia untuk menghormati hak-hak praktisi Falun Gong untuk menjalankan aktivitas di negaranya, dengan tidak menuruti kemauan atau intervensi PKT yang mengeskpor kebijakan penganiayaan terhadap pengikut Falun Gong,” tegasnya. 

BACA JUGA : Rusia Menahan Praktisi Falun Gong Selama Dua Bulan di Penjara

BACA JUGA : Di Tengah Hubungan yang Makin Erat dengan Partai Komunis Tiongkok, Rusia Gerebek Rumah Praktisi Falun Gong

Kepada kepada komunitas internasional, khususnya para pembela hak asasi manusia dan lembaga atau organisasinya dimohon untuk bersolidaritas dan menaruh perhatian pada masalah kebebasan berkeyakinan yang terjadi di Rusia ini, karena kalau itu dibiarkan bisa jadi preseden buruk bagi negara-negara lain yang selama ini bergantung secara ekonomi kepada Tiongkok. 

Sebelumnya, pada  3 Mei 2024 lalu, aparat Rusia  menggrebek rumah lima praktisi Falun Gong di Moskow dan menahan empat orang di antaranya, di bawah undang-undang kontroversial yang melarang “melakukan kegiatan organisasi yang tidak diinginkan.” Nataliya Minenkova, salah satu praktisi yang ditahan. Pihak berwenang juga menyita berbagai materi seperti buku dan brosur pengantar latihan sebagai barang bukti.  

Peristiwa penggerebekan terhadap pengikut Falun Dafa pada 3 Mei 2024 lalu dipublikasikan secara resmi oleh pihak berwenang Rusia di akun Telegram dan media milik negara. Dalam tindakan itu digambarkan proses penggrebekan terhadap praktisi Falun Gong, polisi menendang pintu apartemen dan menjegal seorang pemuda ke lantai dekat pintu kamar tidurnya. Lantas, media Rusia mengulangi propaganda disinformasi yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok tentang Falun Gong. 

Penggeledahan rumah dan penahanan yang dilakukan oleh polisi Moskow itu merupakan eskalasi terbaru dalam kampanye pemerintah Vladimir Putin, melawan kelompok spiritual yang berkembang cukup pesat di Rusia itu. Langkah represif pemerintah setempat meliputi pelarangan buku-buku, penyitaan literatur yang berkaitan dengan Falun Dafa, penganiayaan, dan interogasi terhadap para praktisinya. Alasan hukum yang digunakan sebagai dasar represi  adalah “melakukan kegiatan organisasi yang tidak diinginkan” dan biasa digunakan oleh pihak berwenang Rusia untuk menargetkan lebih dari 100 organisasi, wartawan dan aktivis HAM.   

Sejak dilarang dan dianiaya di Tiongkok karena ketakutan PKT yang berlebihan pada latihan meditasi ini, Falun Gong justru menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk di Rusia dan Indonesia. 

Sejauh ini, GHURE melihat aktivitas praktisi Falun Gong di seluruh dunia, termasuk di Rusia sangat bagus, berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat dan memperbaiki mortalitasnya. Hal itu disebabkan latihan kultivasi jiwa dan raga ini  berakar pada prinsip karakter alam semesta yakni Sejati-Baik-Sabar.  

Namun sejak tahun 2001, praktisi Falun Gong di Rusia mulai menghadapi masalah pelecehan dan penganiayaan. Polisi setempat pernah membubarkan kegiatan aksi damai mereka saat mengungkap kejahatan PKT di Moskow pada 19 Oktober 2007, dan sehari kemudian mengacaukan konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi  Falun Gong. Pada 2008, pengadilan Rusia melarang Falun Gong, dengan alasan kuatir mengenai dugaan dampak negatif latihan tersebut terhadap kesehatan masyarakat dan ketertiban sosial. Keputusan pengadilan didasarkan pada laporan ahli yang ditunjuk pemerintah yang menyimpulkan Falun Gong adalah “aliran sesat yang merusak.” 

Selain itu, pada Agustus 2008, pengadilan regional menyatakan beberapa materi yang berhubungan dengan Falun Gong sebagai “literatur ekstremis.” Itu termasuk buku Zhuan Falun, sebuah laporan penelitian tentang pengambilan organ praktisi Falun Gong, dan brosur lainnya. Sejak itu, di bawah tekanan pemerintah Rusia, beberapa pengadilan telah menolak permohonan banding untuk membatalkan keputusan tersebut. Implikasinya penerbit tidak boleh lagi melanjutkan pencetakan buku tersebut. Toko tidak boleh menjualnya. Mereka yang memilikinya berisiko ditangkap. Buku utama “Zhuan Falun” pun secara resmi dilarang di negara itu pada  2011. 

Pada Mei 2012, praktisi Falun Gong setempat—sebagian besar adalah penduduk asli Rusia—telah melaporkan mengalami peningkatan pelecehan dan pengawasan oleh pihak berwenang. Pada tanggal 27 Juli, polisi di Vladivostok menangkap empat orang praktisi Falun Gong ketika mereka mengambil brosur Falun Gong di sebuah percetakan, menyita buku-buku tersebut bersama dengan materi terkait Falun Gong lainnya.   

Meskipun ada larangan, praktisi Falun Gong di Rusia terus berlatih kultivasi jiwa dan raga itu. Mereka terus mengadakan protes dan demonstrasi menentang larangan tersebut, dan mereka telah mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan Rusia. Pada 2015, pengadilan Rusia memutuskan bahwa larangan terhadap Falun Gong adalah ilegal dan memerintahkan pemerintah untuk mencabut larangan itu. Namun, pemerintah mengajukan banding atas keputusan itu, dan larangan itu tetap berlaku. Keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pada 2023 yang memvonis bahwa larangan Rusia terhadap materi Falun Gong adalah ilegal, pun tak digubris.  

Pada  Januari 2019, Pengadilan Kota St. Petersburg bahkan menguatkan keputusan Pengadilan Distrik Nevsky pada bulan Mei 2019 yang melarang distribusi buku Falun Gong dan “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis” di Rusia. Menurut SOVA Center, media nasional dan lokal terus menerbitkan dan menyiarkan materi yang memfitnah kelompok agama minoritas termasuk Falun Gong, sehingga telah membentuk persepsi publik bahwa kelompok agama tertentu berbahaya.   

Putin telah menyalahgunakan undang-undang antiterorisme dan anti-ekstremisme, serta langkah-langkah lain untuk menargetkan Falun Gong dan tujuh organisasi yang terkait dengannya. Banyak pengamat percaya bahwa pelarangan tersebut dilatarbelakangi oleh faktor politik. Lebih lagi, Tiongkok dan Rusia telah mencapai kesepakatan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 dan sejak saat itu kedua negara telah membuat serangkaian perjanjian untuk memajukan “kerja sama strategis” mereka. Pemerintah Tiongkok telah menekan negara-negara lain untuk membatasi Falun Gong, dan Rusia adalah sekutu dekat PKT. Selain itu, pemerintah Rusia pun mempunyai sejarah menekan perbedaan pendapat dan kebebasan beragama. 

Ketergantungan Kremlin yang semakin meningkat terhadap Beijing tampaknya mendorong tekanan yang semakin besar terhadap Falun Gong. Sebelumnya pada November 2023 lalu, polisi menggeledah rumah-rumah penganut Falun Gong di beberapa wilayah, termasuk Moskow. (asr) 

Wanita di Thailand dengan Kesulitan Bernapas Mengunjungi Rumah Sakit, Dokter Menemukan 100 Belatung di Rongga Hidungnya

EtIndonesia. Memiliki serangga yang bertelur di dalam diri Anda adalah mimpi buruk.

Namun itulah kenyataan mengerikan yang dialami oleh seorang wanita di Thailand yang harus mengeluarkan lebih dari 100 belatung dari rongga hidungnya.

Syukurlah, dia sekarang sehat dan bebas dari serangga.

Tinggal di Chiang Mai, wanita berusia 59 tahun ini awalnya mengaitkan kesulitan bernapasnya dengan polusi udara di kota tersebut.

Menurut BBC, Thailand sedang bergulat dengan lonjakan penyakit terkait polusi yang disebabkan oleh PM2.5.

PM2.5, jelasnya, merupakan mikropolutan yang dapat masuk ke aliran darah melalui paru-paru.

Paparan partikel kecil ini bisa menyebabkan batuk, dada sesak, mata terbakar, dan kulit gatal.

Setelah seminggu menderita hidung tersumbat dan nyeri pada wajah, wanita tersebut mulai mengalami mimisan.

Tapi itu bukan hanya darah – yang membuatnya ngeri, belatung kecil juga merangkak keluar dari kedua lubang hidungnya.

Saat itulah dia mencari perawatan di Rumah Sakit Nakornping.

Menurut postingan di halaman Facebook rumah sakit, dia menjalani rontgen dan endoskopi hidung, sebuah prosedur di mana kamera kecil dimasukkan ke dalam hidung Anda.

Saat itulah dokter menemukan bahwa wanita tersebut memiliki lebih dari 100 belatung di dalam rongga hidungnya.

Dia kemudian dipindahkan ke ruang operasi di mana tim dengan hati-hati mengeluarkan semua belatung dengan pinset.

Rumah sakit melaporkan bahwa dia saat ini dalam kondisi stabil.

Meskipun belatung yang bertelur di hidung atau laba-laba di telinga bukanlah kejadian sehari-hari, dokter menekankan pentingnya mencari pertolongan medis sejak dini setiap kali gejala yang mengganggu muncul.

Deteksi tepat waktu membantu dokter mengatasi komplikasi dengan lebih efektif dan mencegah gejala menyebar ke area lain di tubuh.

Dalam hal ini, dokter mencatat potensi belatung menyebar lebih jauh.

Seandainya belatung tersebut berpindah ke mata atau otak wanita tersebut, konsekuensinya bisa sangat parah, dan mungkin mengakibatkan kerusakan permanen. (yn)

Sumber: mustsharenews

Seorang Wanita Berusia 30 Tahun Tergila-gila dengan Pria Berusia 50 Tahun, Orangtuanya Memintanya untuk Putus

EtIndonesia. “Mingya, apakah kamu buta? Pria itu lebih tua dari ayahmu. Bagaimana kami tidak khawatir jika kamu menikah dengannya?” Ibu berkata dengan cemas, air matanya hampir meledak.

Sang ayah langsung berdiri dengan wajah pucat: “Jika kamu masih menganggap dirimu sebagai anggota keluarga ini, segera putuskan hubungan dengan pria tua itu!”

Zhang Mingya berdiri di sana dengan ekspresi wajahnya yang memohon, berkata: “Mengapa kalian tidak memahamiku? Yang aku cintai adalah hatinya. Apakah dia memperlakukanku dengan tidak baik?Apa yang salah karena dia lebih tua? Mengapa kalian tidak bisa menerimanya?”

“Menerimanya? Tahukah kamu betapa malunya kita kamu berhubungan dengan pria tua?!” Ayahnya meraung marah, dan suara bantingan meja terdengar sangat keras di malam yang sunyi.

Ibunya menangis dan memohon dengan putus asa: “Mingya, tolong jangan berhubungan dengannya. Bagaimana keluarga kita bisa menanggung gosip seperti itu?”

Pertengkaran itu sama dahsyatnya dengan badai, dan kedamaian di rumah benar-benar hancur. Zhang Mingya memiliki perasaan campur aduk di hatinya, dia memahami kekhawatiran orangtuanya, tetapi hubungan antara dia dan Paman Li begitu dalam sehingga dia tidak bisa melepaskannya. Baginya, Paman Li adalah pilar hidupnya.

Ada ketegangan dan kesedihan di dalam hatinya, dan emosi terdorong hingga ekstrem. Zhang Mingya tidak bisa menahan diri untuk tidak menutupi wajahnya, air mata mengalir dari jari-jarinya. Dia tidak dapat menahan tekanan, berbalik dan berlari keluar rumah, meninggalkan orangtuanya yang tak berdaya dan cemas di dalam rumah, tidak bisa berkata-kata.

Kisah cinta yang tidak biasa antara Zhang Mingya dan Paman Li menimbulkan kegemparan di kota kecil itu. Paman Li adalah pensiunan guru di kota. Dia berpengetahuan luas dan pandai bicara. Meskipun usianya lima puluh tahun, dia tetap mempertahankan pesona yang unik. Zhang Mingya adalah pekerja kantoran di sebuah perusahaan, cerdas dan cakap, serta menjalani kehidupan mandiri.

Cerita dimulai dengan pertemuan kebetulan di perpustakaan. Demi menemukan karya sastra langka, Zhang Mingya secara tidak sengaja meminta bantuan Paman Li. Tak disangka, pertanyaan tersebut justru memicu perbincangan yang berlangsung beberapa jam.

Paman Li sangat akrab dengan karya sastra baik dari zaman kuno maupun modern, baik dari dalam maupun luar negeri, yang membuat Zhang Mingya terkesan, yang sangat mencintai sastra. Setelah itu, keduanya sering bertemu di ruang baca perpustakaan. Lambat laun, wangi buku pun terjalin dengan wangi asmara.

Namun, kisah cinta lintas usia ini tidak disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Orang-orang di kota menuding hubungan mereka, beberapa menyindir bahwa Zhang Mingya hanya mengincar uang dan real estat Paman Li, sementara yang lain mengejek Paman Li sebagai “sapi tua yang memakan rumput muda”. Bahkan saat berbelanja di pasar, Zhang Mingya dapat mendengar bisikan dari waktu ke waktu: “Bukankah itu gadis yang bersama Lao Li? Saya benar-benar tidak tahu apa yang dia pikirkan.”

Komentar yang lebih tajam datang dari kolega dan teman Zhang Mingya. Suatu kali, di sebuah pesta perusahaan, seorang rekan kerja berkata terus terang setelah minum terlalu banyak: “Mingya, apakah kamu benar-benar baik-baik saja dengan ini? Kamu menjalin hubungan dengan seseorang yang hampir bisa menjadi ayahmu.” Hal ini membuat Zhang Mingya langsung tersipu.

Terlepas dari kritik dan ejekan ini, Zhang Mingya tetap bersikeras pada pilihannya. Yang dia suka adalah pesona kepribadian Paman Li dan sikapnya terhadap kehidupan. Mingya sering berkata kepada orang-orang yang mengejeknya: “Tahukah kamu betapa berpengetahuan dan lucunya paman Li? Kami sangat bahagia bersama, dan ini tidak boleh dinilai oleh dunia luar.”

Hubungan ini juga membawa banyak tekanan bagi Zhang Mingya. Meskipun dia berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan kekuatannya, keraguan masih muncul di hatinya: Apakah pilihannya benar-benar tepat?

Orangtua Zhang Mingya tidak tahan lagi dan memutuskan untuk berbicara dengan Paman Li secara pribadi, berharap dapat mengakhiri hubungan yang tidak pantas ini. Meski hati mereka penuh dengan ketidakbahagiaan, mereka masih memiliki secercah harapan, berharap Paman Li dapat memahami keseriusan hal tersebut.

Suatu sore, mereka mengetuk pintu rumah Paman Li. Paman Li tiba-tiba membuka pintu dan melihat bahwa orang yang datang adalah orangtua Zhang Mingya. Dia mencoba untuk tetap tenang dan berkata: “Silakan masuk.”

Sang ayah tidak duduk diam dan langsung ke intinya: “Lao Li, kami semua tahu tentang kamu dan Mingya. Kami di sini bukan untuk ikut campur dalam kehidupan pribadimu, tetapi masalah ini telah menimbulkan banyak gunjingan. Demi kebaikan Mingya, aku harap kamu bisa bersikap bijaksana dan mengakhiri hubungan ini.”

Paman Li memaksakan senyum masam di wajahnya, dengan nada mencela diri sendiri dalam suaranya: “Aku memahami kekhawatiran Anda. Tapi hubungan ini benar-benar tidak bisa diputuskan hanya dengan membicarakannya. Mingya dan saya serius.”

Ibu Mingya mau tidak mau meninggikan suaranya: “Kamu hampir cukup umur untuk menjadi seorang kakek, jadi mengapa kamu berbicara tentang menjadi serius? Pikirkan masa depan Mingya, jangan terlalu egois.”

Suasana menjadi sangat tegang. Pada saat ini, Paman Li tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sulit dipercaya: “Apakah saya egois? Lalu kenapa kamu tidak menyalahkanku karena begitu menawan? Aku berkata pada Anda, itu semua karena putrimu yang berharga yang berinisiatif untuk menjalin hubungan denganku. “

Begitu kata-kata ini diucapkan, Zhang Mingya yang berdiri di depan pintu dan mendengarnya dengan jelas. Dia berdiri di sana tertegun, air mata mulai mengalir di matanya, dan perasaan dikecewakan menjadi semakin kuat.

Dia tidak menyangka Paman Li akan mengatakan hal seperti itu.

“Li Tua!” Suara Zhang Mingya tercekat oleh isak tangis. Emosinya benar-benar hancur dan air matanya mulai mengalir tak terkendali. “Bagaimana kamu bisa mengatakan itu?!”

Ketika Paman Li melihat ini, dia menyadari bahwa dia telah bertindak terlalu jauh dan segera berjalan mendekat untuk mencoba menghiburnya: “Mingya, aku hanya bercanda. Aku ingin meredakan suasana.”

Namun kata-kata telah terucap dan kerusakan yang terjadi tidak dapat dengan mudah diperbaiki. Zhang Mingya mendorongnya menjauh dan menatapnya dengan mata kabur. Kekecewaan yang belum pernah terjadi sebelumnya membuat hatinya sangat dingin.

Suasana hati Zhang Mingya mencapai ambang kehancuran dalam sekejap. Air matanya tak henti-hentinya mengalir, dan setiap air mata seakan memadat karena rasa sakit dan kekecewaan di hatinya. Orangtuanya patah hati saat melihat ini. Mereka buru-buru melangkah maju untuk membantunya dan memelototi Paman Li.

“Ayo pergi, Mingya.” Suara ayahnya rendah, dan dia meraih tangannya dan membawanya menuju pintu. Lelucon Paman Li seperti pukulan terakhir, benar-benar menghancurkan kesabaran dan harapan semua orang.

Paman Li berdiri di depan pintu, melihat punggung Zhang Mingya yang sedih, hatinya bukannya tanpa rasa sakit. Ketika kata-kata impulsif itu terlontar, dia menyadari bahwa kecerobohannya mungkin telah menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah. Dia ingin menyusul dan menjelaskan, tetapi kata-kata tidak dapat lagi menutupi kesalahannya.

Dalam perjalanan pulang, Zhang Mingya tidak berkata apa-apa, seolah dia telah kehilangan seluruh hidupnya. Orangtuanya tertekan dan marah, tetapi mereka tidak tahu harus berbuat apa.

Setelah tiba di rumah, Zhang Mingya langsung menutup pintu dan mengurung dirinya di dalam kamar. Dia tidak peduli dengan panggilan orangtuanya di luar.(yn)

Sumber: uos.news

Tukang Bangunan yang Tertusuk Besi Sepanjang 90 Sentimeter dari Selangkangan ke Dada Secara Ajaib Selamat

EtIndonesia. Seorang pria berhasil secara ajaib lolos dari kematian setelah dia tertusuk oleh batang besi sepanjang 90cm yang menembus selangkangannya dan terus naik ke dadanya.

Pekerja bangunan asal Brasil ini mengalami kecelakaan yang mengerikan ketika ia terpeleset pada perancah dan terjatuh dari ketinggian 5m ke tiang besi.

Besi itu menusuk pria berusia 57 tahun itu tepat di antara bagian tubuh dan pantatnya, dan berakhir di dadanya setelah berhasil menghindari jantungnya, lapor Mail Online.

Setelah dilarikan ke rumah sakit di Curitiba, hasil scan yang dilakukan dokter menunjukkan lukanya mencapai bagian atas diafragma.

Benda itu telah mengiris livernya dan menusuk perut dan dada, namun pria yang beruntung itu berhasil selamat dari cobaan beratnya.

Para ahli bedah telah menjelaskan dalam International Journal of Surgery Case Reports bagaimana mereka menyelamatkannya – dan, yang luar biasa, bagaimana pria tersebut pulih di bangsal umum hanya tiga hari kemudian.

Dia menjalani sternotomi, yang melibatkan pemotongan tulang dada.

Setelah mereka mengangkat jaringan yang rusak dan memperbaiki luka internalnya, dia diberi transfusi darah. Beberapa hari kemudian, dia bisa berjalan dan makan.

Hanya dalam beberapa minggu, pasien tersebut diperiksa untuk mengetahui apakah dia siap untuk keluar dari rumah sakit.

Pada saat itu, dokter melihat jaringan parut yang tidak normal di bagian uretranya, tetapi tidak jelas apakah ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya.

Dalam jurnal tersebut, penulis mengatakan kecelakaan seperti yang dialami oleh pria ini jarang terjadi, namun jika terjadi, kecelakaan tersebut lebih sering terjadi pada orang-orang di industri konstruksi.

Selain sering kali berakibat fatal, kecelakaan semacam ini biasanya menyebabkan komplikasi seperti abses atau sepsis.
(yn)

Sumber: dailystar

Istri Tiongkok yang Setia Melihat Suaminya Terbangun dari Koma Setelah Satu Dekade, Kesetiaannya Tidak Sia-sia

EtIndonesia. Seorang suami di Tiongkok telah terbangun dari keadaan koma setelah 10 tahun dirawat dengan penuh dedikasi oleh istri tercintanya, sehingga menghangatkan hati di media sosial daratan.

Sun Hongxia, dari Provinsi Anhui di timur negara itu, menolak menyerah pada suaminya yang jatuh koma setelah serangan jantung pada tahun 2014.

Perawatan yang lembut dan penuh kasih selama bertahun-tahun membantunya pulih, Dawan News melaporkan.

Dalam video klipnya, Sun terlihat duduk di samping suaminya yang terbangun di tempat tidur. Ketika dia mulai bercerita tentang beberapa tahun terakhir, dia menangis.

“Meskipun saya sangat lelah, saya merasa semuanya tidak sia-sia karena keluarga telah bersatu kembali,” kata Sun kepada Dawan News sambil tersenyum sambil menyentuh kepala suaminya dengan lembut.

Dia ingat keterkejutan dan rasa sakit ketika suaminya mengalami serangan jantung mendadak yang membuatnya berada dalam kondisi vegetatif.

Dia menangis dan mengatakan bahwa pemikiran tentang kedua anaknya itulah yang juga menginspirasinya untuk menjadi kuat dan tidak putus asa.

“Saya ingin memberikan contoh yang baik bagi mereka,” kata Sun.

Dia mengatakan bahwa setiap hari selama satu dekade terakhir, pikirannya selalu terfokus pada suaminya. Sun menghabiskan waktu dan energinya untuk membuatnya nyaman saat dia tidak sadarkan diri.

Koma yang berkepanjangan menyebabkan serangkaian masalah fisik, dan suaminya memerlukan trakeotomi untuk membantunya bernapas dan kateter urin.

Butuh kerja keras dan kesabaran untuk membuatnya tetap hidup, tapi Sun tidak pernah goyah dalam pengabdiannya.

“Matanya terbuka sedikit demi sedikit,” katanya.

Ayahnya yang berusia 84 tahun berterima kasih atas pengorbanan yang dilakukan Sun.

“Dia adalah menantu perempuan saya, tapi sebenarnya dia lebih baik dari seorang anak perempuan,” katanya, sambil menambahkan: “Tidak ada yang bisa menandingi dia.”

Kisah ini telah menyentuh banyak orang secara online.

“Itulah cinta sejati,” kata seseorang secara online.

“Itu cinta yang luar biasa,” kata yang lain.

“Dia menikah dengan seorang malaikat,” tulis orang lain.

Kisah-kisah menyentuh tentang orang-orang yang merawat anggota keluarga mereka yang sakit parah sering menjadi tren di media sosial daratan.

Pada bulan Mei tahun lalu, seorang istri di Tiongkok timur yang menghabiskan tiga tahun merawat suaminya menangis bahagia saat suaminya sadar dari komanya.

Pada bulan Maret 2022, seorang anak laki-laki berusia tiga tahun di wilayah yang sama berdiri di atas bangku untuk membantu menegakkan kepala ayahnya yang miring ketika pria tersebut terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur. (yn)

Sumber: wionews

Media Asing Secara Bertahap Menarik Diri dari Hong Kong, Kebebasan Pers di Hong Kong Hilang Sepenuhnya

oleh Xia Dunhou dan Yu Wei

Akibat terus memburuknya lingkungan kebebasan di Hongkong, Wall Street Journal baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan kantor pusat urusan Asia dari Hongkong ke Singapura. Ini adalah media asing lainnya yang menarik diri dari Hongkong setelah Radio Free Asia.

Wall Street Journal yang mengutamakan laporan di bidang keuangan dan investasi memberitahu karyawannya pada 2 Mei, bahwa fokus operasinya di Asia akan dipindahkan dari Hongkong ke Singapura.

Pada akhir Maret, kurang dari seminggu setelah Hongkong mengumumkan “Hongkong Basic Law Article 23”, stasiun radio Amerika Serikat “Radio Free Asia” mengumumkan penutupan kantor fisiknya di Hongkong.

Mrs. Pan, penanggung jawab Aliansi Makau-Hongkong mengatakan : “Pertama, Radio Free Asia menarik diri dari Hongkong, kemudian Wall Street Journal juga mengumumkan bahwa pemindahan kantor pusat urusan Asia-nya dari Hongkong ke Singapura, ia hanya menyisakan sebuah kantor dengan staf kurang dari 10 orang di Hongkong. Kami tidak terkejut dengan berita terkait, karena setelah diundangkannya Pasal 23, seluruh lingkungan di Hongkong, terutama tentang kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, menjadi lebih buruk”.

Pasal 23 adalah perpanjangan dari “Undang-undang Keamanan Nasional” versi Partai Komunis Tiongkok di Hongkong pada tahun 2020, yang mengkriminalisasi apa yang disebut “campur tangan eksternal” dan “pencurian rahasia negara”. Contohnya adalah Perwakilan Reporters Without Borders yang ditolak untuk masuk ke Hongkong bulan lalu.

Mrs. Pan mengatakan : “Karena istilah ‘rahasia negara’ itu yang memang sengaja tidak dideskripsikan secara jelas oleh pihak berwenang, sehingga para jurnalis mudah masuk jebakan atau menginjak ‘garis merah’ itu. Semua karyawan atau reporter organisasi media asing akan menghadapi risiko ini ketika mereka bertugas di Hongkong”.

Kantor berita AFP melaporkan bahwa sejak Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional versi Hongkong, lebih dari 290 orang di Hongkong telah ditangkap, 174 orang diadili, dan 114 orang dijatuhi hukuman. Kebanyakan dari mereka adalah para politisi, aktivis, dan reporter media pro-demokrasi.

Pada 3 Mei Reporters Without Borders mengumumkan “Indeks Kebebasan Pers Dunia” tahun 2024, yang menempatkan Hongkong pada peringkat ke-135. Padahal pada tahun 2002, ketika pertama kali indeks dirilis, Hongkong berada di peringkat ke-18.

Li Yuanhua, seorang sejarawan yang tinggal di Makau, menunjukkan bahwa Hongkong di masa lalu memiliki ruang kebebasan pers yang relatif besar, namun sekarang, di bawah tekanan PKT, media Hongkong tidak lagi berani melaporkan kebenaran.

Li Yuanhua mengatakan : “Setelah diberlakukannya undang-undang jahat PKT, banyak media asing meninggalkan Hongkong. Oleh karena itu, media lokal Hongkong hanya dapat bertahan hidup dengan menahan diri dari gaya pemberitaan bebas mereka di masa lalu. Terutama kalau berita menyangkut soal politik, hak asasi manusia dan kebenaran, maka mereka pasti akan menyensor diri mereka sendiri dan beralih ke pemberitaan tentang kehidupan, teknologi dan sebagainya.” (sin)

Putin Perintahkan Militer Rusia Menggelar Latihan Senjata Nuklir, Jerman Tarik Duta Besarnya untuk Rusia

oleh Yu Liang – NTD

Pada Senin (6 Mei) Rusia mengatakan bahwa mereka akan menempatkan senjata nuklir dalam latihan militernya, dan berencana menyerang fasilitas militer Inggris di Ukraina sebagai respon atas ancaman serangan Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat terhadap Moskow.

Pimpinan Minoritas DPR dari Partai Demokrat AS Hakeem Jeffries dan anggota Kongres lainnya pernah menyatakan bahwa jika Rusia memenangkan perang dengan Ukraina, maka AS perlu mengirimkan pasukan untuk melakukan intervensi.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan : “Berbicara tentang persiapan pengiriman pasukan ke Ukraina, yaitu menempatkan tentara NATO di depan pasukan Rusia, adalah peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang tentu saja memerlukan perhatian dan tindakan khusus”.

Kremlin juga memanggil Duta Besar Inggris untuk Rusia dan mengatakan bahwa jika Ukraina menggunakan senjata yang dipasok Inggris untuk menyerang wilayah Rusia, Moskow mungkin akan membalas dengan menyerang instalasi militer Inggris baik yang berada di Ukraina mau pun yang ada di luar negeri.

Gubernur wilayah Belgorod Rusia mengatakan bahwa enam orang tewas dan 35 lainnya luka-luka setelah pesawat tak berawak Ukraina menyerang dua mobil di negara bagian itu Senin pagi.

Untuk mencegah Rusia menyerang tiga negara Baltik di sisi timur NATO, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengunjungi Latvia pada Senin untuk berkonsultasi dengan para pemimpin ketiga negara tersebut untuk bersama-sama mempromosikan produksi senjata dan sistem pertahanan udara. Setelah itu Olaf Scholz memeriksa garnisun Jerman di Lithuania.

Perdana Menteri Latvia Evica Silina mengatakan : “Rusia mencoba mengancam kita semua, selalu dengan cara yang sama. Terutama karena mereka memiliki senjata nuklir sekarang”.

Republik Ceko, Estonia, Jerman, dan negara-negara lain juga telah menegaskan tidak akan mengirimkan pejabat untuk menghadiri pelantikan presiden Putin pada 7 Mei.

Kementerian Luar Negeri Jerman pada Senin juga mengecam Moskow atas serangan siber terhadap industri pertahanan dan kedirgantaraan, oleh karena itu menarik duta besarnya untuk Rusia. (sin)

NASA Sedang Membangun Rel Kereta Api di Bulan, Mengirim Manusia dan Kargo ke Mars

EtIndonesia. Dengan harapan mengubah fiksi ilmiah menjadi kenyataan, NASA telah mendanai proyek-proyek yang tampaknya jauh dari kenyataan, namun jika selesai dapat membawa pencapaian umat manusia di luar angkasa ke tingkat yang lebih tinggi.

Berbicara tentang proyek ambisius tersebut, bahkan perwakilan badan antariksa John Nelson menyebutnya sebagai “konsep mirip fiksi ilmiah”.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa proyek tersebut akan terwujud, proyek seperti sistem kereta api bulan mungkin akan menjadi bagian dari misi ruang angkasa suatu hari nanti.

Apa saja proyek ‘ambisius’ NASA ini?

Proyek-proyek ‘ambisius’ ini mencakup teleskop berbasis cairan, sistem transit untuk memindahkan manusia dan kargo ke Mars, serta sistem kereta api bulan.

Proyek-proyek ini merupakan bagian dari program Innovative Advanced Concepts (NIAC) NASA yang telah disisihkan untuk didanai untuk penelitian berkelanjutan.

Secara keseluruhan, terdapat enam proyek dan masing-masing proyek telah menyelesaikan tahap awal NIAC. Pindah ke Tahap II, studi konseptual akan mendapatkan lebih dari 600,000 dolar untuk melanjutkan penelitian mereka dalam dua tahun ke depan.

Tidak ada jaminan kesuksesan

Proyek-proyek ini masih dalam tahap penjajakan dan belum ada jaminan keberhasilan. Namun, proyek-proyek tersebut telah berjalan sesuai rencana untuk misi luar angkasa di masa depan jika mereka mencapai fase akhir NIAC.

Eksekutif program NIAC di kantor pusat NASA di Washington John Nelson mengatakan: “Rekan-rekan NIAC kami tidak pernah berhenti membuat kagum dan menginspirasi, dan kelas ini jelas memberi NASA banyak hal untuk dipikirkan mengenai apa yang mungkin terjadi di masa depan.”

Untuk memajukan penelitian luar angkasa ini, persyaratan mendasar adalah pengembangan teleskop yang semakin besar.

Menurut Edward Balaban dari NASA, tampaknya tidak layak secara ekonomi untuk menskalakan teknologi teleskop luar angkasa saat ini hingga ukuran bukaan melebihi 10 meter.

“Oleh karena itu, diperlukan solusi hemat biaya untuk meningkatkan skala teleskop luar angkasa ke ukuran yang lebih besar,” katanya.

Apa yang dijanjikan oleh proyek-proyek ini?

Proyek FLUTE memberikan solusi potensial untuk menciptakan observatorium luar angkasa yang memiliki bukaan besar atau cermin primer cair yang tidak tersegmentasi.

Cermin primer cair semacam itu terbentuk di ruang angkasa dengan menggunakan bentuk fluida dalam gayaberat mikro, kata Balaban.

Para ilmuwan telah mendemonstrasikan konsep ini di laboratorium di lingkungan dengan daya apung netral, di Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan selama penerbangan gayaberat mikro parabola.

Sementara itu, proyek NASA lainnya adalah Pulsed Plasma Rocket yang menggunakan tenaga penggerak pesawat ruang angkasa listrik. Sampai saat ini, belum ada teknologi yang memungkinkan perpindahan manusia dan kargo secara efisien dan cepat melalui jarak yang sangat jauh. (yn)

Sumber: wionews

Indeks Kebebasan Pers Dunia 2024 : Tiongkok Tetap Menjadi Penjara Terbesar di Dunia bagi Jurnalis

Kebebasan pers di Tiongkok terus memburuk di bawah kekuasaan PKT. Situasi jurnalis warga Tiongkok semakin mengerikan

Alex Wu

Pada  3 Mei yang merupakan Hari Kebebasan Pers Sedunia, Reporters Without Borders (RSF) merilis Indeks Kebebasan Pers Sedunia 2024.

Tiongkok berada di peringkat paling bawah – peringkat ke-172 di antara 180 negara dan wilayah – sambil mempertahankan gelarnya dari tahun sebelumnya sebagai negara yang paling banyak memenjarakan jurnalis di dunia.

RSF, organisasi non-pemerintah internasional yang berbasis di Paris yang didedikasikan untuk menjaga kebebasan informasi, mengatakan dalam laporannya bahwa “selain menahan lebih banyak jurnalis daripada negara lain di dunia,” rezim komunis Tiongkok “terus melakukan kontrol ketat terhadap saluran informasi, menerapkan kebijakan penyensoran dan pengawasan untuk mengatur konten daring dan membatasi penyebaran informasi yang dianggap sensitif atau bertentangan dengan garis partai.”

RSF juga menunjukkan dalam laporan tersebut bahwa ” Tiongkok adalah negara yang paling banyak memenjarakan jurnalis di dunia, dengan lebih dari 100 jurnalis yang saat ini ditahan.”

Dibandingkan dengan peringkat tahun lalu yang berada di posisi 179-peringkat terakhir-peringkat Tiongkok tahun ini meningkat. Namun, laporan tersebut mengindikasikan bahwa satu-satunya alasan untuk sedikit kenaikan peringkat ini adalah memburuknya situasi di negara dan wilayah lain, seperti di Afghanistan yang dikuasai Taliban, bukan karena adanya perbaikan di Tiongkok.

Peringkat kebebasan pers di Hong Kong-yang dikendalikan oleh rezim Tiongkok-tahun ini juga mengalami sedikit peningkatan, ke peringkat 135, lebih tinggi dari peringkat 140 pada tahun 2023. Namun, skor kebebasannya turun 1,8 poin dari tahun lalu yang mencapai 44,86 “karena peningkatan penganiayaan terhadap jurnalis di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing pada tahun 2020,” kata laporan itu. RSF menjelaskan, “Kenaikan beberapa negara dalam Indeks ini menyesatkan karena skor mereka turun dan kenaikan Indeks merupakan hasil dari penurunan negara-negara yang sebelumnya berada di atas mereka.”

Lebih dari 100 Penulis Tiongkok Dipenjara

Sementara itu, PEN America di New York merilis Indeks Kebebasan Menulis 2023.

Laporan yang dirilis pada 1 Mei ini menunjukkan bahwa Tiongkok masih menjadi negara yang paling banyak memenjarakan penulis dan intelektual publik di dunia. “Pada tahun 2023, Tiongkok melonjak di atas 100 kasus, memenjarakan 6 penulis sepanjang tahun dengan total 107 penulis. Dari total jumlah penulis, 9 di antaranya adalah perempuan.”

Di antara 107 penulis yang dipenjara, 50 di antaranya adalah komentator online yang memposting pendapat mereka tentang berbagai topik sosial, politik, dan ekonomi di platform media sosial. Laporan tersebut mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa menggunakan tuduhan yang tidak jelas yaitu “memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah” untuk menangkap dan memenjarakan mereka.

Jurnalis dan penulis yang berbasis di Kanada, Sheng Xue, mengatakan kepada The Epoch Times pada 4 Mei bahwa angka-angka yang diterbitkan oleh organisasi-organisasi internasional ini hanyalah beberapa yang bocor ke dunia luar di bawah kontrol ketat PKT terhadap informasi.

“Tidak ada yang mengetahui berapa banyak jurnalis di Tiongkok yang telah dianiaya hingga tewas, berapa banyak yang telah ditangkap secara diam-diam, dijatuhi hukuman, dianiaya, dan disiksa,” kata Sheng. 

“Seluruh sistem PKT adalah rezim teroris negara, yang berarti tidak hanya komite pusat PKT yang merupakan sistem otokratis dan otoriter, [tetapi] semua tingkat kekuasaannya beroperasi sama seperti rezim diktator dan tirani. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi dunia luar untuk mengetahui banyak insiden. Sulit untuk mengumpulkan statistik. Sejujurnya, bahkan [pemimpin PKT] Xi Jinping pun tidak tahu.”

“Saya percaya bahwa Tiongkok merupakan negara yang paling parah dalam hal kebebasan pers dan  berbicara di dunia. Sistem politiknya memungkinkan untuk mencapai tingkat seperti itu.”

Lai Jianping, seorang pengacara hak asasi manusia Tiongkok yang saat ini tinggal di Amerika Serikat, mengatakan kepada The Epoch Times pada 4 Mei bahwa kebebasan pers dan kebebasan berbicara di Tiongkok, termasuk Hong Kong, sebenarnya menurun dan memburuk.

“Alasan mengapa PKT terus memperketat kontrolnya terhadap kebebasan berbicara adalah karena PKT menghadapi krisis politik, sosial, dan ekonomi yang semakin mendalam dan belum pernah terjadi sebelumnya. Status kekuasaannya terancam, dan PKT ingin mempertahankan kediktatoran satu partai dan kediktatoran satu orang. Oleh karena itu, ia terus memperkuat kontrolnya atas semua aspek kehidupan sosial. Jadi, [penindasan] kebebasan berbicara dan kebebasan pers adalah prioritas utama bagi PKT dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan sosial yang harus dikontrol.”

Jurnalis Warga Negara Tiongkok

Jurnalis warga Tiongkok juga telah menjadi target penindasan dan penganiayaan rezim Tiongkok.

Jurnalis warga Tiongkok, Zhang Zhan, dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena melaporkan kebenaran tentang wabah COVID-19 di Wuhan pada 2020. Hukumannya akan selesai pada 13 Mei mendatang. RSF mendesak komunitas internasional untuk memperhatikan dan menekan Beijing agar dia dapat sepenuhnya mendapatkan kembali kebebasannya dalam siaran pers bulan lalu. Zhang adalah pemenang Hadiah Keberanian RSF 2021

Jurnalis warga Wuhan, Fang Bin, telah dibebaskan dari penjara selama  setahun, tetapi terus menghadapi pelecehan oleh otoritas PKT. Saat ini, ia menghadapi penggusuran sementara listrik dan air di kediamannya telah diputus, karena polisi Wuhan menekan pemiliknya. Dia mungkin akan segera dipaksa untuk tinggal di jalanan.

Selama wabah COVID-19 di Wuhan pada Februari 2020, Fang mengunggah laporan videonya di media sosial yang mengungkapkan jumlah kematian yang sangat besar pada saat itu, yang menarik perhatian dunia internasional. Kemudian, dia ditangkap oleh polisi setempat dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena “memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah.”

Lai mengatakan, “Jurnalis warga adalah penghubung dasar dalam seluruh [ekosistem] kebebasan pers. Tidak hanya media resmi [Tiongkok] dan kebebasan berbicara dan kebebasan pers jurnalis resmi yang ditekan, tetapi jurnalis warga juga ditekan, dan bahkan lebih serius lagi.”

Dia menambahkan, “Semakin sedikit area di mana mereka dapat melaporkan dan melakukan intervensi, dan hampir tidak ada ruang bagi mereka. Karena PKT ingin memonopoli seluruh sistem wacana dan hak untuk berwacana, pada dasarnya tidak ada ruang bagi jurnalis warga untuk bertahan hidup.”

Sheng mengatakan bahwa pada saat ini, “tidak ada lagi jurnalis warga di Tiongkok. Ketika kita berbicara tentang kebebasan pers, kebebasan berbicara, kebebasan media, dan lain-lain di Tiongkok, Partai Komunis telah memberikan jawaban terbaik – mereka telah menyatakan bahwa media adalah corong PKT.”

Luo Ya dan Fang Xiao berkontribusi dalam laporan ini. 

Sederhananya Uang Tidak Mengalir Begitu Saja ke Tiongkok

Pinjam dan meminjam (Lending and Borrowing) di Tiongkok mencerminkan masalah ekonomi fundamental negara ini dan tetap berada di jalur penurunan

 Milton Ezrati

Sebuah sinyal bahaya lainnya menandakan masalah dalam perekonomian Tiongkok. Pinjam dan Meminjam, terus menurun. Pola ini menunjukkan masalah ekonomi dan keuangan yang mendalam di negara ini. Ini adalah satu lagi sinyal kesulitan dan kegagalan Beijing

Menurut data yang dirilis baru-baru ini oleh People’s Bank of China (PBOC), total pembiayaan bank dan non-bank, yang disebut oleh para pejabat bank sebagai “total pembiayaan sosial”, mencapai 12,93 triliun yuan ($1,78 triliun) pada periode Januari-Maret. Jumlah ini turun 1,61 triliun yuan atau sekitar 11% dari jumlah yang sama pada kuartal pertama tahun lalu. Bank-bank mengeluarkan 9,46 triliun yuan dalam bentuk pinjaman selama tiga bulan pertama tahun 2024, juga turun secara signifikan dari periode yang sama tahun 2023. Semua angka tersebut berada di bawah ekspektasi para ekonom.

Kekurangan dalam jenis pembiayaan yang dibutuhkan ekonomi untuk pertumbuhan ini seharusnya merepotkan kepemimpinan negara di Beijing. Hal ini terutama menjadi masalah dikarenakan hal ini terjadi meskipun ada penyediaan likuiditas bank sentral yang melimpah ke pasar keuangan. Menurut PBOC, ukuran uang uang beredar (M2) yang luas tumbuh pada 8,3% dalam 12 bulan yang berakhir di Maret, turun sedikit dari 8,7% yang tercatat selama 12 bulan yang berakhir pada Februari namun masih tergolong ekspansif. Namun, pembiayaan bisnis terus menurun. Jelaslah bahwa kurangnya pinjaman dan peminjaman mencerminkan kekurangan permintaan, bukan penawaran, dan fakta ini menunjukkan masalah ekonomi yang paling fundamental.

Sebagian besar kekurangan permintaan ini dapat ditelusuri pada krisis properti di negara ini. Krisis ini telah memburuk sejak tahun 2021 ketika pengembang besar Evergrande mengumumkan bahwa mereka tidak dapat membayar kewajibannya. Tidak hanya hilangnya developer ini dan developer properti penting lainnya yang menekan aktivitas konstruksi – 33 persen di bawah level tahun lalu pada penghitungan terakhir pada Februari – tetapi pergolakan telah membuat calon pembeli rumah ketakutan sehingga penjualan rumah turun sekitar 30 persen di bawah level tahun lalu pada penghitungan terakhir pada Februari. Yang menonjol dalam gambaran menyedihkan ini adalah jutaan calon pemilik rumah yang mengambil utang hipotek untuk membayar di muka apartemen yang mungkin tidak akan pernah dibangun karena kegagalan para pengembang ini.

Namun, masalah yang lebih mendasar telah muncul. Kegagalan Evergrande dan daftar panjang developer properti lainnya, besar dan kecil, telah merusak efektivitas keseluruhan keuangan Tiongkok. Banyak dari mereka yang membayar di muka untuk apartemen yang belum selesai telah menolak untuk membayar hipotek yang mereka ambil untuk melakukan pembelian. Bank dan pemberi pinjaman lainnya, dengan demikian, memiliki sejumlah besar hutang yang dipertanyakan dalam pembukuan mereka. Kegagalan para pengembang juga meninggalkan warisan utang yang dipertanyakan di seluruh keuangan Tiongkok.

Di bawah kondisi ini, para pemberi pinjaman potensial menjadi lebih waspada terhadap kesehatan keuangan calon peminjam. Keraguan tersebut juga menciptakan keraguan dalam perdagangan dan arus harian normal antar lembaga keuangan. Hal serupa terjadi di Amerika Serikat selama krisis keuangan tahun 2008-2009. Hasil dari krisis di Amerika Serikat saat itu dan di Tiongkok saat ini adalah berkurangnya kemampuan pasar keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara umum.

Terhadap berbagai masalah yang sudah mengakar, penurunan suku bunga PBOC hanya memberikan sedikit pengaruh. PBOC telah memangkas suku bunga lima kali dalam setahun terakhir ini. Namun, setiap kali penurunan suku bunga merupakan langkah kecil. Salah satu ukuran utama bank, suku bunga pinjaman utama, misalnya, hanya turun empat persepuluh persen selama periode tersebut. 

Mempertimbangkan bahwa pada waktu yang sama, Tiongkok telah mengalami inflasi moderat sekitar 2% per tahun yang berubah menjadi deflasi moderat, pemangkasan bank sentral telah membuat pasar keuangan Tiongkok memiliki tingkat suku bunga riil yang lebih tinggi dibandingkan saat bank sentral memulai kebijakan pemangkasan. Hal ini bukanlah sebuah bujukan untuk meminjam. Sesungguhnya, ini adalah sebuah disinsentif. Tidak mengherankan jika kebijakan moneter Beijing telah gagal untuk menghasilkan aktivitas ekonomi yang lebih besar.

Bahkan jika PBOC bersedia untuk bergerak dengan berani seperti yang diminta oleh keadaan, Beijing masih perlu merespons secara langsung terhadap krisis properti. Akan sangat membantu jika pihak berwenang bergerak cepat pada tahun 2021 ketika masalah pertama kali muncul. Kelambanan hingga tahun 2023 memberikan waktu untuk merusak cara kerja pasar keuangan seperti yang telah dijelaskan. 

Seandainya pihak berwenang segera mengumumkan bahwa pemerintah akan, misalnya, mendukung apartemen yang belum selesai yang telah dibayar oleh jutaan pembeli TIonghoa, itu akan melakukan banyak hal untuk mengurangi dampak buruk dari kegagalan pengembang properti. Namun Beijing tidak melakukan apa-apa. Dan ketika pihak berwenang bertindak, menawarkan dukungan untuk apartemen yang belum selesai dan pembangunan sensitif lainnya, jumlah yang mereka berikan tidak mencukupi kebutuhan. Pada langkah terakhir, Beijing hanya menanggung sedikit lebih dari 5 persen dari kerugian awal Evergrande, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan apa yang terjadi di antara para developer sejak saat itu.

Milton Ezrati adalah editor kontributor di The National Interest, afiliasi dari Center for the Study of Human Capital di University at Buffalo (SUNY), dan kepala ekonom di Vested, sebuah firma komunikasi yang berbasis di New York. Sebelum bergabung dengan Vested, ia menjabat sebagai kepala strategi pasar dan ekonom untuk Lord, Abbett & Co. Dia juga sering menulis untuk City Journal dan menulis blog untuk Forbes. Buku terbarunya adalah “Thirty Tomorrows: The Next Three Decades of Globalization, Demographics, and How We Will Live.

Hamas Serang Penyeberangan Gaza, Gencatan Senjata Israel-Hamas Buntu

Yi Jing – NTD

Pada Minggu (5 Mei) lalu, ketika perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sedang berlangsung, para militan Hamas menyerang sebuah titik penyeberangan perbatasan di Gaza selatan, yang mengakibatkan terhambatnya bantuan kemanusiaan. Pada hari itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali bahwa Hamas tidak akan diizinkan untuk kembali menguasai Gaza.

“Hamas menuntut agar kami menarik semua pasukan kami dari Gaza, agar kami mengakhiri perang, dan agar kami membiarkan Hamas mengambil alih kekuasaan. Negara Israel tidak bisa menerimanya,” ujar Benjamin Netanyahu.

Netanyahu menolak tawaran gencatan senjata dari Hamas pada Minggu, dan menegaskan bahwa gencatan senjata akan berarti Hamas akan kembali menguasai Gaza, dan serangan seperti yang terjadi pada  7 Oktober tahun lalu dapat terjadi kapan saja.

“Menyerah pada tuntutan Hamas akan menjadi kekalahan besar bagi negara Israel. Ini akan menjadi kemenangan besar bagi Hamas, Iran dan seluruh poros kejahatan,” katanya.

Perwakilan Hamas berada di Kairo pada  Minggu lalu  melakukan pembicaraan gencatan senjata hari kedua dengan perwakilan Mesir dan Qatar yang berperan sebagai mediator. Sumber-sumber mengungkapkan bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan tersebut karena Hamas telah menerima kesepakatan dengan syarat perang akan berakhir.

Dalam sebuah tanda yang mengkhawatirkan bahwa Hamas tidak berniat untuk menerima kesepakatan apapun dengan Israel, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak Galant mengatakan dalam sebuah kunjungan duka cita kepada para jenderal militer pada  Minggu lalu.

“Ini berarti bahwa dalam waktu dekat (Israel) akan memulai operasi di Rafah dan seluruh koridor Gaza,” kata Menteri Pertahanan Israel Galant.

Secara terpisah, militer Israel melaporkan pada  Minggu bahwa militan Hamas menembakkan 10 roket ke arah penyeberangan perbatasan Kerem Shalom di Gaza selatan, melukai 10 warga Israel, tiga di antaranya mengalami luka serius.

Titik penyeberangan Kerem Shalom, yang merupakan rute utama untuk mengirim bantuan, termasuk makanan, ke Koridor Gaza, segera ditutup.

Para analis mengatakan bahwa serangan Hamas tidak hanya menambah kurangnya bantuan kemanusiaan di Gaza, tetapi juga memberikan pukulan baru bagi upaya untuk menengahi gencatan senjata. (Hui)

Dikhawatirkan Kondisi Semakin Tidak Terkendali, Media Jerman Beberkan Rusia dan Ukraina Menggunakan Senjata Terlarang

Liming/Zhao Weiping

Perang antara Rusia dan Ukraina telah menjadi situasi yang sengit dan menemui jalan buntu, dan taktik militer yang digunakan oleh kedua belah pihak telah meningkat.  Rusia telah dituduh menggunakan senjata kimia, sementara media Jerman mengklaim bahwa Ukraina juga telah menggunakan bom cluster atau tandan, yang merupakan senjata ekstremis yang dilarang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam sebuah briefing yang dikeluarkan pada Rabu (1 Mei) lalu, Departemen Luar Negeri AS menuduh Rusia menggunakan kloropirrin (trichloronitromethane) yang sangat beracun di medan perang Ukraina, dan juga “agen-agen pengendali huru-hara” (gas air mata), yang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Senjata Kimia (KSK) internasional.

Militer Ukraina mengklaim bahwa selain kloropirrin, Rusia menggunakan granat yang diisi dengan gas air mata CS dan gas sianida, dan setidaknya 500 tentara Ukraina dirawat karena terpapar zat beracun, termasuk satu orang yang mati lemas.

Menurut informasi, kloropirrin (trikloronitrometana) adalah cairan berminyak yang beracun dengan bau yang sangat menyengat. Jika manusia bersentuhan dengan zat ini, dapat menyebabkan gejala seperti kulit melepuh, iritasi mata, dan kesulitan bernapas. Menghirup asap chloropicrin dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah paru, yang menyebabkan oedema paru, dalam kasus yang ekstrim menyebabkan kematian.

Sebagai respon, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan merespons jika Rusia terus menggunakan senjata kimia di Ukraina.

Namun, situs web bahasa mandarin Deutsche Welle melaporkan pada  4 Mei bahwa senjata kimia yang disebutkan di atas bukanlah yang pertama atau satu-satunya senjata terlarang yang digunakan dalam perang Rusia-Ukraina. Baik Rusia maupun Ukraina telah menggunakan bom tandan yang dilarang dalam perang tersebut.

Mengutip organisasi non-pemerintah Human Rights Watch, laporan tersebut mengatakan bahwa militer Rusia telah menggunakan “setidaknya enam jenis bom cluster” di medan perang Ukraina. Sebagai contoh, Rusia menggunakan bom cluster dalam serangannya ke pelabuhan Laut Hitam Odessa minggu lalu, namun di sisi lain, tentara Ukraina juga menggunakan bom cluster.

Data menunjukkan bahwa ketika bom cluster meledak di udara, hasilnya akan melepaskan ratusan bom kecil yang berjatuhan seperti tetesan air. Karena tidak semua bom meledak, “ini berarti bom tersebut berpotensi menimbulkan ancaman mematikan selama bertahun-tahun.” Oleh karena itu, sebanyak 108 negara anggota PBB telah menandatangani Konvensi internasional tentang Munisi Curah yang melarang penggunaan  senjata tersebut.

Konvensi internasional tersebut di atas mulai berlaku pada  1 Agustus 2010, namun Amerika Serikat, Rusia, Ukraina, Israel, India, Singapura dan negara-negara lain belum menandatangani perjanjian tersebut.

Laporan Deutsche Welle juga menunjukkan bahwa kini terdapat jutaan alat peledak yang terkubur di Ukraina, seluas dua kali luas Austria, menjadikannya negara dengan ranjau darat terbanyak di dunia.

Laporan tersebut mengatakan, selama setahun terakhir, perang di Ukraina timur telah berubah menjadi kebuntuan dan perang tarik ulur.  Sebagai upaya untuk mempertahankan posisi defensif, kedua pasukan telah memasang ranjau anti-tank dan anti-kendaraan di kedua sisi garis depan.” Lebih buruk lagi, baik Kiev maupun Moskow telah menanam ranjau anti-personil dalam jumlah besar pada alat peledak berat, sebuah praktik yang dilarang oleh Konvensi Pelarangan Ranjau Anti-personil internasional, yang mulai berlaku pada  1997.

Media Jerman juga menyebutkan bahwa ketika Bendungan Kakhovka di sebelah timur Kherson, Ukraina, dihancurkan pada musim panas 2023, air yang deras menghanyutkan ranjau dalam jumlah yang tidak terhitung dan “mendistribusikannya kembali ke lokasi-lokasi yang sampai saat ini sebagian besar tidak diketahui,” sehingga menimbulkan risiko serius.

Selain itu, Ukraina menuduh Rusia menggunakan bom fosfor dalam pertempuran di Mariupol dan Bakhmut, tetapi Moskow membantahnya.

Bom fosfor dilaporkan bereaksi dengan udara saat dinyalakan dan dapat mencapai suhu setinggi 1.300 derajat Celcius. Ledakan bom fosfor melepaskan ratusan pecahan yang terbakar, “bahkan yang terkecil sekalipun dapat menyebabkan luka bakar parah”, dan uap bom fosfor sangat beracun sehingga Konvensi Jenewa secara eksplisit melarang penggunaannya terhadap warga sipil dan di daerah perkotaan. (Hui)