Home Blog Page 1237

Kasus yang Terinfeksi Omicron Melesat Menjadi 46 Kasus, Mayoritas dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri

0

ETIndonesia- Penambahan yang terinfeksi varian Omicorn terus melesat. Total sudah 46 kasus yang ditemukan di Indoensia sejak pertama kali dideteksi pada 16 Desember lalu.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan adanya penambahan sebanyak 27 kasus yang terpapar varian Omicron. Mayoritas berasal dari para pelaku perjalanan internasional.

Hal demikian diketahui dari pemeriksaan WGS oleh Badan Litbangkes yang keluar pada Sabtu (25/12/2021). Sebanyak 26 Kasus merupakan imported case, diantaranya 25 WNI yang baru pulang dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki, dan 1 orang WNA Asal Nigeria. Sementara satu kasus positif merupakan Tenaga Kesehatan di RSDC Wisma Atlet.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen oleh Badan Litbangkes, kami kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus Omicron sebanyak 27 orang. Saat ini Sebagian besar telah menjalani karantina di Wisma Atlet dan sebagian lagi di RSPI Sulianti Saroso, ”kata Nadia dalam keterangannya.

Kemenkes menyampaikan kasus Omicron terdeteksi ketika para pelaku perjalanan internasional tiba di Indonesia dan menjalani karantina 10 hari. Beberapa kasus terdeteksi setelah mereka menjalani lebih dari tiga hari dalam masa karantina.

Kementerian Kesehatan mencatat dikarenakan mayoritas kasus Omicron yang terdeteksi di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan internasional, maka pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara diperketat seiring semakin meluasnya penyebaran varian Omicron. (asr)

Shen Yun: Kumandangkan Suara Kerajaan Surgawi

Catherine Yang

Ketika Yuchien Yuan berbicara tentang musik dan cello, sang virtuoso dipenuhi dengan kesenangan dan rasa syukur. Musik adalah apa yang telah bersamanya sepanjang hidupnya.

“Saya suka suaranya — rentang nada rendah yang hidup, jangkauannya. Sangat indah sehingga rekan-rekan orkestra saya sering mengatakan, tentu saja dengan bercanda ,’Oh, andaikan saya belajar cello,” kata Yuchien.

Di dunia modern kita yang penuh dengan kebisingan, suara cello masih membuat Anda berhenti dan mendengarkan, renung Yuchien. “Ketika saya bermain, saya benar-benar menyukainya. Sebenarnya, ada saat-saat ketika saya mengalami depresi—tetapi kemudian saya   bermain [cello], dan saya merasa seperti tidak memiliki apa-apa dalam hidup saya, jika saya memiliki cello, saya akan baik-baik saja.”

Yuchien tidak hanya melihat bakat musiknya, tetapi kehadiran musik dalam hidupnya itu sendiri, sebagai hadiah besar yang Tuhan berikan kepadanya. “Ketika saya bermain musik, saya mendapat kesempatan untuk melepas topeng saya, topeng yang saya kenakan di masyarakat manusia ini, dan untuk menunjukkan siapa saya, diri saya yang sebenarnya. Dalam pertunjukan cello, saya dapat menunjukkan kebenaran, kebaikan, dan kemurahan hati kepada orang-orang. Musik bukan hanya pekerjaan, atau kerajinan, tetapi hadiah yang ingin saya bagikan dengan seluruh dunia.”

Dia menambahkan, “Melalui musik, saya memiliki kesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan penonton dari berbagai latar belakang dari seluruh dunia dan berbagi perasaan dan wawasan saya tentang seni dan budaya dengan mereka, serta membawa keindahan ke dunia.”

Sampai saat ini, artis piawai ini telah bermain di banyak pertunjukan di tempat- tempat top dunia selama bertahun-tahun dengan Shen Yun Performing Arts yang berbasis di New York, sebagai bagian dari orkestra yang melakukan tur dengan perusahaan tari. Dia telah berkeliling dunia, dan tampil di panggung terbesar.

“Energi dari setiap pertunjukan luar biasa. Setiap orang dikelilingi dalam energi yang murni, dan tidak ada pikiran yang kacau dan tersesat. Kesibukan dan kekacauan kehidupan sehari-hari benar-benar hilang. Itu memudar, dan tidak ada apa- apa selain musiknya,” kata Yuchien. 

“Sebenarnya saya merasa, mendapatkan lebih banyak daripada penonton.”

Apa yang Dapat Dilakukan Musik

“Seni adalah mengejar keindahan,” papar Yuchien. “Saya pikir seni adalah media, atau sarana yang sangat kuat—itu seperti bahasa di mana Anda dapat membuat orang memahami dengan jelas apa yang ingin Anda ekspresikan, tetapi juga mengungkapkan apa yang tak terlukiskan.”

“Ada hal-hal yang tidak dapat digambarkan atau dialami melalui kata-kata, tetapi seni dapat menghadirkan hal-hal ini. Sebagai seorang seniman, seseorang harus terus-menerus meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan dan kemampuannya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan apa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” lanjut Yuchien.

“Hal-hal indah yang melampaui duniawi—hal-hal  yang  tidak  terlihat  dan  tidak berwujud—dan membagikannya dengan orang lain di dunia yang kompleks ini, untuk menambahkan sesuatu ke dalam hidup mereka yang sedikit lebih murni dan tulus.” “Untuk menambah lebih banyak keindahan, keindahan murni, di dunia kita yang kacau, saya pikir hidup kita—dan semangat  kita—semuanya akan terangkat juga,” kata Yuan. “Saya pikir itu adalah hal luar biasa yang bisa dilakukan seorang seniman untuk masyarakat.”

Yuchien telah tampil di lebih dari 1.400 pertunjukan di lima benua bersama Shen Yun, perusahaan tari dan musik terkenal di dunia yang telah menjalankan misinya untuk menghidupkan kembali 5.000 tahun budaya Tiongkok yang diilhami Tuhan, yang pernah hampir dihancurkan oleh Partai Komunis Tiongkok. Tiongkok kuno dikenal sebagai Kekaisaran Surgawi, tempat di mana manusia dan Dewa hidup berdampingan.

Dalam orkestra, peran Yuchien adalah melalui suara, untuk menghidupkan adegan di atas panggung: istana surgawi, alam surgawi, istana kekaisaran agung dari berbagai dinasti Tiongkok, dan lansekap luas dan beragam dari sekitar 50 kelompok etnis di seluruh Tiongkok.

Budaya tradisional Tiongkok mengandung, pada intinya, tema-tema seperti kebajikan Konfusianisme tentang kebajikan, kebenaran, kesopanan, kebijaksanaan, dan kesetiaan, dan gagasan harmoni antara surga, bumi, dan umat manusia. Ini adalah budaya yang penuh dengan filosofi dan sastra, dan sangat mendalam—musik Shen Yun juga membutuhkan kedalaman seperti itu.

Suara Kekaisaran Surgawi

Orkestra Shen Yun tidak seperti orkestra lainnya dalam arti bahwa ia memiliki anggota tetap dari instrumen ansambel seperti pipa (baca: bi ba, kecapi Tiongkok) dan erhu (instrumen gesek dua senar). Suara dan melodi Tiongkok berpadu mulus menjadi orkestra Barat, dan para musisi menyelaraskan Timur dan Barat dengan sempurna.

“Ini bukan hanya tentang meniru nada instrumen Tiongkok, tetapi untuk menangkap esensi dari gaya etnis Tionghoa yang berbeda, termasuk Mongolia, Yi, Tibet, Miao, Dai, dan etnis minoritas lainnya di Tiongkok,” katanya. “Anda harus tahu budaya dan karakteristik musik mereka, dan tahu apa yang ingin ditampilkan oleh setiap karya musik. Bukan hanya kegembiraan, kemarahan, kesedihan yang dangkal, tetapi sumber dari emosi-emosi itu.”

Yuchien memberi contoh tarian musim 2019 yang menceritakan tentang Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing, kaisar yang paling lama memerintah dalam sejarah Tiongkok, dikenang karena perdamaian dan keamanan masa pemerintahannya. Mengetahui tentang periode dan kehidupannya, Yuchien mengerti bahwa itu adalah periode kemakmuran, dan bagaimana perasaan para tokoh di istana, dan dapat membawa lapisan-lapisan ini ke dalam pertunjukan musiknya.

“Setelah bertahun-tahun mempersiapkan seperti ini, saya juga banyak memperluas pengetahuan saya tentang humaniora,” kata Yuchien. Dia berkomentar bahwa ini adalah aspek lain yang dibawa ke dalam hidupnya melalui cello yang dia syukuri.

Dalam mempelajari para tokoh masa lalu, ia juga mengalami banyak hal tentang bagaimana orang dahulu hidup, dan merasa banyak yang bisa dipelajari oleh masyarakat modern.

“Hal-hal seperti moralitas mereka, nilai-nilai spiritual mereka, dan rasa saling menghormati yang lazim dalam budaya ini dan banyak hal lainnya—ini benar-benar warisan budaya yang bagus dan layak untuk ditemukan kembali.” (yud)

Aksara Mandarin untuk Rumah: Jia (家)

0

Juexiao Zhang

Ideogram (simbol grafis yang mewakili ide dari sekelompok huruf) Mandarin untuk keluarga, rumah tangga, atau rumah 家 “Jia” terdiri dari simbol rumah, 宀, di bagian atas, dan simbol babi 豕, di bawah. Alasan mengapa “seekor babi berada di dalam rumah” menandakan suatu rumah, rumah tangga, atau keluarga dalam bahasa Mandarin telah dijelaskan dalam sejarah.

Di Tiongkok kuno, babi dianggap sebagai hewan yang cerdas, dan keberanian mereka cukup dikagumi. Sajak rakyat dari Tiongkok Timur Laut mengklaim babi sebagai hewan yang paling berani, bahkan lebih berani daripada beruang atau harimau. Menurut pepatah Tiongkok kuno, dibutuhkan banyak keberanian untuk berburu harimau, namun saat berburu babi hutan, juga perlu disiapkan peti mati.

Dengan kata lain, nyawa seseorang sedang dipertaruhkan. Tidak seperti harimau atau beruang yang diburu, babi hutan yang diburu tidak akan berusaha melepaskan diri, tetapi sebaliknya dia akan berbalik dan menyerang pemburu. Karena kecerdasan mereka dan pengenalan secara naluriah akan adanya perangkap, mereka dianggap sebagai lawan yang sangat berbahaya.

Selain itu, orang Tionghoa biasa mengasosiasikan kemakmuran dan uang dengan babi, setidaknya pada masa lalu, hanya keluarga kaya yang mampu membeli daging babi untuk dikonsumsi. Karena anggapan bila memiliki banyak keturunan sama dengan “kehidupan keluarga yang beruntung,” babi dengan tandu besar dianggap sebagai simbol keberuntungan. 

“Seekor babi di dalam rumah” 家 melambangkan keberuntungan dalam banyak hal karena orang Tionghoa kuno tidak menginginkan apa-apa lagi selain untuk keluarga, rumah tangga, dan rumah mereka. (feb)

1,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Wilayah Jabotabek Jelang Natal

0

ETIndonesia- PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 1.106.018 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-8 s.d H-2 Hari Raya Natal 2021 yang jatuh pada periode Jumat-Kamis (17-23 Desember 2021).

Corporate Communication & Community Development Group Head, Dwimawan Heru mengatakan angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).

Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 8,9% jika dibandingkan lalin normal periode November 2021 dengan total 1.015.248 kendaraan. 

Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju keempat arah yaitu mayoritas sebanyak 505.337 kendaraan (45,7%) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung, menuju Arah Barat (Merak) 348.887 kendaraan (31,5%), dan 251.794 kendaraan (22,8%) menuju arah Selatan (Puncak). Adapun rincian distribusi lalin sebagai berikut:

ARAH TIMUR

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 262.009 kendaraan, naik sebesar 14,2% dari lalin normal.

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 243.328 kendaraan, naik sebesar 10,8% dari lalin normal.

Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 505,337 kendaraan, naik sebesar 12,5% dari lalin normal.

ARAH BARAT

Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 348.887 kendaraan, naik 4,8% dari lalin normal.

ARAH SELATAN

Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 251.794 kendaraan, naik sebesar 7,9% dari lalin normal.

Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol dapat mengantisipasi perjalanan sebelum memasuki jalan tol. Pastikan kendaraan maupun pengendara dalam keadaan prima, mematuhi protokol kesehatan (menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan) saat berada di rest area, isi BBM dan saldo uang elektronik yang cukup, serta mematuhi rambu-rambu dan arahan petugas serta istirahat jika lelah berkendara. (asr)

Otoritas Tiongkok Terbitkan Lebih Banyak Pembatasan untuk Melarang Kegiatan Keagamaan Selama Natal

0

Alex Wu

Lima departemen Partai Komunis Tiongkok (PKT) menerbitkan pemberitahuan yang melarang pertemuan keagamaan online sebelum Natal. 

Banyak pemerintah daerah dan departemen keamanan publik turut membatasi kegiatan keagamaan. Bahkan, pihak berwenang melarang perayaan Natal dengan dalih “Pencegahan Epidemi.”

Sebelum Natal, pemerintah dan departemen keamanan publik di Provinsi Guangdong, Shandong, Anhui, Guangxi, Zhejiang, dan wilayah lainnya bergabung membatasi kegiatan keagamaan yang tidak disetujui oleh pemerintah.

Pendeta sebuah gereja rumah di Guangdong, bermarga Chen, kepada Radio Free Asia (RFA) pada Rabu (22/12/2021) mengatakan polisi setempat menyampaikan kepada gereja atas nama pencegahan epidemi tentang pertemuan tidak diperbolehkan selama Natal.

Pendeta sebuah gereja di Shandong, bernama John, juga mengatakan situasi setempat sama seperti di bagian lain negara itu—perayaan Natal tidak diperbolehkan. 

“Sudah diperintahkan tidak boleh ada kegiatan keagamaan, dan beberapa gereja di tempat lain seperti ini. Mereka hanya bisa melakukan aktivitas perayaan bawah tanah,” ujarnya. 

Kegiatan gereja di daerah Pingyang kota Wenzhou di Provinsi Zhejiang juga dihentikan oleh otoritas komunis atas nama “Pencegahan Epidemi.”

Penindasan Partai Komunis Tiongkok terhadap perayaan Natal dimulai tiga tahun lalu. Bahkan, setiap tahun sebelum Natal, rezim melarang perusahaan milik negara dan sekolah merayakan Natal. 

Baru-baru ini, seorang Kristen Tionghoa mengatakan  pusat perbelanjaan  tidak lagi menjual lampu Natal dan pohon Natal.

Ketika rezim Tiongkok masih terus membatasi dan melarang pertemuan keagamaan secara langsung atas nama pengendalian epidemi, pertemuan online menjadi semakin populer. 

Umat Katolik Tiongkok berjalan melalui pos pemeriksaan keamanan di luar gereja Katolik yang disetujui pemerintah di Beijing, pada 24 Desember 2007. (Teh Eng Koon/AFP via Getty Images)

Cendekiawan Daratan Tiongkok, David Li kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin mengungkapkan bahwa antusiasme warga terhadap keyakinan terus meningkat. Hal demikian membuat Beijing khawatir, yang ingin terus mengendalikan pikiran orang-orang. Lebih parah lagi, rezim pasti akan menekan penyebaran agama Kristen.

Pada Senin (20/12/2021) lima departemen rezim, termasuk Administrasi Negara Urusan Agama, Kantor Informasi Internet Negara, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, Kementerian Keamanan Publik, dan Kementerian Keamanan Nasional, menerbitkan instruksi “Tindakan Administratif untuk Layanan Informasi Keagamaan Internet,” melarang organisasi atau individu mana pun untuk mengajar, mengunggah, memposting, dan mendistribusikan ceramah dan khotbah agama apa pun secara online. Perintah ini juga melarang layanan informasi agama melalui situs web, aplikasi, forum online, dan selanjutnya. 

Mengenai penindasan rezim Tiongkok terhadap kegiatan keagamaan, Wu Zuolai, seorang pakar yang berbasis di AS mengatakan kepada The Epoch Times bahwa PKT sedang mundur, memulihkan kurungan pikiran dan perilaku orang seperti selama Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Budaya Kristen berseberangan dengan Marxisme, komunisme, dan apapun yang disebarkan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Dia mengatakan keyakinan agama dan komunisme pada dasarnya bertentangan. Yang satu tentang kasih sayang, yang lain tentang filosofi perjuangan. Komunisme berkomitmen kepada kebencian, kebencian antar bangsa, kebencian historis, dan hasutan untuk kebencian.

Selain itu, Wu menunjukkan agama terorganisir adalah hal yang paling ditakuti oleh PKT. 

 “Jika rakyat jelata sendirian secara individu, maka PKT tidak akan jatuh, tidak peduli seberapa korupnya dia, atau membuat puluhan juta orang mati kelaparan. Tapi begitu orang-orang diorganisir, maka akan berbeda. Jadi PKT memang takut dan menghadapi tantangan yang besar,” imbuhnya. 

Wu menambahkan, sejumlah gereja di berbagai tempat juga menggunakan berbagai metode online untuk beribadah. 

“Penindasan PKT dapat memprovokasi lebih banyak perlawanan, banyak orang mungkin lolos dari Great firewall yang dibangun oleh rezim untuk membatasi akses ke informasi, dan PKT tidak akan dapat menghentikannya,” ujarnya. (asr)

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Mengumumkan Pemberian Amnesti Kepada Park Geun-hye

oleh Luo Tingting 

Pada Januari 2021, mantan presiden Korea Selatan Park Geun-hye dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, dan denda sebesar KRW. 18 miliar, mengembalikan dana yang dicuri sebesar KRW. 3,5 miliar. Park Geun-hye telah dipenjara sejak 31 Maret 2017, dan saat ini ia adalah presiden Korea Selatan yang telah menjalani hukuman terlama.

Park Geun-hye yang berusia 70 tahun dalam kesehatan yang buruk dan telah beberapa kali dirawat di rumah sakit selama menjalani hukumannya. Sejak 22 November, dia dirawat di Rumah Sakit Samsung Seoul dan belum diketahui kapan bisa keluar dari rumah sakit.

Kantor Berita Yonhap melaporkan pada 24 Desember bahwa pemerintah Korea Selatan membuat keputusan memberikan amnesti kepada Park Geun-hye, dengan mempertimbangkan kesehatannya yang buruk.

Mantan Perdana Menteri Han Myung-sook pada tahun 2015 dijatuhi hukuman 2 tahun penjara karena mengumpulkan dana ilegal sebesar KRW. 900 juta. Ia dituntut untuk mengembalikan dana yang dicuri sebesar KRW. 883 juta. Han Myung-sook mendapatkan amnesti berupa pemulihan haknya.

Namun, mantan Presiden Lee Myung-bak tidak termasuk dalam daftar penerima pengampunan dari pemerintah Korea Selatan.

Ini merupakan amnesti kelima yang diberikan Presiden Moon Jae-in selama ia berkuasa. Masa jabatan Presiden Moon Jae-in akan berakhir pada Mei 2022. Dia sebelumnya pernah menyatakan bahwa dirinya tidak akan mempertimbangkan untuk mengampuni Park Geun-hye selama masa jabatannya.

Kementerian Kehakiman Korea Selatan juga memiliki sikap negatif terhadap pengampunan Park Geun-hye. Panitia peninjau amnesti dari Kementerian Kehakiman tidak memasukkan Park Geun-hye dalam daftar ketika membahas skala dan target pengampunan pada 22 Desember.

The Blue House atau Cheongwadae (Istana Kepresidenan Korea Selatan) juga memberitakan kepada media pada awal bulan ini, bahwa mereka tidak membahas masalah pengampunan bagi Park Geun-hye.

Korea Selatan akan mengadakan pemilihan presiden pada bulan Maret tahun depan. Dan adik perempuan Park Geun-hye telah mengumumkan pencalonannya pada 21 Desember lalu.

Yoon Seok-yue, calon presiden dari partai oposisi terbesar di Korea Selatan mengatakan bahwa untuk mempromosikan persatuan nasional, jika dia terpilih sebagai presiden, maka ia akan mempertimbangkan untuk memberikan pengampunan kepada kedua mantan presiden, yakni Park Geun-hye dan Lee Myung-bak. (sin)

Biden Teken UU yang Melarang Impor Produk Hasil Kerja Paksa di Xinjiang

 oleh Chen Beichen 

Gedung Putih mengumumkan pada Kamis 23 Desember bahwa Presiden AS Biden telah menandatangani Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uighur (Uyghur Forced Labor Prevention Act), yang melarang pengusaha AS mengimpor produk hasil kerja paksa di Xinjiang, Tiongkok

Pernyataan Gedung Putih menyebutkan : Undang-undang no. H.R. 6256 melarang pengusaha AS mengimpor produk hasil kerja paksa dari Daerah Otonomi Uigur Xinjiang di Republik Rakyat Tiongkok dan menjatuhkan sanksi kepada individu asing yang terlibat dalam kerja paksa di wilayah tersebut.

Undang-undang berkaitan dengan HAM di Xinjiang yang merupakan kebijakan terbaru Washington terhadap Beijing, telah mendapat pengesahan dari Kongres pada 16 Desember. RUU yang sebelumnya telah menghabiskan waktu beberapa bulan untuk pembahasannya, akhirnya bisa disetujui oleh kedua partai dalam kongres dan disahkan pada bulan Desember ini melalui kompromi.

Dewan Perwakilan Rakyat pertama kali mengesahkan rancangan undang-undang tersebut dengan suara bulat pada 14 Desember, setelah Senat mengesahkannya pada 13 Desember. dan mengirimkannya ke Gedung Putih. UU tersebut akan diberlakukan setelah ditandatangani oleh presiden.

Biden sebelumnya menyatakan bahwa dia akan menandatangani RUU tersebut.

Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uighur akan meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) untuk menyusun daftar entitas yang bekerja sama dengan entitas Partai Komunis Tiongkok yang menindas minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, dan melarang masuknya semua produk yang dihasilkan dari kerja paksa di Xinjiang ke Amerika Serikat.

RUU itu juga memberlakukan klausa “praduga yang dapat dibantah”, yang mengharuskan perusahaan yang hendak mengimpor untuk memberikan bukti yang jelas dan meyakinkan kepada lembaga pemerintah bahwa produk Xinjiang yang diimpor tidak melibatkan kerja paksa, jika tidak, pihak berwenang akan menganggap semua komoditas yang diimpor dari Xinjiang adalah hasil yang diproduksi oleh tenaga kerja paksa, sehingga impornya dilarang.

Larangan tersebut akan diterapkan dalam waktu 180 hari setelah RUU tersebut mulai berlaku.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada konferensi pers beberapa hari lalu, bahwa Biden setuju dengan Kongres bahwa dia harus mengambil tindakan untuk meminta pertanggungjawaban pihak berwenang Tiongkok atas genosida dan pelanggaran hak asasi manusia, dan menyelesaikan masalah kerja paksa di Xinjiang.

Jen Psaki mengatakan : “Tim eksekutif akan bekerja sama dengan Kongres dalam penerapan undang-undang ini untuk memastikan bahwa tidak ada kerja paksa dalam rantai pasokan global. Pada saat yang sama, juga perlunya komitmen untuk melokalisasi atau mentransfer rantai pasokan ke tempat ketiga, termasuk semikonduktor dan energi bersih”.

Perwakilan Dagang AS Katherine Tai juga memuji undang-undang tersebut.

Dia mengatakan : “Secara moral dan ekonomi diperlukan bagi Amerika Serikat untuk menghapus praktik ini (kerja paksa) dari rantai pasokan global, mencakup rantai pasokan yang mengeksploitasi orang Uighur, etnis minoritas lainnya serta umat beragama di Xinjiang, Tiongkok”. (sin)

Studi Menemukan Vaksin Booster Sinovac Menghasilkan Antibodi yang Gagal Tangkal Omicron

0

Chen Beichen

Penelitian University of Hong Kong dan The Chinese University of Hong Kong yang disampaikan pada Kamis (23/12/2021) menemukan orang yang menerima dua dosis vaksin Sinovac jika masih menerima vaksin booster sinovac atau dosis ketiga, tidak dapat menghasilkan antibodi yang cukup untuk melawan varian Omicron.

Penelitian menunjukkan bahwa jika orang divaksinasi dengan dua dosis vaksin sinovac, tetapi dosis ketiga diubah menjadi vaksin Pfizer, maka dapat secara signifikan meningkatkan tingkat antibodi tubuh. 

Studi tersebut juga mengatakan bahwa orang yang telah divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer juga perlu divaksinasi dengan suntikan booster Pfizer untuk menghasilkan antibodi yang cukup terhadap virus Omicron.。

Profesor Malik Peiris, Ketua Virologi di Universitas Hong Kong mengatakan bahwa suntikan booster Pfizer jelas memiliki resistensi yang lebih tinggi terhadap Omicron.

Meskipun belum jelas seberapa baik vaksin Sinovac melindungi Omicron, termasuk bagaimana sistem kekebalan akan merespon sel T dari sel yang terinfeksi virus, hasil awal tidak berbeda untuk orang yang telah divaksinasi dengan vaksin Sinovac.

Saat ini Tiongkok belum membuka vaksin campuran, dan sebagian besar orang yang divaksinasi lengkap terus menambahkan dosis ketiga Sinovac. Di Hong Kong, sejak November lalu, orang yang telah divaksinasi lengkap dengan vaksin Sinovac diharuskan menerima suntikan booster, dan hanya kelompok berisiko tinggi yang dapat divaksinasi dengan vaksin Pfizer. 

Setelah University of Hong Kong dan Chinese University of Hong Kong mengumumkan hasil eksperimen tersebut, data “Effective Protection” yang dipublikasikan Sinovac pekan lalu menimbulkan kecurigaan dari dunia luar.

Sinovac mengutip penelitiannya sendiri minggu lalu yang mengklaim dosis ketiga vaksinnya “secara efektif meningkatkan netralisasi serum terhadap strain Omicron”. Selain itu, mengatakan bahwa  94% orang yang menerima vaksin booster Sinovac menghasilkan cukup antibodi penetralisir. Alam tetapi, tidak merinci subjek tingkat antibodi.

Sinovac tidak menanggapi permintaan komentar.

Menurut analisis, mengingat infektivitas strain varian Omicron 70 kali lebih tinggi daripada Delta, jika perlu untuk memberikan vaksin yang berbeda sebagai booster, atau memberikan kembali vaksin. Bahkan mengembangkan suntikan booster yang berbeda untuk menyingkirkan epidemi, atau akan memperburuk prospek pemulihan global. (hui/asr)

Gerombolan Serigala Kabur, Kebun Binatang di Prancis Langsung Ditutup

ETIndonesia- Pihak berwenang Prancis menutup sebuah kebun binatang setelah gerombolan serigala yang berjumlah sembilan ekor kabur dari kandang saat jam berkunjung.

Dikutip dari RTÉ, Jumat (24/12/2021) para pejabat mengonfirmasi insiden itu terjadi akhir pekan lalu di kebun binatang Trois Vallees di Montredon-Labessonnie di wilayah Tarn.

Pejabat setempat Fabien Chollet mengatakan tidak ada pengunjung yang terluka tetapi empat serigala ditembak mati oleh petugas dan lima lainnya berhasil dibius di tempat kejadian,

“Tidak banyak orang di kebun binatang pada saat itu dan tidak ada publik yang berada dalam bahaya,” katanya.

Namun dikarenakan masalah keamanan, kebun binatang tersebut perlu ditutup sampai persoalan selesai.

Pemilik kebun binatang Sauveur Ferrara mengatakan serigala,yang baru tiba di atraksi, melarikan diri setelah menghancurkan fasilitas keamanan. Akan tetapi, para serigala yang kabur tidak berhasil keluar dari kebun binatang.

“Akibat perilaku abnormal dan berbahaya dari beberapa dari mereka, empat serigala dengan sedih ditembak mati oleh petugas taman,” tambahnya. Ia menekankan seluruh pengunjung langsung dievakuasi dari lokasi.

Pada Oktober 2020, kebun binatang itu diperintahkan ditutup karena tindakan keamanan tetapi kemudian dicabut oleh pengadilan.

Halaman media sosialnya mengatakan pihaknya berencana untuk membuka kembali pada pertengahan bulan depan. (asr)

Selama 20 Tahun Bergabung dengan WTO, Beijing Masih ‘Jauh’ Dalam Memenuhi Banyak Komitmen

Michael Washburn

Penolakan Beijing untuk mematuhi surat dan semangat keanggotaannya di WTO selama dua dekade sejak masuknya Tiongkok ke dalam WTO, menyerukan sebuah perubahan strategi di pihak negara yang menghormati dan berusaha menegakkan aturan.

Tiongkok bergabung dengan WTO pada 11 Desember 2001, dan hari jadinya yang ke-20 keanggotaan Tiongkok telah mengilhami banyak refleksi terhadap tonggak sejarah, serta keluhan dan protes oleh negara anggota lain yang menolak ketergantungan rezim komunis Tiongkok berkelanjutan, pada perdagangan yang canggung dan tidak berorientasi pada pasar dan praktik- perburuhan, dari subsidi pertanian secara besar-besaran hingga kerja paksa.

Sebuah Pola Pelanggaran yang Berkelanjutan

Bagi banyak pengamat, Beijing bersalah bukan hanya atas pelanggaran yang kebetulan terhadap persyaratan keanggotaannya, tetapi sebuah pendekatan umum untuk perdagangan dan tenaga kerja yang bertentangan dengan aturan dan prinsip pendirian WTO. 

“Ketika Tiongkok bergabung dengan WTO, Tiongkok setuju untuk bergabung dalam sebuah organisasi perdagangan global yang didasarkan pada prinsip perdagangan yang dipimpin oleh aturan yang dipimpin perusahaan swasta dan berdasarkan pasar, sesuai dengan prinsip dasar yang non-diskriminasi, timbal-balik, dan transparansi,” kata Stephen Ezell, wakil presiden Information Technology and Innovation Foundation (ITIF).

“Dan Tiongkok tidak pernah lebih jauh dari Tiongkok saat ini dari umumnya berpegang pada prinsip-prinsip tersebut. Tiongkok sudah sejauh ini.”

Terlepas dari harapan dan persyaratan bahwa pihak berwenang Tiongkok tidak campur tangan secara langsung atau tidak langsung dalam keputusan komersial 

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Negara tunduk pada pengawasan Partai Komunis Tiongkok.

Sebuah laporan Juli yang diterbitkan oleh organisasi Stephen Ezell berjudul False Promises II: The Continuing Gap Between China’s WTO Commitments and Its Practices : Kesenjangan yang Berkelanjutan Antara Komitmen WTO oleh Tiongkok dan Praktik-Praktik Tiongkok,” mencatat bahwa per tahun 2016, ada 150.000 Badan Usaha Milik Negara atau perusahaan yang dikendalikan negara di Tiongkok pada tingkat pemerintah daerah atau tingkat pusat, mempekerjakan sekitar 30 juta pekerja dan memegang total aset USD 15,2 triliun.

Keanggotaan di WTO, secara teori, akan mengarah pada sebuah pengurangan yang tajam dalam jumlah BUMN dan prevalensi BUMN  dalam output industri Tiongkok, tetapi tren yang sebenarnya lebih dekat ke sebaliknya. 

Laporan tersebut memetakan pertumbuhan sektor BUMN baik secara kapitalisasi pasar maupun secara jumlah total, dan mencatat bahwa pada tahun 2019, dari 109 perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Fortune Global 500, 93 perusahaan di antaranya adalah BUMN. Prevalensi BUMN terutama ditandai di sektor perbankan, di mana bank-bank milik negara dan bank-bank yang dikendalikan negara mendominasi, catatan laporan itu. BUMN menikmati berbagai keunggulan dibandingkan perusahaan swasta di berbagai bidang, mulai dari perpajakan hingga ketersediaan dan persyaratan pinjaman.

“Prevalensi yang terus berlanjut dari perusahaan milik negara adalah contoh yang sangat jelas bahwa Tiongkok tidak mematuhi aturan,” kata Stephen Ezell.

Bidang-bidang ketidakpatuhan lainnya melibatkan subsidi untuk bisnis pertanian dan transfer teknologi secara paksa. Di bawah aturan WTO, satu anggota harus memberitahu WTO mengenai pemberian suatu subsidi secara tepat waktu, tetapi Beijing telah gagal melakukannya dan bahkan tidak memberikan pemberitahuan subsidi tingkat provinsi hingga tahun 2019, kata Stephen Ezell.

Fenomena transfer teknologi secara paksa bahkan lebih memprihatikan, kata Stephen Ezell. Ketika perusahaan non-Tiongkok berusaha untuk bersaing di pasar Tiongkok, perusahaan non-Tiongkok sering tidak mempunyai pilihan selain mengungkapkan teknologi perdagangan yang sensitif dan paten serta rahasia untuk pesaing perusahaan non-Tiongkok di Tiongkok sebagai bagian proses itu. Stephen Ezell mengutip Kawasaki Rail Car dan Siemens sebagai dua contoh perusahaan asing yang harus membocorkan teknologi yang terlibat dalam sistem rel kecepatan-tinggi miliknya ketika mencari masuk ke Tiongkok.

“Kawasaki Rail Car dan Siemens dipaksa untuk memberikan teknologi yang mereka miliki dan menemukan dirinya  bersaing dengan perusahaan Tiongkok [yang menggunakan teknologi mereka] beberapa tahun kemudian di pasar-pasar global,” kata Stephen Ezell.

Sebuah masalah terkait yang menarik perhatian internasional adalah kurangnya Beijing menghormati aturan dan protokol yang dipahami secara umum yang mengatur kekayaan intelektual, kata Stephen Ezell. Perusahaan Tiongkok dengan berani menyalahgunakan kekayaan intelektual milik pesaing asing, sebuah praktik yang hanya menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu dalam menghadapi protes menentang hal tersebut.

Stephen Ezell mengatakan, meskipun Partai Komunis Tiongkok berulang kali menjamin bahwa praktik ini akan mereda, praktik ini terus berjalan dengan cepat. Di setiap industri teknologi, dari bioteknologi hingga kedirgantaraan ke peralatan telekomunikasi, Tiongkok terlibat dalam  pencurian kekayaan intelektual yang disetujui oleh negara. Hal tersebut pada dasarnya bertentangan dengan komitmen yang dibuat Tiongkok ketika bergabung dengan WTO.

Stephen Ezell menggambarkan pencurian kekayaan intelektual, bukan hanya pekerjaan beberapa aktor acak, tetapi sebagai sebuah pendekatan yang  pemerintah secara khusus ditujukan untuk memberikan sebuah keuntungan bagi BUMN, yang melanggar aturan WTO dan hukum internasional.

“Partai Komunis Tiongkok menyindir dirinya sendiri secara tidak langsung ke setiap sudut aktivitas ekonomi Tiongkok, dengan desain dan dengan niat. Itu berarti instruksi tersebut berasal dari atas,” kata Stephen Ezell.

Sebuah Kesalahan besar

Bagi sebagian pengamat, catatan pelanggaran-pelanggaran yang meluas, kronis, dan berkelanjutan itu menegaskan perasaan yang mereka miliki pada saat diskusi berlangsung mengenai masuknya Tiongkok ke WTO dua dekade lalu.

“Dua puluh tahun yang lalu, saya menulis sebuah artikel di Wall Street Journal yang mengatakan bahwa saya tidak berpikir kita harus membiarkan Tiongkok masuk ke dalam WTO karena Tiongkok tidak mau memenuhi kewajibannya. Tiongkok jelas-jelas tidak,” kata Thomas J. Duesterberg, seorang rekan senior di Institut Hudson.

Pertanyaannya bukanlah apakah kehadiran Tiongkok di WTO dapat dibenarkan, tetapi bagaimana menanggapi pelanggaran dalam menghadapi kegagalan banyak sanksi untuk menekan Beijing agar mengubah atau mengakhiri praktiknya yang lebih mengerikan, kata Thomas J. Duesterberg.

Menghapus sanksi-sanksi mungkin bukanlah reaksi yang tepat. Pada saat ini, Thomas J. Duesterberg percaya, negara-negara demokrasi yang bersekutu harus terus-menerus menerapkan tekanan.

“Kita dapat menegakkan aturan-aturan seperti yang kita lihat, dan pemerintahan Donald Trump adalah cukup kuat dalam hal itu. Pemerintahan Joe Biden belum mencabut satupun dari tarif yang dikenakan kepada Tiongkok dulu, jadi kita perlu terus menekan,” kata Thomas J. Duesterberg.

“Ada baiknya mencoba mereformasi WTO dan menerapkan aturan yang lebih kuat, terutama pada subsidi dan perdagangan digital.”

Tetapi reformasi semacam itu, meskipun diinginkan, mungkin tidak cukup jauh. Thomas J. Duesterberg melihat sebuah peran penting untuk perjanjian dan sistem perdagangan alternatif dengan sebuah karakter regional.

“Kita dapat masuk dan membangun perjanjian perdagangan secara regional, seperti yang pernah kita lakukan dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, tetapi saya juga berpikir Amerika Serikat perlu bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik,” kata Thomas J. Duesterberg, merujuk pada sebuah pakta regional negara-II yang ditarik oleh pemerintahan Donald Trump. 

Pemerintahan Joe Biden telah mengindikasikan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk bergabung dalam perjanjian perdagangan, yang disebut dengan CPTPP.

Sebuah aliansi perdagangan semacam itu mungkin terbukti lebih efektif, pada akhirnya daripada memperlengkapi kembali WTO, di mana pertikaian internal mengenai masalah Tiongkok telah terjadi yang menimbulkan sebuah rintangan bagi reformasi yang efektif.

“Amerika Serikat telah berbicara dengan Eropa dan Jepang, tetapi Eropa sangat enggan untuk mengambil sebuah sikap yang kuat terhadap Tiongkok, dan untuk mendapatkan aturan yang baru ke dalam WTO adalah sebuah perintah yang sangat sulit dilakukan karena biasanya membutuhkan tingkat konsensus yang sangat tinggi,” kata Thomas J. Duesterberg. 

“Orang-orang Tiongkok tidak akan pernah setuju untuk hal itu, dan orang-orang Tiongkok memiliki sekutu yang telah dibeli atau ditekan untuk berpihak kepadanya.”

Oleh karena itu, kegunaan sebuah aliansi baru, seperti CPTPP, di mana pengaruh Tiongkok tidak dapat menghalangi reformasi yang efektif. Amerika Serikat perlu bekerja untuk masalah ini dengan kekuatan yang berpikiran sama seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Jepang, yang tidak takut untuk mengecam praktik rezim Beijing, kata Thomas J. Duesterberg.

“Tetapi jika kita dapat membuat orang-orang Eropa menjadi pendukung yang lebih tangguh terhadap Tiongkok, itu juga bagus,” tambah Thomas J. Duesterberg.

Thomas J. Duesterberg juga tidak menutup kemungkinan untuk memberitahu perusahaan milik Tiongkok seperti Alibaba dan TikTok bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak boleh beroperasi di Amerika Serikat, mengingat pembatasan yang menghambat perusahaan Amerika Serikat yang ingin berbisnis di Tiongkok. Sebuah langkah semacam itu dapat meningkatkan tekanan pada Beijing untuk memodifikasi pengabaiannya, terhadap surat tersebut dan semangat tatanan ekonomi global yang berbasis perdagangan bebas.

NATO untuk Perdagangan

Stephen Ezell mengatakan ia melihat potensi sebuah jaringan perdagangan, ekonomi, dan keamanan negara yang berpikiran sama untuk melawan kebijakan dan praktek Partai Komunis Tiongkok yang kejam. Apa NATO untuk pertahanan nasional, jaringan ini akan digunakan untuk perdagangan global. Stephen Ezell memberi sebuah contoh bagaimana sistem ini akan bekerja dalam prakteknya.

“Ketika kita menemukan perusahaan Tiongkok yang terus terlibat dalam pencurian kekayaan intelektual, kita harus secara kolektif menolak akses semua perusahaan Tiongkok itu ke semua pasar dalam kemitraan ini,” kata Stephen Ezell. 

“Kita dapat memiliki sebuah NATO untuk perdagangan, negara-negara akan bertindak secara kolektif ketika perusahaan dirugikan oleh perilaku Tiongkok, untuk memaksakan konsekuensi serius dan secara kolektif memperkuat standar yang tinggi untuk perdagangan berbasis-pasar.” (Vv)

Michael Washburn adalah reporter lepas berbasis di New York yang meliput topik terkait Tiongkok. Ia memiliki latar belakang jurnalisme hukum dan keuangan, dan juga menulis tentang seni dan budaya. Selain itu, ia adalah pembawa acara podcast mingguan “Reading the Globe.” Buku-bukunya termasuk “The Uprooted and Other Stories,” “When We’re Grownups,” dan “Stranger, Stranger.”

Kasus Positif Varian Omicron Kembali Bertambah, Kini Berjumlah 19 Orang

0

ETIndonesia- Setelah menyampaikan bertambahnya 3 kasus terkonfirmasi Omicron pada Rabu (21/12) yang mana totalnya berjumlah 8 orang, Kementerian Kesehatan mencatat penambahan 11 kasus baru Omicron pada Jumat (24/12/2021).

Data yang dirilis Kemenkes mencatatkan terdapat 19 orang yang terkonfirmasi positif terinfeksi varian Omicron.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan “temuan kasus Omicron di pintu negara menunjukkan hasil penguatan Surveilans dan peningkatan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terutama bagi pasien dari pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif, sehingga langkah penanganan dapat dilakukan dengan cepat.”

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan penyebaran Omicron yang sangat cepat, menunda perjalanan ke Luar Negeri, dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, serta segera mengikuti vaksinasi COVID-19.

Laporan Kementerian Kesehatan RI menunjukkan mereka yang terinfeksi sempat melakukan perjalanan ke luar negeri yakni Turki, Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi.

Kesebelas kasus tersebut adalah:

1. DAH, laki-laki, 58 tahun, dari Turki
2. NAN, aki-laki, 21 tahun, dari Turki
3. SS, laki-laki, 53tahun, dari Turki
4. ADS, laki-laki, 49 tahun, dari Turki
5. NF, perempuan, 59 tahun, dari Turki
6. ASPP, laki-laki, 21 tahun, dari Turki
7. R, laki-laki, 33 tahun, dari Jepang
8. AW, laki-laki, 32 tahun, dari Korea Selatan
9. RP, laki-laki, 40 tahun, dari Jepang
10. W, laki-laki, 44 tahun, dari Jepang
11. I, laki-laki, 28 tahun, dari Arab Saudi

(asr)

Deteksi 8 Kasus Infeksi Varian Omicron, Kemenkes Klaim Belum Ada yang Menyebar Keluar

0

ETIndonesia- Kementerian Kesehatan kembali mendeteksi 3 kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia. Temuan ini didapati dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang keluar pada Rabu (21/12/2021). Kini jumlah kasus Omicron di Indonesia menjadi 8 orang.

Sama seperti 5 kasus sebelumnya, 3 kasus terkonfirmasi ini merupakan imported case, berasal dari pelaku perjalanan internasional yang baru kembali dari Kongo dan Malaysia. Ketiganya merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan kini telah menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

“Semua kasus Omicron di Indonesia berasal dari luar negeri. Temuan ini menunjukkan bahwa semua kasus terjadi di karantina,” kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi di Jakarta pada Kamis (23/12) dikutip dari situs resmi Kemenkes RI.

Ia mengklaim temuan ini menunjukkan penyebaran vairan ini bisa ditangkal di karantina dan sampai saat ini belum ada yang menyebar keluar.

Hal ini juga menunjukkan bahwa sistem pertahanan Indonesia menangkal kehadiran varian Omicron sudah cukup baik. Namun demikian, masih diperlukan penguatan-penguatan di pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara guna menutup celah masuknya Omicron.

Kemenkes akan memperkuat kegiatan surveilans dan peningkatan pemeriksaan WGS terutama bagi pasien dari pelaku perjalanan internasional yang terkonfirmasi positif. Langkah ini untuk menemukan kasus terkonfirmasi sejak dini, sehingga bisa segera dilakukan karantina maupun penanganan medis bagi kasus yang bergejala.

Dengan semakin meluasnya penyebaran Omicron, Jubir Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak atau menunda melakukan perjalanan ke luar negeri, jika tidak ada keperluan yang mendesak.

Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi penularan COVID-19, terutama Omicron. Sebab varian ini diduga jauh lebih cepat menyebar dibandingkan varian yang ada. Lindungi diri dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan segera mengikuti vaksinasi COVID-19. (Kemenkes RI/asr)

Liburan Natal dan Tahun Baru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Wilayah Jabotabek

0

ETIndonesia- PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 938.141 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-8 s.d H-3 Hari Raya Natal 2021 yang jatuh pada periode Jumat -Rabu, 17-22 Desember 2021.

Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Dwimawan Heru mengatakan angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).

Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 7,8% jika dibandingkan lalin normal periode November 2021 dengan total 870.371 kendaraan. 

Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 432.320 kendaraan (46,1%) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 288.658 kendaraan (30,8%) menuju menuju arah Barat (Merak), dan 217.163 kendaraan (23,1%) menuju arah Selatan (Puncak). Adapun rincian distribusi lalin sebagai berikut:

ARAH TIMUR

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 223.758 kendaraan, naik sebesar 14,3% dari lalin normal.

– Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 208.652 kendaraan, naik sebesar 10,3% dari lalin normal.

Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 432.320 kendaraan, naik sebesar 12,4% dari lalin normal.

ARAH BARAT

Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 288.658 kendaraan, naik 1,1% dari lalin normal.

ARAH SELATAN

Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 217.163 kendaraan, naik sebesar 8,5% dari lalin normal.

Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol dapat mengantisipasi perjalanan sebelum memasuki jalan tol. Pastikan kendaraan maupun pengendara dalam keadaan prima, mematuhi protokol kesehatan (menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan) saat berada di rest area, isi BBM dan saldo uang elektronik yang cukup, serta mematuhi rambu-rambu dan arahan petugas serta istirahat jika lelah berkendara. (asr)

Pemerintah Minta Seluruh Rumah Sakit Siapkan Langkah Kontigensi Masuknya Varian Omicron

0

ETIndonesia- Pemerintah mendorong rumah sakit di seluruh Indonesia menyiapkan langkah kontigensi terkait telah masuknya varian Omicron di Indonesia. Hal ini ditujukan agar ketika pasien COVID-19 membutuhkan layanan medis, maka kapasitas rumah sakit akan mencukupi menampung pasien. 

“Pemerintah mendorong rumah sakit di seluruh Indonesia untuk melakukan penyiapan langkah kontingensi. Yaitu melakukan konversi tempat tidur untuk layanan COVID-19 jika kapasitas keterisiannya sudah melebihi 60% kapasitas,” Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers secara virtual yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
 
Menurut data per tanggal 19 Desember 2021, diketahui bahwa angka keterpakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 secara nasional yaitu 2,73%. Baik tempat tidur untuk isolasi maupun ICU. Bahkan angka keterisian per provinsinya tidak lebih dari 30%. Sehingga dapat disimpulkan, kondisi pelayanan di rumah Sakit masih terkendali dan tidak terjadi peningkatan perawatan akibat lonjakan kasus.

Terkait kasus Omicron yang ditemukan di Indonesia, sampai saat ini terdeteksi 8 kasus positif. Temuan ini hasil skrining di pintu kedatangan dan segera diisolasi dan ditangani oleh tenaga kesehatan profesional. Jika didapati hasil negatif setelah masa karantina maka penyintas tidak lagi mampu menularkan virus tersebut ke orang lain. 

Meskipun demikian kewaspadaan harus ditingkatkan terutama mengingat data-data awal menunjukkan kasus omicron cenderung bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala.

Untuk itu upaya testing, tracing dan karantina merupakan kunci agar dapat menskrining kasus dengan baik agar dapat segera ditangani dan tidak menimbulkan penularan yang meluas di masyarakat. (Satgas COVID-19/asr)

Omicron Menjadi Strain Infeksi Utama di Amerika Serikat, Sumbang 73% Kasus COVID-19

Li Mei dan Lin Mingdi 

Pengecualian Daratan Tiongkok, pada Selasa (21/12/2021) lebih dari 275 juta jiwa di seluruh dunia didiagnosis dengan virus Komunis Tiongkok (COVID-19) dan sekitar 5,36 juta orang meninggal dunia. Kasus baru di Australia memecahkan rekor, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan bahwa lockdown tidak akan lagi dilaksanakan. Kematian pertama Omicron terjadi di Amerika Serikat.

Amerika Serikat melaporkan kematian pertamanya akibat infeksi Omicron pada Senin 20 desember, pasiennya adalah seorang pria berusia 50 tahun dari Texas.

CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS melaporkan bahwa pada minggu 18 Desember, kasus Omicron menyumbang 73,2% dari kasus baru, hanya dalam waktu singkat tiga minggu.

Negara Bagian New York menambahkan 24.543 kasus baru yang dikonfirmasi pada h Senin 20 desember, memecahkan rekor sejak epidemi, dengan peningkatan 131 kematian.

Namun demikian, Gubernur New York, Kathy Hochul menekankan bahwa sekolah tidak akan ditutup.

“Kami akan tetap membuka sekolah. Saya ulangi: kami akan tetap membuka sekolah karena saat ini kami menghadapi varian yang sangat berbeda,” ujarnya.  

Hochul mengatakan bahwa ada 2 juta alat tes virus diberikan ke sekolah untuk menghindari seluruh ruang kelas ditutup karena kasus individu.

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly dalam cuitannya pada Senin bahwa hasil rapid test COVIDnya menunjukkan reaktif. Dia saat ini sedang isolasi mandiri dan akan terus bekerja dari jarak jauh sampai hasil tes PCRnya dirilis.

Australia menambahkan sebanyak 4.600 kasus pada Selasa 21 Desember. Dengan pengecualian daratan Tiongkok, lebih dari 275 juta orang di seluruh dunia  didiagnosis dengan COVID-19, dan sekitar 5,36 juta jiwa  meninggal dunia. Kasus baru di Australia memecahkan rekor, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan bahwa lcokdown tidak akan lagi dilaksanakan. 

Scott Morrison mengumumkan bahwa tindakan keras di masa lalu harus diakhiri. Ia menekankan,  pihak berwenang tidak akan lagi membatasi kehidupan normal masyarakat melalui tindakan blokade yang ketat.

Morrison berkata: “Kami telah menetapkan langkah yang dapat diterima oleh warga Australia, yang berarti bahwa kami harus berubah dari budaya paksaan menjadi budaya tanggung jawab. Ini adalah cara bagaimana kita dapat hidup dengan virus di masa depan.”

Setelah Thailand menemukan kasus pertama infeksi komunitas Omicron pada Senin 20 desember, Thailand mengumumkan pada Selasa 21 Desember bahwa mereka akan melanjutkan karantina wajib bagi turis asing dan membatalkan pengecualian karantina.

Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha mengatakan pihaknya  tidak akan mengeluarkan izin dan hal yang sama berlaku untuk warga Thailand. Mulai sekarang, setelah penumpang memasuki Thailand, mereka akan kembali ke sistem karantina yang lama.”

Setelah Thailand mencapai puncaknya musim panas ini, jumlah kasus terus menurun. Pada Selasa 21 Desember, sebanyak 2.476 kasus yang dikonfirmasi COVID-19 dan 32 orang meninggal dunia. (hui)