Home Blog Page 13

Lokasi Penyembunyian Jenazah Tokoh  Hamas Terungkap Hingga Aktivis Pro-Palestina Ditahan

Pada  Senin (9 Juni), Israel menahan sebuah kapal bantuan bernama “Marianne” yang sedang menuju Gaza. Sebanyak 12 aktivis pro-Palestina, termasuk aktivis lingkungan radikal asal Swedia Greta Thunberg, ditahan. Sementara itu, militer Israel mengungkapkan sebuah terowongan rahasia tempat jenazah seorang tokoh teroris Hamas ditemukan.

EtIndonesia. Militer Israel pada Senin menahan kapal bantuan “Marianne” yang sedang menuju Gaza. Sebanyak 12 aktivis pro-Palestina ditahan, termasuk Greta Thunberg, seorang aktivis lingkungan radikal asal Swedia.

 “Saya mengapresiasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dengan cepat dan aman mengambil alih kapal Marianne, mencegahnya menembus blokade dan mencapai pantai Gaza,” kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant. 

Gallant menyatakan bahwa ia telah memerintahkan IDF untuk memutar video serangan teroris Hamas pada 7 Oktober kepada para awak kapal setelah kapal tersebut tiba di Pelabuhan Ashdod.

Kapal pesiar berbendera Inggris, “Marianne”, dioperasikan oleh aliansi pro-Palestina “Freedom Flotilla Coalition”, dan dijadwalkan mengirim bantuan simbolis ke Gaza pada hari Senin.

Greta Thunberg kemudian merilis sebuah video yang menyatakan dirinya telah “diculik”. Pemerintah Israel membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa seluruh awak kapal akan segera dipulangkan ke negara asal masing-masing.

Juru Bicara Pemerintah Israel, Eylon Levy:  “Selama lebih dari 20 bulan, Greta tidak pernah sekalipun menyerukan pembebasan sandera kami — tidak sekali pun. Namun kini, dengan tanpa rasa malu, ia mengklaim dirinya telah diculik.”

Sementara itu, operasi militer Israel di wilayah Gaza terus berlanjut. Asap dari ledakan terus terlihat membumbung di atas wilayah Gaza.

Sehari sebelumnya, militer Israel menunjukkan kepada wartawan asing sebuah terowongan di bawah Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, Gaza.

Menurut juru bicara IDF, terowongan tersebut dulunya merupakan pusat komando utama Hamas. Bulan lalu, pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam ledakan di dalam terowongan itu. Jenazahnya ditemukan pada  Minggu.

Mayor Jenderal IDF Effi Defrin:  “Ini adalah contoh lain dari kekejaman Hamas — mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan memanfaatkan infrastruktur sipil, seperti rumah sakit. Berkali-kali, kami menemukan bukti seperti ini.”

Selain menemukan jenazah pemimpin Hamas, pasukan Israel juga menyita senjata, amunisi, uang tunai, dan dokumen milik Hamas dari terowongan tersebut.

Sementara itu, dari pihak Iran, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi pada Senin menyatakan sedang mencoba menyelesaikan isu pengayaan uranium skala besar Iran melalui jalur diplomatik.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman berencana mengajukan resolusi ke Dewan Keamanan PBB untuk menyatakan bahwa Iran gagal memenuhi kewajiban non-proliferasi nuklirnya.

Iran pada  Senin mengancam akan mengambil langkah balasan jika IAEA menyetujui resolusi tersebut terhadap program nuklirnya. (Hui)

Laporan oleh Zhao Fenghua, New Tang Dynasty Television

Kerusuhan Los Angeles Kian Memanas: Bukti Keterlibatan Marxis dan Miliarder Pro-Komunis Terkuak!

EtIndonesia. Situasi di Los Angeles terus memburuk setelah kerusuhan yang telah berlangsung selama lima hari berturut-turut. Pemerintah Amerika Serikat, melalui Gedung Putih, mengecam keras aksi kekerasan yang meletus di berbagai penjuru kota dan menyebutnya sebagai tindakan pemberontakan yang mengancam keamanan nasional.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil langkah tegas dengan menandatangani nota khusus untuk mengerahkan hingga 4.000 anggota Garda Nasional ke Los Angeles dalam upaya menekan kerusuhan dan mengembalikan stabilitas. Gedung Putih juga mengisyaratkan kemungkinan pengerahan personel militer tambahan, termasuk Marinir AS, apabila kekerasan terus meningkat. 

“Jika situasi memburuk, kami siap mengambil tindakan lebih jauh demi menjaga keamanan nasional,” tegas perwakilan Departemen Pertahanan AS.

Kerusuhan Terorganisir dan Penjarahan Meluas

Laporan investigasi langsung dari The Epoch Times versi bahasa Inggris mengungkapkan bahwa aksi kerusuhan berlangsung secara sistematis dan terorganisir. Para pelaku disebut-sebut membagi tugas dan lokasi, sehingga aksi penjarahan terjadi serempak di berbagai toko dan pusat perbelanjaan di pusat kota. Banyak toko menjadi sasaran perampokan dan pengrusakan, menyebabkan kerugian ekonomi secara signifikan.

Pada 10 Juni malam, ratusan Marinir AS telah tiba di Los Angeles untuk mendukung aparat kepolisian. Pentagon memastikan jumlah personel keamanan akan bertambah dalam beberapa hari ke depan. Penambahan pasukan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi kekerasan yang lebih luas.

Kepolisian Los Angeles telah menyiapkan bus-bus khusus untuk mengangkut para tersangka dalam operasi penangkapan massal. Aparat memprioritaskan keamanan warga dan properti vital, serta menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan resmi.

Di tengah situasi genting ini, Los Angeles juga diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 3,4 pada sore hari, yang mana menambah kecemasan warga.

Perang Pernyataan Antar Pejabat dan Respons Gedung Putih

Situasi makin memanas setelah Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, secara terbuka menulis di platform X (sebelumnya Twitter):  “Kami berkewajiban melindungi aparat penegak hukum federal, bahkan jika Gubernur California, Gavin Newsom, menolak bekerja sama.” 

Pernyataan ini menuai kontroversi, terutama setelah Kepala Urusan Perbatasan Gedung Putih, Tom Homan, menyebut bahwa menghalangi penegakan hukum adalah tindak pidana serius.

Presiden Trump menambah tensi politik dengan menyatakan: “Jika saya jadi Homan, saya pasti sudah menangkap Newsom. Saya suka orangnya, dia baik, tapi jelas sangat tidak kompeten.” 

Trump juga menyoroti lambannya proses perizinan di tingkat negara bagian dan kota. 

“Izin federal sudah selesai, tapi pemerintah daerah benar-benar gagal mengelola. Jika saya tidak mengirim pasukan, kota indah ini mungkin sudah hancur,” ujar Trump dalam pernyataan resminya.

Gubernur Newsom membalas keras tudingan tersebut dengan menuding pemerintah federal mengirim pasukan tanpa persiapan logistik yang memadai. 

“Pasukan kalian datang tanpa bahan bakar, makanan, air, bahkan tempat tidur,” sindir Newsom. Komentar Newsom segera dibalas oleh mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, yang menuduh Newsom mempolitisasi isu keamanan: “Kenapa tidak sekalian beri makan enak, kamar hotel, dan uang saku, seperti ke imigran ilegal?”

Adu Bukti dan Isu Penegakan Hukum

Newsom juga mengklaim bahwa Presiden Trump tidak pernah menghubunginya atau menunjukkan perhatian pada krisis di Los Angeles. Namun, Trump secara terbuka mempublikasikan rekaman percakapannya dengan Newsom sebagai bantahan.

Sementara itu, Sheriff Riverside County, Chad Bianco, mengecam Gubernur Newsom yang dinilai membiarkan kekacauan terjadi. 

“Ini adalah kerusuhan penuh kekerasan! Newsom benar-benar tidak paham penegakan hukum, justru mendorong kekacauan ini,” ungkap Bianco dalam wawancara eksklusif dengan Fox News.

Indikasi Keterlibatan Organisasi Ekstrem dan Pengaruh Asing

Investigasi lanjutan dari New York Post pada 9 Juni menyebutkan, Partai Sosialis & Pembebasan berhaluan Marxis diduga sebagai dalang utama kerusuhan di Los Angeles. Organisasi ini tercatat pernah terlibat dalam protes anti-Israel di Universitas Columbia dan diduga berhubungan dengan pelaku penembakan di Washington DC.

Laporan tahun 2024 dari Rutgers University Network Contagion Research Institute juga menyoroti dugaan hubungan antara beberapa tokoh sosialis Amerika, miliarder Neville Roy Singham dan istrinya, serta pendiri organisasi radikal Code Pink, Jodie Evans, dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Mereka diketahui menghadiri “Forum Inovasi Komunikasi Citra Internasional Tiongkok 2023” di Universitas Fudan, Tiongkok. Singham bahkan disebut menyalurkan jutaan dolar ke berbagai organisasi nirlaba yang mempromosikan agenda PKT secara global.

Analisis dan Pandangan Para Pakar

Jaksa Agung AS Pam Bondi menilai situasi di Los Angeles sangat memprihatinkan. 

“Lihatlah jalanan kota ini, seperti negara dunia ketiga, padahal ini Amerika,” ujarnya. 

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi  Noem, bahkan menuduh banyak demonstran dibayar dan mengorganisir kerusuhan secara profesional.

Reporter investigasi Joshua Philipp melaporkan adanya koordinasi dan komunikasi canggih antar kelompok demonstran. 

“Mereka mengatur pembagian lokasi, bahkan menentukan siapa yang bertanggung jawab membakar kendaraan. Ini bukan aksi spontan,” ungkapnya.

Trump Tegaskan Sikap dan Persiapan Perayaan Hari Ulang Tahun

Menyongsong peringatan 250 tahun Angkatan Darat AS dan hari ulang tahun Presiden Trump pada 14 Juni, Trump menegaskan tidak akan mentoleransi aksi protes lanjutan. 

“Siapapun yang berniat melakukan protes pada hari perayaan, akan berhadapan dengan kekuatan penuh negara,” katanya. 

Trump menyebut para perusuh sebagai “pemberontak” dan menegaskan aksi mereka telah dibiayai oleh pihak tertentu. (***)

Larangan Perjalanan Trump Mulai Berlaku: 12 Negara Dilarang Masuk AS, 7 Negara Dikenai Pembatasan

Larangan perjalanan yang ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Juni  resmi berlaku mulai Senin (9 Juni) dini hari. Kebijakan ini melarang total masuknya warga dari 12 negara, yang mayoritas berasal dari Afrika dan Timur Tengah, serta memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga dari 7 negara lainnya.

EtIndonesia. Mulai 9 Juni, warga dari negara-negara berikut dilarang masuk ke Amerika Serikat untuk alasan apa pun:

  • Afghanistan
  • Myanmar
  • Chad
  • Republik Kongo
  • Guinea Khatulistiwa
  • Eritrea
  • Haiti
  • Iran
  • Libya
  • Somalia
  • Sudan
  • Yaman

Sementara itu, negara-negara berikut dikenai pembatasan masuk yang lebih ketat, termasuk bagi pemegang visa imigran, visa bisnis, wisata, maupun pelajar:

  • Burundi
  • Kuba
  • Laos
  • Sierra Leone
  • Togo
  • Turkmenistan
  • Venezuela

Namun, bagi warga dari negara-negara tersebut yang sudah berada di wilayah AS dengan visa yang sah, mereka dapat tetap tinggal, tetapi pengajuan visa baru akan ditolak kecuali memenuhi persyaratan pengecualian yang sangat ketat.

Presiden Trump menegaskan bahwa larangan ini diberlakukan dengan pertimbangan keamanan nasional dan keselamatan publik, dengan tujuan mencegah masuknya individu yang berpotensi menjadi ancaman. Ia menyinggung insiden serangan teror di Boulder, Colorado, baru-baru ini, di mana pelaku diketahui melewati masa berlaku izin tinggal, menunjukkan betapa seriusnya masalah imigrasi ilegal.

Dalam pengumuman tersebut juga dijelaskan alasan spesifik untuk beberapa negara:

  • Afghanistan dilarang karena Taliban masih berkuasa.
  • Iran dilarang karena dianggap sebagai pendukung terorisme dan tidak bekerja sama dengan AS.
  • Somalia dilarang karena tingginya aktivitas terorisme di dalam negeri.

Selain itu, jumlah besar warga Haiti yang masuk secara ilegal menyebabkan tingginya tingkat overstay (tinggal melebihi izin) dan memicu peningkatan kejahatan terorganisir. Beberapa pemerintah asing yang menolak menerima kembali warga mereka yang dideportasi juga menjadi alasan AS memberlakukan pembatasan tersebut. (hui)

Laporan oleh Liu Jiajia, wartawan NTDTV dari Amerika Serikat

Trump Tak Percaya Janji Xi Jinping! Hari Kedua Perundingan AS-Tiongkok di London Ungkap Retakan “Perang Dingin Baru”

EtIndonesia. Pada 9 Juni, delegasi dagang dari Amerika Serikat dan Tiongkok memulai babak baru perundingan langsung di Lancaster House, London, Inggris,  sebagai tindak lanjut dari pembicaraan telepon antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping. Meski kedua negara masih terjebak dalam berbagai perbedaan struktural yang dalam, mereka menunjukkan sinyal niat kompromi terbatas, terutama terkait ekspor logam tanah jarang dan pelonggaran pengendalian teknologi tinggi.

Menurut pejabat pemerintahan Trump, AS bersedia mempertimbangkan pelonggaran ekspor teknologi tertentu sebagai imbalan jika Tiongkok melonggarkan pembatasan ekspor logam tanah jarang dan produk magnet turunannya.

Hari Kedua: Logam Tanah Jarang Jadi Kartu Tawar, Trump: “Mereka Tidak Mudah Dihadapi”

Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan, Scott Bessent, Menteri Perdagangan, Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang, Jamieson Greer. Sementara dari pihak Tiongkok, delegasi dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri, He Lifeng. Meskipun pertemuan hari pertama berlangsung lebih dari enam jam dan digambarkan “beratmosfer positif”, tidak ada kesepakatan resmi yang ditandatangani.

Pada 10 Juni, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick menyatakan kepada media bahwa pembicaraan hari kedua berjalan lancar, dengan fokus pada upaya menghindari eskalasi menuju babak baru perang dagang.

“Kemarin kami berbicara sepanjang hari, dan saya rasa hari ini pun akan sama. Pembicaraan terus berlangsung positif,” ujar Lutnick.

Presiden Trump sendiri menyatakan dalam wawancara di Gedung Putih: “Kami mencatat beberapa kemajuan dengan Tiongkok. Mereka memang sulit diajak berunding, tapi saya pikir pembicaraan kali ini akan berjalan cukup baik.”

Namun, Trump menolak membeberkan rincian kesepakatan, sementara penasihat ekonomi utamanya, Kevin Hassett, secara terbuka menyatakan bahwa AS siap melonggarkan beberapa kontrol ekspor, asalkan Tiongkok sepenuhnya memulihkan pasokan tanah jarang.

“Kami berharap usai ‘jabat tangan’ di London, akan ada pelonggaran dari pihak kami, dan pembukaan ekspor dari pihak mereka,” ujar Hassett.

Meski demikian, Hassett menegaskan bahwa chip AI canggih seperti Nvidia H20 tetap berada dalam daftar larangan ekspor, sementara chip dan produk teknologi lainnya mungkin akan dipertimbangkan untuk dilepas.

Pelonggaran Tiongkok Masih Terbatas, AS Khawatir “Pemberian Izin Pilihan”

Pihak Tiongkok menyatakan telah mengeluarkan beberapa izin ekspor logam tanah jarang, namun tidak mengungkapkan rincian secara terbuka. Media resmi Tiongkok, Xinhua, menegaskan bahwa kontrol ekspor tersebut “sah dan rasional”, bukan upaya balasan terhadap AS.

Kementerian Perdagangan Tiongkok mengklaim bahwa langkah tersebut didasari oleh peningkatan permintaan global dalam industri energi baru dan teknologi pintar.

Namun, menurut sejumlah pejabat AS, Tiongkok masih menjalankan strategi “persetujuan selektif”, yakni menyetujui ekspor hanya untuk perusahaan atau produk tertentu, dengan batas waktu pendek dan volume terbatas. Reuters melaporkan bahwa izin ekspor hanya diberikan kepada beberapa pemasok perusahaan AS seperti GM, Ford, dan Stellantis, dengan masa berlaku hanya enam bulan.

Ekspor Dijadikan Senjata: Strategi “Cekik Leher” Beijing

Banyak analis menilai bahwa Tiongkok telah menjadikan ekspor sebagai alat tekanan geopolitik, dengan logam tanah jarang sebagai senjata utama dalam konflik perdagangan.

Andrew Gilholm, analis senior di perusahaan “Control Risks”, menyebut: “Tiongkok kini memiliki posisi tawar yang luar biasa melalui kontrol ekspor. Mereka bisa menekan negara-negara tertentu secara selektif. Ini kekuatan negosiasi yang belum pernah ada sebelumnya.”

Tiongkok menguasai sekitar 90% produksi global magnet tanah jarang, bahan vital bagi motor mobil listrik, radar militer, hingga smartphone. Menurut laporan Gavekal Dragonomics, Beijing telah membangun rantai pasok terintegrasi dari penambangan hingga aplikasi teknologi tinggi, yang kini digunakan sebagai kartu tawar strategis.

AS Pertimbangkan Longgarkan Embargo Teknologi—Kecuali untuk AI Canggih

Pemerintahan Trump juga mengisyaratkan perubahan taktis dalam kebijakan pembatasan teknologi ekspor. Menurut Hassett, AS dapat mencabut larangan terhadap perangkat lunak desain chip, material industri, dan produk energi dalam beberapa minggu ke depan.

Namun, chip AI canggih seperti Nvidia H20 tetap masuk dalam daftar hitam, karena dikhawatirkan dapat memperkuat kapabilitas militer dan AI Tiongkok. Dalam laporan The Wall Street Journal, disebutkan bahwa AS juga menekan Jepang dan Belanda untuk membatasi penjualan peralatan fabrikasi chip ke Tiongkok, menambah ketegangan dalam dialog dagang ini.

Pemerintah dan media resmi Tiongkok menyebut langkah-langkah AS sebagai “tidak tulus” dan “unilateral”, serta mengecam penggunaan kontrol ekspor sebagai alat politik.

Perselisihan Struktural Tak Kunjung Reda

Selain isu logam tanah jarang dan teknologi, masih banyak titik konflik lain antara AS dan Tiongkok, seperti tarif, keamanan data, pengawasan keuangan, dan subsidi industri.

Meski dalam pertemuan Mei di Jenewa kedua negara menyepakati gencatan senjata tarif sementara, dengan penurunan tarif AS dari 145% ke 30% dan Tiognkok dari 25% ke 10%, krisis kepercayaan masih membayangi.

Daniel Russel, Wakil Presiden Asia Society Policy Institute untuk Keamanan Internasional, menilai bahwa Beijing akan menuntut AS melonggarkan ekspor semikonduktor canggih dan teknologi kedirgantaraan untuk program pesawat komersial C919.

Perundingan ini digelar di tengah memburuknya hubungan ekonomi bilateral. Menurut data Biro Sensus AS, perdagangan langsung AS-Tiongkok dari Januari hingga April tahun ini turun seperempat dibanding periode sama 2022. Sementara itu, jumlah visa bisnis dan turis yang dikeluarkan Kedubes AS di Beijing hanya 19.109, turun 45% dibandingkan April 2017.

Jabat Tangan Mungkin Terjadi, Tapi Kolaborasi Tetap Sulit

Seiring berjalannya hari kedua perundingan, apakah konsensus teknis terkait pelonggaran ekspor dan normalisasi pasokan rare earth dapat tercapai masih menjadi tanda tanya besar.

Namun secara fundamental, kedua negara masih terjebak dalam konfrontasi struktural yang mendalam. Bahkan jika terjadi “jabat tangan”, peluang kerja sama jangka panjang tetap suram.

Pertarungan di bidang rare earth dan teknologi hanyalah permukaan dari kompetisi strategis AS-Tiongkok yang semakin luas. Di tengah persaingan geopolitik, perbedaan sistem, dan perebutan pengaruh global yang semakin tajam, perundingan London mungkin bisa meredakan ketegangan sesaat—tetapi belum tentu dapat mengakhiri “Perang Dingin Baru” yang kini tengah berlangsung. (jhn/yn)

Tiongkok Longgarkan Ekspor Logam Tanah Jarang, AS Isyaratkan Pelonggaran Kontrol Ekspor? Hari Pertama Perundingan Dagang AS-Tiongkok di London Dianggap “Membuahkan Hasil”

EtIndonesia. Putaran baru perundingan ekonomi dan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok resmi dimulai pada sore hari tanggal 9 Juni waktu setempat di London, Inggris. Para pejabat dari kedua negara melakukan pembicaraan selama lebih dari enam jam di Lancaster House, sebuah bangunan bersejarah tempat berlangsungnya banyak pertemuan diplomatik penting. Hari pertama negosiasi pun berakhir, dan kedua belah pihak dijadwalkan akan melanjutkan perundingan pada hari kedua.

Usai pembicaraan, Menteri Keuangan AS,  Scott Bessent menggambarkan pertemuan itu sebagai sebuah “diskusi yang baik”, sementara Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick menyebutnya sebagai pertemuan yang “berbuah hasil”.

Menurut laporan berbagai media internasional, delegasi AS dalam perundingan ini terdiri dari Howard Lutnick, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang, Jamieson Greer. Sementara itu, dari pihak Tiongkok, perundingan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri, He Lifeng, Menteri Perdagangan, Wang Wentao, dan Perwakilan Perunding Perdagangan Internasional, Li Chenggang. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan perundingan pada 10 Juni pukul 10 pagi waktu London (pukul 17.00 WIB).

AS Siap Longgarkan Kontrol Ekspor, Tiongkok Bakal Buka Keran Logam Tanah Jarang?

Pihak AS memberi sinyal kesediaan untuk mencabut sebagian pembatasan ekspor teknologi, dengan imbalan agar Tiongkok melonggarkan ekspor logam tanah jarang—bahan penting dalam berbagai industri berteknologi tinggi.

Menurut sumber yang mengetahui isi negosiasi, pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan untuk mencabut pembatasan terhadap perangkat lunak desain chip, komponen mesin pesawat terbang, bahan kimia industri, serta material nuklir.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, menyatakan kepada CNBC bahwa pemerintahan Trump menargetkan adanya “kesepakatan berjabat tangan” di London, yang kemudian diikuti dengan pelonggaran besar terhadap kontrol ekspor AS dan pembukaan keran ekspor logam tanah jarang oleh Tiongkok secara signifikan.

Pernyataan Hassett tersebut merupakan indikasi paling jelas sejauh ini bahwa AS bersedia melakukan konsesi dalam perundingan ini. Namun, dia juga menegaskan bahwa chip kecerdasan buatan (AI) paling canggih buatan NVIDIA—seperti seri H20—tidak akan termasuk dalam pelonggaran ini.

“Yang saya maksud adalah potensi pencabutan pembatasan ekspor untuk chip lain, yang juga sangat penting bagi mereka (Tiongkok),” ujarnya.

Trump: “Berurusan dengan Tiongkok Tidak Pernah Mudah”

Presiden ASm, Donald Trump dalam sebuah pertemuan menyatakan bahwa “berurusan dengan Tiongkok bukanlah hal yang mudah”, namun dia memuji tim perundingnya karena telah “berkinerja sangat baik” dalam negosiasi tersebut.

Saat ditanya apakah AS akan mencabut kontrol ekspor terhadap Tiongkok, Trump menjawab diplomatis: “Kita lihat saja nanti.”

Hubungan dagang antara AS dan Tiongkok mengalami ketegangan tinggi sejak Trump menaikkan tarif bea masuk secara besar-besaran terhadap produk Tiongkok, yang kemudian dibalas oleh Tiongkok dengan kebijakan serupa. Perang dagang ini membawa dampak menyakitkan bagi kedua ekonomi besar dunia, serta meningkatkan ketidakpastian bagi dunia usaha yang terpaksa harus beradaptasi dengan perubahan mendadak dalam kebijakan perdagangan.

Negosiasi di London Lanjutkan Kesepakatan Jenewa

Pertemuan di London ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan antara delegasi AS dan Tiongkok di Jenewa, Swiss, sebulan yang lalu. Dalam pertemuan sebelumnya, kedua belah pihak menyepakati penurunan tarif selama 90 hari, untuk memberi waktu dalam menyusun strategi penyeimbangan terhadap dugaan ketimpangan perdagangan akibat praktik tidak adil, sebagaimana diklaim oleh pemerintah Trump.

Baru-baru ini, percakapan telepon antara Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dinilai telah memberikan semangat baru bagi tercapainya terobosan dalam perundingan dagang ini.(jhn/yn)

122 Imigran Gelap Tiongkok Dideportasi oleh Amerika Serikat

Pada 3 Juni 2025, sebanyak 122 imigran gelap asal Tiongkok telah dideportasi kembali ke Tiongkok daratan oleh otoritas Amerika Serikat, dengan menggunakan pesawat carter khusus di bawah koordinasi Kantor ICE (Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai) cabang Dallas.

EtIndonesia. Pada 9 Juni, ICE mengumumkan bahwa mereka telah memulangkan para imigran gelap tersebut, yang terdiri dari 96 pria dan 26 wanita berusia antara 19 hingga 68 tahun. Banyak dari mereka memiliki catatan kriminal.

Josh Johnson, Pejabat Pelaksana Divisi Penegakan dan Deportasi ICE Dallas, menyatakan dalam siaran pers:

“Melalui kerja sama antar-departemen dan koordinasi dengan kantor-kantor ICE di berbagai daerah, kami berhasil mendeportasi individu-individu ini, yang sebagian besar telah melakukan kejahatan yang sangat serius.”

“Tindakan ini tidak hanya meningkatkan keamanan publik di berbagai komunitas di AS, tetapi juga memperkuat keamanan nasional. Rekan-rekan kami di ICE setiap hari bekerja untuk mengidentifikasi, menangkap, dan mendeportasi warga asing ilegal yang mencoba menghindari hukum imigrasi negara ini.”

Menurut siaran pers, para imigran gelap ini sebelumnya telah ditahan di berbagai pusat penahanan ICE di seluruh negeri, dan mereka telah menerima perintah deportasi final.

ICE menegaskan bahwa para imigran tersebut telah melanggar hukum imigrasi AS.

“Semua warga asing yang melanggar hukum imigrasi Amerika Serikat, tanpa memandang kewarganegaraan, dapat ditangkap, ditahan, dan jika dinyatakan dapat dideportasi, maka akan dideportasi.”

Siaran pers juga menyebutkan bahwa di antara mereka yang dideportasi terdapat pelaku pembunuhan, pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penyelundup manusia, pemerkosa, dan pengedar narkoba.

Contohnya: Seorang pria Tiongkok berusia 47 tahun dihukum karena pembunuhan, pria 49 tahun dihukum karena perdagangan narkoba, pria 27 tahun dihukum karena pemerkosaan, wanita 50 tahun dihukum karena penyuapan dan pria 55 tahun dihukum karena penyelundupan manusia . (Hui/asr)

Sumber : NTDTV.com 

“Sakit Pinggang Akibat Terlalu Lama Duduk” Tak Bisa Dianggap Sepele – Waspadai 5 Jenis Kanker yang Ditandai Nyeri Pinggang

EtIndonesia. Seiring dengan meningkatnya otomatisasi dan penggunaan mesin dalam berbagai bidang pekerjaan, semakin banyak orang yang beralih ke pekerjaan kantor yang menuntut duduk dalam waktu lama. Dalam kondisi ini, nyeri pinggang menjadi keluhan yang umum, apalagi jika sudah berkembang menjadi cedera otot pinggang atau penyakit pada tulang belakang lumbal, maka ketidaknyamanan pada pinggang akan semakin terasa.

Bagi wanita yang sudah melahirkan, keluhan “sakit pinggang” sudah menjadi hal yang biasa dan sering terjadi. Justru karena terlalu umum, keluhan ini sering diabaikan. Banyak yang menganggap bahwa sakit pinggang hanya karena duduk terlalu lama atau efek pasca-melahirkan. Namun, siapa sangka nyeri pinggang juga bisa menjadi sinyal adanya kanker!

Terutama jika nyeri muncul tanpa riwayat penyakit sendi atau otot, tidak kunjung mereda meski sudah istirahat atau minum obat, bahkan semakin hari semakin parah, maka perlu diwaspadai kemungkinan keterlibatan sel kanker.

5 Jenis Kanker yang Dapat Menimbulkan Nyeri Pinggang Hebat:

1. Kanker Pankreas

Pankreas merupakan organ yang terletak dalam rongga perut, yang berperan penting dalam memproduksi enzim pencernaan, untuk mencerna protein, lemak, dan gula.

Sayangnya, kanker pankreas sulit terdeteksi pada tahap awal, karena gejalanya sering tidak jelas. Bahkan saat sudah mencapai tahap menengah, gejalanya sering hanya berupa gangguan pencernaan ringan. Namun ketika kanker mulai menyebar ke organ di sekitarnya, maka nyeri pinggang yang hebat bisa terjadi.

2. Kanker Payudara

Mungkin terdengar mengejutkan, namun kanker payudara juga bisa menyebabkan nyeri pinggang.

Hal ini terjadi karena dalam proses perkembangannya, sel kanker payudara bisa menyebar ke tulang, termasuk tulang belakang lumbal, sehingga menimbulkan rasa nyeri yang tajam dan menetap di bagian pinggang.

3. Kanker Serviks

Keterangan gambar: Kanker serviks yang sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri pinggang yang hebat. (Sumber gambar: Adobe Stock)

Serviks (leher rahim) adalah bagian penting dari sistem reproduksi wanita, yang terletak di dalam rongga panggul. Jika seorang wanita terinfeksi virus HPV (Human Papillomavirus), maka ada risiko berkembangnya kanker serviks.

Selain dapat menyerang sistem reproduksi, kanker serviks juga dapat menyebar ke tulang, terutama tulang pinggang, menyebabkan nyeri hebat di area tersebut, dan dalam beberapa kasus menyebar ke kaki, menyebabkan nyeri menjalar yang tak tertahankan.

4. Kanker Prostat

Jika tadi membahas kanker yang umum pada wanita, maka pada pria, kanker prostat adalah salah satu yang paling banyak terjadi, terutama pada usia di atas 60 tahun.

Kanker prostat juga terletak di dalam rongga panggul pria, dan ketika kanker berkembang ke tulang belakang bagian bawah, gejalanya bisa berupa nyeri pinggang yang tajam dan persisten, terutama pada stadium menengah hingga lanjut.

5. Kanker Ginjal

Meski secara statistik kanker ginjal tidak seumum jenis kanker lainnya, namun gejala nyeri pinggang juga bisa muncul bila kanker ini berkembang.

Hal ini karena letak ginjal berada di kedua sisi pinggang, sehingga saat tumor tumbuh di area ginjal, penderita akan mulai merasakan nyeri di area pinggang. Lebih lanjut, kanker ginjal juga berisiko menyebar ke tulang, yang dapat memicu kanker tulang sekunder dan menimbulkan nyeri yang lebih parah.

Kesimpulan: Waspadai, Tapi Jangan Panik

Memang benar bahwa banyak jenis kanker dapat menimbulkan gejala nyeri pinggang, namun nyeri pinggang tidak serta-merta berarti seseorang menderita kanker.

Pasalnya, banyak gejala kanker—terutama nyeri tulang belakang—baru muncul saat kanker sudah menyebar (metastasis ke tulang). Ini menandakan bahwa nyeri pinggang karena kanker biasanya terjadi di stadium menengah hingga lanjut.

Namun, sebelum sampai ke tahap tersebut, banyak kanker sudah lebih dulu menunjukkan gejala-gejala lain, seperti perubahan sistem pencernaan, perdarahan abnormal, penurunan berat badan drastis, atau kelelahan tanpa sebab.

Maka dari itu, jangan hanya terpaku pada “sakit pinggang” saja, tapi perhatikan seluruh sinyal yang diberikan tubuh. Jika mengalami gejala yang tidak wajar, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lanjutan.(jhn/yn)

Kerusuhan di Los Angeles Picu Krisis Konstitusional, Diduga Ada Dalang di Balik Layar

EtIndonesia. Kerusuhan di Los Angeles telah memasuki hari keempat pada Senin (9 Juni), dengan setidaknya 56 orang ditangkap. Gedung Putih mengecam keras aksi ini sebagai tindakan pemberontakan, dan Presiden Trump menandatangani sebuah memorandum untuk mengirim 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles guna meredam kerusuhan. Departemen Pertahanan AS bahkan memperingatkan bahwa jika kekerasan meningkat, mereka tidak menutup kemungkinan akan mengerahkan Marinir.

Wartawan The Epoch Times edisi Inggris yang menyelidiki langsung di lapangan menemukan bahwa para pelaku kerusuhan tampak terorganisir. Berikut ini adalah laporan dari wartawan kami Li Jiayin dan Wang Ziyi, langsung dari Los Angeles.

Pada Minggu (8 Juni), terjadi bentrokan keras antara demonstran dan polisi di jalan-jalan dan jalan bebas hambatan Los Angeles. Seiring kerusuhan yang terus berlanjut ke hari keempat, ribuan personel Garda Nasional California yang dikerahkan oleh Presiden Trump mulai tiba di Los Angeles.

Stephen Miller, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, menyatakan bahwa kerusuhan ini telah menjadi bentuk pemberontakan terhadap Amerika Serikat.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, juga menyatakan pada akhir pekan lalu bahwa jika kekerasan meningkat, Marinir akan dikerahkan untuk meredam kerusuhan.

Pada Minggu malam, Gubernur California Gavin Newsom menyatakan melalui platform X bahwa ia secara resmi meminta pemerintahan Trump untuk menarik kembali perintah pengerahan militer di wilayah Los Angeles County, dan menuntut agar komando atas pasukan diserahkan kepadanya.

Pada Senin, Direktur Urusan Perbatasan Gedung Putih, Tom Homan, menyampaikan kepada media bahwa masyarakat memang berhak untuk melakukan protes, tetapi tidak boleh menyerang aparat penegak hukum. Terkait komentarnya sebelumnya yang menyebutkan bahwa Newsom akan ditangkap, Homan mengklarifikasi bahwa menghalangi petugas penegak hukum adalah kejahatan berat, dan pejabat publik yang gagal menegakkan hukum akan dimintai pertanggungjawaban. Trump menyatakan dukungannya terhadap pernyataan tersebut.

Presiden AS Donald Trump berkata: “Kalau saya jadi Homan, saya akan menangkap (Newsom).”  “Dengar, saya suka Newsom, dia orang yang baik. Tapi dia benar-benar tidak kompeten.”

Pada Minggu, Gedung Putih juga mengunggah poster buronan FBI di platform X, meminta informasi dari publik untuk menangkap seorang pria yang menyerang aparat penegak hukum dan merusak properti pemerintah, dengan imbalan sebesar 50.000 dolar AS.

Joshua Philipp, wartawan investigasi senior The Epoch Times versi Inggris, yang melakukan kunjungan lapangan pada Senin dini hari, menyatakan bahwa aksi protes tersebut tampaknya telah direncanakan dan memiliki struktur organisasi.

“Para demonstran saling berkomunikasi. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri,” ujar Joshua.

 “Mereka memberi instruksi kepada demonstran lain untuk bergerak ke lokasi tertentu. Mereka mengarahkan mereka menuju tempat mobil terbakar. Artinya, mereka punya mekanisme koordinasi.”

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga mengecam aksi kekerasan dalam demonstrasi di Los Angeles pada Senin.

“Kami tidak mendukung aksi protes yang bersifat kekerasan. Membakar mobil polisi lebih menyerupai tindakan provokatif daripada bentuk perlawanan. Kami ingin menegaskan bahwa kami mengecam segala bentuk kekerasan, siapa pun pelakunya,” ujar Sheinbaum.

Ia juga menyatakan pada Sabtu lalu bahwa Meksiko tidak mendukung cara seperti ini dalam menyelesaikan masalah imigrasi.

Wartawan Li Jiayin melaporkan: “Pada Senin pagi, ribuan demonstran berkumpul di taman sebelah balai kota Los Angeles, memprotes aksi penegakan hukum ICE terhadap imigran ilegal. Menurut juru bicara Kepolisian Los Angeles, sejak Minggu malam, polisi telah menangkap 21 demonstran. Pada hari Senin, Jaksa Agung California Rob Bonta menyatakan bahwa California akan menggugat pemerintahan Trump atas pengerahan Garda Nasional selama aksi protes berlangsung. Kami akan terus melaporkan perkembangan lebih lanjut.”  (Hui)

Laporan dari wartawan NTDTV Li Jiayin dan Wang Ziyi dari Los Angeles, Amerika Serikat

Rusia dan Ukraina Mainkan Dua Sisi? Perundingan Mandek, Gencatan Senjata Tak Tercapai, Perang Terus Memanas

EtIndonesia. Konflik antara Rusia dan Ukraina kini telah memasuki tahun ketiga. Meskipun berbagai upaya mediasi internasional terus dilakukan, kemajuan menuju gencatan senjata maupun perundingan damai masih sangat minim. Bahkan sebaliknya, eskalasi militer terus meningkat, terutama setelah Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Rusia minggu lalu, yang kemudian memicu aksi balasan besar-besaran dari Moskow.

Rusia Serang Kyiv dan Odesa dengan Drone

Pejabat Ukraina melaporkan bahwa Rusia baru saja melancarkan gelombang serangan drone terbaru ke Kyiv dan Odesa, menyebabkan dua orang tewas dan sebuah rumah sakit bersalin terkena serangan, yang menambah kecemasan dan ketakutan masyarakat sipil.

Menurut laporan Pemerintah Ukraina, pada pagi hari tanggal 10 Juni, Rusia meluncurkan serangan besar-besaran menggunakan drone ke ibu kota Kyiv dan kota pelabuhan Odesa. Wali Kota Kyiv, Vitaliy Klitschko, menyatakan bahwa beberapa wilayah, termasuk permukiman warga, mengalami kerusakan dan empat orang luka-luka. Tim pemadam kebakaran dikerahkan ke berbagai lokasi untuk menangani beberapa kebakaran akibat serangan tersebut.

Di Odesa, Gubernur Oleh Kiper mengonfirmasi bahwa serangan drone menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai sembilan lainnya. Yang membuat serangan ini semakin mengejutkan, salah satu targetnya adalah fasilitas medis.

Rekor Serangan Drone dan Rudal Rusia

Serangan kali ini disebut sebagai yang terbesar sejak perang dimulai, dengan Rusia meluncurkan total 479 unit drone dan 7 rudal, menghantam berbagai wilayah Ukraina. Menurut Angkatan Udara Ukraina, banyak infrastruktur penting di wilayah barat dan tengah Ukraina menjadi sasaran, dan meskipun sistem pertahanan udara Ukraina berusaha keras menghadang serangan tersebut, sejumlah drone tetap berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan kerusakan besar.

Perundingan Damai Jalan di Tempat

Di tengah meningkatnya intensitas pertempuran, upaya diplomasi untuk mengakhiri perang masih menemui jalan buntu. Pekan lalu, delegasi Rusia dan Ukraina bertemu di Istanbul, Turki, untuk putaran kedua perundingan, dan hanya berhasil mencapai kesepakatan terbatas terkait pertukaran tawanan perang.

Dalam kesepakatan tersebut, kedua belah pihak sepakat menukar tawanan yang berusia di bawah 25 tahun atau dalam kondisi sakit dan terluka, namun tidak ada kemajuan signifikan terkait isu utama seperti gencatan senjata atau perdamaian jangka panjang.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menegaskan melalui media sosial bahwa kesepakatan pertukaran tawanan hanyalah langkah kecil, dan pembicaraan damai lainnya masih sangat lambat, bahkan Permintaan Ukraina untuk gencatan senjata kembali ditolak oleh pihak Rusia.

Zelenskyy Minta Aksi Lebih Tegas dari Negara Barat

Zelenskyy menyerukan kepada negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, untuk lebih aktif mendorong tercapainya perjanjian damai. Dia menekankan bahwa dukungan tersebut bukan hanya soal Ukraina, tetapi juga demi menjaga stabilitas global.

Zelenskyy juga mengungkapkan bahwa dalam serangan terbaru Rusia, ditemukan bahwa dua rudal yang digunakan berasal dari Korea Utara, yang memicu kembali kekhawatiran internasional atas hubungan militer antara Rusia dan negara-negara “terisolasi”.

Serangan Balasan Ukraina dan Eskalasi Perang Udara

Meski mendapat serangan besar, Ukraina juga melakukan serangan balasan ke wilayah Rusia, dengan menyasar fasilitas produksi senjata dan jalur logistik militer. Pemerintah Rusia mengakui bahwa lebih dari 10 bandara mengalami gangguan operasional akibat serangan drone Ukraina.

Kini, drone dan rudal telah menjadi senjata utama di medan perang, menggantikan dominasi pertempuran konvensional. Kedua pihak tak lagi hanya mengandalkan jumlah pasukan, melainkan teknologi canggih dan strategi serangan udara jarak jauh.

Serangan Rusia ke target sipil dan serangan balik Ukraina ke infrastruktur militer Rusia menunjukkan bahwa konflik ini telah menjadi perang total yang mencakup dimensi militer, politik, ekonomi, hingga kehidupan warga sipil.

Tekanan Internasional dan Arah Masa Depan Konflik

Di tengah konflik yang tak kunjung usai, tekanan terhadap komunitas internasional terus meningkat. Banyak negara menyerukan perlunya penyelesaian damai yang nyata dan berkelanjutan, namun arah konflik masih jauh dari jelas.

Dengan terus berlangsungnya pertempuran darat, meningkatnya serangan drone, dan stagnannya proses diplomasi, perang Rusia-Ukraina kini bukan hanya perang antara dua negara, melainkan juga menjadi medan pertempuran antara strategi geopolitik, teknologi militer modern, dan pengaruh global.

Apakah dunia mampu menemukan jalan keluar yang damai? Ataukah konflik ini akan terus berlarut, menjadi beban berkepanjangan bagi stabilitas internasional? Dunia kini menanti jawabannya dengan penuh kekhawatiran. (jhn/yn)

Ledakan Dahsyat yang Mengguncang Alam Semesta! Astronom Temukan Energi Transien Terkuat yang Pernah Terdeteksi

Baru-baru ini, para astronom secara tak terduga menemukan suatu jenis ledakan benda langit ekstrem dalam data mereka, yang disebut sebagai “Extreme Nuclear Transients” (ENT) atau Ledakan Nuklir Ekstrem Transien. Energi dari ledakan ini puluhan kali lebih kuat dibandingkan supernova terkuat yang diketahui sebelumnya, dan diyakini sebagai salah satu ledakan benda langit terkuat yang pernah diamati manusia sejak terjadinya Big Bang.

EtIndonesia. Ledakan ENT adalah fenomena kosmik baru yang sangat ekstrem, dengan keluaran energi jauh melampaui supernova biasa. Sebagai perbandingan, supernova sendiri adalah ledakan hebat yang terjadi di akhir hayat sebuah bintang, dan dikenal sebagai salah satu peristiwa paling dahsyat di alam semesta. Dalam waktu singkat—misalnya satu tahun—supernova dapat memancarkan energi cahaya dan panas lebih banyak daripada total energi yang dihasilkan matahari sepanjang hidupnya.

Salah satu contoh supernova super terang adalah ASASSN-15lh yang diamati pada tahun 2015, yang sempat mencatat rekor kecerahan dan melepaskan energi setara beberapa kali total cahaya dari seluruh Bima Sakti.

Namun, ledakan ENT jauh lebih dahsyat lagi, dengan kekuatan beberapa hingga puluhan kali lipat dari supernova paling kuat, dan durasi pancarannya juga lebih lama. Tingkat kecerahannya bahkan melampaui total cahaya semua bintang di galaksi induknya. Dalam beberapa kasus, energi yang dilepaskan dalam satu tahun oleh sebuah ENT setara dengan energi gabungan yang dihasilkan oleh 100 matahari sepanjang hidup mereka. Salah satu peristiwa ENT paling kuat yang terdeteksi, bernama Gaia18cdj, memiliki energi sekitar 25 kali lebih besar daripada supernova terkuat.

Menurut penelitian, mekanisme ledakan ini kemungkinan terjadi ketika sebuah bintang bermassa setidaknya tiga kali massa matahari mendekati lubang hitam supermasif, lalu terseret dan dihancurkan oleh gaya gravitasi yang sangat kuat, sehingga memicu pancaran radiasi yang luar biasa.

Penelitian ini dipimpin oleh Universitas Hawai’i dan telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Science Advances. Ini adalah pertama kalinya manusia berhasil mengamati jenis ledakan ini, dan membuka jendela baru dalam studi fisika lubang hitam. 

Beberapa peristiwa ENT yang telah teridentifikasi masih terus dipantau, termasuk melalui analisis kurva cahaya ledakan, garis spektrum unsur, dan perubahan di berbagai panjang gelombang.

Ke depan, James Webb Space Telescope (JWST) serta peralatan survei sinar-X dan gamma yang akan segera dioperasikan, akan menjadi alat penting untuk memverifikasi dan meneliti lebih lanjut fenomena ENT ini.

Penemuan ENT membuat dunia astronomi terkejut dan kagum, membuktikan bahwa alam semesta masih menyimpan banyak mekanisme fisika ekstrem yang belum diketahui. Fenomena ini sangat penting untuk memahami bagaimana lubang hitam menyerap materi di sekitarnya dan mengubahnya menjadi energi ekstrem, serta menjadi petunjuk penting dalam mempelajari kondisi awal alam semesta.

Dalam budaya tradisional Tiongkok, ada konsep kuno bernama “Tian Ren He Yi” (kesatuan langit dan manusia), yang meyakini bahwa perubahan di alam semesta berkaitan erat dengan nasib umat manusia, dan bahwa langit, bumi, dan manusia saling terhubung dan saling mempengaruhi. 

Dalam beberapa tahun terakhir, dengan terjadinya berbagai peristiwa kosmik ekstrem—dari supernova, ENT, hingga penggabungan lubang hitam dan ledakan radio cepat—muncul pertanyaan di benak sebagian orang: Apakah perubahan besar di alam semesta ini mencerminkan titik balik yang sedang dihadapi umat manusia? Apakah ini semacam “peringatan dari kejauhan” menjelang datangnya sebuah era baru? (hui/asr)

Laporan disusun oleh jurnalis Li Siwen / Editor: Lin Qing – NTDTV.com 

Putin Setujui Rencana Reorganisasi Angkatan Laut Rusia, NATO Serukan Ekspansi Militer dan Penguatan Pertahanan Udara

EtIndonesia. Pada 9 Juni, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer menerima kunjungan Sekretaris Jenderal NATO,  Mark Rutte di kediaman resmi perdana menteri di London. Pada hari yang sama, Rutte dijadwalkan memberikan pidato di lembaga pemikir Chatham House, di mana dia akan menguraikan prioritas utama KTT NATO bulan ini. Sebelumnya, dia juga melakukan kunjungan bersama Menteri Pertahanan Inggris John Healey ke fasilitas industri pertahanan di Sheffield Forgemasters.

Di saat yang hampir bersamaan, Presiden Rusia, Vladimir Putin secara resmi menyetujui sebuah strategi pengembangan angkatan laut jangka panjang hingga tahun 2050, dengan tujuan untuk mengembalikan status Rusia sebagai kekuatan maritim global. Menanggapi hal itu, Sekjen NATO,  Mark Rutte menyerukan kepada negara-negara anggota untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara dan rudal sebesar 400%, serta menaikkan anggaran pertahanan menjadi 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), demi menghadapi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh Rusia.

Strategi Maritim Rusia hingga 2050: Bangkit Kembali sebagai Kekuatan Laut Dunia

Strategi yang baru disetujui oleh Putin ini bertujuan membangun kembali kekuatan laut Rusia secara menyeluruh. Menurut Nikolai Patrushev, penasihat senior Kremlin, dalam wawancara dengan media Rusia pada Senin (9/6), “Strategi Pembangunan Angkatan Laut Rusia hingga 2050” telah disahkan oleh Putin pada akhir Mei 2025. Dia menyatakan bahwa rencana ini dimaksudkan untuk memulihkan sepenuhnya posisi Rusia sebagai kekuatan samudra global.

Patrushev menegaskan: “Tanpa perencanaan jangka panjang terhadap dinamika, tantangan, dan ancaman di lautan, Rusia tidak akan mampu mencapai tujuan strategis tersebut.”

Saat ini, Angkatan Laut Rusia merupakan armada terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Tiongkok. Berdasarkan data terbuka, armada laut Rusia mencakup 79 kapal selam (termasuk 14 kapal selam nuklir dengan rudal balistik) dan 222 kapal permukaan. Armada utamanya adalah Armada Utara, yang berbasis di Severomorsk, di dalam Lingkar Arktik.

Namun sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, angkatan laut Rusia telah mengalami kerugian signifikan akibat serangan Ukraina. Menyikapi hal ini, pemerintah Rusia telah menaikkan anggaran pertahanan hingga menyamai level era Perang Dingin, dan mendorong modernisasi besar-besaran dalam alutsista.

NATO Serukan Penguatan Skala Besar Pertahanan Udara dan Belanja Militer

Sebagai respons terhadap langkah Rusia, NATO tengah menyiapkan ekspansi kekuatan militer besar-besaran. Dalam pidatonya yang dijadwalkan di Chatham House, Mark Rutte akan menyerukan peningkatan kemampuan pertahanan udara dan rudal anggota NATO hingga 400% untuk menghadapi ancaman langsung dari Rusia.

Dalam kutipan pidato yang dirilis oleh kantor Rutte, dia menyatakan: “Kita telah melihat secara langsung bagaimana Rusia menggunakan teror udara di Ukraina. Oleh karena itu, kita harus memperkuat perisai pertahanan langit kita.”

Rutte juga menyarankan bahwa negara-negara anggota NATO meningkatkan belanja pertahanan mereka menjadi 3,5% dari PDB, serta menambahkan 1,5% untuk penguatan sektor keamanan yang lebih luas, sesuai dengan target total 5% yang diusulkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Dia menambahkan: “Bahkan setelah perang di Ukraina berakhir, ancaman dari Rusia tidak akan hilang. Kita harus memperkuat seluruh struktur pertahanan NATO—baik dari sisi personel maupun kapasitas senjata—untuk menciptakan lompatan kuantitatif dalam kemampuan militer kita.”

Respons Eropa: Inggris dan Jerman Naikkan Anggaran Pertahanan

Saat ini, Inggris telah berkomitmen untuk meningkatkan anggaran militernya dari 2,3% menjadi 2,5% dari PDB pada tahun 2027, dan berencana menaikkannya lebih lanjut hingga 3%. Jerman menyatakan bahwa sesuai dengan standar baru NATO, mereka perlu menambah 50.000 hingga 60.000 personel militer aktif.

Kremlin: NATO adalah Alat Konfrontasi

Menanggapi rencana ekspansi militer NATO, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyampaikan kritik tajam, menyebutnya sebagai: “Langkah konfrontatif yang tidak berkontribusi pada stabilitas atau keamanan.”

Peskov menambahkan bahwa NATO tidak pernah dibentuk untuk menciptakan perdamaian, melainkan sebagai alat konfrontasi, serta memperingatkan bahwa rakyat Eropa akan menanggung biaya mahal demi menghadapi ‘ancaman Rusia yang sebenarnya tidak ada’. (jhn/yn)

Lee Jae-myung Undang Xi Jinping Kunjungi Korea Selatan pada November untuk Hadiri KTT APEC

EtIndonesia. Media Korea Selatan Yonhap News Agency (YNA) melaporkan bahwa Presiden baru Korea Selatan, Lee Jae-myung, pada hari Selasa (10/6) melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dan secara resmi mengundang Xi untuk melakukan kunjungan ke Korea Selatan pada bulan November guna menghadiri Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC yang bersifat informal yang akan digelar di kota bersejarah Gyeongju. Langkah ini dipandang sebagai bagian penting dari strategi diplomasi pragmatis yang dicanangkan oleh pemerintahan Lee Jae-myung, sekaligus sebagai upaya untuk mempererat hubungan antara Korea Selatan dan Tiongkok.

Setelah resmi dilantik pada 4 Juni lalu, Lee Jae-myung dengan cepat mulai mengatur langkah-langkah dalam strategi kebijakan luar negerinya. Menurut laporan dari media resmi Korea dan Tiongkok, pembicaraan telepon antara kedua pemimpin berlangsung pada pagi hari ini. Pihak Korea menyatakan bahwa “kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama demi menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.” 

Sementara itu, pihak Tiongkok menggambarkan hubungan antara kedua negara sebagai “tetangga dekat yang tidak bisa dipisahkan”, dan menyebut bahwa hubungan Korea-Tiongkok yang sehat, stabil, dan semakin mendalam merupakan kepentingan mendasar kedua bangsa serta bermanfaat bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan dan dunia.

Menurut informasi yang dihimpun, usulan Korea Selatan agar Xi Jinping menghadiri KTT APEC ini sebenarnya telah diajukan sejak Oktober 2024 lalu. Pada Mei 2025, saat digelarnya Pertemuan Menteri Perdagangan APEC di Pulau Jeju, Korea dan Tiongkok juga telah mencapai konsensus untuk memperkuat kerja sama rantai pasokan dan mempercepat negosiasi lanjutan perjanjian perdagangan bebas Korea-Tiongkok (FTA). Hal ini menunjukkan niat kedua negara untuk mempererat hubungan ekonomi yang lebih dalam.

Namun demikian, strategi diplomasi “berjarak seimbang” yang diambil oleh Lee Jae-myung—yakni mencoba menjaga keseimbangan hubungan antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat dan Tiongkok di tengah meningkatnya persaingan antara kedua negara adidaya tersebut—akan menjadi salah satu tantangan diplomatik terbesar bagi pemerintahan barunya.

Sebagai catatan, pada Juli 2014, Presiden Xi Jinping pernah memimpin delegasi berjumlah hampir 300 orang dalam kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan melakukan pertemuan dengan Presiden Korea saat itu, Park Geun-hye, membahas percepatan Perjanjian Perdagangan Bebas Korea-Tiongkok dan penguatan kerja sama bilateral. Kunjungan tersebut kala itu disebut sebagai kunjungan dengan tingkat kehormatan tertinggi dari seorang kepala negara Tiongkok ke Korea Selatan. Sebelumnya, Presiden Tiongkok Hu Jintao juga pernah mengunjungi Korea Selatan pada tahun 2005 dan 2008.(jhn/yn)

Ahli Matematika dari Tiongkok Membuka Akun Media Sosial Pertamanya, Memperoleh 23 Juta Pengikut dalam 5 Hari

EtIndonesia. Ahli matematika dari Tiongkok, Wei Dongyi baru-baru ini meluncurkan akun media sosial pertamanya, menarik perhatian luas karena kekhawatiran tentang penampilan dan kesehatan giginya, sambil mengumpulkan 23 juta pengikut yang mengesankan hanya dalam lima hari.

Pria berusia 33 tahun ini, yang berasal dari Provinsi Shandong di Tiongkok timur, menjabat sebagai asisten profesor di departemen matematika di Universitas Peking.

Meskipun memiliki prestasi yang luar biasa, Wei lebih suka kehidupan yang berpusat pada penelitian dan pengajaran; dia mengakui bahwa dia tidak menikmati menghabiskan waktu online dan malah memilih untuk mendengarkan radio.

Dia pertama kali mendapat pengakuan nasional pada tahun 2021 ketika sebuah wawancara jalanan menggambarkannya dengan pakaian usang, mencengkeram botol air dan kantong plastik berisi tiga roti kukus.

Gaya hidupnya yang sangat sederhana dan keras memikat pengguna media sosial, yang dengan sayang menjulukinya “Dewa Wei.”

Pada tanggal 4 Juni, Wei mengunggah video perdananya di Douyin, salah satu platform video pendek terpopuler di Tiongkok.

Video perkenalan diri berdurasi empat detik itu dengan cepat menjadi viral, mengumpulkan lebih dari 13 juta like. Hanya dalam waktu lima hari, Wei telah memperoleh 23 juta pengikut yang mencengangkan di Douyin.

Dalam video tersebut, Wei tersenyum, tetapi pemirsa yang jeli segera menyadari bahwa gigi depannya hilang.

Seorang pengguna berkomentar: “Lihatlah giginya dan tubuhnya yang kurus! Universitas Peking dan masyarakat seharusnya lebih bertanggung jawab atas kesehatannya karena dia memiliki lebih banyak hal untuk disumbangkan bagi matematika Tiongkok.”

Sepupu Wei mengungkapkan bahwa dia menderita periodontitis atau penyakit gusi dan telah menjalani perawatan dua kali tahun lalu, dengan lebih banyak rencana untuk masa mendatang.

Dia juga menyebutkan bahwa Wei telah menjadi vegetarian sejak kecil tetapi menjaga asupan proteinnya melalui telur dan susu.

Selain itu, dia meyakinkan publik bahwa keluarganya secara konsisten mendorongnya untuk tetap aktif dan sehat, mendesak mereka untuk tidak khawatir.

Beberapa pengguna internet mengungkapkan kekhawatiran mengenai bagaimana Wei akan menangani ketenaran daringnya yang baru ditemukan.

Seorang pengamat berkomentar: “Saya yakin Wei lebih suka menyendiri. Dia tidak peduli dengan jumlah pengikutnya. Apakah anggota keluarganya mencoba mengambil untung dari ketenarannya?”

“Dunianya sangat murni – hanya angka dan rumus. Tolong jangan ganggu dia. Biarkan saja dia,” tambah pengguna lain.

Sampai saat ini, Wei belum menanggapi perhatian daring tersebut secara terbuka.

Keluarganya memberi tahu Jiupai News bahwa akun tersebut dibuat dengan persetujuan Wei dan bantuan dari kerabat untuk membantunya terhubung lebih efektif dengan dunia luar.

Sepupunya menyebutkan bahwa meskipun Wei tidak bermaksud untuk melakukan streaming langsung, dia berharap untuk berbagi wawasan matematika melalui platform tersebut.

Wei telah menunjukkan hasrat yang mendalam dan bakat luar biasa untuk matematika sejak kecil.

Selama masa sekolah menengahnya, dia memperoleh medali emas berturut-turut dengan nilai sempurna di Olimpiade Matematika Internasional.

Pada usia 18 tahun, dia bahkan merumuskan sistem “Ketimpangan Wei Dongyi”, yang secara elegan menyelesaikan masalah mekanika fluida dengan cara yang lebih unggul daripada solusi standar.

Wei diterima di Universitas Peking tanpa mengikuti ujian masuk universitas nasional dan kemudian menjadi asisten profesor setelah memperoleh gelar doktornya.

Meskipun berpenghasilan lebih dari 600.000 yuan per tahun, Wei menjalani gaya hidup hemat, dilaporkan menghabiskan kurang dari 300 yuan sebulan di Beijing. Hebatnya, dia juga menolak penghargaan satu juta yuan dari Damo Academy Young Fellow Award di Tiongkok. (yn)

Sumber: scmp

[Misteri yang Belum Terpecahkan]  Akankah Tsunami Dahsyat Terjadi Pada 2025? 

Keempat nubuat merujuk pada satu hal! Akankah tsunami penentu terjadi pada 2025 ini? Apa yang dimaksud oleh ilmuwan lintas disiplin tentang “pembatalan” rencana asteroid menabrak Bumi?

Semua orang membincangkan soal 2025 adalah tahun bencana. Sejak gempa bumi dahsyat yang terjadi di Myanmar pada Maret tahun ini, berita tentang gempa bumi terus bermunculan.

Prediksi Terbaru Brandon Biggs: Waktu Kita Hanya Tinggal 3 Bulan 

Pada akhir April 2025, paranormal selebriti internet Brandon Biggs kembali muncul untuk memperingatkan kita dengan nada yang sangat percaya diri: “Kali ini benar-benar akan terjadi! Gempa bumi besar sudah di depan mata, dan kita hanya punya waktu tiga bulan lagi untuk bersiap!”

Semua orang akan tercengang dengan ucapannya, benarkah itu?

Lalu bagaimana Biggs mengetahui kejadian di masa yang akan datang? Dia mengatakan bahwa itu berdasarkan “penglihatannya.” Gambaran-gambaran di masa mendatang itu akan muncul dalam benaknya dengan sendirinya, dan gempa bumi ini pun seperti itu.

Dalam gambar, sebagian besar wilayah di pantai barat Amerika Serikat dan British Columbia, Kanada, yaitu wilayah Vancouver, berguncang hebat. Bangunan-bangunan runtuh satu demi satu, dan gedung-gedung tinggi jatuh langsung ke laut. Itu sungguh tragis. Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 50.000 orang.

Tidak hanya itu, gempa bumi tersebut juga meluas hingga ke California dan sampai ke Jepang. Jepang tidak hanya dilanda gempa bumi tetapi juga letusan gunung berapi, 2 bencana sekaligus. Gelombang kejutnya bahkan mencapai Benua Afrika…

Peringatan Biggs yang lebih mengerikan adalah “Banyak di antara kalian yang sedang tidur dalam suatu malam, tidak akan pernah bangun lagi.” Karena bencana ini berskala global, dan lebih buruk daripada kisah Sodom dan Gomora dalam Alkitab. Apa yang terjadi pada kedua kota itu? Singkatnya adalah karena manusia bertindak sembrono dan menyimpang dari moralitas, mereka membuat Tuhan murka sehingga seluruh kota dihancurkan dalam semalam.

Baru saja Biggs selesai menyampaikan peringatannya, gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo benar-benar terjadi di lepas pantai Chili dan Argentina pada 2 Mei 2025. U.S. Tsunami Warning Centers langsung mengeluarkan peringatan, dan pemerintah setempat dengan tergesa-gesa meminta semua warga untuk mengungsi.

Sejumlah video yang beredar di Internet menunjukkan bahwa jalan-jalan penuh sesak dengan orang-orang yang berlarian untuk mengungsi, mobil-mobil terjebak dalam kemacetan, dan antrean panjang di stasiun pompa bensin.

Beruntung tsunami tidak terjadi, alarm kemudian dicabut. Kendati semua orang mulai kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Tetapi tidak mungkin ada yang mengatakan saya tidak takut.

Bagaimana tidak menakutkan? Karena Chili, Argentina, California, Vancouver, bahkan Jepang yang sangat berjauhan secara geografis, tetapi sebenarnya mereka terhubung oleh saraf bawah tanah yang sama. Dengan kata lain, semuanya terletak di “Sabuk Gempa Lingkar Pasifik”. Lebih dari 90% gempa bumi di dunia terjadi di sini.

Jadi bagaimana sabuk gempa yang sangat panjang ini terbentuk?

Sekilas kita melihat bahwa permukaan bumi sebenarnya terdiri dari beberapa “lempeng” raksasa yang tersusun seperti ‘Lego’. Saat ini ada enam lempeng utama, yakni: Lempeng Afrika, Lempeng Amerika, Lempeng Eurasia, Lempeng India, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Antartika. Jangan terkecoh dengan fakta bahwa Samudra Pasifik hanyalah perairan yang sangat luas. Sebenarnya ada “Lempeng Pasifik” yang super besar di bawahnya.

Lalu apa yang terjadi antar lempeng? Sederhananya, semua lempeng itu bergerak perlahan, ada yang saling bertabrakan, ada yang saling bergesekan. Dahulu kala, Lempeng Pasifik menghantam Lempeng Eurasia. Lalu apa yang terjadi? Pulau-pulau yang sekarang bernama Jepang, Taiwan, dan Filipina muncul dari dalam laut. Ketika bergerak ke arah timur dan menghantam Lempeng Amerika, desakannya memunculkan Pegunungan Rocky nan megah, yang membentang dari Amerika Serikat hingga Kanada.

Jadi jika kita mengira bahwa Jepang dan California tidak ada hubungannya satu sama lain hanya karena keduanya dipisahkan oleh Samudra Pasifik, itu jelas salah! Mereka seperti kedua ujung dari jungkat-jungkit, ketika satu sisi bergerak, sisi lainnya juga akan bergetar. Dari sudut pandang geologis, sangat masuk akal jika terjadi satu gempa bumi di California dan satu gempa bumi di Jepang.

Dan sekarang, Amerika Selatan juga mulai merasakan getaran. Apakah lempeng-lempeng besar di bawah tanah mulai bergerak?

Apakah… gempa bumi dahsyat yang disebutkan Brandon Biggs sedang mendekat?

Kalau dihitung-hitung, dari 30 April dimana ia mengeluarkan peringatan, ditambah 3 bulan seperti yang ia sebutkan, maka batas waktu itu adalah akhir Juli 2025!

Apakah hitungan mundur sudah dimulai?!

Ramalan Ajaib Paranormal Wanita Thailand Mor Plai

Secara kebetulan pada bulan April sebelum Biggs mengeluarkan peringatan, seorang paranormal wanita di Thailand bernama Mor Plai juga mengeluarkan peringatan. Dia mengatakan bahwa Jepang kemungkinan akan mengalami gempa bumi antara Juli dan Agustus tahun ini, yang juga dapat memengaruhi Gunung Fuji!

Tidak hanya itu, gunung berapi bawah laut antara Jepang dan Indonesia kemungkinan juga meletus, dan bahkan tempat-tempat seperti Singapura dan Thailand pun mungkin akan terkena dampaknya.

Namun dia mengatakan bahwa karena dirinya tidak melihat adanya abu vulkanik, maka dia memperkirakan Gunung Fuji tidak meletus. Tetapi dia melihat sesuatu yang lebih mengerikan, yaitu: tsunami!

Siapakah Mor Plai? Seperti Brandon Biggs, keduanya bisa “melihat masa depan.” Menurut Mor Plai, dia memiliki bakat supernormal sejak masih kecil dan dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang biasa.

Ketika berusia 7 atau 8 tahun, dia dapat mengobrol dengan makhluk gaib. Suatu kali, dia bahkan pergi ke istana gaib dan bertemu dengan Raja Neraka!

Tentu semua orang terkejut dan ingin bertanya: Seperti apakah rupa Raja Neraka?

Sambil tersenyum Mor Plai mengatakan: “Saya tidak ingin mengungkapkan terlalu banyak, karena tidak boleh membocorkan rahasia surga.”

Namun dia menambahkan: “Neraka itu nyata, dan penggorengan di sana sangat panas.”

Ketika dia berusia 17 atau 18 tahun, dia mulai berhubungan dengan makhluk tinggi dari dimensi lain. Cara dia berkomunikasi dengan makhluk tinggi sangat istimewa. Bukan lewat kata-kata, tapi lewat cara menyalakan dupa dan meditasi. Kemudian dia dapat menerima “pesan dari Tuhan” dan gambaran mulai muncul dalam benaknya.

Pada tahun 2014, dia menjadi terkenal karena berhasil meramalkan hilangnya pesawat Malaysia Airlines.

Terlebih lagi, baru-baru ini dia membuat pernyataan yang lebih mengejutkan di acara tersebut: Pesawat Malaysia Airlines MH307 sebenarnya tidak hilang, tetapi tersedot ke dalam “medan magnet delta” yang misterius dan seluruh pesawat jatuh ke dalam waktu dan ruang paralel.

Bangkai pesawat itu mungkin tidak akan ditemukan hingga 40 atau 50 tahun kemudian, tetapi itu pasti bukan pesawat yang utuh. Bagaimana dengan penumpang pesawat? “Sayangnya, mereka tidak dapat kembali,” kata Plai.

Pada 2019, dia kembali meramalkan pandemi COVID-19. Kali ini, dia disembah sebagai dewi oleh orang Thailand, dia banyak mendapat undangan wawancara dari media dan acara TV.

Namun seperti banyak paranormal lainnya, sebagian akurat, namun banyak pula yang tidak tepat.

Dia meramalkan pemilu Thailand pada tahun 2023, tetapi gagal. Kritik pun langsung bermunculan di dunia maya, yang mengatakan bahwa motifnya tidak murni dan bahwa dia ingin menggunakan ramalannya untuk memengaruhi pemilu. Plai hanya bisa memilih untuk tetap diam dan menghilang untuk sementara waktu.

Baru pada Desember tahun lalu dia muncul kembali di acara TV, dan kali ini peringatannya jelas:

“Musim semi tahun depan (2025), antara Maret dan April, akan terjadi gempa bumi besar di Myanmar, dan Bangkok juga akan terkena dampaknya, bahkan menyebabkan runtuhnya bangunan tinggi.”

Bagaimana hasilnya? Ramalan Plai tidak meleset, dan begitu akuratnya hingga membuat bulu kuduk berdiri.

Seberapa akuratnya? Mari kita lihat runtuhnya bangunan di Bangkok, Thailand akibat gempa bumi ini.

Bangkok berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari Mandalay, Myanmar yang merupakan episentrum gempa, yang jauhnya hampir sama dengan jarak Beijing ke Shanghai. Secara logika, jarak ini seharusnya tidak terpengaruh oleh gempa.

Coba Anda lihat, gempa bumi berkekuatan 7,8 magnitudo di Tangshan, dekat Beijing yang terjadi pada tahun 1976, mengubah seluruh kota menjadi reruntuhan, tetapi Shanghai nyaris tidak terpengaruh.

Namun kali ini, tepat pada hari terjadinya gempa bumi Myanmar, sebuah gedung pemerintahan yang masih dalam pembangunan di Bangkok, Thailand — gedung baru untuk Kantor Audit Nasional – tiba-tiba runtuh total dalam hitungan detik dengan suara keras. Terlebih lagi, gedung itu adalah satu-satunya bangunan di Bangkok yang runtuh pada hari terjadi gempa bumi.

Bukankah ini aneh? Semua bangunan lainnya baik-baik saja, kecuali gedung pemerintah yang baru dibangun itu.

Tak lama kemudian, seseorang mengungkapkan: Ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan gempa bumi, kecuali terkait dengan kualitas konstruksi dari pekerjaan perusahaan konstruksi PKT yang perlu dipertanyakan. Ada banyak intrik-intrik yang terjadi di baliknya.

Dalam waktu sekejap, kejadian ini menjadi topik panas yang banyak dibahas di Internet, dan media-media besar melaporkannya dengan heboh, sampai popularitas berita tersebut secara langsung melampaui bencana gempa bumi itu sendiri dan menjadi berita utama di halaman depan.

Sebagaimana dikatakan Mor Plai dalam ramalannya yang tidak berpanjang lebar. Dia hanya menyebutkan satu hal, yaitu runtuhnya bangunan besar. Jadi apakah dia benar-benar melihat masa depan dari berita besar ini?

Bila memang demikian, apakah ramalannya tentang gempa besar di Jepang juga akan menjadi kenyataan?

Lebih-lebih soal prediksi waktu, tempat, dan gabungan bencana gempa bumi dan gunung api antara Mor Plai dan Brandon Biggs seperti keluaran dari satu naskah yang sama, nyaris tidak berbeda!

Saat ini, beberapa netizen mulai ragu: Mungkinkah apa yang mereka lihat sebenarnya adalah bencana yang sama?

Belum cukup sampai di sini, masih ada paranormal ketiga yang memprediksikan “dunia kiamat” ini.

Ryo Tatsuki — Ramalan Tsunami Terbesar

Dia adalah kartunis Jepang Ryo Tatsuki, seorang paranormal yang meramalkan masa depan melalui mimpi.

Pada awal tahun 1999, dalam cerita komiknya Ryo menggambarkan gempa bumi dahsyat yang melanda Jepang, bahkan dengan mencantumkan waktunya, yaitu pagi hari pada 5 Juli 2025. 

Dalam mimpinya dia melihat di dasar laut antara Jepang dan Filipina, tiba-tiba muncul retakan besar, lalu dari sana keluar magma dalam jumlah sangat besar mengakibatkan tsunami setinggi ratusan meter, yang melanda mulai dari Jepang hingga Taiwan, Filipina, dan Indonesia semuanya terkena dampaknya. Tak ada satu negara pun di sekitar Samudra Pasifik yang luput.

Pada akhirnya, hanya dua pertiga wilayah Jepang yang tersisa, sementara itu Taiwan, Hongkong, dan Filipina benar-benar menyatu untuk membentuk lempeng benua baru — “Dunia Baru Pasifik.”

Anda mungkin dapat saja mengatakan bahwa hal ini dibesar-besarkan? Karena perubahan geologis dapat memakan waktu jutaan atau puluhan juta tahun. Bagaimana mungkin benua baru tercipta dalam semalam?

Ryo Tatsuki berkata dengan tenang: “Inilah yang muncul dalam impi saya, percaya atau tidak terserah Anda.”

Ryo juga mengatakan bahwa dirinya melihat Gunung Fuji juga bergerak. Mula-mula asap hitam keluar dari kawah gunung, kemudian terdengar ledakan keras dan magma menyembur ke angkasa.

Singkatnya, semua elemen dalam film bencana seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi terpenuhi semuanya.

Bila Anda masih sangsi apakah kartunis wanita bernama Ryo Tatsuki ini benar-benar telah melihat masa depan, atau dia cuma mengandalkan kisah-kisah sensasional untuk menarik penggemar, serta menghasilkan uang, dan memperoleh jumlah lalu lintas Internet?

Maka marilah kita dengarkan bagaimana para penggemar berat Ryo Tatsuki menanggapi hal ini:

Ryo langsung menghilang dari mata publik setelah dia membuat ramalan itu. Jika dia benar-benar ingin mendapatkan uang dari ramalannya, bagaimana mungkin dia tidak bersuara sedikit pun di tahun-tahun dimana angpao dari Internet begitu menawan?

Yang lebih penting, dia menulis dengan jelas dalam ramalannya bahwa dia sendiri juga akan mati dalam tsunami. Dia bahkan meninggalkan pesan yang terdengar seperti surat wasiat:

“Jika misi saya adalah membunyikan alarm untuk hari tersebut, maka misi saya akan berakhir pada tahun 2025.”

Begitu ucapannya keluar, semua terdiam, karena tak seorang pun yang mau bercanda tentang kehidupan dan kematian dirinya.

Mungkin dia tidak peduli apakah kita mau percaya atau tidak. Dia hanya memenuhi tanggung jawab terakhirnya dan menyampaikan apa yang dia “lihat.”

Jadi, apakah mereka bertiga melihat gambar yang sama?

Tunggu, ada satu sosok lagi yang muncul dengan pesan misterius bahwa masih terdapat orang keempat yang juga menyampaikan gambar ramalan yang dilihatnya!

Ramalan dalam Lukisan Terkenal

Lebih jauh lagi, ini bukanlah suatu gambar ramalan yang khusus, tetapi sebuah lukisan terkenal di dunia yang pasti pernah kita lihat.

Mari kita bicarakan dahulu mengenai mimpi yang dialami Ryo Tatsuki. Dia mengatakan bahwa setelah tsunami yang dahsyat itu, segalanya berubah. Dia melihat ada 3 buah kapal yang berada di bawah jembatan penyeberangan pejalan kaki di Yokohama.

Mengapa 3 buah kapal? Bukan 2, atau 4, tetapi 3?

Apa yang akan kita temukan jika kita mencari “tsunami, Yokohama, 3 buah kapal” di Internet?

Hasil pencarian akan membawa kita ke mahakarya Ukiyo-e Jepang: “The Great Wave off Kanagawa”, (Ombak Besar di Kanagawa) oleh pelukis legendaris zaman Edo: Katsushika Hokusai.

Gambar itu menunjukkan ada 3 buah kapal yang mengapung di perairan laut dekat Yokohama yang ombaknya besar, dan para pelautnya sedang mendayung dengan putus asa. Lukisan tersebut ditempatkan sebagai kekayaan bangsa Jepang, dan lukisan itu juga dicetak pada uang kertas 1.000 yen Jepang baru yang terbit pada 2024.   

Tetapi yang mungkin tidak diketahui ialah bahwa ketika lukisan ini pertama kali diterbitkan di Jepang pada 1830-an, satu salinannya hanya seharga dua mangkuk ramen. Hal ini dikarenakan Ukiyo-e merupakan cetakan berwarna yang populer pada saat itu, mirip dengan lukisan cetakan masa kini, dan dapat diproduksi secara massal, sehingga harganya pun sangat murah.

Akan tetapi, ketika menyebar ke Eropa, ia menjadi sangat populer dan digemari oleh dunia seni Eropa. Banyak seniman yang menggantungkan gambar ini di rumah, dan mengaku bahwa mereka mendapat inspirasi dari lukisan tersebut. Pada tahun 2021, lukisan ini terjual di lelang New York dengan harga setinggi langit sebesar USD 1,59 juta (25,9 miliar rupiah)! Mengubah sebuah cetakan menjadi harta seni kelas dunia dalam sekejap.

Lukisan itu menjadi populer dan orang-orang mulai mempelajarinya. Seseorang mengajukan pertanyaan: “Seberapa tinggi ombaknya?” Beberapa ilmuwan bahkan membuat perhitungan serius dan mengatakan bahwa berdasarkan ukuran kapal, tinggi gelombang itu bisa sekitar 10 hingga 12 meter. Ini sepenuhnya memenuhi kriteria tsunami!

Namun tak lama kemudian seseorang memverifikasi bahwa pada era Hokusai, tidak ada tsunami di dekat Yokohama, bahkan angin kencang dan gelombang laut tinggi pun tidak ada.

Hokusai sendiri dikenal sebagai pelukis realistis, bukan pelukis yang menyukai gaya fantasi. Jadi pertanyaannya adalah — mengapa ia melukis gelombang yang tingginya berlebihan seperti itu? Dari manakah inspirasinya datang?

Sejauh ini, tak seorang pun dapat menjelaskan dengan pasti.

Tapi tahukah Anda? Sejak 1960-an, gelombang besar ini semakin ditafsirkan sebagai tsunami oleh banyak orang.

Berbicara tentang tsunami, tahukah Anda dari mana kata “tsunami” berasal? Sebenarnya, itu adalah transliterasi dari bahasa Jepang 津波(つなみ)yang berarti ombak besar di pelabuhan. Dalam Konferensi Ilmu Bumi Internasional pada 1963, istilah ini secara resmi didaftarkan sebagai istilah profesional internasional dan menjadi istilah khusus untuk tsunami.

Pada 2003, UNESCO bahkan menggunakan lukisan Hokusai sebagai model untuk menerbitkan tanda resmi “Zona Bahaya Tsunami”. Sejak saat itu, gelombang besar ini secara resmi menjadi simbol visual tsunami global.

Dengan lebih memperhatikan lukisan ini. Kita akan menemukan bahwa ia benar-benar menyembunyikan begitu banyak detail yang cukup menarik.

Pertama-tama, cuaca hari itu tampaknya tidak buruk. Dilihat dari cahaya dan nadanya, pagi itu tampak cerah, matahari baru saja terbit, dan tidak ada tanda-tanda badai di langit.

Namun pada suasana tenang itu, tiba-tiba datang gelombang besar dari laut yang menghantam daratan. Jadi, pertanyaan: dari mana gelombang besar itu berasal? Kalau bukan gempa bumi, lalu karena apa?

Lihatlah Gunung Fuji yang berada di kejauhan — gunung tinggi yang dianggap suci dalam budaya Jepang dan digambarkan sangat megah dalam lukisan. Namun ukurannya begitu kecil hingga hampir “tertelan ombak”. Selain itu, dikelilingi oleh lapisan awan gelap. Apakah ini mengindikasikan bahwa “Gunung Suci” ini pun tidak luput dari ancaman?

Yang lebih mengejutkan adalah kenyataan bahwa dalam gambar tidak tampak ada daratan di antara ombak dan Gunung Fuji, kecuali 3 buah perahu kecil yang sedang berjuang untuk bertahan hidup di bawah terpaan ombak ganas. Apakah ini berarti Jepang akan menghadapi bencana dahsyat dan sebagian besar wilayahnya akan hilang dari peta?

Terakhir, mari kita lihat buih gelombangnya. Ia tidak seperti gelombang air biasa, tetapi berbentuk seperti cakar tajam yang seakan-akan ingin menerkam orang. Jenis gelombang ini memiliki istilah khusus dalam dunia seni, yang disebut “gelombang cakar harimau”. Kita tahu bahwa harimau adalah binatang yang sangat ganas. Apakah ini bukan sebuah peringatan? Benarkah krisis tak kasat mata tengah mendekat secara diam-diam?

Apakah semua ini hanya imajinasi Katsushika Hokusai yang tidak disengaja, atau, seperti dikatakan Ryo Tatsuka, misi sebenarnya dari lukisan ini adalah untuk memperingatkan kita tentang datangnya tsunami dahsyat lebih dari seratus tahun kemudian?

Jadi, apakah bencana ini benar-benar akan tiba?

Apa Kata Ilmuwan?

Jangan terburu-buru panik. Kalau prediksi sih ada yang akurat ada juga yang tidak, bukan? Mari kita ubah perspektif kita dan menyimak apa yang dikatakan oleh para ilmuwan.

Pada 8 Agustus 2024, gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo terjadi di Prefektur Miyazaki, Jepang. Setelah gempa bumi, para ahli segera mengeluarkan peringatan: Berikan perhatian khusus terhadap pergerakan yang tidak biasa di Palung Laut Tiongkok Selatan.

Pada April tahun ini, Komite Investigasi Gempa Bumi Jepang mengeluarkan peringatan terbaru yang menyebutkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa bumi besar di Palung Nanhai dapat mencapai 80%, dan jika hal itu terjadi, diperkirakan akan menyebabkan kematian 300.000 orang!

Di mana letak Palung Nanhai itu?

Itu adalah area retakan dasar laut yang dilihat oleh Ryo Tatsuka dalam mimpinya.

Jadi pertanyaannya adalah apakah gempa bumi seperti itu akan memicu terjadinya tsunami super?

Mari kita lihat kembali data historisnya.

Sejak adanya pendataan global, telah tercatat sekitar 260 kali tsunami yang merusak di seluruh dunia, rata-rata terjadi satu kali setiap 6 hingga 7 tahun.

Di antaranya, 80% tsunami terjadi di sabuk seismik Lingkar Pasifik yang baru saja diperkenalkan.

Mari kita tinjau beberapa peristiwa tsunami besar baru-baru ini:

——Pada 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,3 magnitudo terjadi di lepas pantai Sumatra, Indonesia, memicu tsunami besar yang menyapu 300.000 orang.

——Pada 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,1 magnitudo terjadi di lepas pantai timur laut Jepang. Tsunami besar tersebut menyebabkan lebih dari 18.000 orang meninggal atau hilang, dan memicu krisis kebocoran nuklir Fukushima yang menyebabkan kepanikan global.

——Pada 28 September 2018, gempa bumi besar lainnya terjadi di Pulau Sulawesi, Indonesia, yang memicu tsunami, dengan korban tewas dan hilang mencapai hampir 7.000 orang.

Apakah Anda menemukan ada jarak hampir 7 tahun antara kedua tsunami besar itu.

Jika ini adalah siklus alami, maka waktu berikutnya akan terjadi pada tahun 2025 ini.

Apakah Jepang akan mendapat giliran lagi?

Benarkah Jepang akan berhasil lolos dari bencana?

Belum tentu!

Ramalan Kunio Yasue

Saya tidak tahu sejak kapan sebuah “ramalan Jepang” yang misterius mulai menyebar luas di Internet. Konon itu berasal dari seorang fisikawan yang sangat luar biasa, Kunio Yasue, yang terkenal dan pelopor dalam bidang “dinamika otak kuantum”. Namun setelah 2010, arah penelitiannya mengalami perubahan. Ia mulai menjelajahi dunia roh, alien, dan kesadaran manusia. Tidaklah mengherankan jika seorang ilmuwan “lintas batas” tiba-tiba membuat prediksi aneh.

Meskipun kita tidak memiliki cara untuk memverifikasi apakah ramalan ini benar-benar berasal dari Kunio Yasue, tetapi kontennya sangat menarik sebagai berikut:

Seorang pejabat NASA AS secara pribadi mengungkapkan kepada Kunio bahwa AS telah memiliki informasi akurat tentang “bencana besar” yang akan terjadi pada 5 Juli 2025. Bukan hanya waktunya yang cocok, tetapi bahkan lokasinya secara mengejutkan konsisten dengan prediksi Ryo Tatsuka.

Akan tetapi, Kunio Yasue menduga bahwa ini mungkin bukan gempa bumi, tetapi insiden asteroid menabrak bumi. Sebab menurut pengetahuan profesionalnya, gempa bumi tidak dapat diprediksi secara akurat. Namun jika benda langit itu benar-benar menabrak bumi, teknologi manusia kini dapat memperkirakannya secara akurat dua tahun sebelumnya, dan waktunya bahkan dapat dihitung secara akurat hingga mengetahui detiknya.

Nubuat itu kemudian menyebutkan bahwa Amerika Serikat telah meluncurkan rencana rahasia untuk menghadapi bencana besar. Namun rencana ini sekarang telah dibatalkan!

Pertanyaannya adalah: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan pembatalan rencana? Apakah bencana yang semula diperkirakan akan terjadi akhirnya menjadi batal? Ataukah sistem untuk mencegah asteroid menabrak bumi itu yang dibatalkan? 

Yang lebih kebetulan lagi adalah bahwa pada 5 Juli pagi hari waktu Jepang bertepatan dengan 4 Juli waktu AS yang merupakan Hari Nasional Amerika Serikat. Apakah ada “manipulasi manusia” di balik ini?

Kunio Yasue tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, tetapi hanya mengajukan serangkaian pertanyaan ini dan membiarkan semua orang memikirkannya.

5 Juli 2025 sudah semakin dekat.

Jadi, menurut Anda apakah “bencana besar” ini akan benar-benar terjadi?

Namun, sekalipun bencana terjadi, kita pun tak perlu takut. Izinkan saya mengakhiri pembicaraan hari ini dengan membacakan sebuah petikan dari buku Ryo Tatsuka yang berbunyi:

“Hari di masa depan akan lebih cerah dan penuh harapan. Tidak perlu kita bimbang dan ragu. Seluruh bumi dan semua manusia akan berada dalam keadaan yang cerah, mulia, dan penuh vitalitas.”

“Pembersihan terhadap hati dan jiwa setiap manusia akan segera berlangsung.”

“Jika semua orang bersedia saling membantu dan bekerja sama, semuanya akan bergerak ke arah yang positif.” (Sin/whs)