Home Blog Page 1373

Jembatan Layang Kereta Meksiko Ambruk Hingga Kereta Metro Ikut Jatuh, 20 Orang Tewas dan 70 Terluka

0

Fu Yuanxi

Sebuah jembatan layang kereta Metro di Meksiko ambruk pada (3/5/2021) senin malam waktu setempat. Layar rekaman kamera  menunjukkan bahwa, ketika jembatan dan kereta yang melintasinya ikut runtuh hingga langsung menimpa kenderaan yang lewat. 

Stasiun TV lokal, Milenio menayangkan bahwa rel yang roboh tersebut meremukkan kendaraan-kendaraan yang ditimpanya. 

Keterangan Foto : Pada 3 Mei di Mexico City, dilaporkan bahwa jembatan yang di ketinggian runtuh, menyebabkan kereta yang berjalan di jembatan tergelincir dan jatuh ke tanah. (Gambar Hector Vivas / Getty)

Badan Pertahanan Sipil Meksiko membenarkan Kereta Metor itu mengalami kecelakaan tergelincir di Stasiun tenggara Mexico City.

Dari video yang diambil saksi, terlihat ambruk jalan layang menyebabkan kereta yang melintas terjatuh. Kedua gerbong tersebut langsung jatuh. Hampir 90 derajat menancap di udara, pemandangan yang membuat orang-orang syok. Tim penyelamat berjibaku menyelamatkan penumpang  yang terluka dari rangkaian kereta. Para korban menunggu untuk dilarikan ke rumah sakit. 

Unit terkait di Mexico City sebelumnya mengatakan bahwa ada 13 kematian dan 70 luka-luka dalam laporan awal. Walikota Mexico City, Claudia Sheinbaum kemudian menyatakan bahwa 20 orang tewas dan 49 orang dirawat di rumah sakit… dan sebuah mobil terjebak di bawah reruntuhan.

Pada 3 Mei, waktu setempat di Mexico City, dilaporkan bahwa jembatan yang di ketinggian runtuh, menyebabkan kereta di jembatan tergelincir dan jatuh ke tanah. Sedikitnya 13 orang diketahui tewas dan 70 orang luka-luka. (PEDRO PARDO / AFP melalui Getty Images)

Pada 3 Mei, waktu setempat di Mexico City, dilaporkan bahwa jembatan yang di ketinggian runtuh, menyebabkan kereta di jembatan tergelincir dan jatuh ke tanah. Sedikitnya 13 orang diketahui tewas dan 70 orang luka-luka. (PEDRO PARDO / AFP melalui Getty Images)

Keterangan Foto : Pada 3 Mei, waktu setempat di Mexico City, dilaporkan bahwa jembatan yang di ketinggian runtuh, menyebabkan kereta yang berjalan di jembatan tergelincir dan jatuh ke tanah. (PEDRO PARDO / AFP melalui Getty Images)

MRT Mexico City Jalur 12 dibuka pada tahun 2012. Ini adalah rute paling inovatif dari MRT lokal. Ini menghubungkan barat daya dan tenggara Mexico City. Karena rutenya ditandai dengan warna kuning keemasan, maka juga disebut sebagai “Golden Line”. 

“Golden Line” ini dibangun ketika Menteri Luar Negeri saat ini, Marcelo Ebrard menjadi walikota, yang menjabat dari tahun 2006 hingga tahun 2012. Setelah kejadian tersebut, Ebrard dalam akun twitternya mencuit : “Kecelakaan MRT yang terjadi hari ini adalah tragedi yang mengerikan. Saya bersama dengan para korban dan keluarga mereka.”

Dia juga mengatakan: “Tentu saja, kami harus menyelidiki penyebab kecelakaan dan mengklarifikasi tanggung jawabnya. Saya tegaskan kembali bahwa saya dapat bekerja sama dengan pemerintah, kapan saja untuk memberikan bantuan dalam hal-hal yang diperlukan.” (hui)

26 Orang Tewas Dalam Tabrakan Speedboat dengan Kapal Pasir di Bangladesh

0

NTDTV.com

Dua kapal secara tidak sengaja bertabrakan di sebuah sungai di Bangladesh pada 1 Mei 2021. Sebanyak 26 orang tewas dan sejumlah penumpang lainnya tak diketahui keberadaannya. 

Sebuah speedboat berisi sedikitnya 30 penumpang dan sebuah kapal kapal pasir tenggelam setelah bertabrakan di Sungai Padma dekat, Shibchar, Bangladesh. 

Kantor berita AFP mengutip pernyataan kepala polisi setempat, Miraz Hossain yang melaporkan: “Kami telah menyelamatkan 5 orang dan menemukan 25 jenazah.”

Reuters melaporkan sedikitnya 26 orang tewas.

Petugas kepolisian lainnya mengatakan, ada lebih banyak orang dilaporkan hilang. Sedangkan petugas pemadam kebakaran serta penduduk setempat terus melakukan operasi penyelamatan.

Bangladesh adalah negara delta dengan ratusan sungai melintasi perbatasannya. Kecelakaan di peraiaran memang kerap terjadi. 

Pada 4 April lalu, sebuah kapal feri dan kapal barang yang membawa sekitar 50 penumpang bertabrakan di Lakhya Rive di selatan ibukota Dhaka. Sedikitnya 26 orang tewas dan beberapa lainnya hilang. (hui)

Ditemukan 137 Cetakan Telapak Tangan Berwarna Merah dan Hitam dari Bangsa Maya Kuno

Fu Yuanxi

Arkeolog kembali menemukan yang mengungkap misteri Bangsa Maya di sebuah Gua  terletak di utara Yucatan, Meksiko, dekat reruntuhan Uxmal dan Chichen Itza dan kota-kota Maya kuno lainnya. Berada sekitar 10 meter di bawah pohon ceiba besar, terdapat sekitar 137 cetakan tangan hitam dan merah di dinding gua yang terpelihara dengan baik.

Sebagian besar cetakan tangan ini berasal dari telapak anak-anak, memiliki sejarah lebih dari 1.200 tahun. Sejaranya dapat ditelusuri kembali ke periode  Maya kuno. 

Pada masa itu, suku Maya kuno di Meksiko selatan dan kota-kota besar di Amerika Tengah, memiliki prestasi signifikan terkait matematika dan seni.

Setelah menganalisa ukuran dari cetakan tangan tersebut, arkeolog Sergio Grosjean mengatakan, cetakan tangan tersebut kemungkinan berasal dari tangan anak-anak yang memasuki masa pubertas. Warna dari cetakan tangan tersebut memiliki arti spesifik.

Grosjean berpendapat, suku maya membubuhkan sidik jari hitam di dinding batu dan sidik jari hitam yang melambangkan kematian. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka akan dibunuh, tetapi kematian dari sudut pandang ritual. Setelah anak-anak ini, anak-anak mencetak cetakan tangan berwarna merah yang melambangkan perang atau kehidupan di dinding batu.

Selain cetakan tangan merah dan hitam di dinding batu, dalam gua itu juga ditemukan artefak Maya lainnya, termasuk patung wajah manusia dan enam patung relief yang berasal dari sekitar 800 hingga 1.000 Masehi. Pada masa itu, terjadi kekeringan yang parah. Sehingga memungkinkan menjadi salah satu alasan bagi suku Maya untuk meninggalkan kota tersebut. 

Suku Maya telah menetap di Semenanjung Yucatan di Meksiko, Guatemala, Belize, dan sebagian El Salvador dan Honduras sejak sekitar 2500 Sebelum Masehi. 

Bangsa Maya kuno mengembangkan peradaban Maya yang terkenal. Mereka adalah satu-satunya peradaban benua Amerika yang mengembangkan tulisan. Masih banyak peninggalan budaya kuno yang masih tersisa di daerah-daerah tersebut. (hui)

Menteri Ekonomi Brasil: Vaksin Tiongkok Tidak Efektif, Komunis Tiongkok Ciptakan Virus Corona Baru

0

NTDTV.com

Menteri Ekonomi Brasil, Paulo Geddes menyatakan bahwa Komunis Tiongkok menciptakan virus Corona baru, dan vaksin Tiongkok  tidak seefektif vaksin Amerika Serikat. Hampir 80% dari vaksin yang digunakan di Brasil adalah vaksin buatan Tiongkok. 

Paulo Guedes minggu ini mengejutkan opini publik. Guedes tidak tahu bahwa pertemuan itu disiarkan secara langsung. Setelah pertemuan tersebut, Kementerian Kesehatan Brasil segera menarik kembali video tersebut. Namun pernyataan Guedes telah menyebar ke seluruh Internet.

“Komunis Tiongkok menciptakan virus Corona baru, dan vaksin mereka tidak seefektif vaksin Amerika Serikat. Amerika telah berinvestasi dalam penelitian selama 100 tahun, dan vaksin Pfizer lebih baik daripada yang lain,” kata Paulo Guedes.

Guedes diyakini secara tidak sengaja mengungkapkan kebenaran. Brazil saat ini memiliki empat vaksin untuk umum guna vaksinasi, tetapi 80% di antaranya adalah vaksin Coronavac. Menteri Perekonomian sendiri juga divaksin dengan Coronavac.

Presiden Brazil, Posonaro mengatakan pada Oktober tahun lalu, dia memutuskan untuk tidak membeli vaksin Tiongkok karena dia tidak percaya pada keamanan vaksin Tiongkok. Tetapi kemudian karena lonjakan kasus di Brasil, pemerintah Brasil tidak punya pilihan selain membeli 100 juta dosis vaksin Coronavac pada Januari tahun ini. 

Hingga saat ini, Brasil telah memiliki lebih dari 400.000 kasus kematian akibat virus Komunis Tiongkok. Brasi menduduki peringkat kedua di dunia.

Faktanya, selama epidemi ini, Brasil juga menjadi basis eksperimental luar negeri untuk vaksin Tiongkok. Dari Juli hingga Desember tahun lalu, uji klinis vaksin Coronavac Tiongkok telah dilakukan di Brasil. Lembaga penelitian Brazil mengumumkan hasilnya pada April tahun ini. Efek perlindungan dari vaksin Coronavac adalah 50,7%, hanya menginjak garis persetujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Karena terbatasnya pasokan vaksin yang diproduksi di negara-negara Eropa dan Amerika, banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah beralih ke Tiongkok untuk membeli vaksin. Namun, keamanan vaksin Tiongkok menjadi perhatian lain. 

Di Hong Kong, ada 25 kasus kematian setelah divaksinasi, 21 diantaranya divaksinasi dengan Coronavac dan 4 divaksinasi dengan Fubital. Tiongkok Daratan telah divaksinasi 204 juta kali dan tidak ada kematian yang dilaporkan, tetapi transparansi informasi Tiongkok selalu dipertanyakan oleh dunia luar.

Pada Kamis 29 April, gelombang terbaru 1 juta dosis vaksin Pfizer tiba di Brasil, dan Menteri Kesehatan Brasil, Marcelo  Queroga secara pribadi menyambutnya di bandara.

Marcelo Queroga mengatakan, “Vaksin identik dengan harapan, dan harapan untuk mengakhiri epidemi ini.”

Karena kekurangan vaksin, beberapa kota di Brazil harus menunda rencana vaksinasi. Kehadiran vaksin baru akan meringankan kebutuhan mendesak pemerintah Brasil. (hui)

Kim Jong-un Larang Warganya Nonton Drakor, Pelanggar Dihukum Berat

0

Luo Tingting

Media Korea “Kookmin Daily” melaporkan pada 28 April bahwa sumber Korea Utara mengungkapkan soal pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un baru-baru ini memerintahkan peninjauan yang ketat terhadap pakaian, kata-kata dan perbuatan anak muda Korea Utara terkait drama Korea. Bagi pelanggar, maka hukuman untuk menonton film Korea Selatan secara ilegal dan hukuman juga meningkat.

Kim Jong-un menyatakan pada pertemuan Partai Buruh pada awal April bahwa “masalah pendidikan pemuda adalah masalah hidup dan mati antara partai dan revolusi, tanah air dan rakyat.”

Pada Desember tahun lalu, Korea Utara mengamandemen apa yang disebut undang-undang latar belakang ideologi dan budaya reaksioner, yang menetapkan bahwa mereka yang mendistribusikan gambar Korea Selatan dapat dijatuhi hukuman mati. Sementara bago yang menonton akan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. 

Buku dan foto Korea juga berada dalam cakupan kendali, dan siapa pun yang berbicara dengan aksen Korea dapat dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.

Laporan tersebut mengatakan bahwa di satu sisi, pihak berwenang Korea Utara menawarkan hukuman yang berat, tetapi pada saat yang sama mereka mendorong orang-orang untuk menyerahkan diri dengan “menyerahkan diri tidak bersalah.” 

Mungkin dianggap bahwa memperkuat mekanisme kontrol dan hukuman saja tidak dapat sepenuhnya menghilangkan pengaruh budaya Korea menyebar di antara rakyat.

Sumber mengatakan bahwa instruksi baru-baru ini yang dikeluarkan kepada komite Partai Buruh kota dan provinsi Korea Utara menyebutkan bahwa pada akhir tahun lalu 10.000 siswa di kota tertentu di Korea Utara menyerah untuk menonton “video ilegal” dan menyerahkan lebih dari 5.000 Pemutar DVD.

Menurut sumber itu, ada 10.000 orang yang menyerahkan diri, dan pasti ada lebih banyak orang yang tidak menyerah.

Untuk waktu yang lama, menonton drama Korea di Korea Utara terancam dieksekusi, tetapi pembantaian berdarah tidak menghentikan kerinduan rakyat Korea Utara akan kebebasan.

Pada Desember 2010, Yomiuri Shimbun Jepang melaporkan bahwa lebih dari 3.000 orang yang ditahan di Pusat Kebudayaan Heiannamdo Korea Utara, lebih dari 1.200 ditangkap karena menonton drama TV Korea.

“Joongang Daily” Korea Selatan sebelumnya melaporkan bahwa pada 3 November 2013, dalam sehari 80 warga Korea Utara dieksekusi di depan umum karena menonton drama Korea .

Pada 29 Oktober 2014, badan intelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa 10 pejabat senior Partai Pekerja Korea dieksekusi oleh Kim Jong Un baru-baru ini, sehingga jumlah jenderal senior Korea Utara yang dieksekusi tahun itu menjadi 50 orang. 

Para pejabat ini dieksekusi dengan alasan seperti menonton sinetron Korea Selatan dan menerima suap.

Pada Agustus 2013, pembelot Korea Utara Park Yeon-mi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan “Guardian” Inggris bahwa dia “diminta” untuk berpartisipasi dalam “pertunjukan eksekusi” ketika dia berusia 9 tahun. 

Ibu teman sekelasnya yang dieksekusi, karena dia meminjamkan drama Korea kepada seorang teman. Ibunya dikritik sebelum dieksekusi, dan kemudian dieksekusi di depan umum.

Park Yeonmi mengatakan bahwa jika ketahuan menonton film Bollywood Rusia atau India di Korea Utara, akan dipenjara selama tiga tahun, tetapi jika menonton drama Korea atau film Amerika, itu akan menjadi “hukuman mati.”

Pada tahun 2007, Park Yanmi melarikan diri dari Korea Utara bersama keluarganya. Dia berkata mulai mendambakan kebebasan karena dia mengintip video bajakan dari film Amerika Titanic, dan memutuskan untuk melarikan diri dari aturan represif Korea Utara.

Penguasa keluarga Kim di Korea Utara melarang orang menonton media asing, untuk mencapai tujuan memenjarakan pikiran orang. Tetapi keluarga Kim sangat suka menonton film Barat.

Kim Jong-un belajar di Eropa ketika dia masih kecil. Dilaporkan bahwa ada lebih dari 30.000 DVD film Barat di perpustakaan pribadi ayah Kim Jong Un, yakni Kim Jong Il.  (hui)

Pria Daratan Tiongkok Membelot ke Taiwan, Seberangi Selat Gunakan Perahu Karet

0

oleh Luo Tingting

Seorang pria daratan Tiongkok bermarga Zhou dari Provinsi Fujian dengan menumpang perahu karet pada 1 Mei, berhasil menyeberangi Selat Taiwan untuk mendarat di Pelabuhan Barat di Taichung. Video dialognya dengan polisi Taiwan yang beredar di Internet menunjukkan pria tersebut mengatakan bahwa di daratan Tiongkok tidak ada yang baik. Dia membelot ke Taiwan karena demi kebebasan dan keadilan.

Menurut laporan media Taiwan, pada 1 Mei dini hari, seorang pria bermarga Zhou yang menumpang perahu karet dari Fujian berteriak minta tolong kepada pekerja dermaga di Pelabuhan Barat Taichung.

Setelah mendengar teriakan minta tolong, pekerja pelabuhan segera pergi membeli makanan, dan memberikan pakaian agar tubuhnya tetap hangat. Tak lama kemudian, beberapa orang petugas dari Dinas Patroli Maritim dan polisi pelabuhan Taiwan tiba di lokasi.

Kepada polisi pria bermarga Zhou tersebut mengatakan bahwa dirinya berangkat dari Fujian pada 30 April dengan menumpang perahu karet yang bermesin tempel, berangkat melintas selat dengan membawa sekitar 90 liter bahan bakar.

“Laut cukup tenang sepanjang 16 jam perjalanan melintasi selat hingga tiba di Taiwan”, katanya.

Kabarnya, setelah pria tersebut berhasil memanjat ke atas tanggul laut, ia terpaksa duduk diam di tempat sambil menunggu mungkin ada orang yang lewat karena tidak tahu harus berjalan ke arah mana. Sampai 1 Mei dini hari sekitar pukul 02:00 ia mendengar suara seseorang, maka buru-buru ia berteriak minta tolong.

Rekaman video dialog pria bermarga Zhou dengan polisi Taiwan beredar luas di Internet. Dia mengatakan bahwa dirinya bukan pelarian karena berbuat kejahatan di daratan Tiongkok,  bukan penjahat yang dicari. Tetapi ia membelot karena mendambakan demokrasi dan kebebasan di Taiwan.

“Saya datang ke Taiwan terutama karena di sini lebih bebas dan adil”, katanya.

Polisi Taiwan bertanya kepadanya : “Apakah benar-benar buruk di daratan Tiongkok ?”

Zhou menjawab : “Betul ! Itu yang saya rasakan, semua aspeknya buruk. Oleh karena itu saya memilih membelot demi memperoleh kebebasan di Taiwan”.

Dia mengatakan bahwa dirinya selain tidak memiliki kerabat atau teman juga tidak memiliki rencana mau berbuat apa setelah tiba di Taiwan. Dia hanya berharap dapat hidup bebas di Taiwan. 

Saat ini, pria bermarga Zhou itu telah dibawa ke pusat penahanan oleh polisi untuk menjalani karantina, dan kasusnya sedang diselidiki oleh pihak kejaksaan.

Petugas senior di dinas patroli maritim Taiwan mengatakan bahwa jarak antara Fujian dan Pelabuhan Taichung sekitar 180 kilometer, kapal maritim dengan kecepatan 80 kilometer per jam saja butuh waktu 2 jam lebih untuk melintasi Selat. Sedangkan perahu karet yang ditumpangi Zhou itu kecepatannya lebih rendah, dan ombak di tengah Selat Taiwan relatif besar sehingga sulit untuk dapat menyeberang dengan aman. 

Petugas mengira bahwa Zhou mungkin terlebih dahulu naik perahu nelayan kemudian setelah berada di tengah selat baru menggembungkan perahu karet untuk meneruskan penyeberangannya.

Namun, seorang nelayan Taiwan mengatakan bahwa gelombang di perairan barat relatif kecil dalam beberapa hari terakhir ini, jadi mungkin saja dapat menyeberang dengan perahu karet. Selain itu, perahu karet tersebut berukuran kecil, dan terkadang lebih rendah dari tinggi gelombang saat berlayar, sehingga tidak mudah terdeteksi oleh radar.

Dalam beberapa tahun terakhir, pembelotan warga daratan Tiongkok ke Taiwan dengan menggunakan perahu karet sering terjadi. 

Pada 4 Oktober 2016, Dinas Patroli Maritim Taiwan menemukan sebuah speedboat di Gaomei Wetland di Taichung, yang di dalamnya terdapat sebungkus rokok buatan Tiongkok, botol berisi air mineral, dan 8 buah jaket pelampung, tetapi pada saat itu tidak ditemukan penumpang gelapnya.

Pada 28 April 2016, seorang pria berusia 43 tahun bermarga Qian dari Provinsi Zhejiang, Tiongkok yang sedang berlayar dengan perahu karet menuju Jinmen ditemukan oleh petugas patroli maritim Jinmen.(sin)

Pompeo : Xi Jinping Mendapat “Hadiah Besar” dari Biden yang Tidak Siap untuk Melawan Komunis Tiongkok

0

 oleh Li Yun

Biden menandatangani perintah eksekutif agar Amerika Serikat dapat bergabung kembali dengan Perjanjian Paris. Hal tersebut dinilai merugikan ekonomi AS dan menguntungkan pemerintah komunis Tiongkok. Mantan Menteri Luar Negeri AS Michael R. Pompeo mengatakan bahwa ini adalah hadiah terbesar yang diberikan pemerintahan Biden kepada Xi Jinping. 

Dalam wawancara di acara TV ‘Morning with Maria’ yang diselenggara Fox News pada 30 April, Pompeo mengatakan bahwa pemerintah komunis Tiongkok telah “menyatakan perang” terhadap para pekerja Amerika Serikat, tetapi pemerintahan Biden tidak siap untuk ini.

Pompeo mengatakan bahwa di masa lalu, dalam menghadapi pesaing dunia lainnya, seperti Belgia dan Inggris, Amerika Serikat akan berjuang untuk bersaing dengan mereka, tetapi sekarang menghadapi komunis Tiongkok, Malahan Biden mengatakan : “Kami, Amerika Serikat akan baik-baik saja”. Semua orang mengetahui bahwa ini mungkin janji kosong. Tidak ada bukti sama sekali yang menunjukkan bahwa, pemerintah benar-benar siap untuk melawan pemerintah komunis Tiongkok.

Dia mengatakan bahwa pemerintah komunis Tiongkok telah menyatakan perang terhadap para pekerja Amerika Serikat sejak beberapa tahun lalu. Pada saat itu, pemerintahan Trump berusaha sekuat tenaga untuk melawan komunis Tiongkok. Pihak Tiongkok ingin merampas lapangan kerja Amerika, mencuri hak kekayaan intelektual dan melakukan kegiatan spionase di Amerika Serikat. Ini adalah konflik yang dipicu oleh komunis Tiongkok. Amerika Serikat perlu menggunakan kekuatan ekonominya yang besar untuk melawan komunis Tiongkok di semua aspek.

Pada saat yang sama, Pompeo mengatakan: “ini adalah hadiah terbesar untuk Ketua Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping”  atas keputusan Biden untuk bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris. Kemandirian energi AS merupakan senjata bagi AS untuk memasuki Eropa, Asia bahkan Timur Tengah, dan juga merupakan salah satu alat penting diplomasi.

Pompeo mengatakan bahwa, bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris sama saja dengan melepaskan kemerdekaan energi Amerika Serikat.  Pompeo berkata : “Ini adalah kesalahan besar dan akan merusak keamanan negara kita”.

Pemerintahan Biden secara resmi mengeluarkan perintah eksekutif untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Iklim Paris pada 19 Januari lalu. Ini dinilai sebagai kerugian besar bagi ekonomi AS dan keuntungan bagi pemerintah komunis Tiongkok.

Perjanjian Iklim Paris adalah perjanjian sukarela dimana negara-negara mengajukan komitmennya sendiri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Mantan Presiden Trump percaya bahwa isi Perjanjian Iklim Paris adalah bencana total bagi ekonomi AS. Tetapi, perjanjian itu justru memberlakukan kelonggaran bagi komunis Tiongkok terhadap emisi gas rumah kaca mereka.

Trump mengumumkan penarikan diri dari Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2017, dalam penjelasannya ia mengatakan : “Itu adalah contoh terbaru Washington bergabung dengan perjanjian yang tidak kondusif bagi kepentingan Amerika Serikat, memungkinkan negara lain untuk menikmati manfaat eksklusif, dan menyebabkan pekerja dan pembayar pajak Amerika  kehilangan pekerjaan mereka, menerima upah yang rendah, menutup pabrik dan secara drastis mengurangi produksi ekonomi untuk menyerap biaya”.

Pemerintahan Trump secara resmi mengumumkan penarikan diri AS dari perjanjian itu pada tahun 2019.

Pada 21 Februari tahun ini, ‘Wall Street Journal’ menerbitkan artikel editorial dengan judul “Why Beijing Likes Biden and Paris”, yang melukiskan bahwa Amerika Serikat secara resmi bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris dan mendapat tepuk tangan dari banyak media dan orang Eropa. Kami menduga bahwa pemerintah komunis Tiongkok adalah pihak yang paling bahagia, karena mengetahui bahwa perjanjian tersebut akan membatasi pengembangan energi Amerika Serikat, dan Beijing bisa “membonceng” kendaraan itu setidaknya selama sepuluh tahun, artinya, tidak perlu khawatir tentang persyaratan emisi untuk pengembangannya.

Pada 12 April, Fox News mempublikasikan tulisan Senator AS Marco Rubio yang isinya mengkritik kebijakan iklim Biden, yang justru untuk memperkuat pemerintah komunis Tiongkok dengan mengorbankan lapangan kerja AS. Rencana energi hijau Biden adalah hadiah besar bagi rezim Beijing. Pada intinya, Biden menyerukan agar infrastruktur energi skala besar di Amerika Serikat dialihkan ke apa yang ia sebut sebagai “energi bersih”.

Itu berarti Biden lebih mendorong Amerika Serikat untuk membeli jutaan panel surya, stasiun pengisian mobil listrik, dan infrastruktur hijau mahal lainnya, yang semuanya itu merupakan industri yang didominasi oleh komunis Tiongkok. Dengan kata lain, pemerintahan Biden menginginkan rakyat Amerika Serikat menggunakan panel surya yang dibeli dari Tiongkok untuk dipasang di atap rumah mereka. Basis industri komunis Tiongkok akan mendapatkan keuntungan dari sini.

Artikel Rubio menyebutkan bahwa, komunis Tiongkok mendominasi industri energi terbarukan dan telah berinvestasi di industri ini melalui subsidi pemerintah berskala besar selama bertahun-tahun. Jika Amerika Serikat hendak menghabiskan ratusan miliar dolar untuk energi terbarukan, maka Amerika Serikat tidak semestinya membelanjakan dananya untuk keuntungan rezim yang melakukan genosida.

Marco Rubio mengingatkan, jangan tertipu oleh Biden. Rencana pemerintahnya bukanlah untuk infrastruktur atau energi hijau. Rencananya adalah rencana yang pro-Beijing, rencana yang akan memperkuat pemerintah komunis Tiongkok dengan mengorbankan lapangan kerja Amerika Serikat. (sin)

Taktik Komunis Tiongkok dengan Lautan Manusia Sudah Ketinggalan Zaman

0

Luo Tingting

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Llyod Austin menekankan bahwa militer Amerika Serikat harus menggabungkan teknologi, konsep operasional, dan kemampuan untuk mencegah lawannya melangkahi kumpulan petir.

Beberapa analis percaya bahwa pertempuran modern dilakukan dalam peperangan teknologi, dan taktik lautan manusia Komunis Tiongkok sudah ketinggalan zaman.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat: “The Next War” sangat berbeda

Pada (30/4/2021), waktu setempat, upacara penyerahan Laksamana John Aquilino dan Laksamana Phil Davidson, komandan baru dan lama Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, diadakan di Pearl Harbor, Hawaii.

Di hari yang sama, Austin menyampaikan pidato kebijakan pertahanan utama pertama sejak menjabat di Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, lokasi yang melambangkan kekuatan kawasan Indo-Pasifik Amerika Serikat.

Ia menyatakan bahwa “perang berikutnya” antara Amerika Serikat dan musuh akan sangat berbeda dari perang sebelumnya.

Austin mengatakan bahwa militer Amerika Serikat harus menggabungkan teknologi, konsep operasional, dan kemampuan untuk mendapatkan kekuatan militer yang handal, fleksibel, dan pencegahan yang cukup untuk mencegah lawan melangkahi kumpulan petir.

“Kita harus menciptakan keuntungan untuk diri kita sendiri dan menciptakan kesulitan bagi lawan kita,” kata Austin.

Meskipun Austin tidak menyebut nama “Komunis Tiongkok” dalam pidatonya, dia sebelumnya telah menunjukkan bahwa Komunis Tiongkok adalah “tantangan yang meningkat” bagi militer Amerika Serikat.

Austin menunjukkan bahwa militer Amerika Serikat harus menetapkan “visi baru” untuk peperangan yang lebih berorientasi seperti ancaman dunia maya dan ruang angkasa yang muncul untuk memastikan keunggulan militer Amerika Serikat di bidang darat, laut, udara, ruang angkasa, dan dunia maya, termasuk pengembangan komputer kuantum, kecerdasan buatan, dan komputasi Edge serta teknologi lainnya.

Namun, Austin juga menyiratkan bahwa Amerika Serikat akan “menjadi sipil dan kemudian militer” dan menggunakan kekuatan militer untuk membantu kebijakan luar negeri sehingga para diplomat Amerika Serikat dapat menghindari konflik.

Pusat transfer militer Amerika Serikat ditujukan pada Komunis Tiongkok

Amerika Serikat saat ini adalah negara paling kuat di dunia. Secara khusus, pada 20 Desember 2019, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pembentukan Angkatan Keenam Amerika Serikat, Angkatan Luar Angkasa, untuk memimpin dalam memahami udara dan bahkan keuntungan serangan luar angkasa.

Trump berkata: “Amerika Serikat harus memiliki posisi dominan di luar angkasa!”

Tanggung jawab angkatan luar angkasa termasuk menyediakan navigasi satelit dan komunikasi kepada pasukan gabungan lainnya dalam operasi lapangan, dan mengeluarkan peringatan ketika rudal asing diluncurkan.

Kepala Angkatan Antariksa Amerika Serikat, Jenderal John William “Jay” Raymond mengatakan: “Langkah-langkah sempurna dari kekuatan luar angkasa akan menghalangi musuh kita dan memungkinkan pasukan koalisi dan sekutu kita untuk selalu memiliki kemampuan luar angkasa yang diperlukan untuk peperangan modern dan kehidupan modern.”

Setelah Presiden Trump menjabat, ia menyadari bahwa Komunis Tiongkok adalah ancaman terbesar, dan membalikkan arah strategis Amerika Serikat, mengalihkan fokus dari Timur Tengah ke Indo-Pasifik, memajukan “strategi Indo-Pasifik”, memperkuat aliansi dan mengepung Komunis Tiongkok. Pada saat yang sama, dia menarik diri dari “Perjanjian Jangka Menengah”., Memungkinkan militer Amerika Serikat untuk menyebarkan rudal di wilayah Pasifik Barat.

Setelah pemerintahan Biden berkuasa, Komunis Tiongkok terus memprovokasi Laut Tiongkok Selatan dan Selat Taiwan, yang semakin meningkatkan konfrontasi militer antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Baru-baru ini, militer Amerika Serikat sedang mempercepat penyesuaian penempatan militer global, termasuk menarik pasukan dari Timur Tengah, mengerahkan ke kawasan Indo-Pasifik, mengerahkan rudal ofensif di Asia-Pasifik, membangun kembali Armada Pertama di Pasifik Barat, meluncurkan “Rencana Pencegahan Pasifik”, dan merumuskan rencana operasi militer khusus di Laut China Selatan. Kemungkinan konfrontasi militer antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meningkat.

Saat ini, Taiwan telah menjadi medan pertempuran baru untuk konfrontasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Mantan komandan Indo-Pasifik Davidson memperingatkan pada awal Maret bahwa Komunis Tiongkok mungkin menyerang Taiwan dalam enam tahun.

Pada upacara serah terima pada 30 April, ia menyatakan bahwa Komunis Tiongkok menantang dominasi regional Amerika Serikat melalui tindakan “merusak”. Oleh karena itu, persaingan strategis di kawasan Indo-Pasifik tidak terbatas pada Amerika Serikat dan Tiongkok, melainkan hanya Amerika Serikat dan Tiongkok. juga kompetisi kamp yang bebas dan otoriter.

Menanggapi ancaman Komunis Tiongkok, Amerika Serikat telah menjual berbagai senjata mutakhir ke Taiwan, termasuk drone yang digunakan untuk operasi pemenggalan kepala, yang dapat melakukan sambaran petir terhadap para pemimpin musuh dan organisasi utama, serta melumpuhkan sistem komando musuh. Ini adalah ancaman fatal bagi Komunis Tiongkok.

Dunia luar percaya bahwa jika Komunis Tiongkok mencoba menyerang Taiwan dengan paksa melalui taktik laut manusia di masa lalu, ia mungkin akan menghadapi serangan langsung dari militer Taiwan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memposting di Facebook pada 30 April bahwa meskipun ancaman Komunis Tiongkok terhadap Taiwan memang ada, pemerintah benar-benar mampu mengendalikan berbagai kemungkinan risiko dan menetapkan penghalang keamanan untuk Taiwan.  (hui)

5 Hal yang Paling Ditakuti Rezim Tiongkok

0

Eva Fu

Pada 16 April 2021, pengadilan Hong Kong secara resmi menghukum para aktivis pro-demokrasi yang dinyatakan bersalah bulan lalu. Sebagian besar hukuman mereka adalah sekitar satu tahun hingga 18 bulan penjara.

“Kejahatan” untuk orang-orangnya dinyatakan bersalah adalah pertemuan ilegal tanpa izin untuk sebuah unjuk rasa besar-besaran pada Agustus 2019 yang dihadiri oleh ratusan ribu warga Hong Kong.

Kejahatan tersebut tampaknya tidak ada hubungannya dengan Hukum Keamanan Nasional Hong Kong, tetapi banyak orang mengaitkan persidangan dan hukuman pengadilan Hong Kong dengan Hukum Keamanan Nasional yang diberlakukan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Karena ketakutan adalah motivasi bagi banyak agresi Partai Komunis Tiongkok di dalam negeri dan luar negeri, perilaku rezim Tiongkok baru-baru ini di Hong Kong mengungkapkan beberapa ketakutan utama rezim Tiongkok.

Pemisahan Ekonomi

Di panggung dunia, legitimasi rezim komunis Tiongkok tiga dekade lalu terutama berpusat pada potensi pertumbuhan ekonomi dan ekonominya dari populasinya yang besar. Rezim komunis Tiongkok menggunakan ini sebagai umpan untuk memanipulasi pemerintah dan perusahaan asing yang ingin mencicipi pasar Tiongkok.

Tiga kekuatan pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi, konsumsi, dan ekspor. Konsumsi domestik Tiongkok Daratan berkontribusi paling kecil pada Produk Domestik Bruto-nya sendiri, hanya menyumbang sedikit lebih banyak dari 40 persen Produk Domestik Bruto — jauh lebih sedikit daripada 70 persen biasanya untuk kebanyakan negara-negara lain. Perdagangan luar negeri melalui ekspor-ekspor adalah pengungkit-pengungkit besar-besaran untuk Produk Domestik Bruto Tiongkok.

Sistem Partai Komunis Tiongkok adalah sebuah sistem otoriter yang dipimpin administratif. Rezim Tiongkok mengendalikan masyarakat dengan banyak cara, tetapi dalam dua dekade terakhir, kendali ini tercermin melalui operasi-operasi ekonomi Tiongkok. Semakin banyak uang yang dimiliki rezim Tiongkok, maka semakin kuat kendali rezim Tiongkok atas masyarakat.

Pembangunan ekonomi Tiongkok Daratan bertumpu pada model Asia Timur, yang berorientasi ekspor. Model Asia Timur mengandalkan konsumsi di pasar-pasar luar negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini adalah tepatnya mengapa mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump meluncurkan  perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok yang sangat menakutkan bagi Partai Komunis Tiongkok.

Ini bukan hanya karena kemungkinan menahan ketergantungan pasar Amerika Serikat pada produk-produk Tiongkok — tindakan ini telah memaksa para pejabat di Tiongkok untuk mempertimbangkan kembali kelanjutan model Asia Timur di Tiongkok Daratan, yang pada gilirannya menimbulkan sebuah tantangan bagi struktur model pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Mengingat perang dagang Donald Trump dan efek pandemi di dunia ekonomi, Partai Komunis Tiongkok harus berhati-hati untuk pengembangan ekonomi masa depan Tiongkok. Ini adalah alasan terbesar mengapa Partai Komunis Tiongkok mulai mempromosikan kemandirian dan sirkulasi internal modal Tiongkok.

Sekali terjadi kontrak-kontrak ekonomi, pendapatan pemerintah Partai Komunis Tiongkok akan berada di bawah tekanan, dan anggaran pemeliharaan stabilitas administrasi Partai Komunis Tiongkok akan terpengaruh. Tanpa uang yang cukup untuk propaganda dan insentif yang cukup untuk melegitimasi kepemimpinan otoriter Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok, rezim Tiongkok akan goyah.

Gangguan Pertukaran Teknologi Dengan Barat

Ketakutan ini terutama terkait dengan ekonomi, karena ekonomi Tiongkok yang berorientasi ekspor telah mencapai batasnya, anda hanya dapat mengekspor banyak barang. Dengan perkembangan ekonomi dunia di ambang batas, ekspor barang sederhana dan murah tidak dapat meningkat dengan kecepatan seperti beberapa dekade terakhir. 

Oleh karena itu, Tiongkok perlu meningkatkan kualitas produknya untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya. Oleh karena itu Tiongkok harus secara serius meningkatkan inovasi teknologi dan desainnya.

Kemajuan teknologi juga merupakan sebuah faktor penting dalam kendali Partai Komunis Tiongkok atas masyarakat dan pemeliharaan militernya. Tiongkok adalah terkenal karena penggunaan kecerdasan buatan yang kejam untuk memantau dan melacak warganya.

Jika pertukaran-pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Barat terputus, maka akan sangat berdampak pada Partai Komunis Tiongkok, terutama terkait dengan kehilangan kemampuan Partai Komunis Tiongkok untuk mencuri kekayaan intelektual dari negara-negara asing.

Sejumlah besar mahasiswa luar negeri dari Tiongkok Daratan belajar dan terlibat dalam penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi di universitas-universitas di Eropa dan Amerika Serikat. 

Pada tahun 2020, ada lebih dari 370.000 mahasiswa Tiongkok yang sedang belajar di Amerika Serikat. Bagi Partai Komunis Tiongkok, ini adalah sebuah saluran yang sangat berharga dan metode “pertukaran” dengan ilmu pengetahuan dan teknologi Amerika Serikat.

Kini, Amerika Serikat tidak hanya memangkas berbagai pertukaran akademis tingkat-tinggi tetapi juga mempertimbangkan bagaimana untuk mengurangi jumlah mahasiswa ilmu pengetahuan dan teknik Tiongkok.

Padahal Tiongkok memiliki banyak profesional ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, kebudayaan saat ini menghambat kreativitas dan inovasi sejati, karena inovasi dan kreasi secara inheren tidak sesuai dengan sistem otokratis dan totaliter. 

Jika tidak mungkin untuk melanjutkan “pertukaran” ilmu pengetahuan dengan luar negeri, lalu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok akan sangat terpengaruh.

Kemerdekaan Hong Kong, Taiwan, Tibet, dan Xinjiang

Partai Komunis Tiongkok dimulai dengan Marxisme dan komunisme dan selalu menggunakan Marxisme dan komunisme sebagai nilai inti dasar untuk menguasai Tiongkok Daratan.

Namun kenyataannya, sejak Revolusi Kebudayaan di bawah Mao Zedong, ideologi komunis yang murni menghilang di Tiongkok Daratan. Hanya beberapa pemimpin senior Partai Komunis Tiongkok benar-benar percaya pada ideologi Marxis dan komunis, yang telah membawa krisis legitimasi yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Partai Komunis Tiongkok.

Untuk mengatasi krisis ini, Partai Komunis Tiongkok telah bertindak nasionalisme agresif untuk menegaskan kendali nya. Inilah sebabnya mengapa nasionalisme Tiongkok terus meningkat dalam dua dekade terakhir.

Misalnya, dalam propaganda generasi-generasi sebelumnya, Partai Komunis Tiongkok, dengan sengaja berbicara mengenai kemenangannya melawan kaum nasionalis Tiongkok yang melegitimasi perebutan kekuasaan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Tetapi baru-baru ini, Partai Komunis Tiongkok mulai  menekankan perang-perang historis Tiongkok melawan Jepang, dengan tegas mengklaim bahwa Partai Komunis Tiongkok memimpin kemenangan Tiongkok atas Jepang. Ini adalah pengetahuan yang tersebar luas bahwa adalah Nasionalis Tiongkok-lah yang memimpin perang-perang melawan Jepang pada saat itu.

Untuk mengaburkan fakta ini, Partai Komunis Tiongkok mengubah panjang yang tercatat secara historis perang Tiongkok melawan Jepang dari 8 tahun sampai 14 tahun untuk memasukkan Penenangan Manchukuo, sebuah pemberontakan melawan Jepang dari Manchu, yang dipimpin bersama oleh Partai Komunis Soviet dan Partai Komunis Tiongkok di pertengahan tahun 1930-an.

Semangat nasionalisme Tiongkok Daratan yang terus dipromosikan oleh Partai Komunis Tiongkok terus berlanjut. Orang-orang Tiongkok sudah mulai melihat Partai Komunis Tiongkok dari perspektif nasionalisme dan identitas Tiongkok daripada ideologi komunis.

Pada tahun 2016, Xi Jinping dalam pidatonya di depan umum dengan berani mengklaim bahwa pihaknya “tidak akan pernah mengizinkan siapa pun, kelompok apa pun, partai politik mana pun, kapan pun, dengan cara apa pun, untuk memisahkan dari Tiongkok bagian mana pun dari wilayah Tiongkok.”

Pernyataan yang keras ini adalah sebuah contoh bahan bakar yang sempurna untuk pasang naik nasionalisme yang agresif di Tiongkok Daratan.

Akibatnya, dalam menghadapi masalah Hong Kong, Taiwan, Tibet, dan Xinjiang, Partai Komunis Tiongkok tidak dapat berkompromi atau menunjukkan kelemahan melalui konsesi-konsesi. Melalui evolusinya, Partai Komunis Tiongkok secara tidak sengaja mengambil penyebab nasionalisme ultra-Tiongkok untuk membenarkan kekuasaannya, tanpa salah satu pun gagasan-gagasan komunis yang asli.

Kebebasan Beragama

Dalam dekade terakhir ini, Partai Komunis Tiongkok meningkatkan penindasannya terhadap semua agama dan keyakinan-keyakinan spiritual, dengan sebuah tujuan yang sangat jelas: untuk menghilangkan  otoritas ideologis apapun selain Partai Komunis Tiongkok. Untuk tetap berkuasa, Partai Komunis Tiongkok mengendalikan apa yang dapat dilihat, dilakukan, dan dipercaya oleh orang-orang Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok telah menghancurkan gereja, menangkap pemimpin-pemimpin gereja bawah tanah, dan memaksa pemimpin-pemimpin Katolik untuk mengikuti arahan Partai Komunis Tiongkok yang melanggar prinsip-prinsip Kristiani.

Di Tibet, strategi utama Partai Komunis Tiongkok untuk menghancurkan gerakan kemerdekaan Tibet menargetkan Buddhisme Tibet. Stasiun-stasiun polisi didirikan di dalam biara-biara Tibet. Lama-lama Tibet dipaksa untuk mempelajari ateisme, materialisme, dan “pemikiran Xi Jinping.” ItuLama-lama Tibet yang tidak setuju itu ditangkap dan dipenjarakan tanpa proses pengadilan.

Di Xinjiang, lebih dari satu juta orang Uighur dan minoritas-minoritas Islam lainnya ditangkap dan ditempatkan di kamp-kamp konsentrasi untuk cuci otak bersama. Fokus utama di sini masih tetap pada ideologi agama. Sejumlah besar Imam Muslim ditangkap, dan berbagai buku agama dihancurkan. Setiap pidato online mengenai keyakinan dan agama diperlakukan sebagai “ekstremisme agama” dan disensor.

Inti penindasan di Xinjiang maupun di Tibet adalah agama. Di Xinjiang, pihak berwenang komunis berupaya menghilangkan semua kebudayaan agama.

Upaya-upaya ini termasuk memaksa para umat beragama untuk minum alkohol, makan daging babi, menikahkan wanita-wanita Muslim dengan pria-pria suku Han Tiongkok, dan melaksanakan aborsi dan sterilisasi secara paksa, yang semuanya melanggar ajaran-ajaran dasar Islam. Tetapi di mata Partai Komunis Tiongkok, praktik-praktik tradisional Muslim ini adalah manifestasi ekstremisme agama.

Untuk para praktisi disiplin spiritual Falun Gong, sebuah badan khusus di luar hukum, sangat mirip Gestapo Nazi Jerman, telah dibentuk dan disebut  Kantor 610. Selama dua dekade terakhir, praktisi Falun Gong ditangkap secara sewenang-wenang dan mengalami penyiksaan fisik dan mental. Praktisi Falun Gong dipaksa menyerah dan meninggalkan keyakinannya dan menyatakan kesetiaan hanya kepada Partai Komunis Tiongkok dan doktrin ateisme. 

Praktisi Falun Gong yang menentang mengalami penyiksaan secara terus-menerus dan bahkan organ-organnya dipanen dan dijual di pasar transplantasi terlarang kepada penduduk setempat dan orang-orang asing yang putus asa untuk mendapatkan penggantian sebuah organ.

Agama dan kepercayaan pribadi seringkali memegang otoritas moral di luar kewarganegaraan dan ideologi politik, yang menjadi sebuah ancaman serius bagi rezim totaliter mana pun.

Melepaskan Label Partai Komunis Tiongkok Dari Identitas Tiongkok

Apa yang paling ditakuti oleh Partai Komunis Tiongkok adalah kebenaran bahwa Partai Komunis Tiongkok bukanlah Tiongkok, dan bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak mewakili orang-orang Tiongkok.

Pada 4 September 2020, Xi Jinping menyampaikan sebuah pidato untuk memperingati kemenangan Perang Perlawanan Tiongkok Melawan Agresi Jepang ke-55. Pembukaan pidato tersebut dengan bangga memperkenalkan lima kata “tidak ada janji-janji” dari rezim Tiongkok. Menurut media yang dikelola pemerintah Tiongkok Xinhua, lima kata “tidak ada janji-janji” adalah sebagai berikut:

1. “Rakyat Tiongkok tidak akan pernah membiarkan individu atau kekuatan apapun untuk memutarbalikkan sejarah Partai Komunis Tiongkok atau menodai sifat dan misi Partai Komunis Tiongkok.

2. Rakyat Tiongkok tidak akan pernah membiarkan individu atau kekuatan apapun untuk memutarbalikkan dan mengubah jalan sosialisme dengan karakteristik-karakteristik Tiongkok, atau menyangkal dan menjelekkan prestasi-prestasi besar yang telah dibuat orang-orang Tiongkok dalam membangun sosialisme.

3. Rakyat Tiongkok tidak akan pernah membiarkan individu atau kekuatan apapun untuk memisahkan Partai Komunis Tiongkok dari rakyat Tiongkok atau atau membiarkan rakyat Tiongkok menentang Partai Komunis Tiongkok.

4. Rakyat Tiongkok tidak akan pernah membiarkan individu atau kekuatan apapun untuk memaksakan keinginannya di Tiongkok melalui penindasan, mengubah arah kemajuan Tiongkok, atau menghalangi upaya-upaya rakyat Tiongkok untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

5. Rakyat Tiongkok tidak akan pernah mengizinkan individu atau kekuatan apapun untuk membahayakan kehidupannya yang damai dan hak untuk berkembang, menghalangi pertukaran dan kerjasama rakyat Tiongkok dengan orang-orang lain, atau merusak penyebab perdamaian dan pembangunan untuk kemanusiaan yang mulia.”

Janji kelima menyoroti keengganan Partai Komunis Tiongkok untuk berpisah dari ekonomi-ekonomi internasional.

Partai-partai politik adalah tidak setara dengan pemerintah, dan pemerintah adalah tidak benar-benar mewakili rakyat negara mana pun.

Partai Komunis Tiongkok adalah tidak setara dengan Tiongkok, dan rezim komunis Tiongkok juga tidak setara dengan rakyat Tiongkok. Dalam seri editorial The Epoch Times, “Sembilan Komentar mengenai Partai Komunis, “perilaku Partai Komunis Tiongkok digambarkan seperti itu memiliki roh.

Non-pemisahan Partai Komunis Tiongkok dengan Tiongkok, Partai dan orang, dan Partai Komunis Tiongkok dan pemerintah adalah prasyarat dan fondasi bagi Partai Komunis Tiongkok untuk eksis di Tiongkok.

Secara internal, Partai Komunis Tiongkok dan anggota-anggotanya adalah sangat jelas. Pegawai-pegawai negeri harus menjadi anggota-anggota Partai Komunis Tiongkok, dan promosi harus diberikan hanya kepada anggota-anggota Partai.

Banyak pekerjaan diprioritaskan kepada anggota-anggota Partai Komunis Tiongkok. Orang-orang Tiongkok adalah sangat jelas bahwa anggota-anggota Partai Komunis Tiongkok tersebut adalah elit.

Hari di mana semua orang mengerti bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak mewakili rakyat Tiongkok akan menjadi hari kiamat bagi Partai Komunis Tiongkok telah tiba. Partai Komunis Tiongkok bukanlah Tiongkok, dan Partai Komunis Tiongkok tidak mewakili rakyat Tiongkok.

Pemahaman ini pertama kali dikemukakan secara resmi oleh mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dalam pidatonya. Sejak itu,  Partai Komunis Tiongkok sangat membenci Mike Pompeo. Pernyataan Mike Pompeo mengejutkan Partai Komunis Tiongkok dan memiliki kekuatan untuk sepenuhnya mendelegitimasi rezim komunis Tiongkok. (Vv)

Demi Penyelamatan Pasien COVID-19 yang Lebih Muda! Kakek 85 Tahun Serahkan Tempat Tidurnya dan Meninggal Dunia 3 Hari Kemudian

NTDTV.com

Kantor berita Central News Agency (CNA) mengutip laporan media India menyebutkan, seorang pria berusia 85 tahun dari Nagpur, Narayan Dabhalkar, dari negara bagian Maharashtra, daerah yang paling parah terkena dampak di India, didiagnosis dengan virus  Komunis Tiongkok (COVID-19) atau pneumonia Wuhan. Awalnya, kondisinya memburuk dan dibawa ke rumah sakit pemerintah Indira Gandhi pada 22 April 2021

Dabhalkar meminta dipulangkan secara sukarela  setelah masuk ke rumah sakit. Dikarenakan, dia melihat seorang wanita di rumah sakit memohon kepada dokter untuk mengizinkan suaminya menerima perawatan.

Dabhalkar kemudian berkata kepada dokter, bahwa dirinya bersedia menyerahkan ranjang rumah sakit yang ia tempati kepada suami wanita tersebut dengan berkata : “Saya berusia 85 tahun dan telah menjalani kehidupan yang memuaskan. Lebih penting menyelamatkan nyawa orang muda karena anak-anak mereka masih kecil, tolong berikan dia tempat tidur saya.”

Padahal, ketika itu kadar oksigen  Dabhalkar lebih rendah. Dokter mengatakan, kondisinya tak stabil dan masih perlu dirawat di rumah sakit.

Meski demikian, lelaki tua itu tetap menelepon putrinya dan meminta putrinya untuk mengeluarkannya dari rumah sakit. Ia rela memberikan tempat tidur rumah sakit yang ia tempati, kepada pria muda yang harus membesarkan anak-anaknya yang masih kecil .

Narayan Dabhalkar

Tiga hari setelah keluar dari rumah sakit, Dabhalkar meninggal dunia pada 27 April 2021.

Putri Dabhalkar mengatakan kepada Times of India bahwa, setelah kadar oksigen ayahnya rendah pada 22 April, mereka bekerja keras untuk akhirnya mendapatkan tempat tidur untuk ayahnya. Akan tetapi beberapa jam kemudian, ayahnya meminta untuk dikeluarkan dari rumah sakit.

Dia mengatakan, ayahnya memberitahukan bahwa orang-orang muda lebih membutuhkan ranjang rumah sakit ini dan  mengharapkan dapat menghabiskan waktu terakhir dengan keluarganya.

Perbuatan kakek ini dipuji oleh netizen India di media sosial.

Situasi epidemi di India terus memburuk. Sistem medis kewalahan. Pemerintah federal India baru-baru ini, mulai mengupayakan pembelian oksigen, obat-obatan dan pasokan medis. Namun demikian, masih belum dapat mengimbangi meningkatnya kebutuhan terhadap sumber daya medis di berbagai daerah.  Misalnya 22 daerah  sangat membutuhkan pasokan oksigen, sehingga kebutuhan oksigen meningkat 67%.

Meskipun Perdana Menteri India Narendra Modi baru-baru ini berjanji akan segera mendistribusikan oksigen dan sumber daya medis, semua daerah masih belum dapat memenuhi kebutuhan sumber daya medis. Tanpa tempat tidur rumah sakit dan persediaan medis, rumah sakit di seluruh India menolak untuk merawat pasien yang terinfeksi. Sehingga mengakibatkan lebih banyak pasien meninggal dunia. 

The Times of India pada April lalu melaporkan, hakim dari Pengadilan Tinggi Delhi menanyai pejabat pemerintah pusat selama persidangan, yang mempertanyakan berapa banyak  kota yang menghadapi kekurangan oksigen yang sama dengan Delhi? Orang-orang akan terus meninggal dunia dan pemerintah pusat tidak akan berbuat apa-apa? “

Mengenai janji 4,9 juta metrik ton oksigen cair yang harus dialokasikan pemerintah pusat ke New Delhi setiap hari, New Delhi belum menerimanya secara total. Pengadilan Tinggi Delhi juga mempertanyakan, “Apa yang terjadi dengan angka itu? Bagaimana janji 4.8 juta hingga 4,9 juta metrik ton? “

Hakim Pengadilan Tinggi Delhi mengatakan, Delhi bahkan mengatur kapal untuk mengangkut oksigen, tetapi pemerintah pusat tidak menyediakan oksigen yang cukup. “Ini membuat hatiku sangat pilu, saya benar-benar tidak tahu harus berkata apa sekarang?”

Panel perguruan tinggi dari Pengadilan Tinggi Delhi juga menunjukkan, New Delhi tidak menerima alokasi harian penuh sebesar 490 metrik ton oksigen, dikarenakan tiga dari pabrik produksi oksigen terletak di nega bagian Bengal dan Odisha.

Selain itu, terkait peraturan pemerintah pusat yang menyebutkan bahwa hanya pasien COVID-19 yang sakit parah memakai ventilator, dapat menggunakan obat antivirus “Remdesivir”, panel perguruan tinggi Pengadilan Tinggi Delhi mengatakan, “Ini salah yang menunjukkan, Anda (pemerintah pusat) ingin orang mati. “

Panel Pengadilan Tinggi Delhi juga mengecam Pemerintah Kota New Delhi. Pasalnya, 52.000 botol “Remdesivir” telah dikirim ke New Delhi. Akan tetapi, Pemerintah Kota New Delhi menyatakan bahwa hanya 2.500 botol yang diterima. Pengadilan menyentil adanya penimbun obat dan sumber daya medis. (hui)

Video Rekomendasi :