Menteri Ekonomi Brasil: Vaksin Tiongkok Tidak Efektif, Komunis Tiongkok Ciptakan Virus Corona Baru

NTDTV.com

Menteri Ekonomi Brasil, Paulo Geddes menyatakan bahwa Komunis Tiongkok menciptakan virus Corona baru, dan vaksin Tiongkok  tidak seefektif vaksin Amerika Serikat. Hampir 80% dari vaksin yang digunakan di Brasil adalah vaksin buatan Tiongkok. 

Paulo Guedes minggu ini mengejutkan opini publik. Guedes tidak tahu bahwa pertemuan itu disiarkan secara langsung. Setelah pertemuan tersebut, Kementerian Kesehatan Brasil segera menarik kembali video tersebut. Namun pernyataan Guedes telah menyebar ke seluruh Internet.

“Komunis Tiongkok menciptakan virus Corona baru, dan vaksin mereka tidak seefektif vaksin Amerika Serikat. Amerika telah berinvestasi dalam penelitian selama 100 tahun, dan vaksin Pfizer lebih baik daripada yang lain,” kata Paulo Guedes.

Guedes diyakini secara tidak sengaja mengungkapkan kebenaran. Brazil saat ini memiliki empat vaksin untuk umum guna vaksinasi, tetapi 80% di antaranya adalah vaksin Coronavac. Menteri Perekonomian sendiri juga divaksin dengan Coronavac.

Presiden Brazil, Posonaro mengatakan pada Oktober tahun lalu, dia memutuskan untuk tidak membeli vaksin Tiongkok karena dia tidak percaya pada keamanan vaksin Tiongkok. Tetapi kemudian karena lonjakan kasus di Brasil, pemerintah Brasil tidak punya pilihan selain membeli 100 juta dosis vaksin Coronavac pada Januari tahun ini. 

Hingga saat ini, Brasil telah memiliki lebih dari 400.000 kasus kematian akibat virus Komunis Tiongkok. Brasi menduduki peringkat kedua di dunia.

Faktanya, selama epidemi ini, Brasil juga menjadi basis eksperimental luar negeri untuk vaksin Tiongkok. Dari Juli hingga Desember tahun lalu, uji klinis vaksin Coronavac Tiongkok telah dilakukan di Brasil. Lembaga penelitian Brazil mengumumkan hasilnya pada April tahun ini. Efek perlindungan dari vaksin Coronavac adalah 50,7%, hanya menginjak garis persetujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Karena terbatasnya pasokan vaksin yang diproduksi di negara-negara Eropa dan Amerika, banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah beralih ke Tiongkok untuk membeli vaksin. Namun, keamanan vaksin Tiongkok menjadi perhatian lain. 

Di Hong Kong, ada 25 kasus kematian setelah divaksinasi, 21 diantaranya divaksinasi dengan Coronavac dan 4 divaksinasi dengan Fubital. Tiongkok Daratan telah divaksinasi 204 juta kali dan tidak ada kematian yang dilaporkan, tetapi transparansi informasi Tiongkok selalu dipertanyakan oleh dunia luar.

Pada Kamis 29 April, gelombang terbaru 1 juta dosis vaksin Pfizer tiba di Brasil, dan Menteri Kesehatan Brasil, Marcelo  Queroga secara pribadi menyambutnya di bandara.

Marcelo Queroga mengatakan, “Vaksin identik dengan harapan, dan harapan untuk mengakhiri epidemi ini.”

Karena kekurangan vaksin, beberapa kota di Brazil harus menunda rencana vaksinasi. Kehadiran vaksin baru akan meringankan kebutuhan mendesak pemerintah Brasil. (hui)