Home Blog Page 1387

Anak Buah Anies Terkonfirmasi COVID-19, Gedung Blok G Lantai 4 Balaikota DKI di-Lockdown

ETIndonesia- Sebagai langkah menekan risiko penularan virus COVID-19 di lingkungan Gedung Blok G lantai 4, Balai Kota DKI Jakarta dilakukan penutupan sementara (lock down) secara sebagian (parsial).

Penutupan dilakukan setelah Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (31/5) lalu.

Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin menyampaikan lock down dilakukan selama 3 hari sejak Senin (31/5).

“Penutupan kami lakukan di tempat yang ditemukan kasus, yaitu di sisi Selatan Gedung Blok G lantai 4 Balaikota. Sedangkan untuk lantai-lantai lain yang steril, masih dibuka dengan diberlakukan protokol kesehatan. Untuk area yang ditutup, kegiatan pemerintahan tetap dilakukan secara virtual dengan diterapkannya kebijakan Work From Home (WFH),” terang Budi pada Rabu (2/6).

Selain itu, disinfeksi juga telah dilakukan di seluruh ruangan sebagai upaya pencegahan penularan virus.

Seluruh ASN dan petugas lainnya di lantai tersebut juga telah dilakukan Swab PCR. Budi juga berharap seluruh aktivitas dan tugas dapat tetap berjalan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. (asr)

Kontroversi Sinetron Suara Hati Istri Zahra, Kini Pemerannya Diganti

ETIndonesia- Sinetron ‘Suara Hati Istri Zahra’ menuai sorotan skala luas setelah pemeran bernama Zahra dilakoni oleh aktris yang baru berusia 15 tahun. Kini rumah produksinya dengan jurus barunya tapi tetap kisah yang sama, akhirnya mengganti pemerannya.

Semula dikisahkan Lea Ciarachel yang memainkan peran sebagai Zahra mengalami kecelakaan dan jatuh ke jurang. Kenderaan yang ditumpanginya pun hangus terbakar. Zahra yang diplot sebagai istri ketiga pun harus dirawat ke rumah sakit.

Selama di rumah sakit, Zahra nampaknya harus menjalani operasi medis. Cuplikan trailer yang ditayangkan kemudian memperlihatkan Zahra yang dibaluti perban di wajahnya. Kemudian terlihat  perawat membuka perbannya.

BACA JUGA : Kontoversi Sinetron Suara Hati Istri Zahra, Menteri PPA Bintang Puspayoga : Sangat Disayangkan Tak Perhatikan Prinsip Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Anak

“Gak mungkin, ini bukan wajah saya dok,” demikian ujar pemeran anyar itu. Apa yang dikatakannya, terucap ketika ia melihat wajahnya di cermin usai dibuka perban yang membaluti wajahnya.

Ya, kini pameran Zahra sudah dilakoni oleh aktris Hanna Kirana yang berusia 23 tahun.

Sebelumnya dikutip dari situs resminya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan sudah menerima klarifikasi dari stasiun televisi Indosiar tentang program sinetron yang menuai kisruh yakni Suara Hati Istri Zahra.

Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan, Nuning  Rodiyah mengatakan, Indosiar ke depan akan mengganti pemeran dalam tiga episode mendatang. 

BACA JUGA : KPI Ingatkan Prinsip Perlindungan Anak dan Remaja Soal Sinetron “Suara Hati Istri” dengan Aktris Berusia 15 Tahun

Selain itu, tambah Nuning, dalam klarifikasi yang disampaikan Direktur Program Indosiar Harsiwi Ahmad, Indosiar akan selalu mengingatkan pihak rumah produksi untuk menggunakan artis dengan usia di atas 18 tahun untuk membawakan peran tokoh yang sudah menikah. Indosiar juga berjanji akan memperhatikan muatan cerita dalam setiap produksi program siaran. 

Nuning menegaskan, evaluasi terhadap sinetron Suara Hati Istri ini harus dilakukan secara menyeluruh, baik dari sisi pemeran ataupun tema cerita. KPI menyatakan, berkepentingan untuk memastikan layar kaca mengedepankan prinsip perlindungan untuk anak.

“Jangan sampai ada hak anak yang terlanggar karena televisi abai dengan prinsip tersebut,” ujar Nuning. (asr)

Industri Bagi Pasangan DINK Kian Marak, Banyak Pria Muda Tiongkok Pilih Jalani Vasektomi

oleh Xiao Jing

Biaya hidup yang terus meningkat di daratan Tiongkok menyebabkan semakin banyak pasangan muda memilih menjadi kelompok DINK. Para pria memilih pergi ke klinik atau rumah sakit untuk menjalani vasektomi. Apa itu kelompok DINK?

Biaya hidup yang terus meningkat di daratan Tiongkok menyebabkan semakin banyak pasangan muda memilih menjadi kelompok DINK. Bahkan ketika pemerintah komunis Tiongkok telah menerapkan kebijakan 3 anak, sebagian besar pasangan muda masih belum tertarik untuk memiliki anak, justru yang pria memilih pergi ke klinik atau rumah sakit untuk menjalani vasektomi.

Menurut situs web ‘New York Times’ berbahasa Mandarin,  semakin banyak pasangan muda di daratan Tiongkok yang memilih untuk menjadi kelompok DINK, yakni kelompok pasangan muda yang memilih berpenghasilan ganda dengan tanpa anak.

Istilah dalam bahasa Inggrisnya Double Income, No Kids yang sebenarnya sudah populer di negara-negara Eropa dan Amerika selama beberapa dekade, dan dalam beberapa tahun terakhir mulai dianut oleh masyarakat di Tiongkok.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa selama beberapa dekade, melahirkan anak di Tiongkok terutama karena alasan tradisi berbakti dan mempertimbangkan soal andalan di hari tua. Namun, kenaikan biaya hidup dan beban keuangan lainnya, seperti memilih sekolah, membeli rumah, kendaraan dan lainnya telah menjadi alasan utama membengkaknya jumlah DINK di daratan Tiongkok.

Menurut sebuah penelitian oleh media Tiongkok “Funü yanjiu luncong” (the Collection of Women’s Studies) yang diterbitkan pada tahun 2018, disebutkan bahwa biaya ekonomi langsung yang diperlukan untuk membesarkan anak dari usia 0 hingga 17 tahun adalah RMB. 191 ribu. Jumlah ini merupakan 7 kali pendapatan tahunan rata-rata warga Tiongkok.

Pada tahun 2018, jumlah lajang di Tiongkok ada sekitar 240 juta orang, terhitung sekitar 17% dari total populasi Tiongkok, tetapi sejak tahun 2010, jumlahnya meningkat sekitar 1/3. 

“Membesarkan anak-anak itu sangat merepotkan” menjadi omongan banyak anak-anak muda. 

Menurut hasil sensus terakhir, rata-rata ukuran rumah tangga Tiongkok saat ini adalah 2,62 orang, telah mengalami penurunan dibandingkan dengan 3,1 orang yang merupakan hasil sensus tahun 2010.

Laporan tersebut mengatakan  tidak sedikit kaum DINK yang secara sukarela melakukan vasektomi untuk memastikan bahwa mereka tidak akan memiliki anak. Misalnya, Huang Yulong, seorang pria yang tinggal di Provinsi Guangdong, telah menjalani vasektomi pada usia 26 tahun. 

Dia menceritakan karena orang tuanya harus bekerja di pabrik yang jauh dari tempat tinggalnya untuk menghidupi keluarga, dia terpaksa diasuh di rumah kerabat sejak masih kecil dan hanya berjumpa dengan orang tua sekali dalam setahun. Pengalaman semacam ini membuatnya tidak pernah merasakan pentingnya memiliki keturunan.

“Jika saya juga menikah dan memiliki anak, anak-anak akan tetap menjadi orang rendahan”, kata Huang Yulong. 

“Suatu hari nanti saya juga akan menitipkan anak sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua saya. Jadi saya pikir tidak usahlah,” tambahnya.

“Bagi generasi kita, anak-anak sebenarnya bukanlah suatu kebutuhan. Apalagi kita sekarang bisa memiliki bisa tidak, jadi lebih baik kita menghabiskan uang, tenaga, dan waktu untuk hidup kita sendiri”, kata Mr. Huang yang tinggal di Kota Guangzhou.

Saat ini beberapa perusahaan asuransi dan agen perjodohan di daratan Tiongkok telah mulai menjual produk untuk kaum DINK, termasuk para agen real estat juga telah mendirikan agen khusus untuk menyediakan apartemen bagi DINK. Kamar tidur yang pernah diiklankan sebagai kamar bayi diubah menjadi ruang untuk senam.

Untuk mengatasi krisis kependudukan, pemerintah komunis Tiongkok pada 31 Mei menerapkan kebijakan 3 anak beserta beberapa langkah pendukung demi mensukseskan kebijakan tersebut. Namun opini masyarakat meresponnya negatif. Ada netizen yang mengomentari pemerintah dengan menyebutkan bahwa sebentar keluarga berencana dengan 1 anak, dan sekarang menganjurkan kelahiran 3 anak. 

Dia menuntut pemerintah minta maaf atas hal ini. Beberapa orang percaya bahwa karena berbagai faktor ekonomi, satu keluarga tidak dapat menghidupi 3 orang anak, dan lain-lain.

Ada juga netizen juga menyebutkan : “Satu saja sudah membuat kelabakan apalagi tiga. Pada saat itu, kita terbebani oleh biaya perawatan keempat orang tua dan tiga orang anak yang masih kecil. Mudah digambarkan tetapi sulit dilakukan. Jika ini terus berlanjut, tekanan terhadap kaum perempuan di masyarakat dan tempat kerja akan semakin besar”.

“Bagi anak muda, walaupun punya keinginan untuk memiliki 3 orang anak sesuai yang didengungkan pemerintah, tetapi begitu melihat isi dompetnya dan mempertimbangkan beban utang keluarga. Yang muncul dalam hatinya adalah jauh kemampuan dari keinginan,” komentar netizen.

Mereka berpendapat, ada hal lain yang tidak kalah penting yakni biaya pernikahan, kelahiran, mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anak yang cukup mahal itu berat untuk dipikul”.

Karena tidak ada komentar yang bersifat antusias dalam mendukung kebijakan baru komunis TIongkok, maka media corong pemerintah ‘Xinhua’ kemudian menutup fungsi komentar dari berita tersebut. (sin)

Foto-Foto Lawas yang Diambil di Lapangan Tiananmen Mei 1989 Jelang Pembantaian 4 Juni

Epochtimes.com

Pada 15 April 1989, Hu Yaobang, pemimpin komunis Tiongkok yang dikenal sebagai reformis meninggal dunia, menimbulkan rasa duka yang mendalam dari para mahasiswa Tiongkok. 

Sejak pertengahan hingga akhir April itu, sejumlah besar mahasiswa dan masyarakat dari seluruh negeri terus berdatangan ke ibukota Beijing, dengan harapan dapat berdialog langsung dengan pemerintah dan menyampaikan aspirasi mereka yang antara lain adalah menuntut dihapuskannya sistem harga jalur ganda, anti-korupsi, dan memperjuangkan demokrasi.

Namun, pemerintah komunis Tiongkok tidak mau mempedulikan tuntutan rakyat, dan corong pemerintah pun terus berusaha memutarbalikkan fakta. Bahkan, memprovokasi yang benar dan salah, memicu timbulnya pro dan kontra di masyarakat, sehingga kontradiksi meningkat. 

Pada akhirnya, pemerintah komunis Tiongkok menggunakan senapan dan kendaraan tank untuk secara brutal menindas gerakan demokrasi patriotik ini, menyebabkan bencana yang mengerikan.

Sejak 3 Juni 1989 malam, pembantaian yang terjadi di daratan Tiongkok itu mengejutkan dunia dan mengungkap watak komunis Tiongkok yang kejam dan jahat. 

Mungkin foto-foto masa lalu sudah tidak jelas lagi dan warnanya berangsur-angsur memudar, namun di benak masyarakat, Gerakan 4 Juni 1989  tidak akan terlupakan sepanjang masa. 

Berikut adalah kumpulan foto-foto lawas yang diberikan oleh Mr. Dongfang kepada Epoch Times. Dari foto-foto tersebut kita bisa melihat sekilas penampakan sebenarnya dari gerakan mahasiswa saat itu.

Pada 17 Mei 1989 masyarakat sipil berunjuk rasa guna mendukung mogok makan mahasiswa

Hingga hari kelima para mahasiswa di lapangan Tiananmen melakukan mogok makan, pemerintah komunis Tiongkok masih masih enggan menerima dialog dan mengabaikan tuntutan mahasiswa. 

Dan, sejak saat itu terjadi demonstrasi besar-besaran yang diikuti oleh satu juta lebih warga sipil dari semua lapisan di Beijing, yang membawa kegiatan mendukung mencapai titik klimaks.

Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, di depan Lapangan Tiananmen, Beijing para mahasiswa berunjuk rasa  untuk menuntut demokrasi. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989 sekitar pukul 19:00, di depan Lapangan Tiananmen, Beijing beberapa mahasiswa meneriakkan slogan-slogan yang menuntut demokrasi melalui pengeras suara. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, para mahasiswa mengangkat spanduk untuk mengekspresikan keinginan mereka. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, para mahasiswa memberikan pidato di sisi selatan Balai Agung Rakyat, Beijing. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 17 Mei 1989, lautan manusia di Lapangan Tiananmen. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 17 Mei, di sebelah timur Lapangan Tiananmen, Beijing, sebuah ambulans sedang menolong mahasiswa yang mogok makan. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Pada 18 Mei 1989

Menurunnya kesehatan para mahasiswa yang mogok makan memengaruhi hati warga sipil Beijing. Banyak organisasi sosial dan para cendekiawan, mengirimkan surat terbuka dan himbauan kepada para pemimpin Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara. Agar bersedia untuk berdialog dengan para mahasiswa yang sedang mogok.

Keterangan Foto : Pada 18 Mei 1989 pagi, para dosen dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum mulai melakukan mogok makan sebagai tuntutan di depan Gerbang Xinhua. Dijaga oleh lebih dari 20 orang polisi militer. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Pada 20 Mei 1989

Pada 20 Mei 1989 pagi hari, Li Peng, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Tiongkok, mengumumkan penerapan darurat militer di beberapa daerah, melarang aksi unjuk rasa, pawai dan kegiatan lainnya. Darurat militer menimbulkan kemarahan masyarakat. Jumlah orang di Lapangan Tiananmen dan jalan-jalan di Beijing malahan bertambah. Ratusan ribu orang berbaris di jalan-jalan, untuk menuntut Li Peng dan Deng Xiaoping mundur dari jabatan.

Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, sekitar pukul 13:00, sejumlah slogan digantungkan oleh mahasiswa dan warga di peron pengatur lalu lintas pada sisi barat Lapangan Tiananmen. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, sekitar pukul 13:00, sejumlah slogan digantungkan oleh mahasiswa dan warga di peron pengatur lalu lintas pada sisi barat Lapangan Tiananmen. (otorisasi dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, setelah darurat militer dikeluarkan, masih banyak orang yang berada di Lapangan Tiananmen. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Keterangan Foto : Pada 20 Mei 1989, setelah darurat militer dikeluarkan, situasi saat mahasiswa dari Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok memblokir Gerbang Xinhua. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Pada 21 Mei 1989

Asosiasi Otonomi Mahasiswa Universitas Beijing, menghendaki mahasiswa untuk mengevakuasi diri dari Lapangan Tiananmen. Wang Dan, mengadakan pertemuan darurat dengan perwakilan siswa dengan keputusan memveto resolusi Asosiasi tersebut.

Keterangan Foto : Pada 21 Mei 1989 siang, sejumlah materi propaganda ditempelkan pada patung marmer di depan memorial hall. (otorisasi  dari Dongfang/Epoch Times)

Kapal Kargo di Hong Kong Terbakar Selama 15 Jam, Asap Kobaran Api Menyebar Lebih dari 10 KM Hingga Menimbulkan Bau Menyengat

0

Li Yun

Laporan media Hong Kong, pada (3/6/2021) kapal kargo yang terbakar di laut dekat Pulau Stonecutters, di sebelah barat Semenanjung Kowloon, Hong Kong, belum dapat dipadamkan. Ketika lebih dari 13 jam, asap masih membumbung dari tempat kejadian.

Baru pada pukul 08:20 pagi waktu setempat, api di kapal kargo itu mulai dipadamkan. Departemen Pemadam Kebakaran Hong Kong mengatakan bahwa tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Dilaporkan bahwa 15 awak kapal selamat. 

Amukan si jago merah itu bermula terjadi sekitar pukul 17.00 (2/6/2021), ketika sebuah kapal kargo sepanjang 120 meter yang membawa sekitar 2.000 ton potongan logam tiba-tiba terbakar. Asap tebal menyebar di Kowloon Barat karena tiupan angin, termasuk ke kawasan Tsing Yi, Mei Foo, Cheung Sha Wan dan Tai Kok Tsui. Sedangkan warga yang berada di kawasan  Sha Tin, yang terletak lebih dari 10 kilometer jauhnya, mengatakan mereka mencium bau yang menyengat.

Beberapa orang mengatakan bahwa, mereka merasa tidak nyaman setelah mencium baunya hingga sakit tenggorokan. Kobaran  Api tidak dapat segera dipadamkan sampai malam. Petugas pemadam kebakaran menaikkan peringatan kebakaran ke level 3 pada pukul 23.00 ​​pada (2/6/2021).

Media setempat, Hong Kong 01 melaporkan bahwa reporter mengendarai kendaraan  di sepanjang Jembatan Pulau Stonecutters. Ketika dalam perjalanan, kaca kendaraan ditutup dan AC dioperasikan. Namun, bau menyengat yang kuat masih masuk ke dalam kendaraan. Hingga menyebabkan batuk-batuk dan mata berair.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Hong Kong, jumlah partikel tersuspensi halus PM2.5 dan partikel tersuspensi PM10 di daerah Sham Shui Po meningkat tajam.

Pada (2/6), pukul 22.00, konsentrasi kedua polutan  melonjak menjadi 129,7 mikrogram dan 166,7 per meter kubik Mikrogram, di mana PM10 melonjak 8,5 kali dibandingkan dengan pada pukul 17.00.

Dinas Pemadam Kebakaran setempat mengatakan, pihaknya setelah menerima laporan pada (2/6) pukul 17:26, mereka mengirimkan sejumlah kapal pemadam kebakaran. Mereka menggunakan 4 meriam air pemadam kebakaran, selang pemadam kebakaran, dan tim alat bantu pernapasan untuk memadamkan api. Namun demikian, api masih belum bisa dipadamkan hingga (3/6/2021). Tidak ada laporan cedera atau polusi minyak yang dilaporkan. Departemen Pemadam Kebakaran akan menindaklanjuti dan menyelidiki insiden tersebut.

Anggota Dewan Distrik Yau Tsi Mong,  Chen Ziming mengatakan bahwa mereka telah menerima puluhan pertanyaan warga tentang kebakaran kapal kargo. Warga mempertanyakan lambannya pihak berwenang  memberikan informasi. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak membawa anak-anak keluar selama dua hari terakhir. Pasalnya, pihak berwenang belum dapat menentukan apakah asap tersebut mengandung zat beracun. Dikhawatirkan anak-anak tidak nyaman karena baunya yang sensitif.

Laporan menyebutkan, Kapal kargo yang terbakar tercatat di Panama dengan muatan 8.700 ton. Kapal tersebut dibuat pada 1997 dan tiba di Hong Kong dari Nansha, Guangdong pada (31/5/2021). (hui)

Epidemi India Masih Berlanjut, “Farmasi Dunia” Hampir Runtuh

0

Xu Yiyang 

Selama ini India dikenal sebagai “Apotek Dunia” karena memasok sejumlah besar obat generik berbiaya rendah ke seluruh bagian dunia. Namun, epidemi virus Komunis Tiongkok atau COVID-19 yang parah menyebabkan industri farmasi India telah ditutup dan rantai pasokan obat ekspor juga runtuh.

Saat ini, lebih dari separuh pemerintah daerah di India memilih untuk menutup kota, dan banyak industri pilar juga menghadapi dampak serius, dan tingkat operasi pabrik turun drastis. Di antara mereka, tingkat operasi perantara farmasi India dan perusahaan Active Pharmaceutical Ingredient (API) atau Bahan farmasi aktif hanya sekitar 30%.

Karena tindakan penguncian skala besar, perusahaan farmasi pada dasarnya telah ditutup, dan rantai pasokan India untuk mengekspor obat-obatan ke Eropa dan wilayah lain saat ini dalam keadaan runtuh.

India dan Tiongkok adalah dua produsen dan eksportir utama obat-obatan di pasar farmasi internasional.

Sebagai produsen obat generik terbesar ketiga di dunia, India memproduksi 20% obat generik dunia, dan industri farmasi telah menjadi salah satu pilar ekonomi India. Saat ini, obat-obatan India diekspor ke lebih dari 200 negara di seluruh dunia, dan vaksin serta produk biofarmasi diekspor ke 150 negara.

Namun demikian, sebagian besar bahan farmasi aktif API India perlu diimpor dari Tiongkok. Menurut laporan “Indian Express” (The Indian Express), sekitar 70% API bergantung pada Tiongkok, dan API beberapa obat seperti parasetamol dan ibuprofen hampir 100% bergantung pada Tiongkok.

Laporan itu mengatakan kontrol lingkungan dan persaingan India dengan Tiongkok telah berkontribusi pada ketergantungan pada impor ini karena produksi Tiongkok lebih tinggi dan biaya lebih rendah.

Menurut laporan media daratan CBN pada Maret tahun lalu, data dari SBICAP Securities, anak perusahaan dari State Bank of India Capital Markets Co., Ltd., menunjukkan bahwa 85% API India bergantung pada impor, dan Tiongkok menyumbang 68%. 

Provinsi Hubei, tempat virus Komunis Tiongkok pertama kali menyebar, adalah pusat produksi utama, menyumbang 35% hingga 40% dari impor bahan mentah dan bahan baku India.

Analis SBICAP Securities, Kunal Dhamesha mengatakan kepada Tiongkok Business News bahwa antibiotik adalah API yang paling banyak diimpor di India, diikuti oleh multivitamin dan hormon. 

Lebih dari 90% antibiotik seperti penisilin, o-cloxacillin, ciprofloxacin, tetracycline, gentamicin, dan neomycin diimpor dari Tiongkok. Lebih dari 50% obat-obatan seperti multivitamin dan hormon bergantung pada Tiongkok.

Pembatasan ekspor obat-obatan India membuat Eropa gelisah

Pemerintah Eropa merasa tidak nyaman pada awal merebaknya virus Komunis Tiongkok. Saat itu, India melarang ekspor produk tertentu terkait epidemi, yang memicu kekhawatiran Eropa tentang gangguan rantai pasokan dan kelangkaan obat-obatan.

Produsen API Eropa sebagian besar terkonsentrasi di Italia, Jerman, Spanyol, dan Prancis. Mereka berfokus pada API bervolume rendah dan kompleks.

Pada awal Maret tahun lalu, ketika virus Komunis Tiongkok berada dalam pandemi global, Administrasi Perdagangan Luar Negeri India mengeluarkan pemberitahuan yang membatasi ekspor 26 bahan mentah dan olahannya, termasuk parasetamol, tinidazol, eritromisin, dan klindamisin.

Sebuah studi oleh Pro Generika, kelompok lobi obat generik Jerman, menganalisis produksi global 565 API dan menemukan bahwa Asia memiliki 63% sertifikat kualitas, yaitu sekitar 32% lebih tinggi dari tahun lalu. Lebih dari 80% dari sertifikat ini ada di tangan produsen India dan Tiongkok.

Menanggapi seruan untuk memindahkan produksi kembali ke Eropa, orang dalam industri Eropa memperingatkan bahwa ini mungkin proses yang rumit.Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dan standar lingkungan yang lebih ketat membuat mereka tidak mungkin bersaing dengan pemasok Asia dalam hal harga.

Epidemi India dapat menguntungkan perusahaan farmasi Tiongkok

“Securities Times” Tiongkok menerbitkan sebuah artikel pada April tahun ini bahwa memburuknya epidemi virus Komunis Tiongkok di India mungkin memiliki dampak negatif yang lebih serius pada ekonomi, dan itu juga akan memengaruhi rantai industri global.

 Jika epidemi India mengintensifkan kekurangan pasokan obat global, harga satuan yang tinggi dari beberapa bahan baku dapat berlanjut. Karena pasokan global API sangat bergantung pada Tiongkok dan India, perusahaan API yang relevan di Tiongkok akan diuntungkan.

Laporan itu juga mengatakan bahwa penutupan skala besar perusahaan India akan mempengaruhi ekspor. Kemungkinan keuntungan bagi perusahaan ekspor bahan baku Tiongkok sangat tinggi.

Selain itu, perusahaan India juga merupakan usaha besar bagi perusahaan farmasi inovatif global CXO. CXO intensif dalam sumber daya manusia, dan India kemungkinan besar mengalami penurunan kapasitas usaha yang signifikan. Oleh karena itu, beberapa perusahaan daratan seperti WuXi AppTec akan mendapat manfaat darinya.

Informasi publik menunjukkan bahwa Wuxi AppTec (Cayman) Co., Ltd., yang didirikan pada tahun 2000 oleh Li Ge dari Universitas Peking dan istrinya, dikenal sebagai “Alibaba di industri farmasi” dan “Huawei di industri farmasi.” Modal investasi di belakangnya termasuk Boyu Capital yang dikendalikan oleh Jiang Zhicheng, cucu dari mantan pemimpin partai Jiang Zemin.

Komunis Tiongkok “menaburkan garam” pada luka orang India

“Economic Daily” India melaporkan pada 16 Mei bahwa India mendesak Komunis Tiongkok untuk menstabilkan harga bahan mentah yang digunakan untuk mengobati obat-obatan terkait virus Tiongkok, dan mengizinkan penerbangan perusahaan kargo tetap tidak terganggu.

Laporan tersebut mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut yang mengatakan bahwa pemerintah India dan Asosiasi Farmasi membuat permintaan ini karena harga bahan baku yang dibeli dari Tiongkok untuk produksi parasetamol, ivermectin dan beberapa antibiotik telah meningkat tajam. Misalnya, harga bahan baku yang digunakan untuk memproduksi ivermectin telah naik 300%. Ivermectin adalah obat antiparasit yang telah terbukti membantu mengurangi kematian pasien dengan virus Komunis Tiongkok.

Pada April tahun ini, Times of India mengungkapkan bahwa Sichuan Airlines, maskapai milik negara Komunis Tiongkok, mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan pasokan medis virus Komunis Tiongkok ke India selama 15 hari.

Selain itu, pedagang India juga mengatakan bahwa pabrikan Tiongkok telah menaikkan harga bahan terkait sebesar 35% hingga 40%, dan biaya pengiriman juga meningkat menjadi lebih dari 20%.

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike  Pompeo menyatakan pada “India Ideas Summit” Juli lalu bahwa India adalah sekutu terpercaya Amerika Serikat. Dia mendesak India untuk memperhatikan rantai pasokan domestik, mengurangi ketergantungannya pada perusahaan Tiongkok dalam telekomunikasi dan pasokan medis, dan mempercepat pemisahannya dari Komunis Tiongkok.

Sebagai tanggapan, pemerintah India telah mengambil tindakan. Pada Maret tahun lalu, pemerintah India mengumumkan investasi sebesar 30 miliar rupee atau sekitar US$400 juta untuk mengembangkan tiga taman API, dan untuk menginvestasikan 694 miliar rupee atau sekitar US$900 juta di 53 produsen API dalam 8 tahun ke depan.

Tips: bahan baku dan obat jadi

Rantai pasokan farmasi terdiri dari dua tahap utama. Tahap pertama adalah produksi bahan aktif farmasi (API), yang merupakan bagian penting dari efek obat.

Tahap kedua disebut produksi formulasi, yang terdiri dari kombinasi eksipien dan API. Obat diubah menjadi obat jadi yang dapat digunakan, seperti tablet, kapsul, krim, suntikan dan lain-lain. (hui)

Sepekan 12 Orang Meninggal Dunia di Hong Kong Setelah Divaksin, 4 Orang Keguguran

0

NTDTV.com

Data terbaru menunjukkan bahwa dari 24 Mei – 30 Mei, banyak orang di Hongkong meninggal dunia setelah divaksinasi dan wanita yang sedang hamil mengalami keguguran.

Dalam seminggu, ada lagi 12 orang yang meninggal dunia setelah divaksin di Hongkong, dan 4 orang wanita yang sedang hamil mengalami keguguran. 

Sejauh ini, jumlah kumulatif kematian di Hongkong setelah disuntik dengan vaksin buatan komunis Tiongkok, telah mencapai 80 orang. Sedangkan jumlah wanita hamil yang mengalami keguguran setelah divaksin, meningkat menjadi 23 orang.

Selain itu, dalam seminggu terakhir terjadi lagi 34 kasus stroke akut setelah pasien disuntik vaksin dan 16 kasus infark miokard atau serangan jantung.

Menurut data yang tercatat hingga 31 Mei oleh Otoritas Rumah Sakit Hongkong, bahwa hampir 1,38 juta orang warga Hongkong telah menerima vaksin dosis pertama, dan 1,02 juta orang telah menerima vaksin dosis kedua, yang semua vaksinnya adalah produksi Fosun Pharma dan Sinovac. (sin)

Rezim Tiongkok Menanggapi Laporan Mengenai Staf Laboratorium Wuhan Mulai Sakit Sebelum Wabah COVID-19

0

Nicole Hao

Rezim Tiongkok membantah bahwa staf laboratorium di Wuhan terinfeksi dengan COVID-19 sebelum pandemi, sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai sebuah laporan Wall Street Journal.

Pada 23 Mei, Wall Street Journal melaporkan mengenai sebuah laporan intelijen Amerika Serikat yang dirahasiakan mengenai tiga peneliti di Institut Virologi Wuhan, yang mencari perawatan rumah sakit dengan gejala mirip-COVID-19 pada November 2019 —– sebulan sebelum permulaan “penderita pertama” diidentifikasi oleh rezim Komunis Tiongkok.

Rezim Tiongkok menegaskan lagi bahwa virus Partai Komunis Tiongkok berasal dari luar Tiongkok.

Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, menuduh Amerika Serikat melepaskan virus Komunis Tiongkok dari pangkalan militer Fort Detrick di Maryland selama jumpa pers di Beijing pada 24 Mei.

Zhao Lijian mengabaikan fakta bahwa virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus, mulai menginfeksi orang-orang di Wuhan, di tengah-tengah Provinsi Hubei, tengah Tiongkok, tempat Institut Virologi Wuhan berada, pada akhir 2019. Semua penderita pertama di negara lain, terinfeksi beberapa minggu kemudian dan terhubung ke Wuhan secara langsung atau tidak langsung.

Zhao Lijian mengulangi klaim Komunis Tiongkok bahwa: “Institut Virologi Wuhan tidak pernah dipapar terhadap Coronavirus 2019 sebelum 30 Desember 2019. Hingga saat ini, staf dan mahasiswa di Institut Virologi Wuhan aman, belum pernah terinfeksi.”

Pada 15 Januari, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat merilis sebuah lembar fakta mengenai Institut Virologi Wuhan,  yang mengatakan: “Pemerintah Amerika Serikat memiliki alasan untuk percaya bahwa beberapa peneliti di dalam Institut Virologi Wuhan jatuh sakit pada musim gugur 2019, sebelum penderita pertama kasus wabah  teridentifikasi, dengan gejala yang konsisten dengan COVID-19 dan penyakit musiman yang umum.”

Dr. Anthony Fauci, kepala Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat, mengatakan kepada PolitiFact pada 11 Mei, bahwa kini ia “tidak yakin” bahwa COVID-19 berkembang secara alami.

Dr. Rochelle Walensky, direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengatakan dalam kesaksian Senat pada 19 Mei, bahwa  “secara pasti” adalah “satu kemungkinan” bahwa virus  Komunis Tiongkok dapat berasal dari sebuah laboratorium.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada sebuah konferensi pers pada 24 Mei, bahwa pemerintah masih perlu melakukan lebih banyak penelitian. 

Ketika itu ia berkata : “Kami tidak punya cukup informasi untuk menarik kesimpulan mengenai asal-usulnya. Diperlukan melihat sebuah rentang pilihan. Kami butuh data, kami butuh investigasi yang independen.”

Laporan Wall Street Journal

Wall Street Journal melaporkan pada hari Minggu bahwa, laporan intelijen yang dirahasiakan memberikan rincian-rincian baru mengenai jumlah peneliti yang terpengaruh, perjalanan penyakit, dan kunjungan-kunjungan ke rumah sakit, yang “menambah permintaan untuk penyelidikan apakah virus tersebut lolos [dari] laboratorium.”

Wall Street Journal berbicara kepada seorang pejabat, yang saat ini masih aktif dan seorang mantan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui laporan tersebut.

Seorang pejabat menggambarkan laporan tersebut sebagai “berpotensi signifikan tetapi masih membutuhkan penyelidikan dan pembuktian tambahan,” sementara pejabat yang lain berkata:” Informasi yang kami dapatkan dari berbagai sumber adalah bermutu sangat bagus. Informasi tersebut adalah sangat tepat. Apa yang tidak diberitahukan kepada anda adalah mengapa mereka jatuh sakit.”

Wall Street Journal melaporkan bahwa tiga peneliti tersebut menerima perawatan di rumah sakit pada November 2019, selama lebih dari sebulan sebelum penderita COVID-19 pertama kali diumumkan oleh rezim Tiongkok.

Ini bukanlah pertama kalinya informasi mengenai tiga peneliti Institut Virologi Wuhan jatuh sakit di musim gugur 2019 dirilis.

Ahli virologi Belanda, Marion Koopmans mengatakan kepada NBC News pada 11 Maret, bahwa ia telah mengetahui tiga peneliti yang jatuh sakit di laboratorium, tetapi merasa hal tersebut “secara pasti bukanlah sesuatu sangat besar.”

David Asher, seorang rekan senior di Institut Hudson yang ahli dalam kebijakan keuangan dan strategi Asia, mengatakan pada sebuah seminar Institut Hudson pada 17 Maret: 

“Saya sangat meragukan bahwa tiga orang di dalam keadaan perlindungan yang sangat tinggi di laboratorium tingkat tiga, yang mempelajari Coronavirus semuanya sakit influenza yang membuat mereka dirawat di rumah sakit atau dalam kondisi yang parah sekali dalam minggu yang sama.”

David Asher berkata: “Kita harus memahami bahwa mereka menggerutui  penelitian kelelawar di Institut Wuhan, “Ada kemungkinan bahwa ini adalah “kelompok pertama yang diketahui yang kami ketahui, dari korban-korban yang kami yakini menderita COVID-19.”

Sejak tahap awal wabah COVID-19 pertama di Wuhan, sudah menjadi diskusi hangat mengenai apakah virus Komunis Tiongkok lolos dari Institut Virologi Wuhan.

Menghadapi pertanyaan-pertanyaan semacam itu, Institut Virologi Wuhan menolak untuk membagikan data-data mentah, log keamanan, dan catatan laboratorium mengenai pekerjaan mereka terhadap Coronavirus pada kelelawar.

Shi Zhengli, ahli virologi Institut Virologi Wuhan yang dijuluki “Nyonya Kelelawar” untuk penelitiannya terhadap Coronavirus asal kelelawar, menolak hipotesis kebocoran laboratorium, dan juga menyangkal ada hubungan antara Institut Virologi Wuhan dengan militer.

Pada Februari 2020, para peneliti Tiongkok menulis dalam sebuah artikel penelitian, bahwa virus Komunis Tiongkok adalah “96 persen identik pada tingkat genom keseluruhan dengan sebuah Coronavirus kelelawar,” yang dikumpulkan tim Shi Zhengli dari Provinsi Yunnan. 

Dokumen-dokumen resmi menunjukkan bahwa, Shi Zhengli dan Institut Virologi Wuhan telah berpartisipasi dalam proyek itu bekerja sama dengan para pemimpin militer selama bertahun-tahun. (Vv)

Media AS Vox Menambahkan Catatan Editor ke Artikel yang Menggemakan Gagasan Virus yang Bermula di Dalam Sebuah ‘Teori Konspirasi’

0

Zachary Stieber

Media Amerika Serikat Vox pada Senin 1 Juni 2021 menambahkan, sebuah catatan editor ke sebuah artikel yang mengklaim gagasan bahwa virus Komunis Tiongkok berasal dari laboratorium di Tiongkok telah “dibantah.

“Sejak karya ini awalnya diterbitkan pada Maret 2020, konsensus ilmiah bergeser. Kini beberapa ahli mengatakan teori ‘kebocoran lab’ menjamin sebuah penyelidikan, bersama dengan teori asal-usul alam, Beberapa bahasa dalam artikel ini diperbarui pada April 2020 untuk mencerminkan pemikiran ilmiah, tetapi belum diperbarui sejak itu,” demikian bunyi catatan Vox seputar asal muasal Corona yang kini meluas ke seluruh dunia. 

Pembaca mencatat bahwa Vox melakukan “edit secara diam-diam,” atau pembaruan secara diam-diam, setelah artikel itu diterbitkan. 

Misalnya, penulis, Eliza Barclay, pada awalnya menulis bahwa “ahli virologi yang telah menguraikan genom dan para ahli penyakit menular yang mempelajari Coronavirus, memiliki lebih dari cukup bukti untuk ditunjukkan bahwa virus itu benar-benar baru dan berasal dari alam, bukan dari laboratorium Wuhan.”

Baris itu kemudian diubah untuk mengatakan para ahli “yang mempelajari Coronavirus mengatakan mereka memiliki cukup bukti bahwa virus itu benar-benar baru dan berasal dari alam.”

Bahasa juga dilunakkan di tempat lain.

“Munculnya virus tersebut di kota yang sama dengan satu-satunya laboratorium hayati tingkat 4 di Tiongkok ternyata, adalah murni kebetulan,” tulis Barclay pada awalnya.

Artikel itu kini menyatakan, “Munculnya virus tersebut di kota yang sama dengan laboratorium hayati tingkat 4 di Tiongkok, ternyata, tampaknya murni kebetulan.”

Catatan Vox adalah yang terbaru dalam penyesuaian artikel yang diklaim, mengutip “konsensus ilmiah,” bahwa teori virus dimulai di sebuah laboratorium sebelum dilepaskan dengan sengaja atau secara tidak sengaja dibantah.

Politifact baru-baru ini, mencabut salah satu yang disebut cek fakta mengenai gagasan tersebut. 

Situs web pertama kali menuduh gagasan itu adalah “teori konspirasi yang dibantah”, tetapi kini mengatakan pernyataan-pernyataan bahwa virus tersebut “tidak mungkin dimanipulasi… kini diperdebatkan secara lebih luas.”

The New York Times pada bulan Maret, menyebut teori asal laboratorium “dibantah” saat melaporkan bahwa Dr. Robert Redfield, mantan kepala Pusat Pencegahan dan  Pengendalian  Penyakit, mengatakan selama penampilan TV bahwa ia yakin virus itu mungkin dari sebuah laboratorium.

“Orang lain tidak yakin itu. Tidak apa-apa. Ilmiah pada akhirnya akan mencari tahu,” kata Dr. Robert Redfield.

Surat kabar tersebut memperbarui karya tersebut dengan mengatakan bahwa Dr. Robert Redfield, “tidak menawarkan bukti dalam mendukung spekulasi bahwa Coronavirus berasal dari sebuah laboratorium.”

Sedikit bukti yang tersedia untuk memastikan asal-usul virus tersebut. Rezim Komunis Tiongkok menolak sebagian besar upaya untuk menyelidiki asal-usul virus tersebut.

Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat yang baru dirilis menunjukkan bahwa, tiga peneliti di Institut Virologi Wuhan, yang terletak di kota di Tiongkok tempat virus pertama kali muncul, mencari perawatan di rumah sakit dengan gejala-mirip COVID-19 pada November 2019.

Para pejabat Tiongkok menanggapi dengan cara mengklaim virus tersebut sebenarnya berasal dari luar Tiongkok. (Vv)

Ada “Garis Biru”di Kuku Jari, Mungkin Anda terkena infeksi Virus

0

Chen Juncun

Seorang dokter Inggris mengatakan bahwa perubahan pada kuku tangan atau kaki mungkin merupakan tanda infeksi penyakit menular seperti virus Komunis Tiongkok atau covid 19. 

Karan Raj, seorang dokter dari British National Health Service (NHS), adalah seorang selebriti internet. Dia sering menggunakan video pendek untuk berbagi informasi medis atau yang berhubungan dengan kesehatan, menarik jutaan penggemar.

Raj menunjukkan dalam video pendek baru-baru ini bahwa kadang-kadang orang akan melihat garis horizontal yang disebut Beau’s lines atau garis Beau pada kuku jari tangan atau kaki, yang mungkin merupakan tanda penyakit tertentu dalam tubuh, seperti gejala  virus Komunis Tiongkok.

“Para ilmuwan telah memperhatikan bahwa ketika pasien yang terinfeksi virus Komunis Tiongkok sembuh,  akan meninggalkan garis horizontal yang jelas atau putih pada kuku mereka dan membuat permukaan kuku tidak rata,” kata Raj . 

  “Ini adalah Beau’s lines.  Itu terjadi ketika tubuh orang yang terinfeksi dan pertumbuhan kuku terhambat untuk sementara,” tambah Raj. 

Raj  menyebutkan bahwa garis-garis ini biasanya “tidak berbahaya.” Munculnya garis-garis tersebut tidak serta merta membuktikan bahwa seseorang terinfeksi virus Komunis Tiongkok, karena mereka tumbuh karena berbagai alasan, dan virus Komunis Tiongkok hanyalah salah satunya.

“Ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat disebabkan oleh penyakit atau trauma pada tubuh, bukan hanya virus Komunis Tiongkok,” kata Raj .

Raj menekankan bahwa meskipun pasien dengan virus Komunis Tiongkok akan memiliki garis Beau, itu bukan karakteristik dari virus Komunis Tiongkok. Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda terinfeksi virus Komunis Tiongkok adalah dengan melakukan tes.

Menurut Raj, garis Beau mungkin muncul selama beberapa minggu atau bulan setelah infeksi, tetapi akan hilang saat kuku tumbuh.

Hal senada dilontarkan oleh Tanya Bleiker, ketua British Association of Dermatologists. Bleiker  baru-baru ini menunjukkan bahwa dermatologists juga telah mengamati garis Beau pada pasien dengan virus Komunis Tiongkok.

Bleiker menjelaskan bahwa garis Beau mungkin muncul di kuku jari tangan atau kaki. Namun tidak berbahaya dan akan hilang seiring waktu. (hui)

Kontoversi Sinetron Suara Hati Istri Zahra, Menteri PPA Bintang Puspayoga: Sangat Disayangkan Tak Perhatikan Prinsip Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Anak

ETindonesia- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menegaskan Sinetron “Suara Hati Istri: Zahra” yang ditayangkan oleh media televisi Indosiar merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak anak di mana anak berusia 15 tahun diberikan peran sebagai istri ketiga dan dipoligami.

Materi atau konten sebuah acara, sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3&SPS), seharusnya mendukung pemerintah dalam upaya pemenuhan hak anak dan demi kepentingan terbaik anak.

Pemerintah saat ini tengah berjuang keras mencegah pernikahan usia anak, sehingga setiap media dalam menghasilkan produk apapun yang melibatkan anak, seharusnya tetap berprinsip pada pedoman perlindungan anak mendasari semua upaya perlindungan anak.

“Konten apapun yang ditayangkan oleh media penyiaran jangan hanya dilihat dari sisi hiburan semata, tapi juga harus memberi informasi, mendidik, dan bermanfaat bagi masyarakat, terlebih bagi anak. Setiap tayangan harus ramah anak dan melindungi anak,” tegas Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, atau yang dikenal dengan Bintang Puspayoga dalam siaran persnya, Kamis (3/6/2021).

Menteri Bintang menegaskan bahwa setiap tayangan yang disiarkan oleh media elektronik seperti televisi, seyogyanya mendukung program pemerintah dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan perkawinan anak, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), pencegahan kekerasan seksual, dan edukasi pola pengasuhan orangtua yang benar. Orangtua pemeran seharusnya juga bijaksana dalam memilih peran yang tepat dan selektif menyetujui peran yang akan dimainkan oleh anaknya.

“Sangat disayangkan sinetron tersebut tidak memerhatikan prinsip-prinsip pemenuhan hak anak dan perlindungan anak. Setiap tayangan harus tetap menghormati dan menjunjung tinggi hak anak-anak dan remaja, dan wajib mempertimbangkan keamanan dan masa depan anak-anak dan/atau remaja,” kata Menteri Bintang.

Menteri Bintang mengatakan sejauh ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Sinetron “Suara Hati Istri: Zahra”

“Saya mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh KPI. Kemen PPPA dan KPI juga sepakat dalam waktu dekat akan segera melakukan pertemuan dengan rumah produksi untuk memberikan edukasi terkait penyiaran ramah perempuan dan anak,” kata Menteri Bintang.

Deputi Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar mengatakan dari hasil telaah yang dilakukan Kemen PPPA ditemukan beberapa aspek yang telah dilanggar dalam produksi sinetron tersebut. Kemen PPPA menilai pihak Indosiar menyampaikan ketidakbenaran.

“Terkait peran istri dalam sinetron ini yang diperankan seorang pemain usia anak, hal ini adalah  bentuk stimulasi pernikahan usia dini yang bertentangan dengan program pemerintah khususnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan,” kata Nahar.

Nahar menambahkan sinetron tersebut juga memperlihatkan kekerasan psikis berupa bentakan dan makian dari pemeran pria, dan pemaksaan melakukan hubungan seksual. Adegan dalam sinetron tersebut dinilai mempromosikan kekerasan psikis dan seksual terhadap anak yang bertentangan dengan Pasal 66C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Nahar juga mengingatkan tayangan tersebut berisiko memengaruhi masyarakat untuk melakukan perkawinan usia anak, kekerasan seksual, dan TPPO, karena pada tayangan tersebut diceritakan bahwa Zahra sebagai pemeran utama dinikahkan dengan alasan untuk membayar hutang keluarganya.

“Jika nanti ditemukan kasus serupa di lapangan dan setelah digali peristiwa tersebut merupakan bentuk imitasi dari tayangan yang disiarkan oleh Indosiar, maka pihak Indosiar dapat dipidanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegas Nahar. 

Tayangan ini secara tidak langsung akan memengaruhi kondisi psikologis masyarakat dan menimbulkan Toxic Masculinity, dimana akan terbangun konstruksi sosial di masyarakat bahwa pria identik dengan kekerasan, agresif secara seksual, dan merendahkan perempuan. (asr)

Masyarakat Kota Ternate Rasakan Guncangan Gempa Magnitudo 6,1

0

ETIndonesia- Masyarakat Kota Ternate merasakan guncangan gempa dengan kekuatan Magnitudo 6,1. Gempa terjadi pada Kamis (3/6), pukul 17.09 WIB. Pusat gempa berada pada 135 km barat baya Ternate, Maluku Utara, dengan kedalaman 10 km.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, guncangan membuat masyarakat setempat panik dan keluar rumah. Ia mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate mencatat guncangan dengan kategori sedang selama 2 – 3 detik.

“Segera setelah gempa, personel BPBD melakukan pemantauan situasi masyarakat dan kondisi lain di lapangan,” ujaranya dalam keterangan tertulis.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat intensitas kegempaan dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang menunjukkan wilayah Ternate III MMI, Labuha dan Manado II – III MMI. Berdasarkan hasil pemodelan, gempa ini tidak memicu terjadinya tsunami. 

Kota Ternate termasuk wilayah yang berada pada potensi bahaya gempa bumi kategori sedang hingga tinggi. Analisis InaRISK menunjukkan sebanyak 7 kecamatan di kota ini berada pada potensi bahaya tersebut.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bahaya gempa susulan. Dampak korban jiwa biasanya terjadi karena reruntuhan bangunan dan bukan gempanya.  (BNPB/asr)