Media AS Vox Menambahkan Catatan Editor ke Artikel yang Menggemakan Gagasan Virus yang Bermula di Dalam Sebuah ‘Teori Konspirasi’

Zachary Stieber

Media Amerika Serikat Vox pada Senin 1 Juni 2021 menambahkan, sebuah catatan editor ke sebuah artikel yang mengklaim gagasan bahwa virus Komunis Tiongkok berasal dari laboratorium di Tiongkok telah “dibantah.

“Sejak karya ini awalnya diterbitkan pada Maret 2020, konsensus ilmiah bergeser. Kini beberapa ahli mengatakan teori ‘kebocoran lab’ menjamin sebuah penyelidikan, bersama dengan teori asal-usul alam, Beberapa bahasa dalam artikel ini diperbarui pada April 2020 untuk mencerminkan pemikiran ilmiah, tetapi belum diperbarui sejak itu,” demikian bunyi  catatan Vox seputar asal muasal Corona yang kini meluas ke seluruh dunia. 

Pembaca mencatat bahwa Vox melakukan “edit secara diam-diam,” atau pembaruan secara diam-diam, setelah artikel itu diterbitkan. 

Misalnya, penulis, Eliza Barclay, pada awalnya menulis bahwa “ahli virologi yang telah menguraikan genom dan para ahli penyakit menular yang mempelajari Coronavirus, memiliki lebih dari cukup bukti untuk ditunjukkan bahwa virus itu benar-benar baru dan berasal dari alam, bukan dari laboratorium Wuhan.”

Baris itu kemudian diubah untuk mengatakan para ahli “yang mempelajari Coronavirus mengatakan mereka memiliki cukup bukti bahwa virus itu benar-benar baru dan berasal dari alam.”

Bahasa juga dilunakkan di tempat lain.

“Munculnya virus tersebut di kota yang sama dengan satu-satunya laboratorium hayati tingkat 4 di Tiongkok ternyata, adalah murni kebetulan,” tulis Barclay pada awalnya.

Artikel itu kini menyatakan, “Munculnya virus tersebut di kota yang sama dengan laboratorium hayati tingkat 4 di Tiongkok, ternyata, tampaknya murni kebetulan.”

Catatan Vox adalah yang terbaru dalam penyesuaian artikel yang diklaim, mengutip “konsensus ilmiah,” bahwa teori virus dimulai di sebuah laboratorium sebelum dilepaskan dengan sengaja atau secara tidak sengaja dibantah.

Politifact baru-baru ini, mencabut salah satu yang disebut cek fakta mengenai gagasan tersebut. 

Situs web pertama kali menuduh gagasan itu adalah “teori konspirasi yang dibantah”, tetapi kini mengatakan pernyataan-pernyataan bahwa virus tersebut “tidak mungkin dimanipulasi … kini diperdebatkan secara lebih luas.”

The New York Times pada bulan Maret, menyebut teori asal laboratorium “dibantah” saat melaporkan bahwa Dr. Robert Redfield, mantan kepala Pusat Pencegahan dan  Pengendalian  Penyakit, mengatakan selama penampilan TV bahwa ia yakin virus itu mungkin dari sebuah laboratorium.

“Orang lain tidak yakin itu. Tidak apa-apa. Ilmiah pada akhirnya akan mencari tahu,” kata Dr. Robert Redfield.

Surat kabar tersebut memperbarui karya tersebut dengan mengatakan bahwa Dr. Robert Redfield, “tidak menawarkan bukti dalam mendukung spekulasi bahwa Coronavirus berasal dari sebuah laboratorium.”

Sedikit bukti yang tersedia untuk memastikan asal-usul virus tersebut. Rezim Komunis Tiongkok menolak sebagian besar upaya untuk menyelidiki asal-usul virus tersebut.

Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat yang baru dirilis menunjukkan bahwa, tiga peneliti di Institut Virologi Wuhan, yang terletak di kota di Tiongkok tempat virus pertama kali muncul, mencari perawatan di rumah sakit dengan gejala-mirip COVID-19 pada November 2019.

Para pejabat Tiongkok menanggapi dengan cara mengklaim virus tersebut sebenarnya berasal dari luar Tiongkok. (Vv)