Home Blog Page 1671

Hancurkan Hong Kong, Partai Komunis Tiongkok yang Kini Sudah Terpojok di Jalan Buntu

0

Oleh : Frank Tian Xie, Ph.D

Undang-Undang Keamanan Nasional versi Hong Kong resmi diloloskan. Kini langsung diberlakukan. Hal ini telah menggemparkan dunia. 

Komunis Tiongkok sudah merobek penutup aib yang terakhir, menunjukkan bahwa mereka telah berada dalam proses menuju jalan buntu.  Sama sekali tidak lagi mempedulikan semangat moralitas, kepercayaan dan hukum, serta kewajiban mendasar sebagai warga dunia. 

Komunis Tiongkok hanya dengan angkuh ingin memperpanjang konsep kezalimannya yang telah usang itu ke Hong Kong, lahan kebebasan terakhir di Tiongkok.

Sementara itu, Manusia yang berhati mulia tengah terperangah, merasa berang pada komunis Tiongkok. Mereka juga merasa bersedih bagi warga Hong Kong dan menyesalinya, ingin berbuat sesuatu apa daya tangan tak sampai. 

Tapi sebenarnya, dari sudut pandang lain, masyarakat dunia tidak perlu bersedih. Juga tidak perlu pesimis. Dikarenakan setelah tangan hitam mereka menjangkau Hong Kong dan hukum jahat meliputi Hong Kong, menandakan sang Mutiara dari Timur itu akan segera redup. 

Menjelang kehancurannya, juga merupakan keterpojokan dan ketidakberdayaan komunis Tiongkok. Dikarenakan seluruh amunisi telah dihabiskan, segala kartu sudah dikeluarkan, hanya tinggal menghadapi hukuman terakhir dari masyarakat internasional dan kehendak Langit.

Undang-undang jahat Partai Komunis Tiongkok ini telah mencakup masyarakat seluruh dunia ke dalamnya, menjadikan setiap insan anti-komunis di dunia menjadi “penjahat” di mata Partai Komunis Tiongkok. 

Undang-undang yang tidak berani diterbitkan dalam versi Bahasa Inggris dan hanya ada versi Bahasa Mandarinnya ini, seperti yang dijelaskan oleh Molly Choy Wing-Mui, adalah “undang-undang abad pertengahan”. 

Hal ini tidak mengherankan, sikap dan perilaku Komunis Tiongkok memang aneh, mutan, dan jauh melampaui kegelapan di masa Abad Pertengahan. 

Partai Komunis Tiongkok menggunakan UU Keamanan Nasional untuk menakuti warga Hong Kong. Dan, warga Hong Kong tidak takut, pada 1 Juli lalu ratusan ribu warga Hong Kong tetap turun ke jalanan, membuat strategi terror itu tidak berfungsi.

Beberapa tahun terakhir ini, Komunis Tiongkok sering menyinggung “perubahan besar yang tidak pernah terjadi selama ratusan tahun.”  Dikarenakan Komunis Tiongkok merasa perubahan yang dihadapi saat ini, “cepatnya perubahan situasi lingkungan, beratnya stabilitas kekuasaan, banyaknya tantangan konflik, dan besarnya ujian. Hal demikian belum pernah terjadi sebelumnya. 

Karena itulah Komunis Tiongkok tak lagi menggembar-gemborkan pujian diri yang mereka suka lontarkan sejak beberapa tahun lalu, seperti: “Masa perkembangan terbaik di zaman modern”, “perubahan besar yang tidak pernah terjadi selama ratusan tahun” dan “banyak syarat menguntungkan internasional”. 

Dikarenakan Komunis Tiongkok telah mendapati dengan risau, masa perkembangannya ternyata telah berlalu. Perubahan ratusan tahun dan usia Komunis Tiongkok telah hampir berakhir. Semuanya telah bersilang sengkarut. Setelah mempertaruhkan Hong Kong, Komunis Tiongkok menyadari seluruh dunia adalah musuhnya: AS dan Jepang tidak perlu disebutkan lagi.  Eropa pun mulai sadar, India tengah unjuk taring, Rusia juga kembali mengambil kesempatan di tengah kesempitan, pasca serangan virus Komunis Tiongkok dan pandemi itu seluruh dunia berang. Dan, tengah memikirkan bagaimana membuat perhitungan dengan Komunis tiongkok, sementara itu mereka justru tiba-tiba melayangkan jurus kotor untuk menghancurkan Hong Kong.

Kedubes dan Konjen AS di Tiongkok mengunggah cuitan Menlu AS Pompeo yang sangat mengena, “UU Keamanan Nasional Partai Komunis Tiongkok yang sangat kejam itu telah mengakhiri kebebasan Hong Kong, dan memperlihatkan ketakutan terbesar partai itu yakni: Tekad kebebasan dan pemikiran kebebasan rakyatnya sendiri.” 

Karena itulah, peristiwa Hong Kong dan dihancurkannya Hong Kong, walaupun menjadi tragedi warga Hong Kong dan dunia bebas, juga menonjolkan kepanikan dari kedalaman hati Komunis Tiongkok, bahkan menjadikan mereka tidak berdaya di atas pentas.

Kejahatan Komunis Tiongkok, walaupun tidak dihitung sejak mulai didirikannya, dengan melihat penampilannya selama tiga puluh tahun terakhir saja, sudah cukup untuk menilainya sebagai monster terbesar yang paling serakah dalam sejarah manusia.

 Sejak 4 Juni 1989, sampai penindasan dan perampasan organ tubuh Falun Gong 1999, sampai mengulur-ulur waktu dalam perundingan dagang AS-Tiongkok baru-baru ini, sampai membohongi dan juga menutupi fakta pandemi Wuhan, mencoba meraup keuntungan dengan menimbun barang  selama pandemi.  Sampai yang terakhir ini menghancurkan Hong Kong. Rezim Komunis Tiongkok telah berulang kali memperlihatkan pada dunia.  Sejatinya Komunis Tiongkok tidak bisa dipercaya sama sekali, juga tertutup kemungkinannya untuk bertobat.

Putus asanya Komunis Tiongkok, bisa dilihat dari konflik perbatasan yang telah menelan korban tewas puluhan jiwa dengan India saat ini. India sudah menggosok gemas tinju ingin menjajal lawan, karena mendapat dukungan penuh dari Amerika dan Rusia. 

Amerika memberikan artileri dan amunisi terbaru yang paling akurat, juga menyediakan satelit dan bantuan intelijen. Setiap gerak gerik Komunis Tiongkok berada di bawah pengamatan AS, juga diawasi terus oleh India. 

Rusia di luar dugaan juga tidak mendukung Komunis Tiongkok, sepertinya jurus Komunis Tiongkok membeli gas alam dan minyak bumi dengan harga selangit sudah tidak mempan lagi. Sebaliknya Rusia justru memberikan rudal anti udara dan jet tempur tercanggih bagi India. Sepenuhnya ingin meminjam tangan India untuk menghantam Komunis Tiongkok. AS dan Rusia bersama-sama menghadapi Komunis Tiongkok, ini adalah kejadian pertama kali dalam sejarah.

Apa yang dilakukan Komunis Tiongkok? Pemimpin Partai Komunis Tiongkok berteriak dalam rapat Politbiro, menuntut harus setia, dan harus siap berperang. 

Ancaman militer AS telah menciutkan nyali Komunis Tiongkok. Ada jenderal Partai Komunis Tiongkok yang pernah berujar, bilamana pasukan AS menginjakkan kaki di pulau Taiwan, itulah saatnya tentara komunis “menyatukan Taiwan dengan kekuatan militer”. 

Sekarang pasukan AS telah secara demonstratif memamerkan masuknya mereka ke Taiwan, dan membantu Taiwan melakukan berbagai latihan perang khusus, juga menunjukkan tekad kuat AS mengintervensi konflik kedua daratan itu.

Belum lama ini,  Komunis Tiongkok masih mengajukan perundingan dengan AS, yang dilakukan oleh seorang anggota politbiro Partai Komunis Tiongkok, dengan menteri luar negeri AS.  Dengan harapan pada masalah Hong Kong, pihak AS melunak dan tidak memberikan sanksi kepada pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok. Mereka telah menutup rapat jendela terakhir Tiongkok. Sudah ditutup hingga buntu, satu-satunya kartu as di tangan pun sudah dikeluarkannya.

Hong Kong yang indah, telah memasuki masa-masa terakhir.  Terjerumus ke dalam kehancuran total, walaupun warga Hong Kong masih memperjuangkannya untuk terakhir kali. 

Berbagai negara di dunia memberikan suaka bagi warga Hong Kong. Menerima jutaan pengungsi Hong Kong, orang kaya Hong Kong, dan kaum intelek serta pengelola keuangan. 

Tapi, walaupun ada tiga juta warga meninggalkan Hong Kong, masih tersisa empat juta orang yang tidak bisa pergi kemana-mana. Mereka masih membutuhkan bantuan masyarakat bebas.

Kekuatan perlawanan AS diyakini akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.  Akan dilakukan setahap demi setahap, sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan seksama oleh pemerintah AS.  Setahap demi setahap akan terus meningkat, dalam bidang ekonomi, politik, perdagangan, diplomatik dan militer. Karena Amerika sudah tidak ada pilihan lain. Dunia juga tidak ada pilihan lain.  Jika tidak ingin pada gilirannya akan ditelan bulat-bulat oleh Partai Komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok sudah tidak memiliki amunisi lagi. Juga sudah kehilangan seluruh kartu as. Yang mereka hadapi adalah warga Hong Kong yang marah. Modal yang mengalir keluar, status sebagai pusat finansial internasional telah lenyap. Status kebebasan Hong Kong telah hilang, yang tersisa hanyalah sampah. Opsi yang bisa diberikan oleh Amerika dan dunia bebas, mulai dari yang ringan sampai yang keras, dari yang hangat sampai yang sengit, bisa dijalankan bertahap.

Amerika telah memulainya dari para pejabat Partai Komunis Tiongkok dan Hong Kong. Sanksi bagi pejabat yang telah merusak kebebasan Hong Kong berikut keluarga mereka. Membekukan rencana keluarga Merah meninggalkan kapal karam. 

Langkah berikutnya adalah perang dagang dan perang ekonomi, mendesak dana valuta asing, modal perbankan, dan lembaga keuangan agar meninggalkan kendali Partai Komunis Tiongkok. Melarang bank Komunis Tiongkok menggunakan sistem kliring dolar AS.

Langkah berikutnya, mencegah aksi Komunis Tiongkok di Laut Taiwan, Laut China Selatan, dan Laut Timur.  

Langkah berikutnya, mungkin dimulai dari ruang angkasa di luar bumi, ruang internet, mendobrak firewall Komunis Tiongkok, menggoyahkan kekuasaan Partai Komunis Tiongkok. 

Langkah terakhir, tidak tertutup kemungkinan tindakan eksekusi langsung di sarang penyamun. Agar dalam operasinya tidak melukai rakyat yang tak berdosa.

Hong Kong adalah jendela bagi Tiongkok untuk mencapai dunia. 

Kini, jendela dunia itu telah ditutup. Akan tapi hari-hari paling gelap yang paling membuat orang merasa putus asa, justru ada harapan membentang di depan. Dikarenakan ini adalah masa di mana kejahatan itu paling takut dan paling lemah, serta sudah tidak bisa lagi mengancam warga Hong Kong dan mengancam dunia. (sud)

Frank Tian Xie, Ph.D., seorang profesor bidang bisnis dan profesor pemasaran John M. Olin Palmetto di University of South Carolina Aiken, di Aiken, South Carolina, Amerika Serikat. 

Keterangan gambar : Penghancuran Hong Kong adalah kesedihan bagi orang-orang Hong Kong dan dunia, tetapi juga menyoroti bahwa Partai Komunis TIongkok sebenarnya tidak mempekerjakannya, dan harus melakukan apa saja untuk menangani penghancuran terakhirnya. Gambar menunjukkan jalan-jalan Hong Kong pada 1 Juli tahun ini. (Gambar Anthony Kwan / Getty Images)

Video Rekomendasi :

Perang Tanpa Batas, Secara Diam-Diam Komunis Tiongkok Lawan Amerika Serikat

0

Theepochtimes.com- Tanpa diketahui publik dunia, Partai Komunis Tiongkok telah menyusup hampir setiap jalan kehidupan utama di Amerika Serikat. Hampir tidak ada industri yang tidak tersentuh. Meskipun ancaman ini sebagian besar ada tanpa terdeteksi, namun efeknya terhadap bangsa, serta konsekuensi geopolitiknya,  jauh jangkauannya.

Melewati konfrontasi militer langsung dan tradisional menyinggung hal itu telah menjadi agak ketinggalan zaman di zaman modern ini. Strategi yang tidak konvensional ini menjadi pusat pendekatan rezim komunis Tiongkok untuk perang.

Strategi ini disorot dalam buku tahun 1999 silam berjudul  “Perang Tanpa Batas,” yang ditulis oleh dua kolonel Angkatan Udara Tiongkok, Qiao Liang dan Wang Xiangsui. Buku itu diterbitkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Angkatan Bersenjata Partai Komunis Tiongkok. Buku  yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris itu,  berdasarkan dokumen Tentara Pembebasan Rakyat yang asli.

Beijing menggunakan berbagai taktik subversif, yang mencakup, tetapi tidak terbatas, yaitu perang propaganda, perang kebudayaan, perang memetika, operasi depan, infiltrasi politik, perang teknologi dan telekomunikasi, perang hukum, spionase ekonomi, spionase pendidikan, perang dunia maya, dan perang sanksi.

Eksploitasi, infiltrasi, dan spionase adalah tema berulang. Partai Komunis Tiongkok menggunakan semuanya untuk berbagai tingkat secara bersamaan dalam beberapa sektor masyarakat dalam rangka merusak atau mempengaruhi Amerika Serikat.  Amerika Serikat dianggap sebagai hambatan utama Partai Komunis Tiongkok untuk menguasai dunia.

Sementara beberapa contoh  lebih jelas, seperti sejarah panjang pencurian kekayaan intelektual dan praktik perdagangan tidak adil oleh Tiongkok terhadap Amerika Serikat. Contoh lain yang menggunakan apa yang disebut “kekuatan lunak”  lebih sulit untuk dideteksi.

Salah satu jalan seperti itu adalah Institut Konfusius yang didukung Partai Komunis Tiongkok menyusup dan beroperasi di kampus-kampus perguruan tinggi Amerika Serikat untuk meningkatkan citra Partai Komunis Tiongkok. 

Institut Konfusius juga bertujuan untuk mendorong tujuan kebijakan luar negeri untuk membuat rezim Komunis Tiongkok, tidak hanya menjadi adikuasa ekonomi, tetapi juga menjadi adikuasa kebudayaan.

Institut Konfusius telah menarik perhatian dari anggota parlemen, organisasi nasional, dan Federal Bureau of Investigation (FBI) atau Biro Investigasi Federal atas tuduhan bahwa program tersebut merusak kebebasan akademik.

Institut Konfusius dituduh mempromosikan propaganda komunis Tiongkok dengan alasan mempromosikan bahasa mandarin dan sejarah Tiongkok. Ada ribuan Institut Konfusius di seluruh dunia. Dalam satu hitungan, setidaknya ada 75 Institut Konfusius di Amerika Serikat.

Contoh-contoh lain, lebih terang-terangan, dari mantan Ketua Departemen Kimia Universitas Harvard, baru-baru ini didakwa membuat pernyataan palsu mengenai dana yang ia terima dari Tiongkok untuk seorang warga negara Tiongkok yang dinyatakan bersalah melakukan spionase ekonomi, pencurian rahasia dagang, dan konspirasi.

Menurut Kementerian Kehakiman, dalam kasus terakhir, seorang pria yang diidentifikasi sebagai Hao Zhang yang berusia 41 tahun ditemukan telah berusaha mencuri rahasia dagang dari dua perusahaan Amerika Serikat untuk manfaat bagi Republik Rakyat Tiongkok. Hao Zhang mencuri informasi yang secara khusus berkaitan dengan kinerja perangkat nirkabel.

Terkait kasus yang melibatkan Hao Zhang, John F. Bennett, agen khusus yang bertanggung jawab atas FBI Divisi San Francisco, mengatakan bahwa spionase ekonomi adalah ancaman yang menyebar di seluruh Amerika Serikat, khususnya ke wilayah Teluk San Francisco dan Lembah Silikon, yang adalah pusat inovasi dan teknologi. 

FBI menyebutkan bahwa  “Rencana Talenta Seribu,” salah satu program perekrutan talenta yang lebih dikenal luas atau program “perolehan otak” oleh Partai Komunis Tiongkok, mendorong pencurian kekayaan intelektual dari institusi Amerika Serikat. 

“Dengan menawarkan gaji yang kompetitif, fasilitas penelitian yang mutakhir, dan gelar-gelar kehormatan, program-program ini memikat bakat dari luar negeri ke Tiongkok, bahkan jika program-program ini berarti mencuri informasi hak milik atau melanggar kendali ekspor,” kata FBI.

Direktur FBI Christopher Wray bersaksi di tahun 2018 bahwa FBI berusaha melihat bahaya yang ditimbulkan oleh Tiongkok, tidak hanya sebagai ancaman pemerintah secara keseluruhan, tetapi pada akhirnya sebagai ancaman seluruh masyarakat. 

Bagi Christopher Wray untuk melawan strategi Tiongkok secara efektif, Amerika Serikat juga harus menggunakan “tanggapan seluruh masyarakat.”

Pandangan lain dari Walter Lohman, Direktur Pusat Peneitian Asia Yayasan Heritage, mengatakan Amerika Serikat memperlakukan sensitivitas Tiongkok dengan hati-hati, namun “tidak menerima apa-apan.”

“Perilaku Tiongkok yang agresif selama 15 tahun terakhir bahkan semakin buruk, terlepas dari upaya terbaik kami,” kata Walter Lohman kepada grup media The Epoch Times.

Walter Lohman menilai, Tiongkok saat ini merupakan ancaman terbesar bagi Amerika Serikat karena Tiongkok adalah kuat di berbagai indikator, dan secara langsung mengancam begitu banyak minat Amerika Serikat, seperti jaringan komunikasi Amerika Serikat, seperti Taiwan, kebebasan di Hong Kong, dan kebebasan laut.

Partai Komunis Tiongkok juga secara agresif mempromosikan dan mendorong perusahaan telekomunikasi miliknya, seperti Huawei, dan ZTE, serta aplikasi milik Tiongkok seperti TikTok dan Zoom, ke Amerika Serikat dan seluruh dunia.

Pembuat undang-undang dan pejabat Amerika Serikat mulai menyadari perusahaan-perusahaan Tiongkok ini mengancam keamanan nasional Amerika Serikat. 

Komisi Komunikasi Federal pada bulan Juni secara resmi menetapkan Huawei dan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional. Dengan demikian melarang akses ke Dana Layanan Universal sebesar usd 8,3 miliar untuk setahun dari Komisi Komunikasi Federal untuk membeli atau memodifikasi peralatan atau layanan yang disediakan oleh pemasok. 

Salah satu alasan di balik keputusan itu, seperti dicatat Ketua Komisi Komunikasi Federal Ajit Pai, adalah Huawei dan ZTE terkait erat dengan Partai Komunis Tiongkok dan aparat militer Partai Komunis Tiongkok. Dalam arti bahwa Huawei dan ZTE secara luas tunduk pada hukum Tiongkok yang mewajibkan Huawei dan ZTE untuk bekerja sama dengan badan intelijen Tiongkok. Huawei dan ZTE menyangkal hal itu.

TikTok milik Tiongkok, yang telah mengalami pertumbuhan bak meteor di Amerika Serikat, juga baru-baru ini diketahui secara diam-diam membaca clipboard data pengguna TikTok. Meskipun kini TikTok mengklaim bahwa TikTok telah memperbaiki masalah tersebut. 

Ada kekhawatiran serupa terhadap Zoom, karena peneliti menemukan kunci-kunci enkripsi sedang dikirim ke server di Tiongkok.

Sementara Amerika Serikat sedang meningkatkan upayanya untuk melawan ancaman Beijing, rezim komunis secara serentak meningkatkan upaya agresifnya melalui Departemen Kerja Front Terpadu milik Partai Komunis Tiongkok.

Laporan bulan Juni oleh Institut Kebijakan Strategi Australia menyebutkan Departemen Kerja Front Terpadu mengoordinasi ribuan kelompok untuk melaksanakan operasi pengaruh politik terhadap negara asing, menekan gerakan pembangkang, mengumpulkan intelijen, dan mempermudah transfer teknologi negara lain ke Tiongkok.

Inisiatif pengaruh politik Tiongkok menargetkan elit asing, yang mencakup politisi dan eksekutif bisnis, dan seringkali secara diam-diam. Masyarakat Perantau Tionghoa juga merupakan target utama, dimana Partai Komunis Tiongkok berupaya memilih dan mengendalikan kelompok masyarakat, asosiasi bisnis, dan media berbahasa Mandarin.

Alex Joske, penulis laporan tersebut, mengatakan bahwa Departemen Kerja Front Terpadu bekerja di luar negeri untuk mengekspor sistem politik Partai Komunis Tiongkok.

“Usaha Partai Komunis Tiongkok merongrong kohesi sosial, memperburuk ketegangan rasial, mempengaruhi politik, merusak integritas media, memfasilitasi spionase, dan peningkatan transfer teknologi tanpa pengawasan,” tulis laporan itu.

Melalui perusahaan-perusahaan yang didukung Partai Komunis Tiongkok ini, rezim Tiongkok berusaha untuk mengerahkan pengaruhnya di seluruh dunia, bukan hanya di Amerika Serikat. Beberapa program jurusan yang didukung oleh rezim Tiongkok yang juga berperan dalam ambisi program internasional rezim Tiongkok yaitu Inisatif Sabuk dan Jalan dan rencana “Made in China 2025.”

Melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan, Partai Komunis Tiongkok menyuntikkan miliaran dolar ke negara-negara berpenghasilan rendah untuk membangun proyek infrastruktur negara-negara tersebut. 

Sejak tahun 2013, Inisiatif Sabuk dan Jalan telah meluncurkan lebih dari 2.900 proyek senilai usd 3,87 triliun. Inisiatif Sabuk dan Jalan disebut sebagai “perangkap utang” karena  praktik peminjaman Beijing yang ganas, yang membuat negara-negara tersebut rentan terhadap kampanye pengaruh Tiongkok yang agresif.

Pernyataan sebuah laporan oleh Institut Keuangan Internasional menyebutkan bahwa selama dua dekade terakhir, Tiongkok menjadi pemberi pinjaman global utama, dengan jumlah hutang melebihi usd 5,5 triliun pada tahun 2019, lebih dari 6 persen produk domestik bruto global.

Rencana industri “Made in China 2025” milik Partai Komunis Tiongkok, yang digulirkan di tahun 2015, berupaya menjadikan Tiongkok sebagai pesaing global dalam 10 sektor teknologi pada tahun 2025. 

Pada akhir tahun 2018, Beijing juga memulai “China Standards 2035” untuk mempercepat upaya untuk menjadi pemimpin di sektor teknologi yang sedang berkembang seperti data besar, kecerdasan buatan, dan internet of things (IoT).

Sementara itu, sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Maret menentukan bahwa Beijing mengeksploitasi pandemi virus Komunis Tiongkok global, yang pertama kali terjadi di Wuhan, Tiongkok, untuk memajukan tujuan ekonominya dan memenuhi ambisinya yang lebih luas.

Laporan  Horizon Advisory, konsultasi independen berbasis di Amerika Serikat, menyatakan, pihak Beijing bermaksud menggunakan tergelincirnya dan penurunan seluruh dunia untuk menarik investasi asing, guna merebut pangsa pasar strategis dan sumber daya, terutama yang terpaksa bergantung pada Tiongkok.

Horizon Advisory meninjau kebijakan dan pemberitahuan terbaru yang diumumkan oleh badan-badan pemerintah pusat Tiongkok, pemerintah daerah Tiongkok, dan lembaga penelitian Tiongkok.

Sementara semakin banyak negara yang mengekspresikan kemarahan dan frustasi atas penanganan wabah Beijing yang gagal, yang diperburuk oleh kerahasiaan yang lua. Serangan balik juga meningkat terhadap upaya Tiongkok untuk mencap dirinya sebagai pemimpin global dalam memerangi pandemi.

Beijing mengirim sejumlah ahli medis dan pasokan seperti masker dan respirator ke negara-negara yang sangat membutuhkan dalam upaya untuk memperbaiki citranya.

Tetapi sering  produk-produk yang dikirimkannya ternyata rusak, membuat negara penerima tidak punya pilihan selain menolak peralatan yang cacat. Belanda, Spanyol, Turki, Finlandia, Inggris, dan Irlandia adalah beberapa di antara negara yang menerima pasokan ternyata tidak dapat digunakan.

Laporan Horizon Advisory menyatakan, sumber-sumber resmi Tiongkok menyebutkan secara eksplisit bahwa kerusakan ekonomi dan ketergelinciran yang diciptakan COVID-19 memberi peluang bagi Tiongkok untuk memperluas dominasinya di pasar global dan rantai pasokan, di bidang ekonomi riil maupun di bidang domain virtual. 

“Sumber-sumber resmi Tiongkok juga menekankan bahwa krisis saat ini akan memungkinkan Beijing untuk  membalikkan upaya Amerika Serikat untuk melindungi sistemnya, untuk melindungi sistem sekutunya, dari Tiongkok.”

Keterangan Gambar: Seorang perwira polisi paramiliter berjaga-jaga di Lapangan Tiananmen setelah sidang pleno Kongres Rakyat Nasional di Aula Besar Rakyat yang berdekatan di Beijing pada 11 Maret 2018. (Greg Baker / AFP melalui Getty Images)

vivi/rp 

Video Rekomendasi

UU Keamanan Baru Antarkan Era Otoriter bagi Hong Kong

0

Theepochtimes.com- Pada tanggal 1 Juli 2020, peringatan 23 tahun pengalihan kedaulatan ke Tiongkok dari Inggris, undang-undang keamanan nasional yang luas diberlakukan. Pelanggaran seperti pemisahan diri, subversi, dan “kolusi dengan kekuatan asing” kini mengakibatkan hukuman maksimum penjara seumur hidup.

Hukum tersebut memicu kekhawatiran bahwa Hong Kong, yang pernah menjadi tempat di mana orang boleh melontarkan kritik vokal terhadap rezim Tiongkok, akan mengubah Hong Kong menjadi kota-kota lain di Tiongkok Daratan yang berada di bawah cengkeraman otoriter Partai Komunis Tiongkok.

“Ini adalah tragedi global,” Fred McMahon, ketua penelitian kebebasan ekonomi Dr. Michael A. Walker di Institut Fraser, mengatakan kepada grup media The Epoch Times. 

Lembaga yang berbasis di Kanada tersebut pada tanggal 3 Juli 2020 merilis surat yang mencela hukum tersebut, sambil menyerukan “tanggapan global” untuk mengatasi situasi yang memburuk di Hong Kong. Per tanggal 3 Juli juga, surat  telah ditandatangani oleh sebuah koalisi lembaga pemikir dari 39 negara.

Polisi Hong Kong bertindak dengan cepat, menangkap 10 orang di bawah ketentuan hukum keamanan baru saat ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Causeway Bay pada tanggal 1 Juli 2020 untuk menentang hukum keamanan baru itu. 

Dalam beberapa kasus, pengunjuk rasa  ditangkap karena memiliki bendera, spanduk, dan selebaran dengan slogan-slogan yang mendukung kemerdekaan Hong Kong.

Sementara itu, restoran Shau Kei Wan, salah satu dari ribuan toko yang terang-terangan mendukung gerakan pro-demokrasi Hong Kong, terpaksa menghapus pesan unjuk rasa yang menempel di tembok restoran pada tanggal 2 Juli setelah polisi memperingatkan pemilik restoran tersebut.

“Empat petugas polisi bersenjata muncul di restoran di pagi hari dan memotret interior restoran,” kata pemilik restoran Gordon Lam kepada grup media The Epoch Times.

Mengutip undang-undang keamanan tersebut, polisi mengancam akan menangkap Gordon Lam jika ia tidak menghapus tampilan catatan tempel yang menyatakan dukungan untuk gerakan kemerdekaan Hong Kong.

Malam itu, pemerintah Hong Kong mengumumkan bahwa slogan unjuk rasa yang populer “Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kami,” dilarang. Pemerintah Hong Kong menyatakan bahwa slogan tersebut melanggar hukum baru itu karena slogan tersebut mengandung arti pesan pro-kemerdekaan, pemisahan diri, dan subversif.

“Apakah Hong Kong masih tetap Hong Kong yang dulu? Bagaimana Hong Kong saat ini berbeda dari kota-kota lainnya di Tiongkok seperti Guangzhou dan Shanghai?” kata Gordon Lam.

“Undang-undang keamanan nasional ini benar-benar menghancurkan nilai-nilai inti Hong Kong,” tambahnya. 

Beberapa toko mulai menghapus pesan pro-demokrasi dalam mengantisipasi larangan keras, sementara perpustakaan umum telah menarik buku yang ditulis oleh aktivis pro-demokrasi. Pada tanggal 4 Juli, polisi menyita sebuah bendera Amerika Serikat dari seorang pengunjuk rasa saat unjuk rasa setempat dalam rangka merayakan Empat Juli.

Aktivis Nathan Law, yang memberikan kesaksian pada sidang kongres Amerika Serikat pada tanggal 1 Juli 2020, melarikan diri dari Hong Kong ke lokasi yang tidak dikenal. Menurutnya jika ia tinggal di Hong Kong, maka haknya untuk berpendapat dan penampilannya akan membahayakan keselamatannya sendiri, mengingat situasi yang demikian. 

Pejabat Tiongkok mengklaim hukum keamanan nasional akan menargetkan segmen kecil masyarakat. Akan tetapi definisi pelanggaran hukum keamanan nasional adalah luas dan tidak jelas. Juga bagian yang menetapkan bahwa penduduk non-Hong Kong juga dapat dikenakan penuntutan yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli hukum dan pengamat hak asasi manusia. Penuntutan itu menyebutkan bahwa penduduk Hong Kong maupun orang asing yang menimbulkan amarah rezim Komunis Tiongkok dapat menjadi rahmat bagi rezim saat  mereka menginjakkan kakinya di tanah Hong Kong. 

Pernyataan kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 3 Juli, menyatakan khawatir undang-undang semacam itu berpotensi ditafsirkan dan ditegakkan secara diskriminatif atau sewenang-wenang. Undang-undang semacam itu tidak boleh digunakan untuk mengkriminalisasi perilaku dan ekspresi yang dilindungi oleh hukum hak asasi manusia internasional. 

Undang-undang tersebut juga mengamanatkan bahwa sebuah biro keamanan baru didirikan di Hong Kong.

Pada tanggal 3 Juli 2020, Beijing menunjuk Zheng Yanxiong, yang dikenal karena perannya dalam menindas unjuk rasa anti-korupsi pada tahun 2011 di desa selatan Wukan, guna mengepalai biro keamanan baru, yang secara langsung bertanggung jawab pada pemerintah pusat.

“Kami dulu menganggap polisi rahasia sebagai sesuatu yang abstrak. Kini, polisi rahasia adalah ketakutan yang sangat nyata,” kata Nathan Law pada sidang tanggal 1 Juli.

Pada tahun 2016, Nathan Law memenangkan pemilihan untuk menjadi anggota parlemen setempat tetapi didiskualifikasi setelah memprotes cengkeraman Beijing atas Hong Kong selama masa  upacara pengambilan sumpah jabatannya.

Rezim Komunis Tiongkok, seperti di masa lalu, menanggapi reaksi internasional dengan mengatakan hukum dan penerapan hukum tersebut adalah urusan internal.

“Apa urusannya dengan anda?” kata Zhang Xiaoming, Wakil Direktur kantor Beijing untuk urusan Hong Kong, saat ditanya selama konferensi pers tanggal 1 Juli mengenai kemungkinan sanksi dari pemerintah Barat.

Kongres Amerika Serikat dengan suara bulat menyetujui undang-undang yang akan menjatuhkan sanksi pada pejabat Tiongkok yang melanggar otonomi Hong Kong, serta bank-bank yang melakukan bisnis dengan para pejabat itu. 

Menurut jajak pendapat baru-baru ini, Inggris berjanji untuk memperpanjang hak imigrasi bagi sekitar 3 juta penduduk Hong Kong. Sebuah keputusan yang disetujui dua pertiga warga Inggris.

Anggota parlemen partai yang berkuasa di Jepang berkampanye untuk membatalkan kedatangan pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengingat perkembangan di Hong Kong.

“Hong Kong adalah garis depan dalam perjuangan untuk kebebasan melawan otoriterianisme,” kata Benedict Rogers, seorang aktivis hak asasi manusia yang berbasis di London dan secara vokal mengkritik perambahan Beijing atas Hong Kong.

Menurut Benedict Rogers dalam sebuah wawancara untuk program “American Thought Leaders” grup media The Epoch Times, jika rezim Komunis Tiongkok dibiarkan lolos begitu saja tanpa hukuman, maka rezim Tiongkok tidak akan berhenti merambah Hong Kong.

“Partai Komunis Tiongkok sudah melanggar batas kebebasan kita, di negara anda dan negara saya, dan kita tidak boleh membiarkan hal tersebut terus terjadi,” kata Benedict Rogers. 

Keterangan Gambar: Polisi anti huru-hara menahan seorang pria ketika mereka membersihkan para demonstran yang mengambil bagian dalam demonstrasi menentang hukum keamanan nasional baru di Hong Kong pada tanggal 1 Juli 2020, pada peringatan 23 tahun penyerahan kota dari Inggris ke Cina. (Dale de la Rey / AFP via Getty Images)

vivi/rp 

Video Rekomendasi

Temui Morocho, Anjing yang Bertempur Melawan Puma untuk Menyelamatkan 2 Gadis Kecil

0

Seekor anjing pemberani melawan seekor puma untuk menyelamatkan nyawa dua gadis kecil di Argentina.

Pada tahun 2008, dua gadis kecil memanjat pohon ara untuk memetik buah ketika mereka melihat puma di dekatnya. Mereka berlari kembali ke rumahnya ketika puma mengejar di belakang.

Untungnya, mereka bersama anjingnya bernama Morocho.

Untuk melindungun mereka, Morocho melawan puma ketika gadis-gadis itu berteriak minta tolong. Ayah mereka berlari ke luar dan menemukan anjing kesayangannya terluka parah dan puma yang tak bernyawa.

Selama 10 hari berikutnya Morocho dirawat dan kembali ke kesehatan semula. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Video Rekomendasi:

Ibu dan Anak Mengubah ‘Layanan Pesan Antar Makanan’ Menjadi ‘Layanan Makanan yang Membutuhkan’ Selama Pandemi

0

Duo ibu dan anak yang menjalankan usaha makanan ‘layanan pesan antar makanan’ di Kandivali, India, sekarang memberi makan ribuan orang yang kurang mampu.

Sebelum COVID-19, Harsh dan ibunya Heena menjalankan layanan pesan antar makanan yang menyajikan makanan buatan sendiri.

“Sekarang, setiap hari, kami memberi makan 200-250 orang kurang mampu selama jam makan siang dan makan malam,” kata Harsh, kepada The Times of India.

Beberapa bulan yang lalu salah satu pelanggan tetap mereka Abhinav Chaudhary ingin menyumbangkan uang untuk memberi makan 100 orang, tetapi dia meminta mereka untuk menemukan orang-orang yang membutuhkan dan memberi makan mereka karena dia tidak ingin mengambil risiko oleh virus corona.

Jadi setelah melakukan survei, Harsh menemukan tempat di luar Gurudwara di mana mereka melakukan putaran pertama memberi makan 100 orang miskin dengan makanan lengkap yang terdiri dari roti, sabzi, dal dan nasi.

Setelah Harsh memposting apa yang dilakukan oleh pelanggannya itu di media sosial, sumbangan pun mengalir.

“Semuanya dimulai ketika saya memasang posting sumbangan di media sosial saya mengenai kegiatan donasi makanan pertama. Dan setelah itu orang-orang mulai menyumbangkan uang secara online dari seluruh India,” katananya.

“Dalam dua hari pertama, kami menerima 11000 India Rupee ( sekitar Rp 2,1 juta) dan kemudian kami mulai memberi makan orang yang membutuhkan setiap hari. Saya terus memposting gambar dan video dari drive sumbangan makanan setiap minggu dan sumbangan terus mengalir. Dalam 49 hari, kami mencapai 3,2 lakh (sekitar Rp 61 juta) dari lima negara. “

Sampai saat ini mereka telah melayani lebih dari 5.000 makanan buatan sendiri untuk yang membutuhkan.

Harsh mengatakan mereka berencana untuk terus menyajikan makanan gratis hingga akhir Juli. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Video Rekomendasi:

Dia Awalnya Mengambil Foto dan Akhirnya Menjadi Ibu dari Beberapa Anak Yatim Piatu

0

Menangkap keajaiban alam dan semua yang menghuninya adalah hal yang paling membuat Dani Connor bergairah, setelah selama berbulan-bulan pindah ke kota kecil di utara Swedia.

Meskipun memiliki sedikit waktu berbagi dengan penduduk setempat, dia telah mendapatkan kasih sayang dari seluruh komunitas dan merupakan bagian penting dari kehidupan setempat.

Connor adalah pencinta satwa liar, dia selalu memiliki daya tarik tertentu untuk memotret hewan. Salah satu hewan favorit Connor adalah tupai merah. Jenis tupai ini adalah yang paling umum di hutan Eropa.

Di kota di mana dia berada, ada hutan di dekat rumahnya yang memungkinkan dia untuk menangkap melalui lensa kamera keajaiban ibu alam.

Dia tidak pernah membayangkan bahwa dalam salah satu sesinya dia akan menjadi semacam ibu bagi sekelompok kecil tupai bayi.

“Saya telah menghabiskan banyak waktu mengamati tupai merah. Saya dapat memotret mereka dan membedakan setiap spesimen, seiring waktu saya mulai memberi nama mereka. Ada tupai merah yang sangat saya sukai: Saya menamainya Remy, ” kata Connor.

Tupai kecil ini, tidak seperti spesies lainnya, membentuk ikatan yang indah dengan Connor. Remy tampak senang dengan apa yang dilakukan teman barunya, bahkan berpose di depan kamera. Namun, persahabatan lembut di antara mereka terganggu oleh sebuah tragedi.

Suatu hari Connor menemukan tubuh Remy sudah tak bernyawa, tampaknya sebuah mobil telah menabraknya. Untuk menghormati tupai kecil yang telah menjadi temannya, Connor meletakkan tubuh Remy di ranjang bunga.

Namun, ini bukan satu-satunya hal yang dia lakukan untuk berbulu yang telah memberinya momen yang begitu baik.

Selama mereka berbagi, Connor mendapati bahwa Remy adalah ibu bagi bayi-bayi yang masih kecil, dia tentu prihatin dengan nasib bayi tupai, jadi dia memutuskan untuk membantu mereka.

“Aku duduk di hutan tempat aku memotret Remy dan menunggu. Dan tiba-tiba sesuatu yang kecil dan merah melompat di depan saya, ” katanya.

Itu adalah bayi tupai mungil yang menggemaskan. Connor yakin itu anak-anak Remy, jadi dia mencoba mendapatkan kepercayaannya sehingga dia bisa membantunya.

Setelah berkonsultasi dengan seorang ahli satwa liar, Connor menemukan bahwa dia mungkin terlalu kecil untuk makan sendiri, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan makanan yang cukup untuk memastikan bahwa kematian ibunya yang terlalu dini tidak membuatnya kelaparan.

Yang mengejutkan Connor, tupai kecil ini tidak sendirian, keesokan harinya ketika dia kembali untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja, dia melihat empat tupai yatim piatu memakan biji-bijian yang dia tinggalkan.

“Mereka makan makanan yang saya tinggalkan untuk mereka. Saya sangat senang dan lega. Mereka bisa makan makanan padat, sehingga mereka pasti bisa bertahan hidup tanpa ibu mereka, ” ujar Connor.

Sejak itu, Connor telah mengambil peran sebagai ibu bagi makhluk-makhluk kecil ini, membawakan makanannya setiap hari dan mengambil foto-foto yang indah.

Meskipun Remi sudah pergi, dia melakukan pekerjaan yang indah selama dia berbagi dengan bayinya, mengajar mereka beberapa keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk bertahan hidup di alam liar.

“Aku sama sekali tidak berharap menjadi ibu tupai. Sangat jarang melihat bayi tupai merah di alam liar. Jadi saya merasa terhormat telah menemukan mereka dan telah bersama mereka saat mereka tumbuh. Mereka telah memberi saya banyak hiburan dan kesenangan, ” Connor manambahkan.

Meskipun Connor tidak mendapatkan kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Remy, dengan merawat bayinya memberinya cara termanis untuk mengingat Remy selamanya. (yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

Mereka Menyelamatkan Anak Kucing yang Tak Berdaya yang Bersembunyi di Tempat Parkir

0

Minggu-minggu pertama setelah anak kucing dilahirkan, itu masa-masa yang sangat vital untuk kehidupannya. Anak-anak kecil ini masih belum bisa mengurus diri mereka sendiri dan mereka butuh bantuan ibunya.

Sayangnya, ada banyak anak kucing yang terpapar bahaya tak berujung dan karena alasan tertentu ibu mereka tidak lagi bisa merawat mereka. Ini adalah kasus seekor anak kucing yang mereka temukan di tempat parkir.

Anak kucing itu berada di bawah mobil di tempat parkir di mana meownya hampir tidak terdengar. Berbulu kecil itu tampaknya meminta bantuan dengan sekuat tenaga dan akhirnya bertemu seorang pria yang rela meluangkan waktu yang diperlukan untuk membantunya.

Itu adalah pengguna Reddit yang dikenal sebagai JustAnotherGoodGuy. Ketika dia semakin dekat, pemuda itu menyadari bahwa anak kucing yang malang itu benar-benar sendirian.

Dia tidak bisa begitu saja meninggalkannya di sana. Dia sudah memiliki dua hewan peliharaan di rumah. Mereka tidak benar-benar memiliki sarana untuk menambahkan anggota baru ke keluarga, tetapi begitu dia mengirim gambar ke istrinya, dia tidak bisa menolak.

Berbulu kecil itu memiliki tampilan yang menarik dan itu menunjukkan bahwa dia membutuhkan bantuan segera. Pria muda itu membawanya ke dokter hewan dan di sana mereka memastikan untuk memberikan semua yang dia butuhkan. Dia baru berusia beberapa minggu dan membutuhkan banyak perawatan.

Dia segerga membawa pulang naka kucing itu ke rumah, dan memberinya nama Axel. Dia bergaul luar biasa dengan Othello, kucing di rumah yang berusia tidak kurang dari 19 tahun. Dengan anjing, dia sangat takut pada hari-hari pertama, tetapi sekarang mereka telah menjadi teman baik dan memiliki sesi bermain yang lama.

Itu semua sangat tak terduga tetapi tidak ada keraguan bahwa Axel ditakdirkan untuk mencapai keluarga yang penuh kasih ini.

Sungguh melegakan mengetahui bahwa pria ini menemukan kucing manis. Yang malang itu berada dalam situasi yang benar-benar berbahaya dan sangat kecil kemungkinannya dia akan bertahan hidup di jalanan tanpa bantuan ibunya.

Kisahnya adalah contoh nyata tentang seberapa banyak yang dapat kita lakukan jika kita berhenti selama beberapa menit untuk membantu sedikit berbulu yang dalam kesusahan. (yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi: