Dia Awalnya Mengambil Foto dan Akhirnya Menjadi Ibu dari Beberapa Anak Yatim Piatu
Menangkap keajaiban alam dan semua yang menghuninya adalah hal yang paling membuat Dani Connor bergairah, setelah selama berbulan-bulan pindah ke kota kecil di utara Swedia.
Meskipun memiliki sedikit waktu berbagi dengan penduduk setempat, dia telah mendapatkan kasih sayang dari seluruh komunitas dan merupakan bagian penting dari kehidupan setempat.

Connor adalah pencinta satwa liar, dia selalu memiliki daya tarik tertentu untuk memotret hewan. Salah satu hewan favorit Connor adalah tupai merah. Jenis tupai ini adalah yang paling umum di hutan Eropa.

Di kota di mana dia berada, ada hutan di dekat rumahnya yang memungkinkan dia untuk menangkap melalui lensa kamera keajaiban ibu alam.
Dia tidak pernah membayangkan bahwa dalam salah satu sesinya dia akan menjadi semacam ibu bagi sekelompok kecil tupai bayi.

“Saya telah menghabiskan banyak waktu mengamati tupai merah. Saya dapat memotret mereka dan membedakan setiap spesimen, seiring waktu saya mulai memberi nama mereka. Ada tupai merah yang sangat saya sukai: Saya menamainya Remy, ” kata Connor.

Tupai kecil ini, tidak seperti spesies lainnya, membentuk ikatan yang indah dengan Connor. Remy tampak senang dengan apa yang dilakukan teman barunya, bahkan berpose di depan kamera. Namun, persahabatan lembut di antara mereka terganggu oleh sebuah tragedi.

Suatu hari Connor menemukan tubuh Remy sudah tak bernyawa, tampaknya sebuah mobil telah menabraknya. Untuk menghormati tupai kecil yang telah menjadi temannya, Connor meletakkan tubuh Remy di ranjang bunga.

Namun, ini bukan satu-satunya hal yang dia lakukan untuk berbulu yang telah memberinya momen yang begitu baik.
Selama mereka berbagi, Connor mendapati bahwa Remy adalah ibu bagi bayi-bayi yang masih kecil, dia tentu prihatin dengan nasib bayi tupai, jadi dia memutuskan untuk membantu mereka.

“Aku duduk di hutan tempat aku memotret Remy dan menunggu. Dan tiba-tiba sesuatu yang kecil dan merah melompat di depan saya, ” katanya.
Itu adalah bayi tupai mungil yang menggemaskan. Connor yakin itu anak-anak Remy, jadi dia mencoba mendapatkan kepercayaannya sehingga dia bisa membantunya.

Setelah berkonsultasi dengan seorang ahli satwa liar, Connor menemukan bahwa dia mungkin terlalu kecil untuk makan sendiri, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan makanan yang cukup untuk memastikan bahwa kematian ibunya yang terlalu dini tidak membuatnya kelaparan.
Yang mengejutkan Connor, tupai kecil ini tidak sendirian, keesokan harinya ketika dia kembali untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja, dia melihat empat tupai yatim piatu memakan biji-bijian yang dia tinggalkan.
“Mereka makan makanan yang saya tinggalkan untuk mereka. Saya sangat senang dan lega. Mereka bisa makan makanan padat, sehingga mereka pasti bisa bertahan hidup tanpa ibu mereka, ” ujar Connor.

Sejak itu, Connor telah mengambil peran sebagai ibu bagi makhluk-makhluk kecil ini, membawakan makanannya setiap hari dan mengambil foto-foto yang indah.
Meskipun Remi sudah pergi, dia melakukan pekerjaan yang indah selama dia berbagi dengan bayinya, mengajar mereka beberapa keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk bertahan hidup di alam liar.
“Aku sama sekali tidak berharap menjadi ibu tupai. Sangat jarang melihat bayi tupai merah di alam liar. Jadi saya merasa terhormat telah menemukan mereka dan telah bersama mereka saat mereka tumbuh. Mereka telah memberi saya banyak hiburan dan kesenangan, ” Connor manambahkan.

Meskipun Connor tidak mendapatkan kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Remy, dengan merawat bayinya memberinya cara termanis untuk mengingat Remy selamanya. (yn)
Sumber: zoorprendente
Video Rekomendasi:
Mereka Menyelamatkan Anak Kucing yang Tak Berdaya yang Bersembunyi di Tempat Parkir
Minggu-minggu pertama setelah anak kucing dilahirkan, itu masa-masa yang sangat vital untuk kehidupannya. Anak-anak kecil ini masih belum bisa mengurus diri mereka sendiri dan mereka butuh bantuan ibunya.
Sayangnya, ada banyak anak kucing yang terpapar bahaya tak berujung dan karena alasan tertentu ibu mereka tidak lagi bisa merawat mereka. Ini adalah kasus seekor anak kucing yang mereka temukan di tempat parkir.

Anak kucing itu berada di bawah mobil di tempat parkir di mana meownya hampir tidak terdengar. Berbulu kecil itu tampaknya meminta bantuan dengan sekuat tenaga dan akhirnya bertemu seorang pria yang rela meluangkan waktu yang diperlukan untuk membantunya.
Itu adalah pengguna Reddit yang dikenal sebagai JustAnotherGoodGuy. Ketika dia semakin dekat, pemuda itu menyadari bahwa anak kucing yang malang itu benar-benar sendirian.

Dia tidak bisa begitu saja meninggalkannya di sana. Dia sudah memiliki dua hewan peliharaan di rumah. Mereka tidak benar-benar memiliki sarana untuk menambahkan anggota baru ke keluarga, tetapi begitu dia mengirim gambar ke istrinya, dia tidak bisa menolak.

Berbulu kecil itu memiliki tampilan yang menarik dan itu menunjukkan bahwa dia membutuhkan bantuan segera. Pria muda itu membawanya ke dokter hewan dan di sana mereka memastikan untuk memberikan semua yang dia butuhkan. Dia baru berusia beberapa minggu dan membutuhkan banyak perawatan.

Dia segerga membawa pulang naka kucing itu ke rumah, dan memberinya nama Axel. Dia bergaul luar biasa dengan Othello, kucing di rumah yang berusia tidak kurang dari 19 tahun. Dengan anjing, dia sangat takut pada hari-hari pertama, tetapi sekarang mereka telah menjadi teman baik dan memiliki sesi bermain yang lama.
Itu semua sangat tak terduga tetapi tidak ada keraguan bahwa Axel ditakdirkan untuk mencapai keluarga yang penuh kasih ini.

Sungguh melegakan mengetahui bahwa pria ini menemukan kucing manis. Yang malang itu berada dalam situasi yang benar-benar berbahaya dan sangat kecil kemungkinannya dia akan bertahan hidup di jalanan tanpa bantuan ibunya.
Kisahnya adalah contoh nyata tentang seberapa banyak yang dapat kita lakukan jika kita berhenti selama beberapa menit untuk membantu sedikit berbulu yang dalam kesusahan. (yn)
Sumber: zoorprendente
Video Rekomendasi:
UPDATE : 78.572 Pasien Terkonfirmasi Positif Corona dan 3.710 Meninggal Dunia
ETIndonesia- Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per Selasa (14/7) totalnya menjadi 78.572 setelah ada penambahan sebanyak 1.591 orang. Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 37.636 setelah ada penambahan sebanyak 947 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 3.710 dengan penambahan 54.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 23.001 pada hari sebelumnya, Senin (13/7) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 1.097.468.
Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 161 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 115 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 301 lab.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 12.015 dan jumlah yang akumulatifnya adalah 642.164. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.591 dan negatif 10.424 sehingga secara akumulasi menjadi positif 78.572 dan negatif 563.592.
“Kita mendapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.591 orang, sehingga totalnya kita sekarang sudah mencapai 78.572 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (14/07/2020).
Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.

“Jawa Timur hari ini melaporkan 353 kasus baru, dan 352 sembuh. Kemudian DKI Jakarta 268 kasus baru dengan 120 sembuh. Sulawesi Selatan, 197 kasus baru dan 144 sembuh. Kalimantan Selatan 161 kasus baru dan 54 sembuh,” jelas Yuri.
“Sumatera Utara 130 kasus baru dengan 20 sembuh. Bali 101 kasus dengan 64 sembuh. Jawa Tengah 80 kasus baru 30 sembuh. Jawa Barat 74 kasus baru dan 28 sembuh,” imbuh Yuri.
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari Jawa Timur 17.230, DKI Jakarta 15.064, Sulawesi Selatan 7.294, Jawa Tengah 5.653 dan Jawa Barat 5.235.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 9.528 disusul Jawa Timur sebanyak 6.961, Sulawesi Selatan 3.162, Jawa Tengah 1.995, Jawa Barat 1.924 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 37.636 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 110 kasus, Bali 2.358 kasus, Banten 1.609 kasus, Bangka Belitung 174 kasus, Bengkulu 168 kasus, Yogyakarta 387 kasus.
Selanjutnya di Jambi 124 kasus, Kalimantan Barat 355 kasus, Kalimantan Timur 722 kasus, Kalimantan Tengah 1.254 kasus, Kalimantan Selatan 4.379 kasus, dan Kalimantan Utara 215 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 337 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.594 kasus, Sumatera Selatan 2.754 kasus, Sumatera Barat 803 kasus, Sulawesi Utara 1.697 kasus, Sumatera Utara 2.497 kasus, dan Sulawesi Tenggara 521 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 194 kasus, Lampung 209 kasus, Riau 246 kasus, Maluku Utara 1.145 kasus, Maluku 900 kasus, Papua Barat 292 kasus, Papua 2.366 kasus, Sulawesi Barat 146 kasus, Nusa Tenggara Timur 121 kasus dan Gorontalo 385 kasus serta dalam proses verifikasi ada 34.
Total untuk jumlah suspek yang masih dipantau ada sebanyak 46.701. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 461 kabupaten/kota di Tanah Air. (asr)
Ahli Virologi Tiongkok Ungkap Komunis Tiongkok Merahasiakan Wabah Virus, Ia Kini Mencari Suaka di AS
Cathy He
Seorang wanita ahli virologi Hong Kong mengungkapkan bahwa ia sedang melacak kembali virus Partai Komunis Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan diduga diceritakan oleh seorang pejabat Tiongkok mengenai risiko penularan dari manusia ke manusia oleh virus tersebut pada tanggal 31 Desember 2019— sebelum hal ini dipastikan kepada publik oleh rezim Komunis Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia – WHO.
Dr. Yan Li-Meng, dalam sebuah wawancara dengan Fox News yang diterbitkan pada tanggal 10 Juli, mengatakan ia diberitahu oleh atasannya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong untuk mempelajari virus mirip-SARS yang berasal dari kota Wuhan di tengah Tiongkok pada akhir bulan Desember lalu. Tidak dapat memperoleh informasi dari pihak berwenang Tiongkok, Dr. Yan Li-Meng mengatakan ia menoleh ke seorang teman, seorang ilmuwan di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit milik rezim Tiongkok yang pertama kali mengetahui adanya wabah.
Teman tersebut mengatakan kepadanya bahwa penyakit itu dapat menular di antara manusia pada tanggal 31 Desember 2019. Rezim Tiongkok secara resmi melaporkan wabah pada hari itu, tetapi tidak memastikan adanya penularan dari manusia ke manusia sampai tanggal 21 Januari 2020 setelah berminggu-minggu pada awalnya mengklaim ada sedikit atau tidak ada bukti mengenai penularan dari manusia ke manusia.
Dr. Yan Li-Meng melarikan diri ke Amerika Serikat pada bulan April dan mencari suaka, takut dijatuhi hukuman jika ia kembali ke Hong Kong.
“Alasan saya datang ke Amerika Serikat adalah karena saya menyampaikan pesan kebenaran COVID,” kata Dr. Yan Li-Meng kepada Fox News.
Klaim Dr. Yan Li-Meng menambahkan bukti yang menunjukkan bahwa Beijing sadar akan parahnya awal wabah dan merahasiakannya. Pada saat mengakui adanya penularan dari manusia ke manusia dan mengkarantina Wuhan, lima juta penduduk telah meninggalkan Wuhan sehingga menyebarkan virus ke seluruh Tiongkok dan seluruh dunia.
Dr. Yan Li-Meng mengatakan saat ia melaporkan temuannya mengenai keparahan wabah pada atasan pada pertengahan bulan Januari, ia diberitahu “untuk tetap bungkam dan berhati-hati.”
“Seperti yang ia peringatkan kepada saya, jangan menyentuh garis merah, kami akan mendapat masalah dan kami akan menghilang,” kata Dr. Yan Li-Meng memberitahukan kepada Fox News.
Sejumlah dokumen internal yang bocor yang diperoleh The Epoch Times mengungkapkan bahwa pihak berwenang secara konsisten melaporkan jumlah kasus virus Partai Komunis Tiongkok yang kurang dari jumlah sebenarnya di berbagai daerah di seluruh Tiongkok. Bahkan saat wabah baru muncul dalam beberapa bulan terakhir di timur laut Tiongkok dan Beijing, ibukota Tiongkok.
Organisasi Kesehatan Dunia, yang berulang kali memuji rezim Tiongkok atas “transparansi” rezim Tiongkok di tengah pandemi, baru-baru ini meralat akun resminya mengenai bagaimana Organisasi Kesehatan Dunia diinformasikan mengenai wabah awal oleh Tiongkok.
Sebelumnya, timeline WHO yang resmi mengatakan pihak berwenang kesehatan Tiongkok memberitahukan penyakit itu pada tanggal 31 Desember, tetapi ini diubah untuk mengatakan bahwa kantor Organisasi Kesehatan Dunia di Tiongkok “mengambil pernyataan media oleh Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan dari situs webnya ”pada kasus-kasus yang disebut pneumonia virus di Wuhan.
Minggu lalu, Amerika Serikat mengajukan pemberitahuan untuk menarik diri secara resmi dari WHO atas peran Organisasi Kesehatan Dunia itu dalam membantu rezim Tiongkok dalam merahasiakan pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia kini memulai proses penyelidikan asal usul wabah tersebut. (VV)
Video Rekomendasi :
Klinik PTT Dr. Wen Pinrong : Wajah Hitam Putih
DR. WEN PINRONG
Seorang biksuni berusia 50 tahun pergi ke Indonesia, sempat berdiam selama 3 bulan, sekembalinya ke Taiwan mulai mengalami insomnia, dan jantung berdebar (palpitasi, red.).
Yang paling menyusahkan adalah seluruh wajahnya terlihat gelap menghitam, bahkan menutupi seluruh flek hitam di wajahnya, dan alis matanya seketika memutih seluruhnya, akar rambut di kepalanya yang telah dicukur gundul juga semuanya memutih, ia menjadi berwajah hitam putih, ada apa gerangan?
Biksuni ini sangat cemas, para umat yang peduli kondisi dirinya terus bertanya tanpa henti, sehingga sangat meresahkan. Setelah berobat pada beberapa dokter, mereka semua terheran-heran, bagaimana bisa menjadi seperti ini?
Selain itu sang biksuni juga mengalami sakit kepala, mata berkunang, pinggang ngilu, dan mudah lelah, saya bertanya padanya, “Apakah sebelumnya Anda pernah ke Indonesia?” Biksuni itu menjawab, “Sudah pernah pergi beberapa kali.”
Jadi bukan masalah tidak cocok dengan kondisi alam. Saya bertanya lagi, “Apakah Anda mengonsumsi obat?” Dia menjawab, “Karena nyeri tulang dan otot serta insomnia, pernah diobati dengan metode tradisional Indonesia, dengan menggunakan telur ayam, yang diletakkan pada area yang sakit, telur ayam akan menyerap hawa penyakit, lalu telur itu akan berubah menjadi hitam atau keruh, pasien kemudian merasa nyaman!”
Sungguh metode pengobatan yang unik, setiap negara memang memiliki metode pengobatan tradisional masing-masing.
Lalu apa sebenarnya yang tiba-tiba mengubahnya berwajah seperti Judge Bao? Benar-benar membingungkan! Tidak tahu apa yang harus dilakukan! Penyebab penyakit tidak jelas, organ dalam tubuh sulit ditelusuri, maka dicoba mendiagnosa meridiannya: Liver menentukan rona wajah, masalah rona wajah dicari di meridian liver, insomnia juga disebabkan oleh depresi liver. Paru-paru menentukan kulit dan bulu, masalah pada kulit dan bulu dicari di meridian paru-paru. Pasien merasa dada sesak, jantung berdebar, juga merupakan masalah pada meridian liver dan paru-paru. Kehalusan rambut masalahnya pada meridian ginjal, ram-but adalah indikator kuat lemahnya Qi (baca: chi, energi vital red.) pada ginjal, sakit pinggang juga terkait dengan meridian ginjal, rambut memutih dise-babkan Qi pada ginjal yang lemah dan aliran darah pada liver yang kurang lancar.
Penanganan akupunktur: Insomnia, tusuk titik Taichong, Shenmen,dan Sanyinjiao; dada sesak dan jantung berdebar, tusuk titik Neiguan, Jianshi, dan Daling; Qi pada ginjal lemah, tu-suk titik Taixi, Guanyuan, dan Qihai; untuk menambah darah, tusuk titik Sanyinjiao, dan Xuehai; memperlancar peredaran darah di kepala dan wajah, tusuk titik Baihui, Yingxiang, Fengchi, Xiaguan, dan Hegu; masalah bulu alis, coba titik akupunktur secara parsial, tusuk titik Zanzhu pada kening dan titik Sizhukong pada ujung kening. Tidak yakin apakah efektif atau tidak, setiap kali mencoba penanganan titik aku-punktur berlainan, lalu diatur frekuen-sinya sesuai kondisi.
Setelah setengah bulan terapi, tidak banyak perkembangan. Saya bertanya lagi pada biksuni, “Apakah di tempat tinggal Anda berdiam dilakukan renovasi interior bangunan?” Biksuni itu membenarkan, karena sejumlah material dekorasi/interior bangunan dapat menimbulkan gangguan alergi atau keracunan pada kulit. Melihat biksuni yang cemas itu, saya tersenyum dan menggodanya, “Suhu, Anda sedang mengalami metamorfosis, setelah berubah akan terbang menjadi dewi!” Biksuni itu pun tersipu malu!
Resep: Wajah gelap adalah memar, yang dapat dinetralisir dengan Tao Hong Si Wu Tang; wajah hitam di dalam 5 unsur termasuk masalah air, rona wa-jah dan ginjal diselaraskan lagi dengan ramuan Liu Wei Di Huang Tang; lalu Jia Wei Xiao Yao San untuk mereda-kan depresi liver, menambah darah dan menguatkan limpa; dipadu dengan Xiao Chai Hu Tang ditambah dengan Baizhi (Angelica Dahurica, red.) dan Tusizi (Cuscuta, red.) bergantian.
Saya minta biksuni memasak sari kacang hijau atau sari kacang hitam ditambah dengan 2 potong kayu manis dan di-minum seperti teh, untuk menetralisir beragam racun tak dikenal. Lalu dengan Baihe (bunga Lily, red.), biji bunga tera-tai, jamur kuping putih, biji jelai, dan jujube (angco atau Hung Zao, red.) di-masak sup, dapat menghaluskan kulit. Dengan bagian putihnya kulit semang-ka dan kulit gambas untuk membersih-kan wajah, dapat memutihkan wajah.
Yang harus diperhatikan: Malam hari sebelum pukul 11 harus tidur, rajin memijat sendiri titik-titik Hegu, Xuehai, dan Yingxiang. Sering-sering melakukan peregangan telapak ta-ngan selama 5 detik, mengepalkan ta-ngan dengan kuat selama 5 detik, dapat menguatkan jantung dan memperlancar peredaran darah di wajah. Alis mata ditekan dengan ujung jari dan dipijat, berulang-ulang sampai 9 kali. Memijat cuping telinga, sebanyak 36 kali, pagi dan malam masing-masing pijat cuping 1 kali. Juga ramuan bubuk tradisional disesuaikan kondisi tubuh, gunanya untuk menghilangkan flek di wajah, pagi dan malam masing-masing dioleskan satu kali.
Sebulan kemudian, bulu alis dan akar rambut di kepalanya sudah meng-hitam, flek hitam di wajahnya sudah banyak berkurang. Namun karena biksuni ini harus mengisolasi diri, tidak bisa keluar biara, maka klinik meracik salep kulit khusus (bahan kembang sepatu / hibiscus) untuk memutihkan dan menghilangkan flek hitam, dan memintanya agar sering menyemprotkan Tianluo Shui.
Setengah tahun kemudian biarawati itu datang berobat lagi dengan riang gembira, kulit wajahnya terlihat telah kembali normal, muncul kembali rona wajah wibawanya. (sud)
Artikel Ini Sudah Terbit di Koran The Epochtimes Indonesia Edisi 661
Video Rekomendasi :
Seorang Siswa Bersepeda Selama 48 Hari untuk Kembali ke Keluarganya Setelah Penerbangan Dibatalkan
Pembatalan penerbangan menyebabkan ribuan orang di seluruh dunia benar-benar terdampar, tetapi seorang siswa dari Yunani, itu tidak menghalanginya untuk tetap bisa kembali ke keluarganya .
Mengingat krisis kesehatan yang sedang berlangsung, seluruh penerbangan terhenti, yang menyebabkan seorang siswa berusia 20 tahun, Kleon Papadimitriou terjebak di Skotlandia di mana ia belajar di University of Aberdeen.
Kleon seharusnya terbang kembali ke Yunani tetapi menemukan tiga usahanya memesan penerbangan telah dibatalkan.
Bertekad untuk tetap sampai di rumah, dia memutuskan untuk memulai rute dengan sepeda sejauh 2.175 mil – bisakah Anda bayangkan pelana sakit?
Perjalanan itu memakan waktu 48 hari untuk diselesaikan Kleon, yang dimulai pada 10 Mei berbekal ikan sarden kalengan, selai kacang dan roti, kantong tidur, tenda, dan peralatan untuk sepedanya.
Berbicara tentang perjalanan , Kleon mengatakan kepada CNN:
“Baru saja saya sadar betapa besar pencapaian ini dan saya memang belajar banyak hal tentang diri saya, tentang batasan saya, tentang kekuatan saya dan kelemahan saya. Dan saya katakan saya sangat berharap bahwa perjalanan menginspirasi setidaknya satu orang lagi untuk ke luar dari zona nyaman mereka dan mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang besar.
” […] Sebagai orang yang relatif tertutup, saya terpaksa ke luar dari zona nyaman saya dalam arti bahwa jika saya tidak melakukan beberapa hal, saya tidak akan punya tempat tinggal, saya tidak akan punya air. Itu memaksa saya untuk semacam berinteraksi dan menjangkau.”
Ayahnya memberinya satu syarat untuk perjalanan itu yaitu membuat aplikasi yang memungkinkan keluarga melacak kemajuan Kleon. Dia juga mendokumentasikan perjalanannya di Instagram.
Remaja berusia 20 tahun itu bersepeda dari 35 hingga 75 mil sehari, pertama melintasi Inggris dan kemudian melalui Belanda. Kleon kemudian melewati Jerman, Austria dan Italia sebelum dia naik perahu ke pelabuhan Yunani Patras di mana dia kemudian bersepeda pulang ke Athena.
Kleon tiba di rumah dengan selamat pada 27 Juni di mana dia disambut oleh keluarga dan lusinan teman, serta orang asing yang telah mengikuti perjalanannya
Berbicara tentang akhirnya sampai di rumah, dia mengatakan:
“Itu sangat emosional. Berasal dari keluarga dari dua orangtua yang sangat suka bertualang di tahun-tahun muda mereka, melihat saya mengikuti jejak mereka, saya pikir sangat emosional bagi mereka dan jelas memberi saya banyak makna. Tapi saya pikir jika ada, mereka merasa lega.”
Saya yakin orang tuanya bukan satu-satunya yang merasa lega karena dia sudah menyelesaikan perjalanan lebih dari 2.000 milnya. Selamat istirahat, Kleon!(yn)
Sumber: Unilad
Video Rekomendasi:
Mengabaikan “Rumah”
SHANNON ROBERTS
MERCATORNET
Begitu banyak hal yang menakjubkan seka-ligus menyenangkan dalam kehidupan di rumah. Selimut yang lembut dan empuk. Bunga-bunga segar. Kreativitas. Bermain-main. Pelukan bayi baru lahir. Olahraga.
Aroma harum masakan makan malam. Kopi. Acara televisi favorit seperti memasak (“The Great British Bake-Off”), de-cluttering (Marie Kondo), berkebun (“Love Your Garden”), dan mendesain ruangan dan rumah (“Grand Designs”). Kita menyukai rumah dan pekerjaan rumah tangga.
Akan tetapi untuk membuat rumah jadi menarik, perlu keberadaan, perlu membersihkan, perlu waktu, perlu memasak, perlu anggota keluarga yang saling berpelukan di bawah selimut hangat di pagi hari bahkan jika mereka adalah anak-anak balita yang membangunkan terlalu dini. Pada akhirnya momen-momen kecil yang tampaknya tidak penting seperti inilah, yang kemudian banyak dianggap sebagai hal terbaik dalam hidup.
Namun, dengan tuntutan kesetaraan gender dewasa ini, seakan kita mendadak lupa menegaskan bahwa kita juga berperan sebagai orang tua dan memiliki tanggung jawab di dalam rumah seprofesional, senyata, seberarti, dan semenarik tempat kerja. Kita mendahulukan perayaan CEO wanita, kepemimpinan wanita, dan karier wanita; kita ingin memastikan perempuan memiliki pilihan untuk melakukan pekerjaan yang mereka inginkan dan perusahaan mengambil manfaat dari pengaruh mereka. Bagus.
Namun merayakan kehidupan dalam rumah tangga dan pilihan sejati, juga sama pentingnya, karena ba-nyak orang yang kemudian menemukan bahwa rumah adalah tempat yang juga memuaskan, produktif, atau dibutuhkan. Bagi lainnya, ada jalan tengah yang harus dicari tahu sendiri, suatu tempat di antara CEO yang panik membuat lebih banyak widget atau harga saham yang lebih tinggi dengan menjadi ibu rumah tangga.
Tetapi jika nilai sebuah rumah tangga dan membesarkan anak-anak diabaikan, banyak yang tidak akan menemukan rasa penghargaan dalam rumah tangga atau sebagai orang tua. Dewasa ini, karier merupakan tujuan utama kaum muda, dan sebagai hasilnya, menjadi orang tua akan semakin tertunda. Dengan demikian, banyak wanita yang pada akhirnya tidak memiliki anak sebanyak yang mereka sadari kemudian, atau bahkan tidak memi-liki anak sama sekali karena masalah kesuburan yang berkaitan dengan usia. Mereka terlambat menyadari sukacita saat di rumah dan bersama anak-anak; ini adalah hal yang tidak pernah disebutkan sebagai pilihan bagi mereka.
Lebih memilih karir daripada rumah tangga dan anak-anak adalah salah satu penyebab penurunan tingkat kesuburan yang mengerikan di seluruh dunia. Tingkat kesuburan global sekitar 2,4 kelahiran per wanita, tetapi telah turun jauh di bawah tingkat 2,1 di banyak negara. Laporan Deutsche Bank oleh Sanjeev Sanyal baru-baru ini menunjukkan bahwa puncak jumlah manusia di bumi hanya akan mencapai 8,7 miliar pada 2055, dan turun menjadi 8 miliar pada 2100, penurunan populasi yang jauh lebih cepat dari-pada perkiraan PBB baru-baru ini.
Selain itu, pada saat yang sama, ketika kita lebih merayakan karier daripada rumah tangga, kita khawatir tentang berbagai masalah sosial yang mungkin dapat diselesaikan oleh komunitas yang lebih besar. Jika kita berpandangan jauh ke depan, ada banyak cara di mana rumah tangga berkontribusi besar bagi masyarakat.
Temuan dari review baru-baru ini dari beberapa studi menun-jukkan bahwa kurangnya hubungan sosial menimbulkan risiko kematian dini yang serupa dengan indikator fisik seperti obesitas. Satu studi yang dilakukan oleh Centre for Economics and Busi-ness Research menemukan bahwa komunitas yang terputus dapat membebani ekonomi Inggris 32 miliar pound ($ 39,8 miliar) setiap tahun. Ia juga menemukan bahwa bertetangga telah memberikan manfaat ekonomi yang substansial kepada masyarakat Inggris, mewakili penghematan tahunan sebesar 23,8 miliar pound ($ 29,6 miliar) secara total.
Selain itu, penelitian juga sangat mendukung untuk memiliki pengasuh tunggal di rumah selama 2 hingga 3 tahun pertama kehidupan seorang anak. 10 tahun terakhir telah membawa perubahan mengejutkan dalam bagaimana perkembangan otak dipahami, dan Nathan Wallis telah menjadi pembicara orangtua yang disegani di Selandia Baru, menarik banyak orang. Penelitiannya menunjukkan: “Pendorong utama penyakit mental adalah isolasi … oleh karena itu sangat penting bagi anak-anak untuk membentuk keterikatan yang sehat dalam tiga tahun pertama kehidupan. Manusia saling bergantung secara alami, dan terhubung secara sosial memberi otak kita peptida dan hormon positif yang dibutuhkannya untuk tetap sehat.”
Tetapi untuk membentuk suatu komunitas Anda membutuhkan orang-orang yang punya waktu. Ibu rumah tangga punya waktu. (feb)
Shannon Roberts adalah co-editor blog MercatorNet tentang masalah kependudukan, “Demography is Destiny.” Meskipun ia memiliki latar belakang sebagai pengacara, menulis adalah kecintaannya dan ia telah berkontribusi pada berbagai pubikasi. Dia telah menulis secara teratur masalah demografis selama hampir satu dekade, dan tulisannya menginformasi-kan pengajaran akademik dan debat internasional. Shannon menyeimbangkan tulisannya dengan kecintaannya yang lain — keluarganya. Dia memiliki tiga anak yang cantik dan tinggal di Auckland, Selandia Baru.
Artikel ini kali pertama dipublikasikan di MercatorNet.com dibawah a Creative Commons Licence. Jika Anda menyukai artikel ini silakan kunjungi MercatorNet.com
Keterangan gambar : Penelitian sangat menyarankan bahwa memiliki pengasuh tunggal di rumah selama dua atau tiga tahun pertama kehidupan anak-anak bermanfaat bagi perkembangan mereka. (Alena Ozerova / Shutterstock)
20 Ton Kaki dan Jeroan Babi Ditemukan Berserakan di Sebuah Pantai di Tiongkok
Sekitar 20 ton kaki babi dan organ-organ hewan tak dikenal berserakan di sebuah pantai di Kota Dongguan, Tiongkok pada hari Sabtu (11/7), mendorong pihah berwenang untuk melakukan penyelidikan.
Menurut surat kabar lokal Dongguan Times, kaki dan jeroan babi yang busuk ditemukan tersebar di sepanjang 1 kilometer pantai dekat Humen Pearl River Bridge pada Sabtu pagi.

Pejabat Sumber Daya Air di Dongguan mengatakan pantai itu berbau tidak enak dan unit pembersih telah dikirim untuk menanganinya.
Dia menduga bagian organ babi itu telah berada di dalam air untuk waktu yang lama dan terdampar karena arus laut.

Seorang karyawan Museum Perang Angkatan Laut di pantai mengatakan bahwa sekitar jam 11 malam pada tanggal 10 Juli, ia melihat beberapa kaki babi yang mengambang di pantai. Karena sudah larut, dia memutuskan untuk menunggu sampai keesokan paginya untuk membersihkannya.
Tetapi pada pagi hari tanggal 11 Juli, dia terkejut menemukan bahwa puluhan ribu kaki babi hampir menutupi seluruh pantai, jadi dia menghubungi pejabat kota untuk meminta bantuan.
Pihak berwenang juga mengkonfirmasi berita itu di akun resmi Weibo dan mengatakan beberapa departemen telah mengambil bagian dalam menyelidiki insiden aneh itu.(yn)
Sumber: dkn.tv
Video Rekomendasi:
Bagaimana Konsumsi Seni Memengaruhi Kesehatan
LORRAINE FERRIER
“Anda tidak dapat menghubungkan titik-titik ke depan; Anda hanya dapat menghubungkannya dengan melihat ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik itu entah bagaimana akan terhubung di masa depan Anda,” mantan CEO Apple, mendiang Steve Jobs mengatakan dalam pidato pembukaan Universitas Stan-ford 2005.
Dalam pidatonya, Steve menjelaskan bagaimana setelah dia keluar dari perguruan tinggi, dia tinggal di kampus dan mengikuti kelas kaligrafi. Steve mengaitkan kelas itu dengan alasan tipografi Apple Mac begitu indah, dan salah satu alasan kesuk-sesan Mac yang luar biasa.
Steve mengambil kelas kaligrafi karena ia menikmatinya; dia tidak mengerti betapa pentingnya hal itu untuk kesuksesan masa depannya.
Terinspirasi oleh refleksi mendalam Steve, saya bergabung dengan titik-titik sepanjang hidup saya, tetapi dengan cara yang sangat berbeda: untuk menceritakan bagaimana seni telah memengaruhi kesejahteraan saya. Banyak dari kita, pada satu waktu atau yang lain, mungkin telah melihat kesehatan dan kesejahteraan kita dalam hal makanan dan minuman yang kita kon-sumsi, tetapi kita mungkin tidak mempertimbangkan bagaimana seni yang kita kon-sumsi memengaruhi kualitas hidup kita.
Menemui karya agung
Seni selalu menjadi bagian dari hidup saya, dan saya beruntung telah mengunjungi banyak galeri dan museum terbaik dunia seperti Louvre di Paris; Rijksmuseum di Amsterdam; Museum State Hermitage di St. Petersburg, Rusia; Museum Seni Metropolitan di New York, dan banyak lagi. Dan setelah menjalani sebagian besar hidup saya dalam perjalanan singkat dari lembaga seni kelas dunia London, seni yang hebat praktis ada di depan pintu saya.
Kenangan pertama saya tentang sebuah mahakarya terukir dalam pikiran saya. Itu dalam perjalanan sekolah ke galeri London ketika saya berusia sekitar 11 tahun. Saya melihat gambar kapur merah yang dibuat dengan lembut oleh tangan Raphael, Leonardo da Vinci, atau sejenisnya – Anda akan memaafkan diri saya yang berusia 11 tahun karena tidak mengingat detail penting ini.
Saya kagum pada penggambaran yang agak halus, namun saya tidak bisa menjelaskan mengapa. Saya tidak ingat bahkan memahami materi pelajaran. Tapi gambar itu membuat saya terpesona sampai-sampai ketika teman sekolah saya berjalan ke kejauhan, saya tetap diam disana dan menatap karya agung misterius ini.
Sekitar 10 tahun setelah pertemuan pertama itu, saya menghabiskan banyak waktu makan siang untuk duduk di galeri Old Masters di London Tate Gallery (sekarang Tate Britain), yang hanya berjarak sepelemparan batu dari tempat saya bekerja. Ketika saya duduk di antara karya-karya agung itu, saya selalu mendapatkan semacam jeda dan hiburan, tidak peduli apa yang terjadi dalam hidup saya.

Pengalaman-pengalaman yang saya miliki dengan lukisan tradisional tampaknya memiliki kemampuan untuk mengangkat saya. Saya berpikir kembali ke seni lain yang telah meninggalkan kesan mendalam pada saya untuk lebih mengerti.
Monet dan lainnya
Satu hal yang saya tidak akan pernah lupakan adalah melihat karya Monet, “Water Lilies”, dalam perjalanan pertukaran sekolah ke Paris pada tahun 1991. Pada saat itu, saya sangat kagum dengan apa pun yang dibuat Monet.
Monet secara khusus melukis serang-kaian bunga teratai untuk menjangkau panjang dan luasnya dua galeri oval di Museum Orangerie, yang mencakup lebih dari 100 meter linier.
Saya berjalan di sekitar salah satu galeri oval, dengan mata terpaku pada bunga teratai biru pink hijau pastel Monet yang tampak menari dengan cahaya. Ketika kaki saya mengikuti lekukan galeri, saya menjadi semakin terhipnotis oleh permainan warna yang lembut, sedemikian rupa sehingga saya gagal menyadari langkah kecil di lantai tempat lantai bertemu dengan dinding. Dalam sekejap, saya kehilangan pijakan dan terpeleset. Secara naluriah saya mengulurkan tangan saya untuk menstabilkan diri saya dan kanvas Monet yang bertempo tinggi. Tak perlu dikatakan, saya malu. Saya terbangun dari kesunyian canggung yang memekakkan telinga (yang tampaknya menemani kecelakaan apa pun) oleh petu-gas galeri yang berteriak kepada saya dalam bahasa Prancis. Itu bukan pertemuan seni saya yang paling membanggakan, tapi itu banyak mengajari saya.
“Water Lilies” karya Monet memikat saya sedemikian rupa sehingga saya benar-benar kehilangan pijakan. Saya sekarang menyadari bahwa itulah yang dilakukan oleh banyak seni modern: Ini membingungkan kita daripada membimbing kita.
Mengingat kecanggungan saya, perjumpaan secara dekat dengan seni Monet yang mengejutkan saya. Hanya dua karya seni modern lainnya yang mengesankan saya. Yang pertama adalah “My Bed”, yang dibuat pada tahun 1998 oleh seniman Inggris Tracey Emin.
Instalasi Tracey terdiri dari tempat tidurnya yang belum dirapikan saat dia sedang mengalami gangguan mental. Tempat tidur dipenuhi dengan paket rokok, botol vodka, tisu kotor, dan sejenisnya. Harus diakui, itu menggugah pikiran: itu mem-buat saya mempertanyakan apakah saya akan membersihkan tempat tidur saya pagi itu. Itu tidak membuat saya berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik selain mem-buat saya berpikir untuk membersihkan rumah saya. Itu hanya menimbulkan rasa jijik dan belas kasihan untuk Tracey.
Seni Tracey terasa terlalu seperti apa yang saya lihat di berita: pernyataan kehidupan seseorang tanpa kepositifan.
Yang kedua adalah instalasi seni di Tate Modern yang mendorong saya untuk tidak pernah kembali ke sana lagi. Instalasi yang menyinggung itu adalah kumpulan tiang totem yang berwarna-warni dengan suffragette dan seruan perang protes feminis.

Saya meninggalkan Tate Modern dalam protes diam-diam.
Saya menyadari bahwa karya seni oleh Monet, Tracey, dan sejenisnya bukan untuk saya. Saya merindukan seni dengan kualitas penebusan. Sederhananya, saya mencari hiburan dalam seni.
Kebijaksanaan kuno
Sekarang saya mengerti lebih banyak tentang bagaimana berbagai jenis seni memengaruhi saya, ada titik lain untuk dihubungkan.
Selama sekitar 10 tahun, saya bekerja sebagai seorang praktisi Ayurveda. Ayurveda (bahasa Sansekerta untuk pengetahuan hidup) adalah sistem pengobatan alami kuno, mirip dengan pengobatan Tiongkok, yang dimulai di India sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Ayurveda memandang penyakit secara berbeda dari pengobatan Barat dan mendefinisikan penyakit (ketidaknyamanan) sebagai segala sesuatu yang menyebabkan ketidaknyamanan, apakah itu berasal dari mental atau fisik. Dengan menggunakan prinsip-prinsip Ayurveda, kita dapat menyadari bagaimana hal-hal kecil di zaman kita dapat memengaruhi kesehatan kita. Misalnya, salah satu dasar Ayurveda adalah prinsip “peningkatan yang serupa serupa.”
Sebagian besar dari kita berlatih ini secara naluriah: Ketika kita panas, kita mungkin secara otomatis meraih es krim atau segelas air es dingin untuk mendi-nginkan diri kita. Kami tidak akan meng-ambil sesuatu yang panas, karena itu akan meningkatkan suhu. Itulah prinsip pening-katan yang serupa dalam praktiknya.
Jadi Ayurveda menyatakan bahwa untuk meringankan ketidaknyamanan kita harus pergi untuk kualitas yang berlawanan dari apa yang kita alami.
Ayurveda juga percaya bahwa semua yang kita konsumsi, baik itu makanan atau melalui pengalaman indrawi kita, adalah makanan. Maka, masuk akal bahwa salah satu prinsip Ayurveda untuk kesehatan dan kebahagiaan yang baik adalah penggunaan yang tepat dari panca indera kita — mungkin sesuatu yang tidak perlu kita pikirkan. Namun, semua yang kita konsumsi dengan indera memengaruhi kita.
Ayurveda memiliki konsep “asatmyen-driyartha samyoga”, bahasa Sansekerta untuk kontak indra yang tidak sehat dengan objek-objek mereka. Objek indera penglihatan adalah mata, misalnya. Tindakan tidak baik datang dalam tiga kategori yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan: penggunaan indra yang berlebihan, tidak aktif, atau tidak tepat.
Sebagian besar waktu, kita mungkin dalam keadaan menggunakan akal sehat kita secara berlebihan, jika perjalanan sehari-hari kita melibatkan diri kita dibombardir dengan papan reklame dan berse-lancar di media sosial, itu contohnya.
Dalam konteks ini, saya bisa mulai me-mahami bagaimana seni melihat meme-ngaruhi kesehatan saya. Dari tiga tindakan tidak bermanfaat, penggunaan indera kita yang tidak tepat, yang oleh Ayurveda disebut sebagai “mithya yoga” (bahasa Sansekerta untuk penyatuan yang tidak pantas) sangat relevan. Persatuan yang tidak patut ini adalah tindakan yang kita lakukan meskipun tahu itu tidak baik bagi kita. Salah satu penggunaan penglihatan yang tidak tepat adalah melihat penglihatan yang menyimpang atau objek yang menjijikkan, menakutkan, atau agresif.
Dengan pengetahuan ini, saya dapat melihat bagaimana saya menciptakan beberapa ketidaknyamanan dalam diri saya dengan melihat baik pada seni yang tidak menyenangkan atau seni yang betapapun indah tidak cukup benar untuk kehidupan nyata. Maka masuk akal bahwa seni yang saya lihat ketika seorang gadis sangat menyentuh saya, bahkan sekalipun saya tidak tahu apa artinya, itu menghubungkan saya dengan kemanusiaan saya. Saya mengenalinya pada tingkat jiwa, dan pengalaman itu menumbuhkan saya.
Pelukis Inggris Sir Joshua Reynolds melakukannya dengan benar ketika pada tahun 1784 ia berkata, “Sebuah ruangan yang tergantung dengan gambar adalah sebuah ruangan yang penuh dengan pikiran.” Layak dipikirkan adalah maksud dari gambar tersebut, pemikiran yang coba disampaikan oleh seniman, selain apakah seni itu diilhami dengan kebaikan yang tidak terpisahkan dengan kesehatan kita.
Kami tidak dapat melihat apa yang telah kami lihat. Tetapi, sebagian besar, kita dapat memilih apa yang kita konsumsi. Pertanyaannya adalah: Apakah kita ingin mengonsumsi seni yang berkontribusi pada ketidaknyamanan kita atau keharmonisan batin kita? (nit)
Keterangan gambar : Lukisan Italia, abad ke-17, di Galeri Nasional, London. (Alex Segre / Shutterstock)
Artikel Ini Sudah Terbit di Koran The Epochtimes Indonesia Edisi 661
Video Rekomendasi :