Epochtimes.com- Saat
ini, Amerika Serikat sedang menyelidiki apakah virus komunis Tiongkok bocor
dari laboratorium P4 di Wuhan. Sementara itu, negara-negara seperti Inggris dan
Prancis juga mempertanyakan sumber virus. Fokus global kini terkonsentrasi pada
laboratorium P4 Wuhan, yang membuat dilema Prancis karena laboratorium itu
adalah proyek kerja sama Tiongkok dengan Prancis.
Menurut laporan Radio France Internationale, stasiun radio Prancis, wabah SARS pada tahun 2003 silam berasal dari Guangzhou, Tiongkok, dan juga menyebabkan epidemi global. Menurut keterangan seorang pejabat senior Prancis, pada saat itu, ada yang mengatakan perlu membantu Tiongkok mempelajari virus baru, agar masyarakat Tiongkok yang tidak memiliki fasilitas yang relevan dan pengetahuan yang diperlukan, terhindar dari virus.
Pada tahun 2004,
ketika Jacques René Chirac, mantan Presiden Republik Prancis periode 17 Mei
1995 – 16 Mei 2007, mengunjungi Tiongkok, ia menyepakati kerja sama dengan
Komunis Tiongkok.
Ketidaktransparan
komunis Tiongkok mengejutkan Prancis
Laporan investigasi
menyebutkan bahwa pada awalnya, para ahli perang kuman Perancis menentang
kesepakatan itu. Karena saat itu tidak lama setelah peristiwa 9.11, yakni
serangan menara World Trade Center (WTC) Amerika Serikat pada 9 November 2001.
The General Secretariat for Defence and National Security (SGDSN) atau
Sekretariat Jenderal untuk Pertahanan dan Keamanan Nasional Prancis khawatir
laboratorium P4 mungkin akan menjadi gudang senjata biologis. Lain halnya
dengan energi nuklir atau senjata kimia, fasilitas medis yang sensitif
tidak memiliki lembaga pengawas internasional.
Alasan lain adalah
Komunis Tiongkok selalu menolak untuk menjelaskan dengan jelas keberadaan
beberapa laboratorium P3 yang didanai oleh pemerintah Prancis setelah pecahnya
SARS / Sindrom Pernapasan Akut Parah.
Antoine Izambard,
penulis buku “France Chine, les liaisons dangereuses,” menyebutkan,
bahwa pada saat itu, Prancis mengurangi minat untuk kerja sama karena kurangnya
transparansi Tiongkok. Interpretasi Tiongkok tentang penggunaan laboratorium
aktivitas P3 itu sangat tidak transparan.
Tak mengherankan
beberapa orang di pemerintahan Prancis mengatakan, bahwa Komunis Tiongkok pasti
akan menggunakan lab P4 dengan cara yang sama, dan prospeknya sangat
mengerikan.
Peraturan ekspor
laboratorium P3 tidak begitu ketat, tetapi tidak sama dengan Lab P4. Pada saat
itu, seorang peserta mengatakan : “P4 seperti sebuah pabrik pengolahan
pasca-nuklir. Itu adalah semacam bom atom bakteri.”
Mereka yang menentang
proyek kerjasama itu khawatir ketidaktransparanan komunis Tiongkok akan menjadi
hambatan atas kerja sama antara kedua belah pihak.
Laporan itu mengatakan
bahwa politisi Prancis menyetujui proyek tersebut tanpa mendengar keberatan
dari para ahli. Tetapi pada akhirnya dipastikan kecurigaan para penentang itu
terbukti benar.
Komunis Tiongkok
melanggar perjanjian, Prancis disingkirkan
Menurut laporan,
perusahaan Tiongkok pada awalnya membangun sebagian besar laboratorium P4
sesuai dengan spesifikasi, namun belakangan Tiongkok mulai waspada dan mendepak
para ahli Perancis. Salah seorang ahli terkait mengungkapkan, arsitektur
laboratorium P4 sangat kompleks, tata letak ruang tertutup membutuhkan teknologi
dan pengetahuan khusus. Namun, perilaku pihak Tiongkok mengecewakan para ahli
Perancis yang tidak bisa menghentikan proyek itu.
Laporan investigasi
mengutip pernyataan seorang diplomat, bahwa pihak berwenang Prancis melakukan
kesalahan karena terlalu naif. Prancis berpikir Komunis Tiongkok dapat
dipercaya. Diplomat itu menjelaskan bahwa kasus itu sangat rumit.
“Kami telah
mendapatkan jaminan tertulis, tetapi kami tidak yakin apakah jaminan ini dapat
dilaksanakan dan dipatuhi,” kata sang diplomat.
Pada tahun 2015,
industrialis farmasi Prancis Alain Mérieux meninggalkan posisi ketua komite
bilateral karena kecewa kerja sama Tiongkok dengan Prancis tidak benar-benar
terwujud. Sementara Technip, penyedia manajemen proyek juga menolak untuk
mengotentikasi bangunan itu.
Menurut laporan itu,
50 peneliti Prancis yang telah merencanakan kerja di P4 Wuhan sesuai dengan
rencana itu tidak jadi ke laboratorium tersebut. Alasan sebenarnya, karena
laboratorium P4 secara bertahap menyingkirkan kontrol dari para ilmuwan Prancis
dan melanggar tujuan semula dalam kontrak Paris dan Beijing. Hanya ada para
peneliti Tiongkok di laboratorium Wuhan, tidak ada peneliti Prancis yang
waspada terhadap para peneliti Tiongkok.
Laporan survei
menyebutkan, bahwa sejak awal, orang-orang telah menyatakan keraguan tentang
keandalan laboratorium P4 Wuhan. Menurut laporan The Washington Post
sebelumnya, pada Januari 2018, staf Kedutaan Besar Amerika Serikat mengunjungi
situs tersebut dan memperingatkan bahwa tempat dimana corona virus kelelawar
diteliti itu tidak menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai.
Media resmi Komunis
Tiongkok juga pernah melaporkan kesalahan laboratorium itu pada 16 Februari
2020. Laporan itu menyebutkan bahwa setelah melakukan percobaan, para peneliti
membuang bahan-bahan laboratorium tanpa penanganan khusus terhadap bahan-bahan
biologis. Selain itu, banyak peneliti menjual hewan percobaan di pasar Wuhan.
Melakukan
eksperimen pada manusia untuk kembangkan vaksin
Radio France
Internationale mengutip beberapa sumber dari Prancis dan Tiongkok,
mengatakan bahwa pada pertengahan Maret 2020, Laboratorium P4 bekerja sama
dengan sebuah perusahaan bioteknologi Tiongkok melakukan uji coba vaksin.
Metodenya adalah
menginokulasi atau proses pemindahan virus pada monyet terlebih dahulu, dan
setelah menonaktifkannya, lalu menyuntikkannya ke tubuh manusia.
Zhao Yan, wakil
direktur di Zhongnan Hospital of Wuhan University, juga mengkonfirmasi bahwa
kelompok pertama yang menginokulasi adalah sukarelawan, dan berjalan dengan
lancar. Zhao Yan tahu ada dokter yang terlibat, partai pertama tidak banyak
jumlahnya, sementara percobaan produk partai kedua sedang diuji, dan jumlahnya
relatif besar.
Terkait vaksin virus
yang tidak aktif itu, Frédéric Tangy, peneliti dari Pasteur Institute Paris
mengatakan: “Ada risiko memperburuk penyakit. Ini adalah bencana dan
sesuatu yang terburuk.”
Keterangan gambar :
Laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, yang selesai dibangun pada 2017.
(RETAMAL HEKTOR / AFP via Getty Images)
Ntdtv.com- Menurut
laporan media, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Komunis Tiongkok
menunjukkan bahwa sejak bulan Maret telah terjadi 13 wabah demam babi Afrika
pada peternakan babi. Seorang pengusaha dari Henan membeli 400 babi hidup dari
Provinsi Jiangsu. Peungusaha itu mengetahui bahwa beberapa babi positif terkena
demam babi Afrika, tetapi dia tetap menjual ke peternakan Hebei.
Sekitar 111 ekor babi hidup dijual ke Sichuan, dan 7 ekor babi mati selama transportasi yang mengakibatkan epidemi demam babi Afrika menyebar.
Ada operator
transportasi babi di Sichuan yang berspesialisasi dalam akuisisi dan penjualan
babi muda ilegal. Operator membeli 249 babi muda dari Hubei dan mengirimkannya
ke tempat lain untuk dijual. Dalam proses transportasi ada babi muda yang mati.
Setelah dilakukan tes, hasilnya menunjukkan respons positif terhadap demam babi
Afrika.
Di provinsi Henan, ada juga peternak babi yang terlibat dalam penjualan babi yang terinfeksi. Peternakan babi lokal membeli 364 ekor babi muda “kelas A sehat” dari pedagang Hebei. “Kelas A sehat” berarti babi yang yang mati karena sakit. Setelah diperiksa, babi itu juga ditemukan positif terinfeksi demam babi Afrika.
Sebelumnya, Kantor
Berita Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Komunis Tiongkok mengumumkan
pada 30 Maret lalu bahwa seorang peternak di Kota Ordos, Daerah Otonomi
Mongolia Dalam menemukan babi mati secara tidak normal, dan demam babi
Afrika didiagnosis oleh pusat pencegahan dan pengendalian penyakit hewan di
wilayah otonom.
Setelah diselidiki,
peternak itu secara ilegal mengangkut 200 babi dari provinsi lain, diantaranya
ada 92 ekor babi yang mati.
Sebelumnya epidemi
demam babi Afrika pernah meletus di Tiongkok daratan pada tahun 2018 silam. Dampaknya
menghantam industri babi. Wabah berangsur-angsur mereda hingga Desember 2019.
Keterangan foto: Epidemi pneumonia Komunis Tiongkok belum
hilang, Tiongkok kembali mengalami epidemi demam babi Afrika. (Gambar Scott
Olson / Getty)
Organisasi Kesehatan Dunia – WHO kehilangan kredibilitasnya karena gagal memperingatkan dunia mengenai kemungkinan darurat kesehatan yang disebabkan oleh penyebaran virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru di Tiongkok.
“Kami menghabiskan hampir setengah miliar dolar untuk WHO. Tiongkok, yang mengendalikan WHO, sayangnya, WHO menjadi alat propaganda Tiongkok, menghabiskan sekitar USD 40 juta. Paling sedikit itulah yang Tiongkok habiskan untuk WHO secara terbuka. Bagaimana Tiongkok menghabiskan dana lain untuk memengaruhi WHO adalah sesuatu yang sedang kami selidiki dengan sangat hati-hati,” kata Robert O’Brien, Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden Trump.
“Kami belum tahu, hal tersebut adalah sesuatu yang sedang kami selidiki. Apakah uang Tiongkok membantu memengaruhi WHO beserta keputusannya mengenai kesehatan dan medis. Jelas ada banyak korupsi di dalam WHO, dan kami akan mencermati isu tersebut,” tambah Robert O’Brien.
Jika Presiden Trump tidak mendapatkan “reformasi yang diperlukan” di WHO, maka pemerintahan Donald Trump akan memberikan uang secara langsung kepada organisasi nirlaba seperti Palang Merah, Dokter Tanpa Batas, atau lainnya.
“Organisasi tersebut benar-benar membantu orang, pasien COVID-19, dan organisasi tersebut membantu menghentikan penyebaran virus,” kata Robert O’Brien.
Presiden Trump menunda pendanaan untuk WHO awal bulan ini karena WHO gagal menyelidiki laporan terpercaya yang bertentangan dengan narasi resmi Tiongkok mengenai virus Komunis Tiongkok, yang menyebar sehingga mengarah ke wabah yang lebih luas daripada yang seharusnya terjadi.
Sementara pendanaan dihentikan, tanggapan WHO terhadap wabah virus Komunis Tiongkok sedang ditinjau oleh pemerintahan Trump, yaitu diperkirakan memakan waktu 60-90 hari.
“Namun, uang yang telah diberikan kepada WHO tidak akan diambil kembali; hanya pendanaan baru yang dijeda,” jelas John Barsa, yang bertindak sebagai administrator dari Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat saat briefing pada tanggal 22 Maret lalu.
“Karena pandemi tidak dapat menunggu untuk ditinjau, Amerika Serikat akan terus membantu negara-negara lain di seluruh dunia. Sekali lagi, Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat akan memilih saluran terbaik tergantung pada keadaan dan dapat menggunakan berbagai organisasi internasional, organisasi nirlaba, organisasi berbasis agama, atau kontraktor,” kata Jim Richardson, Direktur Bantuan Asing di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat saat briefing yang sama.
Bagaimana WHO Menanggapi Wabah Virus Komunis Tiongkok
“Setelah wabah SARS pertama pada tahun 2003, peraturan WHO mengenai bagaimana seharusnya negara-negara melaporkan ancaman kesehatan masyarakat direformasi atas inisiatif yang dipimpin Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat briefing yang sama.
Aturan baru tersebut memiliki efek pada tahun 2007 mengatur secara rinci bagaimana masing-masing negara anggota WHO harus mengungkapkan informasi adanya ancaman kesehatan di wilayahnya yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat dan menimbulkan keadaan darurat kesehatan di negara lain.
“Kami sangat percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak melaporkan wabah jenis Coronavirus baru secara tepat waktu kepada WHO. Bahkan setelah Komunis Tiongkok tidak memberitahu WHO mengenai wabah Coronavirus, Tiongkok juga tidak membagikan semua informasi yang dimilikinya,” kata Mike Pompeo.
Mike Pompeo menilai, rezim komunis Tiongkok tidak melaporkan adanya penularan manusia-ke-manusia yang berkelanjutan selama sebulan sampai virus tersebut menyebar di setiap provinsi di Tiongkok. Tiongkok memerintahkan untuk menghentikan pengujian sampel baru, dan Tiongkok menghancurkan sampel yang ada.
Tiongkok juga menindas pelapor pelanggaran yang berusaha memperingatkan dunia mengenai adanya potensi ancaman kesehatan.
“Partai Komunis Tiongkok masih belum membagikan sampel virus dari dalam negeri Tiongkok kepada dunia luar, sehingga membuat Tiongkok mustahil untuk melacak evolusi penyakit itu,” kata Mike Pompeo.
Aturan baru tersebut memberi wewenang kepada Kepala WHO untuk menginformasikan kepada masyarakat kapan sebuah negara anggota WHO gagal mengikuti aturan ini, tetapi hal tersebut tidak terjadi dalam kasus pandemi virus Komunis Tiongkok.
WHO mengatakan bahwa pihak berwenang Tiongkok pertama kali memberitahu WHO adanya wabah tersebut pada tanggal 31 Desember 2019, tetapi WHO tidak menyampaikan informasi tersebut kepada dunia pada hari itu juga.
WHO juga tetap diam saat epidemi menyebar luas di Wuhan, dan rezim Tiongkok membungkam para dokter dan pelapor pelanggaran lainnya yang berusaha memperingatkan masyarakat mengenai wabah itu.
WHO juga terlambat memberitahu dunia mengenai kemungkinan penularan penyakit virus Komunis Tiongkok dari manusia ke manusia atau terjadinya penularan infeksi di antara pekerja perawatan kesehatan. Akibatnya memungkinkan virus Komunis Tiongkok menyebar secara internasional, yang bertentangan dengan temuan para ahli medis dari Taiwan yang melakukan evaluasi wabah pandemi itu di Wuhan.
Pemodelan statistik, laporan saksi mata, dan dokumen yang ada menunjukkan bahwa pihak berwenang Tiongkok menyembunyikan skala wabah sebenarnya di Wuhan dan wilayah lainnya di Tiongkok. (Vv)
FOTO : Gedung kantor pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa pada 11 Maret 2015. (Raphael Satter / The Canadian Press)
Pada bulan Januari 2020 lalu, seorang pria yang dari Wuhan datang ke Negara Bagian Washington, ia didiagnosis dengan virus Komunis Tiongkok. Hingga saat ini, lebih dari 880.000 kasus telah didiagnosis di Amerika Serikat dan lebih dari 50.000 kematian. Wabah itu berdampak dalam lima minggu terakhir, lebih dari 26 juta orang kehilangan pekerjaan.
Presiden AS Trump baru-baru ini menyatakan di Gedung Putih saat briefing, bahwa epidemi virus Komunis Tiongkok yang berasal di Wuhan. Trump menuturkan, epidemi seharusnya bisa saja dikendalikan di Tiongkok. Akan tetapi, Komunis Tiongkok menyembunyikannya menyebabkan lebih dari 180 negara di seluruh dunia menderita. Dia juga menunjukkan bahwa siapa yang akan mempercayai data resmi Komunis Tiongkok. Trump mengatakan, Amerika Serikat telah meluncurkan penyelidikan yang akan membuat Komunis Tiongkok menanggung konsekuensinya.
Partai Republik yang tidak puas dengan Komunis Tiongkok, telah mengusulkan sejumlah metode untuk meminta Komunis Tiongkok bertanggung jawab dan menuntut kompensasi. Partai itu menyarankan agar Presiden Trump membatalkan utang AS lebih dari US $ 1 triliun ke Tiongkok. Trump juga diminta mempromosikan rantai perusahaan-perusahaan Amerika yang memasok produk medis mereka di daratan Tiongkok, agar ditransfer kembali ke Amerika Serikat.
Sementara itu, Jaksa Agung di negara bagian Missouri, AS menggugat pihak berwenang Tiongkok di pengadilan federal minggu ini. Ia menuntut Komunis Tiongkok memberikan kompensasi kepada negara atas miliaran dolar yang dihabiskan untuk merespons epidemi tersebut.
Sedangkan, Jaksa Agung di negara bagian Mississippi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa ia bermaksud melakukannya. Ia bersumpah tak akan membiarkan Komunis Tiongkok tidak dikenai hukuman.
Lindsey O. Graham, ketua Komite Kehakiman Senat AS, baru-baru ini menuduh pemerintah Beijing melakukan “kelalaian serius dan penipuan yang disengaja” dalam menangani epidemi.” Ia mengatakan, Tiongkok harus membayar harganya.”
Dia menyerukan pembatalan utang AS kepada Komunis Tiongkok, pengenaan “tarif pandemi” pada barang-barang Tiongkok. Selain itu, menjatuhkan sanksi terhadap pejabat Komunis Tiongkok.
The Washington Post melaporkan pada 24 April, bahwa prioritas administrasi Trump sebelum pemilihan akhir tahun adalah untuk menghindari ketidakpatuhan Komunis Tiongkok dengan perjanjian perdagangan tahap pertama dan pembelian produk pertanian AS sebagaimana disepakati.
Namun demikian, Presiden Trump menjelaskan di pengarahan Gedung Putih beberapa hari yang lalu bahwa jika Komunis Tiongkok tidak memenuhi perjanjian perdagangan dengan alasan bencana alam, ia akan mengakhiri perjanjian.
Senator AS Tom Cotton mengatakan, dia telah mengusulkan dua rancangan undang-undang untuk memberi sanksi kepada pejabat Tiongkok. Selain itu, mengizinkan warga AS untuk menuntut rezim Komunis Tiongkok sebagai kompensasi.
Senator AS Josh Hawley baru-baru ini, mengusulkan RUU untuk menghapuskan kekebalan pemerintah asing dari proses hukum. Tujuannya, memungkinkan para korban pandemi untuk secara langsung menuntut Komunis Tiongkok dan menuntut kompensasi.
Selain itu, Hawley juga meminta Dewan Negara untuk membentuk kelompok ad hoc untuk menyelidiki penanganan Beijing terhadap epidemi. Dewan Negara juga diminta membantu para korban untuk mengklaim kompensasi dari Komunis Tiongkok.
Derek Scissors, seorang analis Tiongkok di American Enterprise Institute, mengatakan bahwa beberapa anggota parlemen dari Partai Republik sedang mendiskusikan kemungkinan rancangan undang-undang. Yang mana, mengharuskan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) untuk menilai tanggung jawab Komunis Tiongkok terhadap pandemi, terutama Tanggung jawab finansial yang harus dipikul Amerika Serikat.
Derek Scissors mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk “memberitahu para pembuat kebijakan AS bahwa Komunis Tiongkok telah menipu AS, daripada berpura-pura bahwa Tiongkok akan membayar kepada AS. “Sekarang, kita hanya berjuang dalam kegelapan,” kata Derek Scissors. (Hui/asr)
Saat dunia menyesuaikan diri dengan aturan jarak sosial, netizen di seluruh dunia beralih ke media sosial, berbagi gambar hewan yang mematuhi aturan jarak sosial jauh lebih baik daripada manusia.
Gambar-gambar tersebut, yang disusun oleh Bored Panda, memperlihatkan gambar-gambar kucing, burung, dan hewan lain yang ditangkap pada saat yang tepat untuk menunjukkan kepada mereka mematuhi aturan jarak sosial, seperti yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di antara gambar yang ditampilkan dalam artikel itu adalah sekelompok kucing bermalas-malasan di atas atap di lokasi yang tidak diketahui. Berlatih aturan satu meter, kucing menjauhkan diri sesuai genteng masing-masing.
Gambar lain menampilkan sekelompok kucing berbaris untuk memasuki premis toko di Jepang.
Kucing bukan satu-satunya hewan yang menjaga jarak selama wabah COVID-19, hewan lain juga ikut serta dalam aksi tersebut.
Bahkan anjing dan bebek pun menginginkan aksi tersebut.
Jelas, menurut Psikologi Today Dr Daniel Marston,: “Spesies hewan akan sering memaksa anggota untuk menjauhkan diri secara sosial sebagai cara menjaga anggota yang sakit dari berada di sekitar mereka.”
“Hewan secara naluriah mengenali ketika anggota lain memiliki penyakit yang dapat ditularkan kepada anggota lain dari kelompok dan akan mengarahkan anggota tersebut untuk berpisah dari kelompok yang lebih besar untuk melindungi anggota dari penyakit tersebut.”
“Mereka masih akan menyediakan makanan dan dukungan tetapi akan meminta mereka untuk menjauhkan diri dari kelompok yang lebih besar.”
Adalah baik untuk memahami bahwa apa yang dilakukan hewan lebih dari sekadar kebetulan belaka.
Menurut pendapat kami, hewan jauh lebih baik dalam menjaga jarak sosial daripada sebagian dari kita!(yn)
Sejumlah media
mengutip intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Kim Jong-un berada dalam
kondisi bahaya usai menjalani pembedahan kardiovaskuler baru -baru ini.
Beberapa pejabat intelijen Amerika mengatakan kepada CNBC News bahwa
apabila nyawa Kim Jong-un terselamatkan ia mungkin mengalami cacat seumur hidup
dan kehilangan kemampuannya untuk melakukan aktivitas fisik.
Media Jepang ‘Shukan Gendai’
pada 24 April menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa, menurut
personil dari tim medis Tiongkok, Kim Jong-un sekarang telah menjadi seorang
yang vegetatif. Meskipun komunis Tiongkok mengirim tim medis yang terdiri diri
hampir 50 orang ahli ke Pyongyang, tetapi sudah terlambat.
Qin Feng, wakil
direktur Hongkong Satelit TV memberitahu lewat Weibo pada 24 April bahwa Kim
Jong-un telah meninggal. Qin Feng adalah keponakan Li Zhaoxing, mantan menteri
luar negeri Tiongkok.
Bloomberg melaporkan
bahwa selama 8 tahun berkuasa, kondisi kesehatan Kim Jong-un terus dipenuhi
dengan misteri. Keluarga Kim juga memberlakukan tradisi seperti dinasti lainnya
yang turun temurun, kekuasaan berada di tangan ahli waris laki-laki dan
memerintah Korea Utara selama 70 tahun. Namun Kim Jong-un lelaki berusia 36
tahun ini belum memiliki seorang ahli waris, jadi kerabat dekatnya berpotensi
menjadi calon penerus.
Laporan menyebutkan
bahwa adik perempuan Kim Jong-un, yakni Kim Yo-jong adalah salah satu pembantu
terdekatnya, ia adalah adik seayah-seibu, dan pernah menemani Kim Jong-un dalam
pertemuan dengan pemimpin Amerika dan Tiongkok.
Pada awal bulan April, Kim Yo-jong diangkat kembali sebagai anggota pengganti Politbiro Partai Buruh. Ia adalah kandidat dari keluarga Kim yang paling cocok sebagai pengganti Kim Jong-un bila ia berhalangan. Namun, tidak jelas apakah Korea Utara dapat menerima wanita sebagai pemimpin puncak.
Keterangan foto: Kim Yo-jong saat menghadiri upacara peringatan 25 tahun wafatnya mendiang Kim Il-sung. Peringkat kekuatan Kim Yo-jong di Korea Utara sudah masuk 10 besar. (video screenshot)
Ahli urusan Korea
Utara Leonid Petrov mengatakan bahwa jika kesehatan Kim Jong-un benar-benar
“tamat” karena kesehatan, maka tampuk pimpinan Korea Utara akan
diberikan kepada Kim Yo-jong.
Bong Young-shik,
analis dari Universitas Yonsei di Korea Selatan juga berpendapat bahwa Kim
Jong-in sudah mengakui saudara perempuannya itu sebagai orang kedua di Korea
Utara.
Buktinya, Kim Yo-jong
pada bulan Maret lalu melayangkan kritikan pedas saat menanggapi permintaan
Korea Selatan yang menghendaki Korea Utara menghentikan latihan tembak langsung
sebagai tindakan yang bodoh, bajingan, menggonggong seperti anjing yang
ketakutan. Kim Yo-jong berani berkata demikian jelas seirama dengan Kim
Jong-un.
Media Korea Selatan
‘JoongAn Ilbo’ beranggapan bahwa Kim Yo-jong yang usianya masih muda sulit bisa
digolkan dalam penyeleksian, tetapi Kim Pyong-il yang “Berdarah
Paektu” tampaknya lebih sesuai untuk dijadikan calon pemegang tampuk
pimpinan.
Thae Ku-min, mantan
diplomat Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Selatan dan sekarang
menjadi anggota parlemen Gangnam-gu, Seoul juga berpendapat bahwa pejabat utama
Korea Utara yang kebanyakan adalah pejabat dari tahun-tahun 1960-an dan
1970-an. Di mata mereka, Kim Yo-jong hanyalah seorang anak-anak dan kandidat
yang lebih pantas adalah saudara tiri laki-laki dari Kim Jong-il yaitu Kim
Pyong-il.
Namun, Thae Ku-min
juga mengatakan, rakyat Korea Utara sudah dibentuk menjadi orang-orang yang
memiliki kebiasaan mengikuti instruksi atasan secara membabi buta, dan bahkan
jika Kim Yo-jong yang menjadi pemimpin baru, rakyat Korea Utara juga akan
mengikutinya.
Tetapi masalah
terbesar jika Kim Yo-jong yang berkuasa adalah berapa lama rezim bisa
bertahan.
“Menurut saya,
masa transisi setelah ia menjabat tampaknya tidak akan sepanjang Kim Jong-un
berkuasa”, kata Thae Ku-min.
Diberitakan bahwa Kim
Pyong-il sejak tahun 1979 telah bertugas sebagai pejabat diplomatik Korea Utara
di luar negeri. Setelah gagal dalam persaingan menjadi kepala negara Korea
Utara dengan Kim Jong-un, sejak bulan November tahun lalu, ia dipanggil kembali
masuk Pyongyang.
Kim Yo-jong yang kini
berusia 31 tahun pertama kali diekspos pada bulan November 2014 oleh KCNA
sebagai ‘wakil menteri Komite Sentral Partai Buruh’ saat mendampingi Kim
Jong-un mengunjungi studio film animasi di Korea Utara.
Pada 7 Oktober 2017,
Kim Jong-un memimpin rapat pleno kedua Komite Sentral ke-7 Partai Buruh Korea
Utara. Kim Yo-jong kemudian terpilih sebagai anggota pengganti Politbiro Partai
Buruh dan secara resmi masuk jajaran pengambilan keputusan Kim dalam usianya
yang masih 29 tahun.
Tahun 2018, Kim
Yo-jong mendampingi Kim Jong-un menghadiri Konferensi Tingkat Tingii – KTT
dengan Moon Jae-in. Pada KTT pertama itu, Kim Yo-jong duduk di samping Kim
Jong-un dan mencatatkan sesuatu. Pada waktu itu, dunia luar mulai menganggapnya
sebagai orang kedua di Korea Utara.
Keterangan foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama saudara perempuannya Kim Yo-jong di dalam Rumah Perdamaian di Panmunjom, Korea Selatan untuk mengikuti KTT pada 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool/Getty Images)
Jaksa Agung Negara Bagian Mississippi, AS, Lynn Fitch mengatakan kepada Fox pada 25 April bahwa Komunis Tiongkok harus bertanggung jawab, karena menutupi sumber virus dan penyebaran awalnya. Sehingga menyebabkan jutaan orang Amerika berada dalam bahaya dan menyebabkan kekacauan ekonomi.
Fitch mengatakan tanggung jawabnya adalah melindungi kesehatan, keselamatan, dan kemakmuran Mississippi.
Dia mengatakan gugatan itu “memungkinkan Mississippi untuk mencari keadilan dan meminta pertanggungjawaban Komunis Tiongkok. Karena jika Anda melihat apa yang mereka lakukan, ini adalah tindakan jahat yang sangat berbahaya”
Fitch berkata : “Coronavirus baru telah membunuh orang. Coronavirus baru telah menyebabkan kerusakan medis yang serius dan melukai seluruh negara kita dan kota kita. Ini telah menghancurkan bisnis kita dan telah mengubah gaya hidup orang Amerika di masa depan.”
Fitch menegaskan, “Kami telah Rekonstruksi … Kami melihat kehancuran dan masalah yang mereka (Komunis Tiongkok) lakukan terhadap Mississippi. Jadi saya menuntut atas nama Mississippi. “
Negara bagian Mississippi dan Missouri telah menggugat Komunis Tiongkok di pengadilan federal. Ada beberapa aksi menuntut dan melawan Beijing sebelumnya. Pakar hukum mengatakan kasus-kasus ini menghadapi hambatan, karena dalam litigasi domestik. Pasalnya, pemerintah asing biasanya memiliki kekebalan berdaulat.
Namun demikian, Kongres AS sedang bekerja keras untuk menghilangkan hambatan. Senator AS Tom Cotton dan republikan Dan Crenshaw memperkenalkan Rancangan Undang-undang pada 17 April, yang bermaksud untuk mengubah “RUU Kekebalan Negara Asing.” Tujuannya untuk mencabut Komunis Tiongkok dari kekebalan peradilan dalam wabah ini. Sehingga memungkinkan Amerika menggugat Komunis Tiongkok di pengadilan federal, menuntut kompensasi atas kematian, cedera dan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok.
Cotton dan Crenshaw menulis di Fox bahwa RUU itu memberikan Komunis Tiongkok kesempatan untuk berdamai dengan pemerintah AS di luar pengadilan. Tetapi jika tidak ada penyelesaian yang tercapai, Komunis Tiongkok akan menghadapi “jutaan” klaim yang diajukan oleh orang Amerika.
Pada 25 April, ada 905.000 kasus yang dikonfirmasi dan 52.000 kematian di Amerika Serikat. Ada 5.400 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 200 kematian di Mississippi.
Meskipun pejabat AS sedang menyelidiki sumber virus, Komunis Tiongkok menolak untuk mengizinkan inspektur internasional memasuki laboratorium Wuhan. Inspektur internasional berharap untuk mengetahui apakah virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium Wuhan.
Fitch mengatakan kepada Fox bahwa gugatannya adalah “hal yang benar, Kita harus meminta pertanggungjawaban mereka (Komunis Tiongkok).”
“Mereka memaksa dokter, jurnalis, dan pelapor untuk tutup mulut. Mereka membuat kami tidak waspada, yang menyebabkan kami mengalami kerusakan di banyak tingkatan: kehilangan nyawa, kerusakan ekonomi.”
Selain itu, Fitch menegaskan meskipun gugatan yang sulit. Tapi ia optimis akan memenangi gugatan itu. “Tapi kita akan menang karena kita akan meminta pertanggungjawaban mereka. Kita harus melakukan ini untuk menghentikan mereka dari jalan hitam. Mereka tidak bisa terus menipu dan mengambil keuntungan dari Amerika Serikat.”
Sementara itu, senator Cotton dan Crenshaw menunjukkan bahwa rantai bukti kejahatan Komunis Tiongkok sudah mencukupi, termasuk dengan sengaja menerbitkan informasi yang salah dan menutupi penyebarannya.
Cotton dan Crenshaw berkata, “Komunis Tiongkok telah melakukan banyak penyembunyian yang tak termaafkan, yang telah menyebabkan penderitaan yang tak terbayang kan bagi rakyat Amerika. Orang Amerika harus mencari keadilan.”
Cotton dan Crenshaw menuturkan Amerika Serikat selalu menggunakan aturan hukum untuk mencapai keadilan. “RUU kami harus menggunakan kekuatan besar dari sistem peradilan pidana kami untuk memastikan bahwa Komunis Tiongkok bertanggung jawab atas kejahatannya.”
Sejak akhir Desember, Li Wenliang dan dokter Tiongkok lainnya telah ditutup mulut dan dilenyapkan karena mengekspos bahaya virus Komunis Tiongkok. Sampel virus dari laboratorium Tiongkok telah dimusnahkan secara luas untuk mencegah penelitian luar tentang sumber dan karakteristik virus.
Data tentang infeksi dan kematian telah dimanipulasi. Sedangkan jumlahnya telah ditekan untuk menyembunyikan tingkat keparahan virus Komunis Tiongkok. Wartawan Barat yang melaporkan wabah itu di daratan Tiongkok telah diusir dari Tiongkok oleh rezim komunis Tiongkok. (Hui/asr)
FOTO : Pada 18 Maret 2020, seorang wanita berada di depan Pusat Komunitas Kota New Rochelle di Negara Bagian New York. (John Moore / Getty Images)
Ntdtv.com- Saat ini,
Iris Ohyama, merek Jepang yang terkenal, kemungkinan akan menjadi perusahaan
pertama yang menerima subsidi “Rencana Rekonstruksi Rantai Suplai”
pemerintah Jepang. Mereka berencana untuk memindahkan lini produksi bahan baku
masker non kain tenun dari Tiongkok daratan ke Jepang untuk meningkatkan
produksi masker lokal.
Pemerintah Jepang
mengumumkan pada 9 April lalu bahwa mereka menghabiskan US $ 2,2 miliar untuk
membantu perusahaan-perusahaan Jepang menarik diri dari Tiongkok, kembali ke
Jepang, atau mentransfer ke daerah lain seperti Asia Tenggara.
Pada hari yang sama,
Larry Kudlow, penasihat ekonomi Gedung Putih, menyarankan agar Amerika Serikat
membantu semua perusahaan Amerika yang ingin meninggalkan Tiongkok dan membayar
semua biaya relokasi.
Eric Brown, peneliti
senior di Institut Hudson mengatakan, “Jepang sedang berpikir mendalam
tentang bagaimana cara terbaik memposisikan pemulihan ekonominya dan membawa
manfaat geopolitik. Amerika Serikat harus melakukan hal yang sama.”
Stephen Moore, seorang
ahli ekonomi dasar tradisional menilai banyak perusahaan dan presiden Amerika
sudah melakukan perpindahan dari Tiongkok tanpa bantuan pemerintah. Karena
mereka tidak lagi menganggap Tiongkok dapat diandalkan dan manufaktur Tiongkok
tidak lagi menjadi titik penjualan. Ada banyak faktor yang mengarah pada
perpindahan kembali ke tanah air menjadi buatan Amerika Serikat. “
Di bawah maraknya
pandemi, selain rantai pasokan, komunitas keuangan Amerika Serikat juga memeriksa
kembali risiko perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Amerika Serikat.
Pada hari Selasa 21
April lalu, Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC) Jay
Clayton dan Ketua Komite Pengawas Akuntansi Perusahaan Terdaftar (PCAOB)
William Duhnke dan lima lainnya mengeluarkan pernyataan bersama kepada para
investor, untuk mewaspadai risiko keuangan perusahaan Tiongkok. Karena laporan
keuangan perusahaan-perusahaan ini sudah lama tidak jelas, begitu investasi
rusak, kemungkinan tidak ada cara untuk mendapatkan kompensasi.
Para ahli percaya
bahwa pandemi memaksa negara-negara untuk merefleksikan risiko pertukaran
ekonomi dengan Komunis Tiongkok dan mempercepat decoupling.
Harry Kazianis,
Direktur Senior Pusat Kepentingan Nasional mengatakan, “Ketika Anda
melihat lebih banyak rantai pasokan meninggalkan Tiongkok dan kembali ke
Amerika Serikat dan negara-negara lain, mereka tidak punya alasan untuk
menyenangkan Komunis Tiongkok. Setelah itu, situasinya akan segera
berubah.”
Ntdtv.com- Media Korea
“Daily North Korea” melaporkan bahwa sumber-sumber Korea Utara
mengungkapkan pada 20 April, seorang warga Korea Utara menyeberangi
sungai ingin menyelundup ke Tiongkok. Setelah dikejar oleh tentara Tiongkok, ia
ditembak dan dikirim ke Rumah Sakit Kota Longjing di Provinsi Jilin untuk
perawatan serius. Hasil tes skrining dia positif terinfeksi virus Komunis
Tiongkok.
Rumah sakit Tiongkok
yang merawat orang Korea Utara itu segera memasuki keadaan darurat, tidak hanya
mengkarantinanya, tetapi juga secara ketat mengontrol akses warga lokal ke
rumah sakit itu.
Insiden ini
mengingatkan orang-orang bahwa pernyataan Korea Utara dan WHO tentang tidak ada
seorangpun di Korea Utara yang terinfeksi virus Komunis Tiongkok adalah
bohong.
Wabah virus Komunis
Tiongkok pecah pada awal Desember tahun lalu, dan Korea Utara adalah negara
pertama yang mengadopsi langkah-langkah manajemen yang ketat.
Pada 22 Januari, Korea
Utara mengumumkan bahwa mereka telah memasuki keadaan pencegahan epidemi
darurat nasional, memutus saluran masuk melalui darat, laut dan udara, memblokir
perbatasan, melarang masuknya orang Tiongkok, dan mengisolasi ratusan
orang asing.
Pada awal April lalu ,
Kim Jong Un mengumumkan kepada dunia bahwa Korea Utara telah berhasil selamat
dari ancaman virus Komunis Tiongkok dan menciptakan “hasil yang baik”
dan tidak ada yang didiagnosis di negara itu.
Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) juga berdiri untuk mendukung Korea Utara pada tanggal 8 April lalu,
mengklaim bahwa Korea Utara tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi. Hanya lebih
dari 500 orang yang perlu diisolasi.
Populasi Korea Utara
lebih dari 25,57 juta. Karena Korea Utara berbatasan dengan epidemi parah
di Tiongkok dan Korea Selatan, serta kondisi sanitasi dan standar medis
di negara itu sangat rendah, dunia luar sangat meragukan apa yang disebut
“nol infeksi” dan “nol kasus yang dikonfirmasi” di negara
itu.
Menurut DailyNK
militer Korea utara, mengutip sumber-sumber militer Korea Utara, lebih dari 180
tentara tewas pada bulan Januari dan Februari saja. Selain itu, lebih dari
3.700 tentara di seluruh negeri sedang diisolasi.
Pada awal Maret, media
resmi Korea Utara juga menyebutkan bahwa 3.000 kasus yang dicurigai
dikarantina, dan kemudian menyebutkan bahwa ada sekitar 3.900 orang yang
menderita pneumonia di Wuhan. Di bawah pengawasan medis, jumlah kasus yang
dicurigai di Korea Utara meningkat menjadi lebih dari 7.000 kasus.
The Liberty Times
mengutip laporan pada 12 April, seorang mantan pejabat Korea Utara yang melarikan
diri dari Korea Utara mengungkapkan bahwa epidemi Korea Utara mungkin sudah
sangat serius. Orang-orang Korea Utara telah mengalami kekurangan gizi kronis,
tidak sehat, kekebalan tubuh buruk, dan sistem medis Korea Utara rapuh serta
tidak stabil. Dikhawatirkan jumlah korban tewas di Korea Utara akan lebih dari
3 juta orang yang meninggal dalam kelaparan di Korea Utara tahun 1990.
Media resmi Korea
Utara “Labour News” mengumumkan pada tanggal 14 April lalu melalui
editorial bahwa Korea Utara akan menerapkan kebijakan isolasi darurat untuk
waktu yang lama, dan waktu implementasi juga dapat diperpanjang.
“Tokyo
Shimbun” Jepang melaporkan bahwa sumber yang mengetahui situasi di Korea
Utara menyatakan bahwa di antara personel keamanan Kim Jong-un, ditemukan
seorang yang terinfeksi pneumonia Wuhan.
Pada 20 April,
berbagai sumber mengatakan bahwa Kim Jong-un dalam bahaya setelah operasinya.
Dunia luar mempertanyakan penyakit kritis Kim Jong-un ada hubungan dengan
terinfeksi virus Komunis Tiongkok.
Ahli Tiongkok
Chen Pokong menganalisis bahwa jika Kim Jong-un meninggal karena pneumonia
Wuhan, tidak akan mengesampingkan bahwa Korea Utara meledakkan ledakan nuklir
ke Komunis Tiongkok karena kebencian mendalam.
Keterangan foto: Media Korea mengungkapkan bahwa ketika seorang
Korea Utara mencoba menyelundupkan ke Tiongkok, ia ditembak oleh seorang tentara
komunis Tiongkok dan dikirim ke rumah sakit, di mana ia dinyatakan positif
terkena pneumonia Komunis Tiongkok . Ilustrasi (Gambar Chung Sung-Jun / Getty)
Ntdtv.com- Pada 24
April 2020, editor media Jepang mingguan “Modern Weekly” Daisuke
Kondo mengutip informasi dari staf medis Komunis Tiongkok menyebutkan bahwa Kim
Jong-un menjadi “vegetatif” setelah menjalani operasi kardiovaskular.
Laporan itu menyatakan
bahwa Kim Jong Un tiba-tiba jatuh ke tanah dalam keadaan koma selama kunjungan
lapangan beberapa hari sebelumnya dan segera dikirim ke rumah sakit terdekat
untuk penyelamatan.
Korea Utara mendesak
agar pihak Komunis Tiongkok“ segera mengirim tim medis dari Beijing.”
Komunis Tiongkok
mengirim tim yang berjumlah hampir 50 orang dipimpin oleh dokter dari Pusat
Penyakit Jantung Nasional dan Rumah Sakit 301 Tentara Komunis ke Pyongyang.
Laporan itu mengatakan
bahwa tim medis Kim Jong-un tidak sabar menunggu dan memutuskan untuk melakukan
operasi stent jantung darurat. Ini awalnya operasi kecil, dan stent dimasukkan
ke dalam pembuluh darah paling penting dalam waktu sekitar 1 menit sudah
selesai. Ahli bedah jantung yang melakukan operasi itu pernah dilatih di
Tiongkok.
Tetapi selama operasi,
dokter sangat gugup, tangannya gemetar, dan dia tidak pernah mengoperasi tubuh
sebesar Kim Jong Un. Pada akhirnya, dokter perlu sekitar 8 menit untuk
memasukkan stent. Setelah menyelesaikan operasi, Kim Jong Un menjadi vegetatif.
Bahkan jika tim medis Komunis Tiongkok tiba, tidak bisa melakukan apapun.
Menurut laporan media
sebelumnya, Kim Jong-un memiliki berat sekitar 130 kg.
“Reuters” juga
mengutip tiga sumber baru-baru ini bahwa Departemen Luar Negeri Komite Sentral
Komunis Tiongkok yang bertanggung jawab untuk urusan Korea Utara mengirim
sekelompok ahli medis ke Korea Utara.
Meskipun tidak jelas
apa tujuan sebenarnya, itu bertepatan dengan keraguan status kesehatan Kim
Jong-un, yang menyebabkan perhatian luar.
Karena Korea Utara
adalah negara yang sangat tertutup, berita yang dikutip oleh Daisuke Kondo
tidak dapat dikonfirmasi saat ini. Namun, orang medis anonim yang diwawancarai
oleh reporter ini menunjukkan bahwa media Jepang melaporkan bahwa ada keraguan,
karena stent jantung tidak memerlukan pembedahan. Itu diselesaikan ketika
pasien dalam keadaan sadar, dan tidak ada masalah penempatan stent yang terlalu
lambat yang mengakibatkan hipoksia. Ini tidak berhubungan langsung dengan
obesitas.
Orang medis percaya
bahwa berita yang dikutip oleh media Amerika Serikat “CNN” yang
menduga Kim Jong-un mengalami kematian otak selama operasi bypass arteri
koroner, lebih bisa dipercaya. Karena ada beberapa kendala bagi orang yang
terlalu gemuk untuk melakukan operasi bypass, komplikasi seperti kerusakan otak
dapat terjadi selama atau setelah operasi, dan angka kematian dari operasi
adalah sekitar 1% hingga 3%.
Dia percaya bahwa
laporan media Jepang yang mencurigai bahwa operasi bypass keliru dilaporkan
sebagai operasi stent.
Saat ini, ada berbagai
pendapat tentang status sebenarnya Kim Jong-un, tetapi opini publik umumnya
berspekulasi bahwa ada masalah besar dengan kesehatannya.
Qin Feng, wakil
direktur Stasiun Komprehensif Televisi Satelit Hong Kong dan mantan reporter
politik TV Satelit Hong Kong Phoenix, secara terbuka mengisyaratkan kepada Weibo
pada tanggal 24 April bahwa Kim Jong-un sudah meninggal.
Pada malam tanggal 24
April, Qin Feng menerbitkan “dua lilin” di Weibo, yang ditafsirkan
oleh para netizen sebagai kesan bahwa Kim Jong-un sudah mati. Weibo ini
kemudian dihapus.
Qin Feng menjelaskan,
“Teman-teman yang terkasih, saya benar-benar tidak menghapus Weibo
sendiri, mungkin komentar kalian terlalu tinggi, atasan mengurus situasi secara
keseluruhan …”
TV satelit Phoenix
Hong Kong diakui sebagai “Media Komunis Tiongkok” di Hong Kong.
Pendiri TV Phoenix Phoenix dituduh memiliki latar belakang militer Tiongkok.
Pada saat rumor
tentang kehidupan dan kematian Kim Jong-un membingungkan, teoritikus politik
Amerika Chen Pokong mengatakan dalam program NTD “Hot Interactive”
bahwa rumor tentang operasi bypass jantung Kim Jong-un merujuk pada ahli bedah
yang terlalu gugup untuk memulai, sehingga efeknya tidak bagus. Akibatnya
dilaporkan bahwa Kim Jong-un mati otak atau cacat. Ini lebih sesuai dengan
situasi diktator di negara-negara tertutup.
Media senior Mr. Shi
Shan juga mengatakan bahwa di negara otoriter, di negara dengan konsentrasi
kekuatan tinggi, keselamatan seorang pemimpin tentu akan berdampak besar pada
dunia, bukan hanya negara itu.
Dari desas-desus
tentang operasi Kim Jong-un, ia berpikir tentang kematian mantan pemimpin
Soviet Stalin.Tim ahli medis Stalin memiliki delapan orang, pada akhir tahun
1940-an, semuanya ditembak.
Jadi pada akhirnya,
ketika Stalin pingsan karena stroke, tidak seorang pun, tidak ada ahli medis
yang berani menilai bagaimana cara merawatnya, dan akhirnya Stalin meninggal
karena tidak segera mendapat perawatan.
Sejauh ini, dunia luar
belum diberitahu tentang berita konklusif Kim Jong-un, tetapi ketidakhadirannya
baru-baru ini pada Kongres Rakyat Tertinggi Korea Utara dan acara festival
matahari terpenting Korea Utara menyebabkan banyak spekulasi
publik.
Keterangan foto: Baru-baru ini, dikabarkan bahwa pemimpin Korea
Utara Kim Jong-un berada dalam bahaya menjalani operasi jantung, dan media
Jepang melaporkan bahwa operasi Kim Jong-un gagal dalam waktu 8 menit. (MANAN
VATSYAYANA / AFP / Getty Images)
Sejumlah media asing
yang mengutip laporan dari media Jepang ‘Shukan Gendai’ memberitakan bahwa Kim
Jong-un menjadi vegetatif usai menjalani operasi pasang ring.
Menurut media Jepang
tersebut, seorang anggota dari tim medis Kim Jong-un yang namanya tidak mau
dipublikasikan mengatakan bahwa Kim Jong-un tiba-tiba jatuh saat melakukan
kunjungan di suatu pedesaan pada bulan April 2020. HAsil pemeriksaan tim
medis saat itu menyimpulkan bahwa Kim Jong-un perlu menjalankan operasi pasang
ring.
Namun, Dokter bedah
yang bertanggung jawab atas operasi pasang ring tidak memiliki pengalaman dalam
menangani pasien obesitas. Dokter gugup saat melakukan pembedahan menyebabkan
terjadinya keterlambatan yang membuat Kim Jong-un menjadi vegetatif.
Reuters pada 24 April
2020 memberitakan bahwa tiga orang yang memahami permasalahan mengungkapkan
bahwa otoritas komunis Tiongkok telah mengirim tim medis dan pejabat ke Korea
Utara. Dua orang diantaranya mengatakan bahwa tim yang dipimpin oleh seorang
pejabat senior dari Departemen Penghubung Internasional (International Liaison
Department) telah meninggalkan Beijing menuju Korea Utara pada hari Kamis 23
April 2020 lalu. Departemen ini adalah badan penting yang dimiliki komunis
Tiongkok untuk melakukan hubungan dengan negara tetangga, Korea Utara.
Reuters menyebutkan
bahwa masih belum jelas apakah perjalanan tim tersebut ke Korea Utara berkaitan
dengan status kesehatan Kim Jong-un. Saat ini, informasi tentang status
kesehatan Kim Jong-un masih sangat simpang-siur dan kontradiktif.
CNN Amerika Serikat
baru-baru ini mengutip ucapan pejabat Amerika Serikat melaporkan bahwa, status
kesehatan Kim Jong-un bermasalah besar usai menjalani pembedahan
kardiovaskuler.
Namun media Korea
Selatan ‘Yonhap’ mengutip ucapan pejabat Korea Selatan memberitakan bahwa Kim
Jong-un tidak dalam kondisi kritis. Pemberitaan resmi baik Tiongkok maupun
Korea Selatan sama-sama menyebutkan bahwa tidak ada kegiatan spesifik yang
terjadi dalam negeri Korea Utara, dan tidak ada indikasi bahwa kesehatan Kim
Jong-un berada dalam bahaya.
“Saya mendengar
bahwa mereka menggunakan dokumen-dokumen lama”, kata Trump dalam
konferensi pers Gedung Putih pada hari Kamis 23 April lalu.
“Saya mendengar
bahwa laporan ini adalah laporan yang salah. Saya berharap itu adalah laporan
yang salah,” tambah Trump.
Ketika didesak dengan
pertanyaan apakah ia masih melakukan hubungan dengan Kim Jong-un, Trump tidak
menanggapi secara langsung, kecuali mengatakan bahwa hubungan Amerika Serikat
dengan Korea Utara masih terjalin baik. Begitupun hubungan pribadi Trump dengan
Kim Jong-un juga baik.
Hari Jumat 24 April
2020, seorang sumber dari Korea Selatan memberitahu Reuters bahwa sesuai berita
yang diperoleh bahwa Kim Jong-un masih hidup, ia mungkin bisa kembali tampil
dalam waktu dekat.
Seorang pejabat yang
dekat dengan intelijen Amerika Serikat mengatakan, kesehatan Kim Jong-un sedang
bermasalah, tetapi mereka tidak memiliki alasan untuk menentukan apakah ia
sakit kritis atau akhirnya tidak dapat lagi muncul di depan umum.
Media resmi Korea
Utara terakhir melaporkan berita mengenai Kim Jong-un adalah pada 11 April lalu
saat mengikuti pertemuan. Akan tetapi media tidak melaporkan tentang kehadiran
Kim Jong-un dalam acara memperingati ulang tahun Kim Il-sung pada 15 April
lalu.
Kim Jong-un yang
sekarang berumur 36 tahun sebelumnya juga pernah “menghilang” dalam
laporan media resmi Korea Utara. Pada tahun 2014, ia pernah “menghilang”
selama lebih dari 1 bulan, lalu kembali muncul di televisi nasional Korea
Utara.
Menurut laporan media
Korea Selatan, ketika ayah dari Kim Jong-un terkena stroke pada tahun 2008
silam, tim dokter dari Tiongkok dan Prancis juga berpartisipasi dalam
perawatannya.
Tiga orang yang memahami permasalahan
mengatakan bahwa tim medis Tiongkok yang termasuk para ahli tiba di Korea Utara
untuk memberikan saran kepada tim medis Korea Utara yang menangani kesehatan Kim
Jong-un. (Epoch Times)
Menurut laporan media
Tiongkok, Hu Weifeng dan Yi Fan, dua dokter epidemi di Rumah Sakit Pusat Kota
Wuhan, provinsi Hubei, selamat dari serangan virus komunis Tiongkok. Akan
tetapi karena gangguan pada fungsi hati, menyebabkan wajah mereka berubah
secara drastis. Warna kulit mereka berubah dari yang sebelumnya putih bersih
menjadi gelap.
Artikel yang mengutip
jurnal medis internasional “Lancet” pernah menerbitkan sebuah artikel
yang membahas pneumonia komunis Tiongkok yang menyebabkan kerusakan hati.
Disebutkan bahwa tidak peduli apakah pasien dengan gejala berat atau ringan,
pasti akan terjadi kelainan tertentu pada fungsi hati.
Wu Changteng, seorang
dokter gawat darurat anak di Linkou, Taiwan, lebih lanjut menyatakan bahwa
coronavirus tidak hanya dapat menyerang paru-paru, tetapi juga mempengaruhi
fungsi hati, jantung, otak, ginjal, saluran pencernaan dan sistem kekebalan
tubuh.
Sementara itu, Qian Zhenghong, seorang ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Keelung Chang Gung, Taiwan mengatakan, bahwa tak peduli apakah SARS atau MERS, virus corona akan menyebabkan kerusakan fungsi hati. Dari 14% hingga 53% pasien dengan penyakit radang paru-paru parah akan mengalami gejala fungsi hati yang abnormal.
Virus corona akan
menyebabkan kerusakan pada hati, mungkin ada 4 faktor yang menjadi penyebabnya
:
1. Virus bergantung
pada protein S untuk menyatu dengan reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia.
Sementara sel epitel pada organ hati dan empedu juga memiliki reseptor ACE2.
Karena itu, virus juga dapat secara langsung menginfeksi hati, mereproduksi dan
berkembang biak di hati sekaligus menghancurkan sel-sel hati.
2. Ketika penyakit
berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau
sindrom gangguan pernapasan akut, akan memicu kegagalan fungsional pada
sejumlah organ. Sel-sel hati akan menyebabkan nekrosis iskemik karena sirkulasi
darah yang buruk.
3. Ketika tubuh
menghasilkan respon imun sistemik untuk menghadapi virus, organ hati juga akan
bergabung menghadang virus, melakukan tugas membersihkan racun. Pada saat ini,
beban kerja hati meningkat, dan reaksi peradangan juga terjadi di hati.
4. Obat untuk
mengobati coronavirus seperti Remdesivir dan tocilizumab mungkin bersifat
hepatotoksik yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Sebelumnya pernah
dilaporkan, bahwa sejumlah kecil pasien yang menggunakan obat Kuinina atau
kinina (chloroquine, hydroxychloroquine). Azitromisin akan mengalami gejala
abnormal pada fungsi hati.
Kerusakan hati
menyebabkan kulit wajah menjadi gelap
Media Tiongkok
mengutip pernyataan Song Jianxin, direktur Departemen Penyakit Menular dari
Tongji (Thung Ci) Medical College mengatakan, bahwa zat besi dimetabolisme dan
disimpan oleh hati.
Ketika terjadi
gangguan atau kerusakan pada organ hati dan tidak dapat memetabolisme secara
normal, maka zat besi akan mengalir ke pembuluh darah, meningkatkan jumlah zat
besi dalam darah dan menyebabkan kulit wajah menjadi gelap setelah menyuplai ke
wajah.
Wu Changteng, dokter
gawat darurat anak di Linkou, Taiwan, mengatakan bahwa kerusakan hati dibagi
menjadi tiga tahap yakni: indeks organ hati melonjak, gangguan fungsi sintesis
hati, dan detoksifikasi hati dan fungsi metabolisme mengalami kerusakan.
Cedera hati yang
disebabkan oleh sindrom gangguan pernapasan akut hanya dapat mencapai tahap
kedua. Ketika memburuk ke tahap ketiga, itu sudah sangat serius, misalnya, akan
mempengaruhi ekskresi bilirubin dan metabolisme zat besi.
Namun, penyakit hati
yang umum dapat menyebabkan kulit menguning, yaitu penyakit kuning, karena hati
tidak dapat memetabolisme bilirubin secara normal.
“Kegagalan banyak
organ yang disebabkan oleh pneumonia Wuhan memiliki dampak yang lebih serius
pada organ hati. Itu tidak seperti penyakit kuning yang biasa kita temui.
Mungkin akan terjadi gejala kulit dan wajah menjadi gelap, hitam,” kata Wu
Changteng.
Wu Changteng
mengatakan bahwa hepatitis akut dan kronis memang dapat menyebabkan endapan ion
besi di hati. Ketika tubuh menghadapi infeksi sistemik, regulasi ion besi akan
berubah, dan ion besi yang berlebihan dapat menyebabkan pigmentasi wajah dan
kulit menjadi gelap.
Namun, Wu Changteng
tidak pernah menemui kasus seperti tersebut di atas hanya karena hepatitis akut
atau gangguan fungsi pada organ hati yang kemudian menyebabkan kulit wajah
menjadi hitam.
Menurut Wu Changteng,
pasien sirosis dan gagal hati yang sering ditemuinya dalam praktek klinis
jarang mengalami endapan ion besi yang membuat kulit wajah menjadi hitam.
Kecuali itu kelainan genetik bawaan, menyebabkan penyakit hati karena
metabolisme ion besi yang tidak normal.
Faktor lain yang dapat
menyebabkan warna kulit menjadi gelap dan kusam:
● Penyakit hati bawaan
dengan metabolisme ion besi abnormal.
● Transfusi darah yang
sering menyebabkan endapan ion besi, seperti pasien anemia dan pasien dialisis
ginjal.
● Menderita hepatitis
C atau hati berlemak menyebabkan pengendapan ion besi yang berlebihan di hati,
tetapi kulit pasien paling hanya akan menjadi kusam, bukan gelap seperti kasus
tersebut di atas.
● Menderita penyakit
hati yang parah atau penyakit kuning obstruktif, dan terjadi penyakit kuning
yang tidak sehat.
● Disebabkan oleh
obat-obatan. Seperti misalnya minum (Obat) hydroxychloroquine menyebabkan
pigmentasi pada selaput kulit yang berlebihan.
Ketika SARS melanda
Taiwan, dua dokter itu belum pernah mendengar kasus penyakit seperti itu.
Wu Changteng
mengatakan, “Saya tidak bisa memastikan ada kasus penyakit seperti itu karena
belum melihat datanya, tetapi mungkin juga arus informasi sekarang jauh lebih
berkembang daripada 17 tahun yang lalu.”
Mungkinkah dua dokter
di Tiongkok yang terinfeksi itu memiliki kesempatan untuk kembali menjadi putih
seperti semula?
Selain kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki, tubuh dan organ yang rusak akan berangsur-angsur pulih
kembali.
“Hati dapat diperbaiki
dan ada harapan kembali normal dengan pengobatan,” kata Song Jianxin kepada
media Tiongkok.
Keterangan foto: Dua dokter menjadi hitam di bagian wajahnya
setelah terinfeksi virus komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan), mungkin karena
kerusakan fungsi hati yang disebabkan oleh virus. (Tangkapan layar video)
Saat merebaknya isu bahwa pemimpin korea utara meninggal dunia, usai menjalani pembedahan akibat gangguan kardiovaskular. Pantauan satelit menunjukkan adanya rangkain kereta api eksklusif kim di resort keluarga Kim.
Seorang wartawan CNN mengatakan bahwa kereta api eksklusif tersebut hanya digunakan Kim Jong-un bila ada rencana perjalanan yang sangat formal. Namun, kereta api tersebut pada waktu itu dipakai untuk membawa jenazah mendiang ayahnya Kim Jong-il ke Pyongyang setelah kematiannya.
Lembaga penelitian Korea Utara ’38 North’ yang berkantor pusat di Washington pada 25 April mengeluarkan laporan yang isinya menyebutkan bahwa, kereta api eksklusif Kim Jong-un itu telah berada di berjajar di stasiun kontrol di Wonsan dari 21 hingga 23 April.
Kereta api itu sejak dahulu memang hanya khusus digunakan oleh keluarga Kim. Meskipun ini tidak dapat membuktikan tentang keberadaan Kim Jong-un saat ini atau kesehatannya, tetapi telah memberikan indikasi kemungkinan Kim Jong-un saat ini berada di suatu tempat di wilayah pantai timur Korea Utara.
Laporan itu juga memperkenalkan tata letak fasilitas Resort Keluarga Kim di Wonsan : Resort untuk keluarga Kim ini mencakup 9 bangunan guest house berukuran besar dan pusat hiburan.
Pusat hiburan tersebut meliputi sebuah pelabuhan laut yang dilindungi, lapangan tembak, gedung hiburan, dan sebuah dermaga tersembunyi. Ada juga landasan pacu kecil untuk pesawat ringan yang berada di sebelah stasiun kereta api. Namun telah diubah menjadi lapangan pacuan kuda pada paruh kedua tahun 2019 untuk memuaskan hobi terbaru Kim Jong-un.
Karena Kim Jong-un tidak muncul di depan publik selama setengah bulan terakhir, rumor mengenai Kim Jong-un telah menjadi vegetatif akibat pembedahan yang gagal beredar santer di luar negeri baru-baru ini. Oleh sebab itu, laporan yang disajikan ’38 North’ tersebut menimbulkan banyak spekulasi banyak pihak.
Will Ripley, seorang reporter CNN yang pernah melakukan wawancara di Korea Utara menyebutkan dalam laporan itu bahwa Kim Jong-un biasanya tidak naik kereta api eksklusif itu jika berkunjung ke Wonsan. Dia lebih suka naik pesawat atau berkendaraan.
Sedangkan kereta api eksklusif itu hanya digunakan jika ada rencana perjalanan yang sangat formal. Karena itu, keberadaan kereta api di sana dapat diartikan ada perjalanan yang sangat penting.
Will Ripley selanjutnya menyebutkan bahwa mendiang Kim Jong-il pada waktu itu meninggal dalam kereta api tersebut dan otoritas Korea Utara kemudian memutuskan untuk mengirim jenazahnya ke Pyongyang dengan kereta ini. Will Ripley percaya bahwa besar kemungkinan ada berita penting dari otoritas Korea Utara dalam beberapa hari ini.
Kereta api eksklusif Korea Utara berwarna hijau ini telah beberapa kali digunakan oleh Kim Jong-un ke Beijing bertemu dengan Presiden Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir. Juga digunakan untuk bertemu Presiden Trump di kota Hanoi, Vietnam, meskipun negosiasi dengan hasil nihil. Adapun ayahanda Kim Jong-un, Kim Jong-il meninggal dunia dalam gerbong akibat serangan jantung pada bulan Desember 2011.
Baru-baru ini, CNN mengutip sebuah sumber terpercaya memberitakan bahwa setelah adanya pelaporan tentang kondisi kesehatan Kim Jong-un yang kritis oleh sejumlah media asing, media resmi Korea Utara tak secara resmi menyangkal berita-berita tersebut bila itu adalah rumor.
Akan tetapi justru memunculkan berita tentang Kim Jong-un menyampaikan rasa terima kasihnya kepada staf yang mendukung pembangunan Samjiyon, meskipun tidak menyertakan gambar fotonya.
Media Korea Selatan ‘Dong-a Ilbo’ pada 25 April melaporkan bahwa Bandara Sondok di Hamgyong-namdo, Korea Utara menunjukkan adanya tanda-tanda persiapan untuk meluncurkan rudal jarak menengah dan pendek. Saat ini, daerah tersebut tampaknya sedang mempersiapkan diri untuk menerima kunjungan pejabat tinggi Korea Utara untuk memantau peluncuran rudal.
Laporan itu juga menyatakan bahwa Korea Utara berencana untuk meluncurkan rudal dalam waktu 48 jam ke depan. Jika Kim Jong-un masih hidup, ia bisa hadir untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa ia berada dalam keadaan sehat.
Namun, opini publik lebih mengarah pada peluncuran itu hanyalah peluncuran rudal yang berisi asap. Juga tidak menutup kemungkinan otoritas Korut akan menyajikan kehadiran Kim Jong-un di tempat peluncuran yang diambil dari cuplikan film dokumenter, kemudian disiarkan kembali guna mengelabui masyarakat.
Sebelumnya, media AS seperti CNN dan NBC pernah melaporkan bahwa Kim Jong-un sedang sekarat karena kegagalan operasi kardiovaskular, bahkan jika nyawanya dapat diselamatkan, ia mungkin harus menghadapi cacat dan kehilangan aktivitas fisiknya.
Reuters baru-baru ini juga mengutip berita dari ketiga orang sumber yang mengetahui masalah melaporkan bahwa pihak berwenang Beijing telah mengirim tim termasuk ahli medis ke Korea Utara, tak lain untuk membantu memberikan saran medis terhadap tim dokter Kim Jong-un.
Tim termasuk pejabat senior Departemen Hubungan Eksternal Partai Komunis Tiongkok. Namun demikian, tidak jelas apakah perjalanan tim Tiongkok terkait dengan kondisi kesehatan Kim Jong-un yang sedang kritis atau hal lain. (Sin/asr)
FOTO : Misteri tentang keberadaan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi publik. (Brendan Smialowski/AFP/Getty Images)
Menemukan masker wajah jenis apa pun untuk saat ini merupakan sebuah tantangan besar, karena permintaan telah meningkat, tetapi jika Anda mencari sesuatu yang istimewa dan memiliki uang untuk ‘dibakar’, Anda dapat mencoba masker yang terbuat dari kulit buaya atau kulit ular.
All American Gator, sebuah perusahaan berbasis di Florida, AS, yang mengkhususkan diri dalam produk-produk yang terbuat dari kulit buaya dan kulit ular, telah mulai menjual masker wajah COVID-19 khusus yang terbuat dari kulit reptil.
(Foto: All American Gator Products/Facebook)
Kulit itu sendiri tidak benar-benar memberikan perlindungan terhadap virus corona, tetapi itu adalah dari sudut fashion, dan masker itu sendiri dirancang dengan mengganti filter dengan sangat mudah.
“Orang-orang harus menutupi wajah mereka, dan sayangnya situasinya mungkin lebih lama dari yang kita bayangkan,” kata pemilik All American Gator, Brian Wood kepada The Miami Herald. “Beberapa orang ingin tetap bergaya bahkan selama pandemi ini, jadi saya ingin memberi mereka pilihan.”
(Foto: All American Gator Products/Facebook)
Masker terbuat dari silikon soft shell hypoallergenic dengan kulit reptil melapisi di atasnya. Wood mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kain karena bahan standard bedah sangat sulit ditemukan, tetapi ia menyebutkan bahwa beberapa masker mungkin dirancang dengan sistem penyaringan N95 canggih.
Sedangkan untuk estetika, masker kulit ular akan dibuat dengan lubang dibingkai oleh cincin logam hitam, perak atau emas, akan datang dalam berbagai warna dan selesai, dan mungkin akan diamankan dengan band dengan penutupan VELCRO.
(Foto: All American Gator Products/Facebook)
“Desainnya masih dalam tahap awal dan saya ingin mengambil keuntungan dari pasokan yang kami miliki di sini tidak hanya dari kulit ular sanca, tetapi juga buaya dan iguana invasif,” kata Brian Wood.
Adapun harga, Wood memperkirakan bahwa masker wajah yang dibuat dengan kulit python Burma (spesies invasif yang mendatangkan malapetaka pada satwa liar asli Everglades) atau iguana invasif sekitar 90 dollar (sekitar Rp 1,3 juta), sedangkan yang dibuat dengan kulit buaya sekitar 120 dollar (sekitar Rp 1,8 juta).(yn)
Ahli : Pandemi menyebabkan bencana kelaparan yang menimpa banyak orang
Virus komunis Tiongkok
(pneumonia Wuhan) telah merenggut banyak nyawa manusia, juga menimbulkan
gejolak besar bagi dunia. Dalam situasi demikian, para pakar pangan PBB
memperingatkan bahwa dampak ekonomi dari pandemi virus komunis Tiongkok dapat
menyebabkan lebih banyak orang kehilangan nyawa karena bencana kelaparan
setingkat yang diungkapkan dalam Alkitab.
Pada hari Selasa, 21
April 202, para ahli PBB mengatakan bahwa akibat terkena dampak dari pandemi
virus komunis Tiongkok jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan dapat
menjadi berlipat ganda. Jika negara-negara tidak segera mengambil tindakan,
pada akhir tahun 2020, akan ada sejumlah 265 juta orang mengalami kekurangan
makanan. Dengan kata lain, 1 dari 30 orang di dunia menghadapi ancaman mati
kelaparan.
Associated Press
melaporkan bahwa David Beasley, direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP)
mengatakan bahwa tahun 2020 akan menjadi tahun yang paling parah bagi pasokan
pangan dunia selama lebih dari 60 tahun terakhir. Jika tidak ada tindakan
preventif yang diambil secepatnya, dalam beberapa bulan kedepan akan terjadi
bencana kelaparan hebat sebagaimana yang dikisahkan dalam Alkitab.
Saat ini, ada 10
negara dengan krisis pangan terburuk di dunia yakni Yaman, Kongo, Afghanistan,
Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, Sudan, Nigeria, dan Haiti. Jutaan
orang di negara-negara ini sudah menghadapi ancaman kelaparan.
Pada tahun 2020, umat
manusia akan menghadapi krisis kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia Kedua.
Menurut analisis Program Pangan Dunia, jika tidak ada tindakan yang diambil,
beberapa bulan ke depan, setiap harinya akan ada 300.000 orang yang mati karena
kelaparan.
Sesungguhnya, sebelum
kejadian epidemi komunis Tiongkok, akibat perang di Suriah dan Yaman, bencana
belalang telah melanda negara-negara Timur Tengah dan Afrika Timur dan merusak
tanaman pangan.Itu masih ditambah lagi dengan hama ulat grayak yang melanda
Asia, tahun ini dunia sudah menghadapi masalah pangan serius.
Dengan merebaknya
pneumonia, sejumlah negara pengekspor biji-bijian, seperti Amerika Serikat,
Kanada, Prancis, Australia, Brasil, India, Argentina, Rusia, Thailand dan
lainnya semuanya menghadapi tekanan, sehingga mempengaruhi kemajuan produksi
pertanian.
Menurut media Jepang
‘Yomiuri Shimbun’ saat ini terdapat 13 negara termasuk Rusia,
Kazakhstan, Vietnam, Thailand, dan Kamboja yang telah mulai menerapkan
kebijakan yang membatasi ekspor produk pertanian dan produk makanan. Hal ini
telah mengangkat masalah pasokan pangan global ke permukaan.
Dalam sejarah manusia,
bencana sekunder setelah bencana alam selalu lebih berbahaya daripada bencana
itu sendiri, dan bencana kelaparan adalah yang paling mengerikan. Bagaimana
menghindari bahaya kelaparan sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi semua
negara.
Jepang
memperingatkan akan ada gempa berkekuatan 9 SR yang memicu tsunami setinggi 30
meter
Pada 21 April 2020,
sebuah panel dari Kantor Kabinet Jepang yang terdiri dari para ahli mengumumkan
prediksi gempa dahsyat dalam waktu tidak terlalu lama yang terjadi di palung
yang membentang di Lautan Pasifik bagian timur laut Jepang hingga Hokkaido dan Palung
Kuril-Kamchatka.
Para ahli
memperingatkan bahwa gempa bumi berkekuatan 9 SR mungkin terjadi di wilayah
tersebut, bahkan memicu Tsunami hampir setinggi 30 meter di sepanjang pantai
dekat.
Kisaran perkiraan ini
mencakup 7 prefektur termasuk Hokkaido, Aomori. Tim memperkirakan gempa
berkekuatan 9,1 SR dapat terjadi di Palung Kuril-Kamchatka, dan gempa
berkekuatan 9,1 SR dapat terjadi di Palung Jepang. Mengenai ketinggian tsunami,
hingga 29,7 meter dapat terjadi di Kota Miyako, Prefektur Iwate, atau tsunami
setinggi 27,9 meter di Erimo, Hokkaido.
Pertemuan ahli percaya
bahwa sulit untuk menyimpulkan kemungkinan gempa bumi. Di masa lalu, setiap 300
– 400 tahun, tsunami super besar bisa terjadi. Sudah lama sejak tsunami
terakhir yang terjadi pada abad ke-17, para ahli percaya bahwa situasinya
cukup mendesak.
Ada warga Jepang
ketika diwawancarai reporter Epoch Times bahasa mandarin mengatakan bahwa
dirinya tidak terlalu khawatir dengan prediksi semacam itu, dengan alasan
karena Jepang adalah negara yang kerap dilanda gempa bumi. Bangunan setelah
tahun 1995 disyaratkan tahan gempa hingga 7 SR atau lebih, dan memastikan bahwa
pintu dan jendela tetap dapat dibuka.
Warga itu juga
mengatakan bahwa banyak tindakan pencegahan bencana di Jepang telah dilakukan
dengan sangat baik, misalnya, stasiun besar di kota atau daerah perumahan yang
besar dibangun dengan gudang untuk cadangan bahan bencana untuk menangani gempa
bumi dan bencana lainnya.
Ada air minum,
biskuit, mie instan dan lainnya. Dan akan diganti secara teratur dalam periode
konsumsi yang valid. Terlebih lagi, pelatihan perlindungan diri dan
perlindungan warga negara Jepang terhadap bencana mungkin yang terbaik di
dunia.
Namun, juga ada
beberapa netizen yang menyatakan keprihatinan terhadap masa depan umat manusia.
Menurutnya pandemi masih merajalela dan krisis pangan dapat terjadi. Dengan
terjadinya gempa bumi berskala besar dan tsunami, maka masa depan akan menjadi
lebih mirip dunia kiamat. Semua bencana itu mungkin merupakan peringatan dan
pengadilan dari Tuhan.
Infeksi kolektif
terhadap 27 orang guru dan murid di Shenzhen, Senin depan mulai kembali
bersekolah
Shenzhen pada hari
Rabu, 22 April mengadakan konferensi pers untuk upaya pencegahan dan
pengendalian epidemi, mengumumkan bahwa seluruh sekolah dasar dan menengah
mulai hari Senin, 27 April secara bertahap akan melanjutkan pelajaran.
Diungkapkan untuk pertama kalinya terjadi kasus positif infeksi kolektif oleh
virus komunis Tiongkok terhadap 27 orang guru dan murid.
Wu Bing, wakil
direktur Komisi Kesehatan Kota Shenzhen mengatakan bahwa pada Selasa 21 April
lalu, jumlah warga yang positif terinfeksi virus komunis Tiongkok di kota
Shenzhen mencapai 461 kasus, dan 33 kasus infeksi asimtomatik lainnya
masih menjalani pengamatan medis.
Wu Bing juga
mengungkapkan untuk kali pertama bahwa di semua sekolah di Shenzhen, total 27
orang guru dan murid dikonfirmasi positif terinfeksi, termasuk 6 orang guru dan
21 orang murid. Di antara murid yang terinfeksi, murid sekolah dasar paling
banyak, total ada 10 orang, 7 orang adalah murid sekolah menengah, sisanya 4
adalah murid perguruan tinggi.
Ada komentator
berpendapat bahwa kampus merupakan tempat kumpulnya murid dan guru. Jika mereka
tidak peduli dengan situasi epidemi dan memaksa murid melanjutkan pendidikan
dalam kelas. Dia khawatir virus akan menyebar dengan cepat. Begitu situasi
epidemi di Shenzhen mendesak, Hongkong yang berada di seberang sungai juga terancam
oleh situasi epidemi.
Masyarakat dunia
menuntut ganti rugi dan pertanggungjawaban komunis Tiongkok
Otoritas komunis
Tiongkok menyembunyikan situasi sebenarnya dari wabah yang terjadi di Tiongkok
sehingga berkembang menjadi pandemi dunia. Karena itu terjadi gelombang
menuntut pertanggungjawaban komunis Tiongkok dari komunitas internasional.
Pada 21 April,
Pemerintah Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat menggugat komunis Tiongkok
untuk memberikan ganti rugi, ia menjadi lembaga pemerintah pertama di dunia
yang menggugat komunis Tiongkok karena situasi epidemi.
Italia mendirikan
situs web penandatanganan untuk menampung gugatan ganti rugi kolektif
masyarakat Italia kepada komunis Tiongkok. Di Amerika Serikat setidaknya 7
kelompok swasta telah mulai mengajukan gugatan terhadap pemerintah
Tiongkok.
Kelompok Hukum Berman
Amerika Serikat mewakili 10.000 warga negara dari 40 negara yang terinfeksi
virus komunis Tiongkok dan mengajukan gugatan meminta pemerintah Tiongkok untuk
memberikan kompensasi sebesar USD. 6 triliun.
Fox News memperoleh
salinan pengaduan sipil dari Pemerintah Negara Bagian Missouri yang menyebutkan
bahwa penggugat adalah Missouri, dan para terdakwa termasuk: Republik Rakyat
Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok, Komisi Kesehatan Tiongkok, Departemen
Manajemen Darurat Partai Komunis Tiongkok, Kementerian Urusan Sipil, Pemerintah
Hubei, Kementerian Administrasi Kependudukan Tiongkok, Pemerintah Rakyat Kota
Wuhan, Institut Penelitian Virus Wuhan, Departemen dan Lembaga Akademi Ilmu
Pengetahuan Tiongkok.
Hingga 21 April siang,
kasus infeksi virus komunis Tiongkok di Negara Bagian Missouri telah mencapai
5.963 orang dan 215 kasus kematian.
Dalam surat gugatan
itu ditulis : “Tindakan komunis Tiongkok yang menipu, menyembunyikan fakta,
melalaikan tugas, bahkan tidak mengambil kebijakan yang tepat telah menyebabkan
terjadinya pandemi tersebut. Dalam beberapa pekan awal setelah mewabahnya
pneumonia, otoritas komunis Tiongkok masih membohongi publik, menekan informasi
kunci, menangkap pelapor, tetap melakukan penyangkalan bahwa tidak akan terjadi
penularan antar manusia meskipun semakin banyak bukti muncul ke permukaan,
menghancurkan penelitian medis penting, membiarkan jutaan orang berada dalam
situasi tanpa pembatasan sosial, atau bahkan menimbun peralatan perlindungan
pribadi, yang telah memberi kemungkinan menjadikan wabah berkembang
menjadi pandemi global.”
Para penggugat
menghendaki tergugat yakni komunis Tiongkok bertanggung jawab atas kematian,
penderitaan, dan kerugian ekonomi besar yang dialami rakyat di dunia, termasuk
Missouri.
Pejabat Missouri
mengatakan bahwa selain membiarkan komunis Tiongkok menanggung kompensasi
ekonomi yang banyak, Pemerintah Negara Bagian Missouri juga sedang mencari tahu
tentang kejadian sebenarnya terkait penanganan virus oleh Komunis
Tiongkok.
Sebelumnya, setidaknya
ada 7 gugatan kelompok swasta Amerika Serikat yang diajukan terhadap komunis
Tiongkok.
Satu gugatan di
Florida menyatakan bahwa otoritas Tiongkok bertindak lamban dalam mengendalikan
virus Komunis Tiongkok padahal mereka tahu bahwa virus tersebut sangat
berbahaya dan memungkinkan terjadinya penyebaran global. Komunis Tiongkok
menghindari masalah atau situasi sulit, menutup-nutupi situasi
sebenarnya yang terjadi demi kepentingan ekonomi sendiri.
Gugatan kelompok
swasta lain yang mewakili 5 perusahaan di Las Vegas adalah meminta miliaran
dolar uang kompensasi dari komunis Tiongkok.
Gugatan tersebut
menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok seharusnya berbagi lebih banyak informasi
tentang virus tersebut. Namun ternyata komunis Tiongkok telah bertindak
sebaliknya, justru menghalangi para dokter, ilmuwan, jurnalis dan pengacara
untuk melaporkan dan mengungkap kebenaran pandemi tersebut.
Dalam gugatan lain,
Larry Klayman, seorang pengacara konservatif Amerika Serikat bersama ‘Freedom
Watch’ yang berada di Washington, DC mengajukan gugatan di Texas. Gugatan itu
meminta komunis Tiongkok memberikan kompensasi sebesar USD. 20 triliun. Alasannya
adalah karena komunis Tiongkok tidak berperasaan, sembrono, dan jahat.
Pada 20 April, 22
orang anggota parlemen dari Partai Republik Amerika Serikat mendesak Presiden
Amerika Serikat, Donald Trump untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan
Internasional atas tindakan komunis Tiongkok selama pandemi.
Pada saat yang sama,
Kongres Amerika Serikat dan Dewan Perwakilan Rakyat masing-masing memberikan kesempatan
kepada rakyat Amerika untuk mengajukan baik gugatan maupun klaim kompensasi
terhadap pemerintah Tiongkok atas kerugian yang terjadi akibat epidemi virus
komunis Tiongkok.
Italia, negara
pertama yang mengajukan tuntutan terhadap komunis Tiongkok
Italia pada 21 April
juga meluncurkan situs web guna menampung gugatan masyarakat Italia terhadap
komunis Tiongkok. Dalam sehari saja sudah ratusan orang ikut
berpartisipasi menandatangani petisi. Penandatanganan petisi akan
berakhir pada bulan April atau Mei, untuk diajukan pada bulan Juni
mendatang. Diperkirakan lebih dari 500.000 orang peserta akan berpartisipasi
dalam gerakan menuntut kompensasi kepada komunis Tiongkok sebesar EUR. 100
miliar.
Kantor berita Italia
‘Adnkronos’ menyebutkan bahwa organisasi nirlaba Italia ‘Oneurope’ memimpin
dalam menuntut kompensasi dari pemerintah Tiongkok.
Selain itu, Asosiasi
Perlindungan Hak Konsumen Italia (Codacons) juga mempertimbangkan untuk
mengajukan gugatan kepada komunis Tiongkok. Mereka sekarang sedang
berkonsultasi dengan sebuah firma hukum Amerika Serikat, agar seluruh dunia
bisa ikut bergabung.
Laporan setebal 44
halaman yang diterbitkan oleh lembaga think tank Inggris Henry Jackson
Society secara rinci menjabarkan dasar hukum untuk gugatan terhadap pemerintah
komunis Tiongkok.
Alat uji cepat
virus yang dikirim Tiongkok sebagai pengganti yang diretur Spanyol kembali
ditolak karena tidak memenuhi syarat
Pemerintah Spanyol
mengatakan pada 22 April bahwa alat uji cepat virus buatan Tiongkok yang
dibeli oleh negara masih belum memenuhi syarat setelah diretur dan dikirim yang
baru. Karena itu Spanyol mengumumkan untuk mengembalikan 640.000 kotak
alat yang dibeli dari perusahaan Tiongkok.
Menurut surat kabar
Nasional Spanyol, Spanyol memesan 640.000 kotak alat uji cepat virus dari
perusahaan ‘Yirui Biological Company of China’, tetapi tingkat akurasinya
kurang dari 30%, dan harus mengembalikan batch kiriman pertama yang berjumlah
58.000 kotak pada akhir bulan Maret.
Namun, pemerintah
Spanyol menemukan masalah yang sama terhadap 58.000 kotak sebagai pengganti
yang dikirim oleh perusahaan ‘Yirui’. Akhirnya pemerintah Spanyol memutuskan
untuk mengembalikan semuanya.
Masker Taiwan yang
dipalsukan muncul di Jepang, Netizen : Cegah dengan tulisan “Langit Menumpas
Partai Komunis Tiongkok”
Film dokumenter Taiwan
‘Awaken Civil’ yang diedarkan di Facebook pada 22 April, terdapat informasi
yang disampaikan oleh sejumlah teman Jepang bahwa banyak masker dengan stempel
baja ‘Made in Taiwan’ yang merupakan produk palsu dijual di Jepang.
Masker-masker tersebut memiliki kualitas yang lebih rendah dan tidak memenuhi
standar medis.
Disebutkan juga bahwa
produk Taiwan saat ini tidak mungkin diekspor ke Jepang, sedangkan masker yang
disumbangkan oleh pemerintah Taiwan kepada Jepang, hanya cukup untuk konsumsi
anggota medis di lini depan. Padahal pemerintah Taiwan sebelumnya telah
melarang ekspor sampai bulan Juni produk masker medis dan masker bedah.
Ada juga seorang
netizen Tiongkok yang menuliskan sarannya kepada pihak yang berkepentingan di
Taiwan lewat Twitter, bunyinya : “Langsung saja maskernya dicetak dari pabrik
di Taiwan tulisan ‘Langit Menumpas Partai Komunis Tiongkok’. Barangkali
efektif.”
Keterangan foto: Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan
bahwa dunia berpotensi menghadapi krisis pangan yang menimbulkan bencana
kelaparan setingkat yang diungkapkan dalam Alkitab. Jepang dapat dilanda gempa
berkekuatan 9 SR. Terjadi infeksi kolektif terhadap 27 orang guru dan murid di
Shenzhen. Masyarakat internasional menuntut ganti rugi kepada komunis Tiongkok.
(Epoch Times Hongkong)