Apakah Kim Pyong-il Kandidat Terkuat Pengganti Kim Jong-un?

Ntdtv, oleh Li Yun

Sejumlah media mengutip intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Kim Jong-un berada dalam kondisi bahaya usai menjalani pembedahan kardiovaskuler baru -baru ini. Beberapa pejabat intelijen Amerika  mengatakan kepada CNBC News bahwa apabila nyawa Kim Jong-un terselamatkan ia mungkin mengalami cacat seumur hidup dan kehilangan kemampuannya untuk melakukan aktivitas fisik.

Media Jepang ‘Shukan Gendai’ pada 24 April menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa, menurut personil dari tim medis Tiongkok, Kim Jong-un sekarang telah menjadi seorang yang vegetatif. Meskipun komunis Tiongkok mengirim tim medis yang terdiri diri hampir 50 orang ahli ke Pyongyang, tetapi sudah terlambat.

Qin Feng, wakil direktur Hongkong Satelit TV memberitahu lewat Weibo pada 24 April bahwa Kim Jong-un telah meninggal. Qin Feng adalah keponakan Li Zhaoxing, mantan menteri luar negeri Tiongkok.

Bloomberg melaporkan bahwa selama 8 tahun berkuasa, kondisi kesehatan Kim Jong-un terus dipenuhi dengan misteri. Keluarga Kim juga memberlakukan tradisi seperti dinasti lainnya yang turun temurun, kekuasaan berada di tangan ahli waris laki-laki dan memerintah Korea Utara selama 70 tahun. Namun Kim Jong-un lelaki berusia 36 tahun ini belum memiliki seorang ahli waris, jadi kerabat dekatnya berpotensi menjadi calon penerus.

Laporan menyebutkan bahwa adik perempuan Kim Jong-un, yakni Kim Yo-jong adalah salah satu pembantu terdekatnya, ia adalah adik seayah-seibu, dan pernah menemani Kim Jong-un dalam pertemuan dengan pemimpin Amerika dan Tiongkok. 

Pada awal bulan April, Kim Yo-jong diangkat kembali sebagai anggota pengganti Politbiro Partai Buruh. Ia adalah kandidat dari keluarga Kim yang paling cocok sebagai pengganti Kim Jong-un bila ia berhalangan. Namun, tidak jelas apakah Korea Utara dapat menerima wanita sebagai pemimpin puncak.

Ahli urusan Korea Utara Leonid Petrov mengatakan bahwa jika kesehatan Kim Jong-un benar-benar “tamat” karena kesehatan, maka tampuk pimpinan Korea Utara akan diberikan kepada Kim Yo-jong.

Bong Young-shik, analis dari Universitas Yonsei di Korea Selatan juga berpendapat bahwa Kim Jong-in sudah mengakui saudara perempuannya itu sebagai orang kedua di Korea Utara. 

Buktinya, Kim Yo-jong pada bulan Maret lalu melayangkan kritikan pedas saat menanggapi  permintaan Korea Selatan yang menghendaki Korea Utara menghentikan latihan tembak langsung sebagai tindakan yang bodoh, bajingan, menggonggong seperti anjing yang ketakutan. Kim Yo-jong berani berkata demikian jelas seirama dengan Kim Jong-un.

Media Korea Selatan ‘JoongAn Ilbo’ beranggapan bahwa Kim Yo-jong yang usianya masih muda sulit bisa digolkan dalam penyeleksian, tetapi Kim Pyong-il yang “Berdarah Paektu” tampaknya lebih sesuai untuk dijadikan calon pemegang tampuk pimpinan.

Thae Ku-min, mantan diplomat Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Selatan dan sekarang menjadi anggota parlemen Gangnam-gu, Seoul juga berpendapat bahwa pejabat utama Korea Utara yang kebanyakan adalah pejabat dari tahun-tahun 1960-an dan 1970-an. Di mata mereka, Kim Yo-jong hanyalah seorang anak-anak dan kandidat yang lebih pantas adalah saudara tiri laki-laki dari Kim Jong-il yaitu Kim Pyong-il.

Namun, Thae Ku-min juga mengatakan, rakyat Korea Utara sudah dibentuk menjadi orang-orang yang memiliki kebiasaan mengikuti instruksi atasan secara membabi buta, dan bahkan jika Kim Yo-jong yang menjadi pemimpin baru, rakyat Korea Utara juga akan mengikutinya. 

Tetapi masalah terbesar jika Kim Yo-jong yang berkuasa adalah berapa lama rezim bisa bertahan. 

“Menurut saya, masa transisi setelah ia menjabat tampaknya tidak akan sepanjang Kim Jong-un berkuasa”, kata Thae Ku-min.

Diberitakan bahwa Kim Pyong-il sejak tahun 1979 telah bertugas sebagai pejabat diplomatik Korea Utara di luar negeri. Setelah gagal dalam persaingan menjadi kepala negara Korea Utara dengan Kim Jong-un, sejak bulan November tahun lalu, ia dipanggil kembali masuk Pyongyang.

Kim Yo-jong yang kini berusia 31 tahun pertama kali diekspos pada bulan November 2014 oleh KCNA sebagai ‘wakil menteri Komite Sentral Partai Buruh’ saat mendampingi Kim Jong-un mengunjungi studio film animasi di Korea Utara.

Pada 7 Oktober 2017, Kim Jong-un memimpin rapat pleno kedua Komite Sentral ke-7 Partai Buruh Korea Utara. Kim Yo-jong kemudian terpilih sebagai anggota pengganti Politbiro Partai Buruh dan secara resmi masuk jajaran pengambilan keputusan Kim dalam usianya yang masih 29 tahun.

Tahun 2018, Kim Yo-jong mendampingi Kim Jong-un menghadiri Konferensi Tingkat Tingii – KTT dengan Moon Jae-in. Pada KTT pertama itu, Kim Yo-jong duduk di samping Kim Jong-un dan mencatatkan sesuatu. Pada waktu itu, dunia luar mulai menganggapnya sebagai orang kedua di Korea Utara.

Keterangan foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama saudara perempuannya Kim Yo-jong di dalam Rumah Perdamaian di Panmunjom, Korea Selatan untuk mengikuti KTT pada 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool/Getty Images)

sin/rp 

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=-L8KS7cS7Wc