Potensi Terjadi Krisis Pangan Dunia, Menyusul Pandemi yang Masih Merebak

ET, oleh Pusat Pemberitaan ET Hongkong

Ahli : Pandemi menyebabkan bencana kelaparan yang menimpa banyak orangĀ 

Virus komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan) telah merenggut banyak nyawa manusia, juga menimbulkan gejolak besar bagi dunia. Dalam situasi demikian, para pakar pangan PBB memperingatkan bahwa dampak ekonomi dari pandemi virus komunis Tiongkok dapat menyebabkan lebih banyak orang kehilangan nyawa karena bencana kelaparan setingkat yang diungkapkan dalam Alkitab.

Pada hari Selasa, 21 April 202, para ahli PBB mengatakan bahwa akibat terkena dampak dari pandemi virus komunis Tiongkok jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan dapat menjadi berlipat ganda. Jika negara-negara tidak segera mengambil tindakan, pada akhir tahun 2020, akan ada sejumlah 265 juta orang mengalami kekurangan makanan. Dengan kata lain, 1 dari 30 orang di dunia menghadapi ancaman mati kelaparan.

Associated Press melaporkan bahwa David Beasley, direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa tahun 2020 akan menjadi tahun yang paling parah bagi pasokan pangan dunia selama lebih dari 60 tahun terakhir. Jika tidak ada tindakan preventif yang diambil secepatnya, dalam beberapa bulan kedepan akan terjadi bencana kelaparan hebat sebagaimana yang dikisahkan dalam Alkitab.

Saat ini, ada 10 negara dengan krisis pangan terburuk di dunia yakni Yaman, Kongo, Afghanistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, Sudan, Nigeria, dan Haiti. Jutaan orang di negara-negara ini sudah menghadapi ancaman kelaparan.

Pada tahun 2020, umat manusia akan menghadapi krisis kemanusiaan terburuk sejak Perang Dunia Kedua. Menurut analisis Program Pangan Dunia, jika tidak ada tindakan yang diambil, beberapa bulan ke depan, setiap harinya akan ada 300.000 orang yang mati karena kelaparan.

Sesungguhnya, sebelum kejadian epidemi komunis Tiongkok, akibat perang di Suriah dan Yaman, bencana belalang telah melanda negara-negara Timur Tengah dan Afrika Timur dan merusak tanaman pangan.Itu masih ditambah lagi dengan hama ulat grayak yang melanda Asia, tahun ini dunia sudah menghadapi masalah pangan serius.

Dengan merebaknya pneumonia, sejumlah negara pengekspor biji-bijian, seperti Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Brasil, India, Argentina, Rusia, Thailand dan lainnya semuanya menghadapi tekanan, sehingga mempengaruhi kemajuan produksi pertanian.

Menurut media Jepang ‘Yomiuri Shimbun’   saat ini terdapat 13 negara termasuk Rusia, Kazakhstan, Vietnam, Thailand, dan Kamboja yang telah mulai menerapkan kebijakan yang membatasi ekspor produk pertanian dan produk makanan. Hal ini telah mengangkat masalah pasokan pangan global ke permukaan.

Dalam sejarah manusia, bencana sekunder setelah bencana alam selalu lebih berbahaya daripada bencana itu sendiri, dan bencana kelaparan adalah yang paling mengerikan. Bagaimana menghindari bahaya kelaparan sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi semua negara.

Jepang memperingatkan akan ada gempa berkekuatan 9 SR yang memicu tsunami setinggi 30 meter

Pada 21 April 2020, sebuah panel dari Kantor Kabinet Jepang yang terdiri dari para ahli mengumumkan prediksi gempa dahsyat dalam waktu tidak terlalu lama yang terjadi di palung yang membentang di Lautan Pasifik bagian timur laut Jepang hingga Hokkaido dan Palung Kuril-Kamchatka. 

Para ahli memperingatkan bahwa gempa bumi berkekuatan 9 SR mungkin terjadi di wilayah tersebut, bahkan memicu Tsunami hampir setinggi 30 meter di sepanjang pantai dekat.

Kisaran perkiraan ini mencakup 7 prefektur termasuk Hokkaido, Aomori. Tim memperkirakan gempa berkekuatan 9,1 SR dapat terjadi di Palung Kuril-Kamchatka, dan gempa berkekuatan 9,1 SR dapat terjadi di Palung Jepang. Mengenai ketinggian tsunami, hingga 29,7 meter dapat terjadi di Kota Miyako, Prefektur Iwate, atau tsunami setinggi 27,9 meter di Erimo, Hokkaido.

Pertemuan ahli percaya bahwa sulit untuk menyimpulkan kemungkinan gempa bumi. Di masa lalu, setiap 300 – 400 tahun, tsunami super besar bisa terjadi. Sudah lama sejak tsunami terakhir yang terjadi pada abad ke-17,  para ahli percaya bahwa situasinya cukup mendesak.

Ada warga Jepang ketika diwawancarai reporter Epoch Times bahasa mandarin mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu khawatir dengan prediksi semacam itu, dengan alasan karena Jepang adalah negara yang kerap dilanda gempa bumi. Bangunan setelah tahun 1995 disyaratkan tahan gempa hingga 7 SR atau lebih, dan memastikan bahwa pintu dan jendela tetap dapat dibuka.

Warga itu juga mengatakan bahwa banyak tindakan pencegahan bencana di Jepang telah dilakukan dengan sangat baik, misalnya, stasiun besar di kota atau daerah perumahan yang besar dibangun dengan gudang untuk cadangan bahan bencana untuk menangani gempa bumi dan bencana lainnya. 

Ada air minum, biskuit, mie instan dan lainnya. Dan akan diganti secara teratur dalam periode konsumsi yang valid. Terlebih lagi, pelatihan perlindungan diri dan perlindungan warga negara Jepang terhadap bencana mungkin yang terbaik di dunia.

Namun, juga ada beberapa netizen yang menyatakan keprihatinan terhadap masa depan umat manusia. Menurutnya pandemi masih merajalela dan krisis pangan dapat terjadi. Dengan terjadinya gempa bumi berskala besar dan tsunami, maka masa depan akan menjadi lebih mirip dunia kiamat. Semua bencana itu mungkin merupakan peringatan dan pengadilan dari Tuhan.

Infeksi kolektif terhadap 27 orang guru dan murid di Shenzhen, Senin depan mulai kembali bersekolah

Shenzhen pada hari Rabu, 22 April mengadakan konferensi pers untuk upaya pencegahan dan pengendalian epidemi, mengumumkan bahwa seluruh sekolah dasar dan menengah mulai hari Senin, 27 April secara bertahap akan melanjutkan pelajaran. Diungkapkan untuk pertama kalinya terjadi kasus positif infeksi kolektif oleh virus komunis Tiongkok terhadap 27 orang guru dan murid.

Wu Bing, wakil direktur Komisi Kesehatan Kota Shenzhen mengatakan bahwa pada Selasa 21 April lalu, jumlah warga yang positif terinfeksi virus komunis Tiongkok di kota Shenzhen mencapai  461 kasus, dan 33 kasus infeksi asimtomatik lainnya masih menjalani pengamatan medis. 

Wu Bing juga mengungkapkan untuk kali pertama bahwa di semua sekolah di Shenzhen, total 27 orang guru dan murid dikonfirmasi positif terinfeksi, termasuk 6 orang guru dan 21 orang murid. Di antara murid yang terinfeksi, murid sekolah dasar paling banyak, total ada 10 orang, 7 orang adalah murid sekolah menengah, sisanya 4 adalah murid perguruan tinggi.

Ada komentator berpendapat bahwa kampus merupakan tempat kumpulnya murid dan guru. Jika mereka tidak peduli dengan situasi epidemi dan memaksa murid melanjutkan pendidikan dalam kelas. Dia khawatir virus akan menyebar dengan cepat. Begitu situasi epidemi di Shenzhen mendesak, Hongkong yang berada di seberang sungai juga terancam oleh situasi epidemi.

Masyarakat dunia menuntut ganti rugi dan pertanggungjawaban komunis Tiongkok

Otoritas komunis Tiongkok menyembunyikan situasi sebenarnya dari wabah yang terjadi di Tiongkok sehingga berkembang menjadi pandemi dunia. Karena itu terjadi gelombang  menuntut pertanggungjawaban komunis Tiongkok dari komunitas internasional.

Pada 21 April, Pemerintah Negara Bagian Missouri, Amerika Serikat menggugat komunis Tiongkok untuk memberikan ganti rugi, ia menjadi lembaga pemerintah pertama di dunia yang menggugat komunis Tiongkok karena situasi epidemi. 

Italia mendirikan situs web penandatanganan  untuk menampung gugatan ganti rugi kolektif masyarakat Italia kepada komunis Tiongkok. Di Amerika Serikat setidaknya 7 kelompok swasta telah mulai mengajukan gugatan terhadap pemerintah Tiongkok. 

Kelompok Hukum Berman Amerika Serikat mewakili 10.000 warga negara dari 40 negara yang terinfeksi virus komunis Tiongkok dan mengajukan gugatan meminta pemerintah Tiongkok untuk memberikan kompensasi sebesar USD. 6 triliun.

Fox News memperoleh salinan pengaduan sipil dari Pemerintah Negara Bagian Missouri yang menyebutkan bahwa penggugat adalah Missouri, dan para terdakwa termasuk: Republik Rakyat Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok, Komisi Kesehatan Tiongkok, Departemen Manajemen Darurat Partai Komunis Tiongkok, Kementerian Urusan Sipil, Pemerintah Hubei, Kementerian Administrasi Kependudukan Tiongkok, Pemerintah Rakyat Kota Wuhan, Institut Penelitian Virus Wuhan, Departemen dan Lembaga Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.

Hingga 21 April siang, kasus infeksi virus komunis Tiongkok di Negara Bagian Missouri telah mencapai 5.963 orang dan 215 kasus kematian.

Dalam surat gugatan itu ditulis : ā€œTindakan komunis Tiongkok yang menipu, menyembunyikan fakta, melalaikan tugas, bahkan tidak mengambil kebijakan yang tepat telah menyebabkan terjadinya pandemi tersebut. Dalam beberapa pekan awal setelah mewabahnya pneumonia, otoritas komunis Tiongkok masih membohongi publik, menekan informasi kunci, menangkap pelapor, tetap melakukan penyangkalan bahwa tidak akan terjadi penularan antar manusia meskipun semakin banyak bukti muncul ke permukaan, menghancurkan penelitian medis penting, membiarkan jutaan orang berada dalam situasi tanpa pembatasan sosial, atau bahkan menimbun peralatan perlindungan pribadi, yang  telah memberi kemungkinan menjadikan wabah berkembang menjadi pandemi global.ā€

Para penggugat menghendaki tergugat yakni komunis Tiongkok bertanggung jawab atas kematian, penderitaan, dan kerugian ekonomi besar yang dialami rakyat di dunia, termasuk Missouri.

Pejabat Missouri mengatakan bahwa selain membiarkan komunis Tiongkok menanggung kompensasi ekonomi yang banyak, Pemerintah Negara Bagian Missouri juga sedang mencari tahu tentang kejadian sebenarnya terkait penanganan  virus oleh Komunis Tiongkok. 

Sebelumnya, setidaknya ada 7 gugatan kelompok swasta Amerika Serikat yang diajukan terhadap komunis Tiongkok. 

Satu gugatan di Florida menyatakan bahwa otoritas Tiongkok bertindak lamban dalam mengendalikan virus Komunis Tiongkok  padahal mereka tahu bahwa virus tersebut sangat berbahaya dan memungkinkan terjadinya penyebaran global. Komunis Tiongkok   menghindari masalah atau situasi sulit, menutup-nutupi situasi sebenarnya yang terjadi demi kepentingan ekonomi sendiri.

Gugatan kelompok swasta lain yang mewakili 5 perusahaan di Las Vegas adalah meminta miliaran dolar uang kompensasi dari komunis Tiongkok. 

Gugatan tersebut menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok seharusnya berbagi lebih banyak informasi tentang virus tersebut. Namun ternyata komunis Tiongkok telah bertindak sebaliknya, justru menghalangi para dokter, ilmuwan, jurnalis dan pengacara untuk melaporkan dan mengungkap kebenaran pandemi tersebut.

Dalam gugatan lain, Larry Klayman, seorang pengacara konservatif Amerika Serikat bersama ‘Freedom Watch’ yang berada di Washington, DC mengajukan gugatan di Texas. Gugatan itu meminta komunis Tiongkok memberikan kompensasi sebesar USD. 20 triliun. Alasannya adalah karena komunis Tiongkok tidak berperasaan, sembrono, dan jahat.

Pada 20 April, 22 orang anggota parlemen dari Partai Republik Amerika Serikat mendesak Presiden Amerika Serikat, Donald  Trump untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Internasional atas tindakan komunis Tiongkok selama pandemi.

Pada saat yang sama, Kongres Amerika Serikat dan Dewan Perwakilan Rakyat masing-masing memberikan kesempatan kepada rakyat Amerika untuk mengajukan baik gugatan maupun klaim kompensasi terhadap pemerintah Tiongkok atas kerugian yang terjadi akibat epidemi virus komunis Tiongkok.

Italia, negara pertama yang mengajukan tuntutan terhadap komunis Tiongkok

Italia pada 21 April juga meluncurkan situs web guna menampung gugatan masyarakat Italia terhadap komunis Tiongkok. Dalam sehari saja sudah ratusan orang ikut berpartisipasi  menandatangani petisi. Penandatanganan petisi  akan berakhir pada bulan  April atau Mei, untuk diajukan pada bulan Juni mendatang. Diperkirakan lebih dari 500.000 orang peserta akan berpartisipasi dalam gerakan menuntut kompensasi kepada komunis Tiongkok sebesar EUR. 100 miliar. 

Kantor berita Italia ‘Adnkronos’ menyebutkan bahwa organisasi nirlaba Italia ‘Oneurope’ memimpin dalam menuntut kompensasi dari pemerintah Tiongkok.

Selain itu, Asosiasi Perlindungan Hak Konsumen Italia (Codacons) juga mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan kepada komunis Tiongkok. Mereka sekarang sedang berkonsultasi dengan sebuah firma hukum Amerika Serikat, agar seluruh dunia bisa ikut bergabung.

Laporan setebal 44 halaman yang diterbitkan oleh lembaga think tank Inggris Henry Jackson Society secara rinci menjabarkan dasar hukum untuk gugatan terhadap pemerintah komunis Tiongkok.

Alat uji cepat virus yang dikirim Tiongkok sebagai pengganti yang diretur Spanyol kembali ditolak karena tidak memenuhi syarat

Pemerintah Spanyol mengatakan pada 22 April bahwa alat uji cepat virus buatan Tiongkok  yang dibeli oleh negara masih belum memenuhi syarat setelah diretur dan dikirim yang baru. Karena itu Spanyol mengumumkan untuk mengembalikan  640.000 kotak alat yang dibeli dari perusahaan Tiongkok.

Menurut surat kabar Nasional Spanyol, Spanyol memesan 640.000 kotak alat uji cepat virus dari perusahaan ‘Yirui Biological Company of China’, tetapi tingkat akurasinya kurang dari 30%, dan harus mengembalikan batch kiriman pertama yang berjumlah 58.000 kotak pada akhir bulan Maret. 

Namun, pemerintah Spanyol menemukan masalah yang sama terhadap 58.000 kotak sebagai pengganti yang dikirim oleh perusahaan ‘Yirui’. Akhirnya pemerintah Spanyol memutuskan untuk mengembalikan semuanya.

Masker Taiwan yang dipalsukan muncul di Jepang, Netizen : Cegah dengan tulisan ā€œLangit Menumpas Partai Komunis Tiongkokā€ 

Film dokumenter Taiwan ‘Awaken Civil’ yang diedarkan di Facebook pada 22 April, terdapat informasi yang disampaikan oleh sejumlah teman Jepang bahwa banyak masker dengan stempel baja ‘Made in Taiwan’ yang merupakan produk palsu dijual di Jepang. Masker-masker tersebut memiliki kualitas yang lebih rendah dan tidak memenuhi standar medis.

Disebutkan juga bahwa produk Taiwan saat ini tidak mungkin diekspor ke Jepang, sedangkan masker yang disumbangkan oleh pemerintah Taiwan kepada Jepang, hanya cukup untuk konsumsi anggota medis di lini depan. Padahal pemerintah Taiwan sebelumnya telah melarang ekspor sampai bulan Juni produk masker medis dan masker bedah.

Ada juga seorang netizen Tiongkok yang menuliskan sarannya kepada pihak yang berkepentingan di Taiwan lewat Twitter, bunyinya : ā€œLangsung saja maskernya dicetak dari pabrik di Taiwan tulisan ‘Langit Menumpas Partai Komunis Tiongkok’. Barangkali efektif.ā€ 

Keterangan foto: Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa dunia berpotensi menghadapi krisis pangan yang menimbulkan bencana kelaparan setingkat yang diungkapkan dalam Alkitab. Jepang dapat dilanda gempa berkekuatan 9 SR. Terjadi infeksi kolektif terhadap 27 orang guru dan murid di Shenzhen. Masyarakat internasional menuntut ganti rugi kepada komunis Tiongkok. (Epoch Times Hongkong)

sin/rpĀ 

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=N3ef23pLIus