Home Blog Page 1752

Aksi Protes Berlanjut di Hong Kong Setelah RUU Keamanan Nasional Komunis Tiongkok Dipaksakan

Frank Fang

Pemerintah pusat Beijing menegaskan bahwa pihaknya bermaksud menyalip legislatif Hong Kong untuk memberlakukan rancangan undang-undang “keamanan nasional” baru yang kejam di Hong Kong. Pemberlakuan itu  dikecam oleh para pengkritik karena RUU itu dinilai sebagai wujud penghancuran kebebasan dasar warga Hong Kong.

Pada 22 Mei 2020, Wang Chen, wakil ketua Komite Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis Tiongkok, sebuah lembaga legislatif stempel Partai Komunis Tiongkok, mengatakan undang-undang keamanan nasional diperlukan. Ia beranggapan Hong Kong menghadapi peningkatan yang terus-menerus “Risiko keamanan nasional” dan model “satu negara, dua sistem.” Ia mengklaim Hong Kong sedang “ditantang secara serius.” 

Sudah menjadi kenyataan selama bertahun-tahun dan sangat jelas bahwa Rancangan Undang-Undang “keamanan nasional” seperti Pasal 23, yang mana tak akan disahkan oleh legislatif Hong Kong.

Pasal 23 dari RUU anti-subversi, pertama kali diusulkan di dewan legislatif Hong Kong pada Tahun 2003. Tetapi harus dibatalkan setelah setengah juta warga Hongkong turun ke jalan sebagai bentuk protes. Warga menilai Rancangan Undang-Undang itu bakal mengancam Hong Kong. Khususnya terkait Otonomi dan kebebasan dasar mereka untuk berkumpul, berkeyakinan, dan berekspresi jika dilihat sebagai ancaman oleh pemerintah pusat Partai Komunis Tiongkok di Beijing.

Sejak itu, sejumlah seruan berulang kali disampaikan oleh anggota parlemen pro-Komunis Tiongkok di Hong Kong untuk memperkenalkan kembali RUU tersebut, terutama setelah sentimen anti- Komunis Tiongkok merebak pada Juni tahun lalu gara-gara RUU ekstradisi pemerintah Carrie Lam. 

RUU itu juga dicabut setelah jutaan warga Hong Kong turun ke jalan. Mereka memprotes karena RUU itu juga wujud peningkatan pengaruh politik Beijing lebih luas  dalam urusan Hong Kong.

Draf Komunis Tiongkok tentang cara membangun sistem hukum yang kompatibel dan mekanisme penegakkan “untuk menjaga keamanan nasional di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong” juga diungkapkan dalam RUU keamanan itu.


Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (kanan) dan Kepala Eksekutif Makau Ho Iat Seng (tengah) menghadiri sesi pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 22 Mei 2020. (LEO RAMIREZ / AFP via Getty Images)

Draft tersebut mengatakan bahwa komite tetap National People’s Congress atau legislatif stempel Partai Komunis Tiongkok, akan diberdayakan untuk merancang undang-undang terkait. Alasannya,  mencegah dan menghukum setiap kegiatan yang berhubungan dengan pemisahan diri, subversi kekuasaan negara, terorisme, dan campur tangan asing terhadap pemerintah Komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok berulang kali menuduh pemerintah Barat “memicu” aksi protes di Hong Kong dan “mengganggu urusan internalnya,” yang menyerukan kerangka kerja “Satu Negara, Dua Sistem.”

Pemerintahan Komunis Tiongkok kerap meluncurkan narasi terhadap oposisi dengan istilah “menumbangkan kekuasaan negara” sebagai upaya untuk membungkam mereka di daratan Tiongkok dan Makau, yang mana mengesahkan Undang-Undang Pasal 23 yang kontroversial pada tahun 2009.

Draf tersebut juga meminta Beijing mendirikan lembaga baru di Hong Kong untuk “menjaga keamanan nasional.”

Rancangan Undang-Undang keamanan nasional akan ditambahkan ke Lampiran III dari Undang-Undang Dasar, mini-konstitusi Hong Kong, yang berarti bahwa undang-undang tersebut akan dilaksanakan tanpa melalui proses legislasi di Dewan Legislatif atau LegCo Hong Kong.

Pasal 18 Undang-Undang Dasar menyatakan bahwa “hukum nasional tidak akan diterapkan di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong kecuali untuk yang tercantum dalam Lampiran III Undang-Undang ini.”

Undang-undang tersebut dapat diberlakukan setelah kepala eksekutif Hong Kong mengeluarkan pemberitahuan hukum dalam Lembaran Pemerintah, membuka jalan bagi undang-undang untuk diterapkan secara verbal.

Wang Chen menambahkan bahwa komite tetap legislatif komunis Tiongkok akan meninjau laporan Dewan Negara tentang bagaimana “menjaga keamanan nasional” di Hong Kong.

Perlawanan Pro Demokrasi

Anggota parlemen pro-demokrasi Eddie Chu di laman facebooknya mengkritik rancangan undang-undang Komunis Tiongkok, menunjukkan risiko yang akan dihadapi warga Hongkong jika Beijing berhasil membangun lembaga “pemerintah pusat.” Tujuannya untuk menegakkan kebutuhan “keamanan nasional” Komunis Tiongkok.

Eddie Chu menjelaskan bahwa lembaga itu akan membuka jalan bagi petugas polisi yang menyamar dari rezim Komunis Tiongkok untuk “secara hukum” memasuki Hong Kong. 

Chu mempertanyakan apakah warga Hongkong masih akan dilindungi oleh hukum Hong Kong, seperti memiliki akses ke pengacara jika mereka ditahan, diinterogasi, atau ditangkap oleh petugas Komunis Tiongkok.

Chu juga menyatakan keprihatinan perihal yang masih bisa melindungi pihak berwenang Hong Kong, jika mereka disiksa oleh petugas Komunis Tiongkok karena membahayakan “keamanan nasional” Komunis Tiongkok.

Akhirnya, Chu mempertanyakan otoritas apa yang akan dimiliki polisi Hong Kong di bawah hukum yang diusulkan, jika mereka menerima laporan orang yang ditahan oleh petugas  Komunis Tiongkok.

Kelompok Partai pro-demokrasi lainnya, Demosistō, di Twitter menegaskan bahwa Beijing “benar-benar mengabaikan kehendak warga Hongkong” dengan menerapkan hukum tanpa pengawasan legislatif Hong Kong.

Pencetus Kelompok pro Demokrasi, Civil Human Rights Front (CHRF), Jimmy Sham mengatakan bahwa undang-undang baru akan menghancurkan hak asasi manusia, demokrasi, kebebasan, dan supremasi hukum di Hong Kong kemudian memusnahkan kemakmuran ekonomi Hong Kong.

Sham meminta orang-orang untuk mendukung aksi protes yang diorganisir oleh kelompok itu. Ia menambahkan, lebih dari 2 juta orang mesti hadir jika ada harapan untuk Hong Kong yang bebas dari Partai Komunis Tiongkok.

Partai Civic pro-demokrasi setempat menyatakan di halaman Facebook-nya bahwa, rezim komunis di Beijing adalah pembunuh yang berniat untuk membunuh perlindungan dan “otonomi tingkat tinggi.” Yang mana dijanjikan ke Hong Kong di bawah “Satu Negara, Dua Sistem” dengan pengantar dari lembaga baru  Partai Komunis Tiongkok di Hong Kong. 

Langkah Beijing memaksakan kehendak politik yang lebih besar atas Hong Kong, berhadapan dengan peringatan keras dari administrasi Trump di Amerika Serikat dan anggota parlemen dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Taiwan. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=REeMckWk8gc


Anjing Bersaudara yang Telah Dipisahkan Ini Bertemu di Taman dan Seketika Mereka Berpelukan

0

Mereka mengatakan seekor gajah tidak pernah lupa – yah, ternyata anjing juga tidak, setelah dua saudara kandung yang terpisah ini langsung saling mengenali saat bertemu di taman.

Monty dan Rosie, cockapoo lahir di tempat peternakan yang sama Juni lalu, tetapi berakhir di rumah yang berbeda selamanya.

Sementara anjing biasanya berkenalan satu sama lain dengan mengendus-endus satu sama lain, namun setelah bertemu satu sama lain, Monty dan Rosie saling berpelukan.

(Foto: Dogs @ libpincher / Twitter)

Reunian yang menghangatkan hati menjadi viral di media sosial setelah Libby Pincher berbagi tulisan yang dia terima dari ayahnya tentang hal itu, bersama dengan gambar-gambar manis.

Menulis tweet pada hari Selasa,(19/5), Libby berkata,: “Tolong lihat apa yang dikirim ayahku pagi ini, aku bahkan tidak bisa menahan haru”.

Tulisan dalam foto berbunyi: “Jadi, Dave keluar berjalan dengan anjingnya, dan ada pasangan berjalan ke arahnya dengan versi putih anjingnya. Ternyata mereka adalah saudara laki-laki dan perempuan dari peternakan yang sama. Tapi alih-alih hanya bermain seperti yang mereka lakukan dengan anjing lain, lihat ini.”

(Foto: Dogs @ libpincher / Twitter)

Dengan ingatan jangka pendek anjing-anjing yang tampaknya hanya sekitar lima menit , Monty dan Rosie yang cukup mengesankan masih ingat satu sama lain beberapa bulan setelah dipisahkan.

Berbicara kepada The Dodo, pemilik Rosie, Susan Killip, berbicara tentang momen menggemaskan yang dilakukan anjing-anjing itu:

“Itu sangat indah, mereka berdua hanya melompat dan berpelukan. Sungguh menakjubkan mereka saling mengingat setelah 10 bulan tidak bertemu satu sama lain.”(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/PlUtzyRD0YE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Anak Berusia 10 Tahun Ini Mengirim Ribuan Perlengkapan Seni untuk Anak-anak di Tempat Penampungan Tunawisma dan Panti Asuhan Selama Kuncian

Seorang gadis berusia 10 tahun di Danbury, Connecticut,AS, mengirimkan peralatan seni kepada anak-anak di tempat penampungan tunawisma dan panti asuhan untuk mengangkat semangat mereka selama kuncian.

Melalui kegiatan sosialnya, Chelsea Phaire telah mengirim lebih dari 1.500 perlengkapan seni – yang meliputi spidol, krayon, kertas, buku mewarnai, dan pensil warna – ke tempat penampungan tunawisma dan panti asuhan, perlengkapan seni untuk memberi anak-anak sesuatu semangat yang dapat dilakukan ketika mereka sedang sedih.

Orangtua Chelsea membantunya meluncurkan “Chelsea’s Charity” pada hari ulang tahunnya pada Agustus 2019, ketika dia meminta tamu pesta untuk menyumbangkan perlengkapan seni alih-alih mendapatkan hadiah ulang tahunnya.

“Sejak dia berusia tujuh tahun, dia memohon saya dan ayahnya untuk memulai amal,” kata Candace Phaire, ibu Chelsea, kepada CNN. “Dia begitu gigih, setiap beberapa bulan dia akan bertanya, ‘Apakah kita akan memulai Chelsea’s Charity?’ Ketika dia berusia 10 tahun, dia bertanya lagi kepada kami, dan kami memutuskan sudah waktunya untuk melakukannya. “

Setelah ulang tahunnya, Chelsea menggunakan sumbangan untuk mengirimkan 40 perlengkapan seni pertamanya ke tempat penampungan tunawisma di New York.

Sebelum pandemi, Chelsea bepergian dengan ibunya di seluruh negeri untuk bertemu langsung dengan anak-anak dan mengajari mereka beberapa teknik menggambar favoritnya.

Sekarang Chelsea tidak dapat berinteraksi secara fisik dengan anak-anak, dia mengirimkan perlengkapan seni.

Sejak Maret, ketika sekolah-sekolah mulai ditutup, Chelsea telah mengirim lebih dari 1.500 kit ke sekolah, tempat penampungan, dan panti asuhan di 12 negara bagian di seluruh AS.

James Storehouse, sebuah organisasi nirlaba yang melayani anak-anak di panti asuhan, adalah salah satu organisasi yang menerima perlengkapan seni dari Chelsea.

“Ini memberi anak-anak dan remaja outlet kreatif yang menyenangkan untuk menyalurkan energi mereka karena mereka tidak bisa berada di kelas saat ini,” kata Stacy DeWitt, direktur eksekutif James Storehouse. “Peralatan Chelsea telah menjadi berkah bagi banyak anak di tempat-tempat sulit dan membuat mereka gembira.”

https://www.instagram.com/p/CANvzsGB0jN/?utm_source=ig_embed

“Saya merasa senang mengetahui betapa bahagianya mereka ketika mereka mendapatkan perlengkapan seni mereka,” kata Chelsea kepada CNN. “Aku benar-benar tumbuh sebagai pribadi karena ini. Sekarang impianku adalah bertemu setiap anak di seluruh dunia dan memberi mereka seni. Siapa tahu, mungkin jika kita melakukan itu dan kemudian anak-anak kita melakukannya, kita akan memiliki kedamaian dunia ! “

Dia masih belia, tetapi tindakannya telah menginsipirasi dunia.(yn)

Sumber: sunnyskyz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Bocoran Dokumen : Semua Informasi Terkait Virus Komunis Tiongkok di Tiongkok Diklasifikasikan Sebagai Rahasia Negara

0

Nicole Hao

Dokumen pemerintahan komunis Tiongkok yang diperoleh oleh The Epoch Times menunjukkan bahwa pihak berwenang komunis Tiongkok memperlakukan semua informasi terkait Virus Komunis Tiongkok atau Coronavirus Wuhan sebagai “rahasia negara.” Pihak berwenang komunis Tiongkok  juga melarang pejabat untuk mengungkapkannya kepada publik.

Disebutkan sebagai virus Komunis Tiongkok sebagai tuntutan  pertanggungjawaban dari rezim Komunis Tiongkok atas pengabaiannya terhadap kehidupan manusia dan terjadinya pandemi. Yang mana, mengakibatkan jumlah risiko yang tidak terhitung bagi negara-negara di seluruh dunia. Sekaligus menciptakan ketakutan yang meluas dan menghancurkan ekonomi negara-negara yang berusaha mengatasi penyakit ini.

Ironisnya, media pemerintahan Komunis Tiongkok, Xinhua – corong pemerintah pusat – berkomentar pada 8 Februari 2020: “Pengalaman sejarah yang tak terhitung jumlahnya dalam mencegah penyakit menular  menunjukkan kepada orang-orang bahwa berbagi informasi epidemi kepada publik seperti sinar mentari yang dapat membunuh virus. Jadi, obat yang paling efektif adalah menerbitkan semua informasi. ”

Dokumen yang Bocor

Nanning adalah ibu kota wilayah Guangxi barat daya. Kota ini memiliki tujuh distrik dan lima wilayah yang berpenduduk sekitar 7,25 juta jiwa.

The Epoch Times memperoleh salinan dokumen dari pemerintah kota Nanning tanggal 13 Februari yang ditandai “rahasia.” Dokumen ini meletakkan persyaratan untuk semua tim pemerintah daerah di dalam pemerintah kabupaten dan wilayah di Nanning dibentuk untuk menangani virus.

Dokumen lain dari Provinsi Heilongjiang di utara Tiongkok juga menyebutkan bahwa dokumen terkait pandemi harus diperlakukan sebagai rahasia besar. Artinya pemerintah daerah lain di Tiongkok juga kemungkinan menerima instruksi serupa.

Keterangan gambar : Peraturan tentang Kerahasiaan selama Pencegahan Epidemi dan Pengendalian Markas Besar Kota Nanning, Pencegahan Epidemi Koroner Baru dan Kelompok Kerja Kontrol” yang diperoleh Epoch Times menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok telah mengklasifikasikan informasi terkait epidemi sebagai rahasia (The Epoch Times)

“Selama periode waktu memerangi virus, semua jenis dokumen mendesak, pemberitahuan mendesak, kejadian mendesak … berbagi informasi sensitif secara internal, dan informasi apa pun yang belum disetujui oleh para pemimpin [pemerintah] untuk diungkapkan kepada publik” akan dianggap sebagai negara rahasia,” demikian bunyi dokumen itu.

Pemerintahan Kota menyatakan, “Rahasia negara” terkait pandemi ini dilindungi oleh “undang-undang tentang menjaga rahasia negara” yang dirilis pada 29 April 2010.

Menurut undang-undang, tujuh jenis informasi diperlakukan sebagai rahasia negara, seperti yang menyangkut keputusan kebijakan utama tentang urusan negara, pertahanan nasional, kegiatan diplomatik, pengembangan ekonomi nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, keamanan negara, dan sebagainya.

Keterangan gambar : “Regulasi Pekerjaan Rahasia” Markas Besar Anti-epidemi Nanning yang diperoleh Epoch Times menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok menjaga bocornya informasi epidemi dan membutuhkan pengawasan ketat terhadap dokumen-dokumen rahasia. (The Epoch Times)

Dokumen itu tidak menjelaskan bagaimana informasi pandemi dapat dianggap sebagai “rahasia negara.” Akan tetapi menjelaskan secara terperinci tentang bagaimana menjaga kerahasiaan informasi tersebut.

Dokumen itu menyebutkan bahwa semua pejabat harus menyiapkan, mengedit, dan menyimpan “rahasia negara” terkait virus hanya pada komputer atau ponsel yang tak terhubung ke internet.

Semua dokumen terkait virus hanya dapat dikirim melalui surat biasa. Semua staf dilarang mengambil foto dari dokumen-dokumen ini dan berbagi foto-foto ini.

Keterangan gambar : “Regulasi Pekerjaan Rahasia” Markas Besar Kota Nanning menunjukkan bahwa bahkan ketika mendisinfeksi atau membersihkan ruang kantor rahasia atau mengadakan pertemuan pencegahan dan pengendalian jangka panjang, kebocoran informasi harus dicegah. (The Epoch Times)

Pejabat tidak diperbolehkan untuk membicarakan informasi tersebut selama panggilan telepon, melalui pesan teks, atau saluran komunikasi berbasis internet lainnya. Mereka juga dilarang menyebutkan informasi itu di rumah.

Pejabat tak dapat membawa dokumen terkait virus, komputer terkait, hard drive eksternal, dan media penyimpanan bergerak lainnya ke rumah atau tempat umum.

Keterangan gambar : “Peraturan Kerja Rahasia” dari Markas Besar Pencegahan Epidemi Kota Nanning melarang staf pencegahan epidemi untuk menyebarluaskan dan mengeluarkan informasi yang berkaitan dengan situasi epidemi. (The Epoch Times)

Instruksi itu menyebutkan semua dokumen tersebut harus diproses di kantor di gedung-gedung pemerintah, dengan semua jendela tertutup. Ketika para pejabat perlu membuka jendela kantor, staf terkait harus memperhatikan keamanan sekitar.

Ketika setiap tingkat pemerintahan menyelenggarakan pertemuan terkait pandemi, staf juga harus menutup semua jendela. Jika pertemuan berlangsung sangat lama dan peserta perlu mendapatkan udara segar, staf dapat membuka jendela tetapi harus memastikan rahasia tidak akan bocor, demikian menurut dokumen itu.

Tanpa izin dari pemerintah kota, semua pejabat dan staf pemerintah, staf medis di rumah sakit, dan personel terkait tidak diizinkan untuk menerima wawancara media. Setiap informasi yang disetujui untuk dibuka ke publik harus dipublikasikan sesuai dengan perintah pemerintah kota.

Pelaporan Epoch Times sebelumnya sudah mendokumentasikan kurangnya transparansi otoritas berwenang Komunis Tiongkok seputar virus.

Pada tahap awal wabah, rezim Komunis Tiongkok meremehkan risiko penularan dari manusia ke manusia di tengah masyarakat, sementara itu dokumen internal pemerintah menunjukkan bahwa pihak berwenang berusaha keras untuk mencegah penyebaran virus.

Pemerintah daerah juga secara konsisten melaporkan infeksi virus yang tidak dilaporkan, menjaga penghitungan internal hasil diagnostik yang berbeda dari data dirilis secara resmi. (asr)


Hitungan Sehari 502 Warga Jawa Timur Positif Corona, Tertinggi di Kota Surabaya, Sidoarjo, Kab Probolinggo dan Gresik

0

ETIndonesia- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto Kamis (21/5) mengumumkan wilayah yang mengalami peningkatan kasus positif terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur dengan penambahan sebanyak 502 orang, sehingga totalnya menjadi 2.998 kasus positif.

Dilansir dari http://infocovid19.jatimprov.go.id/ rincian penambahan terhadap 502 Warga Jawa Timur Positif Corona tertinggi dari Kota Surabaya sebanyak 311 orang, Sidoarjo 57 orang, Gresik 27 orang, dan Kabupaten Probolinggo 31 orang.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi dalam keterangannya sepanjang pihaknya merilis data jumlah pasien positif, pada Kamis 21 Mei memang yang tertinggi di Jawa Timur.

Senamuak 502 pasien tambahan baru itu, kata Wahyuhadi, sebanyak 451 pasien telah terkonfirmasi datanya sesuai data kependudukan. Namun 51 pasien lainnya yang juga sudah terdata masih dalam proses penentuan lokasi domisili atau sesuai asal dari data kependudukannya karena adanya identitas yang berbeda.

Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur menjelaskan, Upasien sembuh atau terkonversi negatif dari Covid 19 tercatat tambahan baru 10 orang atau total kini sebanyak 413 orang atau 14,04 persen. Sedangkan pasien yang meninggal dunia saat ini tercatat bertambah 15 orang dengan total keseluruhan sebanyak 258 atau 8,77 persen.

Adapun jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) tercatat sebanyak 5.267 orang. Dengan rincian 2.296 dalam pengawasan, 2.456 orang selesai diawasi, dan 515 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 23.271 orang. Dengan rincian dalam pemantauan 3.989 orang, selesai dipantau 19.190 orang dan meninggal dunia 92 orang. (Infocovid19.Jatim/asr)

FOTO : Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan novel coronavirus (oranye), yang menyebabkan penyakit COVID-19, yang diisolasi dari seorang pasien di AS, muncul dari permukaan sel (hijau) yang dikultur di laboratorium. Foto diterbitkan pada 13 Februari 2020. (NIAID-RML)

https://www.youtube.com/watch?v=9eohWgda9zo

Pompeo Memperingatkan kepada Beijing untuk Menghormati Kebebasan Pers di Hong Kong

Masoma Haq

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengatakan hak-hak jurnalis AS di Hong Kong harus dijunjung. Hal demikian disampaikannya dalam  sebuah pernyataan Minggu 17 Mei 2020. Ia memperingatkan kepada rezim komunis Tiongkok terkait penindasan lebih lanjut tentang kebebasan pers.

Pompeo mengungkapkan ia mendapatkan laporan intelijen terhadap ancaman seperti dari rezim Tiongkok. Pompeo mengatakan tindakan apa pun yang melemahkan kedaulatan Hong Kong bakal meminta AS untuk menilai kembali seberapa tulusnya  Tiongkok tentang Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris yang ditandatangani pada 1984 silam. Perjanjian itu sebagai bagian untuk mengembalikan Hong Kong ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997.

“Baru-baru ini menjadi perhatian saya bahwa pemerintah Tiongok  mengancam akan mengganggu pekerjaan jurnalis Amerika di Hong Kong. Wartawan-wartawan ini adalah anggota kebebasan pers, bukan kader propaganda, dan pelaporan mereka yang berharga mewartakan warga Tiongkok dan dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Setiap keputusan yang berdampak pada otonomi dan kebebasan Hong Kong sebagaimana dijamin di bawah Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris dan Undang-Undang Dasar akan berdampak pada penilaian kita terhadap Satu Negara, Dua Sistem dan status wilayah,” tambahnya.

“Tiongkok tidak ingin kita mengetahui apa yang mereka lakukan di #HongKong, jadi mereka mempertimbangkan untuk mengganggu wartawan Amerika yang ditempatkan di sana. Terima kasih kepada @SecPompeo untuk membela kebebasan pers !,” cuitan Anggota Kongres Jim Banks (R-In.), yang bertugas di Komite Layanan Angkatan Bersenjata AS.

Pompeo mengumumkan pada 6 Mei bahwa departemen akan menunda laporannya kepada Kongres mengenai status otonomi Hong Kong sampai setelah peristiwa politik Beijing 22 Mei 2020.

“Pertama, saya menyebutkan Hong Kong minggu lalu. Saat ini kami sedang menunda laporan kami ke Kongres yang akan menilai otonomi Hong Kong, untuk memungkinkan kami mempertanggungjawabkan tindakan tambahan apa pun, yang mana mungkin sedang direncanakan Beijing dalam rangka menjelang Kongres Rakyat Nasional yang akan semakin melemahkan rakyat otonomi Hong Kong seperti yang dijanjikan oleh Tiongkok ketika mereka memasuki perjanjian dengan orang-orang Hong Kong. “

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok meningkat sejak wabah virus komunis Tiongkok di Tiongkok, sehingga memicu pandemi global yang telah menghancurkan ekonomi.

Presiden Trump dan pemerintahannya mengkritik penanganan Tiongkok terhadap wabah di Wuhan, tempat virus itu berasal. Dikarenakan menutup-nutupi fakta tentang sifat menular virus dan penindasan terhadap pelapor yang berusaha memperingatkan komunitas internasional.

Amerika Serikat dan Tiongkok juga sebelumnya berselisih soal wartawan yang bekerja di negara mereka masing-masing.

Pada  Februari 2020, administrasi Trump mengatakan akan mulai memberlakukan lima entitas media besar yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok yang beroperasi di AS agar mendaftarkan karyawan mereka dan properti AS mereka ke Departemen Luar Negeri.

Beijing mengusir dua koresponden Wall Street Journal dan kemudian melarang semua warga negara Amerika yang bekerja di negara itu untuk The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post sebagai bagian dari perang media dengan Amerika Serikat.

Senator Michael McCaul (R-Texas) di Komite Urusan Luar Negeri DPR dan ketua Gugus Tugas Tiongkok dari Partai Republik, mengutuk keputusan Komunis Tiongkok yang mengusir jurnalis AS.

“Pola disinformasi yang dikeluarkan dan dipromosikan oleh Kementerian Luar Negeri di tengah pandemi meningkatkan kekhawatiran kami tentang tindakan yang tidak beralasan dan provokatif ini. Kami mendesak Kementerian Luar Negeri untuk segera mengakhiri perannya dalam menghambat arus kebebasan informasi secara global dan membalikkan keputusannya untuk mengusir jurnalis Amerika, ”tulisnya dalam surat yang dikirim ke Duta Besar Tiongkok Cui Tiankai pada Maret 2020. (asr)

FOTO : Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, berbicara kepada para wartawan selama briefing berita di Departemen Luar Negeri di Washington D.C. pada 23 Oktober 2018. (Cathal McNaughton / Reuters)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=8fXmF8iTnRU

Kakek Berusia 90 Tahun dengan Sisa-sisa Tenaganya Mengayuh Sepedanya untuk Membawa Anjing Tuanya ke Dokter Hewan

0

Kesetiaan yang diberikan anak-anak anjing terhadap pemiliknya selalu merupakan hal yang perlu disoroti ketika berbicara tentang mereka, tetapi kadang-kadang juga penting untuk berfokus pada orang-orang yang memiliki rasa sayang pada hewan peliharaan mereka dan mampu melakukan semua untuk mereka.

Contoh yang jelas dan mengagumkan adalah kasus Don Juan, seorang kakek berusia 90 tahun yang tinggal di San Juan, Puerto Riko, yang tidak dihentikan oleh usianya yang sudah renta ketika datang untuk merawat dan melindungi teman hidupnya yang setia, anjing peliharaanya.

Don Juan telah memberi setiap orang contoh kebaikan karena dia dengan sisa-sisa tenaganya sanggup membawa anak anjingnya ke dokter hewan dengan cara yang paling tidak terduga. Karena teman anjingnya yang berumur lebih dari 16 tahun tidak bisa lagi berjalan, Don Juan dengan sepedanya untuk membawa anjingnya ke dokter.

Karena usianya, teman berbulunya menderita arthritis anjing yang parah, yang telah melemahkan tulangnya dan membuatnya praktis tidak bisa bergerak. Menghadapi situasi yang sulit, Don Juan tidak membiarkan dirinya dikalahkan dengan kondisinus dan, meskipun kerangkanya juga bukan yang terkuat, ia mengayuh sepedanya sehingga anjingnya dapat pergi ke tempat praktik dokter hewan.

Kisah pria tua yang baik ini menjadi viral, setelah tetangganya, Nelson Rodriguez-López, memutuskan untuk membagikannya di Facebook-nya.

“Dan berapa banyak anak muda yang meninggalkan hewan peliharaan mereka dengan menelantarkan atau tidak mengambil mereka untuk bantuan medis?” Nelson menulis di posnya.

Segera, wajah baik Don Juan membuat semua orang di jejaring sosial jatuh cinta dan ribuan orang meninggalkan ekspresi kasih sayang mereka kepada kakek yang mulia ini.

Selain itu, beberapa orang terkejut mengetahui kisah lelaki tua yang pernah mereka lihat di jalan San Juan dengan anak anjingnya di atas sepeda.

Tanpa ragu, setiap anak anjing, anak kucing, atau makhluk hidup membutuhkan Don Juan dalam hidup mereka.

Menghadapi banyak kasus pelecehan dan pengabaian terhadapa hewan yang paling rentan, mengetahui bahwa masih ada orang dengan jiwa dan hati mereka yang semurni kakek ini menuntun kita dengan harapan dan rasa terima kasih.

Kami juga senang mengetahui bahwa pasangan tua ini bersama-sama menghadapi kehidupan di tahun-tahun keemasan mereka.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/PlUtzyRD0YE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Beijing Mengeksploitasi Politik Identitas, Alihkan Tuduhan Penyebab Pandemi

0

Cathy He dan Jan Jekielek

Sejarawan Victor Davis Hanson mengatakan rezim Tiongkok memanfaatkan politik identitas di Barat untuk membelokkan perhatian menjauh dari perannya dalam menyebabkan pandemi global

Selama beberapa bulan terakhir, Beijing menyebarkan kampanye informasi yang agresif yang bertujuan untuk membentuk narasi seputar pandemi sesuai keinginannya.

Kampanye informasi yang agresif ini melibatkan pengalihan perhatian dari kerahasiaan Beijing terhadap awal wabah dengan menyerukan Beijing sebagai pemimpin global dalam memerangi penyakit itu, dan menyatakan bahwa virus berasal dari luar Tiongkok sementara mengkritik penanganan negara-negara lain terhadap wabah tersebut. Salah satu unsur dalam strategi ini adalah mempermainkan korban, kata Victor Davis Hanson.

“Beijing sangat manipulatif dalam arti memasuki balapan, kelas, jenis kelamin, politik identitas yang progresif, ” kata Victor Davis Hanson, seorang rekan senior di Institut Hoover, pada program “American Thought Leaders” The Epoch Times.

“Beijing memahami pikiran kaum kiri, bahwa Beijing bisa-bisanya bersikap sebagai korban — meskipun Beijing adalah yang mengorbankan pihak lain dalam krisis ini.”


Victor Davis Hanson mengatakan rezim Tiongkok melakukan ini dengan mencap dirinya sebagai bagian “lain” orang Amerika Serikat —yaitu, bukan bagian mayoritas kulit putih.

Pada Maret, rezim Tiongkok menyerang Presiden Donald Trump dan pejabat Amerika Serikat lainnya karena menggunakan frasa “Virus Tiongkok” atau “Virus Wuhan” untuk menjelaskan penyakit itu, menyebut frasa tersebut sebagai rasis dan xenofobia. Selama tahap awal wabah, media pemerintah Tiongkok sendiri menggunakan istilah “Pneumonia Wuhan” dalam laporannya.

Duta Besar Tiongkok untuk Kanada Cong Peiwu mengklaim dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan outlet media setempat Global News bahwa “Tiongkok bukan hanya korban penyakit itu sendiri, tetapi juga korban informasi sesat.”

Hasil strategi ini, kata Victor Davis Hanson, adalah bahwa orang Barat “jauh lebih hati-hati untuk mengatakan sesuatu yang negatif mengenai Tiongkok, karena Tiongkok kembali menyerang sepenuhnya, dan kemudian memanfaatkan gerakan politik identitas.”

Victor Davis Hanson menunjuk ke kemunafikan rezim Tiongkok, “Rezim Tiongkok adalah kebudayaan monorasial untuk sebagian besar, dan rezim Tiongkok sangat rasis dalam kebijakannya terhadap negara-negara lain.”

Ia menambahkan: “Rezim Tiongkok memiliki sejuta orang di kamp pendidikan ulang. Rezim Tiongkok mempraktikkan diskriminasi sistematis terhadap orang Afrika yang mereka perjuangkan. Rezim Tiongkok menghancurkan kebudayaan Tibet, namun rezim Tiongkok berpura-pura kaget dan kecewa dengan xenophobia serta rasisme dan kepicikan pikiran oleh orang Amerika Serikat.”

Sementara rezim Tiongkok mengecam contoh-contoh rasisme anti-Tiongkok di luar negeri di tengah pandemi, rezim Tiongkok gagal menghentikan perlakuan rasis terhadap orang Afrika di dalam negeri. Sebagai akibat  diskriminasi terkait-virus, para migran Afrika di Provinsi Guangzhou di selatan Tiongkok dilarang masuk toko, restoran, dan hotel, dan diusir dari rumahnya.

Victor Davis Hanson berseru kepada  outlet media Barat yang membeo propaganda rezim Tiongkok untuk mengkritik Donald Trump.

“Kami memiliki situasi Orwellian ini di mana media tidak hanya anti-Trump, tetapi sebenarnya mengambil poin pembicaraan dari Tiongkok. Maksud saya, mereka akan berkata, yah, Tiongkok jauh lebih baik daripada Donald Trump dan menangani virus, Tiongkok memiliki lebih sedikit kasus dan lebih sedikit korban jiwa — walaupun kita tahu bahwa tidak ada informasi dari Tiongkok dapat dipercaya,” katanya.

Sejarawan Victor Davis Hanson mengatakan bahwa seruan Amerika Serikat dan negara-negara Barat bagi rezim Tiongkok untuk memberikan informasi mengenai asal-usul virus tersebut kemungkinan tidak diindahkan oleh rezim Tiongkok.

“Saya kira kita tidak akan menemukannya karena untuk mendapatkan informasi itu akan  identik dengan pengakuan bersalah,” kata Victor Davis Hanson, mencatat  Informasi itu, paling banter, akan mengungkapkan kegagalan Beijing untuk mengungkapkan apa yang diketahui Beijing mengenai wabah secara tepat waktu, dan paling buruk, menunjukkan virus itu bocor dari laboratorium.

Tindakan semacam itu, pada dasarnya, berarti bagi rezim Tiongkok mengatakan: “Kami, Partai Komunis Tiongkok, bertanggung jawab atas pembunuhan seperempat juta orang sejauh ini…dan menghancurkan ekonomi seperti yang kita tahu.”

“Kita tidak akan pernah mendengar itu dari Partai Komunis Tiongkok. Saya tidak dapat memikirkan pemerintah komunis dalam sejarah peradaban yang pernah ada adalah jujur ​​atau transparan,” kata Victor Davis Hanson. (Vv)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=AN_E51Qb7PM


Mereka Mempertaruhkan Segalanya untuk Menyelamatkan Anak Kucing Mungil dan Lemah

0

Haley Waugh, sukarelawan dari Front Street Animal Shelter, di Sacramento, California, menerima pesan tentang seekor anak kucing kecil yang ditemukan di luar sebuah restoran: itu adalah seekor anak kucing yang benar-benar sendirian dengan kondisi yang memilukan.

Haley sudah memiliki beberapa hewan yang diselamatkan dan tidak berencana mengambil lebih banyak anak kucing, tetapi dia tidak bisa mengatakan tidak.

Orang yang menemukan menghubungi petugas penyelamat karena dia tidak yakin apa yang bisa dia lakukan dan benar-benar ingin membantu si berbulu kecil.

Anak kucing itu bermasalah dengan kesehatannya: ia menderita infeksi saluran pernapasan atas, kekurangan berat badan, dehidrasi, dan sepenuhnya tertutup oleh kutu.

Ketika Haley membawa anak kucing pulang, hal pertama yang dia lakukan adalah membersihkan semua kutu. Dia memandikan kucing malang itu, menyisir rambutnya dengan sangat baik untuk menghindari kusut, dan membungkusnya agar hangat.

Dia menutupinya dengan selimut yang empuk dan meletakkannya di dekat pemanas sehingga mendapat kehangatan. Berbulu kecil itu segera mendengkur. Siapa yang tahu sudah berapa lama sebelum dia merasa sangat nyaman.

Anak kucing menerima antibiotik dan perawatan uap, juga dikenal sebagai “spa kucing” atau “wajah kucing” untuk membantunya melawan kemacetan di saluran pernapasan bagian atas.

Nafsu makannya meningkat begitu dia bisa bernapas dengan normal. Selain itu, dia mendapatkan kembali indra penciumannya. Tidak ada yang akan terjadi di antara dia dan makanan lagi, jadi Hailey menyaksikan dengan sangat bahagia ketika berbulu keci itu mulai makan dengan senang hati!

Petarung kecil telah menjadi jiwa dari rumah asuhnya. Tidak hanya berat badannya bertambah dan sangat baik dalam masalah kesehatannya, ia juga mencintai orang-orang di sana dan hewan lain.

Di antara teman-teman favoritnya adalah anjing Haley. Yang benar adalah bahwa petugas penyelamat sangat senang melihat seberapa baik kucing kecil itu pulih, terutama setelah melalui awal yang sulit.

Berita baik tidak berakhir untuk kucing, yang selain berjalan dengan kecepatan stabil dengan pemulihannya, sudah memiliki rumah yang bahagia. Orang yang sama yang menyelamatkannya dan memanggil seorang spesialis untuk merawatnya akan mengadopsinya begitu dia siap untuk rumah barunya.(yn)

Sumber:zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/hE7rE154Ik4?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Total Secara Nasional Menjadi 20.162 Kasus Positif dengan per Hari 973 Kasus, Jawa Timur Tertinggi

0

ETIndonesia – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini, Kamis (21/5) adalah yang tertinggi selama dua bulan terakhir yakni mencapai 973 orang, sehingga totalnya menjadi 20.162.

Berdasarkan data yang dikantongi Yuri, wilayah yang mengalami peningkatan kasus positif terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur dengan penambahan sebanyak 502 orang, sehingga totalnya menjadi 2.998.

“Hari ini meningkat 973 orang. Peningkatan ini luar biasa dan peningkatan inilah yang tertinggi. Peningkatan tertinggi ini ada di Jawa Timur khususnya, sehingga total (seluruh provinsi) menjadi 20.162 orang,” ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (21/5) di Chanel Youtube BNPB.

Menurut Yuri, adanya peningkatan tersebut disebabkan karena banyaknya kelompok rentan yang tertular dari orang yang membawa virus corona jenis baru.

Sementara itu, hingga hari ini belum dapat diketahui siapa saja orang-orang pembawa atau carrier virus ini, sebab banyak orang yang positif namun tanpa gejala atau tidak terlihat sakit.

“Peningkatan hari ini adalah peningkatan yang tertinggi,” jelas Yuri.

Yuri mengajak masyarakat kepada hal yang mendasar bahwa kasus baru ini muncul akibat adanya kelompok rentan yang tertular orang lain yang membawa penyakit ini. Sementara y siapa yang membawa penyakit ini susah untuk didapatkan.

Oleh sebab itu, kata Yuri, menjalankan protokol kesehatan menjadi hal terpenting yang harus dilakukan seperti mencuci tangan dengan air yang mengalir, memakai masker, jaga jarak, hindari berkerumunan dan tetap di rumah.

Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, lima provinsi dengan angka kasus positif terbanyak adalah Provinsi DKI Jakarta ada kasus 6.301 disusul Jawa Timur sebanyak 2.998 Jawa Barat 1.962, Jawa Tengah 1.217, Sulawesi Selatan 1.135 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 20.162 orang.

Selain kasus terkonfimasi positif, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga mencatat jumlah pasien sembuh menjadi 4.838 setelah ada penambahan 263 orang dan kasus meninggal menjadi 1.278 dengan penambahan 36 orang.

Kemudian untuk sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta tertinggi yakni 1.458 kemudian Jawa Barat 422, Jawa Timur sebanyak 403, Sulawesi Selatan 398, Bali 280, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 4.838 orang.

Akumulasi data tersebut diambil dari hasil uji spesimen sebanyak 219.975 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 69 laboratorium dan Test Cepat Melokuler (TCM) di 34 laboratorium. Sebanyak 160.374 orang yang diperiksa didapatkan data 20.162 positif dan 140.212 negatif.

Kemudian untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 50.187 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada menjadi 11.066 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 392 kabupaten/kota di Tanah Air. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=nv0poIdlt8Q

CBC Masuk Perangkap Komunis Tiongkok dalam Menggambarkan The Epoch Times sebagai ‘Rasis’ untuk Liputan Virus

oleh April Zhu

Laporan terbaru CBC menuduh edisi khusus The Epoch Times berbau rasis, dikarenakan  melaporkan kerahasiaan komunis Tiongkok terhadap wabah virus. Media penyiaran publik itu gagal memahami apa yang penting diketahui pembaca. Malahan masuk dalam perangkap rezim Tiongkok untuk memainkan kartu rasisme. Hal demikian diungkapkan dua pemimpin dari komunitas Tionghoa daratan dan Hong Kong di Kanada.

Sheng Xue, seorang penulis dan aktivis demokrasi yang berpusat di Toronto mengungkapkan menghadapi apa yang dapat dikatakan sebagai bencana terbesar dalam satu abad, media publik Kanada tidak mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk menyelidiki asal mula bencana dan kebenaran mengenai virus. Akan tetapi sebaliknya menggunakan sumber daya untuk menyerang media swasta yang melacak kebenaran. 

The Epoch Times edisi khusus berisi delapan halaman, berjudul How the Chinese Communist Party Endangered the World” atau “Bagaimana Partai Komunis Tiongkok Memusnahkan Dunia,” didistribusikan di berbagai wilayah Kanada baru-baru ini. Laporan itu memberikan liputan berbagai topik terkait dengan wabah virus di Tiongkok, yang mencakup upaya rezim Tiongkok merahasiakan wabah dan penggunaan propaganda untuk mengalihkan kesalahan atas pandemi. 

Penerbit The Epoch Times Kanada, Cindy Gu mengatakan, distribusi itu dilakukan karena makalah tersebut mempertimbangkan “informasi tersebut adalah penting bagi orang Kanada,” serta juga sebagai bagian upaya untuk mendapatkan pelanggan baru dan meningkatkan kesadaran merek. 

Sebagai tanggapan, CBC News menghasilkan beberapa program dan artikel di TV, radio, dan platform situs web miliknya secara luas melaporkan pandangan pembaca tunggal bahwa  The Epoch Times adalah “rasis dan menghasut.” Dikarenakan menunjuk ke peran dan tanggung jawab rezim Tiongkok dalam krisis global yang disebabkan oleh virus  Komunis Tiongkok, yang umumnya disebut jenis Coronavirus baru.

“Rasisme dapat dikatakan sebagai senjata politik yang digunakan secara besar-besaran di demokrasi Barat selama beberapa dekade. Banyak orang menggunakan senjata ini,” kata Sheng Xue, wakil presiden Federasi untuk Tiongkok yang Demokratis, organisasi global yang didirikan di Paris, Prancis, pada tahun 1989 setelah tragedi Pembantaian Lapangan Tiananmen.

Sheng Xue mencatat bahwa banyak dari mereka yang bekerja untuk The Epoch Times, dari pendiri hingga  jurnalisnya, adalah orang Tionghoa dan termasuk mereka yang menderita penganiayaan di bawah rezim Komunis Tiongkok.

FOTO : Sheng Xue berbicara di sebuah forum mengenai Tiongkok di Vancouver dalam sebuah file foto. (Helena Zhu / The Epoch Times)

“Jadi, ras mana yang dimaksud dengan CBC. Adalah konyol dan sangat naif bagi CBC untuk menggunakan senjata seperti rasisme [untuk menyerang The Epoch Times]?” kata Sheng Xue. 

Komunis Tiongkok dan Tiongkok Adalah Tidak Satu dan Tidak Sama

President Canada-Hong Kong Link yang berbasis di Toronto, Gloria Fung, menyetujuinya perbedaan Tionghoa dengan komunis Tiongkok. Ia mengatakan, Partai Komunis Tiongkok meluncurkan kampanye informasi sesat ke seluruh dunia untuk menghindari tanggung jawab atas pandemi. Caranya mencakup memainkan “kartu rasisme dalam mengklaim kritik terhadap Partai Komunis Tiongkok sebagai penyebaran kebencian terhadap rakyat Tiongkok. 

“Ini adalah propaganda Partai Komunis Tiongkok sendiri yang berusaha membuat dunia berpikir bahwa Partai Komunis Tiongkok dengan negara Tiongkok dan rakyat Tiongkok adalah satu dan sama, dan bahwa kritik terhadap Partai Komunis Tiongkok adalah anti-Tiongkok atau anti terhadap rakyat Tiongkok,” kata Gloria Fung.

Reporter CBC yang jatuh ke dalam perangkap ini, tampaknya gagal membedakan antara kritik terhadap suatu partai politik dan sikap rasis terhadap rakyat suatu negara.

Banyak pakar dan orang-orang dari komunitas Tionghoa Kanada akan dengan senang hati membicarakan hal itu, tetapi wartawan tersebut rupanya tidak menjangkau mereka.”

Gloria Fung menyebut laporan CBC sebagai “jurnalisme yang buruk dan sangat bias” dan “berpihak pada satu sisi dan menyerang pihak lain.” 

FOTO : Gloria Fung, direktur Hubungan Kanada-Hong Kong, berbicara pada konferensi pers di Parlemen Hill pada tanggal 30 Agustus 2016. (Jonathan Ren / NTD Television)

Gloria Fung mengatakan penyiar nasional sebaiknya menyebutkan fakta bahwa banyak pemerintah dan komentator di seluruh dunia, menyerukan Beijing untuk bertanggung jawab atas tindakannya terhadap pandemi.

“Ini akan memberikan konteks yang sangat dibutuhkan untuk cerita. Mengingat protes global, ini akan menjadi saat yang tepat untuk pemerintah federal kita untuk mendukung permintaan penyelidikan independen bagaimana Tiongkok  menindas dan terus menindas informasi pandemi dan meminta pertanggungjawaban pemerintah Tiongkok atas penyebaran virus global,” kata Gloria Fung.

Kanada Terperangkap dalam “Sarang  Laba-Laba Beracun” milik Beijing

Dalam wawancara dengan Gloria Fung dan Sheng Xue, dua pemimpin komunitas ini juga berbagi pandangan dan peringatannya mengenai pengaruh jangkauan jauh Komunis Tiongkok di negara-negara lain dan di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. 

Gloria Fung menegaskan,  jelas sekali bahwa Komunis Tiongkok menyembunyikan informasi mengenai pandemi. Komunis Tiongkok menunjukkan  memiliki pengaruh yang tidak semestinya terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di tingkat atas.  

Secara khusus, jaringan Front Bersatu milik Partai Komunis Tiongkok adalah organisasi suatu negara yang beroperasi di seluruh dunia, menembus setiap aspek masyarakat untuk mempromosikan minat Komunis Tiongkok, yang mencakup  bidang sektor politik, bisnis, akademik, media, dan kebudayaan di negara-negara lain.

Sheng Xue menjelaskan Front Bersatu  Partai Komunis Tiongkok sebagai “seekor laba-laba beracun yang menenun jaring besar yang sepenuhnya di bawah kendali langsung Komunis Tiongkok.”

“Agen-agen” Komunis Tiongkok tersebar di sejumlah besar dan berbagai lembaga, kelompok sosial, LSM, dan asosiasi masyarakat yang terbentuk sendiri di Kanada selama periode waktu yang lama dan berada di banyak daerah orang Tionghoa, kata Sheng Xue.

Gloria Fung mencatat bahwa ia diberitahukan oleh anggota kelompoknya di Tiongkok Daratan bahwa organisasi-organisasi Front Bersatu dimobilisasi pada bulan Januari lalu. Tujuannya “untuk memborong sebagian besar alat pelindung diri di seluruh dunia dengan harga murah dan dikirim kembali ke Tiongkok.”

Hal ini memungkinkan Komunis Tiongkok menjual surplus persediaan alat pelindung diri ke negara lain dengan keuntungan besar, kata Gloria Fung.

Sheng Xue mengatakan, Komunis Tiongkok juga menyediakan pasokan ini ke beberapa negara sasaran, “untuk membiarkan negara-negara sasaran ini mulai berterima kasih kepada rezim komunis Tiongkok.”

Selain itu, “Huawei dituduh menyumbangkan masker kepada negara tertentu untuk memengaruhi negara-negara tersebut untuk membuat keputusan yang menguntungkan pada partisipasi Huawei dalam pengembangan jaringan 5G nya,” kata Gloria Fung.

Gloria Fung menambahkan, bahwa “hampir semua media berbahasa Mandarin di Kanada berada di bawah kendali langsung terhadap komunis Tiongkok.” Bahkan, “akan melakukan sensor-diri di bawah pengaruh yang tidak semestinya atau tekanan iklan dari kubu pro-Beijing di Kanada.”

Sheng Xue mengatakan bahwa dalam komunitas Tionghoa-Kanada, “yang memiliki pendapat independen, terutama yang tidak tunduk pada 

politik dan narasi Partai Komunis Tiongkok, diisolasi, didiskriminasi, dan ditindak, diserang dan lain-lain.”

Penyusupan Komunis Tiongkok Mengancam Keamanan Nasional Kanada

Sheng Xue mengatakan, jenis penyusupan dan pengaruh ini, bersama dengan kendali tingkat tertentu, adalah masalah yang sangat serius yang dihadapi keamanan nasional Kanada. Orang-orang Tiongkok yang tinggal di negara-negara demokratis selama bertahun-tahun tidak hanya membela rezim tirani Tiongkok tetapi juga, pada tingkat yang parah saat ini, muncul untuk merusak kepentingan negara-negara ini. Mereka mengabaikan keselamatan rakyat dari negara-negara tersebut sambil membantu tirani Komunis Tiongkok. 

Gloria Fung mengatakan adalah sangat penting bagi negara-negara demokratis untuk meninjau kembali strategi negaranya terhadap komunis Tiongkok setelah pandemi mereda.

Gloria Fung menjelaskan, Diplomasi bisu sebelumnya telah gagal dan memberi kesempatan  komunis Tiongkok, tak lain untuk muncul sebagai kekuatan invasif, yang merupakan ancaman langsung bagi demokrasi. Karena itu, perlu bekerja dengan sekutu demokratis untuk mengambil kembali kendali institusi internasional, yang mencakup tetapi tidak terbatas pada Organisasi Kesehatan Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

Sementara itu, Sheng Xue mengungkapkan, kali ini bukan hanya virus yang merusak kesehatan orang-orang, tetapi Partai Komunis Tiongkok itu sendiri juga adalah virus yang sangat menular. Yang mana, telah menanam akarnya yang beracun di sebagian besar negara dan wilayah di seluruh dunia untuk waktu yang sangat lama. 

Sheng Xue berharap : “Kita harus mengeluarkan tangan hitam di belakang virus itu dan membuat rencana untuk jangka waktu yang sangat panjang untuk menghindarinya di masa depan.” (Vv) 


Membuang Cairan Yogurt Adalah Kesalahan Serius yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Anda

0

Jika Anda adalah salah satu dari pecinta yogurt yang kaget dengan cairan yang biasanya ada di permukaan dan Anda lebih suka membuangnya ke bak cuci, Anda pasti akan mengubah kebiasaan setelah membaca artikel ini.

Lebih dari satu orang percaya bahwa cairan di permukaan adalah tanda bahwa ada sesuatu yang salah, mungkin produk itu terurai atau memiliki beberapa perubahan karena kondisi penyimpanannya, tetapi itu semua tidak benar.

Wajar bahwa zat berair ini terjadi tidak hanya pada yogurt tetapi juga pada semua produk susu, karena diproduksi selama persiapan.

Yang paling penting adalah jangan membuangnya, karena serum ini memusatkan manfaat besar bagi kesehatan Anda.

Zat itu mengandung kalium dan sangat bagus untuk tulang dan hormon Anda. Tetapi tidak hanya itu, itu juga mengandung protein, terutama alpha-lactoglobulin dan beta-lactoglobulin dengan nilai biologis yang tinggi.

Sepintas mungkin tidak memberi Anda banyak kepercayaan diri tetapi ketika mencampur cairan dengan yogurt itu lebih lembut dan Anda dapat mengonsumsinya dengan mudah.

Cairan ini juga kaya akan fosfor dan kalsium, yang membantu mengasimilasi kalium lebih cepat dan menjadikan produk ini makanan yang ideal untuk anak-anak, karena berkontribusi terhadap pertumbuhan mereka.

Ini juga merupakan sekutu yang bagus untuk wanita karena membantu mereka mencegah osteoporosis, penyakit yang melemahkan tulang mereka selama menopause.

Cairan ini yang Anda lihat di permukaan yogurt sangat bergizi sehingga dimasukkan dalam industri lain seperti suplemen makanan untuk atlet, anak-anak.

Bahkan dalam pembuatan permen dan roti atau sosis menggunakan cairan ini diekstraksi dari produk susu.

Setelah mengetahui hal ini, Anda pasti tidak akan lagi berpikir bahwa yogurt Anda basi. Sebaliknya, cairan atau serum ini merupakan bagian penting dari makanan ini, yang juga terdiri dari padatan atau jaringan protein yang dibuat oleh kasein.

Penyebab paling sering cairan ini terpisah dan tetap di permukaan adalah karena agitasi pada saat produk berfermentasi, menyebabkan fraktur bekuan susu yang telah terbentuk.

Jadi Anda tahu, gel yang Anda sukai disebut yogurt itu hadir dengan segala sesuatu dan cairan dari bagian atasnya, jadi ketika Anda membukanya, jangan membuangnya atau Anda akan kehilangan banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh Anda.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/el5mgcdt4P0?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Pendeta yang Mengaku Bisa Menyembuhkan Pasien COVID-19 dengan Menyentuhnya Meninggal Setelah Terinfeksi

0

Pendeta Frankline Ndifor, 39, dikenal di kalangan pengikutnya sebagai “nabi” dan pengakuannya dalam beberapa bulan terakhir telah mengundang kontroversi, yang mengaku telah menyembuhkan puluhan pasien COVID-19 dengan meletakkan tangannya di atasnya. Namun, sekarang hidupnya sendiri dipadamkan oleh COVID-19.

Frankline Ndifor adalah seorang kandidat dalam pemilihan presiden Kamerun pada tahun 2018. Dalam beberapa minggu terakhir, gereja yang ia dirikan dipenuhi oleh orang-orang yang datang untuk meminta bantuan, setelah pendeta mengklaim bahwa dia bisa menyembuhkan pasien dengan virus corona.

Tetapi terlepas dari kekuatan penyembuhannya yang diproklamirkan, Ndifor meninggal karena virus yang mengerikan setelah seminggu berjuang melawan gejala di kediamannya di Kota Douala.

Gaelle Nnanga, dokter yang merawatnya, menjelaskan bahwa pria itu meninggal 10 menit setelah diberi obat untuk menangkal penyakit itu.

Berita itu mengejutkan ribuan pengikutnya yang, ketika Ndifor sakit di rumah, terus berdoa untuknya di Gereja Pelayanan Internasional Kingship, yang didirikan oleh pendeta itu.

Selama akhir pekan, orang-orang yang sama ini datang ke kediaman pria itu untuk mengucapkan selamat tinggal padanya. Bahkan, gubernur terpaksa mengirim polisi ke daerah itu untuk mengendalikan kerumunan.

Frankline Ndifor dimakamkan di depan rumahnya, di depan mata ratusan pengikutnya.

“Ini adalah seorang pendeta yang telah meletakkan tangannya di atas orang sakit dan mengaku menyembuhkan COVID-19. Jika Anda, orang yang mengaku menyembuhkan COVID-19, sudah meninggal, apa yang akan terjadi pada pasien yang terinfeksi virus sekarang, “kata Che, seorang pengikut pendeta.

Terakhir kali pendeta terlihat dalam aksi publik adalah pada tanggal 21 April lalu, ketika Ndifor pergi untuk membagikan masker di antara penduduk untuk membantu mereka mencegah COVID-19. Sebelumnya, pendeta juga membagikan sabun dan desinfektan di antara penduduk yang paling rentan.

Para pengikutnya telah mengungkapkan dengan segala cara kesedihan mereka atas kepergian pria itu.

Pastor Franklin Ndifor Afanwi pergi terlalu cepat. Dia adalah orang yang sangat spiritual. Jika dia meninggalkan dunia ini karena COVID-19, maka itu harus mengingatkan kita akan kenyataan pandemi ini. Semoga jiwanya yang lembut beristirahat dengan tenang, ”tulis pendukungnya, Akere Muna, menulis di Twitter-nya.

Berita ini tidak hanya menyebabkan kesedihan yang besar di antara para pengikutnya, tetapi juga membuat penduduk waspada, yang dengan sungguh-sungguh percaya pada penyembuhan yang dilakukan oleh pendeta ini.

Di jaringan, banyak pengguna mempertanyakan kekuatan pemimpin agama ini untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/H7hD1MeaDWo?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Anggota Parlemen Hong Kong Bentrok Karena Kubu Pro-Komunis Tiongkok Mengacuhkan Proses untuk Memilih Komite Setelah Deadlock Selama 6 Bulan

The Epoch Times

Bentrokan pecah di legislatif Hong Kong pada Senin 18 Mei 2020 untuk kedua kalinya pada bulan ini. Dikarenakan anggota parlemen pro-pembentukan mengacuhkan proses pemilihan untuk diangkat sebagai ketua komite utama . 

Komite itu berencana meneliti rancangan undang-undang, mengakhiri perjuangan enam bulan yang berkepanjangan untuk memegang kendali dengan kubu pro-demokrasi.

Komite Dewan legislatif, yang memeriksa rancangan undang-undang dan memutuskan kapan harus menyajikan rencana undang-undang untuk pemungutan suara terakhir,  tanpa ketua terpilih sejak bulan  Oktober, dengan adanya wakil ketua. 

Komite mayoritas pro-Komunis Tiongkok pro- pembentukan adalah untuk memberikan suara pada rancangan undang-undang ekstradisi yang kontroversial. RUU itu membuat  jutaan warga Hong Kong ikut serta dalam unjuk rasa di jalan-jalan atas meningkatnya kendali Beijing pada bulan Agustus tahun lalu.

Tetapi rezim Komunis Tiongkok di Beijing mengkritik wakil ketua dan anggota parlemen pro-demokrasi Dennis Kwok untuk secara sengaja menunda pemungutan suara untuk posisi ketua. Sehingga menyebabkan tumpukan rancangan undang-undang bahwa kubu pro-demokrasi merasa akan terus meningkatkan kendali Beijing atas daerah semi-otonom tersebut, seperti rancangan undang-undang kontroversial untuk mengkriminalisasi penyalahgunaan lagu kebangsaan komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok menuduh para anggota parlemen pro-demokrasi dengan “jahat” menghalangi pengambilan keputusan untuk mencegah beberapa rancangan undang-undang. Yang mana, diajukan untuk memberikan suara terakhir, secara efektif melumpuhkan legislatif.

Kwok digantikan pada hari Jumat lalu oleh Chan Kin-por, yang ditunjuk oleh presiden pro-pembentukan legislatif Andrew Leung Kwan-yuen untuk memimpin pemilihan pada hari Senin 18 Mei. Langkah itu dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan dengan kubu pro-demokrasi sebagai minoritas. Kubu pro-demokrasi mempertanyakan konstitusionalitas penunjukan tersebut. 

Andrew Leung Kwan-yuen mengatakan penunjukannya pada Chan Kin-por didasarkan pada saran hukum eksternal dari nasihat senior pemerintah.

Saat Chan Kin-por duduk di kursi ketua pada hari Senin 18 mei, anggota parlemen pro-demokrasi melancarkan protes di Dewan Legislatif. Mereka meneriakkan “permainan busuk” dan memegang plakat bertuliskan” Partai Komunis Tiongkok menginjak-injak legislatif Hong Kong.”

https://twitter.com/ClaudiaMCMo/status/1262251352178098178?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1262251352178098178%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.theepochtimes.com%2Fhong-kong-lawmakers-clash-as-pro-beijing-camp-bypasses-process-to-elect-chair-after-6-month-deadlock_3354766.html


Anggota parlemen pro-demokrasi, Tanya Chan menuduh penjaga keamanan legislatif Hong Kong “kehilangan ketidakberpihakannya,” setelah penjaga keamanan mengelilingi kursi tempat Chan Kin-por duduk menentang prosedur keberatan oleh pihak oposisi.

Beberapa anggota parlemen pro-demokrasi berusaha melompati penjaga untuk mengambil kembali kursi ketua dari Chan Kin-por, namun dipaksa kembali, mengakibatkan bentrokan dan saling berteriak.

Anggota parlemen pro-demokrasi Dennis Kwok mengatakan, selama “pro-pembentukan tidak menyukai sesuatu, mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan, termasuk melanggar sistem yang kita miliki dan aturan yang kita miliki. Harga kebebasan adalah kewaspadaan konstan. Mereka dapat mengambil aturan prosedur hari ini, tetapi rakyat Hong Kong tidak akan melupakan hari ini.

Anggota parlemen pro-demokrasi lainnya Ted Hui berteriak pada Chan Kin-por bahwa pertemuan itu adalah “ilegal.”

Bahkan saat protes berlanjut, Chan Kin-por memerintahkan penjaga untuk menarik beberapa legislator keluar dari ruangan — beberapa legislator menendang dan berteriak — dan terus maju dengan suara ketua, di mana mantan ketua Starry Lee dengan mudah menang pemilihan ulang dengan dukungan mayoritas pro-pembentukan.

Pemilihan Starry Lee cenderung mempercepat pengesahan rencana undang-undang lagu kebangsaan. 

Kepala eksekutif Hong Kong yang pro-Komunis Tiongkok, Carrie Lam, mengatakan minggu lalu bahwa meloloskan  rencana undang-undang tersebut merupakan prioritas bagi pemerintah, dan rencana undang-undang tersebut akan disampaikan kepada komite pada tanggal 27 Mei 2020.

Selama protes, anggota parlemen pro-demokrasi mengangkat plakat bertuliskan “Penyalahgunaan Kekuasaan” dan “Partai Komunis Tiongkok menginjak-injak legislatif Hong Kong.” 

Dalam beberapa menit, setidaknya lima anggota parlemen dikeluarkan dari ruangan karena perilaku yang tidak teratur, di mana setidaknya satu anggota parlemen terbaring terluka di lantai saat pertemuan itu ditunda sebentar.

“Hong Kong sedang melangkah menuju awal dari berakhirnya ‘satu negara,d ua sistem ‘,” kata anggota parlemen pro-demokrasi Claudia Mo setelah pertemuan berakhir.

 Anggota parlemen pro-pembentukan Martin Liao mengatakan : “Sangat menyakitkan untuk menyaksikan dan menyedihkan melihat majelis legislatif merosot ke tingkat perilaku ini,”

Bekas koloni Inggris tersebut dikembalikan ke Tiongkok pada tahun 1997 di bawah kerangka kerja “satu negara, dua sistem” milik Komunis Tiongkok yang memberikan Hong Kong sistem hukumnya sendiri. Selain itu, hak-hak rakyat Hong Kong lebih besar daripada hak-hak rakyat di Tiongkok Daratan dengan pemerintahan komunis.

Claudia Mo mendesak rakyat Hong Kong untuk tidak memilih mereka yang “tidak peduli masa depan Hong Kong” dalam pemilihan legislatif pada bulan September.

Anggota parlemen bentrok mengenai masalah yang sama pada tanggal 8 Mei, saat Starry Lee menduduki kursi ketua lebih dari satu jam sebelum pertemuan dijadwalkan mulai, mengatakan bahwa penasihat hukum eksternal telah menyarankan bahwa ia memiliki kekuatan untuk memimpin pertemuan Komite Dewan.

Perselisihan fisik untuk kursi ketua kemudian terjadi, dengan anggota parlemen pro-demokrasi menuduh Starry Lee menyalahgunakan kekuasaannya. 

Mereka akhirnya menggelar pemogokan, di mana Starry Lee dan kamp pro-pembentukan membahas  beberapa rencana undang-undang.

Seruan untuk Protes

Para pemrotes menyerukan media sosial untuk demonstrasi di seluruh Hong Kong untuk menentang rencana undang-undang lagu kebangsaan pemerintah Hong Kong, yang Martin Liao akui dapat memicu kerusuhan sosial.

“Kami tidak dapat menghindari tugas legislatif kami karena kami pikir ada risiko,” kata Martin Liao.

Jarak sosial di tengah pandemi sebagian besar telah mengerem protes sejak bulan Januari, tetapi demonstrasi diperkirakan akan dilanjutkan akhir tahun ini di mana wabah mulai terkendali.

Penangkapan 15 aktivis pada bulan April 2020, termasuk politisi veteran, seorang taipan penerbitan dan pengacara senior, mendorong gerakan protes kembali mendapat sorotan dan mendapat kecaman dari Washington dan kelompok hak-hak asasi internasional.

Kantor urusan Hong Kong milik Komunis Tiongkok memperingatkan bulan ini bahwa Hong Kong tidak pernah tenang kecuali “demonstran kekerasan berpakaian hitam” semua disingkirkan, menggambarkan mereka sebagai “virus politik” yang mencari kemerdekaan dari Beijing.

Beijing menyalahkan kekuatan asing karena mengobarkan kerusuhan dan mengatakan para pemrotes  merusak aturan hukum di Hong Kong.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan telah menjadi perhatiannya bahwa Komunis Tiongkok mengancam akan mengganggu pekerjaan wartawan Amerika Serikat di Hong Kong. Pompeo memperingatkan Beijing bahwa keputusan apa pun yang melanggar otonomi Hong Kong dapat memengaruhi penilaian status Hong Kong oleh Amerika Serikat. (Vv/asr)


Lebih dari 100 Negara Mendesak Dilakukannya Penyelidikan Independen Terhadap WHO dan Asal Virus

Isabel Van Brugen

Koalisi lebih dari 100 negara yang dipimpin oleh Australia dan Uni Eropa menyerukan penyelidikan independen mengenai asal usul virus Komunis Tiongkok atau yang dikenal coronavirus, dan tanggapan  WHO terhadap wabah, menurut draft resolusi yang diusulkan sebelum pertemuan tahunan Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa pada 18 Mei 2020.

Draft laporan (pdf) untuk pertemuan Majelis Kesehatan Dunia ke-73 mendorong “investigasi independen, tidak memihak, dan komprehensif terhadap pandemi virus Komunis Tiongkok, umumnya dikenal sebagai pandemi jenis Coronavirus baru.

Draft laporan tersebut juga menyerukan penyelidikan terhadap tanggapan internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia terhadap wabah, yang mencakup “garis waktu  Organisasi Kesehatan Dunia yang berkaitan dengan pandemi COVID-19.”

“Mulailah, pada saat yang tepat paling awal, dan dalam konsultasi dengan Negara Anggota merupakan proses evaluasi bertahap yang tidak memihak, independen, dan komprehensif, termasuk menggunakan mekanisme yang ada, yang sesuai, untuk meninjau pengalaman yang diperoleh dan pembelajaran dari tanggapan kesehatan internasional yang dikoordinasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk COVID-19,” isi draft laporan tersebut.

Dukungan India atas penyelidikan terhadap asal-usul COVID-19 — penyakit yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok – menandai untuk pertama kalinya India secara resmi mengkomunikasikan sikapnya mengenai masalah ini.

Mosi tersebut sejauh ini didukung oleh Australia, semua 27 negara anggota Uni Eropa, dan negara-negara termasuk Rusia, Jepang, Selandia Baru, Kanada, Inggris, Brasil, dan Republik Korea.

Mosi tersebut menyerukan Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus untuk berkoordinasi dengan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bangsa-bangsa melakukan ” misi lapangan ilmiah dan kolaboratif” dan “mengidentifikasi sumber zoonosis dari virus tersebut dan jalur pengenalan ke populasi manusia, termasuk kemungkinan peran pejamu perantara.”

Dorongan untuk suatu penyelidikan muncul saat Presiden Donald Trump menuduh WHO menyembunyikan informasi dari Amerika Serikat, dan menjadi “boneka” untuk rezim Tiongkok di tengah wabah virus Komunis Tiongkok.

Donald Trump bulan lalu menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia hingga pemerintahannya menyelesaikan suatu tinjauan terhadap tanggapan Organisasi Kesehatan Dunia terhadap krisis virus Komunis Tiongkok.

Presiden Donald Trump mengatakan bulan lalu bahwa WHO  mungkin telah “menyesatkan” Amerika Serikat di tengah wabah.

“WHO pasti tahu lebih banyak karena Organisasi Kesehatan Dunia muncul setelah orang-orang tahu bahwa WHO bahkan tidak terlibat,” kata Donald Trump selama pertemuan dengan Gubernur Louisiana John Bel Edwards di Kantor Oval pada tanggal 29 April.

“Kami tahu hal-hal yang tidak diketahui oleh WHO. Dan apakah WHO tidak tahu atau tidak memberitahu kami, atau —saat ini Organisasi Kesehatan Dunia sebenarnya adalah corong Tiongkok. Begitulah cara saya melihat WHO.”

Donald Trump mencatat bahwa Amerika Serikat telah menyumbang lebih dari usd 400 juta ke Organisasi Kesehatan Dunia yang berbasis di Jenewa “selama bertahun-tahun,” sementara Tiongkok hanya menyumbang usd 38 juta, kata Donald Trump.

Menurut catatan WHO, Tiongkok menyumbang usd 86 juta hingga tahun 2019, sementara Amerika Serikat memberi usd 893 juta.

“Namun, tampaknya WHO bekerja untuk Tiongkok. Dan sejak awal Organisasi Kesehatan Dunia berpihak pada Tiongkok. WHO  seharusnya tahu apa yang sedang terjadi,” kata Donald Trump, menambahkan bahwa WHO dapat menghentikan penyebaran virus Komunis Tiongkok.

“Mengapa Tiongkok mengizinkan pesawat terbang keluar Tiongkok tetapi tidak mengizinkan terbang kembali ke Tiongkok?” tanya Presiden Donald Trump. 

“Dan pesawat-pesawat terbang keluar Wuhan, dan pesawat-pesawat terbang keluar; pesawat-pesawat terbang ke seluruh dunia.”

Usulan mosi belum menerima dukungan resmi dari Amerika Serikat, namun menerima dukungan vokal dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada bulan lalu.

“Siapa di dunia yang tidak ingin penyelidikan mengenai bagaimana pandemi ini terjadi di dunia? Kami akan mendesak setiap negara, semua mitra kami, untuk menuntut agar kami mendapatkan jawaban atas apa yang terjadi di sini, tetapi kami terus menuntut — kita mendapatkan transparansi, dunia mendapatkan transparansi yang dibutuhkan,” kata Pompeo di Washington.  (Vv)