Home Blog Page 1818

Komunis Tiongkok Berjuang untuk Meredakan Kekhawatiran Atas Proyek OBOR pada KTT Mendatang

0

Oleh Reuters via The Epochtimes

Pemerintahan Komunis Tiongkok sedang berjuang untuk meredakan kekhawatiran mengenai rencana besar pemimpin Tiongkok Xi Jinping terkait Proyek OBOR pada KTT akhir April 2019 mendatang. Langkah ini terutama di antara negara-negara Barat yang waspada dengan utang, transparansi, dan pengaruh Tiongkok.

Tiongkok telah memperoleh kemenangan besar dengan meyakinkan Italia untuk menjadi negara G7 pertama yang secara resmi menandatangani rencana tersebut bulan lalu selama kunjungan Xi Jinping ke Roma. Negara Barat yang lain kurang tertarik untuk ikut serta, meskipun banyak yang tetap berpikiran terbuka.

Inisiatif “One Belt, One Road” atau OBOR, bertujuan untuk membangun jaringan infrastruktur yang luas yang menghubungkan Tiongkok ke Asia Tengah, Asia Tenggara, Eropa dan sekitarnya, seperti Jalan Sutra kuno.

Setelah KTT OBOR yang pertama diselenggarakan dua tahun lalu di sebuah pusat pertemuan mewah di perbukitan utara Beijing, KTT OBOR yang kedua dijadwalkan diselenggarakan di lokasi yang sama pada akhir April 2019. Komunis Tiongkok menyebutnya sebagai acara diplomatik Tiongkok terpenting tahun ini.

Diplomat top Tiongkok, Yang Jiechi, mengatakan bahwa hampir 40 pemimpin asing akan datang.

Amerika Serikat, yang terjebak dalam perang dagang dengan Tiongkok, telah melontarkan kritik khusus terhadap OBOR, yang disebut sebagai “proyek kesombongan infrastruktur” ketika Italia menandatanganinya.

BACA JUGA : Membongkar Taktik Komunis Tiongkok Menumbangkan Eropa dengan Strategi Memecah Belah dan Menaklukkan

Jonathan Cohen, pejabat perwakilan tetap Amerika Serikat di PBB, bulan lalu mengecam upaya Tiongkok untuk memasukkan bahasa OBOR ke dalam resolusi di Afghanistan. Cohen mengatakan pihaknya “mengetahui masalah dengan korupsi, kesulitan hutang, kerusakan lingkungan, dan kurangnya transparansi.”

Pada 2017, Amerika Serikat mengirim direktur senior Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk urusan Asia, Matt Pottinger ke KTT OBOR.

Kali ini, Washington mengatakan tidak akan mengirim pejabat tingkat tinggi karena kekhawatirannya mengenai proyek tersebut.

Mungkin staf tingkat yang lebih rendah dari kedutaan AS di Beijing yang akan pergi ke KTT OBOR untuk mengamati dan mencatat, meskipun keputusan akhir belum dibuat.

Komunis Tiongkok mengatakan selalu menyambut “negara-negara yang sepaham dengannya” untuk mengambil bagian dalam proyek ini.

Belum diungkapkan daftar lengkap dari para pemimpin yang berencana untuk menghadiri acara tersebut.

Tetapi beberapa teman terdekat Beijing telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan pergi, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan

Kewaspadaan Uni Eropa

Uni Eropa, mitra dagang terbesar Tiongkok, juga sudah terikat mengenai bagaimana merespons.

Pekan lalu, para pemimpin Eropa mengatakan kepada Xi Jinping bahwa mereka menginginkan hubungan perdagangan yang lebih adil dengan Tiongkok, menandakan keterbukaan untuk terlibat dengan proyek OBOR jika itu berarti lebih banyak akses ke pasar Tiongkok.

Kanselir Jerman Angela Merkel, berbicara pada KTT Uni Eropa pada Maret 2019, menggerutu mengenai keputusan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte untuk bergabung dengan proyek OBOR. Meskipun Angela Merkel mengatakan Jerman akan memainkan peran aktif dalam OBOR dan menyerukan untuk timbal balik.

BACA JUGA : Proyek OBOR Tiongkok Dikritik, Dinilai Menjelma Jadi Predator

Giuseppe Conte dijadwalkan menghadiri KTT tersebut. Roma mengatakan menandatangani OBOR akan membawa investasi yang sangat dibutuhkan dan meningkatkan perdagangan dan telah menunjukkan fakta bahwa belasan negara Uni Eropa telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Tiongkok, termasuk Hongaria, Polandia, Yunani dan Portugal.

Melindungi Kepentingan

Uni Eropa tahun lalu mengusulkan skema infrastrukturnya sendiri, tetapi telah membantah pihaknya berusaha untuk melawan ambisi Tiongkok.

“Bagi Tiongkok itu adalah masalah proyeksi kekuatan. Tiongkok merusak apa yang seharusnya menjadi arena permainan yang adil dengan menawarkan pinjaman yang membuat utang negara melonjak dan menciptakan budaya ketergantungan ekonomi pada Beijing,” kata seorang pejabat Uni Eropa.

Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier, orang kepercayaan Merkel, menghadiri KTT itu, bersama dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, di mana Peter Altmaier mengatakan mereka ingin “menjaga kepentingan Eropa dalam kerjasama dengan Tiongkok di sana.”

Beberapa pejabat Uni Eropa mengatakan Komisi Eropa masih mencari siapa yang akan dikirim sebagai pengganti Wakil Presiden Jyrki Katainen, yang menghadiri KTT OBOR 2017. Dia menyebut adanya tabrakan kalender dengan KTT Uni Eropa-Jepang.

Komunis Tiongkok terus mendorong untuk menunjukkan bahwa OBOR tetap populer, meskipun ada antusiasme yang dingin dari pemerintah termasuk di Pakistan, Sri Lanka, dan Malaysia. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

Sri Mulyani Kembali Dinobatkan Sebagai Menkeu Terbaik se-Asia Pasifik

0

Epochtimes.id- Sri Mulyani Indrawati kembali dinobatkan sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia pada 2 April 2019.

Sebelumnya, FinanceAsia telah menobatkan Sri Mulyani sebagai Menkeu terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2017 dan 2018.

Menurut FinanceAsia, Menkeu Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan mencatatkan defisit anggaran terendah dalam enam tahun terakhir pada 2018 (1,76 persen dari Produk Domestik Bruto).

Melalui program Amnesti Pajak yang diluncurkan pada tahun 2016-2017, Menkeu Sri Mulyani juga berhasil meningkatkan kepatuhan pajak (tax compliance), yang pada akhirnya berhasil meningkatkan penerimaan perpajakan.

Melalui Global Green Sukuk, Menkeu Sri Mulyani juga mengantarkan Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjual green bonds, surat utang yang digunakan secara spesifik untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan, yang terjual hingga 1,25 miliar dolar AS.

Selain itu, di tengah pelemahan nilai tukar seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Finance Asia mengeluarkan penilaian kinerja Menteri Keuangan di kawasan Asia Pasifik. Media ini melakukan penilaian dengan melihat bagaimana para Menteri Keuangan tersebut mengelola keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan geopolitik global.

Selain menobatkan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2019.

FinanceAsia juga merilis peringkat untuk para Menteri Keuangan lain di kawasan ini. Peringkat dua diberikan kepada Carlos Dominguez dari Filipina, peringkat ketiga Heng Swee Keat dari Singapura dan peringkat empat Josh Frydenberg dari Australia. (asr)

Pejabat Komunis Tiongkok Melanggar HAM, Anggota Parlemen Dua Partai AS Menuntut Sanksi Berat

oleh Wu Ying

Pada  Rabu (3/4/2019) lebih dari 40 orang anggota parlemen dari parta partai mengirim surat kepada pejabat senior pemerintah Trump yang berisikan penuntutan sanksi tegas atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia Muslim yang dilakukan komunis Tiongkok. Objek pelaksanaannya termasuk pejabat senior komunis Tiongkok (Chen Quanguo) dan perusahaan Tiongkok.

Reuters melaporkan bahwa lebih dari 40 orang anggota parlemen dari 2 partai AS pada hari Rabu menandatangani surat yang ditujukan kepada Menlu Mike Pompeo, Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.

Surat itu menyatakan bahwa rezim komunis Tiongkok melakukan tindakan yang mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan di bagian barat Provinsi Xinjiang.

Parlemen AS mendesak pihak berwenang AS memperkuat kontrol ekspor untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tidak menjadi kaki tangan komunis Tiongkok baik secara langsung atau tidak langsung dalam membantu komunis Tiongkok melakukan penindasan terhadap warga di Xinjiang.

Anggota parlemen yang berpartisipasi dalam penandatanganan surat tersebut termasuk Senator Republik Marco Rubio dan anggota Kongres Chris Smith, Senator Demokrat Bob Menendez dan Anggota Kongres James McGregor dan lainnya.

Dalam surat itu, anggota parlemen mendesak pemerintah AS untuk mempercepat pemberlakuan sanksi  terhadap Chen Quanguo, Sekretaris Komite Partai Daerah Otonomi Xinjiang Uygur dan anggota Politbiro beserta pejabat komunis Tiongkok lainnya yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia serius.

Selain itu, anggota parlemen meminta kepada pemerintah untuk memperkuat pengungkapan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar, sehingga investor dapat memahami apakah perusahaan-perusahaan Tiongkok di pasar modal AS juga ikut konspirasi untuk melanggar hak asasi manusia.

Surat itu secara khusus menyinggung perusahaan Hikvision dan Dahua Technology yang memproduksi peralatan audiovisual. Komunis Tiongkok telah menggunakan produk peralatan dari 2 perusahaan tersebut untuk memantau rakyat Tiongkok.

“Kita kecewa karena sampai saat ini pemerintah belum memberlakukan sanksi terhadap komunis Tiongkok atas pelanggaran HAM yang sistematis dan terus menerus berlangsung di Xinjiang, tulis seorang anggota parlemen dalam surat itu. Meskipun kami menyambut gembira kutukan keras terhadap penindasan komunis Tiongkok di Xinjiang yang telah disampaikan oleh Wapres. Mike Pence dan pejabat lainnya. Namun hanya berupa kutukan verbal saja kita nilai masih belum cukup,” demikian parlemen AS.

Pakar PBB mengatakan bahwa komunis Tiongkok di Xinjiang telah menangkap lebih dari 1 juta orang warga etnis Uighur, warga Muslim lainnya dan menjebloskan mereka ke dalam pusat-pusat penahanan.

Sekarang semakin banyak negara-negara Barat dan organisasi hak asasi manusia mengutuk komunis Tiongkok atas tindakan melanggar HAM. Tetapi komunis Tiongkok membantah bahwa pusat-pusat penahanan ini adalah pusat pelatihan kejuruan.

Sejak akhir tahun lalu, pemerintahan Trump telah mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan sanksi pada pejabat Tiongkok yang terlibat langsung dalam pelanggaran, termasuk Chen Quanguo, meskipun Beijing pernah menyatakan penentangan.

Pemerintah federal AS dapat menjatuhkan sanksi pada individu dan entitas yang melanggar hak asasi manusia di negara-negara di seluruh dunia di bawah undang-undang ‘Global Magnitsky Ac’, membekukan aset mereka di Amerika Serikat, mengeluarkan larangan bepergian, dan melarang warga Amerika Serikat berdagang dengan mereka. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

Imigran Ilegal Rusuh di Dekat Perbatasan Yunani dengan Eropa Barat

0

EpochTimesId — Puluhan pengungsi dan imigran ilegal yang terjebak di Yunani berkumpul di sebuah tanah lapang di dekat perbatasan utara negara itu pada hari Kamis, 4 April 2019. Mereka berusaha melakukan perjalanan ke utara menuju negara-negara Eropa Barat yang maju.

Sekelompok kecil orang termasuk anak-anak tiba di kebun itu, di sebelah kamp migran dan pengungsi Diavata di dekat perbatasan dengan Makedonia Utara. Mereka membawa barang-barang mereka di punggung mereka.

Sejumlah migran memasang tenda di padang rumput. Perkelahian singkat terjadi dengan polisi ketika lebih banyak orang yang datang.

Langkah itu tampaknya didorong oleh laporan di media sosial tentang rencana gerakan terorganisir untuk melintasi perbatasan barat laut Yunani dengan Albania pada awal April, dan kemudian melakukan perjalanan ke utara.

“Besok, hari ini, semua orang yang datang ke sini, kita akan pergi ke perbatasan. Perbatasan apa pun. Kita perlu membuka perbatasan,” kata Dario, seorang pengembara Kurdi Irak.

“Kehidupan di Yunani tidak baik, sulit,” sambung Dario.

Imigran gelap dan pengungsi berdiri di sebelah sebuah kamp di kota Diavata di Yunani utara, pada 4 April 2019. (Foto : Alexandros Avramidis/Reuters/The Epoch Times)

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengeluarkan peringatan terhadap apa yang digambarkannya sebagai informasi dan desas-desus palsu.

“Perlu diketahui bahwa pergerakan informal ini, baik melalui darat atau laut, berisiko dan berbahaya,” kata UNHCR.

“Upaya untuk melintasi perbatasan secara tidak teratur seringkali tidak berhasil, dan dapat menanggung konsekuensi serius termasuk penangkapan, penahanan, pemisahan keluarga dan bahkan kematian.”

Puluhan ribu pengungsi dan imigran gelap, terutama dari Suriah, Irak, dan Afghanistan, menjadi terlantar di Yunani ketika negara-negara Balkan menutup perbatasan mereka pada 2016. Rute itu adalah jalan lintas utama ke Eropa utara.

Sebuah kamp darurat bermunculan di ladang lain pada tahun 2016, di dekat desa Idomeni dan menjamur menjadi sebuah komunitas kecil dengan sedikitnya 10.000 orang yang berkemah dalam kondisi yang terlalu padat dan tidak bersih. Otoritas Yunani akhirnya membongkarnya. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Membongkar Taktik Komunis Tiongkok Menumbangkan Eropa dengan Strategi Memecah Belah dan Menaklukkan

Joshua Philipp

Ketika Partai Komunis Tiongkok mengambilalih kekuasaan di Tiongkok setelah Perang Dunia II, pemimpin Tiongkok saat itu Mao Zedong menyusun strategi unik: “Kota dikelilingi oleh pedesaan.”

Strategi yang sama ini kini digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk menumbangkan Eropa — untuk berkuasa atas Eropa, hingga Eropa terlalu terlambat menyadari ditumbangkan oleh Tiongkok.

Eropa telah berusaha untuk melakukan hubungan yang lebih adil dengan Tiongkok melalui Uni Eropa. Di sisi lain, Partai Komunis Tiongkok ingin terlibat dengan setiap negara Eropa — menjadikannya partai yang lebih besar, dan memungkinkannya untuk lebih mudah meningkatkan kekuasaan, pengaruh, dan kekuatannya.

Para pemimpin Uni Eropa bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping pada 26 Maret 2019 di Perancis, dalam negosiasi yang dibingkai sebagai “secara hati-hati” dari pihak Uni Eropa.

Laporan Komisi Eropa pada 12 Maret 2019 menunjukkan kehati-hatian ini, dengan menggambarkan Partai Komunis Tiongkok sebagai “pesaing ekonomi” dan “pesaing sistemik” bagi  Eropa.

Namun, tepat sebelum pertemuan yang tampaknya hati-hati ini dilakukan dengan pijakan yang lebih setara, Xi Jinping melakukan perjalanan ke Roma, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte dalam kunjungan tiga hari.

Giuseppe Conte kemudian menyetujui rencana pengembangan “One Belt, One Road” dari Partai Komunis Tiongkok, yang menjadikan Italia sebagai negara G-7 pertama yang bergabung dalam proyek “One Belt, One Road” milik Tiongkok.

Dengan membuat Giuseppe Conte mendukung tujuannya, tanpa komentar  dari para pemimpin Eropa lainnya, hal itu memungkinkan Xi Jinping untuk melangkah masuk ke wilayah Eropa sebelum pertemuan yang lebih resmi dengan Uni Eropa.

Taktik yang Lebih Jitu

Pada awal didirikannya Partai Komunis Tiongkok, strategi Mao Zedong untuk “mengelilingi kota dengan pedesaan” dilaksanakan secara dini sehingga memungkinkan pasukan Partai Komunis Tiongkok terhindar dari medan pertempuran yang sulit.

Sebagai gantinya pertama-tama merebut ladang dan sumber daya yang diandalkan oleh kota-kota untuk bertahan hidup. Ketika para pemimpin di pedesaan menyadari apa yang sedang terjadi, semuanya sudah terlambat.

Pengulangan strategi ini ditemukan di bawah “taktik salami” (taktik memecah belah melalui ancaman dan persekutuan) Soviet untuk subversi, dan “strategi kubis” rezim Tiongkok yang lebih baru digunakan di Laut Tiongkok Selatan. Kedua strategi ini bekerja mulai dari lingkaran luar masalah, kemudian secara bertahap bergerak ke tengah untuk menaklukkan.

Di bawah Soviet, strategi ini mengambil banyak bentuk. Ini termasuk operasi berpengaruh yang secara perlahan-lahan melakukan kompromi dengan politisi asing, penciptaan faksi oposisi dalam partai politik yang ada, pembentukan organisasi akar rumput untuk membuat perselisihan, dan banyak taktik lainnya.

Sementara ‘taktik salami’ sedang dilakukan, fokus utama dari penghasut Soviet adalah untuk menjaga target mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Strategi Kubis

Pada Mei 2013, Mayor Jenderal Zhang Zhaozhong dari Partai Komunis Tiongkok menggambarkan bagaimana ia akan mengambil alih Laut China Selatan dengan menggunakan metode serupa.

Zhang Zhaozhong menjelaskan untuk merebut wilayah yang disengketakan, Partai Komunis Tiongkok pertama-tama akan mengirim kapal penangkap ikan, kemudian kapal pengintai maritim untuk patroli, dan akhirnya kapal perang.

“Pulau itu dibungkus selapis demi selapis seperti kubis… strategi kubis telah terbentuk. Untuk banyak hal, kita harus mengambil waktu yang tepat untuk melakukannya,” kata Zhang Zhaozhong.

Ketika diterapkan pada lingkungan politik saat ini, Partai Komunis Tiongkok menggunakan pendekatan dasar yang sama. Dalam programnya seperti rencana One Belt, One Road atau OBOR, tujuan utama Partai Komunis Tiongkok adalah menyalip Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia – baik dari segi ekonomi maupun pengaruhnya – namun hal tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung.

Daripada berkonfrontasi secara langsung dengan Amerika Serikat, atau bahkan Eropa dalam hal ini, Partai Komunis Tiongkok mulai berada di daerah sekitar Amerika Serikat dan Eropa.

Partai Komunis Tiongkok mulai mendorong rencana One Belt, One Road” di negara dunia ketiga terlebih dahulu. Dan, telah berhasil memperoleh kendali politik dan infrastruktur negara di wilayah tersebut dan program terkait di Amerika Latin, Afrika, dan sebagian Asia.

Dalam strategi Partai Komunis Tiongkok, Amerika Latin, Afrika, dan Asia adalah lingkaran terluar wilayah. Lingkaran berikutnya menuju Amerika Serikat adalah Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Kanada — yang semua negara di wilayah tersebut kini menjadi target Partai Komunis Tiongkok untuk membangun proyek infrastruktur di negara tersebut, dengan berbagai tingkat kontroversi.

Jika Partai Komunis Tiongkok dapat menguasai negara-negara ini — membangun berbagai infrastruktur yang kritis, membeli sektor ekonomi inti, menumbangkan lingkaran politik, dan menggunakan perangkap utang — maka pengaruh kekuasaan dan ekonomi Amerika Serikat akan sirna di dunia ini.

Kondisi yang menguntungkan

Dari sudut pandang peperangan Tiongkok kuno, mengamati pola perubahan dalam masyarakat untuk memahami arah masa depan, Eropa telah menjadi medan pertempuran yang dapat terwujud melalui subversi.

Dengan adanya Brexit, Uni Eropa terancam bubar. Dan banyak pemimpin Eropa beraliran sosialis secara terbuka menentang model yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Di mata Partai Komunis Tiongkok, kondisi seperti ini sangat  menguntungkan untuk dieksploitasi.

Ini adalah senjata subversi yang biasa dipakai secara keseluruhan: untuk mengamati kecenderungan yang memburuk dalam masyarakat, dan untuk memperbesar momentum mereka.

Dalam hal politik internasional, ketika negara-negara melepaskan diri dari model yang dipimpin Amerika Serikat yang memberi nilai pada kebebasan individu dan hak asasi manusia, negara-negara tersebut cenderung beralih ke arah model Tiongkok, yang memiliki pendekatan “lakukan apa yang anda kehendaki” untuk melanggar hak asasi manusia dan totaliter kendali sosial.

Hal ini berlaku dengan jatuhnya “revolusi merah muda” Amerika Latin, yang membuat banyak negara keluar dari Amerika Serikat dan bergerak ke arah sistem global yang didominasi oleh Iran, Rusia, dan Tiongkok.

Untuk Partai Komunis Tiongkok, permainan ini adalah memecah belah dan merebut simpati. Sulit untuk konfrontasi secara langsung dengan negara-negara besar, tetapi jika negara-negara ini dapat dipecah belah seperti negara  Balkan dan ditangani satu per satu, maka negara-negara seperti ini akan menjadi sasaran empuk. (Vv/asr)

Joshua Philipp adalah reporter investigasi senior untuk The Epoch Times.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=hSWbxum6KEg

Jatuhnya Pesawat Udara Ethiopian Airlines, Siapa Pembunuh Sesungguhnya?

Jin Yan

Hanya dalam 130 hari, dua pesawat penumpang jenis Boeing 737 MAX 8 yang masing-masing merupakan milik maskapai Lion Air dan Ethiopian Airlines mengalami petaka yang jarang dijumpai dalam sejarah dirgantara, menyebabkan 346 orang tewas, tanpa satu pun korban hidup.

Walaupun penyebab jatuhnya pesawat masih dalam investigasi, namun untuk menghindari terulangnya tragedi, saat ini seluruh dunia telah menghentikan penerbangan dengan pesawat jenis ini.

Tidak diragukan lagi, perusahaan Boeing AS adalah raksasa penerbangan yang telah memiliki sejarah panjang seratus tahun. Perusahaan ini bisa disebut sebagai imperium dirgantara merek lama dunia.

Seri Boeing 737 adalah jet penumpang mesin ganda jarak pendek dan menengah yang diproduksinya, dan telah dijual komersil selama lebih dari setengah abad.

Perusahaan Boeing telah mengembangkan 4 generasi pesawat tipe Boeing 737. Pesawat ini menjadi sebuah model yang telah mapan dan tersebar di seluruh dunia.  Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines yang jatuh itu adalah model utama generasi ke-4 yang baru dikembangkan oleh perusahaan Boeing.

Atas dasar keselamatan penerbangan sebagai rangkaian krusial yang meliputi awal hingga akhir riset pengembangan pesawat besar, setelah diluncurkan, salah satu nilai jual dan promosi Boeing terhadap pesawat tipe ini adalah “aman dan dapat diandalkan”.

Akan tetapi, satu persatu petaka udara bisa dibilang telah menjadi ironi terbesar terhadap model pesawat yang “matang” ini maupun terhadap Boeing.

Lalu, apa sebenarnya penyebab kerap jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 jenis baru ini?

Adanya kemiripan dua kali kecelakaan ini, seluruh dunia hampir berbarengan menuding biang naas kecelakaan di udara ini adalah sistem MACS (Automated ‘Anti-Stalling’ System)  atau sistem daya angkat pesawat yang baru ditambahkan pada MAX 8.

Pihak luar menduga, agar mampu bersaing dalam kompetisi dengan jenis pesawat A320 NEO milik Airbus, 737 MAX telah memasang mesin turbofan tipe LEAP yang lebih besar dan lebih hemat bahan bakar. Namun karena mesin turbofan itu terlalu besar, aliran udara pada permukaan turbofan telah mengacaukan aliran udara pada sayap pesawat, menyebabkan pesawat mudah kehilangan kecepatannya saat terbang dalam kondisi sudut sensor  Angel of Attack atau AOA yang besar.

Untuk mencegah pesawat jatuh akibat kehilangan kecepatan, Boeing pun mengembangkan seperangkat sistem stabilisator MACS untuk mendeteksi sudut serang pesawat. Ketika sudut sensor AOA melampaui batas aman, maka pesawat secara otomatis akan menurunkan moncongnya selama 10 detik, sampai sudut sensor AOA pesawat menjadi normal, akan otomatis terbebas kembali.

Mungkin bisa terjadi ‘perang manusia dengan mesin’ pada sistem itu, memperebutkan hak kendali pesawat dengan pilot, dan terus mengendalikan pesawat agar turun. Hanya pada saat kendali manual pilot sesuai dengan kondisi sistem itu, sistem MACS baru akan berhenti dan menyerahkan hak kendali pada pilot.

Lewat gudang data milik NASA Amerika Serikat, berbagai media massa AS seperti FOX News, AP dan lain-lain, telah mendapati bahwa dalam beberapa bulan terakhir, banyak pilot yang menggunakan nama samaran telah mengemukakan kondisi aneh yang terjadi saat menerbangkan Boeing 737 MAX 8 di gudang data tersebut. Laporan menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi keamanan pesawat itu.

Menurut berita, kekhawatiran tersebut terutama berpusat pada masalah sistem auto-pilot pada pesawat. Masalah itu umumnya terjadi pada saat pesawat lepas landas, dan pada saat moncong pesawat menurun sementara pilot berusaha keras menarik sudut ketinggian moncong pesawat.

Kejadian dua kali naas di udara baru-baru ini terjadi pada saat pesawat lepas landas, masing-masing pesawat jatuh dalam kurun waktu 13 menit dan 6 menit setelah lepas landas.

Bisa dilihat, berulangnya kecelakaan pada 737 MAX disebabkan karena desain awal Boeing 737 tidak sesuai dengan mesin turbofan tipe baru itu.  Sehingga para ahli rancang Boeing terpaksa harus memasangkan sistem MACS yang tidak bisa diandalkan itu pada pesawatnya, agar dapat mengangkat moncong pesawat dengan pengurangan daya dorong.

Pesawat milik Airbus tipe A320 dan A321 yang juga menggunakan mesin turbofan jenis LEAP yang sama dengan Boeing tidak mengalami kecelakaan udara seperti ini.

Insiden ini telah membuktikan bahwa masalah pada 737 MAX bukan terletak pada mesin turbofan, biang penyebab bencananya mungkin adalah kecerdasan buatan pada sistem autopilot-nya.

Pasca tragedi Ethiopian Airlines, Presiden Trump menulis dua cuitan yang juga secara langsung menyatakan tidak bisa menerima rancangan pada sistem kecerdasan pada MACS milik Boeing in.

Betapa pun pintarnya AI atau kecerdasan buatan ini tetap tidak bisa merebut hak kendali pesawat dari penerbangnya. Lalu, Trump juga menanda-tangani ‘instruksi darurat’, yang memerintahkan berhenti terbang bagi semua pesawat Boeing jenis 737 MAX 8 dan MAX 9.

Sejak memasuki era peradaban, umat manusia selalu mencemaskan pada suatu hari nanti akan dimusnahkan.

Sebuah asteroid menabrak bumi, bencana nuklir, serta air bah dan wabah penyakit telah menjadi ‘ketakutan kiamat’ yang menjadi tren di era ini. Akan tetapi, yang justru mencemaskan para ilmuwan adalah, seiring dengan penggunaan berbagai teknologi canggih berkat adanya kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Begitu robot AI telah mengembangkan pemikirannya sendiri, maka robot AI akan menggantikan manusia menguasai dunia ini,  sehingga dapat memusnahkan umat manusia.

Maret 2016, robot AI bernama AlphaGo telah mengalahkan juara catur Go dunia sekaligus pemain catur profesional Dan (tingkat) 9 yakni Lee Se-Dol, yang menarik perhatian seluruh dunia terhadap “kecerdasan buatan” atau Artificial Intelligence (AI) ini.

Masyarakat begitu terkejut karena AI telah berkembang begitu pesat tanpa disadari, kemampuannya meniru dan tingkat kecerdasannya telah melampaui bayangan manusia.

Kini, bepergian dengan mobil AI, berbicara dengan robot Xiao-ice, menyaksikan siaran berita gabungan AI, mengobati tumor kanker dengan dokter AI “Watson.” Terus sering dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan, AI telah perlahan menyusup masuk ke berbagai aspek kehidupan manusia.

Dari hasil riset manusia terhadap struktur tubuh AI selama setengah abad menunjukkan: mesin dapat mengalahkan pemain catur manusia yang paling handal. Robot yang menyerupai manusia dapat berjalan dan berinteraksi dengan manusia. Robot AI di banyak hal melampaui otak manusia.

Saat ini robot tidak hanya semakin mendekati mendeteksi bahasa manusia dan wajah manusia, bahkan dalam hal tertentu melampaui kemampuan manusia, dan di masa mendatang dapat menggantikan manusia mengemudikan mobil, mendiagnosa penyakit, mengajarkan pengetahuan, memeriksa produk dan lain-lain.

Robot tidak akan menjadi sekedar alat yang sederhana saja, melainkan mungkin akan menggantikan manusia membuat keputusan dan strategi. Teknologi komputer yang canggih “mungkin akan lebih berbahaya daripada senjata nuklir.”

Fisikawan Stephen Hawkins yang selalu menjelajahi misteri alam semesta juga telah membuat ramalannya terhadap kecerdasan buatan (AI): di masa mendatang AI mungkin akan menjadi pemusnah umat manusia!

Menurut Hawkins, teknologi AI pada awal pengembangannya memang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia, tapi robot mungkin akan terus merancang dirinya sendiri secara cepat. Dan, manusia akan terhalang oleh kecepatan regenerasi biologisnya sehingga tidak mampu menyaingi robot, dan pada akhirnya akan dilampaui oleh robot.

Di saat manusia sedang terlena di tengah kemudahan dari AI ini, bahkan kemudahan itu telah memabukkan kesadaran manusia, tidak pernah puas ibarat lubang tanpa dasar yang tidak akan pernah penuh, tidak akan sulit untuk mendorong perkembangan AI.

Kedua unit pesawat Boeing 737 MAX 8 jatuh berturut-turut akibat sistem MACS, mungkin adalah peringatan bagi manusia: jangan sekali-sekali terlena pada teknologi modern, jangan sampai dibawa menuju kehancuran oleh kecerdasan buatan ini! (SUD/WHS/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=fGk-f-0y0gQ

Anggota Kongres AS Kritik Komunis Tiongkok Ingin Mendominasi di Seluruh Dunia

Epochtimes.id- Anggota Kongres Texas, AS dari Partai Republik, anggota senior DPR Komite Urusan Luar Negeri Rep. Michael McCaul, R- TX mengecam pemerintahan Komunis Tiongkok.

Hal demikian disampaikannya saat mendatangi Wilson Center untuk membahas masalah topik panas internasional saat ini, pada Senin (1/4/2019).

“Ekspansi Sabuk Ekonomi Jalur Sutra menunjukkan bahwa komunis Tiongkok bermaksud untuk mendominasi ekonomi global, ia adalah musuh nomor satu Amerika Serikat,” katanya.

Menurut VOA, Jane Harman, presiden Wilson Center menyebutkan bahwa OBOR Tiongkok direncanakan akan mencapai Samudra Arktik. Ini dikarenakan  saat lapisan es di kutub utara itu mencair, maka akan membentuk permukaan laut baru dan rute baru untuk menghubungkan antara Eropa dengan Asia.

Menurut dia, rute tersebut akan sangat mempersingkat perjalanan antara kedua tempat. Investasi Tiongkok dalam infrastruktur dan kapal pemecah es di daerah ini berarti bahwa OBOR  telah diperluas sampai ke perbatasan AS.

Ketika Michael McCaul menjabat ketua Komite Keamanan Nasional Dewan Perwakilan Rakyat AS, laporan singkat terakhir mengenai ancaman dilakukan oleh departemen kontra intelijen FBI.

Departemen ini mengatakan bahwa fokus pekerjaannya sedang bergeser dari ekstremis teroris ke komunis Tiongkok. Dia mengatakan bahwa ini berarti bahwa komunis Tiongkok adalah ancaman utama. Rusia adalah ancaman, tetapi komunis Tiongkok telah memperluas pengaruh globalnya melalui inisiatif OBOR mereka.

Presiden El Salvador sebelum mundur dari jabatan telah menandatangani perjanjian dengan komunis Tiongkok untuk mempersilakan Tiongkok menggunakan dua pelabuhan mereka. Orang Tiongkok bahkan membawa pekerja mereka sendiri dan menyerap sumber daya alam negara itu, pada dasarnya ekonomi El Salvador telah dikendalikan oleh Tiongkok.

McCaul mengatakan : “Mereka akan membawa 5G. Ketika komunis Tiongkok mengusulkan 5G, itu berarti negara itu akan menjadi miliknya.”

McCaul mengatakan, orang Tiongkok telah menguasai pelabuhan di Sri Lanka, lalu mendirikan pangkalan militer di Djibouti, dan mengambil keuntungan dari pangkalan militer AS. Dia mengatakan bahwa komunis Tiongkok sangat agresif dalam hal ini.

McCaul juga berbicara tentang negosiasi perdagangan AS – Tiongkok yang sedang berlangsung, mengatakan bahwa pencurian kekayaan intelektual harus harus dimasukkan ke dalam perjanjian.

“Mereka telah mencuri triliunan dolar dari ekonomi kita, di universitas kita dan departemen penelitian, terutama institusi medis,” kata McCaul.

Ketika ia ditanya apakah Amerika Serikat terlalu keras dalam menghadapi Tiongkok, apakah perlu meninggalkan kebijakan kontak ? McCall mengatakan : “Mereka adalah pesaing. Kita harus melihat mereka seperti itu. Mereka ada di seluruh dunia, dan tujuan akhir mereka adalah untuk mendominasi ekonomi dunia.” (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=6n-vG6ofscA

Terjebak di Lift Selama 21 Jam, Wanita Ini Mengirim Pesan yang Tak Sampai ke Suaminya

Oleh Daniel Holl

Seorang wanita terjebak sendirian di dalam lift selama 21 jam sebelum  diselamatkan oleh polisi di Provinsi Jiangxi, Tiongkok menurut laporan pada 26 Maret 2019 dari berbagai media Tiongkok.

Sementara terjebak di lift, wanita tersebut mengirim banyak pesan teks kepada suaminya, menyatakan cintanya yang mendalam kepada sang suami karena ia takut ia akan mati.

Namun, pesan teks tersebut tidak terkirim karena sinyal telepon genggam yang lemah.

Pada tanggal 20 Maret 2019, sekitar pk 15,00, Zou keluar bersama suaminya Xu. Zou ingin melihat rumah mereka yang baru dibeli di sebuah gedung tinggi yang baru dibangun. Kemudian Xu kembali ke kantor milik mereka.

Namun, ketika Zou naik lift, lift tersebut macet di lantai 26. Ia menekan tombol darurat untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada yang menjawab.

“Ketika aku mencoba menelepon 110, tidak ada sinyal, jadi aku terus-menerus menekan bel darurat,” kata Zou dalam video yang beredar luas di Weibo, Twitter versi Tiongkok. “110” adalah 911 versi Tiongkok.

Sementara itu, Xu mulai khawatir mengenai istrinya. Sekitar pk 16.00, teleponnya tidak aktif saat aku meneleponnya, jadi kupikir teleponnya kehabisan baterai,” kata Xu dalam video.

Xu mengatakan dalam video bahwa ia bertanya-tanya dalam hati apakah Zou dirampok atau mengalami kecelakaan mobil. Xu terus mencarinya sepanjang hari, dan harus berhenti di malam hari.

Zou mulai kehilangan harapan dan hanya memikirkan suaminya. “Pada saat itu, kupikir, oh Tuhan, ada 26 lantai, bagaimana orang menemukanku? Jadi aku meninggalkan pesan teks untuk suamiku,” kata Zou. Zou tahu baterainya hampir habis maka ia mengirimkan SMS untuk mencurahkan isi hatinya yang tulus kepada suaminya.

Pesan Cinta Melalui SMS

“Suamiku, aku terjebak di dalam lift, mungkin aku tidak akan pernah keluar [dari sini]. Aku mencintaimu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin menjadi istrimu di kehidupan selanjutnya,” demikian isi SMS Zou yang ditunjukkan dalam video.

Zou terjebak di lift sepanjang malam, dan berkata ia tidak dapat tidur ketika  berbaring di lantai lift yang dingin.

“Aku benar-benar mencintaimu, kuharap setelah aku mati kau akan  menemukan istri yang luar biasa …. yang akan memasak untukmu dan melahirkan anakmu …. Jangan lupakan aku,” tulis Zou.

Pada tanggal 21 Maret 2019, hari berikutnya sekitar pk 09.00, Xu melapor kepada polisi bahwa istrinya hilang.

Polisi menelusuri kembali langkah Zou dan pergi ke gedung untuk mencarinya.

Ketika polisi memasuki gedung, mereka melihat lampu lift berkedip, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Polisi pergi untuk memeriksa setiap lantai. Dan akhirnya, mereka mendengar Zou memanggil bantuan. Pintu-pintu dibuka paksa, dan Zou dibawa keluar dari lift oleh polisi. Zou berhasil diselamatkan sekitar pukul 12:30 malam.

Ketika akhirnya dipersatukan kembali, Zou memeluk suaminya dengan mata berkaca-kaca. (vv/asr)

Kunjungan Sehari ke Beijing, PM Selandia Baru Bicarakan Isu Rumit Bagi Komunis Tiongkok

0

Epochtimes.id- Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menggelar kunjungan resmi ke Tiongkok, Senin (1/4/2019). Selama kunjungan sehari itu, Jacinda Ardern menemui pemimpin komunis Tiongkok. Ia menyinggung soal masalah-masalah rumit seperti Huawei dan hak asasi manusia.

Soal Huawei yang gagal mendapatkan persetujuan dari Badan Keamanan Komunikasi Pemerintah Selandia Baru atau Government Communication Security Bureau – GCSB – Ardern mengatakan ia telah secara aktif mengangkat masalah ini dengan Presiden Xi Jinping.

Bulan Nopember tahun lalu, GCSB mengumumkan larangan terhadap perusahaan Huawei untuk berpartisipasi dalam pembangunan jaringan 5G dengan perusahaan raksasa telekomunikasi Selandia Baru ‘Spark’.

Pada 14 Januari lalu, Menteri GCSB Selandia Baru Andrew Little telah memberikan tanggapan atas pertanyaan Huawei. Selandia Baru menyebutkan bahwa Undang-undang intelijen komunis Tiongkok adalah alasan yang sudah diketahui secara umum mengapa Selandia Baru melarang Huawei.

Jacinda Ardern mengungkapkan, ia menjelaskan kepada Xi Jinping bahwa keputusan Selandia Baru menolak Huawei adalah sesuai dengan prosedur yang dikehendaki Selandia Baru yang menentukan cara membuat keputusan. Dia menunjukkan langkah yang sudah ditempuh pada saat ini.

Sebelum pertemuan, Ardern mengatakan kepada media bahwa ia akan menyampaikan kepada pihak berwenang Tiongkok bahwa keputusan Selandia Baru tentang Huawei tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik maupun diplomatik.

Selain itu, Ardern menyinggung soal HAM dengan Xi Jinping. “Terutama yang terkait dengan Xinjiang” dan penahanan besar-besaran terhadap Muslim Uighur,” kata Ardern.

Setelah insiden penembakan rasis yang mengejutkan di Selandia Baru, kunjungan Ardern ke Tiongkok yang dijadwalkan satu minggu menjadi sehari.

Selama pertemuannya dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, ia membahas masalah-masalah seperti peningkatan kerjasama Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok – Selandia Baru. Kemudian ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping.

Selandia Baru adalah negara maju Barat pertama yang menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Tiongkok.

Xi Jinping juga menyatakan penghargaannya kepada Ardern karena komitmennya yang berulang-ulang terhadap hubungan Tiongkok – Selandia Baru sejak ia memangku jabatan.

Hubungan antara pemerintah Ardern dengan pemerintah Tiongkok terus berada dalam kondisi tegang.

Pemerintah Selandia Baru secara terbuka menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya pengaruh komunis Tiongkok di wilayah Pasifik Selatan. Selandia Baru juga menolak perusahaan telekomunikasi raksasa Tiongkok, Huawei untuk berpartisipasi dalam putaran pertama penawaran lokal untuk pembangunan jaringan seluler 5G di negara itu.

Pada Maret lalu, pihak Tiongkok telah membatalkan keikutsertaannya dalam upacara pembukaan Tahun Pariwisata Tiongkok – Selandia Baru yang diadakan di Selandia Baru. Hal ini  menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh yang semakin besar dari komunis Tiongkok di Pasifik dan ketegangan antara kedua negara.

Sejauh mana kunjungan PM. Jacinda Ardern mampu meningkatkan hubungan kedua negara ? Mari kita pantau bersama. (sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=6n-vG6ofscA

Survei Roy Morgan : Jokowi 56,5 Persen, Prabowo 43,5 Persen

Epochtimes.id- Jelang dua minggu pemilu presiden 2019 digelar 17 April 2019 mendatang, lembaga survei asal Australia, Roy Morgan merilis hasil survei Pilpres 2019 terbaru.

Melansir dari laman Roy Morgan, elektabilitas capres 01 Jokowi sebesar 56,5 persen dan 02 Prabowo 43,5 persen.

Survei menunjukkan elektabilitas Jokowi mengalami penurunan 0,5% dari Februari 2019 dan masih jauh di depan lawannya, Prabowo Subianto yang naik 0,5% menjadi 43,5%.

Menurut Roy Morgan survei terbaru  dilakukan pada Maret 2019 dengan 1.102 Pemilih berusia di atas 17 tahun.

PDI-P mendapat dukungan 39% atau turun 3,5% sejak Februari 2019. Dukungan untuk Gerindra tidak berubah sebesar 21% pada Maret ini. Sisa 40% dukungan tersebar di antara banyak partai yang ikut pemilihan.

Capres petahana unggul di daerah pedesaan seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Sementara Prabowo terkuat di Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi dan Kalimantan. Secara keseluruhan, di daerah pedesaan eletabilitas Jokowi 63% dan Prabowo 37%.

Wilayah perkotaan jauh lebih kompetitif , Prabowo unggul di ibukota Jakarta, Jawa Barat termasuk Banten. Prabowo mempersempit celah di daerah perkotaan sebesar 6% pada bulan lalu. Namun Jokowi mempertahankan keunggulan yang sempit yakni Jokowi 51,5% dan Prabowo 48,5%.

Dukungan untuk Jokowi  terkuat di Jawa Tengah dengan  mendapatkan dua pertiga dukungan yakni Jokowi 66% dan Prabowo 34%. Dukungan petahana bahkan lebih kuat di Jawa Timur dan Bali: Jokowi 78% dan Prabowo 22%. Jokowi unggul di Sumatera Utara dengan perbandingan Jokowi 58,5% dan Prabowo 41,5%.

Dukungan untuk penantang Prabowo Subianto kuat di Jawa Barat, Banten, Jakarta  yakni 52,5% dan Jokowi 47,5%.

Di Sumatera Prabowo 56,5% dan Jokowi 43,5%.Prabowo unggul di Sulawesi dan Kalimantan. Di Sulawesi, Prabowo 61% dan Jokowi 39%. Sementara Prabowo 59,5% dan Jokowi 40,5% dengan selisih yang signifikan di Kalimantan.

Survei Pilpres dan Pileg ini dilakukan dari pertengahan Februari 2019 hingga pertengahan Maret 2019. Metodologi survei dengan wawancara tatap muka dilakukan di 17 provinsi. Lebih dari 6% pemilih di kedua jajak pendapat tidak dapat mengatakan siapa yang mereka dukung. (asr)

Seorang Ayah Bunuh Diri Setelah Kepala Sekolah Memukul Putranya

oleh Daniel Holl

Seorang lelaki melompat keluar jendela dari lantai lima sebuah rumah sakit tempat putranya dirawat, jatuh dan meninggal. Melansir dari media pemerintahan disponsori Tiongkok, The Paper, putra lelaki ini berada di rumah sakit akibat dipukul oleh kepala sekolah karena berperilaku tidak sopan.

Xu bunuh diri pada 13 Maret 2019 di sebuah rumah sakit di Provinsi Sichuan, Tiongkok. Istrinya, Tan, percaya Xu bunuh diri karena dia tidak dapat menerima kritik mengenai perilaku putra mereka di media sosial.

Banyak komentar media sosial menuduh Jay sebagai “anak beruang,” julukan  untuk anak manja dan tidak disiplin di Tiongkok. Kepala sekolah dasar, Hu Gang, telah dipecat dari jabatannya

Insiden Pemukulan

Anak laki-laki itu berusia 12 tahun, diberi nama samaran Jay, berada di dekat rumahnya pada sore hari 7 Maret 2019. Ketika Hu Gang, kepala sekolah, lewat, ia mendengar Jay meneriakkan nama panggilan yang agak menghina baginya.

Jay meneriakkan “anak hitam” berulang-ulang pada Hu Gang. “Anak hitam” mengacu pada anak yang lahir di luar kebijakan satu anak di Tiongkok.

Hu Gang kepada The Paper mengatakan panggilan ‘anak hitam’ hanya dilakukan oleh teman-teman dekat Hu Gang, dan selain itu siapa pun yang memanggilnya “anak hitam” dianggapnya tidak sopan. Hu Gang juga mengatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa Jay pernah menjadi murid di sekolahnya.

Hu Gang segera menemui Jay. Hu Gang bertanya apakah orangtua Jay ada di rumah. Jay jawab tidak ada. Bertepatan saat itu, ayah Jay, Xu, tiba di rumah.

“Aku berkata kepada ayah anak itu, aku akan memberi anak itu pelajaran di depan anda,” kata Hu Gang kepada The Paper.

Hu Gang lalu mencubit dan menampar Jay. Hu mengatakan bahwa Xu tidak berusaha menghentikannya.

Ibu Jay, Tan, segera mengambil video luka yang diderita oleh Jay saat ia tiba di rumah dan membagikannya di media sosial.

“Lihat, bagaimana kepala sekolah Huzhu memukuli anak-anak. Putraku hanya mengatakan ‘anak hitam,’ putraku tidak mengerti … kepala sekolah memukuli seorang anak, membuat aku benar-benar marah,” kata Tan dalam video itu, menurut The Paper.

Orangtua Jay melaporkan Hu Gang ke polisi. Mereka membawa Jay ke rumah sakit dan mendapati Jay mengalami cedera jaringan lunak, tetapi Jay dalam kondisi stabil.

Pada tanggal 25 Maret 2019, Jay masih dirawat di rumah sakit.
Hu Gang menyesal memukul Jay.

“Tindakan tersebut memang terburu-buru. Aku benar-benar menyesalinya … Aku seharusnya membiarkan ayah bocah itu yang mendidiknya, sehingga tidak terjadi masalah sebesar ini,” kata Hu Gang kepada The Paper pada 25 Maret.

Konsekuensi

Pada 8 Maret 2019, Hu Gang, bersama istrinya, pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Jay. Mereka tiba lebih awal di pagi hari untuk meminta maaf kepada orangtua Jay. Hu Gang membayar biaya pengobatan Jay.

Investigasi atas insiden itu dimulai pada 8 Maret 2019. Diputuskan pada 10 Maret 2019 bahwa Hu Gang akan dipecat sebagai kepala sekolah. Jay mulai menerima perawatan psikologis pada11 Maret 2019.

Kemudian, pada 13 Maret 2019 pagi hari, tiba-tiba Xu bunuh diri dengan melompat dari jendela lantai lima rumah sakit. Pihak berwenang setempat mengatakan bahwa Xu melakukan bunuh diri. Istrinya, Tan, berada di tempat kejadian saat Xu melompat dari jendela.

The Paper tidak melaporkan sentimen duka apa pun dari istri Xu.
Seorang teman lama Xu, bernama Zhao, mengatakan bahwa Xu adalah pria yang jujur ​​dan pekerja keras yang tidak berjudi dan jarang minum arak. “Xu meletakkan makanan di atas meja, tetapi ia tidak pernah dapat mengucap sepatah kata pun, karena istrinya sering memarahinya,” kata Zhao kepada The Paper.

Zhao juga bertindak sebagai mediator antara keluarga dan Hu ketika mereka menegosiasikan kompensasi finansial.

Tan mengatakan bahwa ia mencurigai alasan bunuh diri suaminya adalah kritik luas yang diterima keluarga secara online, menurut The Paper. Tan tidak mau membahas aspek-aspek lain dari kehidupan Xu.

The Paper melaporkan bahwa beberapa netizen mengatakan: “Anak-anak beruang seharusnya dipukuli,” “anak itu tidak mengerti, orangtua bahkan lebih tidak mengerti lagi— jadi tidak mengerti,” “jika itu aku, aku akan memukulnya juga.”

Netizen yang lain menunjukkan kesalahan kepala sekolah: “Sebagai pendidik, apakah ini cara anda mendidik anak-anak?”

“Ada banyak orang menyalahkan putraku, bahwa kami sebagai orangtua tidak mendidiknya dengan baik, [Xu] merasa ia telah dipermalukan,” kata Tan kepada The Paper.

Tan mengatakan bahwa ia meminta Xu untuk tidak membaca komentar secara online, tetapi Xu tidak mendengarkannya. Adik ipar Tan mengatakan bahwa Xu adalah seorang pebisnis dan keluarganya tinggal di sebuah kota kecil — jadi setiap orang akan menggosipkan mereka, menurut The Paper. Tan mengatakan bahwa Xu tidak membela putranya sendiri, dan bahwa Xu tidak akan dapat menerima apa yang dikatakan orang lain mengenai dirinya.

Anak Beruang

Konsekuensi modern dari kebijakan satu anak di Tiongkok yang kini terlantar adalah “anak beruang.”

Dahulu anggota keluarga di Tiongkok sangat banyak. Kini yang terjadi adalah keadaan sebaliknya. Akibatnya, banyak keluarga memiliki empat kakek-nenek dan dua orangtua yang memusatkan semua perhatian mereka pada satu anak.

Sehingga ada beberapa kasus anak beruang menjadi anak yang sangat manja. Anak beruang sehari-hari disebut sebagai “kaisar kecil.”

Pada satu contoh, seorang nenek mengizinkan cucunya bermain dengan tombol lift. Ada juga wanita lain di lift bersama mereka. Wanita itu meminta sang nenek untuk menghentikan kelakuan cucunya, tetapi sebaliknya yang terjadi, sang nenek menyuruh wanita itu untuk mengurus urusannya sendiri.

Wanita itu memutuskan untuk membalas dendam pada anak beruang tanpa bertengkar. Ia mengambil suguhan lezat dari tasnya dan memakannya di depan bocah itu, mengejek si bocah dan menyebabkan masalah bagi si nenek. (Vv/asr)

 

Misi NASA Menemukan Planet Baru Paling Menjanjikan untuk Mendukung Kehidupan

0

EpochTimesId – Misi pesawat luar angkasa tanpa awak milik NASA, TESS untuk berburu planet baru dengan mengamati langit baru dimulai sejak Juli 2018. Akan tetapi, misi itu sudah membuat penemuan luar biasa.

Pada bulan Januari, tiga penemuan planet ekstrasurya terhubung ke pengamatan awal dari TESS. Sekarang, data yang dikumpulkan oleh TESS telah memastikan planet itu ukuran Saturnus.

TOI (TESS Object of Interest) 197.01 dianggap sebagai ‘Saturnus panas’. Ukurannya hampir sama dengan planet itu dan mengorbit bintang inangnya dari jarak dekat, dengan satu kali rotasi setiap 14 hari. Fakta itu menciptakan suhu permukaan tinggi di planet ini. Planet ini dideskripsikan dalam sebuah makalah yang akan diterbitkan dalam The Astronomical Journal.

Asteroseismologis menemukan planet ini dengan mempelajari gelombang seismik yang disebut ‘starquakes in stars’, dimana kecerahan tampak bergeser. Para astronom dapat menentukan usia bintang, serta massa dan jari-jarinya. Menggabungkan data itu dengan pengamatan lain mengungkapkan sifat-sifat eksoplanet yang mengorbit bintang-bintang inang.

Planet ekstrasurya adalah raksasa gas dengan jari-jari sembilan kali dari Bumi dan sekitar 60 kali massa Bumi. Bintangnya berusia 5 miliar tahun dan sedikit lebih berat dan lebih besar dari matahari kita.

“Ini adalah ‘seember-air’ pertama dari selang api data yang kami dapatkan dari TESS,” kata Steve Kawaler, rekan penulis studi dan profesor fisika dan astronomi Universitas Negeri Iowa, dalam sebuah pernyataan.

“Hal yang menarik adalah bahwa TESS adalah satu-satunya ‘pengamat’ untuk sementara waktu dan datanya sangat bagus sehingga kami berencana untuk mencoba melakukan sains yang tidak kami pikirkan. Mungkin kita juga bisa melihat bintang yang sangat redup—kurcaci putih—yang merupakan yang pertama dan mewakili masa depan Matahari dan tata surya kita.”

Satelit Survei Transit Exoplanet diluncurkan pada bulan April 2018 untuk melanjutkan tugas pemburu planet dari teleskop ruang angkasa Kepler, ketika misi bersejarah itu berakhir.

TESS mensurvei area di langit yang 400 kali lebih besar dari apa yang diamati Kepler, termasuk 200.000 bintang terdekat yang paling terang. Selama dua tahun, empat kamera bidang lebar di atas kapal akan ‘menatap’ berbagai sektor langit selama berhari-hari. Ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk mensurvei hampir seluruh langit.

Minggu ini, tim astronom mengidentifikasi daftar bintang yang paling menjanjikan untuk mendukung planet-planet di zona layak huni yang disebut TESS Habitable Zone Star Catalogue, yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters.

Katalog tersebut mencakup 1.822 bintang yang dapat diamati TESS di mana planet yang sedikit lebih besar dari Bumi akan ada di zona layak huni bintang mereka. Zona layak huni, yang disebut zona Goldilocks, adalah ketika kondisinya cukup hangat untuk memungkinkan air yang cair ada di permukaan planet. Dan air cair adalah fondasi kehidupan seperti yang diketahui dari planet Bumi.

“Kehidupan bisa ada di semua jenis dunia, tetapi jenis yang kita tahu dapat mendukung kehidupan adalah milik kita sendiri, jadi masuk akal untuk pertama-tama mencari planet yang mirip Bumi,” kata Lisa Kaltenegger, penulis utama dan anggota tim TESS Science di Universitas Cornell, dalam sebuah pernyataan. “Katalog ini penting untuk TESS karena siapa pun yang bekerja dengan data ingin tahu di sekitar bintang mana kita dapat menemukan kembaran-Bumi terdekat.”

Dan 408 bintang mungkin mendukung planet seukuran Bumi yang menerima jumlah radiasi yang sama yang kita terima dari matahari.

“Saya punya 408 bintang favorit baru,” kata Kaltenegger. “Sungguh menakjubkan bahwa saya tidak harus memilih hanya satu; Saya sekarang bisa mencari ratusan bintang.”

Ada juga subset dari 227 bintang di katalog tempat TESS dapat melakukan pencarian yang lebih luas untuk planet-planet mirip Mars yang lebih dingin untuk menyediakan rentang dunia yang lebih luas di alam semesta.

“Kami tidak tahu berapa banyak planet yang akan ditemukan TESS di sekitar ratusan bintang di katalog kami atau apakah mereka akan layak huni,” kata Kaltenegger. “Tapi kemungkinannya menguntungkan kita. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada banyak planet berbatu di zona layak huni bintang-bintang keren, seperti yang ada di katalog kami. Kami senang melihat dunia apa yang akan kami temukan. ”

TESS akan mencari exoplanet menggunakan metode transit, mengamati sedikit penurunan dalam kecerahan bintang ketika planet lewat di depannya. Bintang terang memungkinkan untuk studi tindak lanjut yang lebih mudah melalui teleskop berbasis darat dan luar angkasa.

NASA berharap TESS memungkinkan untuk membuat daftar lebih dari 1.500 eksoplanet, tetapi berpotensi menemukan ribuan. Dari jumlah tersebut, para peneliti mengantisipasi, 300 akan menjadi planet ekstrasurya ukuran Bumi atau Bumi super ukuran dua kali Bumi. Planet-planet itu bisa menjadi kandidat terbaik untuk mendukung kehidupan di luar tata surya kita. Seperti Bumi, mereka kecil, berbatu dan biasanya di dalam zona layak huni bintang-bintang mereka, yang berarti air cair dapat ada di permukaan planet.

TESS dianggap sebagai ‘jembatan ke masa depan’, karena bertugas menemukan kandidat planet ekstrasurya untuk diamati dan dipelajari secara lebih rinci.

Exoplanet ini akan dipelajari sehingga NASA dapat menentukan target terbaik untuk misi seperti James Webb Space Telescope. Teleskop itu, yang diluncurkan pada 2021, akan dapat mencirikan detail dan atmosfer planet ekstrasurya dengan cara yang belum dapat dilakukan oleh para ilmuwan. (WIRE SERVICE CONTENT/CNN/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

IMF Memperingatkan Outlook Ekonomi Global Semakin Tidak Stabil

0

EpochTimesId – Meskipun tidak akan ada resesi dalam waktu dekat, ekonomi global berada pada situasi yang sulit. Demikian menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde.

Berbicara di Kamar Dagang AS, Lagarde mengumumkan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) akan merilis perkiraan pertumbuhan global baru menjelang pertemuan musim semi di Washington pekan depan.

“Hari ini, jika Anda bertanya kepada saya, iklim semakin tidak pasti. Sejak Januari, pertumbuhan ekonomi global kehilangan momentum lebih lanjut,” kata Christine Lagarde.

“Hanya dua tahun lalu, 75 persen ekonomi global mengalami kenaikan,” katanya. “Untuk tahun ini, kami memperkirakan 70 persen ekonomi global akan mengalami perlambatan pertumbuhan.”

Lagarde mencatat, bagaimanapun, IMF tidak memperkirakan resesi dalam waktu dekat. Bahkan, Dia mengantisipasi kenaikan dalam pertumbuhan pada paruh kedua 2019 dan memasuki 2020.

Tanggapan atas kebijakan baru-baru ini, seperti langkah lebih sabar dari Federal Reserve dalam normalisasi kebijakan moneter dan peningkatan stimulus di Tiongkok, telah mendukung pelonggaran kondisi keuangan.

Awal tahun lalu, kepala IMF memperingatkan bahwa ‘awan gelap menjulang’, setelah dua tahun ekspansi ekonomi global yang kuat.

Pada bulan Oktober, organisasi ini memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk pertama kalinya sejak Juli 2016 karena perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, perang perdagangan AS dan Tiongkok, serta kekhawatiran keuangan di pasar negara berkembang. Pada bulan Januari, diumumkan revisi turun lebih lanjut, yang menyatakan bahwa ekonomi dunia tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diharapkan dan risiko meningkat.

Dalam laporan Januari, IMF memproyeksikan bahwa ekonomi dunia akan tumbuh 3,5 persen pada 2019 dan 3,6 pada 2020, 0,2 dan 0,1 poin di bawah persentase proyeksi Oktober 2018 lalu.

Pertumbuhan yang diperkirakan pada paruh kedua tahun ini dan awal 2020 adalah berbahaya. Menurut Lagarde, karena ekonomi rentan terhadap risiko penurunan yang mencakup Brexit, utang tinggi di sektor dan negara tertentu, ketegangan perdagangan, dan ‘ke-tidak-nyaman-an di pasar keuangan’.

Dampak Ketegangan Perdagangan
Kepala IMF juga mencatat bahwa ketegangan perdagangan akan berdampak buruk pada ekonomi AS dan Tiongkok.

“Secara khusus, kami telah melihat apa yang mungkin terjadi jika tarif semua barang yang diperdagangkan antara Amerika Serikat dan Tiongkok naik sebesar 25 poin persentase,” jelasnya. “Itu saja akan mengurangi produk domestik bruto tahunan hingga 0,6 persen di Amerika Serikat dan hingga 1,5 persen di Tiongkok.”

Pembicaraan perdagangan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan berlanjut minggu ini di Washington.

Berbicara di Kamar Dagang, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa delegasi perdagangan AS, yang dipimpin oleh Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin membuat kemajuan pekan lalu di Beijing. Pemerintah AS mengharapkan untuk membuat lebih banyak kemajuan minggu ini.

“Kami sangat fokus pada penegakan hukum dan pencurian properti intelektual (HaKI) dan pemindahan paksa teknologi dan peretasan cyber dan kelompok struktural itu, yang sangat penting serta menurunkan tarif dan hambatan non-tarif,” katanya.

Pekan lalu, Kudlow mengatakan kepada sekelompok wartawan bahwa Washington dapat mengangkat beberapa tarif terhadap Tiongkok, tanpa menyerah terlalu banyak dalam pembicaraan perdagangan.

Pemerintahan Trump meyakini Beijing memiliki alasan untuk berkompromi, karena kesengsaraan ekonomi terus menekan rezim Tiongkok. Sementara itu, Beijing diperkirakan akan menerapkan langkah-langkah stimulus lebih banyak untuk mengatasi perlambatan ekonomi.

Di bawah beban tarif AS, ekonomi Tiongkok melemah tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi melambat ke laju terlemah dalam hampir tiga dekade. Jika kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan dan ketegangan perdagangan berlanjut, masalah Tiongkok akan semakin dalam, menurut analis.

Pada 2018, Tiongkok adalah pasar saham utama berkinerja terburuk di dunia, dengan indeks Shanghai jatuh hampir 25 persen. Indek itu sekarang telah naik 27 persen sejak awal tahun ini setelah Presiden Donald Trump mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan. (EMEL AKAN/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Kisah Narkoba di Perbatasan Tanpa Batas Antara Amerika dan Meksiko

0

EpochTimesId — Tidak jarang terdengar suara tembakan dan granat meledak seberang di Rio Grande, di kota Meksiko, Miguel Alemán. Kota ini adalah tempat dua kartel, Kartel Teluk dan Los Zetas, berselisih. Mereka sering bertempur untuk memperebutkan wilayah kekuasaan.

Melihat ke seberang sungai dari tebing di Kota Roma, mudah untuk melihat pengawasan kartel, di mana para pengintai terus-menerus mengawasi Patroli Perbatasan dan petugas penegak hukum, guna mencari celah.

Dan ada banyak celah. Tidak ada hambatan perbatasan di daerah ini, dan ada banyak tanah pertanian yang tidak berpenghuni untuk menjadi tempat menyusup dan bersembunyi, guna menghindari penangkapan.

Pos Patroli Perbatasan Kota Rio Grande menangani perbatasan internasional sepanjang 68 mil (109 kilometer) di Texas tenggara. Kawasan itu berada di Sektor Rio Grande Valley dan merupakan yang tersibuk dari 135 pos nasional untuk penyitaan narkoba dan tersibuk kedua untuk penangkapan orang asing ilegal.

Pos itu menyita 42.000 pound (19.000 kilogram) narkotika pada tahun fiskal 2019 ini. Namun, mereka mengaku hasil sitaan ini bahkan tidak lebih dari 10 persen dari narkoba yang lolos dari pengawasan, menurut Raul Ortiz, wakil kepala agen Patroli Perbatasan untuk sektor Rio Grande Valley.

Itu berarti ada sekitar 378.000 pound narkoba yang berhasil melintasi wilayah Rio Grande City dari wilayah Meksiko dan masuk ke wilayah Amerika Serikat.

“Kartel mulai mendorong lalu lintas imigran gelap di sini. Mengapa mereka melakukan itu? Bukan karena jaraknya yang dekat dengan pemukiman. Melainkan karena kartel menggunakannya sebagai pengalihan, sehingga mereka dapat menyibukkan petugas kami, tidak ada waktu lagi untuk menangani penyelundupan narkotika,” kata Ortiz.

Sejauh tahun fiskal ini, Ortiz mengatakan 25.000 imigran gelap berhasil menghindari Agen Patroli Perbatasan di Sektor Rio Grande Valley. “Mereka adalah orang-orang yang berakhir di penjara, mereka adalah orang-orang yang berakhir di pemukiman-pemukiman di utara kita,” katanya.

Ortiz mengatakan strategi Patroli Perbatasan adalah mencoba menangkap imigran gelap dan menghalau kembali penyelundup narkoba sejauh mungkin dengan sungai, sebelum para peternak dan masyarakat setempat terpengaruh.

Tetapi sulit di daerah ini, di mana tidak ada infrastruktur atau jalan bagi patroli untuk mengendarai mobil di sepanjang garis perbatasan. Jika agen Patroli Perbatasan mengejar penyelundup narkoba di tanah peternak dekat perbatasan, dan penyelundup itu menyeberang ke peternakan berikutnya, agen mungkin harus mengemudi 10 mil kembali dari peternakan pertama dan 10 mil ke yang kedua dalam upaya pengejaran.

Ortiz mengatakan Patroli Perbatasan telah mengajukan proposal untuk membangun pagar perbatasan dan juga jalan patroli di daerah itu, akan tetapi ada tekanan balik dari beberapa anggota Kongres.

Hanya lima tahun yang lalu, Patroli Perbatasan tidak tahu berapa banyak lalu lintas lintas perbatasan yang datang. Kondisi itu berubah ketika tujuh balon aerostat mulai dikerahkan untuk merekam penyeberangan ilegal di Texas selatan.

Salah satu aerostat yang lebih besar, dijuluki ‘Big Bertha’, terletak enam mil dari perbatasan di La Anacua Ranch dan mulai melakukan pengawasan pada 31 Juli 2014. Balon itu memiliki dua kamera yang dapat melihat hingga 20 mil ke segala arah pada hari yang cerah. Operator kamera melacak mobil dari Sullivan City di dekatnya ke bank Chase di McAllen sekitar 20 mil jauhnya, menurut perwakilan dinas lapangan Robert Robinson.

Tapi angin dengan kecepatan 20 sampai 25 knot, akan memaksa balon untuk jatuh ke tanah, dan kartel siap menerkam begitu mereka melihatnya. Insiden pada 22 Maret 2019 adalah suatu bukti nyata. Dimana agen Patroli Perbatasan setempat mengatakan aktivitas ilegal segera diketahui setelah balon itu dibawa kembali ke trailernya.

Rata-rata, balon mengambil foto dan video sekitar 500 hingga 600 penyeberangan imigran gelap per minggu.

Balon pengawas udara Patroli Perbatasan AS melayang di La Anacua Ranch dekat Rio Grande City, Texas, pada 22 Maret 2019. (Foto : Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times)

Gambar dari kamera aerostat langsung dikirim atau di transmisikan ke stasiun Rio Grande City dan stasiun Patroli Perbatasan Zapata dan informasi ini membantu Patroli Perbatasan mengalokasikan sumber daya dan menanggapi situasi prioritas. Kamera, yang dirancang untuk pesawat terbang rendah, memiliki mode penglihatan siang dan malam.

“Ketika banyak hal berkembang di sana (Meksiko) pertempuran antara kartel yang bertikai, pemerintah Meksiko, dan kartel, kita sudah memiliki kesadaran itu, kita dapat melihatnya seperti yang terjadi di sana,” kata Albert Olivares, Agen Patroli Perbatasan dan pengawas operasi khusus.

Ortiz mengatakan Patroli Perbatasan memiliki jalur komunikasi langsung dengan militer Meksiko di seberang perbatasan dan mereka sering bekerja sama.

“Jika kita, aerostat kita, melihat sesuatu di pihak Meksiko, kita tidak takut untuk menghubungi militer Meksiko untuk mengarahkan mereka untuk melakukan penyitaan (narkoba),” kata Ortiz. “Saya tidak peduli siapa yang membuat kejang (para kartel), selama seseorang berhasil dan itu bukan orang jahat.”

Pada tahun fiskal 2017, hampir 72.000 orang Amerika meninggal karena overdosis obat bius, dengan sebagian besar narkoba itu datang melintasi perbatasan dari Meksiko.

Pada 28 Maret 2019 lalu, agen-agen Rio Grande City melihat beberapa imigran ilegal membawa bungkusan-bungkusan marijuana melintasi perbatasan. Ketika agen-agen merespons, para penyelundup meninggalkan bungkusan itu dan melarikan diri ke Meksiko. Agen menemukan lima bundel ganja dengan berat hampir 280 pon dan diperkirakan senilai US$ 223.000.

Pada hari yang sama, 175 pon narkoba lain senilai US$ 140.000 ditemukan oleh agen patroli perbatasan, setelah ditinggal lari oleh pembawanya.

Penyitaan obat-obatan oleh Patroli Perbatasan antar pelabuhan masuk pada tahun fiskal 2018 berjumlah hampir 500.000 pon di seluruh perbatasan barat daya. Terdiri dari 461.030 pon ganja, 11.314 pon metamfetamin, 6.550 pon kokain, 568 pon heroin, dan 388 pon fentanyl (cukup banyak untuk membunuh empat kalilipat warga Amerika Serikat, menurut Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kirstjen Nielsen).

Jumlah fentanyl lebih dari tiga kali lipat yang disita pada tahun fiskal 2016 dan metamfetamin terjaring hampir dua kali lipat pada tahun fiskal 2015. Jumlah ganja telah berkurang setengahnya, kemungkinan besar karena legalisasi narkoba di beberapa negara bagian AS.

Perbatasan Tertutup
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menutup perbatasan barat daya jika Meksiko dan Kongres sama-sama tidak mengambil langkah untuk mengendalikan situasi. Pada bulan Maret, diperkirakan sekitar 100.000 imigran gelap, sebagian besar dari Amerika Tengah, menyeberang ke Amerika Serikat.

Pemerintahan Trump beberapa kali mengatakan tentang krisis kemanusiaan dan keamanan perbatasan. Trump mengatakan pada 2 April bahwa ancamannya untuk menutup perbatasan adalah satu-satunya cara agar mendapat perhatian Kongres.

Menurut Trump, jika Kongres tidak membuat amandemen untuk memungkinkan penahanan imigran ilegal sampai kasus suaka mereka diadili, aliran besar dari Amerika Tengah akan terus berlanjut. Saat ini, anak-anak dan unit keluarga hanya dapat ditahan selama maksimal 20 hari, tetapi kasus suaka membutuhkan waktu enam hingga delapan minggu.

“Satu-satunya cara untuk benar-benar memperbaiki keadaan darurat perbatasan ini adalah dengan undang-undang darurat,” tulis Nielsen di Twitter pada 1 April. “Keputusan pengadilan yang salah kaprah dan undang-undang lama telah menciptakan celah yang merupakan penyebab utama krisis hari ini.”

Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kirstjen Nielsen telah menunjuk mantan Kepala Patroli Perbatasan Sektor Rio Grande Manuel Padilla untuk memimpin upaya penanggulangan krisis. (CHARLOTTE CUTHBERTSON/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Tulis Cuitan Soal Sosial, Pengguna Twitter di Tiongkok Ditahan

0

Oleh Olivia Li – Epoch Times

Seorang aktivis hak di Tiongkok baru-baru ini ditahan karena berbagi artikel mengenai masalah sosial di Tiongkok di Twitter. Tindakan ini merupakan contoh terbaru penindasan rezim Tiongkok terhadap warganegara Tiongkok yang menggunakan platform media sosial luar negeri.

Sun Yuanping dipanggil oleh polisi di kota Shijiazhuang di provinsi Hebei,  utara Tiongkok pada 22 Maret 2019 dan ditahan selama tujuh hari.

Sun Yuanping, yang bekerja di sebuah perusahaan konsultan Hebei, sering melewati firewall internet Tiongkok untuk menarik perhatian terhadap ketidakadilan sosial di Tiongkok. Sebagai contoh, ia membantu para korban kesalahan vaksinasi. Dia juga berkampanye untuk pembebasan Niu Shubin, seorang pemuda yang dieksekusi setelah dihukum secara keliru karena kasus pemerkosaan dan pembunuhan pada tahun 1995 silam.

Polisi mendakwa Sun Yuanping dengan “gangguan penghasut,” dan mengeluarkan “keputusan hukuman administratif” yang menyebabkan ia ditahan selama tujuh hari, yang menuduhnya “berbagi komentar yang tidak pantas mengenai masalah politik berkali-kali di Twitter tanpa alasan yang jelas.”

Twitter dilarang oleh polisi internet rezim Tiongkok, tetapi banyak pembangkang dan warganegara Tiongkok lainnya yang mengatasi sensor untuk mengaksesnya.

Setelah penangkapan Sun Yuanping, akun Twitter-nya menjadi offline. Diyakini pihak berwenang Tiongkok secara paksa menutup akunnya.

Kasus Sun Yuanping adalah kasus terbaru dalam serangkaian penangkapan sejak pihak berwenang Tiongkok mulai menekan komentar pembangkang Tiongkok di situs media sosial Amerika Serikat pada Agustus 2018.

Pada Desember 2018, pengguna Twitter Liu Hongbo dari kota Yangzhou di provinsi Jiangsu di timur Tiongkok dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena memposting lebih dari 400 tweet yang diduga “mencemarkan nama baik Partai Komunis Tiongkok dan para pemimpin Partai Komunis Tiongkok.”

Pada Oktober 2018, komentator independen Wang Yajun ditahan selama sepuluh hari karena aktivitas Twitter-nya. Setelah dibebaskan, ia mentweet, “Twitter, sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal!”

Gao, aktivis hak asasi lain dari provinsi Hebei, mengatakan kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin bahwa rezim Tiongkok baru-baru ini semakin memperketat kendalinya terhadap internet.

Bahkan berbagi posting sensitif atau menyukai posting yang berasal dari penulis yang ditargetkan oleh pihak berwenang Tiongkok dapat memicu peringatan dari polisi.

Gao mengatakan bahwa polisi datang ke kediamannya karena dia “menyukai” posting yang berasal dari dua penulis yang masuk dalam daftar hitam pihak berwenang Tiongkok.

“[Polisi] meminta saya untuk tidak menyukai posting tersebut dan menulis pernyataan untuk bertobat,” kata Gao.

Gao menjelaskan bahwa banyak aktivis hak di Tiongkok beralih menggunakan Twitter dan Facebook karena posting mereka di platform media sosial Tiongkok dengan cepat dihapus oleh sensor. Gao sendiri baru saja mulai menggunakan Twitter dan Facebook, tetapi sejauh ini salah satu akun Facebooknya telah dinonaktifkan oleh pihak berwenang Tiongkok.

Sementara itu, polisi internet Tiongkok juga telah menciptakan banyak akun Twitter untuk menghilangkan suara-suara pembangkang di platform.

Jurnalis independen Gao Yu, seorang teman dekat Sun Yuanping, menulis dalam sebuah tweet baru-baru ini: “Berapa banyak akun Twitter milik corong Partai Komunis Tiongkok? Berapa banyak akun Twitter milik polisi internet?

“Jumlah partai lima puluh sen di Twitter adalah sebanyak nyamuk di musim panas. Ini adalah invasi kebebasan pers, dan menginjak-injak hak asasi manusia tanpa malu-malu,” katanya.

“Partai lima puluh sen” adalah istilah ejekan bagi para komentator di internet yang disewa oleh Partai Komunis Tiongkok untuk mengarahkan diskusi online untuk kepentingan rezim Tiongkok dan mengkritik perbedaan pendapat. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o