Home Blog Page 1817

Rompi Kuning Prancis Masih Lanjutkan Aksi Damai Akhir Pekan

0

EpochTimesId — Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di Paris dan kota-kota Prancis lainnya pada 6 April 2019 lalu. Ini adalah aksi akhir pekan ke 21 berturut-turut dari kelompok aksi protes ‘rompi kuning’ yang anti-pemerintah.

Akan tetapi jumlah demonstran kali ini jauh lebih rendah dari minggu sebelumnya. Selain itu, pawai kali ini sebagian besar berlangsung damai, dan nyaris tidak diwarnai kekerasan.

Demonstrasi yang lebih tenang kemungkinan karena Presiden Emmanuel Macron, minggu lalu menyelesaikan dua bulan pertemuan balai kota nasional, sebagai bagian dari inisiatif ‘debat besar’ nasional.

Perdana Menteri Edouard Philippe dijadwalkan pada 8 April 2019 untuk menguraikan kesimpulan awal yang muncul dari diskusi dengan walikota dan pejabat lokal, siswa sekolah menengah, pekerja, kalangan intelektual serta 1,9 juta kontribusi pendapat online.

Macron, yang meluncurkan debat dalam upaya untuk menenangkan protes dan menentukan kebijakan mana yang rakyat ingin difokuskan oleh pemerintah. Dia akan mengumumkan proposal berdasarkan hasil akhir bulan ini.

Menjelang sore tanggal 6 April 2019, ada 43 penangkapan dilakukan di Paris dan juga beberapa bentrokan dengan polisi di Rouen di luar kelompok demonstrasi damai. Para pengunjuk rasa membawa bendera Prancis dan memegang tanda-tanda yang menyerukan referendum.

Jajak pendapat yang diajukan oleh warga, juga bergema di sebagian besar aksi massa yang bergerombol tanpa kekerasan di Kota Bordeaux dan Lille.

Protes, dinamai ‘rompi kuning’, setelah jaket keselamatan visibilitas tinggi yang dikenakan oleh demonstran, yang dimulai pada bulan November 2018. Aksi itu sebagai awalnya sebagai ekspresi kemarahan publik terhadap kenaikan pajak bahan bakar.

Gerakan ini segera berubah menjadi reaksi yang lebih luas terhadap pemerintah Macron, meskipun pembatalan kebijakan segera dilakukan terkait kenaikan pajak dan langkah-langkah terburu-buru lainnya. Kebijakan yang bernilai lebih dari 10 miliar euro untuk meningkatkan daya beli bagi rakyat yang kurang mampu.

Jumlah demonstran pada 6 April 2019 turun tajam dengan hanya 22.300 demonstran secara nasional, menurut perkiraan pemerintah. Turun dibandingkan dengan 33.700 demonstran seminggu sebelumnya.

Pada pertengahan November, hampir 300.000 orang berdemonstrasi di seluruh Prancis.

Di Paris, dua kelompok besar aksi unjuk rasa terpantau, termasuk satu di Place de la Republique di timur ke distrik bisnis La Defense di barat. Tingkat partisipasinya hanya 3.500, turun dibandingkan dengan 4.000 orang pekan sebelumnya.

Seperti dalam beberapa pekan terakhir, pihak berwenang melarang protes di tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan masalah. Itu termasuk Champs Elysees di ibukota Prancis, karena khawatir akan terjadi pengulangan vandalisme yang terjadi tiga minggu sebelumnya. (Reuters/The EPoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Mengundurkan Diri Akibat Kekacauan Perbatasan Meksiko

0

EpochTimesId — Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Kirstjen Nielsen mengundurkan diri. Berdasarkan sebuah tweet yang diposting oleh Presiden Donald Trump pada 7 April 2019 waktu setempat.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya. Saya senang mengumumkan bahwa Kevin McAleenan, Komisaris Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS saat ini, akan menjadi Penjabat Menteri untuk @DHSgov. Saya memiliki keyakinan bahwa Kevin akan melakukan pekerjaan dengan baik!,” Trump menulis di Twitter.

Nielsen sebelumnya diangkat untuk memimpin Departemen itu, setelah Jenderal John Kelly meninggalkan pos itu untuk mengambil posisi sebagai kepala staf di Gedung Putih. Dia dilantik pada 6 Desember 2017.

Nielsen mundur di tengah-tengah apa yang baru-baru ini disebutnya ‘kehancuran sistem yang hampir lengkap’, dalam sistem keamanan perbatasan.

Nielsen menulis di Twitter pada tanggal 7 April, “Merupakan kehormatan seumur hidup untuk mengabdi bersama orang-orang pemberani di @DHSgov. Saya tidak bisa lebih bangga dan lebih rendah hati dengan pengabdian, dedikasi, dan komitmen mereka untuk menjaga negara kita aman dari semua ancaman dan bahaya.”

Baik Nielsen dan McAleenan, baru-baru ini bersaksi di depan Kongres dalam audiensi terpisah.

“Dengan kecepatan saat ini, kami berada di jalur yang tepat untuk menghadapi hampir satu juta imigran ilegal di perbatasan selatan kita, tahun ini,” kata Nielsen kepada Komite Keamanan Dalam Negeri DPR AS (House Homeland Security Committee) pada 6 Maret 2019.

“Ketika Anda mengumpulkan semua fakta, masalahnya bukan hanya jumlah yang semakin meningkat. Tetapi [juga] jenis migran yang tidak diatur oleh sistem kita untuk dilindungi,” kata Nielsen. “Awalnya, itu adalah orang dewasa lajang dari Meksiko. Sekarang, sebagian besar orang Amerika Tengah dan sebagian besar adalah populasi yang rentan, yaitu keluarga dan anak-anak. Semua itu bersama-sama adalah krisis karena sistem tidak dibangun untuk jenis aliran itu.”

McAleenan mengatakan Patroli Perbatasan tidak dapat mengamankan perbatasan, dengan hampir 40 persen sumber dayanya dialihkan untuk berurusan dengan kelompok besar orang Amerika Tengah.

“Dengan 55.000 keluarga, termasuk 40.000 anak, diperkirakan memasuki proses bulan ini, kami melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari tragedi di fasilitas CBP,” kata McAleenan pada 27 Maret 2019.

“Tapi dengan angka-angka ini, dengan jenis penyakit yang kita lihat di perbatasan, saya khawatir itu hanya masalah waktu saja.”

Trump mengguncang seluruh agensi itu, mengatakan pada 5 April 2019 bahwa Dia berniat untuk menggantikan Ron Vitiello, nominasi untuk memimpin Imigrasi dan Bea Cukai (ICE), karena agensi tersebut bergerak ke arah yang sedikit berbeda.

“Ron pria yang baik. Tapi kami menuju ke arah yang lebih keras. Kami ingin pergi ke arah yang lebih keras,” kata Trump.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS memimpin departemen terbesar ketiga dari pemerintah AS, dengan tenaga kerja mencapai 229.000 karyawan, menurut situs webnya. Sebanyak 22 komponen atau jajaran badan tersebut termasuk TSA, Perlindungan Bea Cukai dan Perbatasan, Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai, Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS, FEMA, Penjaga Pantai, Dinas Rahasia, Pusat Pelatihan Penegakan Hukum Federal, Direktorat Perlindungan dan Program Nasional, dan Direktorat Sains dan Teknologi Nasional. (CHARLOTTE CUTHBERTSON/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Suarakan Siksaan Mengerikan yang Dialami Anak-Anak Yatim, 26 Remaja dari 15 Negara Gowes Ribuan Kilometer

Oleh Daniel Cameron, Epoch Times

Epochtimes.id- Bayangkan bangun pagi untuk memulai perjalanan dari Los Angeles ke Washington, Amerika Serikat sejauh 3,146 mil atau sekitar 4,827 KM yang ditempuh dengan bersepeda. Anda harus memiliki alasan kuat untuk melakukannya, setidaknya supaya tetap termotivasi dan mengabaikan nyeri yang menghadang. Tentu tidaklah mudah.

Dua puluh enam remaja dari 15 negara kompak pada tanggal 1 Juni 2015 dengan misi “Ride 2 Freedom” yang menyentuh hati mereka.

Untuk meningkatkan kesadaran mengenai pembantaian secara brutal oleh rezim Tiongkok terhadap Falun Gong -disiplin meditasi damai yang berkembang terlalu populer untuk disukai Partai Komunis Tiongkok – para pengendara sepeda muda ini memutuskan untuk melakukan sesuatu yang heboh dan heroik untuk menyampaikan pesan mendesak bagi orang-orang di dunia. Mereka sangat luar biasa mengayuh sepeda dari pantai ke pantai di Amerika Serikat.

Namun bersepeda mengelilingi benua Amerika, bukanlah  perjalanan yang biasa.

“Saya tahu ini adalah perjalanan yang sulit… tingkat kesulitannya berbeda dari yang saya kira,” kata Ghazal Tavanaei, seorang pesepeda berusia 21 tahun dalam sebuah video yang mendokumentasikan perjalanan mereka.

“Ketika anda naik sepeda dan kemudian mendaki gunung serta anda berkeringat dan haus, di saat itulah anda menyadari betapa sulit perjalanan ini,” kata ketua tim kru, Annie Chen, berusia 19 tahun.

Berkendara di sepanjang jalan raya di tengah padang pasir di bawah teriknya matahari, dengan truk-truk besar berdesing-desing, mereka tertantang.

Semangat tim mereka, tidak diragukan lagi, membantu para peserta melalui tantangan ini.

Ya, kadang mereka berjuang. Dan seperti yang diperlihatkan dalam rekaman film dokumenter itu, beberapa dari mereka terjatuh dari sepeda. Air mata mengalir, dan beberapa cedera yang terus berlangsung, yang mereka sebut jaringan parut pertempuran. Namun mereka tidak peduli, tidak ada yang dapat menghalangi misi mereka.

Mereka bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama, berharap ia bersimpati dengan perjuangan mereka, bertemu dengan mereka ketika mereka tiba di Washington, D.C., dan mengangkat masalah ini dengan Ketua Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping.

Tujuan akhir adalah mereka ingin menghentikan penganiayaan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh  Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong.

Sayangnya, Barack Obama menolak untuk bertemu dengan tim tersebut ketika mereka tiba di Washington, D.C. pada 16 Juli, serta tidak ada bentuk pengakuan yang dibuat oleh Barack Obama.

Kebaikan sepanjang jalan

Tetap saja, mereka bertemu dan berbicara dengan banyak orang, termasuk media, di sepanjang jalan. Bagi mereka, mereka lebih menghargai proses perjuangan daripada apa pun. Dan mereka memiliki banyak kenangan untuk dibagikan.

“Di Nevada, ada seorang petugas polisi yang mengawal kami dan melindungi kami di jalan raya, dan bahkan mengundang kami ke rumahnya,” kata Aila Verheyke, berusia 11 tahun, pengendara sepeda termuda.

Polisi tersebut bernama Kelly Bryant dari Nevada Highway Patrol. Ia sedang bertugas saat ia melihat para pemuda dalam perjalanannya.

“Suhu saat itu sekitar 35 derajat Celcius, seperti hari ini, dan mereka mengendarai sepeda sejauh bermil-mil. Saya pikir mereka mungkin ingin istirahat dan mendapatkan air dingin, dan minuman, serta mendapatkan pendingin udara untuk sementara waktu,” kata Kelly Bryant.

Tim harus bertemu keluarga polisi tersebut dan menikmati waktu istirahat yang baik.

“Keren sekali diundang ke rumah seorang polisi,” kata Aila Verheyke.

Penganiayaan yang sedang berlangsung

Setiap pengendara sepeda yang masih muda ini berlatih Falun Gong dan sangat sadar akan apa yang dilakukan oleh rekan praktisi mereka di Tiongkok di tangan rezim yang tidak menghormati kebebasan beragama. Beberapa utusan pemuda ini memiliki laporan langsung mengenai hal ini.

“Nenek Aila Verheijke disiksa sampai buta dan tuli,” membaca pernyataan dalam surat terbuka kepada Barack Obama.

Selama konferensi pers dua jam di Las Vegas, tim meningkatkan kesadaran di luar tujuan wisata populer. Jimmy Ma, berusia 15 tahun, dari Tiongkok, berbicara bahwa ibunya dipenjara selama satu setengah tahun saat ia masih balita.

“Karena ibu saya berlatih Falun Gong, ia dijebloskan ke penjara,” kata Jimmy Ma dalam bahasa Mandarin. Beberapa turis Tiongkok terlihat kaget.

“Setiap hari saya menginginkan ibu tetapi saya tidak dapat  menemukannya. Setiap hari saya bertanya kepada ayah, ‘di mana ibu?’ Namun ayah tidak pernah menjawab.

Di dalam negeri, rezim Tiongkok mengatur semua bentuk media, dan rakyat Tiongkok hanya melihat, mendengar, dan bersentuhan dengan apa yang Partai Komunis Tiongkok ingin mereka ketahui bahkan berita bohong.

Jadi, saat orang-orang Tiongkok datang ke luar negeri, mereka sangat mengejutkan dan akhirnya menyadari bahwa pemerintah Tiongkok telah membohongi mereka sepanjang waktu.

Sayangnya, masih banyak orang yang tetap berada dalam kegelapan.Mereka bersikeras berpegang teguh pada informasi sesat yang dibuat oleh media berbahasa Mandarin di luar negeri, yang sebagian besar dimanipulasi oleh Partai Komunis Tiongkok.

Dalam penganiayaan terhadap Falun Gong, Partai Komunis Tiongkok telah mengarang segala macam kebohongan untuk mengubah opini publik terhadap Falun Gong. Komunis Tiongkok menghasut rakyat Tiongkok untuk membenci Falun Gong, membuat mereka tidak peduli dengan fakta bahwa pembantaian dan pengambilan organ secara paksa terjadi di dalam negeri mereka sendiri.

Komunis Tiongkok melakukan sekitar 100 juta transplantasi organ setiap tahun, menurut mantan pejabat Kemenlu Kanada untuk Asia Pasifik David Kilgour, pengacara HAM David Matas, dan jurnalis investigasi Ethan Gutmann, yang ikut menulis Bloody Harvest-An Update, yang menyimpulkan:

“Kesimpulan akhir adalah bahwa Partai Komunis Tiongkok telah melibatkan Negara Tiongkok dalam pembunuhan massal orang-orang tak berdosa, terutama praktisi dari perangkat latihan berbasis spiritual, yaitu Falun Gong, serta orang Uighur, Tibet, dan umat Kristen terpilih, untuk dipanen organ tubuhnya untuk bisnis transplantasi organ.”

Mari kita dukung misi ini dan mengirim pesan kebebasan kepada orang-orang di seluruh penjuru dunia. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk

Amerika Masukkan Perusahaan Minyak Dalam Daftar Sanksi Venezuela

0

EpochTimesId – Amerika Serikat menambahkan dua perusahaan yang terlibat dalam pengiriman minyak dari Venezuela ke Kuba, ke dalam daftar sanksi keuangan. Perusahaan tersebut terlibat pengiriman yang melibatkan sekitar 36 kapal tanker.

Sanksi AS diklaim bertujuan meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Diktator itu terus dikucilkan agar mundur dari jabatannya dan menyerahkan kekuasaan sementara kepada oposisi, yang akan menyelenggarakan pemilu demokratis.

Pernyataan Departemen Keuangan AS, yang mengumumkan penunjukan tersebut mengidentifikasi salah satu perusahaan sebagai Ballito Bay Shipping Inc. Perusahaan yang berbasis di Monrovia, Liberia. Ini adalah pemilik terdaftar dari Despina Andrianna, yang telah digunakan dalam beberapa pekan terakhir untuk mengirim minyak mentah Venezuela ke Kuba.

Perusahaan lainnya adalah ProPer Management Inc., yang berbasis di Yunani. Perusahaan ini merupakan operator dari Despina Andrianna, menurut Departemen Keuangan.

Kuba adalah importir utama minyak mentah dari Venezuela. Sebagai gantinya, Kuba mengekspor penasihat politik, intelijen dan pejabat militer serta profesional medis yang membantu pemerintah Maduro untuk tetap berkuasa.

Tindakan Departemen Keuangan melarang setiap warga negara atau entitas AS dari transaksi yang melibatkan perusahaan, dimaksudkan untuk mengurangi akses mereka ke sistem keuangan global.

Departemen Keuangan juga mendaftarkan 34 kapal yang diklaim sebagai aset perusahaan minyak milik negara Venezuela ke dalam daftar sanksi. Perusahaan itu dikenal sebagai PdVSA.

Amerika Serikat dan sekitar 50 negara lainnya mengatakan pemilihan umum yang dimenangkan oleh Maduro tahun lalu tidak sah dan tidak demokratis. Mereka kemudian mengakui kepala Majelis Nasional sebagai presiden sementara Venezuela, berdasarkan konstitusi negara tersebut.

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada industri minyak Venezuela pada bulan Januari untuk memotong sumber pendapatan terpenting pemerintah otoriter yang pada kenyataannya masih berkuasa. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Huawei: ‘Masalah Urgen yang Menuntut Pekerjaan Serius’

Oleh Eva Fu

Pakar keamanan nasional Amerika Serikat memperingatkan bahwa membiarkan raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei, mendominasi pasar global 5G akan menimbulkan ancaman keamanan yang besar. Harapannya, mengungkap fakta sebenarnya akan berfungsi sebagai peringatan global.

Huawei berada di garis depan dalam mengembangkan teknologi 5G — generasi berikutnya dari komunikasi nirkabel dengan kecepatan kilat.

Huawei secara agresif memperluas bisnis 5G-nya, yang dengan bangga telah membuat kontrak dengan 30 negara pada akhir Februari 2019. Huawei mengklaim sebagai satu-satunya vendor industri yang mampu memberikan solusi 5G hulu ke hilir — yang mencakup perangkat, jaringan, dan pusat data.

Ada perusahaan telekomunikasi lain yang menawarkan 5G — seperti Nokia Finlandia dan Samsung Korea Selatan — tetapi Huawei telah melakukan segala cara yang membuat penawarannya sulit ditolak, termasuk menawarkan harga murah, pembiayaan yang fleksibel yang didukung oleh negara Tiongkok, dan one-stop shopping bagi negara-negara untuk meningkat ke jaringan 5G.

“Huawei benar-benar memiliki paket jaringan 5G,” kata Klon Kitchen, seorang peneliti riset keamanan nasional di Heritage Foundation, saat panel “Tiongkok, Huawei dan Tantangan 5G” di Washington pada 21 Maret 2019.

Selain itu, Huawei telah menghabiskan banyak uang untuk kampanye hubungan masyarakat, pemasaran, dan pengembangan merek.

‘Bagian dari Kemasan’

Tetapi paket menarik Huawei tidaklah murah.

Menurut hukum Komunis Tiongkok, semua organisasi di Tiongkok harus “mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan upaya intelijen nasional Tiongkok,” dan “harus melindungi rahasia kerja intelijen nasional Komunis Tiongkok yang mereka ketahui.”

“Pemerintah Tiongkok mendatangi anda [sebuah perusahaan Tiongkok] dan meminta informasi anda, meminta data anda, meminta akses ke saluran dan jaringan anda, satu-satunya pilihan yang anda miliki adalah mematuhinya,” kata Klon Kitchen.

Sebelum mendirikan Huawei, Ren Zhengfei adalah mantan perwira di Kementerian Keamanan Komunis Tiongkok dan direktur di Akademi Teknik Informasi milik tentara Tiongkok, yang bertanggung jawab untuk penelitian telekomunikasi.

Amerika Serikat telah melarang menggunakan peralatan Huawei di Pentagon, badan pemerintahan, dan pangkalan militer, dan memperingatkan sekutunya untuk melakukan hal yang sama.

“Tampaknya Huawei sangat pandai menjadi alat negara Tiongkok, yang artinya adalah bagian dari kemasan Tiongkok,” kata John Hemmings, direktur Pusat Studi Asia di Henry Jackson Center.

Misalnya, pada 16 Januari 2019, dewan juri di Seattle mendakwa Huawei karena telah mencuri rahasia dagang dari operator telepon T-Mobile. Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa Huawei menerapkan program hadiah di seluruh perusahaan yang mendorong karyawan untuk mencuri informasi intelijen dari perusahaan Amerika Serikat yang menjadi pesaingnya.

“Di bawah kebijakan itu, [Huawei] menetapkan jadwal formal untuk memberi penghargaan kepada karyawan karena telah mencuri informasi dari pesaing berdasarkan nilai rahasia dari informasi yang diperoleh,” isi surat dakwaan.

Dari tahun 2012 hingga tahun 2017, server Huawei di markas Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia, ditemukan untuk mentransfer data ke Shanghai setiap malam dari sekitar jam 12 tengah malam hingga jam 2 pagi. Fakta ini menurut penyelidikan yang diterbitkan pada Januari 2018 oleh surat kabar Prancis Le Monde.

Negara-negara yang telah mengeluarkan sanksi terhadap Huawei termasuk Australia, Selandia Baru, dan Jepang; sementara Republik Ceko mengeluarkan peringatan yang menunjuk Huawei sebagai ancaman terhadap infrastruktur nasional.

“Tidak masalah apakah mereka ditangkap atau tidak — apakah mereka akan tetap melakukannya karena konteksnya?,” kata John Hemmings.

Peran Big Data

Menurut Rogers, keuntungan yang dimiliki Tiongkok secara bermakna dalam perlombaan 5G adalah kebebasannya yang tanpa batas untuk mengumpulkan data dari populasi yang besar.

Di Provinsi Xinjiang, tempat Muslim Uighur dianiaya oleh rezim Tiongkok, pihak berwenang dapat memantau jutaan penduduk secara langsung dan menandai setiap perilaku mencurigakan, berkat teknologi pengawasan yang dikembangkan Huawei.

Foto: Sebuah kamera pengintai di sebelah tanda Huawei di luar pusat perbelanjaan di Beijing pada tanggal 29 Januari 2019. (Jason Lee / Reuters)

Teknologi yang sama tersebut telah diterapkan di lebih dari 500 kota di Tiongkok, yang melacak wajah dan suara penduduk, kebiasaan belanja, percakapan, dan setiap gerakan di depan umum.

Huawei juga merupakan pemain kunci dalam menciptakan Sistem Kredit Sosial, basis data teknologi tinggi yang memungkinkan Partai Komunis Tiongkok mengawasi perilaku sosial warganegaranya dengan memberlakukan penghargaan dan penalti sesuai dengan peringkat mereka. Platform pengawasan Huawei, yang berjudul inisiatif Kota Cerdas, telah diekspor setidaknya ke 18 negara.

Pada Juni 2018, Duisburg, Jerman mengumumkan kerja sama dengan Huawei dalam program kota cerdas. “Produk dan solusi kami, akan membantu menyederhanakan kehidupan sehari-hari warga dan pengunjung di Duisburg, dan untuk meningkatkan keamanan,” kata Wang Yonggang, CFO dari Huawei Business Enterprise Group.

Menyebarkan teknologi Huawei juga dapat menyebabkan suatu negara menjadi tergantung pada infrastruktur asing. CEO AT&T Randall Stephenson baru-baru ini mengkritik Huawei karena menghambat negara-negara untuk pindah ke operator lain, yang pada dasarnya mengunci negara-negara yang sudah menggunakan sistem 4G Huawei.

“Ini sungguh mengenai tingkat toleransi apa yang akan kita izinkan data kita berada di tangan pemerintah yang terbukti berulang-ulang untuk menggunakan data itu terhadap warganegaranya sendiri untuk pencurian kekayaan intelektual internasional, untuk kegiatan gangguan,” kata Rogers.
Peringatan, Daripada Pencegahan

Terlepas dari peringatan Amerika Serikat mengenai  masalah keamanan di sekitar Huawei, banyak sekutu Eropa akan maju bersama Huawei.

Jerman dan Prancis sama-sama mempertimbangkan untuk memberlakukan aturan kepatuhan keamanan yang lebih keras, tetapi masih memungkinkan Huawei untuk menjalankan jaringan 5G-nya. Thailand, Rusia, Turki, Afrika Selatan, dan setidaknya 18 negara Eropa lainnya telah menandatangani kontrak dengan Huawei.

Pertanyaan yang diajukan oleh para ahli keamanan adalah apakah penelitian secara cermat dan pengawasan sudah cukup.

Dalam laporan tahunan yang dikeluarkan pada bulan Maret 2019, Pusat Keamanan Dunia Maya Nasional Inggris (setara dengan NSA di Inggris) mencatat kerentanan produk Huawei, mengutip perbedaan potensial antara kode sumber yang dikirimkan oleh Huawei untuk pengujian dengan kode yang sebenarnya digunakan dalam jaringan telekomunikasi Inggris. Dewan pengawas menyimpulkan bahwa hal itu dapat memberikan “hanya jaminan terbatas” untuk mengurangi risiko keamanan nasional dalam jangka panjang.

“Satu-satunya tujuan adalah berusaha mencegah Huawei mengaktifkan spionase dari sistem mereka. Oke, saya tahu satu cara yang lebih baik: Pertama-tama jangan memilikinya,” kata Rogers.

Mengutip seorang kenalan dari intelijen Jerman, Rogers mengatakan perlu waktu hingga 24 bulan untuk memperbaiki kerentanan yang diidentifikasi dalam sistem yang memaparkan informasi intelijen kritis ke layanan asing seperti Tiongkok dalam pandangan biasa.

“Ancaman kontra-intelijen Tiongkok lebih dalam, beragam, lebih menantang, lebih komprehensif, dan lebih memprihatinkan daripada hanya sekedar ancaman intelijen,” kata John Hemmings.

John Hemmings juga mengingatkan bahwa spionase Tiongkok jauh lebih banyak daripada yang kasat mata, karena banyak bukti tidak dipublikasikan untuk masalah keamanan.

“Saya akan mendesak supaya kita untuk tidak terbuai dalam kepasifan hanya karena kita dibanjiri dengan pembicaraan inovasi sepanjang waktu, tetapi untuk memahami bahwa tindakan ini sebenarnya merupakan masalah mendesak yang menuntut kerja serius,” kata Klon Kitchen. (Vv/asr)

Reuters : Beijing Membesar-besarkan Angka Pemesanan 300 Unit Pesawat Airbus

Epochtimes.id- Presiden Tiongkok Xi Jinping  mengunjungi Prancis Prancis pada 25 Maret pekan lalu. Dia mengumumkan rencana pembelian 300 unit pesawat penumpang Airbus. Namun, Reuters baru-baru ini mengungkapkan bahwa 300 unit pesawat itu sebenarnya termasuk kontrak yang sudah terjadi di waktu lalu.

Sebelumnya sejumlah pihak memperkirakan Tiongkok mungkin membeli 180 unit pesawat Airbus, berita tersebut sempat menimbulkan berbagai opini publik. Media resmi Tiongkok juga mengklaim pesanan itu “mengejutkan Prancis”.

Namun, Reuters mengutip berita dari dua sumber yang mengetahui situasi memberitakan  bahwa pesanan tersebut termasuk transaksi yang sudah berjalan hanya saja digabungkan dalam penyebutannya. Itu termasuk beberapa transaksi yang telah disetujui sebelumnya tetapi belum diselesaikan.

Di antara kontrak yang ditandatangani minggu lalu, di antaranya termasuk pembelian 10 unit pesawat A350 yang telah diumumkan oleh Sichuan Airlines ketika menghadiri undangan Pameran Aerospace Internasional Farnborough di Inggris pada tahun lalu.

Selain itu, salah satu sumber mengatakan bahwa jumlah total 300 itu merupakan angka total yang diusulkan pada akhir seluruh proses, setelah Xi Jinping sudah berangkat melakukan kunjungan. Namun demikian, pesanan pembelian pesawat sering membutuhkan negosiasi  beberapa bulan.

Pesawat yang dipesan oleh Tiongkok berdasarkan daftar harga bernilai sekitar USD. 35 miliar, tetapi harga sebenarnya bisa lebih rendah dari itu.

Laporan itu mengatakan bahwa perusahaan Airbus menolak untuk mengomentari rincian pesanan, tetapi menjaga kemungkinan penurunan yang besar pada jumlah pesanan.

Ini sama halnya ketika Presiden AS Trump mengunjungi Tiongkok pada tahun 2017, di mana Tiongkok saat itu mengumumkan rencana pembelian 300 unit pesawat Boeing. Sifat dari kerangka kerja perjanjian yang dicapai dengan Airbus Eropa ini tampaknya berkondisi hampir identik, yakni mengandung “warna politik” yang cukup kental.

Reuters mengutip ucapan sumber yang berkecimpung dalam industri penerbangan melaporkan bahwa Boeing pernah memiliki pengalaman yang sama dengan Airbus ketika berhadapan dengan Tiongkok sebagai konsumen. Beberapa bulan sebelum perang dagang Tiongkok – AS pecah, Tiongkok mengumumkan rencana pembelian 300 unit pesawat Boeing saat Trump berkunjung ke Tiongkok.

Pada saat itu, beberapa analis menyatakan keraguannya tentang apakah kontrak itu dibesar-besarkan. Analisa mereka menyebutkan bahwa itu hanya semacam dukungan Tiongkok untuk kontrak yang telah dicapai dengan Boeing di masa lalu.

New York Times sebelumnya menganalisis, Macron menyambut kunjungan Xi Jinping dengan antusiasme, kehati-hatian, dan kewaspadaan. Macron menegaskan bahwa dalam pandangannya, untuk berurusan dengan hegemoni komunis Tiongkok, respons terpadu dari Eropa sangat penting artinya.

Analisis ini percaya bahwa di balik jabat tangan yang hangat, ucapan Macron yang tajam dipandang sebagai mikrokosmos dari sikap Prancis terhadap Beijing. Macron mengatakan bahwa masa naif Eropa telah berakhir dan komunis Tiongkok telah memanfaatkan perbedaan yang ada pada Eropa. Ia juga menyambut gembira atas kebangkitan Eropa.

Xi Jinping memberikan hadiah besar dalam kunjungannya ke Prancis, tetapi tidak demikian dengan Italia. Prancis tidak menandatangani penjualan komoditas global yang ada dalam proyek One Belt One Road yang digalang komunis Tiongkok. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=YAzw6Z7fk1M

SBY Kritik Konsep Kampanye Tak Lazim Prabowo di GBK, Tolak Politik Identitas

Epochtimes.id Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pikirannya mengenai kampanye akbar yang digelar oleh Prabowo Subianto di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Hal demikian diungkapkan oleh SBY dalam suratnya yang ditujukan kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hassan, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Surat ini dibenarkan oleh politikus Partai Demokrat Andi Arief. Surat tersebut juga sudah dikonfirmasi kebenarannya  oleh wartawan kepada Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Prabowo Subianto (@prabowo) on

SBY dalam suratnya mengungkapkan isi pikirannya bahwa kampanye senantiasa mencerminkan “inclusiveness”, dengan sasanti “Indonesia Untuk Semua” serta mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan.

Masih di dalam suratnya, SBY menolak politik identitas yang berbasiskan keagamaan, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Prabowo Subianto (@prabowo) on

SBY menulis tak ingin adanya narasi-narasi yang terus membakar sikap dan emosi rakyat untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik.

Berikut surat lengkap SBY:

 Kepada yang terhormat 

  1. Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin
  2. Waketum PD Syarief Hassan
  3. Sekjen PD Hinca Panjaitan

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Salam Sejahtera

Salam Demokrat !

Sebenarnya saya tidak ingin mengganggu konsentrasi perjuangan politik jajaran Partai Demokrat di tanah air, utamanya tugas kampanye pemilu yang tengah dilakukan saat ini, karena terhitung mulai tanggal 1 Maret 2019 yang lalu saya sudah memandatkan dan menugaskan Kogasma dan para pimpinan partai untuk mengemban tugas penting tersebut. Sungguhpun demikian, saya tentu memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan agar kampanye yang dijalankan oleh Partai Demokrat tetap berada dalam arah dan jalur yang benar, serta berlandaskan jati diri, nilai dan prinsip yang dianut oleh Partai Demokrat. Juga tidak menabrak akal sehat dan rasionalitas yang menjadi kekuatan partai kita.

Sore hari ini, Sabtu, tanggal 6 April 2019 saya menerima berita dari tanah air tentang “set up”, “run down” dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar. Malam hari ini, saya mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari pihak lingkaran dalam Bapak Prabowo, berita yang saya dengar itu mengandung kebenaran. 

Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut: 

Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan “inclusiveness”, dengan sasanti “Indonesia Untuk Semua” Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. “Unity in diversity”. Cegah demonstrasi apalagi “show of force” identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

Pemilihan Presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal “set up”nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap “Semua Untuk Semua” , atau “All For All”. Calon pemimpin yang cara berpikir dan tekadnya adalah untuk menjadi pemimpin bagi semua, kalau terpilih kelak akan menjadi pemimpin yang kokoh dan insya Allah akan berhasil. Sebaliknya, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal “kawan dan lawan” untuk rakyatnya sendiri, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh. Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa. Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. 

Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai “pro Pancasila” dan “pro Kilafah”. Kalau dalam kampanye ini dibangun polarisasi seperti itu, saya justeru khawatir jika bangsa kita nantinya benar-benar terbelah dalam dua kubu yang akan berhadapan dan bermusuhan selamanya. Kita harus belajar dari pengalaman sejarah di seluruh dunia, betapa banyak bangsa dan negara yang mengalami nasib tragis (retak, pecah dan bubar) selamanya. The tragedy of devided nation. Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik. Seperti yang kita lakukan dulu pada pilpres tahun 2004, 2009 dan 2014. Bangsa kita sangat majemuk. Kemajemukan itu di satu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti.

Para kader pasti sangat ingat, Partai Demokrat adalah partai Nasionalis-Relijius. Bagi kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati. Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis. Indonesia adalah “Negara Pancasila” dan juga “Negara Berke-Tuhanan”. Inilah yang harus diperjuangkan oleh Partai Demokrat, selamanya.

Saya berpendapat bahwa juga tidak tepat kalau Pak Prabowo diidentikkan dengan kilafah. Sama tidak tepatnya jika kalangan Islam tertentu juga dicap sebagai kilafah ataupun radikal. Demikian sebaliknya, mencap Pak Jokowi sebagai komunis juga narasi yang gegabah. Politik begini bisa menyesatkan. Sejak awal harusnya narasi seperti ini tidak dipilih. Tetapi sudah terlambat. Kalau mau, masih ada waktu untuk menghentikannya.

Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya? Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.

Demikian Pak Amir, Pak Syarief dan Pak Hinca pesan dan harapan saya. Ketika saya menulis pesan ini, saya tahu AHY berada dalam penerbangan dari Singapura ke Jakarta, setelah menjenguk Ibu Ani yang masih dirawat di NUH. Partai Demokrat harus tetap menjadi bagian dari solusi, dan bukan masalah. Selamat berjuang, Tuhan beserta kita.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Singapura, 6 April 2019

Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono  

(asr)

Lautan Massa Kampanye Prabowo-Sandi di GBK

0

Epochtimes.id- Menjelang 10 hari digelarnya pencoblosan Pilpres 2019, Prabowo-Sandi menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Mengawali kegiatan, massa pendukung Prabowo-Sandiaga melaksanakan salat subuh berjemaah. Mereka berdatangan tak hanya dari Jakarta, tapi dari luar daerah.

Capres 02 mengklaim kampanye yang digelar oleh pihaknya adalah rapat akbar terbesar dalam sejarah RI.

Prabowo dalam orasinya mengatakan dirinya sudah mempersiapkan pidato yang tercatat, tapi dia memilih lebih baik berbicara tanpa catatan. Prabowo mengatakan rapat politik terbesar berdasarkan laporan dari sekjen-sekjen partai koalisinya.

Foto: Dok. Tim Prabowo-Sandi

“Ini adalah rapat akbar politik terbesar dalam sejarah politik di Indonesia,” kata Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus ini mengatakan dirinya berkeliling. Dia menyatakan melihat puluhan ribu hingga ratusan ribu massa di luar tidak bisa masuk karena tempatnya terbatas.

Prabowo pada kesempatan memberikan apresiasi kepada para pendukungnya yang hadir pada kesempatan itu.

“Luar biasa kehadiran kalian disini semuanya,” kata Prabowo.

Menurut Prabowo, Kehadiran massa yang memenuhi GBK menunjukkan pandangan mereka pada Pilpres 2019.

Foto: Dok. Tim Prabowo-Sandi

“Saya rasa saudara-saudara ke sini untuk menyatakan sikap saudara-saudara sekalian. saya bersama Saudara Sandiaga Uno sudah hampir 8 bulan keliling Indonesia. Kami melihat, kami merasakan, kami bisa menangkap getaran hati rakyat Indonesia,” katanya. (asr)

Dinobatkan Menkeu Terbaik se Asia Fasifik, Sri Mulyani Sibuk Bertemu Menkeu ASEAN

0

Epochtimes.id- Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia menghadiri pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) 2019 pada  2 – 5 April 2019, di Chiang Rai, Thailand.

Pertemuan membahas pencapaian dan tantangan kerja sama keuangan ASEAN dalam mencapai Visi ASEAN Economic Community (AEC) 2025 yang menargetkan penguatan integrasi dan konektivitas ekonomi untuk meningkatkan daya saing kawasan dan mendorong pembangunan inklusif dan berorientasi pada pembangunan manusia.

Pertemuan menyepakati bahwa secara umum ASEAN berada pada jalur yang tepat untuk mencapai objektif AEC terutama pada jalur keuangan yang menunjukkan perkembangan yang signifikan.

AFMGM menyepakati berbagai agenda yang diusulkan Thailand, sebagai Chairman ASEAN, yang mengangkat tema “Advancing Partnership for Sustainability” dengan elemen-elemen utama adalah: (i) konektivitas, melalui peningkatan fasilitasi perdagangan dan investasi, serta keterhubungan sistem pembiayaan dan pembayaran; (ii) ketahanan sistem keuangan, terutama dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi digital dan risiko keamanan siber; serta (iii) keberlanjutan, melalui optimalisasi mekanisme pembiayaan pasar modal dan perbankan untuk pembangunan berkelanjutan serta peningkatan micro-insurance untuk mendorong inklusi keuangan.

Dalam rangka mendorong integrasi sektor keuangan di kawasan, pada pertemuan ini para Menteri Keuangan ASEAN menandatangani Protokol ke-8 ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), dan menyepakati akselerasi negosiasi lanjutan Protokol 9 pada tahun 2019.

Pertemuan ini juga menyepakati finalisasi negosiasi perjanjian ASEANTrade in Services Agreement (ATISA) khususnya pada jasa keuangan, yang akan ditandatangani pada pertemuanASEAN Economic Ministers pada akhir April 2019.

Pada isu pembiayaan infrastruktur, ASEAN Infrastructure Fund (AIF), mekanisme pembiayaan yang dibentuk oleh ASEAN sejak tahun 2012, mengembangkan dua mekanisme pembiayaan baru, yaitu:

1- ASEAN Inclusive Finance Facility yang bertujuan untuk mengembangkan akses pembiayaan konsesional bagi negara Kamboja, Laos, dan Myanmar.

2- ASEAN Catalytic Green Fund yang akan memanfaatkan potensi pembiayaan dari lembaga pembangunan regional dan global, serta pendanaan dari lembaga donor dan swasta untuk membiayai proyek pembangunan berkelanjutan di kawasan.

Negara-negara ASEAN terus meningkatkan kerja sama dalam pengembangan pasar modal dan sektor keuangan, diantaranya:

1- Pembentukan Working Group (WG) on Infrastructure Finance, yang diketuai oleh Indonesia dan Malaysia, bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal;

2- Pembentukan WG on Sustainable Finance yang akan mendorong penerbitan obligasi pembangunan berkelanjutan di wilayah melalui penggunaan standar ASEAN atas surat utang hijau, berkelanjutan dan sosial;

3- Publikasi Guidance Notes on Digital Financial Services dan Guidance Notes on Financial Education and Consumer Protection untuk mendorong inklusi keuangan kawasan; serta

4- Kerja sama pengembangan sektor asuransi khususnya micro-insurance yang diharapkan dapat menjangkau masyarakat menengah ke bawah yang belum terlindungi asuransi.

Di samping itu, ASEAN juga menghasilkan peningkatan kerja sama perpajakan dan kepabeanan untuk mendorong integrasi aktivitas ekonomi dan meningkatkan fasilitas perdagangan di kawasan.

Dalam konteks perpajakan, ASEAN terus mendorong perluasan jaringan perjanjian penghindaran pajak berganda antar negara ASEAN, serta kerja sama inisiatif global dalam pertukaran informasi secara otomatis terkait perpajakan.

Terkait kepabeanan, ASEAN berencana mengembangkan operasional ASEAN Single Windows dalam rangka mendorong digitalisasi proses kepabeanan, serta akan segera melakukan piloting skema ASEAN Custom Transit System yang dapat memfasilitasi pergerakan barang transit.

Pembiayaan bencana juga diangkat sebagai salah satu isu utama kerja sama ASEAN, dimana Menteri Keuangan ASEAN telah menyepakati ASEAN Disaster Risk Finance and Insurance (DRFI) fase 2 yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan wilayah dalam melakukan pengolahan data dan pemetaan profil risiko bencana di kawasan.

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendukung strategi pembiayaan bencana yang mulai dikembangkan oleh beberapa negara kawasan termasuk Indonesia dan penyelarasan dengan inisiatif pada tataran ASEAN+3 yang pada akhir tahun 2018 menyepakati pembentukan Southeast Asia Disaster Risk Insurance Facility (SEADRIF).

Delegasi Indonesia juga melakukan serangkaian pertemuan informal yaitu:

1- ASEAN Finance Ministers Retreat,pertemuan terbatas para menteri Keuangan ASEAN, membahas perkembangan teknologi keuangan di kawasan

2- Pertemuan dengan ASEAN Business Council, membahas mengenai upaya optimalisasi pengembangan ekonomi digital di kawasan

3- Pertemuan dengan EU-ASEAN Business Council. membahas upaya penguatan sektor keuangan serta peningkatan fasilitas perdagangan di Kawasan;

4- Pertemuan US ASEAN Business Council, membahas mengenai perkembangan teknologi keuangan dan keamanan siber.

Di sela AFMGM, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden ADB membahas penguatan pembiayaan dan asuransi bencana serta kerja sama wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

Selain itu, Menkeu berdiskusi dengan Menteri Keuangan Filipina mengenai kondisi dan kebijakan ekonomi dan peningkatan perdagangan kedua negara, serta rencana bantuan Pemerintah Indonesia untuk rekonstruksi Marawi yang dilanda konflik.

Selanjutnya, Menkeu dan EU-ASEAN Business Council membahas integrasi ASEAN, digital ekonomi, dan pembiayaan infrastruktur melalui pendalaman sektor keuangan.

Terakhir, Menkeu dan US-ASEAN Business Council juga membahas terkait pembiayaan berkelanjutan, peningkatan investasi, serta kebijakan untuk mendukung pembiayaan digital dan keamanan siber. (asr)

Menembus Dunia yang Ekstrem Jauh, Moggalana Meski Sakti Nyaris Tak Bisa Kembali ke Bumi

0

Zong Jiaxiu

Murid tertua Buddha Sakyamuni yakni Moggalana*) ingin menguji sampai seberapa jauh suara khotbah Sang Guru dapat terhantar, dalam sekejap ia tiba pada suatu dimensi yang ekstrem jauh, sampai nyaris kehilangan arah

Bagi para fisikawan modern yang ingin menembus dimensi lewat “wormhole”, kisah menembus dimensi ini secara teori sangat bisa dipercaya. Perkembangan ilmu fisika modern, terkadang hanya sekedar memberikan sedikit catatan kaki bagi kebijaksanaan ajaran Buddha klasik.

Di suatu hari, Buddha Sakyamuni sedang mengajarkan dharma di Kalandaka Venuvana (hutan bambu Kalandaka), Moggalana yang duduk di ruang Meditasi, tidak ikut mendengarkan dharma, namun suara sang Guru mengajarkan dharma terdengar menggelegar di telinganya. Ia merasa sangat takjub, dengan jarak begitu jauh dari Guru masih bisa mendengar ajaran dharma sang Guru.

Sampai seberapa jauh suara Guru masih dapat terdengar? Sungguhkah bisa menyebar hingga ke Sepuluh Dunia? Maka, Moggalana pun menggunakan kesaktiannya, terbang menembus angkasa, dalam sekejap ia telah mencapai Surga Trayastrimsa (harfiah bermakna: Lapisan langit ke-33) di puncak Gunung Sumeru. Disana, suara khotbah sang Guru pun masih terdengar jelas.

Kemudian ia terbang lagi, melewati empat dunia utama pada Triloka yakni Dunia Jambudvipa, Aparagodaniya, Purvavideha dan Uttarakuru, masih saja suara sang Guru terdengar jelas di telinga.

BACA JUGA : Distorsi Dimensi Ruang dan Waktu

Apa yang ada dalam pikiran Moggalana, diketahui semua oleh Buddha Sakyamuni. Untuk memenuhi keinginan muridnya itu, Buddha Sakyamuni menggunakan kemampuan supranaturalnya diam-diam mentransfer kekuatannya pada Moggalana, seketika itu juga Moggalana dapat terbang bebas sekehendak hatinya.

Moggalana  menuju ke sisi barat Dunia Saha, terbang melalui Tanah Buddha sebanyak 99 kali jumlah pasir di Sungai Gangga, tiba di sebuah dunia yang berwarna gemerlap keemasan. Inilah dunia yang disebut Dunia Panji Cahaya, dengan Raja Dharma-nya adalah Tathagata Raja Cahaya pada saat itu sang Raja Dharma sedang mengajarkan dharma bagi para Boddhisatva. Di dalam dunia itu, Buddha memiliki tinggi badan hingga 20 km sedangkan Boddhisatva setinggi 10 km.

Moggalana yang sedang beristirahat di atas sebuah gunung emas mendadak mendengar suara berbicara di telinganya, menggelegar ibarat guntur, “Aneh! Dari mana datangnya orang sekecil ulat ini, berjalan di tepian mangkuk kita? Dan bahkan mengenakan busana kasaya!”

Moggalana melihat, ternyata dirinya sedang berada di tepian mangkuk sang Boddhisatva! Tepian mangkuk itu selebar jalan besar, dengan sendirinya ia terlihat begitu kecil seperti ulat.

BACA JUGA : Fakta Sejarah Tentang Kultivasi

Terdengar Tathagata Raja Cahaya berkata kepada para Boddhisatva, “Kalian tidak boleh meremehkannya, ia adalah murid Buddha Sakyamuni dari Dunia Saha di sebelah timur, ia adalah Moggalana yang memiliki kemampuan supranatural tertinggi.”

“Mengapa tidak menunjukkan kesaktian Anda”, kata Tathagata Raja Cahaya kepada Moggalana.

Maka Moggalana pun datang ke depan tempat duduk Tathagata Raja Cahaya, memberi hormat Buddha, lalu mengitari Tathagata Raja Cahaya sebanyak 7 kali, kemudian melompat ke udara.

Seketika itu juga tubuhnya berubah menjadi setinggi 40 juta depa (1 depa= 10 kaki ), menyebarkan ribuan cercah cahaya gemerlap beraneka warna, setiap cercahan cahayanya dipenuhi bunga teratai yang tak terhitung banyaknya, dan di setiap kuntum teratai duduk Sang Sakyamuni sedang mengajarkan Buddha Dharma.

Keajaiban yang datang tiba-tiba itu membuat seluruh Boddhisatva di Dunia Panji Cahaya terkesima. Mereka merasa sangat aneh, “Yang terhormat Moggalana, mengapa bisa tiba di tempat kami ini?”

Tathagata Raja Cahaya berkata, “Ia ingin menguji seberapa jauh suara Buddha Sakyamuni bisa terdengar.”

Kemudian ia berkata pada Moggalana yang telah kembali ke wujud aslinya, “Anda tak seharusnya meragukannya, suara Buddha Sakyamuni ibarat cahaya Buddha, berbunyi menembus dimensi, menyebar ke segala dunia dharma.”

Moggalana sangat getun, “Saya telah sembrono meragukannya, masih mengira saya akan bisa memahaminya sampai tuntas.” Dengan penuh penyesalan ia berkata, “Saya memang terlalu naif, tidak menyadari bahwa suara Buddha begitu tak terbatas. Sekarang saya telah tersesat, tidak mengenali arah, dan kelelahan, bagaimana saya bisa kembali?”

“Jika Anda ingin kembali dengan mengandalkan kemampuan sendiri, bahkan setelah berkalpa-kalpa (1 kalpa = 100 juta tahun) pun tidak akan tiba di sana!” Tathagata Raja Cahaya berkata, “Dan sebelum Anda tiba, Buddha Sakhyamuni sudah mencapai Nirwana (moksha).”

“Lalu bagaimana dengan saya?” Nada Moggalana pun sangat cemas.

“Anda seharusnya mengerti, Anda bukan mengandalkan kemampuan sendiri, melainkan telah meminjam kewibawaan moral, dan kemampuan Guru Anda untuk tiba disini, sekarang, Anda harus memohon kekuatannya, agar dapat kembali, Guru Anda berada di sebelah timur.”

Maka, Moggalana pun menghadap ke timur, memberi hormat dengan penuh ketulusan hati, sambil menyebut gelar suci Buddha Sakyamuni.

Seketika itu di Dunia Saha, Buddha Sakyamuni yang tengah mengajarkan dharma segera mengetahui, Sakyamuni memperbesar pancaran aura cahayanya untuk menjemput Moggalana.

Berkat panduan cahaya Buddha yang menyinari, Moggalana pun dapat kembali lagi ke Dunia Saha dalam sekejap, kembali ke tempat Buddha Sakyamuni mengajarkan dharma.

Berdiri di atas planet bumi yang mini ini, alam semesta begitu luas tak terbatas. Namun di mata para Buddha yang maha luas itu pun begitu dekat, dengan pikiran sekilas langsung bisa tiba.

Menembus berlapis-lapis dimensi seperti ini tidak hanya harus memiliki kemampuan melampaui manusia biasa, juga harus memiliki sebuah kekuatan ‘keyakinan’, terhadap hal ini, mungkin para kultivator memiliki pemahaman yang lebih nyata. (SUD/WHS/asr)

Flu Gigi Bagi Seorang Sinshe

0

oleh Sinshe Wen Pinrong

Berobat ke dokter gigi merupakan mimpi buruk bagi banyak orang, sekalipun peralatan medis dalam klinik gigi terus dimodernisasi, tetap saja banyak orang merasa ketakutan jika harus berurusan dengannya.

Seorang kakek berusia 68 tahun, seluruh keluarganya tinggal di Amerika, karena tidak terbiasa dengan kehidupan di negeri orang, maka seorang diri ia menetap di Taiwan, dan secara rutin pergi ke Amerika mengunjungi keluarganya.

Dia menyadari bahwa hidup seorang diri tanpa kerabat yang mengurus, haruslah bersandar pada diri sendiri untuk menjaga kesehatan tubuh sebaik-baiknya. Maka itu ia rajin mengunjungi perpustakaan membaca buku-buku yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan.

Sampai pada suatu hari ia menemukan sejilid buku “Sangat Menyetujui Ilmu Akupunktur Tiongkok” (karya sinshe Wen Pinrong,), dan sebelum buku itu habis terbaca, ia pun dengan suka cita memeriksakan diri sambil mengatakan bahwa akhirnya telah menemukan dokter yang dapat dipercaya untuk merawat kesehatan.

Si kakek yang belum pernah menjalani terapi akupunktur itu. Dia dengan senang hati menerima metode akupunktur dan secara rutin melakukan perawatan kesehatan.

Pada suatu hari tampak sang kakek mengerutkan keningnya, ditanya bagian mana yang tidak nyaman. Ia menjawab giginya luar biasa sakit. Ia mengaku sudah 3 kali bolak balik ke dokter gigi, katanya karies, giginya sudah ditangani namun masih tetap sakit.

Kakek ini mengatakan menurut dokter harus dilakukan Root Canal Therapy dan cabut gigi, mendengar ini ia sangat panik, karena ingin mempertahankan giginya, dia lalu bertanya: ”Dokter, maukah Anda membantu mengobati gigi saya? Sakit sekali sampai saya tidak dapat makan maupun tidur dengan baik.”

Penulis menjawab: ”Menurut ilmu PTT (Pengobatan Tiongkok Tradisional) gigi diurus oleh Qi ginjal, mencabut gigi manula bagaikan mencabut akar, dalam praktik klinis banyak manula setelah dicabut giginya dapat menggoyahkan fondsasi Qi ginjalnya, malah ada yang kesehatannya merosot setelahnya.”

Saya memeriksa struktur giginya, bagian kiri bawah giginya yang sakit, warna gusinya pucat, nampaknya Qi meridian ginjal menjadi dingin, usus dan lambungnya lemah, lemah sehingga tidak berdaya mengusir keluar elemen buruk.

Pemeriksaan pada denyut nadinya lemah dan kerap, merupakan gejala masuknya angin jahat, dengan bahasa modern, giginya telah masuk angin/flu, selain itu karena terlalu banyak mengonsumsi antibiotic analgesic sehingga melukai Qi liver, lambung dan usus serta Qi ginjal.

Sang kakek berharap-harap cemas memandangku dan bertanya: ”Apakah akupunktur dapat mengobati sakit gigi?”

Penanganan akupunktur: melakukan terapi akupunktur terhadap manula harus mengokohkan dahulu Qi Yang (positif). Maka titik Baihui ditusuk; gigi berada di bawah kendali ginjal, perlu pengokohan ginjal, maka ditusuk titik-titik akupunktur Guanyuan dan Taixi.  Gusi berhubungan dengan lambung dan usus, meridian Yangming lemah, ditusuk titik-titik Zu Sanli dan Neiting; untuk meningkatkan sirkulasi periodontal, memperlancar meridian sekeliling.

Selanjutnya ditusuk titik-titik Jiache, Sanjian, Erjian dan Yingxiang, antara lain setelah titik Jiache pada jarum terasa getaran Qi-nya, jarum ditarik naik sampai di bawah kulit dan diarahkan ke bagian gigi yang sakit di sebelah kiri bawah, radiasi jarum terasa sampai ke bagian yang sakit. Untuk detoxifikasi, ditusuk titik-titik Quchi dan Waiguan; untuk menghalau angin jahat, ditusuk titik-titik Fengchi dan Hegu. Di antaranya titik Hegu ditusuk sampai menyentuh tulang, dengan tulang mengobati tulang, diarahkan pada pergelangan tangan dengan rangsangan yang kuat.  Menarik angin jahat dari gigi, jarum dinaikkan lagi sampai di bawah kulit, Qi buruk lantas dibuang melalui arah jari telunjuk.

Setelah selesai ditusuk, kakek itu mengatakah bahwa sakit giginya sudah sangat berkurang sambil berjingkrak kegirangan seperti anak kecil. Saya memintanya menyemprot gigi yang sakit dengan Tian Luo Shui [cairan herbal dari tanaman Luffa cylindrica (L.) Roem untuk pereda panas dan detoks] sekali setiap 10 menit, mengajarinya memijit titik-titik Hegu, Erjian dan Sanjian. Juga dapat menggunakan bobokan lobak yang diletakkan pada bagian akar gigi yang sakit; atau dapat pula digunakan garam yang langsung dioleskan pada gigi sakit; atau berkumur selama 5 menit dengan air garam lalu dibuang; atau gigi yang sakit dipakai menggigit asinan buah terong, atau menggosok gusi yang sakit dengan kapas dicelup Mint.

Usai terapi, sang kakek sudah dapat makan malam dalam jumlah sedikit. Setelah makan setiap 10 menit disemprot 1 kali, titik-titik akupunktur yang telah ia pelajari letaknya, dipijit satu kali.

Gigi sakit yang semula tidak dapat disentuh dan minum air dingan ataupun panas terasa tidak nyaman, tak terasa setelah ditangani selama beberapa waktu, dicoba disentuh lagi ternyata sudah tidak sakit. Dengan gembira ia ingin membuktikan apakah sakit giginya sudah benar-benar hilang? Maka diketuklah gigi itu kuat-kuat, benar-benar sudah tidak sakit lagi, minum juga sudah tidak terasa ngilu, maka tidurlah ia dengan tenang.

Pada hari ke dua dia datang ke klinik gigi, sang kakek memberitahu pada dokter bahwa giginya sudah tidak sakit, bolehkah tidak dicabut? Sang dokter tidak percaya, pada memeriksaan sebelumnya ia masih menderita kesakitan, mengapa mau dicabut malah mengatakan tidak sakit, apakah mungkin karena takut dicabut?

Maka si dokter itu lantas memeriksa lagi karies giginya, lukanya nampak sudah jauh membaik, kemudian mengetuk-ngetuk gigi dengan alatnya, sang kakek sedikitpun tidak menunjukkan reaksi sakit dan untuk memastikan bahwa karies giginya sudah sembuh, dengan rasa ingin tahu dokter itu bertanya: ”Anda berobat di mana?” Sang kakek mengacungkan jempol dan mengatakan telah menjalani terapi akupunktur oleh seorang sinshe/dokter PTT yang super bagus, bahkan menganjurkan agar dokter gigi itu melakukan perawatan kesehatan pada dokter PTT.

Dokter gigi lulusan AS tersebut menghela napas berulangkali dan berkata: ”Ternyata akupunktur sedemikian lihai!”

Pasca kunjungan dokter gigi, sang kakek datang ke klinik untuk menyatakan rasa terima kasih dan mengatakan: ”Dokter, sungguh sangat berterima kasih telah menyelamatkan gigi saya, betapa bahayanya! Hampir saja dicabut!” Saya sendiri pun merasa heran dengan hasilnya yang diluar dugaan!

Sungguh beruntung para generasi etnis Tionghoa, memiliki warisan nenek moyang yang sedemikian berharga. (PUR/WHS/asr)

DPR Amerika Serikat Menyerukan Tindakan Lebih Tegas Terhadap Perlakuan Komunis Tiongkok Kepada Muslim di Xinjiang

oleh Reuters

Epochtimes.id- DPR AS pada pada (3/4/2019) menegur administrasi Trump karena gagal menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh rejim Tiongkok terhadap minoritas kaum Muslim di Tiongkok. DPR AS menyerukan tindakan hukuman terhadap pejabat senior Partai Komunis Tiongkok dan perusahaan Tiongkok.

Sebuah surat kepada penasihat utama Presiden Donald Trump yang ditandatangani oleh lebih dari 40 anggota parlemen mengatakan tindakan rejim Tiongkok di wilayah barat Xinjiang “mungkin merupakan tindak kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Parlemen AS juga mendesak Amerika Serikat  lebih ketat untuk mengendalikan ekspornya guna  memastikan bahwa perusahaan Amerika Serikat tidak membantu tindak kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung di Tiongkok.

Surat tersebut meminta Amerika Serikat untuk memperkuat persyaratan pengungkapan keuangan untuk memperingatkan investor Amerika Serikat mengenai  kehadiran perusahaan Tiongkok yang “terlibat dalam tindak pelanggaran hak asasi manusia” di pasar modal Amerika Serikat. Surat itu secara khusus mengutip Hikvision dan Dahua Technology, yang memproduksi peralatan audio-visual yang dapat digunakan untuk pengawasan.

Pemerintahan Komunis Tiongkok menghadapi kecaman yang meningkat dari ibukota-ibukota negara Barat dan kelompok-kelompok hak asasi manusia karena mendirikan fasilitas yang oleh para pakar Amerika Serikat disebut sebagai pusat penahanan massal yang menampung lebih dari 1 juta etnis Uighur dan kaum Muslim lainnya.

foto satelit penjara dan kamp pendidikan ulang di xinjiang
Penjara yang mencurigakan di Prefektur Kashgar, Provinsi Xinjiang, sekitar 5,28 mil sebelah barat Kabupaten Yarkant, diidentifikasi oleh foto terbaru Google Maps. (Google Maps via Twitter Li Fang)

Beijing berdalih langkah-langkahnya di Xinjiang, yang juga dilaporkan mencakup pengawasan luas terhadap populasi, bertujuan membendung ancaman militan. Fasilitas atau kamp yang telah dibuka adalah pusat pelatihan kejuruan.

Menurut laporan oleh Human Rights Watch, Uighur dan kaum Muslim lainnya yang ditahan di fasilitas seperti kamp konsentrasi, juga dikenal sebagai pusat “pendidikan ulang”, dilarang menggunakan salam Islam, harus belajar bahasa Mandarin, dan menyanyikan lagu-lagu propaganda Partai Komunis Tiongkok.

Seorang ayah yang trauma kepada The Epoch Times mengatakan anak-anak Uighur yang orangtuanya yang menjadi tahanan di kamp “pendidikan ulang politik” atau tinggal di pengasingan, ditempatkan di “panti asuhan” yang dikelola oleh pemerintah setempat di Xinjiang.

Berita tersebut mengikuti perintah Chen Quango, Sekretaris Partai Komunis Tiongkok di Xinjiang yang akan  memindahkan semua “anak yatim” di Xinjiang ke fasilitas negara pada 2020 mendatang.

Mantan tahanan juga mengatakan kepada The Epoch Times bahwa warga Uighur disiksa, diperkosa, dan dibunuh di kamp “pendidikan-politik” rahasia.

Surat tersebut, yang dikirim kepada Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo, Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross, mendesak mereka dengan segera  menjatuhkan sanksi terhadap ketua Partai Komunis Tiongkok Xinjiang, Chen Quanguo, anggota politbiro kuat kepemimpinan Tiongkok, dan pejabat Tiongkok lainnya yang “terlibat dalam pelanggaran berat hak asasi manusia.”

kamp penahanan kaum uighur di xinjiang tiongkok
Sebuah kamp pendidikan yang dicurigai di Prefektur Kashgar, Provinsi Xinjiang, sekitar 2,45 mil di sebelah timur Shule City, diidentifikasi oleh Google Maps saat foto diambil pada 8 September 2018. (Google Maps via Twitter Li Fang’s Twitter)

Pemerintahan Trump telah mempertimbangkan sanksi terhadap para pejabat Tiongkok, termasuk Chen Quanguo, sejak akhir tahun lalu. Meskipun telah menuai kritik, pemerintahan Trump menunda untuk menerapkan langkah-langkah tersebut. Tiongkok telah memperingatkan bahwa pihaknya akan “secara proporsional” membalas  sanksi Amerika Serikat.

“Kami kecewa dengan kegagalan pemerintah Amerika Serikat sejauh ini untuk menjatuhkan sanksi yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia sistemik dan mengerikan yang sedang berlangsung di Xinjiang. Sementara retorika yang kuat mengecam tindakan pemerintah Tiongkok (di Xinjiang) dari Wakil Presiden Pence dan lainnya tentu disambut, kata-kata saja tidak cukup,” kata anggota parlemen tersebut.

Kelompok penandatangan surat tersebut dipimpin oleh Senator Amerika Serikat Marco Rubio dan Perwakilan Amerika Serikat dari  pihak Republik Chris Smith dan Perwakilan Amerika Serikat dari pihak Demokrat Senator Bob Menendez dan James McGovern.

Mereka meminta pemerintahan Trump untuk menerapkan sanksi berdasarkan Global Magnitsky Act, yaitu undang-undang federal yang memperbolehkan pemerintah Amerika Serikat untuk menargetkan para pelanggar hak asasi manusia di seluruh dunia dengan membekukan semua aset Amerika Serikat, larangan warganegara Amerika Serikat bepergian ke negara tersebut, dan larangan orang Amerika Serikat melakukan bisnis dengan pelaku pelanggar hak asasi manusia. (Vv/asr)

Oleh Matt Spetalnick/The Epoch Times berkontribusi pada laporan ini

Video Rekomendasi : 

Kota di Tiongkok Menawarkan Uang Bagi Informan Kegiatan Agama Ilegal Versi Partai Komunis

oleh Olivia Li – The Epoch Times

Baru-baru ini otoritas di kota-kota Guangzhou, Tiongkok mengeluarkan peraturan baru untuk mendesak warganya melaporkan kegiatan keagamaan ilegal versi Partai Komunis Tiongkok yang mereka saksikan.

Seorang informan dapat menerima hingga 10.000 yuan atau setara Rp 21 Juta karena membantu polisi di ibukota Provinsi Guangdong melacak “kelompok atau umat agama ilegal.”

Peraturan, yang disebut “Insentif untuk Memotivasi Massa untuk Melaporkan Kegiatan Agama Ilegal,” dikeluarkan dan diterbitkan secara online pada 20 Maret 2019 oleh Biro Urusan Etnis dan Agama, sebuah kantor di dalam pemerintah Provinsi Guangzhou.

Pengumuman itu menjelaskan bahwa mereka yang memberikan petunjuk dan bantuan kepada “departemen pemerintah terkait” untuk melacak “kelompok atau umat agama ilegal” akan menerima hadiah 1.000 hingga 3.000 yuan atau Rp 2 Juta hingga Rp 6 juta.

Jika informan membantu melacak “kelompok atau umat agama ilegal” yang tinggal di luar negeri, ia akan menerima uang tunai yang lebih banyak, dari 3.000 hingga 5.000 yuan atau Rp 6 juta hingga Rp 10 juta. Jika melaporkan keberadaan umat penting dari “kelompok agama ilegal” di luar negeri, informan akan menerima hadiah 5.000 hingga 10.000 yuan atau 10 juta hingga Rp 21 juta.

Pihak berwenang Guangzhou mencirikan “kegiatan ilegal” sebagai membangun tempat ibadah keagamaan tanpa persetujuan pemerintah Tiongkok, mengadakan kegiatan keagamaan di lembaga atau lokasi non-keagamaan, menerima sumbangan agama, mengorganisir warganegara Tiongkok pergi ke luar negeri untuk kegiatan keagamaan seperti seminar, pertemuan, atau ibadah tanpa persetujuan pemerintahan komunis Tiongkok atau memberikan pendidikan agama tanpa persetujuan pemerintahan komunis Tiongkok.

Saat wawancara  30 Maret 2019 dengan Voice of America, Bob Fu, seorang pendeta Tiongkok-Amerika, mengatakan bahwa berdasarkan kata-kata yang tercantum dalam peraturan itu, ia percaya peraturan tersebut secara khusus ditargetkan pada umat Kristen ‘bawah tanah.’

Pada Februari tahun lalu, pemerintahan komunis Tiongkok mengubah “Peraturan Urusan Agama,” yang memberi pejabat tingkat rendah wewenang untuk menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada umat beragama. Sejak itu media Tiongkok yang independen melaporkan intensifikasi penindasan agama, khususnya terhadap umat Kristen yang beribadah di rumah.

Misalnya, pada 9 September 2018, lebih dari 100 petugas polisi menggerebek Gereja Zion, gereja rumah terbesar di Beijing dengan lebih dari 1.500 anggota, dengan tuduhan bahwa Gereja Zion tidak pernah mendaftar ke departemen urusan sipil setempat. Polisi memerintahkan gereja untuk ditutup dan menangkap lebih dari 10 anggota gereja.

“Menghasut orang untuk melaporkan orang lain dengan insentif moneter, yang berada di luar garis moralitas, hanya muncul selama Revolusi Kebudayaan, di mana  anak-anak akan melaporkan orangtuanya, seorang istri akan melaporkan suaminya, dan rekan kerja akan melaporkan satu sama lain,” kata Bob Fu kepada Voice of America.

Pada kesempatan lain, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada 30 Maret 2019 lalu  dalam pidatonya yang disampaikan kepada para pemimpin agama di Taylors, South Carolina, mengkritik Tiongkok karena penganiayaannya yang terus-menerus terhadap umat Kristen Tiongkok dalam 20 tahun terakhir.

“Seperti yang Anda ketahui, otoritas Tiongkok telah melarang penjualan Alkitab Kristen, mereka telah menghancurkan ribuan salib dan simbol Gereja lainnya; dan mereka telah memenjarakan pendeta Kristen,” kata Mike Pence.

Mike Pence menambahkan bahwa pemerintah Amerika Serikat akan berupaya meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pelanggarannya tersebut.

“Saat kami berupaya menuju hubungan perdagangan yang lebih bebas dan adil dengan Tiongkok, administrasi kami akan terus berdiri kuat dengan orang-orang beriman di Tiongkok. Kami akan bekerja untuk meyakinkan pemerintah Tiongkok untuk tidak menindas gereja di Tiongkok,” kata Mike Pence. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=pzsZi5xqVO8

Massachusetts Institute of Technology Memutuskan Hubungan dengan Huawei dan ZTE

Oleh Reuters

Epochtimes.id- Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah memutuskan hubungan dengan Huawei Technologies dan ZTE Corp. Sebagaimana dilaporkan pada (3/4/2019) oleh Reuters.

Pemutusan ini ketika pihak berwenang Amerika Serikat menyelidiki perusahaan Tiongkok  tersebut atas dugaan pelanggaran sanksi AS.

MIT adalah lembaga pendidikan top Amerika Serikat yang baru-baru ini mencabut peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh Huawei dan perusahaan Tiongkok lainnya untuk menghindari kehilangan dana federal.

“MIT tidak menerima keterlibatan baru atau memperbarui yang sudah ada dengan Huawei dan ZTE atau masing-masing anak perusahaannya karena investigasi federal mengenai pelanggaran pembatasan sanksi,” tulis wakil presiden MIT untuk penelitian, Maria Zuber, dalam sebuah surat di situs webnya

Kolaborasi dengan Tiongkok, Rusia dan Arab Saudi akan menghadapi prosedur peninjauan administrasi tambahan.

“MIT akan meninjau kembali kolaborasi dengan entitas-entitas ini ketika keadaan menentukan,” kata Maria Zuber.

Langkah ini merupakan tanggapan terhadap Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional, yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada Agustus 2018.

Sebuah ketentuan undang-undang itu melarang penerima dana federal menggunakan peralatan telekomunikasi, layanan rekaman video, dan komponen jaringan yang dibuat oleh Huawei atau ZTE. UU itu juga termasuk dalam daftar hitam adalah penyedia peralatan audio-video Tiongkok Hikvision, Hytera, Dahua Technology dan afiliasinya.

Universitas di Amerika Serikat yang gagal mematuhi Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional pada Agustus 2020 berisiko kehilangan hibah penelitian federal dan pendanaan pemerintah lainnya.

“Kami kecewa dengan keputusan MIT, Kami percaya sistem peradilan Amerika Serikat yang pada akhirnya akan mencapai kesimpulan yang tepat,” kata Huawei pada Kamis lalu.

Sementara itu, ZTE tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.

Kepala staf keuangan Huawei, Meng Wanzhou,  dan juga sebagai putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, ditangkap di Kanada pada Desember 2018 atas permintaan Amerika Serikat. Dia ditangkap atas tuduhan penipuan bank dan kawat yang melanggar sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

Meng Wanzhou menyangkal tuduhan tersebut. Meng Wanzhou yang saat ini keluar dari penjara dengan jaminan di Vancouver, menghadapi proses ekstradisi di Kanada.

Sanksi Amerika Serikat memaksa ZTE untuk menghentikan sebagian besar bisnisnya antara April dan Juli tahun lalu setelah pejabat Departemen Perdagangan mengatakan mereka melanggar perjanjian dan tertangkap secara ilegal mengirimkan barang-barang asal Amerika Serikat ke Iran dan Korea Utara.

Sanksi dicabut setelah ZTE membayar denda 1,4 miliar dolar Ameriks Serikat.

Di Beijing, Kementerian Luar Negeri Tiongkok merujuk pertanyaan kepada kedua perusahaan, tetapi mengatakan perusahaan Tiongkok diharuskan untuk mematuhi hukum setempat.

Produsen peralatan telekomunikasi Tiongkok juga menghadapi pengawasan ketat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, di tengah kekhawatiran Beijing akan menggunakan peralatan mereka untuk  kegiatan mata-mata. Beijing dan perusahaan Tiongkok telah berulang kali membantah klaim tersebut.

Universitas Lain Memutuskan Hubungan dengan Huawei dan ZTE

Seorang pejabat University of California di Berkeley mengatkan telah menghapus sistem konferensi video Huawei, sementara kampus University of California di Irvine bekerja untuk mengganti lima peralatan audio-video buatan Tiongkok.

Sementara itu, University of California San Diego telah melangkah lebih jauh. Menurut memo internal, pada Agustus 2018, universitas tersebut mengatakan bahwa setidaknya selama enam bulan tidak akan menerima dana dari atau mengadakan perjanjian dengan Huawei, ZTE Corporation, dan penyedia peralatan audio-video Tiongkok lainnya.

Universitas lainnya di Amerika Serikat, seperti University of Wisconsin, sedang dalam proses meninjau pemasok mereka.

Sedangkan, Universitas Oxford Inggris berhenti menerima dana dari Huawei tahun ini. (vv/asr)

Kanishka Singh/The Epoch Times

Najib Razak Didakwa Melakukan 42 Kejahatan

oleh Bi Xinci dan Zhang Qi

Epochtimes.id- Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak muncul di pengadilan pada Rabu (3/4/2019) atas tuduhan kasus korupsi ‘1 Malaysia Development Berhad’ (1MDB).

Pengadilan mendakwa Najib dengan 42 kejahatan, tetapi hanya 7 dakwaan yang diajukan hakim pada sidang hari itu.

Hari itu, pengadilan Malaysia melakukan pengusutan terhadap kasus dugaan pengalihan ilegal dana sebesar USD. 10 juta dari rekening SRC International yang merupakan anak perusahaan 1MDB ke rekening pribadi, serta tujuh tuduhan menyangkut korupsi dan pencucian uang.  Najib terus membantah dakwaan yang diajukan.

Pengacara Najib Shafee Abdullah mengatakan bahwa ada banyak hal yang akan disampaikan oleh Najib.

Shafee Abdullah mengatakan : “Jika membiarkan Najib menceritakan kisahnya, bukan hanya Anda tetapi saya pun ingin mendengarkan karena ia memiliki banyak hal yang akan disampaikan.”

Pihak berwenang Malaysia juga menjual kapal pesiar mewah ‘Calm’ yang terlibat dalam kasus korupsi, kepada operator kasino Malaysia Genting Group seharga USD. 126 juta.

Kapal pesiar mewah tersebut memiliki helipad dan kolam renang tersebut bernilai USD. 250 juta.

Pengadilan menuduh pemodal Malaysia Liu Tezuo yang kini masih buron membelinya dengan dana dari 1MD.

Najib Razak adalah perdana menteri keenam Malaysia dan mendirikan perusahaan 1MDB selama masa jabatannya. Pada 2015, Najib dituduh mentransfer dana 1MDB ke rekening pribadi.

Pada 2018, Najib dikalahkan dalam pemilihan umum, dan pemerintah baru menyelidiki kembali skandal korupsi 1MDB. Pada September 2018, Najib berhasil ditangkap dan menghadapi 42 dakwaan termasuk korupsi, ketidakjujuran, dan pencucian uang

Saat ini, setidaknya 6 negara termasuk Amerika Serikat, Malaysia dan Swiss sedang menyelidiki kasus pencurian dana perusahaan 1MDB. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :