Home Blog Page 1833

SBY Kritik Konsep Kampanye Tak Lazim Prabowo di GBK, Tolak Politik Identitas

Epochtimes.id Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pikirannya mengenai kampanye akbar yang digelar oleh Prabowo Subianto di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Hal demikian diungkapkan oleh SBY dalam suratnya yang ditujukan kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hassan, dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Surat ini dibenarkan oleh politikus Partai Demokrat Andi Arief. Surat tersebut juga sudah dikonfirmasi kebenarannya  oleh wartawan kepada Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Prabowo Subianto (@prabowo) on

SBY dalam suratnya mengungkapkan isi pikirannya bahwa kampanye senantiasa mencerminkan “inclusiveness”, dengan sasanti “Indonesia Untuk Semua” serta mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan.

Masih di dalam suratnya, SBY menolak politik identitas yang berbasiskan keagamaan, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Prabowo Subianto (@prabowo) on

SBY menulis tak ingin adanya narasi-narasi yang terus membakar sikap dan emosi rakyat untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik.

Berikut surat lengkap SBY:

 Kepada yang terhormat 

  1. Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin
  2. Waketum PD Syarief Hassan
  3. Sekjen PD Hinca Panjaitan

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Salam Sejahtera

Salam Demokrat !

Sebenarnya saya tidak ingin mengganggu konsentrasi perjuangan politik jajaran Partai Demokrat di tanah air, utamanya tugas kampanye pemilu yang tengah dilakukan saat ini, karena terhitung mulai tanggal 1 Maret 2019 yang lalu saya sudah memandatkan dan menugaskan Kogasma dan para pimpinan partai untuk mengemban tugas penting tersebut. Sungguhpun demikian, saya tentu memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan agar kampanye yang dijalankan oleh Partai Demokrat tetap berada dalam arah dan jalur yang benar, serta berlandaskan jati diri, nilai dan prinsip yang dianut oleh Partai Demokrat. Juga tidak menabrak akal sehat dan rasionalitas yang menjadi kekuatan partai kita.

Sore hari ini, Sabtu, tanggal 6 April 2019 saya menerima berita dari tanah air tentang “set up”, “run down” dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar. Malam hari ini, saya mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari pihak lingkaran dalam Bapak Prabowo, berita yang saya dengar itu mengandung kebenaran. 

Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut: 

Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan “inclusiveness”, dengan sasanti “Indonesia Untuk Semua” Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. “Unity in diversity”. Cegah demonstrasi apalagi “show of force” identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

Pemilihan Presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal “set up”nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap “Semua Untuk Semua” , atau “All For All”. Calon pemimpin yang cara berpikir dan tekadnya adalah untuk menjadi pemimpin bagi semua, kalau terpilih kelak akan menjadi pemimpin yang kokoh dan insya Allah akan berhasil. Sebaliknya, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal “kawan dan lawan” untuk rakyatnya sendiri, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh. Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa. Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. 

Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai “pro Pancasila” dan “pro Kilafah”. Kalau dalam kampanye ini dibangun polarisasi seperti itu, saya justeru khawatir jika bangsa kita nantinya benar-benar terbelah dalam dua kubu yang akan berhadapan dan bermusuhan selamanya. Kita harus belajar dari pengalaman sejarah di seluruh dunia, betapa banyak bangsa dan negara yang mengalami nasib tragis (retak, pecah dan bubar) selamanya. The tragedy of devided nation. Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik. Seperti yang kita lakukan dulu pada pilpres tahun 2004, 2009 dan 2014. Bangsa kita sangat majemuk. Kemajemukan itu di satu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti.

Para kader pasti sangat ingat, Partai Demokrat adalah partai Nasionalis-Relijius. Bagi kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati. Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis. Indonesia adalah “Negara Pancasila” dan juga “Negara Berke-Tuhanan”. Inilah yang harus diperjuangkan oleh Partai Demokrat, selamanya.

Saya berpendapat bahwa juga tidak tepat kalau Pak Prabowo diidentikkan dengan kilafah. Sama tidak tepatnya jika kalangan Islam tertentu juga dicap sebagai kilafah ataupun radikal. Demikian sebaliknya, mencap Pak Jokowi sebagai komunis juga narasi yang gegabah. Politik begini bisa menyesatkan. Sejak awal harusnya narasi seperti ini tidak dipilih. Tetapi sudah terlambat. Kalau mau, masih ada waktu untuk menghentikannya.

Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya? Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.

Demikian Pak Amir, Pak Syarief dan Pak Hinca pesan dan harapan saya. Ketika saya menulis pesan ini, saya tahu AHY berada dalam penerbangan dari Singapura ke Jakarta, setelah menjenguk Ibu Ani yang masih dirawat di NUH. Partai Demokrat harus tetap menjadi bagian dari solusi, dan bukan masalah. Selamat berjuang, Tuhan beserta kita.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Singapura, 6 April 2019

Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono  

(asr)

Lautan Massa Kampanye Prabowo-Sandi di GBK

0

Epochtimes.id- Menjelang 10 hari digelarnya pencoblosan Pilpres 2019, Prabowo-Sandi menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Mengawali kegiatan, massa pendukung Prabowo-Sandiaga melaksanakan salat subuh berjemaah. Mereka berdatangan tak hanya dari Jakarta, tapi dari luar daerah.

Capres 02 mengklaim kampanye yang digelar oleh pihaknya adalah rapat akbar terbesar dalam sejarah RI.

Prabowo dalam orasinya mengatakan dirinya sudah mempersiapkan pidato yang tercatat, tapi dia memilih lebih baik berbicara tanpa catatan. Prabowo mengatakan rapat politik terbesar berdasarkan laporan dari sekjen-sekjen partai koalisinya.

Foto: Dok. Tim Prabowo-Sandi

“Ini adalah rapat akbar politik terbesar dalam sejarah politik di Indonesia,” kata Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus ini mengatakan dirinya berkeliling. Dia menyatakan melihat puluhan ribu hingga ratusan ribu massa di luar tidak bisa masuk karena tempatnya terbatas.

Prabowo pada kesempatan memberikan apresiasi kepada para pendukungnya yang hadir pada kesempatan itu.

“Luar biasa kehadiran kalian disini semuanya,” kata Prabowo.

Menurut Prabowo, Kehadiran massa yang memenuhi GBK menunjukkan pandangan mereka pada Pilpres 2019.

Foto: Dok. Tim Prabowo-Sandi

“Saya rasa saudara-saudara ke sini untuk menyatakan sikap saudara-saudara sekalian. saya bersama Saudara Sandiaga Uno sudah hampir 8 bulan keliling Indonesia. Kami melihat, kami merasakan, kami bisa menangkap getaran hati rakyat Indonesia,” katanya. (asr)

Dinobatkan Menkeu Terbaik se Asia Fasifik, Sri Mulyani Sibuk Bertemu Menkeu ASEAN

0

Epochtimes.id- Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia menghadiri pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) 2019 pada  2 – 5 April 2019, di Chiang Rai, Thailand.

Pertemuan membahas pencapaian dan tantangan kerja sama keuangan ASEAN dalam mencapai Visi ASEAN Economic Community (AEC) 2025 yang menargetkan penguatan integrasi dan konektivitas ekonomi untuk meningkatkan daya saing kawasan dan mendorong pembangunan inklusif dan berorientasi pada pembangunan manusia.

Pertemuan menyepakati bahwa secara umum ASEAN berada pada jalur yang tepat untuk mencapai objektif AEC terutama pada jalur keuangan yang menunjukkan perkembangan yang signifikan.

AFMGM menyepakati berbagai agenda yang diusulkan Thailand, sebagai Chairman ASEAN, yang mengangkat tema “Advancing Partnership for Sustainability” dengan elemen-elemen utama adalah: (i) konektivitas, melalui peningkatan fasilitasi perdagangan dan investasi, serta keterhubungan sistem pembiayaan dan pembayaran; (ii) ketahanan sistem keuangan, terutama dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi digital dan risiko keamanan siber; serta (iii) keberlanjutan, melalui optimalisasi mekanisme pembiayaan pasar modal dan perbankan untuk pembangunan berkelanjutan serta peningkatan micro-insurance untuk mendorong inklusi keuangan.

Dalam rangka mendorong integrasi sektor keuangan di kawasan, pada pertemuan ini para Menteri Keuangan ASEAN menandatangani Protokol ke-8 ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), dan menyepakati akselerasi negosiasi lanjutan Protokol 9 pada tahun 2019.

Pertemuan ini juga menyepakati finalisasi negosiasi perjanjian ASEANTrade in Services Agreement (ATISA) khususnya pada jasa keuangan, yang akan ditandatangani pada pertemuanASEAN Economic Ministers pada akhir April 2019.

Pada isu pembiayaan infrastruktur, ASEAN Infrastructure Fund (AIF), mekanisme pembiayaan yang dibentuk oleh ASEAN sejak tahun 2012, mengembangkan dua mekanisme pembiayaan baru, yaitu:

1- ASEAN Inclusive Finance Facility yang bertujuan untuk mengembangkan akses pembiayaan konsesional bagi negara Kamboja, Laos, dan Myanmar.

2- ASEAN Catalytic Green Fund yang akan memanfaatkan potensi pembiayaan dari lembaga pembangunan regional dan global, serta pendanaan dari lembaga donor dan swasta untuk membiayai proyek pembangunan berkelanjutan di kawasan.

Negara-negara ASEAN terus meningkatkan kerja sama dalam pengembangan pasar modal dan sektor keuangan, diantaranya:

1- Pembentukan Working Group (WG) on Infrastructure Finance, yang diketuai oleh Indonesia dan Malaysia, bertujuan untuk meningkatkan pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal;

2- Pembentukan WG on Sustainable Finance yang akan mendorong penerbitan obligasi pembangunan berkelanjutan di wilayah melalui penggunaan standar ASEAN atas surat utang hijau, berkelanjutan dan sosial;

3- Publikasi Guidance Notes on Digital Financial Services dan Guidance Notes on Financial Education and Consumer Protection untuk mendorong inklusi keuangan kawasan; serta

4- Kerja sama pengembangan sektor asuransi khususnya micro-insurance yang diharapkan dapat menjangkau masyarakat menengah ke bawah yang belum terlindungi asuransi.

Di samping itu, ASEAN juga menghasilkan peningkatan kerja sama perpajakan dan kepabeanan untuk mendorong integrasi aktivitas ekonomi dan meningkatkan fasilitas perdagangan di kawasan.

Dalam konteks perpajakan, ASEAN terus mendorong perluasan jaringan perjanjian penghindaran pajak berganda antar negara ASEAN, serta kerja sama inisiatif global dalam pertukaran informasi secara otomatis terkait perpajakan.

Terkait kepabeanan, ASEAN berencana mengembangkan operasional ASEAN Single Windows dalam rangka mendorong digitalisasi proses kepabeanan, serta akan segera melakukan piloting skema ASEAN Custom Transit System yang dapat memfasilitasi pergerakan barang transit.

Pembiayaan bencana juga diangkat sebagai salah satu isu utama kerja sama ASEAN, dimana Menteri Keuangan ASEAN telah menyepakati ASEAN Disaster Risk Finance and Insurance (DRFI) fase 2 yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan wilayah dalam melakukan pengolahan data dan pemetaan profil risiko bencana di kawasan.

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendukung strategi pembiayaan bencana yang mulai dikembangkan oleh beberapa negara kawasan termasuk Indonesia dan penyelarasan dengan inisiatif pada tataran ASEAN+3 yang pada akhir tahun 2018 menyepakati pembentukan Southeast Asia Disaster Risk Insurance Facility (SEADRIF).

Delegasi Indonesia juga melakukan serangkaian pertemuan informal yaitu:

1- ASEAN Finance Ministers Retreat,pertemuan terbatas para menteri Keuangan ASEAN, membahas perkembangan teknologi keuangan di kawasan

2- Pertemuan dengan ASEAN Business Council, membahas mengenai upaya optimalisasi pengembangan ekonomi digital di kawasan

3- Pertemuan dengan EU-ASEAN Business Council. membahas upaya penguatan sektor keuangan serta peningkatan fasilitas perdagangan di Kawasan;

4- Pertemuan US ASEAN Business Council, membahas mengenai perkembangan teknologi keuangan dan keamanan siber.

Di sela AFMGM, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden ADB membahas penguatan pembiayaan dan asuransi bencana serta kerja sama wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

Selain itu, Menkeu berdiskusi dengan Menteri Keuangan Filipina mengenai kondisi dan kebijakan ekonomi dan peningkatan perdagangan kedua negara, serta rencana bantuan Pemerintah Indonesia untuk rekonstruksi Marawi yang dilanda konflik.

Selanjutnya, Menkeu dan EU-ASEAN Business Council membahas integrasi ASEAN, digital ekonomi, dan pembiayaan infrastruktur melalui pendalaman sektor keuangan.

Terakhir, Menkeu dan US-ASEAN Business Council juga membahas terkait pembiayaan berkelanjutan, peningkatan investasi, serta kebijakan untuk mendukung pembiayaan digital dan keamanan siber. (asr)

Menembus Dunia yang Ekstrem Jauh, Moggalana Meski Sakti Nyaris Tak Bisa Kembali ke Bumi

0

Zong Jiaxiu

Murid tertua Buddha Sakyamuni yakni Moggalana*) ingin menguji sampai seberapa jauh suara khotbah Sang Guru dapat terhantar, dalam sekejap ia tiba pada suatu dimensi yang ekstrem jauh, sampai nyaris kehilangan arah

Bagi para fisikawan modern yang ingin menembus dimensi lewat “wormhole”, kisah menembus dimensi ini secara teori sangat bisa dipercaya. Perkembangan ilmu fisika modern, terkadang hanya sekedar memberikan sedikit catatan kaki bagi kebijaksanaan ajaran Buddha klasik.

Di suatu hari, Buddha Sakyamuni sedang mengajarkan dharma di Kalandaka Venuvana (hutan bambu Kalandaka), Moggalana yang duduk di ruang Meditasi, tidak ikut mendengarkan dharma, namun suara sang Guru mengajarkan dharma terdengar menggelegar di telinganya. Ia merasa sangat takjub, dengan jarak begitu jauh dari Guru masih bisa mendengar ajaran dharma sang Guru.

Sampai seberapa jauh suara Guru masih dapat terdengar? Sungguhkah bisa menyebar hingga ke Sepuluh Dunia? Maka, Moggalana pun menggunakan kesaktiannya, terbang menembus angkasa, dalam sekejap ia telah mencapai Surga Trayastrimsa (harfiah bermakna: Lapisan langit ke-33) di puncak Gunung Sumeru. Disana, suara khotbah sang Guru pun masih terdengar jelas.

Kemudian ia terbang lagi, melewati empat dunia utama pada Triloka yakni Dunia Jambudvipa, Aparagodaniya, Purvavideha dan Uttarakuru, masih saja suara sang Guru terdengar jelas di telinga.

BACA JUGA : Distorsi Dimensi Ruang dan Waktu

Apa yang ada dalam pikiran Moggalana, diketahui semua oleh Buddha Sakyamuni. Untuk memenuhi keinginan muridnya itu, Buddha Sakyamuni menggunakan kemampuan supranaturalnya diam-diam mentransfer kekuatannya pada Moggalana, seketika itu juga Moggalana dapat terbang bebas sekehendak hatinya.

Moggalana  menuju ke sisi barat Dunia Saha, terbang melalui Tanah Buddha sebanyak 99 kali jumlah pasir di Sungai Gangga, tiba di sebuah dunia yang berwarna gemerlap keemasan. Inilah dunia yang disebut Dunia Panji Cahaya, dengan Raja Dharma-nya adalah Tathagata Raja Cahaya pada saat itu sang Raja Dharma sedang mengajarkan dharma bagi para Boddhisatva. Di dalam dunia itu, Buddha memiliki tinggi badan hingga 20 km sedangkan Boddhisatva setinggi 10 km.

Moggalana yang sedang beristirahat di atas sebuah gunung emas mendadak mendengar suara berbicara di telinganya, menggelegar ibarat guntur, “Aneh! Dari mana datangnya orang sekecil ulat ini, berjalan di tepian mangkuk kita? Dan bahkan mengenakan busana kasaya!”

Moggalana melihat, ternyata dirinya sedang berada di tepian mangkuk sang Boddhisatva! Tepian mangkuk itu selebar jalan besar, dengan sendirinya ia terlihat begitu kecil seperti ulat.

BACA JUGA : Fakta Sejarah Tentang Kultivasi

Terdengar Tathagata Raja Cahaya berkata kepada para Boddhisatva, “Kalian tidak boleh meremehkannya, ia adalah murid Buddha Sakyamuni dari Dunia Saha di sebelah timur, ia adalah Moggalana yang memiliki kemampuan supranatural tertinggi.”

“Mengapa tidak menunjukkan kesaktian Anda”, kata Tathagata Raja Cahaya kepada Moggalana.

Maka Moggalana pun datang ke depan tempat duduk Tathagata Raja Cahaya, memberi hormat Buddha, lalu mengitari Tathagata Raja Cahaya sebanyak 7 kali, kemudian melompat ke udara.

Seketika itu juga tubuhnya berubah menjadi setinggi 40 juta depa (1 depa= 10 kaki ), menyebarkan ribuan cercah cahaya gemerlap beraneka warna, setiap cercahan cahayanya dipenuhi bunga teratai yang tak terhitung banyaknya, dan di setiap kuntum teratai duduk Sang Sakyamuni sedang mengajarkan Buddha Dharma.

Keajaiban yang datang tiba-tiba itu membuat seluruh Boddhisatva di Dunia Panji Cahaya terkesima. Mereka merasa sangat aneh, “Yang terhormat Moggalana, mengapa bisa tiba di tempat kami ini?”

Tathagata Raja Cahaya berkata, “Ia ingin menguji seberapa jauh suara Buddha Sakyamuni bisa terdengar.”

Kemudian ia berkata pada Moggalana yang telah kembali ke wujud aslinya, “Anda tak seharusnya meragukannya, suara Buddha Sakyamuni ibarat cahaya Buddha, berbunyi menembus dimensi, menyebar ke segala dunia dharma.”

Moggalana sangat getun, “Saya telah sembrono meragukannya, masih mengira saya akan bisa memahaminya sampai tuntas.” Dengan penuh penyesalan ia berkata, “Saya memang terlalu naif, tidak menyadari bahwa suara Buddha begitu tak terbatas. Sekarang saya telah tersesat, tidak mengenali arah, dan kelelahan, bagaimana saya bisa kembali?”

“Jika Anda ingin kembali dengan mengandalkan kemampuan sendiri, bahkan setelah berkalpa-kalpa (1 kalpa = 100 juta tahun) pun tidak akan tiba di sana!” Tathagata Raja Cahaya berkata, “Dan sebelum Anda tiba, Buddha Sakhyamuni sudah mencapai Nirwana (moksha).”

“Lalu bagaimana dengan saya?” Nada Moggalana pun sangat cemas.

“Anda seharusnya mengerti, Anda bukan mengandalkan kemampuan sendiri, melainkan telah meminjam kewibawaan moral, dan kemampuan Guru Anda untuk tiba disini, sekarang, Anda harus memohon kekuatannya, agar dapat kembali, Guru Anda berada di sebelah timur.”

Maka, Moggalana pun menghadap ke timur, memberi hormat dengan penuh ketulusan hati, sambil menyebut gelar suci Buddha Sakyamuni.

Seketika itu di Dunia Saha, Buddha Sakyamuni yang tengah mengajarkan dharma segera mengetahui, Sakyamuni memperbesar pancaran aura cahayanya untuk menjemput Moggalana.

Berkat panduan cahaya Buddha yang menyinari, Moggalana pun dapat kembali lagi ke Dunia Saha dalam sekejap, kembali ke tempat Buddha Sakyamuni mengajarkan dharma.

Berdiri di atas planet bumi yang mini ini, alam semesta begitu luas tak terbatas. Namun di mata para Buddha yang maha luas itu pun begitu dekat, dengan pikiran sekilas langsung bisa tiba.

Menembus berlapis-lapis dimensi seperti ini tidak hanya harus memiliki kemampuan melampaui manusia biasa, juga harus memiliki sebuah kekuatan ‘keyakinan’, terhadap hal ini, mungkin para kultivator memiliki pemahaman yang lebih nyata. (SUD/WHS/asr)

Flu Gigi Bagi Seorang Sinshe

0

oleh Sinshe Wen Pinrong

Berobat ke dokter gigi merupakan mimpi buruk bagi banyak orang, sekalipun peralatan medis dalam klinik gigi terus dimodernisasi, tetap saja banyak orang merasa ketakutan jika harus berurusan dengannya.

Seorang kakek berusia 68 tahun, seluruh keluarganya tinggal di Amerika, karena tidak terbiasa dengan kehidupan di negeri orang, maka seorang diri ia menetap di Taiwan, dan secara rutin pergi ke Amerika mengunjungi keluarganya.

Dia menyadari bahwa hidup seorang diri tanpa kerabat yang mengurus, haruslah bersandar pada diri sendiri untuk menjaga kesehatan tubuh sebaik-baiknya. Maka itu ia rajin mengunjungi perpustakaan membaca buku-buku yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan.

Sampai pada suatu hari ia menemukan sejilid buku “Sangat Menyetujui Ilmu Akupunktur Tiongkok” (karya sinshe Wen Pinrong,), dan sebelum buku itu habis terbaca, ia pun dengan suka cita memeriksakan diri sambil mengatakan bahwa akhirnya telah menemukan dokter yang dapat dipercaya untuk merawat kesehatan.

Si kakek yang belum pernah menjalani terapi akupunktur itu. Dia dengan senang hati menerima metode akupunktur dan secara rutin melakukan perawatan kesehatan.

Pada suatu hari tampak sang kakek mengerutkan keningnya, ditanya bagian mana yang tidak nyaman. Ia menjawab giginya luar biasa sakit. Ia mengaku sudah 3 kali bolak balik ke dokter gigi, katanya karies, giginya sudah ditangani namun masih tetap sakit.

Kakek ini mengatakan menurut dokter harus dilakukan Root Canal Therapy dan cabut gigi, mendengar ini ia sangat panik, karena ingin mempertahankan giginya, dia lalu bertanya: ”Dokter, maukah Anda membantu mengobati gigi saya? Sakit sekali sampai saya tidak dapat makan maupun tidur dengan baik.”

Penulis menjawab: ”Menurut ilmu PTT (Pengobatan Tiongkok Tradisional) gigi diurus oleh Qi ginjal, mencabut gigi manula bagaikan mencabut akar, dalam praktik klinis banyak manula setelah dicabut giginya dapat menggoyahkan fondsasi Qi ginjalnya, malah ada yang kesehatannya merosot setelahnya.”

Saya memeriksa struktur giginya, bagian kiri bawah giginya yang sakit, warna gusinya pucat, nampaknya Qi meridian ginjal menjadi dingin, usus dan lambungnya lemah, lemah sehingga tidak berdaya mengusir keluar elemen buruk.

Pemeriksaan pada denyut nadinya lemah dan kerap, merupakan gejala masuknya angin jahat, dengan bahasa modern, giginya telah masuk angin/flu, selain itu karena terlalu banyak mengonsumsi antibiotic analgesic sehingga melukai Qi liver, lambung dan usus serta Qi ginjal.

Sang kakek berharap-harap cemas memandangku dan bertanya: ”Apakah akupunktur dapat mengobati sakit gigi?”

Penanganan akupunktur: melakukan terapi akupunktur terhadap manula harus mengokohkan dahulu Qi Yang (positif). Maka titik Baihui ditusuk; gigi berada di bawah kendali ginjal, perlu pengokohan ginjal, maka ditusuk titik-titik akupunktur Guanyuan dan Taixi.  Gusi berhubungan dengan lambung dan usus, meridian Yangming lemah, ditusuk titik-titik Zu Sanli dan Neiting; untuk meningkatkan sirkulasi periodontal, memperlancar meridian sekeliling.

Selanjutnya ditusuk titik-titik Jiache, Sanjian, Erjian dan Yingxiang, antara lain setelah titik Jiache pada jarum terasa getaran Qi-nya, jarum ditarik naik sampai di bawah kulit dan diarahkan ke bagian gigi yang sakit di sebelah kiri bawah, radiasi jarum terasa sampai ke bagian yang sakit. Untuk detoxifikasi, ditusuk titik-titik Quchi dan Waiguan; untuk menghalau angin jahat, ditusuk titik-titik Fengchi dan Hegu. Di antaranya titik Hegu ditusuk sampai menyentuh tulang, dengan tulang mengobati tulang, diarahkan pada pergelangan tangan dengan rangsangan yang kuat.  Menarik angin jahat dari gigi, jarum dinaikkan lagi sampai di bawah kulit, Qi buruk lantas dibuang melalui arah jari telunjuk.

Setelah selesai ditusuk, kakek itu mengatakah bahwa sakit giginya sudah sangat berkurang sambil berjingkrak kegirangan seperti anak kecil. Saya memintanya menyemprot gigi yang sakit dengan Tian Luo Shui [cairan herbal dari tanaman Luffa cylindrica (L.) Roem untuk pereda panas dan detoks] sekali setiap 10 menit, mengajarinya memijit titik-titik Hegu, Erjian dan Sanjian. Juga dapat menggunakan bobokan lobak yang diletakkan pada bagian akar gigi yang sakit; atau dapat pula digunakan garam yang langsung dioleskan pada gigi sakit; atau berkumur selama 5 menit dengan air garam lalu dibuang; atau gigi yang sakit dipakai menggigit asinan buah terong, atau menggosok gusi yang sakit dengan kapas dicelup Mint.

Usai terapi, sang kakek sudah dapat makan malam dalam jumlah sedikit. Setelah makan setiap 10 menit disemprot 1 kali, titik-titik akupunktur yang telah ia pelajari letaknya, dipijit satu kali.

Gigi sakit yang semula tidak dapat disentuh dan minum air dingan ataupun panas terasa tidak nyaman, tak terasa setelah ditangani selama beberapa waktu, dicoba disentuh lagi ternyata sudah tidak sakit. Dengan gembira ia ingin membuktikan apakah sakit giginya sudah benar-benar hilang? Maka diketuklah gigi itu kuat-kuat, benar-benar sudah tidak sakit lagi, minum juga sudah tidak terasa ngilu, maka tidurlah ia dengan tenang.

Pada hari ke dua dia datang ke klinik gigi, sang kakek memberitahu pada dokter bahwa giginya sudah tidak sakit, bolehkah tidak dicabut? Sang dokter tidak percaya, pada memeriksaan sebelumnya ia masih menderita kesakitan, mengapa mau dicabut malah mengatakan tidak sakit, apakah mungkin karena takut dicabut?

Maka si dokter itu lantas memeriksa lagi karies giginya, lukanya nampak sudah jauh membaik, kemudian mengetuk-ngetuk gigi dengan alatnya, sang kakek sedikitpun tidak menunjukkan reaksi sakit dan untuk memastikan bahwa karies giginya sudah sembuh, dengan rasa ingin tahu dokter itu bertanya: ”Anda berobat di mana?” Sang kakek mengacungkan jempol dan mengatakan telah menjalani terapi akupunktur oleh seorang sinshe/dokter PTT yang super bagus, bahkan menganjurkan agar dokter gigi itu melakukan perawatan kesehatan pada dokter PTT.

Dokter gigi lulusan AS tersebut menghela napas berulangkali dan berkata: ”Ternyata akupunktur sedemikian lihai!”

Pasca kunjungan dokter gigi, sang kakek datang ke klinik untuk menyatakan rasa terima kasih dan mengatakan: ”Dokter, sungguh sangat berterima kasih telah menyelamatkan gigi saya, betapa bahayanya! Hampir saja dicabut!” Saya sendiri pun merasa heran dengan hasilnya yang diluar dugaan!

Sungguh beruntung para generasi etnis Tionghoa, memiliki warisan nenek moyang yang sedemikian berharga. (PUR/WHS/asr)

DPR Amerika Serikat Menyerukan Tindakan Lebih Tegas Terhadap Perlakuan Komunis Tiongkok Kepada Muslim di Xinjiang

oleh Reuters

Epochtimes.id- DPR AS pada pada (3/4/2019) menegur administrasi Trump karena gagal menjatuhkan sanksi atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh rejim Tiongkok terhadap minoritas kaum Muslim di Tiongkok. DPR AS menyerukan tindakan hukuman terhadap pejabat senior Partai Komunis Tiongkok dan perusahaan Tiongkok.

Sebuah surat kepada penasihat utama Presiden Donald Trump yang ditandatangani oleh lebih dari 40 anggota parlemen mengatakan tindakan rejim Tiongkok di wilayah barat Xinjiang “mungkin merupakan tindak kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Parlemen AS juga mendesak Amerika Serikat  lebih ketat untuk mengendalikan ekspornya guna  memastikan bahwa perusahaan Amerika Serikat tidak membantu tindak kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung di Tiongkok.

Surat tersebut meminta Amerika Serikat untuk memperkuat persyaratan pengungkapan keuangan untuk memperingatkan investor Amerika Serikat mengenai  kehadiran perusahaan Tiongkok yang “terlibat dalam tindak pelanggaran hak asasi manusia” di pasar modal Amerika Serikat. Surat itu secara khusus mengutip Hikvision dan Dahua Technology, yang memproduksi peralatan audio-visual yang dapat digunakan untuk pengawasan.

Pemerintahan Komunis Tiongkok menghadapi kecaman yang meningkat dari ibukota-ibukota negara Barat dan kelompok-kelompok hak asasi manusia karena mendirikan fasilitas yang oleh para pakar Amerika Serikat disebut sebagai pusat penahanan massal yang menampung lebih dari 1 juta etnis Uighur dan kaum Muslim lainnya.

foto satelit penjara dan kamp pendidikan ulang di xinjiang
Penjara yang mencurigakan di Prefektur Kashgar, Provinsi Xinjiang, sekitar 5,28 mil sebelah barat Kabupaten Yarkant, diidentifikasi oleh foto terbaru Google Maps. (Google Maps via Twitter Li Fang)

Beijing berdalih langkah-langkahnya di Xinjiang, yang juga dilaporkan mencakup pengawasan luas terhadap populasi, bertujuan membendung ancaman militan. Fasilitas atau kamp yang telah dibuka adalah pusat pelatihan kejuruan.

Menurut laporan oleh Human Rights Watch, Uighur dan kaum Muslim lainnya yang ditahan di fasilitas seperti kamp konsentrasi, juga dikenal sebagai pusat “pendidikan ulang”, dilarang menggunakan salam Islam, harus belajar bahasa Mandarin, dan menyanyikan lagu-lagu propaganda Partai Komunis Tiongkok.

Seorang ayah yang trauma kepada The Epoch Times mengatakan anak-anak Uighur yang orangtuanya yang menjadi tahanan di kamp “pendidikan ulang politik” atau tinggal di pengasingan, ditempatkan di “panti asuhan” yang dikelola oleh pemerintah setempat di Xinjiang.

Berita tersebut mengikuti perintah Chen Quango, Sekretaris Partai Komunis Tiongkok di Xinjiang yang akan  memindahkan semua “anak yatim” di Xinjiang ke fasilitas negara pada 2020 mendatang.

Mantan tahanan juga mengatakan kepada The Epoch Times bahwa warga Uighur disiksa, diperkosa, dan dibunuh di kamp “pendidikan-politik” rahasia.

Surat tersebut, yang dikirim kepada Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo, Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross, mendesak mereka dengan segera  menjatuhkan sanksi terhadap ketua Partai Komunis Tiongkok Xinjiang, Chen Quanguo, anggota politbiro kuat kepemimpinan Tiongkok, dan pejabat Tiongkok lainnya yang “terlibat dalam pelanggaran berat hak asasi manusia.”

kamp penahanan kaum uighur di xinjiang tiongkok
Sebuah kamp pendidikan yang dicurigai di Prefektur Kashgar, Provinsi Xinjiang, sekitar 2,45 mil di sebelah timur Shule City, diidentifikasi oleh Google Maps saat foto diambil pada 8 September 2018. (Google Maps via Twitter Li Fang’s Twitter)

Pemerintahan Trump telah mempertimbangkan sanksi terhadap para pejabat Tiongkok, termasuk Chen Quanguo, sejak akhir tahun lalu. Meskipun telah menuai kritik, pemerintahan Trump menunda untuk menerapkan langkah-langkah tersebut. Tiongkok telah memperingatkan bahwa pihaknya akan “secara proporsional” membalas  sanksi Amerika Serikat.

“Kami kecewa dengan kegagalan pemerintah Amerika Serikat sejauh ini untuk menjatuhkan sanksi yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia sistemik dan mengerikan yang sedang berlangsung di Xinjiang. Sementara retorika yang kuat mengecam tindakan pemerintah Tiongkok (di Xinjiang) dari Wakil Presiden Pence dan lainnya tentu disambut, kata-kata saja tidak cukup,” kata anggota parlemen tersebut.

Kelompok penandatangan surat tersebut dipimpin oleh Senator Amerika Serikat Marco Rubio dan Perwakilan Amerika Serikat dari  pihak Republik Chris Smith dan Perwakilan Amerika Serikat dari pihak Demokrat Senator Bob Menendez dan James McGovern.

Mereka meminta pemerintahan Trump untuk menerapkan sanksi berdasarkan Global Magnitsky Act, yaitu undang-undang federal yang memperbolehkan pemerintah Amerika Serikat untuk menargetkan para pelanggar hak asasi manusia di seluruh dunia dengan membekukan semua aset Amerika Serikat, larangan warganegara Amerika Serikat bepergian ke negara tersebut, dan larangan orang Amerika Serikat melakukan bisnis dengan pelaku pelanggar hak asasi manusia. (Vv/asr)

Oleh Matt Spetalnick/The Epoch Times berkontribusi pada laporan ini

Video Rekomendasi : 

Kota di Tiongkok Menawarkan Uang Bagi Informan Kegiatan Agama Ilegal Versi Partai Komunis

oleh Olivia Li – The Epoch Times

Baru-baru ini otoritas di kota-kota Guangzhou, Tiongkok mengeluarkan peraturan baru untuk mendesak warganya melaporkan kegiatan keagamaan ilegal versi Partai Komunis Tiongkok yang mereka saksikan.

Seorang informan dapat menerima hingga 10.000 yuan atau setara Rp 21 Juta karena membantu polisi di ibukota Provinsi Guangdong melacak “kelompok atau umat agama ilegal.”

Peraturan, yang disebut “Insentif untuk Memotivasi Massa untuk Melaporkan Kegiatan Agama Ilegal,” dikeluarkan dan diterbitkan secara online pada 20 Maret 2019 oleh Biro Urusan Etnis dan Agama, sebuah kantor di dalam pemerintah Provinsi Guangzhou.

Pengumuman itu menjelaskan bahwa mereka yang memberikan petunjuk dan bantuan kepada “departemen pemerintah terkait” untuk melacak “kelompok atau umat agama ilegal” akan menerima hadiah 1.000 hingga 3.000 yuan atau Rp 2 Juta hingga Rp 6 juta.

Jika informan membantu melacak “kelompok atau umat agama ilegal” yang tinggal di luar negeri, ia akan menerima uang tunai yang lebih banyak, dari 3.000 hingga 5.000 yuan atau Rp 6 juta hingga Rp 10 juta. Jika melaporkan keberadaan umat penting dari “kelompok agama ilegal” di luar negeri, informan akan menerima hadiah 5.000 hingga 10.000 yuan atau 10 juta hingga Rp 21 juta.

Pihak berwenang Guangzhou mencirikan “kegiatan ilegal” sebagai membangun tempat ibadah keagamaan tanpa persetujuan pemerintah Tiongkok, mengadakan kegiatan keagamaan di lembaga atau lokasi non-keagamaan, menerima sumbangan agama, mengorganisir warganegara Tiongkok pergi ke luar negeri untuk kegiatan keagamaan seperti seminar, pertemuan, atau ibadah tanpa persetujuan pemerintahan komunis Tiongkok atau memberikan pendidikan agama tanpa persetujuan pemerintahan komunis Tiongkok.

Saat wawancara  30 Maret 2019 dengan Voice of America, Bob Fu, seorang pendeta Tiongkok-Amerika, mengatakan bahwa berdasarkan kata-kata yang tercantum dalam peraturan itu, ia percaya peraturan tersebut secara khusus ditargetkan pada umat Kristen ‘bawah tanah.’

Pada Februari tahun lalu, pemerintahan komunis Tiongkok mengubah “Peraturan Urusan Agama,” yang memberi pejabat tingkat rendah wewenang untuk menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada umat beragama. Sejak itu media Tiongkok yang independen melaporkan intensifikasi penindasan agama, khususnya terhadap umat Kristen yang beribadah di rumah.

Misalnya, pada 9 September 2018, lebih dari 100 petugas polisi menggerebek Gereja Zion, gereja rumah terbesar di Beijing dengan lebih dari 1.500 anggota, dengan tuduhan bahwa Gereja Zion tidak pernah mendaftar ke departemen urusan sipil setempat. Polisi memerintahkan gereja untuk ditutup dan menangkap lebih dari 10 anggota gereja.

“Menghasut orang untuk melaporkan orang lain dengan insentif moneter, yang berada di luar garis moralitas, hanya muncul selama Revolusi Kebudayaan, di mana  anak-anak akan melaporkan orangtuanya, seorang istri akan melaporkan suaminya, dan rekan kerja akan melaporkan satu sama lain,” kata Bob Fu kepada Voice of America.

Pada kesempatan lain, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada 30 Maret 2019 lalu  dalam pidatonya yang disampaikan kepada para pemimpin agama di Taylors, South Carolina, mengkritik Tiongkok karena penganiayaannya yang terus-menerus terhadap umat Kristen Tiongkok dalam 20 tahun terakhir.

“Seperti yang Anda ketahui, otoritas Tiongkok telah melarang penjualan Alkitab Kristen, mereka telah menghancurkan ribuan salib dan simbol Gereja lainnya; dan mereka telah memenjarakan pendeta Kristen,” kata Mike Pence.

Mike Pence menambahkan bahwa pemerintah Amerika Serikat akan berupaya meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pelanggarannya tersebut.

“Saat kami berupaya menuju hubungan perdagangan yang lebih bebas dan adil dengan Tiongkok, administrasi kami akan terus berdiri kuat dengan orang-orang beriman di Tiongkok. Kami akan bekerja untuk meyakinkan pemerintah Tiongkok untuk tidak menindas gereja di Tiongkok,” kata Mike Pence. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=pzsZi5xqVO8

Massachusetts Institute of Technology Memutuskan Hubungan dengan Huawei dan ZTE

Oleh Reuters

Epochtimes.id- Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah memutuskan hubungan dengan Huawei Technologies dan ZTE Corp. Sebagaimana dilaporkan pada (3/4/2019) oleh Reuters.

Pemutusan ini ketika pihak berwenang Amerika Serikat menyelidiki perusahaan Tiongkok  tersebut atas dugaan pelanggaran sanksi AS.

MIT adalah lembaga pendidikan top Amerika Serikat yang baru-baru ini mencabut peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh Huawei dan perusahaan Tiongkok lainnya untuk menghindari kehilangan dana federal.

“MIT tidak menerima keterlibatan baru atau memperbarui yang sudah ada dengan Huawei dan ZTE atau masing-masing anak perusahaannya karena investigasi federal mengenai pelanggaran pembatasan sanksi,” tulis wakil presiden MIT untuk penelitian, Maria Zuber, dalam sebuah surat di situs webnya

Kolaborasi dengan Tiongkok, Rusia dan Arab Saudi akan menghadapi prosedur peninjauan administrasi tambahan.

“MIT akan meninjau kembali kolaborasi dengan entitas-entitas ini ketika keadaan menentukan,” kata Maria Zuber.

Langkah ini merupakan tanggapan terhadap Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional, yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada Agustus 2018.

Sebuah ketentuan undang-undang itu melarang penerima dana federal menggunakan peralatan telekomunikasi, layanan rekaman video, dan komponen jaringan yang dibuat oleh Huawei atau ZTE. UU itu juga termasuk dalam daftar hitam adalah penyedia peralatan audio-video Tiongkok Hikvision, Hytera, Dahua Technology dan afiliasinya.

Universitas di Amerika Serikat yang gagal mematuhi Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional pada Agustus 2020 berisiko kehilangan hibah penelitian federal dan pendanaan pemerintah lainnya.

“Kami kecewa dengan keputusan MIT, Kami percaya sistem peradilan Amerika Serikat yang pada akhirnya akan mencapai kesimpulan yang tepat,” kata Huawei pada Kamis lalu.

Sementara itu, ZTE tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.

Kepala staf keuangan Huawei, Meng Wanzhou,  dan juga sebagai putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, ditangkap di Kanada pada Desember 2018 atas permintaan Amerika Serikat. Dia ditangkap atas tuduhan penipuan bank dan kawat yang melanggar sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

Meng Wanzhou menyangkal tuduhan tersebut. Meng Wanzhou yang saat ini keluar dari penjara dengan jaminan di Vancouver, menghadapi proses ekstradisi di Kanada.

Sanksi Amerika Serikat memaksa ZTE untuk menghentikan sebagian besar bisnisnya antara April dan Juli tahun lalu setelah pejabat Departemen Perdagangan mengatakan mereka melanggar perjanjian dan tertangkap secara ilegal mengirimkan barang-barang asal Amerika Serikat ke Iran dan Korea Utara.

Sanksi dicabut setelah ZTE membayar denda 1,4 miliar dolar Ameriks Serikat.

Di Beijing, Kementerian Luar Negeri Tiongkok merujuk pertanyaan kepada kedua perusahaan, tetapi mengatakan perusahaan Tiongkok diharuskan untuk mematuhi hukum setempat.

Produsen peralatan telekomunikasi Tiongkok juga menghadapi pengawasan ketat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, di tengah kekhawatiran Beijing akan menggunakan peralatan mereka untuk  kegiatan mata-mata. Beijing dan perusahaan Tiongkok telah berulang kali membantah klaim tersebut.

Universitas Lain Memutuskan Hubungan dengan Huawei dan ZTE

Seorang pejabat University of California di Berkeley mengatkan telah menghapus sistem konferensi video Huawei, sementara kampus University of California di Irvine bekerja untuk mengganti lima peralatan audio-video buatan Tiongkok.

Sementara itu, University of California San Diego telah melangkah lebih jauh. Menurut memo internal, pada Agustus 2018, universitas tersebut mengatakan bahwa setidaknya selama enam bulan tidak akan menerima dana dari atau mengadakan perjanjian dengan Huawei, ZTE Corporation, dan penyedia peralatan audio-video Tiongkok lainnya.

Universitas lainnya di Amerika Serikat, seperti University of Wisconsin, sedang dalam proses meninjau pemasok mereka.

Sedangkan, Universitas Oxford Inggris berhenti menerima dana dari Huawei tahun ini. (vv/asr)

Kanishka Singh/The Epoch Times

Najib Razak Didakwa Melakukan 42 Kejahatan

oleh Bi Xinci dan Zhang Qi

Epochtimes.id- Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak muncul di pengadilan pada Rabu (3/4/2019) atas tuduhan kasus korupsi ‘1 Malaysia Development Berhad’ (1MDB).

Pengadilan mendakwa Najib dengan 42 kejahatan, tetapi hanya 7 dakwaan yang diajukan hakim pada sidang hari itu.

Hari itu, pengadilan Malaysia melakukan pengusutan terhadap kasus dugaan pengalihan ilegal dana sebesar USD. 10 juta dari rekening SRC International yang merupakan anak perusahaan 1MDB ke rekening pribadi, serta tujuh tuduhan menyangkut korupsi dan pencucian uang.  Najib terus membantah dakwaan yang diajukan.

Pengacara Najib Shafee Abdullah mengatakan bahwa ada banyak hal yang akan disampaikan oleh Najib.

Shafee Abdullah mengatakan : “Jika membiarkan Najib menceritakan kisahnya, bukan hanya Anda tetapi saya pun ingin mendengarkan karena ia memiliki banyak hal yang akan disampaikan.”

Pihak berwenang Malaysia juga menjual kapal pesiar mewah ‘Calm’ yang terlibat dalam kasus korupsi, kepada operator kasino Malaysia Genting Group seharga USD. 126 juta.

Kapal pesiar mewah tersebut memiliki helipad dan kolam renang tersebut bernilai USD. 250 juta.

Pengadilan menuduh pemodal Malaysia Liu Tezuo yang kini masih buron membelinya dengan dana dari 1MD.

Najib Razak adalah perdana menteri keenam Malaysia dan mendirikan perusahaan 1MDB selama masa jabatannya. Pada 2015, Najib dituduh mentransfer dana 1MDB ke rekening pribadi.

Pada 2018, Najib dikalahkan dalam pemilihan umum, dan pemerintah baru menyelidiki kembali skandal korupsi 1MDB. Pada September 2018, Najib berhasil ditangkap dan menghadapi 42 dakwaan termasuk korupsi, ketidakjujuran, dan pencucian uang

Saat ini, setidaknya 6 negara termasuk Amerika Serikat, Malaysia dan Swiss sedang menyelidiki kasus pencurian dana perusahaan 1MDB. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

Komunis Tiongkok Berjuang untuk Meredakan Kekhawatiran Atas Proyek OBOR pada KTT Mendatang

0

Oleh Reuters via The Epochtimes

Pemerintahan Komunis Tiongkok sedang berjuang untuk meredakan kekhawatiran mengenai rencana besar pemimpin Tiongkok Xi Jinping terkait Proyek OBOR pada KTT akhir April 2019 mendatang. Langkah ini terutama di antara negara-negara Barat yang waspada dengan utang, transparansi, dan pengaruh Tiongkok.

Tiongkok telah memperoleh kemenangan besar dengan meyakinkan Italia untuk menjadi negara G7 pertama yang secara resmi menandatangani rencana tersebut bulan lalu selama kunjungan Xi Jinping ke Roma. Negara Barat yang lain kurang tertarik untuk ikut serta, meskipun banyak yang tetap berpikiran terbuka.

Inisiatif “One Belt, One Road” atau OBOR, bertujuan untuk membangun jaringan infrastruktur yang luas yang menghubungkan Tiongkok ke Asia Tengah, Asia Tenggara, Eropa dan sekitarnya, seperti Jalan Sutra kuno.

Setelah KTT OBOR yang pertama diselenggarakan dua tahun lalu di sebuah pusat pertemuan mewah di perbukitan utara Beijing, KTT OBOR yang kedua dijadwalkan diselenggarakan di lokasi yang sama pada akhir April 2019. Komunis Tiongkok menyebutnya sebagai acara diplomatik Tiongkok terpenting tahun ini.

Diplomat top Tiongkok, Yang Jiechi, mengatakan bahwa hampir 40 pemimpin asing akan datang.

Amerika Serikat, yang terjebak dalam perang dagang dengan Tiongkok, telah melontarkan kritik khusus terhadap OBOR, yang disebut sebagai “proyek kesombongan infrastruktur” ketika Italia menandatanganinya.

BACA JUGA : Membongkar Taktik Komunis Tiongkok Menumbangkan Eropa dengan Strategi Memecah Belah dan Menaklukkan

Jonathan Cohen, pejabat perwakilan tetap Amerika Serikat di PBB, bulan lalu mengecam upaya Tiongkok untuk memasukkan bahasa OBOR ke dalam resolusi di Afghanistan. Cohen mengatakan pihaknya “mengetahui masalah dengan korupsi, kesulitan hutang, kerusakan lingkungan, dan kurangnya transparansi.”

Pada 2017, Amerika Serikat mengirim direktur senior Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk urusan Asia, Matt Pottinger ke KTT OBOR.

Kali ini, Washington mengatakan tidak akan mengirim pejabat tingkat tinggi karena kekhawatirannya mengenai proyek tersebut.

Mungkin staf tingkat yang lebih rendah dari kedutaan AS di Beijing yang akan pergi ke KTT OBOR untuk mengamati dan mencatat, meskipun keputusan akhir belum dibuat.

Komunis Tiongkok mengatakan selalu menyambut “negara-negara yang sepaham dengannya” untuk mengambil bagian dalam proyek ini.

Belum diungkapkan daftar lengkap dari para pemimpin yang berencana untuk menghadiri acara tersebut.

Tetapi beberapa teman terdekat Beijing telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan pergi, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan

Kewaspadaan Uni Eropa

Uni Eropa, mitra dagang terbesar Tiongkok, juga sudah terikat mengenai bagaimana merespons.

Pekan lalu, para pemimpin Eropa mengatakan kepada Xi Jinping bahwa mereka menginginkan hubungan perdagangan yang lebih adil dengan Tiongkok, menandakan keterbukaan untuk terlibat dengan proyek OBOR jika itu berarti lebih banyak akses ke pasar Tiongkok.

Kanselir Jerman Angela Merkel, berbicara pada KTT Uni Eropa pada Maret 2019, menggerutu mengenai keputusan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte untuk bergabung dengan proyek OBOR. Meskipun Angela Merkel mengatakan Jerman akan memainkan peran aktif dalam OBOR dan menyerukan untuk timbal balik.

BACA JUGA : Proyek OBOR Tiongkok Dikritik, Dinilai Menjelma Jadi Predator

Giuseppe Conte dijadwalkan menghadiri KTT tersebut. Roma mengatakan menandatangani OBOR akan membawa investasi yang sangat dibutuhkan dan meningkatkan perdagangan dan telah menunjukkan fakta bahwa belasan negara Uni Eropa telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Tiongkok, termasuk Hongaria, Polandia, Yunani dan Portugal.

Melindungi Kepentingan

Uni Eropa tahun lalu mengusulkan skema infrastrukturnya sendiri, tetapi telah membantah pihaknya berusaha untuk melawan ambisi Tiongkok.

“Bagi Tiongkok itu adalah masalah proyeksi kekuatan. Tiongkok merusak apa yang seharusnya menjadi arena permainan yang adil dengan menawarkan pinjaman yang membuat utang negara melonjak dan menciptakan budaya ketergantungan ekonomi pada Beijing,” kata seorang pejabat Uni Eropa.

Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier, orang kepercayaan Merkel, menghadiri KTT itu, bersama dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, di mana Peter Altmaier mengatakan mereka ingin “menjaga kepentingan Eropa dalam kerjasama dengan Tiongkok di sana.”

Beberapa pejabat Uni Eropa mengatakan Komisi Eropa masih mencari siapa yang akan dikirim sebagai pengganti Wakil Presiden Jyrki Katainen, yang menghadiri KTT OBOR 2017. Dia menyebut adanya tabrakan kalender dengan KTT Uni Eropa-Jepang.

Komunis Tiongkok terus mendorong untuk menunjukkan bahwa OBOR tetap populer, meskipun ada antusiasme yang dingin dari pemerintah termasuk di Pakistan, Sri Lanka, dan Malaysia. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

Sri Mulyani Kembali Dinobatkan Sebagai Menkeu Terbaik se-Asia Pasifik

0

Epochtimes.id- Sri Mulyani Indrawati kembali dinobatkan sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia pada 2 April 2019.

Sebelumnya, FinanceAsia telah menobatkan Sri Mulyani sebagai Menkeu terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2017 dan 2018.

Menurut FinanceAsia, Menkeu Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan mencatatkan defisit anggaran terendah dalam enam tahun terakhir pada 2018 (1,76 persen dari Produk Domestik Bruto).

Melalui program Amnesti Pajak yang diluncurkan pada tahun 2016-2017, Menkeu Sri Mulyani juga berhasil meningkatkan kepatuhan pajak (tax compliance), yang pada akhirnya berhasil meningkatkan penerimaan perpajakan.

Melalui Global Green Sukuk, Menkeu Sri Mulyani juga mengantarkan Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjual green bonds, surat utang yang digunakan secara spesifik untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan, yang terjual hingga 1,25 miliar dolar AS.

Selain itu, di tengah pelemahan nilai tukar seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Finance Asia mengeluarkan penilaian kinerja Menteri Keuangan di kawasan Asia Pasifik. Media ini melakukan penilaian dengan melihat bagaimana para Menteri Keuangan tersebut mengelola keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan geopolitik global.

Selain menobatkan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2019.

FinanceAsia juga merilis peringkat untuk para Menteri Keuangan lain di kawasan ini. Peringkat dua diberikan kepada Carlos Dominguez dari Filipina, peringkat ketiga Heng Swee Keat dari Singapura dan peringkat empat Josh Frydenberg dari Australia. (asr)

Pejabat Komunis Tiongkok Melanggar HAM, Anggota Parlemen Dua Partai AS Menuntut Sanksi Berat

oleh Wu Ying

Pada  Rabu (3/4/2019) lebih dari 40 orang anggota parlemen dari parta partai mengirim surat kepada pejabat senior pemerintah Trump yang berisikan penuntutan sanksi tegas atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia Muslim yang dilakukan komunis Tiongkok. Objek pelaksanaannya termasuk pejabat senior komunis Tiongkok (Chen Quanguo) dan perusahaan Tiongkok.

Reuters melaporkan bahwa lebih dari 40 orang anggota parlemen dari 2 partai AS pada hari Rabu menandatangani surat yang ditujukan kepada Menlu Mike Pompeo, Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.

Surat itu menyatakan bahwa rezim komunis Tiongkok melakukan tindakan yang mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan di bagian barat Provinsi Xinjiang.

Parlemen AS mendesak pihak berwenang AS memperkuat kontrol ekspor untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tidak menjadi kaki tangan komunis Tiongkok baik secara langsung atau tidak langsung dalam membantu komunis Tiongkok melakukan penindasan terhadap warga di Xinjiang.

Anggota parlemen yang berpartisipasi dalam penandatanganan surat tersebut termasuk Senator Republik Marco Rubio dan anggota Kongres Chris Smith, Senator Demokrat Bob Menendez dan Anggota Kongres James McGregor dan lainnya.

Dalam surat itu, anggota parlemen mendesak pemerintah AS untuk mempercepat pemberlakuan sanksi  terhadap Chen Quanguo, Sekretaris Komite Partai Daerah Otonomi Xinjiang Uygur dan anggota Politbiro beserta pejabat komunis Tiongkok lainnya yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia serius.

Selain itu, anggota parlemen meminta kepada pemerintah untuk memperkuat pengungkapan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar, sehingga investor dapat memahami apakah perusahaan-perusahaan Tiongkok di pasar modal AS juga ikut konspirasi untuk melanggar hak asasi manusia.

Surat itu secara khusus menyinggung perusahaan Hikvision dan Dahua Technology yang memproduksi peralatan audiovisual. Komunis Tiongkok telah menggunakan produk peralatan dari 2 perusahaan tersebut untuk memantau rakyat Tiongkok.

“Kita kecewa karena sampai saat ini pemerintah belum memberlakukan sanksi terhadap komunis Tiongkok atas pelanggaran HAM yang sistematis dan terus menerus berlangsung di Xinjiang, tulis seorang anggota parlemen dalam surat itu. Meskipun kami menyambut gembira kutukan keras terhadap penindasan komunis Tiongkok di Xinjiang yang telah disampaikan oleh Wapres. Mike Pence dan pejabat lainnya. Namun hanya berupa kutukan verbal saja kita nilai masih belum cukup,” demikian parlemen AS.

Pakar PBB mengatakan bahwa komunis Tiongkok di Xinjiang telah menangkap lebih dari 1 juta orang warga etnis Uighur, warga Muslim lainnya dan menjebloskan mereka ke dalam pusat-pusat penahanan.

Sekarang semakin banyak negara-negara Barat dan organisasi hak asasi manusia mengutuk komunis Tiongkok atas tindakan melanggar HAM. Tetapi komunis Tiongkok membantah bahwa pusat-pusat penahanan ini adalah pusat pelatihan kejuruan.

Sejak akhir tahun lalu, pemerintahan Trump telah mempertimbangkan apakah akan menjatuhkan sanksi pada pejabat Tiongkok yang terlibat langsung dalam pelanggaran, termasuk Chen Quanguo, meskipun Beijing pernah menyatakan penentangan.

Pemerintah federal AS dapat menjatuhkan sanksi pada individu dan entitas yang melanggar hak asasi manusia di negara-negara di seluruh dunia di bawah undang-undang ‘Global Magnitsky Ac’, membekukan aset mereka di Amerika Serikat, mengeluarkan larangan bepergian, dan melarang warga Amerika Serikat berdagang dengan mereka. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

Imigran Ilegal Rusuh di Dekat Perbatasan Yunani dengan Eropa Barat

0

EpochTimesId — Puluhan pengungsi dan imigran ilegal yang terjebak di Yunani berkumpul di sebuah tanah lapang di dekat perbatasan utara negara itu pada hari Kamis, 4 April 2019. Mereka berusaha melakukan perjalanan ke utara menuju negara-negara Eropa Barat yang maju.

Sekelompok kecil orang termasuk anak-anak tiba di kebun itu, di sebelah kamp migran dan pengungsi Diavata di dekat perbatasan dengan Makedonia Utara. Mereka membawa barang-barang mereka di punggung mereka.

Sejumlah migran memasang tenda di padang rumput. Perkelahian singkat terjadi dengan polisi ketika lebih banyak orang yang datang.

Langkah itu tampaknya didorong oleh laporan di media sosial tentang rencana gerakan terorganisir untuk melintasi perbatasan barat laut Yunani dengan Albania pada awal April, dan kemudian melakukan perjalanan ke utara.

“Besok, hari ini, semua orang yang datang ke sini, kita akan pergi ke perbatasan. Perbatasan apa pun. Kita perlu membuka perbatasan,” kata Dario, seorang pengembara Kurdi Irak.

“Kehidupan di Yunani tidak baik, sulit,” sambung Dario.

Imigran gelap dan pengungsi berdiri di sebelah sebuah kamp di kota Diavata di Yunani utara, pada 4 April 2019. (Foto : Alexandros Avramidis/Reuters/The Epoch Times)

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengeluarkan peringatan terhadap apa yang digambarkannya sebagai informasi dan desas-desus palsu.

“Perlu diketahui bahwa pergerakan informal ini, baik melalui darat atau laut, berisiko dan berbahaya,” kata UNHCR.

“Upaya untuk melintasi perbatasan secara tidak teratur seringkali tidak berhasil, dan dapat menanggung konsekuensi serius termasuk penangkapan, penahanan, pemisahan keluarga dan bahkan kematian.”

Puluhan ribu pengungsi dan imigran gelap, terutama dari Suriah, Irak, dan Afghanistan, menjadi terlantar di Yunani ketika negara-negara Balkan menutup perbatasan mereka pada 2016. Rute itu adalah jalan lintas utama ke Eropa utara.

Sebuah kamp darurat bermunculan di ladang lain pada tahun 2016, di dekat desa Idomeni dan menjamur menjadi sebuah komunitas kecil dengan sedikitnya 10.000 orang yang berkemah dalam kondisi yang terlalu padat dan tidak bersih. Otoritas Yunani akhirnya membongkarnya. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Membongkar Taktik Komunis Tiongkok Menumbangkan Eropa dengan Strategi Memecah Belah dan Menaklukkan

Joshua Philipp

Ketika Partai Komunis Tiongkok mengambilalih kekuasaan di Tiongkok setelah Perang Dunia II, pemimpin Tiongkok saat itu Mao Zedong menyusun strategi unik: “Kota dikelilingi oleh pedesaan.”

Strategi yang sama ini kini digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk menumbangkan Eropa — untuk berkuasa atas Eropa, hingga Eropa terlalu terlambat menyadari ditumbangkan oleh Tiongkok.

Eropa telah berusaha untuk melakukan hubungan yang lebih adil dengan Tiongkok melalui Uni Eropa. Di sisi lain, Partai Komunis Tiongkok ingin terlibat dengan setiap negara Eropa — menjadikannya partai yang lebih besar, dan memungkinkannya untuk lebih mudah meningkatkan kekuasaan, pengaruh, dan kekuatannya.

Para pemimpin Uni Eropa bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping pada 26 Maret 2019 di Perancis, dalam negosiasi yang dibingkai sebagai “secara hati-hati” dari pihak Uni Eropa.

Laporan Komisi Eropa pada 12 Maret 2019 menunjukkan kehati-hatian ini, dengan menggambarkan Partai Komunis Tiongkok sebagai “pesaing ekonomi” dan “pesaing sistemik” bagi  Eropa.

Namun, tepat sebelum pertemuan yang tampaknya hati-hati ini dilakukan dengan pijakan yang lebih setara, Xi Jinping melakukan perjalanan ke Roma, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte dalam kunjungan tiga hari.

Giuseppe Conte kemudian menyetujui rencana pengembangan “One Belt, One Road” dari Partai Komunis Tiongkok, yang menjadikan Italia sebagai negara G-7 pertama yang bergabung dalam proyek “One Belt, One Road” milik Tiongkok.

Dengan membuat Giuseppe Conte mendukung tujuannya, tanpa komentar  dari para pemimpin Eropa lainnya, hal itu memungkinkan Xi Jinping untuk melangkah masuk ke wilayah Eropa sebelum pertemuan yang lebih resmi dengan Uni Eropa.

Taktik yang Lebih Jitu

Pada awal didirikannya Partai Komunis Tiongkok, strategi Mao Zedong untuk “mengelilingi kota dengan pedesaan” dilaksanakan secara dini sehingga memungkinkan pasukan Partai Komunis Tiongkok terhindar dari medan pertempuran yang sulit.

Sebagai gantinya pertama-tama merebut ladang dan sumber daya yang diandalkan oleh kota-kota untuk bertahan hidup. Ketika para pemimpin di pedesaan menyadari apa yang sedang terjadi, semuanya sudah terlambat.

Pengulangan strategi ini ditemukan di bawah “taktik salami” (taktik memecah belah melalui ancaman dan persekutuan) Soviet untuk subversi, dan “strategi kubis” rezim Tiongkok yang lebih baru digunakan di Laut Tiongkok Selatan. Kedua strategi ini bekerja mulai dari lingkaran luar masalah, kemudian secara bertahap bergerak ke tengah untuk menaklukkan.

Di bawah Soviet, strategi ini mengambil banyak bentuk. Ini termasuk operasi berpengaruh yang secara perlahan-lahan melakukan kompromi dengan politisi asing, penciptaan faksi oposisi dalam partai politik yang ada, pembentukan organisasi akar rumput untuk membuat perselisihan, dan banyak taktik lainnya.

Sementara ‘taktik salami’ sedang dilakukan, fokus utama dari penghasut Soviet adalah untuk menjaga target mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Strategi Kubis

Pada Mei 2013, Mayor Jenderal Zhang Zhaozhong dari Partai Komunis Tiongkok menggambarkan bagaimana ia akan mengambil alih Laut China Selatan dengan menggunakan metode serupa.

Zhang Zhaozhong menjelaskan untuk merebut wilayah yang disengketakan, Partai Komunis Tiongkok pertama-tama akan mengirim kapal penangkap ikan, kemudian kapal pengintai maritim untuk patroli, dan akhirnya kapal perang.

“Pulau itu dibungkus selapis demi selapis seperti kubis… strategi kubis telah terbentuk. Untuk banyak hal, kita harus mengambil waktu yang tepat untuk melakukannya,” kata Zhang Zhaozhong.

Ketika diterapkan pada lingkungan politik saat ini, Partai Komunis Tiongkok menggunakan pendekatan dasar yang sama. Dalam programnya seperti rencana One Belt, One Road atau OBOR, tujuan utama Partai Komunis Tiongkok adalah menyalip Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia – baik dari segi ekonomi maupun pengaruhnya – namun hal tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung.

Daripada berkonfrontasi secara langsung dengan Amerika Serikat, atau bahkan Eropa dalam hal ini, Partai Komunis Tiongkok mulai berada di daerah sekitar Amerika Serikat dan Eropa.

Partai Komunis Tiongkok mulai mendorong rencana One Belt, One Road” di negara dunia ketiga terlebih dahulu. Dan, telah berhasil memperoleh kendali politik dan infrastruktur negara di wilayah tersebut dan program terkait di Amerika Latin, Afrika, dan sebagian Asia.

Dalam strategi Partai Komunis Tiongkok, Amerika Latin, Afrika, dan Asia adalah lingkaran terluar wilayah. Lingkaran berikutnya menuju Amerika Serikat adalah Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Kanada — yang semua negara di wilayah tersebut kini menjadi target Partai Komunis Tiongkok untuk membangun proyek infrastruktur di negara tersebut, dengan berbagai tingkat kontroversi.

Jika Partai Komunis Tiongkok dapat menguasai negara-negara ini — membangun berbagai infrastruktur yang kritis, membeli sektor ekonomi inti, menumbangkan lingkaran politik, dan menggunakan perangkap utang — maka pengaruh kekuasaan dan ekonomi Amerika Serikat akan sirna di dunia ini.

Kondisi yang menguntungkan

Dari sudut pandang peperangan Tiongkok kuno, mengamati pola perubahan dalam masyarakat untuk memahami arah masa depan, Eropa telah menjadi medan pertempuran yang dapat terwujud melalui subversi.

Dengan adanya Brexit, Uni Eropa terancam bubar. Dan banyak pemimpin Eropa beraliran sosialis secara terbuka menentang model yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Di mata Partai Komunis Tiongkok, kondisi seperti ini sangat  menguntungkan untuk dieksploitasi.

Ini adalah senjata subversi yang biasa dipakai secara keseluruhan: untuk mengamati kecenderungan yang memburuk dalam masyarakat, dan untuk memperbesar momentum mereka.

Dalam hal politik internasional, ketika negara-negara melepaskan diri dari model yang dipimpin Amerika Serikat yang memberi nilai pada kebebasan individu dan hak asasi manusia, negara-negara tersebut cenderung beralih ke arah model Tiongkok, yang memiliki pendekatan “lakukan apa yang anda kehendaki” untuk melanggar hak asasi manusia dan totaliter kendali sosial.

Hal ini berlaku dengan jatuhnya “revolusi merah muda” Amerika Latin, yang membuat banyak negara keluar dari Amerika Serikat dan bergerak ke arah sistem global yang didominasi oleh Iran, Rusia, dan Tiongkok.

Untuk Partai Komunis Tiongkok, permainan ini adalah memecah belah dan merebut simpati. Sulit untuk konfrontasi secara langsung dengan negara-negara besar, tetapi jika negara-negara ini dapat dipecah belah seperti negara  Balkan dan ditangani satu per satu, maka negara-negara seperti ini akan menjadi sasaran empuk. (Vv/asr)

Joshua Philipp adalah reporter investigasi senior untuk The Epoch Times.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=hSWbxum6KEg

Jatuhnya Pesawat Udara Ethiopian Airlines, Siapa Pembunuh Sesungguhnya?

Jin Yan

Hanya dalam 130 hari, dua pesawat penumpang jenis Boeing 737 MAX 8 yang masing-masing merupakan milik maskapai Lion Air dan Ethiopian Airlines mengalami petaka yang jarang dijumpai dalam sejarah dirgantara, menyebabkan 346 orang tewas, tanpa satu pun korban hidup.

Walaupun penyebab jatuhnya pesawat masih dalam investigasi, namun untuk menghindari terulangnya tragedi, saat ini seluruh dunia telah menghentikan penerbangan dengan pesawat jenis ini.

Tidak diragukan lagi, perusahaan Boeing AS adalah raksasa penerbangan yang telah memiliki sejarah panjang seratus tahun. Perusahaan ini bisa disebut sebagai imperium dirgantara merek lama dunia.

Seri Boeing 737 adalah jet penumpang mesin ganda jarak pendek dan menengah yang diproduksinya, dan telah dijual komersil selama lebih dari setengah abad.

Perusahaan Boeing telah mengembangkan 4 generasi pesawat tipe Boeing 737. Pesawat ini menjadi sebuah model yang telah mapan dan tersebar di seluruh dunia.  Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines yang jatuh itu adalah model utama generasi ke-4 yang baru dikembangkan oleh perusahaan Boeing.

Atas dasar keselamatan penerbangan sebagai rangkaian krusial yang meliputi awal hingga akhir riset pengembangan pesawat besar, setelah diluncurkan, salah satu nilai jual dan promosi Boeing terhadap pesawat tipe ini adalah “aman dan dapat diandalkan”.

Akan tetapi, satu persatu petaka udara bisa dibilang telah menjadi ironi terbesar terhadap model pesawat yang “matang” ini maupun terhadap Boeing.

Lalu, apa sebenarnya penyebab kerap jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 jenis baru ini?

Adanya kemiripan dua kali kecelakaan ini, seluruh dunia hampir berbarengan menuding biang naas kecelakaan di udara ini adalah sistem MACS (Automated ‘Anti-Stalling’ System)  atau sistem daya angkat pesawat yang baru ditambahkan pada MAX 8.

Pihak luar menduga, agar mampu bersaing dalam kompetisi dengan jenis pesawat A320 NEO milik Airbus, 737 MAX telah memasang mesin turbofan tipe LEAP yang lebih besar dan lebih hemat bahan bakar. Namun karena mesin turbofan itu terlalu besar, aliran udara pada permukaan turbofan telah mengacaukan aliran udara pada sayap pesawat, menyebabkan pesawat mudah kehilangan kecepatannya saat terbang dalam kondisi sudut sensor  Angel of Attack atau AOA yang besar.

Untuk mencegah pesawat jatuh akibat kehilangan kecepatan, Boeing pun mengembangkan seperangkat sistem stabilisator MACS untuk mendeteksi sudut serang pesawat. Ketika sudut sensor AOA melampaui batas aman, maka pesawat secara otomatis akan menurunkan moncongnya selama 10 detik, sampai sudut sensor AOA pesawat menjadi normal, akan otomatis terbebas kembali.

Mungkin bisa terjadi ‘perang manusia dengan mesin’ pada sistem itu, memperebutkan hak kendali pesawat dengan pilot, dan terus mengendalikan pesawat agar turun. Hanya pada saat kendali manual pilot sesuai dengan kondisi sistem itu, sistem MACS baru akan berhenti dan menyerahkan hak kendali pada pilot.

Lewat gudang data milik NASA Amerika Serikat, berbagai media massa AS seperti FOX News, AP dan lain-lain, telah mendapati bahwa dalam beberapa bulan terakhir, banyak pilot yang menggunakan nama samaran telah mengemukakan kondisi aneh yang terjadi saat menerbangkan Boeing 737 MAX 8 di gudang data tersebut. Laporan menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi keamanan pesawat itu.

Menurut berita, kekhawatiran tersebut terutama berpusat pada masalah sistem auto-pilot pada pesawat. Masalah itu umumnya terjadi pada saat pesawat lepas landas, dan pada saat moncong pesawat menurun sementara pilot berusaha keras menarik sudut ketinggian moncong pesawat.

Kejadian dua kali naas di udara baru-baru ini terjadi pada saat pesawat lepas landas, masing-masing pesawat jatuh dalam kurun waktu 13 menit dan 6 menit setelah lepas landas.

Bisa dilihat, berulangnya kecelakaan pada 737 MAX disebabkan karena desain awal Boeing 737 tidak sesuai dengan mesin turbofan tipe baru itu.  Sehingga para ahli rancang Boeing terpaksa harus memasangkan sistem MACS yang tidak bisa diandalkan itu pada pesawatnya, agar dapat mengangkat moncong pesawat dengan pengurangan daya dorong.

Pesawat milik Airbus tipe A320 dan A321 yang juga menggunakan mesin turbofan jenis LEAP yang sama dengan Boeing tidak mengalami kecelakaan udara seperti ini.

Insiden ini telah membuktikan bahwa masalah pada 737 MAX bukan terletak pada mesin turbofan, biang penyebab bencananya mungkin adalah kecerdasan buatan pada sistem autopilot-nya.

Pasca tragedi Ethiopian Airlines, Presiden Trump menulis dua cuitan yang juga secara langsung menyatakan tidak bisa menerima rancangan pada sistem kecerdasan pada MACS milik Boeing in.

Betapa pun pintarnya AI atau kecerdasan buatan ini tetap tidak bisa merebut hak kendali pesawat dari penerbangnya. Lalu, Trump juga menanda-tangani ‘instruksi darurat’, yang memerintahkan berhenti terbang bagi semua pesawat Boeing jenis 737 MAX 8 dan MAX 9.

Sejak memasuki era peradaban, umat manusia selalu mencemaskan pada suatu hari nanti akan dimusnahkan.

Sebuah asteroid menabrak bumi, bencana nuklir, serta air bah dan wabah penyakit telah menjadi ‘ketakutan kiamat’ yang menjadi tren di era ini. Akan tetapi, yang justru mencemaskan para ilmuwan adalah, seiring dengan penggunaan berbagai teknologi canggih berkat adanya kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Begitu robot AI telah mengembangkan pemikirannya sendiri, maka robot AI akan menggantikan manusia menguasai dunia ini,  sehingga dapat memusnahkan umat manusia.

Maret 2016, robot AI bernama AlphaGo telah mengalahkan juara catur Go dunia sekaligus pemain catur profesional Dan (tingkat) 9 yakni Lee Se-Dol, yang menarik perhatian seluruh dunia terhadap “kecerdasan buatan” atau Artificial Intelligence (AI) ini.

Masyarakat begitu terkejut karena AI telah berkembang begitu pesat tanpa disadari, kemampuannya meniru dan tingkat kecerdasannya telah melampaui bayangan manusia.

Kini, bepergian dengan mobil AI, berbicara dengan robot Xiao-ice, menyaksikan siaran berita gabungan AI, mengobati tumor kanker dengan dokter AI “Watson.” Terus sering dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan, AI telah perlahan menyusup masuk ke berbagai aspek kehidupan manusia.

Dari hasil riset manusia terhadap struktur tubuh AI selama setengah abad menunjukkan: mesin dapat mengalahkan pemain catur manusia yang paling handal. Robot yang menyerupai manusia dapat berjalan dan berinteraksi dengan manusia. Robot AI di banyak hal melampaui otak manusia.

Saat ini robot tidak hanya semakin mendekati mendeteksi bahasa manusia dan wajah manusia, bahkan dalam hal tertentu melampaui kemampuan manusia, dan di masa mendatang dapat menggantikan manusia mengemudikan mobil, mendiagnosa penyakit, mengajarkan pengetahuan, memeriksa produk dan lain-lain.

Robot tidak akan menjadi sekedar alat yang sederhana saja, melainkan mungkin akan menggantikan manusia membuat keputusan dan strategi. Teknologi komputer yang canggih “mungkin akan lebih berbahaya daripada senjata nuklir.”

Fisikawan Stephen Hawkins yang selalu menjelajahi misteri alam semesta juga telah membuat ramalannya terhadap kecerdasan buatan (AI): di masa mendatang AI mungkin akan menjadi pemusnah umat manusia!

Menurut Hawkins, teknologi AI pada awal pengembangannya memang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia, tapi robot mungkin akan terus merancang dirinya sendiri secara cepat. Dan, manusia akan terhalang oleh kecepatan regenerasi biologisnya sehingga tidak mampu menyaingi robot, dan pada akhirnya akan dilampaui oleh robot.

Di saat manusia sedang terlena di tengah kemudahan dari AI ini, bahkan kemudahan itu telah memabukkan kesadaran manusia, tidak pernah puas ibarat lubang tanpa dasar yang tidak akan pernah penuh, tidak akan sulit untuk mendorong perkembangan AI.

Kedua unit pesawat Boeing 737 MAX 8 jatuh berturut-turut akibat sistem MACS, mungkin adalah peringatan bagi manusia: jangan sekali-sekali terlena pada teknologi modern, jangan sampai dibawa menuju kehancuran oleh kecerdasan buatan ini! (SUD/WHS/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=fGk-f-0y0gQ