Home Blog Page 1834

Anggota Kongres AS Kritik Komunis Tiongkok Ingin Mendominasi di Seluruh Dunia

Epochtimes.id- Anggota Kongres Texas, AS dari Partai Republik, anggota senior DPR Komite Urusan Luar Negeri Rep. Michael McCaul, R- TX mengecam pemerintahan Komunis Tiongkok.

Hal demikian disampaikannya saat mendatangi Wilson Center untuk membahas masalah topik panas internasional saat ini, pada Senin (1/4/2019).

“Ekspansi Sabuk Ekonomi Jalur Sutra menunjukkan bahwa komunis Tiongkok bermaksud untuk mendominasi ekonomi global, ia adalah musuh nomor satu Amerika Serikat,” katanya.

Menurut VOA, Jane Harman, presiden Wilson Center menyebutkan bahwa OBOR Tiongkok direncanakan akan mencapai Samudra Arktik. Ini dikarenakan  saat lapisan es di kutub utara itu mencair, maka akan membentuk permukaan laut baru dan rute baru untuk menghubungkan antara Eropa dengan Asia.

Menurut dia, rute tersebut akan sangat mempersingkat perjalanan antara kedua tempat. Investasi Tiongkok dalam infrastruktur dan kapal pemecah es di daerah ini berarti bahwa OBOR  telah diperluas sampai ke perbatasan AS.

Ketika Michael McCaul menjabat ketua Komite Keamanan Nasional Dewan Perwakilan Rakyat AS, laporan singkat terakhir mengenai ancaman dilakukan oleh departemen kontra intelijen FBI.

Departemen ini mengatakan bahwa fokus pekerjaannya sedang bergeser dari ekstremis teroris ke komunis Tiongkok. Dia mengatakan bahwa ini berarti bahwa komunis Tiongkok adalah ancaman utama. Rusia adalah ancaman, tetapi komunis Tiongkok telah memperluas pengaruh globalnya melalui inisiatif OBOR mereka.

Presiden El Salvador sebelum mundur dari jabatan telah menandatangani perjanjian dengan komunis Tiongkok untuk mempersilakan Tiongkok menggunakan dua pelabuhan mereka. Orang Tiongkok bahkan membawa pekerja mereka sendiri dan menyerap sumber daya alam negara itu, pada dasarnya ekonomi El Salvador telah dikendalikan oleh Tiongkok.

McCaul mengatakan : “Mereka akan membawa 5G. Ketika komunis Tiongkok mengusulkan 5G, itu berarti negara itu akan menjadi miliknya.”

McCaul mengatakan, orang Tiongkok telah menguasai pelabuhan di Sri Lanka, lalu mendirikan pangkalan militer di Djibouti, dan mengambil keuntungan dari pangkalan militer AS. Dia mengatakan bahwa komunis Tiongkok sangat agresif dalam hal ini.

McCaul juga berbicara tentang negosiasi perdagangan AS – Tiongkok yang sedang berlangsung, mengatakan bahwa pencurian kekayaan intelektual harus harus dimasukkan ke dalam perjanjian.

“Mereka telah mencuri triliunan dolar dari ekonomi kita, di universitas kita dan departemen penelitian, terutama institusi medis,” kata McCaul.

Ketika ia ditanya apakah Amerika Serikat terlalu keras dalam menghadapi Tiongkok, apakah perlu meninggalkan kebijakan kontak ? McCall mengatakan : “Mereka adalah pesaing. Kita harus melihat mereka seperti itu. Mereka ada di seluruh dunia, dan tujuan akhir mereka adalah untuk mendominasi ekonomi dunia.” (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=6n-vG6ofscA

Terjebak di Lift Selama 21 Jam, Wanita Ini Mengirim Pesan yang Tak Sampai ke Suaminya

Oleh Daniel Holl

Seorang wanita terjebak sendirian di dalam lift selama 21 jam sebelum  diselamatkan oleh polisi di Provinsi Jiangxi, Tiongkok menurut laporan pada 26 Maret 2019 dari berbagai media Tiongkok.

Sementara terjebak di lift, wanita tersebut mengirim banyak pesan teks kepada suaminya, menyatakan cintanya yang mendalam kepada sang suami karena ia takut ia akan mati.

Namun, pesan teks tersebut tidak terkirim karena sinyal telepon genggam yang lemah.

Pada tanggal 20 Maret 2019, sekitar pk 15,00, Zou keluar bersama suaminya Xu. Zou ingin melihat rumah mereka yang baru dibeli di sebuah gedung tinggi yang baru dibangun. Kemudian Xu kembali ke kantor milik mereka.

Namun, ketika Zou naik lift, lift tersebut macet di lantai 26. Ia menekan tombol darurat untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada yang menjawab.

“Ketika aku mencoba menelepon 110, tidak ada sinyal, jadi aku terus-menerus menekan bel darurat,” kata Zou dalam video yang beredar luas di Weibo, Twitter versi Tiongkok. “110” adalah 911 versi Tiongkok.

Sementara itu, Xu mulai khawatir mengenai istrinya. Sekitar pk 16.00, teleponnya tidak aktif saat aku meneleponnya, jadi kupikir teleponnya kehabisan baterai,” kata Xu dalam video.

Xu mengatakan dalam video bahwa ia bertanya-tanya dalam hati apakah Zou dirampok atau mengalami kecelakaan mobil. Xu terus mencarinya sepanjang hari, dan harus berhenti di malam hari.

Zou mulai kehilangan harapan dan hanya memikirkan suaminya. “Pada saat itu, kupikir, oh Tuhan, ada 26 lantai, bagaimana orang menemukanku? Jadi aku meninggalkan pesan teks untuk suamiku,” kata Zou. Zou tahu baterainya hampir habis maka ia mengirimkan SMS untuk mencurahkan isi hatinya yang tulus kepada suaminya.

Pesan Cinta Melalui SMS

“Suamiku, aku terjebak di dalam lift, mungkin aku tidak akan pernah keluar [dari sini]. Aku mencintaimu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin menjadi istrimu di kehidupan selanjutnya,” demikian isi SMS Zou yang ditunjukkan dalam video.

Zou terjebak di lift sepanjang malam, dan berkata ia tidak dapat tidur ketika  berbaring di lantai lift yang dingin.

“Aku benar-benar mencintaimu, kuharap setelah aku mati kau akan  menemukan istri yang luar biasa …. yang akan memasak untukmu dan melahirkan anakmu …. Jangan lupakan aku,” tulis Zou.

Pada tanggal 21 Maret 2019, hari berikutnya sekitar pk 09.00, Xu melapor kepada polisi bahwa istrinya hilang.

Polisi menelusuri kembali langkah Zou dan pergi ke gedung untuk mencarinya.

Ketika polisi memasuki gedung, mereka melihat lampu lift berkedip, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Polisi pergi untuk memeriksa setiap lantai. Dan akhirnya, mereka mendengar Zou memanggil bantuan. Pintu-pintu dibuka paksa, dan Zou dibawa keluar dari lift oleh polisi. Zou berhasil diselamatkan sekitar pukul 12:30 malam.

Ketika akhirnya dipersatukan kembali, Zou memeluk suaminya dengan mata berkaca-kaca. (vv/asr)

Kunjungan Sehari ke Beijing, PM Selandia Baru Bicarakan Isu Rumit Bagi Komunis Tiongkok

0

Epochtimes.id- Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menggelar kunjungan resmi ke Tiongkok, Senin (1/4/2019). Selama kunjungan sehari itu, Jacinda Ardern menemui pemimpin komunis Tiongkok. Ia menyinggung soal masalah-masalah rumit seperti Huawei dan hak asasi manusia.

Soal Huawei yang gagal mendapatkan persetujuan dari Badan Keamanan Komunikasi Pemerintah Selandia Baru atau Government Communication Security Bureau – GCSB – Ardern mengatakan ia telah secara aktif mengangkat masalah ini dengan Presiden Xi Jinping.

Bulan Nopember tahun lalu, GCSB mengumumkan larangan terhadap perusahaan Huawei untuk berpartisipasi dalam pembangunan jaringan 5G dengan perusahaan raksasa telekomunikasi Selandia Baru ‘Spark’.

Pada 14 Januari lalu, Menteri GCSB Selandia Baru Andrew Little telah memberikan tanggapan atas pertanyaan Huawei. Selandia Baru menyebutkan bahwa Undang-undang intelijen komunis Tiongkok adalah alasan yang sudah diketahui secara umum mengapa Selandia Baru melarang Huawei.

Jacinda Ardern mengungkapkan, ia menjelaskan kepada Xi Jinping bahwa keputusan Selandia Baru menolak Huawei adalah sesuai dengan prosedur yang dikehendaki Selandia Baru yang menentukan cara membuat keputusan. Dia menunjukkan langkah yang sudah ditempuh pada saat ini.

Sebelum pertemuan, Ardern mengatakan kepada media bahwa ia akan menyampaikan kepada pihak berwenang Tiongkok bahwa keputusan Selandia Baru tentang Huawei tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik maupun diplomatik.

Selain itu, Ardern menyinggung soal HAM dengan Xi Jinping. “Terutama yang terkait dengan Xinjiang” dan penahanan besar-besaran terhadap Muslim Uighur,” kata Ardern.

Setelah insiden penembakan rasis yang mengejutkan di Selandia Baru, kunjungan Ardern ke Tiongkok yang dijadwalkan satu minggu menjadi sehari.

Selama pertemuannya dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, ia membahas masalah-masalah seperti peningkatan kerjasama Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok – Selandia Baru. Kemudian ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping.

Selandia Baru adalah negara maju Barat pertama yang menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Tiongkok.

Xi Jinping juga menyatakan penghargaannya kepada Ardern karena komitmennya yang berulang-ulang terhadap hubungan Tiongkok – Selandia Baru sejak ia memangku jabatan.

Hubungan antara pemerintah Ardern dengan pemerintah Tiongkok terus berada dalam kondisi tegang.

Pemerintah Selandia Baru secara terbuka menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya pengaruh komunis Tiongkok di wilayah Pasifik Selatan. Selandia Baru juga menolak perusahaan telekomunikasi raksasa Tiongkok, Huawei untuk berpartisipasi dalam putaran pertama penawaran lokal untuk pembangunan jaringan seluler 5G di negara itu.

Pada Maret lalu, pihak Tiongkok telah membatalkan keikutsertaannya dalam upacara pembukaan Tahun Pariwisata Tiongkok – Selandia Baru yang diadakan di Selandia Baru. Hal ini  menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh yang semakin besar dari komunis Tiongkok di Pasifik dan ketegangan antara kedua negara.

Sejauh mana kunjungan PM. Jacinda Ardern mampu meningkatkan hubungan kedua negara ? Mari kita pantau bersama. (sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=6n-vG6ofscA

Survei Roy Morgan : Jokowi 56,5 Persen, Prabowo 43,5 Persen

Epochtimes.id- Jelang dua minggu pemilu presiden 2019 digelar 17 April 2019 mendatang, lembaga survei asal Australia, Roy Morgan merilis hasil survei Pilpres 2019 terbaru.

Melansir dari laman Roy Morgan, elektabilitas capres 01 Jokowi sebesar 56,5 persen dan 02 Prabowo 43,5 persen.

Survei menunjukkan elektabilitas Jokowi mengalami penurunan 0,5% dari Februari 2019 dan masih jauh di depan lawannya, Prabowo Subianto yang naik 0,5% menjadi 43,5%.

Menurut Roy Morgan survei terbaru  dilakukan pada Maret 2019 dengan 1.102 Pemilih berusia di atas 17 tahun.

PDI-P mendapat dukungan 39% atau turun 3,5% sejak Februari 2019. Dukungan untuk Gerindra tidak berubah sebesar 21% pada Maret ini. Sisa 40% dukungan tersebar di antara banyak partai yang ikut pemilihan.

Capres petahana unggul di daerah pedesaan seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Sementara Prabowo terkuat di Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi dan Kalimantan. Secara keseluruhan, di daerah pedesaan eletabilitas Jokowi 63% dan Prabowo 37%.

Wilayah perkotaan jauh lebih kompetitif , Prabowo unggul di ibukota Jakarta, Jawa Barat termasuk Banten. Prabowo mempersempit celah di daerah perkotaan sebesar 6% pada bulan lalu. Namun Jokowi mempertahankan keunggulan yang sempit yakni Jokowi 51,5% dan Prabowo 48,5%.

Dukungan untuk Jokowi  terkuat di Jawa Tengah dengan  mendapatkan dua pertiga dukungan yakni Jokowi 66% dan Prabowo 34%. Dukungan petahana bahkan lebih kuat di Jawa Timur dan Bali: Jokowi 78% dan Prabowo 22%. Jokowi unggul di Sumatera Utara dengan perbandingan Jokowi 58,5% dan Prabowo 41,5%.

Dukungan untuk penantang Prabowo Subianto kuat di Jawa Barat, Banten, Jakarta  yakni 52,5% dan Jokowi 47,5%.

Di Sumatera Prabowo 56,5% dan Jokowi 43,5%.Prabowo unggul di Sulawesi dan Kalimantan. Di Sulawesi, Prabowo 61% dan Jokowi 39%. Sementara Prabowo 59,5% dan Jokowi 40,5% dengan selisih yang signifikan di Kalimantan.

Survei Pilpres dan Pileg ini dilakukan dari pertengahan Februari 2019 hingga pertengahan Maret 2019. Metodologi survei dengan wawancara tatap muka dilakukan di 17 provinsi. Lebih dari 6% pemilih di kedua jajak pendapat tidak dapat mengatakan siapa yang mereka dukung. (asr)

Seorang Ayah Bunuh Diri Setelah Kepala Sekolah Memukul Putranya

oleh Daniel Holl

Seorang lelaki melompat keluar jendela dari lantai lima sebuah rumah sakit tempat putranya dirawat, jatuh dan meninggal. Melansir dari media pemerintahan disponsori Tiongkok, The Paper, putra lelaki ini berada di rumah sakit akibat dipukul oleh kepala sekolah karena berperilaku tidak sopan.

Xu bunuh diri pada 13 Maret 2019 di sebuah rumah sakit di Provinsi Sichuan, Tiongkok. Istrinya, Tan, percaya Xu bunuh diri karena dia tidak dapat menerima kritik mengenai perilaku putra mereka di media sosial.

Banyak komentar media sosial menuduh Jay sebagai “anak beruang,” julukan  untuk anak manja dan tidak disiplin di Tiongkok. Kepala sekolah dasar, Hu Gang, telah dipecat dari jabatannya

Insiden Pemukulan

Anak laki-laki itu berusia 12 tahun, diberi nama samaran Jay, berada di dekat rumahnya pada sore hari 7 Maret 2019. Ketika Hu Gang, kepala sekolah, lewat, ia mendengar Jay meneriakkan nama panggilan yang agak menghina baginya.

Jay meneriakkan “anak hitam” berulang-ulang pada Hu Gang. “Anak hitam” mengacu pada anak yang lahir di luar kebijakan satu anak di Tiongkok.

Hu Gang kepada The Paper mengatakan panggilan ‘anak hitam’ hanya dilakukan oleh teman-teman dekat Hu Gang, dan selain itu siapa pun yang memanggilnya “anak hitam” dianggapnya tidak sopan. Hu Gang juga mengatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa Jay pernah menjadi murid di sekolahnya.

Hu Gang segera menemui Jay. Hu Gang bertanya apakah orangtua Jay ada di rumah. Jay jawab tidak ada. Bertepatan saat itu, ayah Jay, Xu, tiba di rumah.

“Aku berkata kepada ayah anak itu, aku akan memberi anak itu pelajaran di depan anda,” kata Hu Gang kepada The Paper.

Hu Gang lalu mencubit dan menampar Jay. Hu mengatakan bahwa Xu tidak berusaha menghentikannya.

Ibu Jay, Tan, segera mengambil video luka yang diderita oleh Jay saat ia tiba di rumah dan membagikannya di media sosial.

“Lihat, bagaimana kepala sekolah Huzhu memukuli anak-anak. Putraku hanya mengatakan ‘anak hitam,’ putraku tidak mengerti … kepala sekolah memukuli seorang anak, membuat aku benar-benar marah,” kata Tan dalam video itu, menurut The Paper.

Orangtua Jay melaporkan Hu Gang ke polisi. Mereka membawa Jay ke rumah sakit dan mendapati Jay mengalami cedera jaringan lunak, tetapi Jay dalam kondisi stabil.

Pada tanggal 25 Maret 2019, Jay masih dirawat di rumah sakit.
Hu Gang menyesal memukul Jay.

“Tindakan tersebut memang terburu-buru. Aku benar-benar menyesalinya … Aku seharusnya membiarkan ayah bocah itu yang mendidiknya, sehingga tidak terjadi masalah sebesar ini,” kata Hu Gang kepada The Paper pada 25 Maret.

Konsekuensi

Pada 8 Maret 2019, Hu Gang, bersama istrinya, pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Jay. Mereka tiba lebih awal di pagi hari untuk meminta maaf kepada orangtua Jay. Hu Gang membayar biaya pengobatan Jay.

Investigasi atas insiden itu dimulai pada 8 Maret 2019. Diputuskan pada 10 Maret 2019 bahwa Hu Gang akan dipecat sebagai kepala sekolah. Jay mulai menerima perawatan psikologis pada11 Maret 2019.

Kemudian, pada 13 Maret 2019 pagi hari, tiba-tiba Xu bunuh diri dengan melompat dari jendela lantai lima rumah sakit. Pihak berwenang setempat mengatakan bahwa Xu melakukan bunuh diri. Istrinya, Tan, berada di tempat kejadian saat Xu melompat dari jendela.

The Paper tidak melaporkan sentimen duka apa pun dari istri Xu.
Seorang teman lama Xu, bernama Zhao, mengatakan bahwa Xu adalah pria yang jujur ​​dan pekerja keras yang tidak berjudi dan jarang minum arak. “Xu meletakkan makanan di atas meja, tetapi ia tidak pernah dapat mengucap sepatah kata pun, karena istrinya sering memarahinya,” kata Zhao kepada The Paper.

Zhao juga bertindak sebagai mediator antara keluarga dan Hu ketika mereka menegosiasikan kompensasi finansial.

Tan mengatakan bahwa ia mencurigai alasan bunuh diri suaminya adalah kritik luas yang diterima keluarga secara online, menurut The Paper. Tan tidak mau membahas aspek-aspek lain dari kehidupan Xu.

The Paper melaporkan bahwa beberapa netizen mengatakan: “Anak-anak beruang seharusnya dipukuli,” “anak itu tidak mengerti, orangtua bahkan lebih tidak mengerti lagi— jadi tidak mengerti,” “jika itu aku, aku akan memukulnya juga.”

Netizen yang lain menunjukkan kesalahan kepala sekolah: “Sebagai pendidik, apakah ini cara anda mendidik anak-anak?”

“Ada banyak orang menyalahkan putraku, bahwa kami sebagai orangtua tidak mendidiknya dengan baik, [Xu] merasa ia telah dipermalukan,” kata Tan kepada The Paper.

Tan mengatakan bahwa ia meminta Xu untuk tidak membaca komentar secara online, tetapi Xu tidak mendengarkannya. Adik ipar Tan mengatakan bahwa Xu adalah seorang pebisnis dan keluarganya tinggal di sebuah kota kecil — jadi setiap orang akan menggosipkan mereka, menurut The Paper. Tan mengatakan bahwa Xu tidak membela putranya sendiri, dan bahwa Xu tidak akan dapat menerima apa yang dikatakan orang lain mengenai dirinya.

Anak Beruang

Konsekuensi modern dari kebijakan satu anak di Tiongkok yang kini terlantar adalah “anak beruang.”

Dahulu anggota keluarga di Tiongkok sangat banyak. Kini yang terjadi adalah keadaan sebaliknya. Akibatnya, banyak keluarga memiliki empat kakek-nenek dan dua orangtua yang memusatkan semua perhatian mereka pada satu anak.

Sehingga ada beberapa kasus anak beruang menjadi anak yang sangat manja. Anak beruang sehari-hari disebut sebagai “kaisar kecil.”

Pada satu contoh, seorang nenek mengizinkan cucunya bermain dengan tombol lift. Ada juga wanita lain di lift bersama mereka. Wanita itu meminta sang nenek untuk menghentikan kelakuan cucunya, tetapi sebaliknya yang terjadi, sang nenek menyuruh wanita itu untuk mengurus urusannya sendiri.

Wanita itu memutuskan untuk membalas dendam pada anak beruang tanpa bertengkar. Ia mengambil suguhan lezat dari tasnya dan memakannya di depan bocah itu, mengejek si bocah dan menyebabkan masalah bagi si nenek. (Vv/asr)

 

Misi NASA Menemukan Planet Baru Paling Menjanjikan untuk Mendukung Kehidupan

0

EpochTimesId – Misi pesawat luar angkasa tanpa awak milik NASA, TESS untuk berburu planet baru dengan mengamati langit baru dimulai sejak Juli 2018. Akan tetapi, misi itu sudah membuat penemuan luar biasa.

Pada bulan Januari, tiga penemuan planet ekstrasurya terhubung ke pengamatan awal dari TESS. Sekarang, data yang dikumpulkan oleh TESS telah memastikan planet itu ukuran Saturnus.

TOI (TESS Object of Interest) 197.01 dianggap sebagai ‘Saturnus panas’. Ukurannya hampir sama dengan planet itu dan mengorbit bintang inangnya dari jarak dekat, dengan satu kali rotasi setiap 14 hari. Fakta itu menciptakan suhu permukaan tinggi di planet ini. Planet ini dideskripsikan dalam sebuah makalah yang akan diterbitkan dalam The Astronomical Journal.

Asteroseismologis menemukan planet ini dengan mempelajari gelombang seismik yang disebut ‘starquakes in stars’, dimana kecerahan tampak bergeser. Para astronom dapat menentukan usia bintang, serta massa dan jari-jarinya. Menggabungkan data itu dengan pengamatan lain mengungkapkan sifat-sifat eksoplanet yang mengorbit bintang-bintang inang.

Planet ekstrasurya adalah raksasa gas dengan jari-jari sembilan kali dari Bumi dan sekitar 60 kali massa Bumi. Bintangnya berusia 5 miliar tahun dan sedikit lebih berat dan lebih besar dari matahari kita.

“Ini adalah ‘seember-air’ pertama dari selang api data yang kami dapatkan dari TESS,” kata Steve Kawaler, rekan penulis studi dan profesor fisika dan astronomi Universitas Negeri Iowa, dalam sebuah pernyataan.

“Hal yang menarik adalah bahwa TESS adalah satu-satunya ‘pengamat’ untuk sementara waktu dan datanya sangat bagus sehingga kami berencana untuk mencoba melakukan sains yang tidak kami pikirkan. Mungkin kita juga bisa melihat bintang yang sangat redup—kurcaci putih—yang merupakan yang pertama dan mewakili masa depan Matahari dan tata surya kita.”

Satelit Survei Transit Exoplanet diluncurkan pada bulan April 2018 untuk melanjutkan tugas pemburu planet dari teleskop ruang angkasa Kepler, ketika misi bersejarah itu berakhir.

TESS mensurvei area di langit yang 400 kali lebih besar dari apa yang diamati Kepler, termasuk 200.000 bintang terdekat yang paling terang. Selama dua tahun, empat kamera bidang lebar di atas kapal akan ‘menatap’ berbagai sektor langit selama berhari-hari. Ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk mensurvei hampir seluruh langit.

Minggu ini, tim astronom mengidentifikasi daftar bintang yang paling menjanjikan untuk mendukung planet-planet di zona layak huni yang disebut TESS Habitable Zone Star Catalogue, yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters.

Katalog tersebut mencakup 1.822 bintang yang dapat diamati TESS di mana planet yang sedikit lebih besar dari Bumi akan ada di zona layak huni bintang mereka. Zona layak huni, yang disebut zona Goldilocks, adalah ketika kondisinya cukup hangat untuk memungkinkan air yang cair ada di permukaan planet. Dan air cair adalah fondasi kehidupan seperti yang diketahui dari planet Bumi.

“Kehidupan bisa ada di semua jenis dunia, tetapi jenis yang kita tahu dapat mendukung kehidupan adalah milik kita sendiri, jadi masuk akal untuk pertama-tama mencari planet yang mirip Bumi,” kata Lisa Kaltenegger, penulis utama dan anggota tim TESS Science di Universitas Cornell, dalam sebuah pernyataan. “Katalog ini penting untuk TESS karena siapa pun yang bekerja dengan data ingin tahu di sekitar bintang mana kita dapat menemukan kembaran-Bumi terdekat.”

Dan 408 bintang mungkin mendukung planet seukuran Bumi yang menerima jumlah radiasi yang sama yang kita terima dari matahari.

“Saya punya 408 bintang favorit baru,” kata Kaltenegger. “Sungguh menakjubkan bahwa saya tidak harus memilih hanya satu; Saya sekarang bisa mencari ratusan bintang.”

Ada juga subset dari 227 bintang di katalog tempat TESS dapat melakukan pencarian yang lebih luas untuk planet-planet mirip Mars yang lebih dingin untuk menyediakan rentang dunia yang lebih luas di alam semesta.

“Kami tidak tahu berapa banyak planet yang akan ditemukan TESS di sekitar ratusan bintang di katalog kami atau apakah mereka akan layak huni,” kata Kaltenegger. “Tapi kemungkinannya menguntungkan kita. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada banyak planet berbatu di zona layak huni bintang-bintang keren, seperti yang ada di katalog kami. Kami senang melihat dunia apa yang akan kami temukan. ”

TESS akan mencari exoplanet menggunakan metode transit, mengamati sedikit penurunan dalam kecerahan bintang ketika planet lewat di depannya. Bintang terang memungkinkan untuk studi tindak lanjut yang lebih mudah melalui teleskop berbasis darat dan luar angkasa.

NASA berharap TESS memungkinkan untuk membuat daftar lebih dari 1.500 eksoplanet, tetapi berpotensi menemukan ribuan. Dari jumlah tersebut, para peneliti mengantisipasi, 300 akan menjadi planet ekstrasurya ukuran Bumi atau Bumi super ukuran dua kali Bumi. Planet-planet itu bisa menjadi kandidat terbaik untuk mendukung kehidupan di luar tata surya kita. Seperti Bumi, mereka kecil, berbatu dan biasanya di dalam zona layak huni bintang-bintang mereka, yang berarti air cair dapat ada di permukaan planet.

TESS dianggap sebagai ‘jembatan ke masa depan’, karena bertugas menemukan kandidat planet ekstrasurya untuk diamati dan dipelajari secara lebih rinci.

Exoplanet ini akan dipelajari sehingga NASA dapat menentukan target terbaik untuk misi seperti James Webb Space Telescope. Teleskop itu, yang diluncurkan pada 2021, akan dapat mencirikan detail dan atmosfer planet ekstrasurya dengan cara yang belum dapat dilakukan oleh para ilmuwan. (WIRE SERVICE CONTENT/CNN/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

IMF Memperingatkan Outlook Ekonomi Global Semakin Tidak Stabil

0

EpochTimesId – Meskipun tidak akan ada resesi dalam waktu dekat, ekonomi global berada pada situasi yang sulit. Demikian menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde.

Berbicara di Kamar Dagang AS, Lagarde mengumumkan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) akan merilis perkiraan pertumbuhan global baru menjelang pertemuan musim semi di Washington pekan depan.

“Hari ini, jika Anda bertanya kepada saya, iklim semakin tidak pasti. Sejak Januari, pertumbuhan ekonomi global kehilangan momentum lebih lanjut,” kata Christine Lagarde.

“Hanya dua tahun lalu, 75 persen ekonomi global mengalami kenaikan,” katanya. “Untuk tahun ini, kami memperkirakan 70 persen ekonomi global akan mengalami perlambatan pertumbuhan.”

Lagarde mencatat, bagaimanapun, IMF tidak memperkirakan resesi dalam waktu dekat. Bahkan, Dia mengantisipasi kenaikan dalam pertumbuhan pada paruh kedua 2019 dan memasuki 2020.

Tanggapan atas kebijakan baru-baru ini, seperti langkah lebih sabar dari Federal Reserve dalam normalisasi kebijakan moneter dan peningkatan stimulus di Tiongkok, telah mendukung pelonggaran kondisi keuangan.

Awal tahun lalu, kepala IMF memperingatkan bahwa ‘awan gelap menjulang’, setelah dua tahun ekspansi ekonomi global yang kuat.

Pada bulan Oktober, organisasi ini memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk pertama kalinya sejak Juli 2016 karena perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, perang perdagangan AS dan Tiongkok, serta kekhawatiran keuangan di pasar negara berkembang. Pada bulan Januari, diumumkan revisi turun lebih lanjut, yang menyatakan bahwa ekonomi dunia tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diharapkan dan risiko meningkat.

Dalam laporan Januari, IMF memproyeksikan bahwa ekonomi dunia akan tumbuh 3,5 persen pada 2019 dan 3,6 pada 2020, 0,2 dan 0,1 poin di bawah persentase proyeksi Oktober 2018 lalu.

Pertumbuhan yang diperkirakan pada paruh kedua tahun ini dan awal 2020 adalah berbahaya. Menurut Lagarde, karena ekonomi rentan terhadap risiko penurunan yang mencakup Brexit, utang tinggi di sektor dan negara tertentu, ketegangan perdagangan, dan ‘ke-tidak-nyaman-an di pasar keuangan’.

Dampak Ketegangan Perdagangan
Kepala IMF juga mencatat bahwa ketegangan perdagangan akan berdampak buruk pada ekonomi AS dan Tiongkok.

“Secara khusus, kami telah melihat apa yang mungkin terjadi jika tarif semua barang yang diperdagangkan antara Amerika Serikat dan Tiongkok naik sebesar 25 poin persentase,” jelasnya. “Itu saja akan mengurangi produk domestik bruto tahunan hingga 0,6 persen di Amerika Serikat dan hingga 1,5 persen di Tiongkok.”

Pembicaraan perdagangan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan berlanjut minggu ini di Washington.

Berbicara di Kamar Dagang, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa delegasi perdagangan AS, yang dipimpin oleh Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin membuat kemajuan pekan lalu di Beijing. Pemerintah AS mengharapkan untuk membuat lebih banyak kemajuan minggu ini.

“Kami sangat fokus pada penegakan hukum dan pencurian properti intelektual (HaKI) dan pemindahan paksa teknologi dan peretasan cyber dan kelompok struktural itu, yang sangat penting serta menurunkan tarif dan hambatan non-tarif,” katanya.

Pekan lalu, Kudlow mengatakan kepada sekelompok wartawan bahwa Washington dapat mengangkat beberapa tarif terhadap Tiongkok, tanpa menyerah terlalu banyak dalam pembicaraan perdagangan.

Pemerintahan Trump meyakini Beijing memiliki alasan untuk berkompromi, karena kesengsaraan ekonomi terus menekan rezim Tiongkok. Sementara itu, Beijing diperkirakan akan menerapkan langkah-langkah stimulus lebih banyak untuk mengatasi perlambatan ekonomi.

Di bawah beban tarif AS, ekonomi Tiongkok melemah tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi melambat ke laju terlemah dalam hampir tiga dekade. Jika kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan dan ketegangan perdagangan berlanjut, masalah Tiongkok akan semakin dalam, menurut analis.

Pada 2018, Tiongkok adalah pasar saham utama berkinerja terburuk di dunia, dengan indeks Shanghai jatuh hampir 25 persen. Indek itu sekarang telah naik 27 persen sejak awal tahun ini setelah Presiden Donald Trump mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan. (EMEL AKAN/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Kisah Narkoba di Perbatasan Tanpa Batas Antara Amerika dan Meksiko

0

EpochTimesId — Tidak jarang terdengar suara tembakan dan granat meledak seberang di Rio Grande, di kota Meksiko, Miguel Alemán. Kota ini adalah tempat dua kartel, Kartel Teluk dan Los Zetas, berselisih. Mereka sering bertempur untuk memperebutkan wilayah kekuasaan.

Melihat ke seberang sungai dari tebing di Kota Roma, mudah untuk melihat pengawasan kartel, di mana para pengintai terus-menerus mengawasi Patroli Perbatasan dan petugas penegak hukum, guna mencari celah.

Dan ada banyak celah. Tidak ada hambatan perbatasan di daerah ini, dan ada banyak tanah pertanian yang tidak berpenghuni untuk menjadi tempat menyusup dan bersembunyi, guna menghindari penangkapan.

Pos Patroli Perbatasan Kota Rio Grande menangani perbatasan internasional sepanjang 68 mil (109 kilometer) di Texas tenggara. Kawasan itu berada di Sektor Rio Grande Valley dan merupakan yang tersibuk dari 135 pos nasional untuk penyitaan narkoba dan tersibuk kedua untuk penangkapan orang asing ilegal.

Pos itu menyita 42.000 pound (19.000 kilogram) narkotika pada tahun fiskal 2019 ini. Namun, mereka mengaku hasil sitaan ini bahkan tidak lebih dari 10 persen dari narkoba yang lolos dari pengawasan, menurut Raul Ortiz, wakil kepala agen Patroli Perbatasan untuk sektor Rio Grande Valley.

Itu berarti ada sekitar 378.000 pound narkoba yang berhasil melintasi wilayah Rio Grande City dari wilayah Meksiko dan masuk ke wilayah Amerika Serikat.

“Kartel mulai mendorong lalu lintas imigran gelap di sini. Mengapa mereka melakukan itu? Bukan karena jaraknya yang dekat dengan pemukiman. Melainkan karena kartel menggunakannya sebagai pengalihan, sehingga mereka dapat menyibukkan petugas kami, tidak ada waktu lagi untuk menangani penyelundupan narkotika,” kata Ortiz.

Sejauh tahun fiskal ini, Ortiz mengatakan 25.000 imigran gelap berhasil menghindari Agen Patroli Perbatasan di Sektor Rio Grande Valley. “Mereka adalah orang-orang yang berakhir di penjara, mereka adalah orang-orang yang berakhir di pemukiman-pemukiman di utara kita,” katanya.

Ortiz mengatakan strategi Patroli Perbatasan adalah mencoba menangkap imigran gelap dan menghalau kembali penyelundup narkoba sejauh mungkin dengan sungai, sebelum para peternak dan masyarakat setempat terpengaruh.

Tetapi sulit di daerah ini, di mana tidak ada infrastruktur atau jalan bagi patroli untuk mengendarai mobil di sepanjang garis perbatasan. Jika agen Patroli Perbatasan mengejar penyelundup narkoba di tanah peternak dekat perbatasan, dan penyelundup itu menyeberang ke peternakan berikutnya, agen mungkin harus mengemudi 10 mil kembali dari peternakan pertama dan 10 mil ke yang kedua dalam upaya pengejaran.

Ortiz mengatakan Patroli Perbatasan telah mengajukan proposal untuk membangun pagar perbatasan dan juga jalan patroli di daerah itu, akan tetapi ada tekanan balik dari beberapa anggota Kongres.

Hanya lima tahun yang lalu, Patroli Perbatasan tidak tahu berapa banyak lalu lintas lintas perbatasan yang datang. Kondisi itu berubah ketika tujuh balon aerostat mulai dikerahkan untuk merekam penyeberangan ilegal di Texas selatan.

Salah satu aerostat yang lebih besar, dijuluki ‘Big Bertha’, terletak enam mil dari perbatasan di La Anacua Ranch dan mulai melakukan pengawasan pada 31 Juli 2014. Balon itu memiliki dua kamera yang dapat melihat hingga 20 mil ke segala arah pada hari yang cerah. Operator kamera melacak mobil dari Sullivan City di dekatnya ke bank Chase di McAllen sekitar 20 mil jauhnya, menurut perwakilan dinas lapangan Robert Robinson.

Tapi angin dengan kecepatan 20 sampai 25 knot, akan memaksa balon untuk jatuh ke tanah, dan kartel siap menerkam begitu mereka melihatnya. Insiden pada 22 Maret 2019 adalah suatu bukti nyata. Dimana agen Patroli Perbatasan setempat mengatakan aktivitas ilegal segera diketahui setelah balon itu dibawa kembali ke trailernya.

Rata-rata, balon mengambil foto dan video sekitar 500 hingga 600 penyeberangan imigran gelap per minggu.

Balon pengawas udara Patroli Perbatasan AS melayang di La Anacua Ranch dekat Rio Grande City, Texas, pada 22 Maret 2019. (Foto : Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times)

Gambar dari kamera aerostat langsung dikirim atau di transmisikan ke stasiun Rio Grande City dan stasiun Patroli Perbatasan Zapata dan informasi ini membantu Patroli Perbatasan mengalokasikan sumber daya dan menanggapi situasi prioritas. Kamera, yang dirancang untuk pesawat terbang rendah, memiliki mode penglihatan siang dan malam.

“Ketika banyak hal berkembang di sana (Meksiko) pertempuran antara kartel yang bertikai, pemerintah Meksiko, dan kartel, kita sudah memiliki kesadaran itu, kita dapat melihatnya seperti yang terjadi di sana,” kata Albert Olivares, Agen Patroli Perbatasan dan pengawas operasi khusus.

Ortiz mengatakan Patroli Perbatasan memiliki jalur komunikasi langsung dengan militer Meksiko di seberang perbatasan dan mereka sering bekerja sama.

“Jika kita, aerostat kita, melihat sesuatu di pihak Meksiko, kita tidak takut untuk menghubungi militer Meksiko untuk mengarahkan mereka untuk melakukan penyitaan (narkoba),” kata Ortiz. “Saya tidak peduli siapa yang membuat kejang (para kartel), selama seseorang berhasil dan itu bukan orang jahat.”

Pada tahun fiskal 2017, hampir 72.000 orang Amerika meninggal karena overdosis obat bius, dengan sebagian besar narkoba itu datang melintasi perbatasan dari Meksiko.

Pada 28 Maret 2019 lalu, agen-agen Rio Grande City melihat beberapa imigran ilegal membawa bungkusan-bungkusan marijuana melintasi perbatasan. Ketika agen-agen merespons, para penyelundup meninggalkan bungkusan itu dan melarikan diri ke Meksiko. Agen menemukan lima bundel ganja dengan berat hampir 280 pon dan diperkirakan senilai US$ 223.000.

Pada hari yang sama, 175 pon narkoba lain senilai US$ 140.000 ditemukan oleh agen patroli perbatasan, setelah ditinggal lari oleh pembawanya.

Penyitaan obat-obatan oleh Patroli Perbatasan antar pelabuhan masuk pada tahun fiskal 2018 berjumlah hampir 500.000 pon di seluruh perbatasan barat daya. Terdiri dari 461.030 pon ganja, 11.314 pon metamfetamin, 6.550 pon kokain, 568 pon heroin, dan 388 pon fentanyl (cukup banyak untuk membunuh empat kalilipat warga Amerika Serikat, menurut Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kirstjen Nielsen).

Jumlah fentanyl lebih dari tiga kali lipat yang disita pada tahun fiskal 2016 dan metamfetamin terjaring hampir dua kali lipat pada tahun fiskal 2015. Jumlah ganja telah berkurang setengahnya, kemungkinan besar karena legalisasi narkoba di beberapa negara bagian AS.

Perbatasan Tertutup
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menutup perbatasan barat daya jika Meksiko dan Kongres sama-sama tidak mengambil langkah untuk mengendalikan situasi. Pada bulan Maret, diperkirakan sekitar 100.000 imigran gelap, sebagian besar dari Amerika Tengah, menyeberang ke Amerika Serikat.

Pemerintahan Trump beberapa kali mengatakan tentang krisis kemanusiaan dan keamanan perbatasan. Trump mengatakan pada 2 April bahwa ancamannya untuk menutup perbatasan adalah satu-satunya cara agar mendapat perhatian Kongres.

Menurut Trump, jika Kongres tidak membuat amandemen untuk memungkinkan penahanan imigran ilegal sampai kasus suaka mereka diadili, aliran besar dari Amerika Tengah akan terus berlanjut. Saat ini, anak-anak dan unit keluarga hanya dapat ditahan selama maksimal 20 hari, tetapi kasus suaka membutuhkan waktu enam hingga delapan minggu.

“Satu-satunya cara untuk benar-benar memperbaiki keadaan darurat perbatasan ini adalah dengan undang-undang darurat,” tulis Nielsen di Twitter pada 1 April. “Keputusan pengadilan yang salah kaprah dan undang-undang lama telah menciptakan celah yang merupakan penyebab utama krisis hari ini.”

Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kirstjen Nielsen telah menunjuk mantan Kepala Patroli Perbatasan Sektor Rio Grande Manuel Padilla untuk memimpin upaya penanggulangan krisis. (CHARLOTTE CUTHBERTSON/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Tulis Cuitan Soal Sosial, Pengguna Twitter di Tiongkok Ditahan

0

Oleh Olivia Li – Epoch Times

Seorang aktivis hak di Tiongkok baru-baru ini ditahan karena berbagi artikel mengenai masalah sosial di Tiongkok di Twitter. Tindakan ini merupakan contoh terbaru penindasan rezim Tiongkok terhadap warganegara Tiongkok yang menggunakan platform media sosial luar negeri.

Sun Yuanping dipanggil oleh polisi di kota Shijiazhuang di provinsi Hebei,  utara Tiongkok pada 22 Maret 2019 dan ditahan selama tujuh hari.

Sun Yuanping, yang bekerja di sebuah perusahaan konsultan Hebei, sering melewati firewall internet Tiongkok untuk menarik perhatian terhadap ketidakadilan sosial di Tiongkok. Sebagai contoh, ia membantu para korban kesalahan vaksinasi. Dia juga berkampanye untuk pembebasan Niu Shubin, seorang pemuda yang dieksekusi setelah dihukum secara keliru karena kasus pemerkosaan dan pembunuhan pada tahun 1995 silam.

Polisi mendakwa Sun Yuanping dengan “gangguan penghasut,” dan mengeluarkan “keputusan hukuman administratif” yang menyebabkan ia ditahan selama tujuh hari, yang menuduhnya “berbagi komentar yang tidak pantas mengenai masalah politik berkali-kali di Twitter tanpa alasan yang jelas.”

Twitter dilarang oleh polisi internet rezim Tiongkok, tetapi banyak pembangkang dan warganegara Tiongkok lainnya yang mengatasi sensor untuk mengaksesnya.

Setelah penangkapan Sun Yuanping, akun Twitter-nya menjadi offline. Diyakini pihak berwenang Tiongkok secara paksa menutup akunnya.

Kasus Sun Yuanping adalah kasus terbaru dalam serangkaian penangkapan sejak pihak berwenang Tiongkok mulai menekan komentar pembangkang Tiongkok di situs media sosial Amerika Serikat pada Agustus 2018.

Pada Desember 2018, pengguna Twitter Liu Hongbo dari kota Yangzhou di provinsi Jiangsu di timur Tiongkok dijatuhi hukuman enam bulan penjara karena memposting lebih dari 400 tweet yang diduga “mencemarkan nama baik Partai Komunis Tiongkok dan para pemimpin Partai Komunis Tiongkok.”

Pada Oktober 2018, komentator independen Wang Yajun ditahan selama sepuluh hari karena aktivitas Twitter-nya. Setelah dibebaskan, ia mentweet, “Twitter, sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal!”

Gao, aktivis hak asasi lain dari provinsi Hebei, mengatakan kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin bahwa rezim Tiongkok baru-baru ini semakin memperketat kendalinya terhadap internet.

Bahkan berbagi posting sensitif atau menyukai posting yang berasal dari penulis yang ditargetkan oleh pihak berwenang Tiongkok dapat memicu peringatan dari polisi.

Gao mengatakan bahwa polisi datang ke kediamannya karena dia “menyukai” posting yang berasal dari dua penulis yang masuk dalam daftar hitam pihak berwenang Tiongkok.

“[Polisi] meminta saya untuk tidak menyukai posting tersebut dan menulis pernyataan untuk bertobat,” kata Gao.

Gao menjelaskan bahwa banyak aktivis hak di Tiongkok beralih menggunakan Twitter dan Facebook karena posting mereka di platform media sosial Tiongkok dengan cepat dihapus oleh sensor. Gao sendiri baru saja mulai menggunakan Twitter dan Facebook, tetapi sejauh ini salah satu akun Facebooknya telah dinonaktifkan oleh pihak berwenang Tiongkok.

Sementara itu, polisi internet Tiongkok juga telah menciptakan banyak akun Twitter untuk menghilangkan suara-suara pembangkang di platform.

Jurnalis independen Gao Yu, seorang teman dekat Sun Yuanping, menulis dalam sebuah tweet baru-baru ini: “Berapa banyak akun Twitter milik corong Partai Komunis Tiongkok? Berapa banyak akun Twitter milik polisi internet?

“Jumlah partai lima puluh sen di Twitter adalah sebanyak nyamuk di musim panas. Ini adalah invasi kebebasan pers, dan menginjak-injak hak asasi manusia tanpa malu-malu,” katanya.

“Partai lima puluh sen” adalah istilah ejekan bagi para komentator di internet yang disewa oleh Partai Komunis Tiongkok untuk mengarahkan diskusi online untuk kepentingan rezim Tiongkok dan mengkritik perbedaan pendapat. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o

Gara-gara Bahas Taiwan dan Pembantaian Tiananmen, Guru-guru Ini Dipecat Lembaga Pendidikan Tiongkok

Oleh Nicole Hao

Dua orang guru asal Amerika Serikat dipecat oleh sebuah perusahaan pendidikan online Tiongkok karena membahas topik yang sensitif secara politis telah menyoroti keprihatinan atas jangkauan sensor Tiongkok di luar negeri.

Wall Street Journal melaporkan pada 21 Maret 2019 bahwa VIPKid, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing yang menyediakan pengajaran bahasa Inggris satu-satu secara online, memecat dua orang guru asal Amerika Serikat karena mereka berbicara mengenai Taiwan dan pembantaian Lapangan Tiananmen dengan murid-muridnya.

VIPKid telah menjadi salah satu perusahaan rintisan di bidang pendidikan secara online yang terkemuka di Tiongkok. VIPKid mengatakan memiliki lebih dari 60.000 orang guru di Amerika Serikat dan Kanada yang mengajar lebih dari 500.000 siswa, yang sebagian besar berbasis di Tiongkok.

Wall Street Journal melaporkan bahwa sejak tahun lalu kontrak pengajaran perusahaan tersebut telah menyatakan bahwa mendiskusikan topik yang “kontroversial secara politis” akan dipecat.

VIPKid juga memperingatkan para guru yang menggunakan peta yang tidak mencantumkan Taiwan adalah bagian dari Tiongkok bahwa kontrak kerja mereka dapat diputus jika mereka tidak mengubahnya ke versi yang disetujui oleh rezim Tiongkok.

Topik yang berkaitan dengan Taiwan sebagai negara merdeka dan pembantaian Lapangan Tiananmen disensor secara ketat di Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan belum membatalkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau tersebut.

Rezim Komunis Tiongkok itu juga terus menyangkal memerintahkan pembunuhan mahasiswa Tiongkok yang memprotes reformasi demokrasi pada tanggal 4 Juni 1989 di Lapangan Tiananmen, Beijing. Buku pelajaran di Tiongkok tidak memuat kejadian tersebut dan pembahasan topik tersebut dibersihkan secara online.

Wall Street Journal melaporkan bahwa VIPKid dinilai oleh investor sekitar 6 miliar dolar Amerika Serikat dan sedang berusaha mengumpulkan  500 juta dolar Amerika Serikat dari Amerika Serikat dan negara lain.

Menurut kantor berita tersebut, investor VIPKid yang berbasis di Amerika Serikat termasuk Bryant Stibel, dana ventura yang diluncurkan bersama pensiunan bintang NBA Kobe Bryant, perusahaan Coatue Management LLC, dan perusahaan modal ventura Sequoia Capital.

VIPKid juga memiliki dana dari investor Tiongkok, termasuk raksasa internet Tencent, perusahaan ekuitas swasta Yunfeng Capital, dan perusahaan modal ventura Sinovation Ventures.

Pembatasan kebebasan akademik

Komentator mengatakan bahwa contoh ini menunjukkan rezim Tiongkok  mengekspor sistem sensornya ke luar negeri.

Yu Zhaohe, mantan profesor filsafat di Universitas Tiongkok jurusan Ilmu Politik dan Hukum, mengatakan kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin: “Partai Komunis Tiongkok mengganggu kebebasan akademik.”

“Bahkan memonitor apa yang diajarkan oleh guru asing, yang menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok kurang percaya diri,” katanya.

Seorang mantan profesor sejarah di Universitas Weifang Tiongkok, Liu Yinquan, mengatakan kepada media NTD: “Masalah terbesar dengan buku-buku pelajaran Tiongkok adalah buku adalah alat untuk melayani kediktatoran Partai Komunis Tiongkok, terutama di bidang sejarah.”

“Setiap peristiwa dalam sejarah yang tidak menguntungkan Partai Komunis Tiongkok akan diganti dengan versi yang diinginkan.”

Liu Yinquan menuturkan setelah konten dalam buku teks disensor, Partai Komunis Tiongkok mengendalikan apa yang diajarkan guru kepada siswanya.

“Guru harus memiliki hak mereka, terutama guru-guru asing ini. Mereka menikmati kebebasan berbicara di Amerika Serikat, tetapi kehilangan hak asasi manusia [saat mereka bekerja untuk perusahaan Tiongkok,] ”kata Liu Yinquan. (Vv/asr)

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o

Kisah Mata-Mata Asing Hadapi Kehidupan Berbahaya dan Mengerikan Setelah Membelot

Oleh Jocelyn Neo

Sebagian besar dari kita mungkin tidak memikirkan betapa hebatnya berjalan-jalan di luar tanpa rasa takut akan dibunuh oleh pemerintah asing. Namun,  tidak demikian halnya bagi mata-mata asing yang telah membelot setelah bertentangan dengan mantan bos mereka.

Setelah berita mengenai mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, diracun dengan obat saraf merebak pada bulan Maret 2018, mantan agen ganda yang membelot ke Inggris berbicara mengenai  upaya percobaan pembunuhan serupa di masa lalu.

Lahir di Latvia, Soviet, Boris Karpichkov adalah mantan mayor KGB dari Rusia dan agen ganda pada tahun 1980-an, yang memasok informasi kepada CIA sebelum ia melarikan diri ke Inggris pada tahun 1998 dengan banyak rahasia yang diketahuinya.

Sejak melarikan diri dari Moskow, ia mengkhawatirkan nyawanya dan terus-menerus mengkhawatirkan keselamatan keluarganya.

Pada tahun 2006, Boris Karpichkov melarikan diri ke Selandia Baru setelah mengetahui bahwa ia berada dalam bahaya. Setibanya di Selandia Baru, ia mengalami serangan kimia pertama dari dua kali serangan, pada minggu di mana mata-mata Rusia lainnya, bernama Alexander Litvinenko, diberi racun polonium dalam secangkir teh di London.

“Seorang pengemis jalanan muncul dan menyemprotkan sesuatu ke wajah saya. Saya merasa bumi berputar dan menderita gejala seperti flu. Dalam beberapa bulan saya kehilangan 66 pon (sekitar 30 kg) dan semua rambut di tubuh saya rontok. Saya seperti mayat berjalan,” kenangnya mengenai kejadian tersebut kepada Sunday Mirror.

Beberapa bulan kemudian, Boris Karpichkov kembali ke rumahnya dan  menemukan karpet di rumahnya telah disemprot dengan bahan kimia beracun, yang membuatnya menjadi sangat sakit lagi.

“Bintik-bintik hitam muncul di kulit saya,” kata Boris Karpichkov

Meskipun sakit, penyebabnya tidak dapat diidentifikasi dalam uji toksikologi yang dilakukan di Selandia Baru dan Inggris.

Kemudian, pada ulang tahunnya yang ke-59 pada 12 Februari, ia menerima telepon dari seorang teman di FSB, sebelumnya KGB, yang menyebut delapan nama dari sebuah daftar, termasuk namanya dan Sergei Skripal.

Namun, Boris Karpichkov tidak terlalu memikirkan peringatan dari temannya itu.

“Saya tidak menganggapnya serius. Peringatan, ancaman, yang diberitahukan kepada saya sudah sering terjadi sebelumnya, namun saya masih tetap hidup,” kata Boris Karpichkov kepada Good Morning Britain.

“Saya terkejut (pada kasus Sergei Skripal yang diracuni), tidak heran. Jangan sekarang,” tambah Boris Karpichkov.

Semua ancaman ini membuat Boris Karpichkov pesimis akan masa depannya.

“Saya berusia 59 tahun. Namun saya tidak yakin dapat mencapai usia 60 tahun,” kata Boris Karpichkov kepada Sunday Mirror.

“Saya merasa sangat khawatir. Saya tidak peduli dengan diri sendiri, tetapi saya peduli dengan keluarga saya,” kata Boris Karpichkov.

Mantan diplomat Tiongkok: “Mereka mencoba menculik saya dan membawa saya kembali ke Tiongkok

Pejabat Tiongkok yang melarikan diri dari rezim komunis Tiongkok juga menghadapi kenyataan kemungkinan pembalasan karena membelot dan berbicara.

Pada tahun 2005, mantan diplomat Tiongkok Chen Yonglin menjadi berita utama ketika ia membelot dari Konsulat Tiongkok di Sydney dan mengatakan kepada dunia bahwa ada 1.000 mata-mata dan informan Tiongkok di Australia.

Setelah keluar dari Konsulat Tiongkok bersama istri dan putrinya, Chen Yonglin kemudian menjelaskan alasannya membelot pada pertemuan komunitas Tiongkok yang diadakan di Melbourne.

Chen Yonglin mengatakan bahwa selama empat tahun bekerja di Konsulat Tiongkok, ia ditugaskan untuk memantau para pembangkang politik Tiongkok, termasuk para praktisi Falun Gong.

©YouTube Screenshot | China Uncensored

Falun Gong adalah latihan kultivasi tubuh-pikiran kuno, yang meliputi latihan lembut yang bergerak lambat, dan didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.

Meski sudah ada sejak dulu, praktik Falun Gong baru diperkenalkan kepada publik pada bulan Mei 1992, dan menjadi sangat populer karena banyaknya orang yang melaporkan peningkatan kesehatan yang bermakna. Bukan itu saja,  orang-orang mengenalinya sebagai praktik yang memulihkan nilai moral seseorang.

Namun, pada tanggal 20 Juli 1999, Partai Komunis Tiongkok memulai penganiayaan brutal terhadap sekitar 100 juta praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Praktisi Falun Gong di Tiongkok secara rutin diculik dan dipenjara secara ilegal, di mana mereka mungkin tidak akan pernah muncul lagi, atau disiksa sampai mati.

Kebijakan penganiayaan Tiongkok juga telah diekspor ke luar negeri, dan mata-mata Tiongkok, bersama dengan Konsulat Tiongkok di luar negeri, memantau praktisi Falun Gong, bahkan memantau praktisi Falun Gong yang bukan warganegara Tiongkok.

Awalnya, Chen Yonglin tidak memiliki banyak pengetahuan mengenai Falun Gong, tetapi setelah melakukan kontak dengan para praktisi, ia terkesan dengan ketulusan dan belas kasih mereka, dan mulai bersimpati dengan mereka. Dengan demikian, ia “cukup santai ketika datang untuk melaksanakan kebijakan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong.”

Kebijakan Partai Komunis Tiongkok adalah “secara aktif memerangi Falun Gong di setiap bidang, dan mendapatkan dukungan dan simpati dari publik,” kata Chen Yonglin.

“Misalnya, jika praktisi Falun Gong menyewa bagian dari sebuah taman, kami akan meminta kepada administrator taman, Sydney Port Corporation, untuk membatasi kegiatan Falun Gong,” kata Chen Yonglin memberi contoh.

Setelah membelot dari Konsulat Tiongkok, Chen Yonglin mendapati bahwa dirinya dalam bahaya untuk diculik dan diekstradisi secara diam-diam kembali ke Tiongkok, tanpa sepengetahuan Australia.

Chen Yonglin, yang sejak itu telah diberikan visa perlindungan bersama dengan keluarganya, baru-baru ini berbicara kepada China Uncensored mengenai bagaimana ia menjadi target dari upaya pembunuhan.

“Ada banyak risiko,” kata Chen Yonglin.

“Awalnya, mereka menemukan kami dan mencoba membawa kami kembali ke Konsulat Tiongkok. Mungkin, mereka mencoba menculik saya kembali ke Tiongkok, dan mengatakan bahwa pria ini secara sukarela kembali ke Tiongkok. Mereka mencoba mengambil sesuatu seperti ini.”

Chen Yonglin menambahkan bahwa sumber-sumbernya dari Tiongkok mengatakan kepadanya bahwa ada sebuah tim dari Kementerian Keamanan Negara Tiongkok telah diberi misi untuk menargetkan dia dan keluarganya.

Meskipun kini Chen Yonglin menyebut Australia adalah rumah baru baginya, Chen Yonglin mengakui dirinya masih dalam bahaya.

“Jika mereka berpikir bahwa saya memainkan peran utama di beberapa daerah, mereka mungkin mencoba untuk melukai keluarga saya atau melukai diri saya dengan cara tertentu. Terlalu tenang, mereka juga dapat mengambil tindakan,” kata Chen Yonglin. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o

Mantan PM Australia : 5G Australia Melarang Huawei dan ZTE Sebagai Suatu Perlindungan

Oleh Margaret Wollensak – The Epoch Times

Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan Australia melarang perusahaan telekomunikasi Tiongkok Huawei dan ZTE ikut serta membangun jaringan 5G Australia untuk “melindung nilai terhadap kemungkinan yang merugikan” jika hubungan persahabatan dengan rezim Tiongkok memburuk.

Kedua raksasa teknologi Tiongkok tersebut dilarang menyediakan teknologi 5G untuk Australia dengan alasan keamanan nasional di bawah pemerintahan Malcolm Turnbull sesaat sebelum ia mengundurkan diri pada  Agustus 2018.

Perbedaan antara jaringan 5G dengan jaringan 4G atau 3G adalah bahwa dalam jaringan 5G, setiap komponen jaringan 5G dapat mengakses setiap bagian lain dari jaringan 5G, sehingga jaringan menjadi rentan.

Malcolm Turnbull mengatakan keputusan untuk melarang hal tersebut “tanpa  kritik terhadap perusahaan atau teknologi mereka” tetapi merupakan kenyataan dari sifat teknologi 5G dan politik yang berpotensi bergejolak.

“Di dunia yang tidak pasti ini, kita harus melakukan perlindungan nilai terhadap kemungkinan di mana orang-orang bersahabat dengan kita, di mana dalam waktu dekat kita mungkin tidak harus berteman,” kata Malcolm Turnbull dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post Minggu ini.

“Ada sejumlah negara yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi Australia, [dan] Tiongkok jelas adalah salah satunya.”

Kanada saat ini sedang mengalami “konsekuensi yang merugikan” akibat hubungannya dengan Tiongkok menjadi kacau setelah penangkapan eksekutif Huawei Meng Wanzhou bulan Desember 2018 atas permintaan Amerika Serikat.

Tidak hanya dua orang warganegara Kanada di Tiongkok yang ditahan yang secara luas dianggap sebagai pembalasan atas penangkapan Meng Wanzhou, kini Tiongkok juga memblokir impor kanola dari Kanada.

Pemerintah Australia mengatakan dalam sebuah pernyataan tahun lalu bahwa pihaknya menerapkan larangan terhadap Huawei untuk mengurangi risiko yang melibatkan “vendor yang cenderung tunduk pada arahan ekstra-yudisial dari pemerintah asing yang bertentangan dengan hukum Australia.”

Sementara pernyataan asli tersebut tidak menyebutkan Tiongkok atau nama perusahaan mana pun, Huawei kemudian memberi konfirmasi di Twitter bahwa Huawei maupun ZTE telah diblokir untuk menyediakan peralatan jaringan 5G di Australia.

Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru, semua anggota aliansi intelijen Five Eyes, telah melarang Huawei mengembangkan jaringan 5G mereka. Dua anggota lainnya, Kanada dan Inggris, belum menerapkan larangan tersebut, meskipun Inggris baru-baru ini mengkritik Huawei karena kerentanan keamanan yang serius.

Dewan yang mengawasi peralatan Huawei di Inggris merilis sebuah laporan pada 28 Maret 2019 yang mengatakan hal tersebut hanya dapat memberikan “jaminan terbatas bahwa risiko keamanan jangka panjang dapat dikelola dalam peralatan Huawei yang saat ini digunakan di Inggris”. Mereka juga mengatakan Huawei “tidak membuat kemajuan apapun” untuk memperbaiki kelemahan keamanan pada peralatannya yang diangkat dalam laporan serupa dari laporan tahun 2018.

Larangan Australia tersebut hanya menyisakan Nokia Finlandia dan Ericsson Swedia untuk memasok peralatan untuk jaringan 5G Australia. Malcolm Turnbull mengatakan bahwa “hanya pengemis yang percaya” tidak ada vendor Five Eyes yang dapat bersaing.

“Saya pikir itu adalah kekhilafan besar pada administrasi Amerika Serikat sebelumnya. Ada banyak kesalahan yang harus dilakukan secara terus terang dan harus ditangani,” kata Malcolm Turnbull.

Amerika Serikat Bersikap Keras

Pemerintah Amerika Serikat telah mengambil sikap keras terhadap rezim Tiongkok atas nama keamanan nasional. Pemerintah Amerika Serikat telah melarang Huawei dan ZTE dari jaringan 5G mereka. Amerika telah memperingatkan negara lain untuk tidak menggunakan teknologi Huawei.

Pemerintah Amerika Serikat telah mendakwa Huawei dan beberapa anak perusahaannya dalam sepasang dakwaan atas tuduhan penipuan, pencucian uang, pelanggaran sanksi perdagangan, pencurian rahasia dagang, dan menghalangi keadilan.

Awal bulan ini, Amerika Serikat memperingatkan Jerman dan negara-negara lain bahwa mereka ada lebih sedikit dibagi informasi intelijen jika mereka mengizinkan teknologi Huawei masuk ke dalam jaringan 5G mereka sebagaimana ditulis Wall Street Journal. Jerman telah mengumumkan tidak akan melarang Huawei dari lelang 5G mendatang di negara itu. Sebaliknya telah meningkatkan persyaratan keamanan yang harus dipenuhi oleh vendor.

Seorang pakar intelijen Kanada mengatakan Amerika Serikat juga memperingatkan Kanada mengenai hal tersebut.

“Saya pikir peringatan yang diberikan oleh duta besar Amerika Serikat untuk Jerman dan negara lainnya mengenai Huawei dan jaringan 5G adalah paling cepat diberikan kepada Kanada mengenai prospek negara Kanada berhadapan dengan hubungan Kanada-Amerika Serikat,” kata David Harris, seorang pengacara serta veteran keamanan nasional dan hubungan intelijen selama 30 tahun.

Menanggapi pertanyaan mengenai peringatan Amerika Serikat tersebut, Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan kepada Fox News Radio bahwa kehadiran peralatan Tiongkok di jaringan suatu negara berarti Beijing akan memiliki akses ke data yang berpotensi sensitif.

“Ketika anda berbicara hal ini terjadi di negara-negara seperti Polandia atau Jerman atau Inggris, kami sangat prihatin, tidak hanya untuk keamanan Amerika Serikat karena kami memiliki informasi yang disimpan juga, namun untuk keamanan rakyat mereka sendiri,” kata Mike Pompeo.

David Harris, yang saat ini menjabat sebagai direktur Program Intelijen Internasional dari Riset Strategis INSIGNIS, mengatakan bahwa mengingat ancaman terhadap kepentingan Kanada, pemerintah Kanada seharusnya telah melarang Huawei sejak lama, sebuah saran yang menggema untuk para pakar keamanan Kanada lainnya.

“Sulit bagi saya untuk percaya bahwa perusahaan seperti Huawei tidak akan melakukan permintaan dari pemerintah Tiongkok dan tidak akan membangun jebakan, di mana sebenarnya Huawei adalah milik pemerintah Tiongkok,” kata mantan direktur CSIS Ward Elcock mengatakan kepada CBC.

Di bawah undang-undang keamanan nasional Tiongkok, perusahaan diharuskan untuk mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen Tiongkok.

Sementara Huawei menyangkal bahwa Beijing menggunakan teknologinya untuk memasang jebakan dan mata-mata, para pakar keamanan dan pemerintah telah menyatakan keprihatinan keamanan atas kemungkinan ancaman di masa depan yang disajikan oleh banyak undang-undang intelijen rezim Tiongkok.

“Ini adalah catatan publik bahwa di bawah undang-undang keamanan dunia maya Tiongkok, pada dasarnya perusahaan Tiongkok seperti Huawei diharuskan untuk menyediakan akses pada permintaan dengan sedikit atau tanpa proses untuk menantang hal tersebut,” kata Direktur FBI Christopher Wray pada konferensi pers yang mengumumkan dakwaan Amerika Serikat terhadap Huawei pada 28 Januari 2019. (Vv/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o

Atau Video Ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=iUAY1RZA4lE

Pilpres 2019, Proyek OBOR Tiongkok Jadi Fokus Kritik

0

Su Jinghao

Pada 17 April 2019 mendatang Pilpres akan digelar, program investasi OBOR Tiongkok menjadi fokus kritik dalam kampanye pilpres kali ini. Bloomberg News pada 31 Maret 2019 memberitakan bahwa Indonesia mungkin akan menjadi negara Asia berikutnya yang meninggalkan Beijing dalam pilpres kali ini.

Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang awalnya diperkirakan menelan biaya USD 5,5 milyar namun kemudian membengkak menjadi USD 6 milyar (Rp 85,35 triliun), adalah salah satu proyek indikatif dalam program OBOR atau One Belt One Road di Indonesia.

Namun demikian, proyek ini berulang kali mengalami banyak kendala setelah ditandatangani pada 2015 silam, dan hingga sekarang pun belum mengalami perkembangan berarti.

Blomberg News melaporkan lantaran investasi Tiongkok yang tidak transparan, bahkan berapa banyak keuntungan dari proyek ini yang bisa diperoleh pihak Indonesia juga tidak diketahui.

Maka dalam pilpres kali ini, proyek ini pun menjadi topik bagi pesaingnya dalam mengkritik Jokowi. Meski demikian, Jokowi juga tidak menitikberatkan soal hubungan ekonomi dengan pihak Tiongkok dalam kampanye.

Modal Tiongkok Tidak Terbuka dan Tidak Transparan

Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia Thomas Lembong pada awal Maret lalu menyatakan kepada Bloomberg bahwa proyek KA cepat Indonesia mencuatkan segala permasalahan dalam program OBOR Komunis Tiongkok.

“Proyek ini tidak terbuka dan tidak transparan, bahkan anggota kabinet kami pun tidak bisa mendapatkan data dan informasi yang jelas,” kata Lembong.

Proyek ini terjebak dalam kesulitan besar, dan pihaknya sangat menyayangkan tentang kurangnya informasi finansial proyek dan kurangnya uji tuntas.

Proyek ini juga menjadi topik yang dikritik oleh saingan Jokowi yakni Prabowo Subianto.

Prabowo menyatakan, investasi Tiongkok harus memberikan manfaat bagi Indonesia. Ia juga menyatakan berniat mengaudit proyek KA cepat itu, dan menandatangani ulang kesepakatan perdagangan yang lebih adil dengan pihak Tiongkok.

Sejak Jokowi berkuasa, defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok melonjak hingga mencapai USD 18,4 milyar (261,8 triliun Rupiah) atau naik 40% dibandingkan tahun 2014.

Seorang peneliti dari International Strategy Institute di Singapura, Aaron Connelly mengatakan Jokowi dinilai sangat berhati-hati jika menyinggung hal terkait Tiongkok.

“Dalam kebanyakan situasi, Jokowi selalu berhati-hati untuk tidak mengkritik Tiongkok,” katanya.

BACA JUGA : Menimbang Proyek OBOR Tiongkok di Indonesia, Mengundang Jebakan Petaka Utang atau Apa?

Sementara itu,  ekonom Faisal Basri menuturkan sebenarnya kini sudah bisa terlihat secara terang benderang catatan buruk proyek OBOR di berbagai negara seperti pembatalan di Malaysia. Apalagi secara hakiki peluncuran proyek OBOR tersebut ke seluruh dunia sejatinya hanya untuk kepentingan Tiongkok semata.

Menurut Ekonom UI ini, proyek OBOR intinya adalah Tiongkok sebenarnya memberikan bantuan kepada Tiongkok sendiri.  Faisal mengatakan ketika Tiongkok kelebihan pasokan semen dan baja, maka harus ada wadahnya sehingga Tiongkok menciptakan proyek-proyek yang membutuhkan semen dan baja mereka.

Apalagi, kata ekonom INDEF ini, adanya peningkatan gelombang pengangguran di Tingkok, sehingga pada akhirnya Tiongkok menempuh langkah dengan membuat proyek-proyek di luar negeri yang mana nantinya menyedot pekerja dan bahan-bahan proyek dari mereka.

Ketika pendanaan dari proyek OBOR ingin direalisasikan di Indonesia, Faisal Basri mengajak semuanya bersama-sama memikirkan dampak yang akan terjadi serta konsekuensinya. Dampak yang perlu dipikirkan seperti terhadap PT Krakatau Steel. Apalagi pada kenyataannya realisasi proyek OBOR tersebut nantinya akan membeli semen kepada tiga pabrik semen buatan Tiongkok dengan harga yang lebih mahal.

Lebih jauh Faisal Basri membandingkan dengan realisasi pendanaan proyek yang dibiayai oleh Jepang seperti terkait MRT di Jakarta. Jika dilihat dari proyek pendanaan berasal dari Tiongkok, secara keseluruhan Tiongkok selalu ingin mendominasi mulai dari pekerja, semen, teknologi, besi dan segala macam.

Proyek KA Cepat Tak Berkembang, Tuai Kecaman Warga

Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan Tiongkok yakni China Railway, dan bekerjasama dengan sebuah perusahaan konstruksi BUMN milik Indonesia yakni WIKA.

Pada bulan Oktober 2015 silam telah ditandatangani kesepakatan perusahaan patungan tersebut. Proyek itu ditargetkan akan dimulai di bulan November 2015, dan rampung pada akhir tahun 2018, namun masalah pembebasan lahan dan lain sebagainya mengakibatkan proyek tidak bisa dirampungkan sesuai target.

Awalnya proyek ini akan dimulai pengerjaannya pada bulan Agustus 2016, namun hingga September 2017 dari lahan seluas 600 hektar yang akan digunakan untuk membangun jalur KA sepanjang 150 km itu, hanya 55% yang berhasil dibebaskan.

Selain masalah pembebasan lahan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga mengemukakan masalah lain pada proyek KA cepat ini, awalnya China Development Bank berjanji akan memodali 75% proyek tersebut, namun dana tersebut tidak pernah tersedia. Tahun lalu pemerintah Indonesia menyatakan, sampai tahun 2019 pun proyek KA cepat ini tidak akan selesai, dan harus ditunda hingga tahun 2020.

Kantor berita CNA (Central News Agency) di Juli 2018 lalu memberitakan, bagi mayoritas warga Indonesia seperti seorang pengemudi ojek Jakarta bernama Hamid selalu mempertanyakan satu hal, “Kapan akan rampung?” Hamid mengatakan, “Sampai saat ini, sama sekali tidak ada perkembangan proyek KA cepat ini, juga tidak terlihat sedikit pun pembangunan proyek ini, sebaliknya proyek MRT Jakarta telah ada perkembangan. Saya tahu proyek KA cepat adalah proyek kerjasama Indonesia dengan Tiongkok, namun rincian tentang detail sistem yang ditempuh, saya tidak tahu menahu.”

Lembaga pemikir Singapura ISEAS-Yusof Ishak Institute dalam laporannya menyebutkan, sejak awal proyek KA cepat Jakarta telah menghadapi banyak permasalahan, termasuk sulit diprediksinya keuntungan, kurangnya peninjauan dampak terhadap lingkungan, tidak sejalannya pengelolaan ruang dan lahan, model bisnis yang tidak jelas, serta tidak transparannya proses tender dan lain sebagainya.

KA cepat Jakarta awalnya ditenderkan kepada pihak Tiongkok dan Jepang, yang akhirnya dimenangkan oleh Tiongkok yang waktu itu sempat menuai banyak kritik terhadap keputusan pemerintah tersebut.

Banyak Negara Asia Mulai Tinjau Ulang Atau Kurangi Investasi dari Tiongkok

Dewasa ini, sudah banyak negara Asia Tenggara dan Asia Selatan, seperti Malaysia, Myanmar, Thailand dan Maladewa telah mulai meninjau ulang proyek investasi Tiongkok.

PM Malaysia Mahathir Mohamad begitu menjabat langsung menjanjikan mengulas kembali proyek investasi Tiongkok.

Mahathir mengumumkan dibatalkannya proyek Kereta Api cepat dari Malaysia ke Singapura yang tengah dalam persiapan untuk konstruksi, dan melakukan perundingan ulang dengan pihak Beijing terkait Kereta Api pesisir timur Malaysia. Dana untuk kedua proyek ini berasal dari program super besar Tiongkok.

Terhadap proyek KA pesisir timur ini Mahathir menyatakan, “Kami sedang melakukan perundingan ulang dengan pihak Tiongkok, klausul di dalam perjanjian tersebut sangat merugikan perekonomian negara kami. Kami meminjam uang dari Tiongkok untuk membiayai proyek itu, lalu biaya pembangunan proyek itu tidak mengalir masuk ke dalam kas Malaysia, melainkan untuk menopang perusahaan Tiongkok, ini adalah suatu perjanjian yang sangat aneh.”

Negara Myanmar telah meninjau ulang nilai tender proyek pelabuhan yang diikuti oleh modal Tiongkok. Pemerintah Myanmar berkaca pada Srilanka yang menyetujui pihak Tiongkok menyewa pelabuhan strategisnya itu agar dapat melunasi kredit pada pemodal Tiongkok, memangkas keterlibatan pemodal Tiongkok dalam proyek pengembangan Pelabuhan Kyaukpyu tersebut, biaya untuk proyek yang awalnya USD 7,3 miliar menyusut hingga hanya USD 1,3 milyar saja.

Partai oposisi Thailand menyatakan, jika dalam bulan ini ada kontroversi, maka setelah meraih kekuasaan pasca pemilu, akan dilakukan audit terhadap investasi Tiongkok.

Presiden terpilih Maladewa yakni Ibrahim Mohamed Solih menjabat sejak tanggal 17 November tahun lalu. Solih meminta bantuan India dan Amerika, untuk melepaskan diri dari “diplomatik hutang Komunis Tiongkok” yang dilakukan oleh presiden terdahulu. (SUD/WHS/asr)

Video Rekomendasi : 

Sengatan Terik Matahari dan Kelaparan Digunakan sebagai Metode Penyiksaan di Penjara Komunis Tiongkok

0

Oleh Daniel Holl

Menurut situs web berbahasa Mandarin, Minghui.org, sebuah penjara di Provinsi Sichuan, Tiongkok, digunakan sebagai fasilitas penyiksaan untuk menjatuhkan hukuman yang kejam dan tidak biasa terhadap para tahanan, terutama praktisi Falun Gong.

Situs web ini mendokumentasikan penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok, ada beberapa bentuk penyiksaan yang digunakan secara khusus terhadap praktisi Falun Gong.

Penyiksaan itu mencakup menghadap tembok selama beberapa waktu, memaksa orang untuk duduk menghadap matahari saat musim panas selama berjam-jam, dan hanya mengenakan satu lapis pakaian di luar ruangan saat musim dingin.

Para korban penyiksaan juga dipaksa memakai helm sepeda motor yang disemprotkan dengan gas air mata. Laporan itu juga mengatakan bahwa  waktu makan para tahanan dibatasi, seringkali hanya diberi waktu 15 detik untuk menghabiskan makanannya.

Bentuk-bentuk penyiksaan ini digunakan pada para praktisi Falun Gong yang juga  dikenal sebagai Falun Dafa, dalam upaya membuat mereka melepaskan keyakinan mereka. Para praktisi Falun Gong mengikuti ajaran meningkatkan diri sendiri berdasarkan pada nilai universal yaitu Sejati, Baik, dan Sabar.

Partai Komunis Tiongkok telah berusaha menghancurkan Falun Gong selama hampir 20 tahun. Laporan itu mengatakan bahwa metode penganiayaan yang digunakan oleh penjara dirancang pertama-tama untuk menghancurkan kehendak pikiran dan kemudian menyiksa tubuh.

Sebuah prosesi pengikut Falun Dafa mengenakan karangan bunga memorial putih untuk memberikan penghormatan kepada rekan-rekan praktisi mereka yang telah meninggal karena penyiksaan dan penganiayaan di Tiongkok selama pawai di pusat kota Vancouver pada 16 Juli 2017. (Tang Feng / The Epoch Times)

Penganiayaan Penjara

Penjara di Sichuan disebut “Penjara Jiazhou” tetapi menurut laporan itu, fasilitas itu dirahasiakan dan pintu masuk bangunan itu diberi label “Chenma Group Ltd.” Menurut Minghui.org, sekitar 200 praktisi Falun Gong dipenjara di sana, bersama dengan sekitar 3.500 tahanan lainnya. dan dijaga oleh 500 penjaga penjara.

Penjara tersebut menerapkan sistem kerja paksa untuk menjalankan proses produksinya. Beberapa tahanan dipaksa bekerja selama 10 jam sehari tanpa dibayar untuk memproduksi minuman keras yang dikonsumsi secara lokal. Tahanan lain dipaksa membuat perangkat keras yang digunakan di telepon, komputer, dan televisi.

Praktisi Falun Gong diawasi 24 jam sehari, dan terus-menerus diikuti oleh penjaga atau tahanan lain.

Penyiksaan terhadap Falun Gong

Salah satu bentuk penyiksaan yang dialami oleh praktisi Falun Gong disebut “tiga poin, satu baris” di mana seseorang dipaksa berdiri berjam-jam menghadap tembok dengan posisi hidung, lutut, dan kaki harus terus-menerus bersentuhan dengan dinding. Ini adalah salah satu bentuk penganiayaan pertama yang dialami oleh praktisi Falun Gong saat tiba di penjara.

Foto: Metode penyiksaan menghadap dinding. (Minghui.org)

Penyiksaan tersebut disertai oleh interogasi — para tahanan diperintahkan untuk memberikan perincian mengenai nama, tempat tinggal dan informasi pribadi lainnya. Mereka dipaksa untuk telanjang dan kemudian rambutnya  dicukur. Setelah itu, mereka harus terus menghadap ke dinding, atau didorong dan diperiksa dalam keadaan telanjang, diikuti dengan posisi jongkok dan berdiri sambil menghadap petugas penjara. Mereka kemudian dipaksa duduk bersila selama beberapa jam.

Bentuk penyiksaan lain adalah melahap makanan dalam waktu yang ditentukan, di mana tahanan harus menghabiskan makanannya hanya dalam beberapa detik. Waktu tersebut ditentukan oleh suasana hati kepala penjaga penjara, dan seringkali tidak lebih dari 15 detik.

Setelah tahanan diizinkan makan, mereka dipaksa berdiri di dinding di posisi “tiga titik, satu garis”. Bentuk penyiksaan ini dapat berlangsung berbulan-bulan.

Praktisi Falun Gong menjalani metode penyiksaan yang disebut “Bunga Matahari.” Mereka dipaksa berdiri di luar ruangan di bawah sengatan terik matahari musim panas, menghadap tiang logam di posisi “tiga titik, satu garis”. Mereka tidak diizinkan menutup mata. Ketika matahari bergerak melalui langit, para praktisi Falun Gong harus terus mengikuti dan menghadap ke arah matahari.

Foto: Metode penyiksaan: Berdiri di bawah sengatan terik matahari. (Ilustrasi oleh Minghui.org)

Bentuk penyiksaan lain adalah tahanan dipaksa duduk di atas lantai semen, yang menjadi panas di bawah sengatan terik matahari. Tahanan ini harus biarkan punggungnya yang telanjang disengat oleh sinar matahari selama berjam-jam.

Para korban penyiksaan ini tidak hanya menderita luka bakar yang parah akibat sengatan sinar matahari, tetapi juga menderita lepuh besar sebesar telur pada kulitya. Tubuh mereka bengkak, dan nanah menetes dari lepuhan tersebut. Ada tahanan yang pingsan. Bagi tahanan yang pingsan, mereka diobati dengan cairan untuk mencegah sengatan sinar matahari. Tetapi ketika mereka sadar kembali, siksaan dilanjutkan.

Di musim dingin, para praktisi Falun Gong disuruh duduk di luar ruangan dengan kaki bersila dari pukul tujuh pagi sampai pukul sepuluh malam. Mereka hanya diperbolehkan memakai satu lapisan pakaian yang tipis. Korban menderita radang dingin dan luka bakar akibat suhu dingin.

Jenis penyiksaan lain adalah memaksa tahanan memakai helm dengan perisai angin, mirip dengan helm sepeda motor. Kedua tangan diikat dan mulut disumbat, dan setelah helm diikat, penjaga penjara menyemprotkan gas air mata ke wajah tahanan tersebut, lalu menutup perisai angin tersebut. Gas air mata menyebabkan kerusakan parah pada mata perisai angin, termasuk mata menjadi bengkak dan tajam penglihatan menurun. Para penjaga juga mengejek para korban.

Bentuk penyiksaan lain yang diderita praktisi Falun Gong termasuk pemukulan, disetrum dengan tongkat listrik, kurang tidur, dan kerja paksa selama berjam-jam.

Foto: Dipukuli oleh beberapa penjaga/tahanan dengan tongkat listrik. (Minghui.org)

Tujuan akhir dari metode penyiksaan adalah memaksa praktisi Falun Gong untuk melepaskan keyakinannya dengan menandatangani dokumen “Empat Sertifikat.”

Foto: Para praktisi Falun Gong dipaksa untuk menandatangani dokumen “Empat Sertifikat” dengan sidik jari mereka untuk menunjukkan bahwa mereka telah melepaskan keyakinannya. (Minghui.org)

Praktisi Falun Gong telah mengalami bentuk penyiksaan yang kejam ini sejak penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Partai Komunis Tiongkok terus menganiaya orang-orang yang beriman, karena kepercayaan kepada Ilahi dianggap sebagai ancaman bagi ideologi komunisme. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk

Sistem Kredit Sosial Rezim Komunis Tiongkok Bertujuan Menumbuhkan Ketaatan Politik Warga Muda Tiongkok

0

oleh Olivia Li – Epoch Times

Sebagai langkah terbaru untuk menerapkan sistem kredit sosial di seluruh daratan Tiongkok, pemerintahan Komunis Tiongkok baru-baru ini meluncurkan aplikasi peringkat kredit yang menargetkan 460 juta orang dewasa Tiongkok yang berusia 18 tahun hingga 45 tahun.

Menurut skema ini, mereka yang memperoleh skor kredit tertinggi menikmati akses yang lebih besar ke pelatihan dan tunjangan pekerjaan. Sementara mereka yang skor kredit rendahnya dibatasi kehidupan sehari-harinya.

Para pengamat mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang mencoba menggunakan teknologi untuk membangun bentuk totalitarianisme yang unik yang belum pernah ada di masa lalu.

Menurut South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong, aplikasi peringkat kredit sosial, yang disebut “Unictown.” Aplikasi ini dirilis pada Februari 2019 oleh sebuah tim di Tsinghua Unigroup di bawah kepemimpinan ganda Komite Pusat Liga Pemuda Komunis dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.

Berbeda dengan sistem kredit keuangan di Barat, Unictown mengumpulkan sejumlah besar informasi non-finansial mengenai penggunanya, termasuk perilaku “anti-sosial” dan partisipasi dalam “kerja sukarela.”

Dengan mengumpulkan, menyeleksi, dan menganalisis beragam data, mulai dari latar belakang pendidikan hingga kebiasaan belanja online seseorang, aplikasi ini bertujuan untuk mendorong perilaku “baik” dan mencela perilaku “buruk”, terutama di kalangan mahasiswa dan lulusan baru.

Untuk kelompok pengguna ini, poin tambahan dapat diperoleh untuk menerbitkan makalah, menciptakan produk, dan berpartisipasi dalam kegiatan sukarelawan sosial. Sementara menyontek saat ujian atau melakukan plagiarisme akan mempengaruhi nilai kredit sosial mereka.

Ketika seorang siswa membeli kursus online melalui Unictown, aplikasi akan menentukan berapa banyak diskon yang dapat diterapkan berdasarkan nilai kredit sosialnya. Lebih penting lagi, saat mencari pekerjaan, mereka yang memiliki kredit sosial lebih tinggi akan diprioritaskan.

Menurut South China Morning Post, pengembang Unictown menolak untuk mengungkapkan bagaimana aplikasi mengevaluasi berbagai data untuk menghitung skor kredit. Pengemban juga menyangkal apakah diperhitungkan seseorang adalah anggota Partai Komunis Tiongkok atau bukan.

Media pemerintah Tiongkok memuji sistem kredit tersebut karena mampu membimbing orang muda Tiongkok untuk secara sadar berlatih “nilai-nilai inti sosialis” dari Partai Komunis Tiongkok.

Totalitarianisme teknologi tinggi

Pengacara Hak Asasi Manusia Tiongkok dan sarjana tamu di Universitas New York, Teng Biao kepada Epoch Times berbahasa Mandarin mengatakan bahwa skema kredit sosial baru adalah bagian dari serangkaian langkah yang diambil oleh Partai Komunis Tiongkok untuk memperkuat pengawasannya terhadap seluruh masyarakat dan mengaktifkan kembali aturan totaliter.

Teng Biao percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang dalam proses membangun sistem super-totaliter menggunakan data besar, pengawasan video, pengumpulan DNA, teknologi internet, teknologi pengenalan wajah, dan kredit sosial, menciptakan bentuk totalitarianisme yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Di masa lalu, ada totaliterisme Nazi dan sistem totaliter Mao Zedong, tetapi sistem totaliter yang didukung oleh internet dan teknologi kontemporer belum ada sebelumnya,” katanya.

“Partai Komunis Tiongkok kini sedang mengambil langkah pertama untuk membangun sistem totaliter teknologi tinggi, dengan menggunakan peringkat kredit serta memantau dan mencatat setiap detail dalam kehidupan warganegaranya sehari-hari, yang sangat menakutkan,” tambahnya.

Sementara beberapa orang mungkin menyambut diberlakukannya sistem peringkat sosial sebagai jalan untuk mendapatkan manfaat tertentu, Teng Biao memperingatkan terhadap aspek yang lebih buruk dari kendali sosial digital, karena akan sangat membatasi kebebasan individu di Tiongkok.

Menurut Teng Biao, pengembangan sistem kredit sosial saat ini berakar pada perasaan krisis Partai Komunis Tiongkok sebagai pihak yang sedang berkuasa.

Dia menilai Partai Komunis Tiongkok telah memperketat kendalinya dalam setiap aspek dalam masyarakat Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir; seperti dengan meluncurkan tindakan keras terhadap pengacara HAM, kelompok agama, aktivis Uyghur dan Tibet, dan memberlakukan sensor internet yang lebih ketat.

Xia Yeliang, mantan profesor ekonomi di Universitas Peking yang kini tinggal di Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia bahwa sistem peringkat kredit sosial untuk kaum muda adalah cara baru bagi otoritas Tiongkok untuk mengendalikan mereka, terutama mahasiswa.

Xia Yeliang mengibaratkan sistem kredit sosial dengan sebuah jaring besar, yang menjebak semua orang di dalamnya.

“Partai Komunis Tiongkok ingin memastikan bahwa orang-orang muda ini tidak melakukan atau mengatakan sesuatu yang dianggap di luar batas,” simpul Xia Yeliang. (Vv/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=CIInUQSBX7g