Mantan PM Australia : 5G Australia Melarang Huawei dan ZTE Sebagai Suatu Perlindungan

Oleh Margaret Wollensak – The Epoch Times

Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan Australia melarang perusahaan telekomunikasi Tiongkok Huawei dan ZTE ikut serta membangun jaringan 5G Australia untuk “melindung nilai terhadap kemungkinan yang merugikan” jika hubungan persahabatan dengan rezim Tiongkok memburuk.

Kedua raksasa teknologi Tiongkok tersebut dilarang menyediakan teknologi 5G untuk Australia dengan alasan keamanan nasional di bawah pemerintahan Malcolm Turnbull sesaat sebelum ia mengundurkan diri pada  Agustus 2018.

Perbedaan antara jaringan 5G dengan jaringan 4G atau 3G adalah bahwa dalam jaringan 5G, setiap komponen jaringan 5G dapat mengakses setiap bagian lain dari jaringan 5G, sehingga jaringan menjadi rentan.

Malcolm Turnbull mengatakan keputusan untuk melarang hal tersebut “tanpa  kritik terhadap perusahaan atau teknologi mereka” tetapi merupakan kenyataan dari sifat teknologi 5G dan politik yang berpotensi bergejolak.

“Di dunia yang tidak pasti ini, kita harus melakukan perlindungan nilai terhadap kemungkinan di mana orang-orang bersahabat dengan kita, di mana dalam waktu dekat kita mungkin tidak harus berteman,” kata Malcolm Turnbull dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post Minggu ini.

“Ada sejumlah negara yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi Australia, [dan] Tiongkok jelas adalah salah satunya.”

Kanada saat ini sedang mengalami “konsekuensi yang merugikan” akibat hubungannya dengan Tiongkok menjadi kacau setelah penangkapan eksekutif Huawei Meng Wanzhou bulan Desember 2018 atas permintaan Amerika Serikat.

Tidak hanya dua orang warganegara Kanada di Tiongkok yang ditahan yang secara luas dianggap sebagai pembalasan atas penangkapan Meng Wanzhou, kini Tiongkok juga memblokir impor kanola dari Kanada.

Pemerintah Australia mengatakan dalam sebuah pernyataan tahun lalu bahwa pihaknya menerapkan larangan terhadap Huawei untuk mengurangi risiko yang melibatkan “vendor yang cenderung tunduk pada arahan ekstra-yudisial dari pemerintah asing yang bertentangan dengan hukum Australia.”

Sementara pernyataan asli tersebut tidak menyebutkan Tiongkok atau nama perusahaan mana pun, Huawei kemudian memberi konfirmasi di Twitter bahwa Huawei maupun ZTE telah diblokir untuk menyediakan peralatan jaringan 5G di Australia.

Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru, semua anggota aliansi intelijen Five Eyes, telah melarang Huawei mengembangkan jaringan 5G mereka. Dua anggota lainnya, Kanada dan Inggris, belum menerapkan larangan tersebut, meskipun Inggris baru-baru ini mengkritik Huawei karena kerentanan keamanan yang serius.

Dewan yang mengawasi peralatan Huawei di Inggris merilis sebuah laporan pada 28 Maret 2019 yang mengatakan hal tersebut hanya dapat memberikan “jaminan terbatas bahwa risiko keamanan jangka panjang dapat dikelola dalam peralatan Huawei yang saat ini digunakan di Inggris”. Mereka juga mengatakan Huawei “tidak membuat kemajuan apapun” untuk memperbaiki kelemahan keamanan pada peralatannya yang diangkat dalam laporan serupa dari laporan tahun 2018.

Larangan Australia tersebut hanya menyisakan Nokia Finlandia dan Ericsson Swedia untuk memasok peralatan untuk jaringan 5G Australia. Malcolm Turnbull mengatakan bahwa “hanya pengemis yang percaya” tidak ada vendor Five Eyes yang dapat bersaing.

“Saya pikir itu adalah kekhilafan besar pada administrasi Amerika Serikat sebelumnya. Ada banyak kesalahan yang harus dilakukan secara terus terang dan harus ditangani,” kata Malcolm Turnbull.

Amerika Serikat Bersikap Keras

Pemerintah Amerika Serikat telah mengambil sikap keras terhadap rezim Tiongkok atas nama keamanan nasional. Pemerintah Amerika Serikat telah melarang Huawei dan ZTE dari jaringan 5G mereka. Amerika telah memperingatkan negara lain untuk tidak menggunakan teknologi Huawei.

Pemerintah Amerika Serikat telah mendakwa Huawei dan beberapa anak perusahaannya dalam sepasang dakwaan atas tuduhan penipuan, pencucian uang, pelanggaran sanksi perdagangan, pencurian rahasia dagang, dan menghalangi keadilan.

Awal bulan ini, Amerika Serikat memperingatkan Jerman dan negara-negara lain bahwa mereka ada lebih sedikit dibagi informasi intelijen jika mereka mengizinkan teknologi Huawei masuk ke dalam jaringan 5G mereka sebagaimana ditulis Wall Street Journal. Jerman telah mengumumkan tidak akan melarang Huawei dari lelang 5G mendatang di negara itu. Sebaliknya telah meningkatkan persyaratan keamanan yang harus dipenuhi oleh vendor.

Seorang pakar intelijen Kanada mengatakan Amerika Serikat juga memperingatkan Kanada mengenai hal tersebut.

“Saya pikir peringatan yang diberikan oleh duta besar Amerika Serikat untuk Jerman dan negara lainnya mengenai Huawei dan jaringan 5G adalah paling cepat diberikan kepada Kanada mengenai prospek negara Kanada berhadapan dengan hubungan Kanada-Amerika Serikat,” kata David Harris, seorang pengacara serta veteran keamanan nasional dan hubungan intelijen selama 30 tahun.

Menanggapi pertanyaan mengenai peringatan Amerika Serikat tersebut, Menlu Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan kepada Fox News Radio bahwa kehadiran peralatan Tiongkok di jaringan suatu negara berarti Beijing akan memiliki akses ke data yang berpotensi sensitif.

“Ketika anda berbicara hal ini terjadi di negara-negara seperti Polandia atau Jerman atau Inggris, kami sangat prihatin, tidak hanya untuk keamanan Amerika Serikat karena kami memiliki informasi yang disimpan juga, namun untuk keamanan rakyat mereka sendiri,” kata Mike Pompeo.

David Harris, yang saat ini menjabat sebagai direktur Program Intelijen Internasional dari Riset Strategis INSIGNIS, mengatakan bahwa mengingat ancaman terhadap kepentingan Kanada, pemerintah Kanada seharusnya telah melarang Huawei sejak lama, sebuah saran yang menggema untuk para pakar keamanan Kanada lainnya.

“Sulit bagi saya untuk percaya bahwa perusahaan seperti Huawei tidak akan melakukan permintaan dari pemerintah Tiongkok dan tidak akan membangun jebakan, di mana sebenarnya Huawei adalah milik pemerintah Tiongkok,” kata mantan direktur CSIS Ward Elcock mengatakan kepada CBC.

Di bawah undang-undang keamanan nasional Tiongkok, perusahaan diharuskan untuk mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen Tiongkok.

Sementara Huawei menyangkal bahwa Beijing menggunakan teknologinya untuk memasang jebakan dan mata-mata, para pakar keamanan dan pemerintah telah menyatakan keprihatinan keamanan atas kemungkinan ancaman di masa depan yang disajikan oleh banyak undang-undang intelijen rezim Tiongkok.

“Ini adalah catatan publik bahwa di bawah undang-undang keamanan dunia maya Tiongkok, pada dasarnya perusahaan Tiongkok seperti Huawei diharuskan untuk menyediakan akses pada permintaan dengan sedikit atau tanpa proses untuk menantang hal tersebut,” kata Direktur FBI Christopher Wray pada konferensi pers yang mengumumkan dakwaan Amerika Serikat terhadap Huawei pada 28 Januari 2019. (Vv/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o

Atau Video Ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=iUAY1RZA4lE