Gara-gara Bahas Taiwan dan Pembantaian Tiananmen, Guru-guru Ini Dipecat Lembaga Pendidikan Tiongkok

Oleh Nicole Hao

Dua orang guru asal Amerika Serikat dipecat oleh sebuah perusahaan pendidikan online Tiongkok karena membahas topik yang sensitif secara politis telah menyoroti keprihatinan atas jangkauan sensor Tiongkok di luar negeri.

Wall Street Journal melaporkan pada 21 Maret 2019 bahwa VIPKid, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing yang menyediakan pengajaran bahasa Inggris satu-satu secara online, memecat dua orang guru asal Amerika Serikat karena mereka berbicara mengenai Taiwan dan pembantaian Lapangan Tiananmen dengan murid-muridnya.

VIPKid telah menjadi salah satu perusahaan rintisan di bidang pendidikan secara online yang terkemuka di Tiongkok. VIPKid mengatakan memiliki lebih dari 60.000 orang guru di Amerika Serikat dan Kanada yang mengajar lebih dari 500.000 siswa, yang sebagian besar berbasis di Tiongkok.

Wall Street Journal melaporkan bahwa sejak tahun lalu kontrak pengajaran perusahaan tersebut telah menyatakan bahwa mendiskusikan topik yang “kontroversial secara politis” akan dipecat.

VIPKid juga memperingatkan para guru yang menggunakan peta yang tidak mencantumkan Taiwan adalah bagian dari Tiongkok bahwa kontrak kerja mereka dapat diputus jika mereka tidak mengubahnya ke versi yang disetujui oleh rezim Tiongkok.

Topik yang berkaitan dengan Taiwan sebagai negara merdeka dan pembantaian Lapangan Tiananmen disensor secara ketat di Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan belum membatalkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau tersebut.

Rezim Komunis Tiongkok itu juga terus menyangkal memerintahkan pembunuhan mahasiswa Tiongkok yang memprotes reformasi demokrasi pada tanggal 4 Juni 1989 di Lapangan Tiananmen, Beijing. Buku pelajaran di Tiongkok tidak memuat kejadian tersebut dan pembahasan topik tersebut dibersihkan secara online.

Wall Street Journal melaporkan bahwa VIPKid dinilai oleh investor sekitar 6 miliar dolar Amerika Serikat dan sedang berusaha mengumpulkan  500 juta dolar Amerika Serikat dari Amerika Serikat dan negara lain.

Menurut kantor berita tersebut, investor VIPKid yang berbasis di Amerika Serikat termasuk Bryant Stibel, dana ventura yang diluncurkan bersama pensiunan bintang NBA Kobe Bryant, perusahaan Coatue Management LLC, dan perusahaan modal ventura Sequoia Capital.

VIPKid juga memiliki dana dari investor Tiongkok, termasuk raksasa internet Tencent, perusahaan ekuitas swasta Yunfeng Capital, dan perusahaan modal ventura Sinovation Ventures.

Pembatasan kebebasan akademik

Komentator mengatakan bahwa contoh ini menunjukkan rezim Tiongkok  mengekspor sistem sensornya ke luar negeri.

Yu Zhaohe, mantan profesor filsafat di Universitas Tiongkok jurusan Ilmu Politik dan Hukum, mengatakan kepada The Epoch Times edisi bahasa Mandarin: “Partai Komunis Tiongkok mengganggu kebebasan akademik.”

“Bahkan memonitor apa yang diajarkan oleh guru asing, yang menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok kurang percaya diri,” katanya.

Seorang mantan profesor sejarah di Universitas Weifang Tiongkok, Liu Yinquan, mengatakan kepada media NTD: “Masalah terbesar dengan buku-buku pelajaran Tiongkok adalah buku adalah alat untuk melayani kediktatoran Partai Komunis Tiongkok, terutama di bidang sejarah.”

“Setiap peristiwa dalam sejarah yang tidak menguntungkan Partai Komunis Tiongkok akan diganti dengan versi yang diinginkan.”

Liu Yinquan menuturkan setelah konten dalam buku teks disensor, Partai Komunis Tiongkok mengendalikan apa yang diajarkan guru kepada siswanya.

“Guru harus memiliki hak mereka, terutama guru-guru asing ini. Mereka menikmati kebebasan berbicara di Amerika Serikat, tetapi kehilangan hak asasi manusia [saat mereka bekerja untuk perusahaan Tiongkok,] ”kata Liu Yinquan. (Vv/asr)

https://www.youtube.com/watch?v=RzHBEmPBL6o