Home Blog Page 1839

Mengapa Komunis Tiongkok Tak Kuasa Mereformasi Secara Struktural?

0

Dr. Xie Tian

Perang dagang AS-Tiongkok berkutat sampai detik ini, pada akhirnya, kedua belah pihak belum juga mencapai kesepakatan, dan persoalan yang selalu menjadi sengketa, tak lain adalah dua hal: yang pertama adalah reformasi structural (structural change), dan yang kedua adalah mekanisme pemberlakuan (enforcement).

Yang dimaksud dengan ‘reformasi struktural’ adalah tuntutan AS pada Tiongkok untuk mereformasi kebijakan pemerintah dan pengadaan lembaga pemerintah di dalam sistem dan struktur ekonomi Tiongkok.  Inilah yang mana bisa mengakibatkan ketidak-stabilan perdagangan, pemaksaan pengalihan teknologi, pencurian teknologi, pencurian kekayaan intelektual, halangan perdagangan non-fiskal dan lain sebagainya. Sebenarnya faktor inilah bagian paling krusial pada perang dagang AS-Tiongkok.

Sasaran kabinet Trump adalah sekali untuk selamanya dan secara tuntas mengatasi tidak seimbangnya perdagangan AS-Tiongkok. Sedangkan ‘mekanisme pemberlakuan’-nya adalah walau PKT telah menjanjikan apa pun, menandatangani kesepakatan apa pun, walau telah ‘menyelesaikan’ semua masalah ‘struktural’, AS tidak akan sepenuhnya percaya.

AS telah kehilangan kepercayaan pada Beijing, dan harus ada semacam mekanisme yang otomatis dan cepat ‘memutus langsung’ atau ‘reaksi seketika’, yang dapat membuat pembalasan dan sanksi dari AS ini dapat langsung mengena, otomatis efektif. Sehingga membuat PKT tak mampu lagi mengulang trik lamanya, serta membuat PKT harus ekstra hati-hati ibarat menapak lapisan es tipis, kapok dan tidak berani lagi melangkah gegabah!

Jadi, Amerika membutuhkan ‘mekanisme pemberlakukan’, karena ‘reformasi struktural’ PKT tidak dapat langsung terwujud, atau kurang tuntas, atau membutuhkan proses waktu yang lama.

Jika PKT benar-benar berniat mengakhiri perang dagang, sebenarnya sangat mudah, segera menerima semua usulan reformasi struktural, langsung menerapkannya, maka tidak perlu lagi bersusah payah membuat penjelasan terhadap mekanisme pemberlakuan yang bersifat memalukan itu.

Melihat kondisi perundingan dagang AS-Tiongkok saat ini, makna reformasi struktural Tiongkok yang diinginkan, mungkin bukan seperti yang dipahami oleh Zhongnanhai.  Rezim Beijing sangat mungkin sama sekali tidak benar-benar paham akan tuntutan AS dan niat Trump, serta simpul permasalahannya. Dengan kata lain, antara pihak Tiongkok dan AS makna dari ‘reformasi struktural’ mungkin berbeda.

Jadi penyelesaian yang diajukan PKT sangat berbeda jauh dari harapan, yakni membeli lebih banyak kedelai dan jagung, mengeluarkan uang untuk menghalau bencana, bahkan tanpa peduli harga mahal yang harus dibayar dengan memberikan setengah cadangan devisa dolar AS tunai sebesar trilyunan USD digelontorkan. Permasalahannya adalah, walaupun Beijing rela mengeluarkan 1/5 atau 1/10 cadangan dolar yang dikumpulkan selama 20 taun itu, Trump tetap bergeming!

Sesungguhnya PKT sungguh dungu, jurusnya tidak beraturan. Semakin PKT bersedia mengeluarkan semakin banyak uang, bagi Amerika, berarti Amerika telah digerogoti semakin banyak, berarti semakin banyak pula AS dirugikan; dengan kata lain, berarti kompensasi yang bisa diambil kembali oleh AS semakin banyak!

Ini seperti polisi menangkap maling, si maling berusaha menyuap polisi, agar polisi membebaskannya. Maling itu mengeluarkan semua uang hasil curian di hari itu untuk menyuap polisi. Setelah menerima uang itu polisi tidak berkata sepatah pun, tapi tidak membebaskan si maling. Lalu si maling mengeluarkan uang hasil curian kemarin dan diberikan lagi pada polisi, tapi polisi tetap diam, dan tidak membebaskannya. Akhirnya si pencuri berkata, antar saya ke rumah, uang yang telah saya curi selama ini, akan saya berikan semua untuk Anda, apakah Anda akan membebaskan saya? Polisi membawanya ke rumah si maling, semua uang hasil curiannya dikeluarkan, apa yang akan dilakukan polisi itu?

Jika polisi itu adalah oknum jahat yang tak bermoral dan serakah akan keuntungan, mungkin karena telah mencapai tujuannya, telah mencapai tujuan mendapat banyak kekayaan, uang yang banyak itu akan diterimanya, dan maling itu akan dilepaskannya.

Tapi sebagai seorang polisi yang baik yang menegakkan keadilan dan bermoral tinggi serta tak terpengaruh akan uang dan harta, si maling dan semua uang hasil curian akan dibawa ke kantor polisi, lalu menjeratnya dengan hukum.

Bagaimana sosok polisi internasional seorang Trump dan Amerika Serikat? Penilaian ini kami kembalikan kepada setiap pembaca yang budiman.

Dalam perundingan AS-Tiongkok, tuntutan pihak AS agar partai Komunis Tiongkok melakukan reformasi struktural tujuan utamanya ada empat, yakni:

(1) Menghilangkan dominasi BUMN terhadap ekonomi rakyat;

(2) Menghentikan intervensi pemerintah pada pasar;

(3) Membuka pasar bursa moneter;

(4) Membuka pintu bagi investasi asing untuk masuk ke Tiongkok.

Rincian yang konkrit antara lain reformasi pajak sewa (dengan pajak langsung, agar perusahaan Tiongkok dan asing bersaing dengan adil), menghapus monopoli BUMN (membuka pasar energi listrik, telekomunikasi, minyak bumi), mengurangi intervensi pemerintah (membatalkan berbagai audit, pemeriksaan, dan pungutan), mengubah kebijakan tenaga kerja (naikkan upah buruh dan mengijinkan serikat buruh independent), melindungi kekayaan intelektual (tidak memaksa alih teknologi), menjamin kebebasan pers dan internet, melindungi hak kepemilikan pribadi (tidak boleh merampas hak milik pribadi), dan menghapus subsidi terhadap BUMN dan ekspor.

Dengan kata lain, reformasi struktural Tiongkok di mata AS, adalah mencabut segala intervensi pemerintah terhadap ekonomi, dan berubah menjadi ditentukan oleh mekanisme pasar. Ini ibarat ‘meminta kulit dari macan’, menuntut PKT meninggalkan pemerintahan sistem sosialisme dan partai komunis.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok hingga hari ini, hilangnya keseimbangan struktur internal ekonomi Tiongkok, akibat buruk negara makmur tapi rakyat miskin, dan risiko akibat krisis struktural, termasuk kelebihan produksi, krisis leverage, krisis moneter, krisis hutang, semua berada di ambang ledakan yang destruktif.

Reformasi struktural yang dituntut Trump, sebenarnya adalah membantu Tiongkok mencabut penyulut bom ekonomi raksasanya, menghilangkan dampak bersifat bencana akibat ekonomi Tiongkok yang abnormal terhadap masyarakat Tiongkok.

Kebijakan PKT terhadap industrinya, tidak pernah berniat melepaskannya, dan dikhawatirkan tidak akan pernah benar-benar melepaskan, hanya mengganti sampul buku lama dengan sampul baru, sulit membuat Trump percaya Beijing akan benar-benar mengubah model ekonominya yang dikuasai pemerintah.

Tahun lalu saat berpidato di Taiwan University, seorang peserta bertanya, “Jika Partai komunis Tiongkok membuka pasar Tiongkok, tidak lagi mengendalikannya, betulkah akan mengakhiri rezim Komunis Tiongkok?” Jawaban penulis adalah, jika PKT benar-benar membuka pasar Tiongkok, tidak lagi mengendalikannya, tidak lagi mengendalikan BUMN pada bidang yang paling krusial seperti perbankan, energi, telekomunikasi dan transportasi serta melepaskan kepentingan monopoli, maka PKT tidak akan bisa mengambil uang dari BUMN dan kas negara untuk bertahan hidup, PKT tidak akan mampu bertahan barang sehari pun.

Dubes PKT untuk AS yakni Cui Tiankai saat diwawancarai oleh “South China Morning Post” mengatakan, AS menuntut Tiongkok melakukan reformasi struktural, mungkin dibutuhkan waktu 5 sampai 10 tahun untuk mewujudkannya. Ini tentunya adalah taktik mengulur waktu oleh Beijing, Trump yang belas kasih dan bertoleransi, juga memahaminya sehingga memberikan dua kali kelonggaran.

Namun Cui Tiankai dengan licik mengatakan, untuk melakukan reformasi struktural Tiongkok harus ‘melakukannya dengan menetapkan undang-undang, mengingat AS menghormati prosedur keadilan, seharusnya dalam masalah ini ‘ada kelonggaran’. PKT selalu menganggap hukum sebagai mainan, bilamana PKT bersedia memerintah negara sesuai hukum? Jelas, rezim Komunis Tiongkok telah menggunakan taktik kalah perang.

Kebijakan perdagangan Trump, awalnya berangkat dari strategi ‘AS nomor 1”, berangkat dari melindungi kepentingan ekonomi AS, tapi tak dinyana, sepanjang proses perang dagang ini, ternyata secara langsung telah menghantam dasar kekuasaan partai komunis Tiongkok.

Apakah ini memang niat awal Trump, atau hanya mendapat durian runtuh? Jika melihat sikap Trump di forum internasional yang jelas-jelas sangat menentang paham sosialis, maka tidak sulit untuk memahami strategi jitunya secara keseluruhan.

Strategi Trump, apakah secara kebetulan sejalan dengan seruan seorang mantan Kemenlu AS? Karena perubahan struktur ekonomi nasional Tiongkok, ditakdirkan dapat mengakibatkan perubahan struktur politik Tiongkok. Mengapa PKT tidak bisa menerima reformasi struktural? Karena menerima tuntutan reformasi struktural yang diinginkan AS, berarti menerima kata-kata yang paling tidak ingin mereka dengar, bahkan merupakan kata-kata yang menyebabkan mimpi buruk bagi PKT, yakni ‘evolusi damai’.

Persis 60 tahun silam, tepatnya di bulan Januari 1959, mantan Menlu AS John Foster Dulles di saat berpidato di New York, kembali mengemukakan 6 kebijakan untuk evolusi damai paham sosialis. Sebelumnya dalam pidatonya di San Francisco, dengan lebih jelas dikemukakan menaruh harapan evolusi damai di Tiongkok pada generasi ketiga atau keempat. Xi Jinping, dikatakan sebagai pemimpin generasi kelima PKT. Boleh jadi, ramalan Dulles, telah dimundurkan oleh sang Pencipta selama 20 tahun. (SUD/WHS/asr)

Parlemen Ceko Mengesahkan Resolusi Mengecam Pelanggaran HAM di Tiongkok

Frank Fank – The Epochtimes

Epochtimes.id- Republik Ceko adalah negara terbaru yang mengeluarkan resolusi mengecam pelanggaran HAM berat di Tiongkok. Resolusi menyoroti secara khusus penganiayaan selama belasan tahun rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi spiritual Falun Gong.

Resolusi ini disahkan oleh parlemen Ceko pada Rabu 20 Maret 2019. Resolusi Parlemen Ceko adalah puncak dari upaya selama empat tahun oleh praktisi Falun Gong setempat yang mengumpulkan ribuan petisi. Praktisi Falun Gong setempat menyerukan untuk mengakhiri genosida yang dilakukan oleh rezim terhadap Komunis Tiongkok terhadap rekan-rekan mereka di Tiongkok.

Resolusi itu menyerukan rezim Tiongkok untuk menghentikan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong, Kristen, Tibet, dan Uighur. Resolusi ini menyerukan Tiongkok membebaskan semua tahanan hati nurani dan mematuhi konvensi hak asasi manusia internasional.

Petisi yang ditandatangani lebih dari 37.000 orang diajukan ke Komite Parlemen Ceko Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Budaya, Hak Asasi Manusia dan Permohonan, yang mendukung petisi dan memperkenalkan rancangan resolusi kepada senat untuk digelar pemungutan suara.

“Tetap diam berarti kita setuju untuk itu [penganiayaan],” kata Senator Ceko Marek Hilser, salah satu inisiator utama resolusi di Parlemen pada 20 Maret 2019 lalu.

“Kami, sebagai sebuah negara, telah mengalami rezim totaliter komunis dan tahu apa itu despotisme politik, setelah mengalami eksekusi politik, penahanan, dan penyensoran,” katanya.

“Kami tahu betul apa itu pelanggaran hak asasi manusia dan ketiadaan kebebasan,” katanya.

“Itulah mengapa saya pikir negara kita yang memiliki pengalaman historis ini, harus peduli ketika hak asasi manusia dilanggar dan nilai-nilai diinjak-injak di tempat lain di dunia,” tegasnya.

Falun Gong atau Falun Dafa, adalah metode spiritual yang terdiri perangkat latihan meditasi dan serangkaian prinsip-prinsip berdasarkan Sejati, Baik, Sabar.

Latihan Falun Gong ini menjadi sangat populer di Tiongkok selama tahun 1990-an. Menurut perkiraan resmi, sekitar 70 juta hingga 100 juta orang berlatih latihan ini.

Tetapi pada Juli 1999, pemimpin Partai Jiang Zemin yang gusar popularitas Falun Gong nantinya akan merusak otoritas Partai Komunis Tiongkok, maka dia dengan gencar meluncurkan kampanye nasional menentang Falun Gong. Jiang Zemin memobilisasi seluruh aparat keamanan negara untuk menemukan, menangkap, dan menahan pengikut Falun Gong.

Peneliti hak asasi manusia memperkirakan bahwa ratusan ribu orang telah ditahan di penjara, penjara, kamp kerja paksa, dan pusat pencucian otak, di mana mereka sering disiksa secara fisik dan psikologis dalam upaya untuk memaksa mereka melepaskan keyakinan mereka.

Pada sidang komite pada 20 Maret, Senator Ceko Václav Hampl mengatakan: “Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua warga negara karena telah mewujudkan petisi ini ke dalam tindakan dan membawa masalah ini ke parlemen. Saya pikir ini adalah salah satu dari banyak contoh di mana kerja sama antara masyarakat sipil dan Parlemen telah membuahkan hasil. ”

“Hari ini, tidak ada keraguan pengikut Falun Gong dan mungkin kelompok lain telah disiksa [untuk transplantasi organ] dan dalam skala massal,” katanya.

Senator lain, Václav Chaloupek, mengatakan, “Langkah demi langkah, kami telah mempelajari fakta yang begitu mengerikan dan menakutkan sehingga mereka melampaui apa yang bahkan dapat dihasilkan oleh imajinasi terliar kami.”

Senator Ceko Pavel Fischer mengatakan rezim totaliter Tiongkok benar-benar menahan ratusan ribu tahanan politik di kamp konsentrasi. Seseorang di sana hanya menjadi pembawa organ.

“Organ dipanen dari orang sehat dan hidup untuk meneruskannya dengan kualitas terbaik,” katanya.

Veronika Sunova, kepala Asosiasi Falun Gong Ceko, mengatakan bahwa pengesahan resolusi tersebut menandai “langkah Khusus untuk Republik Ceko, membawa kita kembali ke tempat kita seharusnya, di mana pandangan dunia kita seharusnya dan nilai-nilai moral kita berada. ”

Pengambilan Organ

Pada tahun 2006, peneliti independen menemukan bukti bahwa rezim Tiongkok sedang mengambil organ dari tahanan nurani dan sebagian besar menargetkan praktisi Falun Gong.

Pada tahun 2016, sebuah laporan investigasi oleh pengacara hak asasi manusia Kanada David Matas, mantan Pejabat Kemenlu Kanada untuk wilayah Asia-Pasifik, David Kilgour, dan jurnalis investigasi Ethan Gutmann menyimpulkan bahwa rezim Tiongkok telah membentuk “skala industri, organ yang diarahkan negara sistem transplantasi, dikendalikan melalui kebijakan dan pendanaan nasional. ”

Laporan menyebutkan, sebagian besar organ tesebut diambil dari praktisi Falun Gong.

“Resolusi Ceko mengirimkan pesan itu kepada pelaku dan pengamat: Kami tahu, kami prihatin, kami pikir sesuatu harus dilakukan,” kata Matas dalam surat eleketronik kepada The Epoch Times edisi bahasa Ceko.

Kilgour dalam sebuah email ke The Epoch Times, mengatakan bahwa resolusi tersebut adalah “inisiatif demokratis yang membantu, yang diharapkan tahun ini akan mengakhiri kejahatan yang berkelanjutan terhadap kemanusiaan di seluruh Tiongkok.”

Pada 2013 dan 2016, Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi yang menyatakan keprihatinan mendalam atas “pengambilan organ secara sistematis, yang disetujui negara dari tahanan nurani termasuk sejumlah besar praktisi Falun Gong.

Pada 2016 lalu, DPR AS dengan suara bulat mengeluarkan resolusi H.Res.343, yang juga menyerukan diakhirinya praktik pengambilan organ oleh rezim Tiongkok.

Beberapa badan legislatif negara bagian Amerika Serikat juga telah mengeluarkan resolusi serupa, termasuk di negara bagian Arizona, Georgia, dan Missouri. (asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=9xvcoArjaB0

Atau Video Ini : 

Mantan Pejabat Tinggi Uni Eropa Bongkar Praktik Intervensi Komunis Tiongkok di Eropa Seperti Nazi

Zhang Ting

Mantan presiden ke-30 The European Economic and Social Committee(EESC) atau Komite Ekonomi dan Sosial Eropa, Henri Malosse kembali menekankan bahwa intervensi budaya komunis Tiongkok di Eropa seperti Nazi.

Dia menyerukan Uni Eropa tidak perlu takut dengan rezim komunis Tiongkok. Dia berharap harus berani mengungkapnya karena media memiliki pengaruh yang besar. Ia juga mengatakan bahwa Parlemen Eropa semakin memperhatikan situasi hak asasi manusia di daratan Tiongkok serta tidak didominasi oleh rezim komunisme.

Hal demikian disampaikannya baru-baru ini ketika berpartisipasi dalam seminar yang diselenggarakan oleh Parlemen Eropa tentang penetrasi budaya komunis Tiongkok di Eropa dan isu kamp pendidikan ulang, Senin (19/3/2019).

Malosse adalah pejabat Tinggi Uni Eropa yang selalu menolak godaan komunis Tiongkok. Dia meminta media dan politisi untuk mengenali kodrat komunis Tiongkok dan dengan berani mengungkapkannya. Ia juga mengatakan bahwa rakyat Tiongkok adalah korban pertama rezim Beijing.

Malosse adalah Ketua ‘Vocal Europe’ sebuah wadah pemikir di Eropa, ia selalu menyatakan keprihatinan dan kecaman terhadap situasi hak asasi manusia dan kejahatan pengambilan organ di daratan Tiongkok.

Selama memimpin EESC, ia berulang kali menerima ancaman, tekanan dan godaan dari komunis Tiongkok, termasuk komunis Tiongkok membayar orang dalam EESC untuk menciptakan masalah baginya dan menggoda Malosse dengan wanita cantik.

Ia mengatakan bahwa dirinya sudah 3 kali dicari oleh Kedutaan Besar Tiongkok, tetapi ia bersikeras dengan sikapnya. Komunis Tiongkok juga melakukan penyuapan dengan berbagai hadiah dan korupsi terhadap kepala bagian dan anggota EESC lainnya, agar mereka bersedia menjadi yang pro-komunis dan membuat konspirasi untuk mendesak Malosse mundur dari jabatannya. Malosse akhirnya berhasil “menaklukkan badai melalui banyak upaya.”

Selain itu, Kedutaan Besar Tiongkok juga mencoba untuk menaklukkan Malosse dengan mengirim seorang reporter wanita muda yang bersedia dibawa ke tempat tidur. “Jelas saya tolak,” kata Henri Malosse.

Situasi HAM di Tiongkok Kian Memburuk

Malosse mengatakan bahwa banyak pemimpin politik Uni Eropa sangat bersemangat pada awalnya. Mereka mengira bahwa Tiongkok sedang berkembang dan akan menjadi masyarakat kapitalis. Pada saat yang sama, kebebasan dan hak asasi manusia juga akan mendapat perbaikan.

“Tetapi kita melihat bahwa situasi Tiongkok tidak membaik bahkan lebih buruk. Uni Eropa menjadi lebih khawatir tentang ini. Situasi Tiongkok yang terus menerus (memburuk) ini  menjadi sulit untuk diterima,” katanya.

Malosse berpendapat bahwa Uni Eropa perlu secara lantang mengatakan kepada komunis Tiongkok tentang keprihatinan kita tentang situasi hak asasi manusia di daratan Tiongkok.

Komunis Tiongkok Membungkam dengan Uang

Malosse mengatakan bahwa ancaman komunis Tiongkok terhadap Eropa sudah terjadi. Sebagai contoh, ia merujuk pada saat pembahasan situasi HAM bagi warga etnis Uighur dan Tibet di Tiongkok dalam pertemuan PBB di Jenewa beberapa bulan lalu.

Menurut dia, beberapa negara seperti Yunani, Rumania dan negara lainnya yang telah menerima investasi besar komunis Tiongkok. Akhirnya negara-negara ini tidak memberikan suara untuk mendukung PBB dalam menyelidiki dan mengutuk situasi HAM di Tiongkok.

“Tanyakan saja kepada mereka mengapa ? Alasannya sudah jelas,” tegasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa investasi komunis Tiongkok dan menabur uang di Eropa, upaya lobi komunis Tiongkok melalui Kedutaan Besar mereka membuat beberapa negara Uni Eropa “membungkamkan mulut”.

Ia mengatakan bahwa ia jelas merasakan isyarat adanya campur tangan komunis Tiongkok di Eropa : “Mereka (komunis Tiongkok) harus mengubah sikap mereka,” ujarnya.

Malosse juga mengatakan bahwa pesannya kepada negara-negara yang takluk kepada komunis Tiongkok : “Jangan takut. Orang Eropa memiliki nilai-nilai. Salah satunya adalah kebebasan berbicara. Kita seharusnya tidak takut terhadap tekanan dari komunis Tiongkok atau orang lain untuk mengurangi kebebasan berbicara, meninjau kembali sikap pemikiran dan ekspresi artistik kita,” katanya.

“Kita seharusnya tidak dikenakan sanksi ekonomi dan politik dari siapa pun. Jauh lebih penting untuk mencapai nilai-nilai kita secara luas. Jangan takut,” tambahnya.

Selain Eropa, Malosse mengungkapkan bahwa investasi komunis Tiongkok juga telah meningkatkan pengaruhnya di wilayah lain. Ia mengatakan bahwa dirinya sedang berbicara dengan teman-teman di Maladewa. Untungnya, mantan Presiden Maladewa, Abdulla Yameen, telah mundur tahun lalu. Yameen telah meminjam banyak dana dari komunis Tiongkok. Yameen bahkan telah menyediakan 5 pulau buat penempatan kontainer dan pangkalan militer Tiongkok.

Intervensi komunis Tiongkok di Eropa tidak berbeda dengan Nazi

Komunis Tiongkok selain menebar uang untuk “membungkam mulut” beberapa negara Eropa agar mereka tidak menyuarakan keprihatinan terhadap hak asasi manusia mereka, ia juga melakukan intervensi budaya di Eropa.

Malosse menanggapi tekanan pada Kedutaan Besar Tiongkok pada awal tahun ini untuk menekan pertunjukan Shen Yun di Teater Royal Madrid.

“Ini memalukan. Tentu saja, ini merupakan suatu penghinaan bagi teater yang berada di bawah tekanan komunis Tiongkok. Tetapi yang paling penting adalah ini juga tindakan memalukan bagi rezim komunis Tiongkok. Ia tidak hanya menggunakan cara fasis di negerinya sendiri, tetapi juga di Uni Eropa. Ini perlu diketahui oleh publik,” katanya.

“Cara yang digunakan oleh rezim komunis Tiongkok persis sama dengan yang digunakan oleh Nazi Jerman pada tahun 1930-an. Nazi tahun 1930-an menggunakan berbagai cara untuk mencegah seniman Jerman yang melarikan diri dari rezim Nazi tampil dalam pertunjukan di luar negeri,”ujarnya.

“Kegiatan budaya, ekonomi dan politik, kita hidup dalam masyarakat global. Budaya adalah bagian dari jiwa kita, bagian dari nilai-nilai kepribadian kita, bagian dari visi Eropa kita, dan kita berinteraksi dengan seluruh dunia, termasuk dengan Tiongkok,” tambahnya.

“Kami tidak hanya berjuang untuk kebebasan berbicara, kami berjuang untuk semua, termasuk masa depan kami, nilai-nilai kami sendiri,” tegas Malosse.

Henri Malosse mengatakan selama tidak menerima pendekatan yang komunis Tiongkok lakukan, maka  tidak akan menganggap mereka sebagai mitra normal. “Ucapan ini saya sampaikan kepada duta besar Tiongkok yang membuatnya kurang senang. Kita tidak dapat menganggap mereka sebagai mitra normal,” katanya.

Malosse mengatakan bahwa mereka harus mengubah sikap mereka, karena sikap mereka bukanlah sikap yang wajar, itu adalah visi imperialisme. “Kami di Eropa tidak menginginkannya”.

“Sulit bagi saya untuk membayangkan (hidup berdampingan dengan mereka yang bersikap seperti itu). Kita harus memiliki hubungan normal dengan komunis Tiongkok, hubungan perdagangan normal, dan hubungan perdagangan yang bebas,” katanya.

Eropa tidak menghendaki gangguan dari rezim komunis

Malosse percaya bahwa intervensi budaya komunis Tiongkok di Eropa dan membuat negara-negara Uni Eropa “membungkamkan mulut” sebenarnya telah mencetuskan “perang”, karena “dalam situasi damai tidak mungkin mendengungkan kebebasan berbicara”.

“Kita katakan bahwa ‘Jangan berperang’, ‘Tidak menghendaki rezim fasis mendominasi’ juga ‘tidak menghendaki rezim komunis mendominasi’. Ini adalah bagian dari nilai-nilai kita,” kata Malosse.

“Ini berkaitan dengan masa depan dan kebebasan kita sendiri. Kita ingin menjadi warga bebas yang hidup dalam masyarakat bebas,” imbuhnya.

Malosse mengungkapkan perilaku komunis Tiongkok di Eropa, contohnya seperti tekanan mereka terhadap Teater Kerajaan Spanyol di Madrid demi mencegah Shen Yun mengadakan pertunjukan seni. Bagi masyarakat Eropa yang bebas, hal ini adalah kejahatan yang harus dihentikan.

Oleh karena itu, Malosse menyertukan masyarakat Eropa tidak perlu takut. Bagi lembaga budaya Eropa, pemerintah, politisi, dan ekonomi, diserukan harus berkomunikasi dengan masyarakat sipil Tiongkok, bukan pengaruh dari rezim komunis Tiongkok yang tidak akan bertahan lama.

Malosse : Jangan melupakan kodrat komunis Tiongkok

Bagi Malosse, meskipun komunis Tiongkok mengintervensi dan menyusup ke Barat, tetapi yang menjadi korban utamanya dan yang menderita adalah rakyat Tiongkok.”Rakyat Tiongkok adalah korban pertama dari perbuatan rezim komunis Tiongkok”, kata Malosse.

Ia juga mengkritik pendirian sejumlah besar kamp pendidikan ulang oleh kounis Tiongkok untuk memenjarakan etnis minoritas dan kelompok agama di lingkungan yang bermusuhan. Orang-orang ini bahkan menjadi korban pengambilan paksa organ. Ia menekankan bahwa paparan media memiliki pengaruh yang cukup besar dan perlu dilakukan dengan berani.

Tetapi Malosse juga mengatakan bahwa beberapa media dan politisi Eropa telah melupakan esensi rezim komunis Tiongkok. Ketika sebuah negara besar datang dengan banyak investasi dan banyak uang, sehingga dengan mudah melupakan kodrat komunis Tiongkok.

Ia menekankan peran dari pengungkapan dari laporan media. Menurut dia, beberapa bulan terakhir, fokus masyarakat adalah kamp pendidikan ulang komunis Tiongkok. Penjara yang ditutup dengan label “kamp pendidikan ulang” digunakan untuk menahan warga etnis Uighur, para pembangkang, praktisi Falun Gong, dan warga Tibet.

Selain itu, pengambilan paksa organ berlangsung dalam kamp-kamp penahanan ini, dan ada banyak laporan media yang sekarang telah memicu opini publik. Menurut dia, politisi sangat sensitif terhadap opini publik. Karena itu, mereka semakin sadar bahwa jika mereka tidak berbicara tentang hak asasi manusia pada putaran KTT Tiongkok – UE berikutnya, mereka mungkin akan mendapatkan kritikan dari publik, organisasi non-pemerintah, dan kelompok hak asasi manusia.

“Mengungkapnya dengan keras adalah tugas media, politisi, dan personel layanan sektor publik” tegas Henri Malosse. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=Ornk7TqqjtE

Pendiri Fanya Metals Exchange di Tiongkok Dihukum 18 Tahun karena Kasus Korupsi

0

Oleh Tom Daly & David Stanway

EpochTimesId – Pengadilan Tiongkok pada tanggal 22 Maret 2019 menjatuhkan denda kepada perusahaan pendukung Fanya Nonferrous Metals Exchange sebesar 1 miliar yuan (149,04 juta dolar Amerika Serikat) yang telah ditutup karena menghimpun dana secara ilegal dan menjatuhkan masa  hukuman penjara yang lama kepada pendirinya, demikian laporan kantor berita resmi Xinhua.

Pengadilan Menengah Rakyat Kunming menjatuhkan vonis 18 tahun penjara kepada Shan Jiuliang karena tindak kejahatan termasuk penggelapan hukum.  Shan Jiuliang mendirikan dan menjalankan bursa logam kecil. Demikian menurut sebuah laporan Xinhua yang dimuat di situs web pengadilan.

Shan Jiuliang, yang perusahaannya dituduh telah menyebabkan para investor menderita “kerugian ekonomi yang besar,” juga didenda sebesar 500.000 yuan dan 50 juta yuan milik pribadinya disita, tambah laporan Xinhua.

Fanya Metals Exchange diluncurkan pada tahun 2011 di Kunming, di provinsi Yunnan, barat daya Tiongkok, dengan tujuan untuk meningkatkan harga logam minor seperti bismut dengan menghimpun uang yang dipinjam dari ribuan investor.

Tetapi bursa membekukan transaksi dan akun para anggota pada tahun 2015 setelah mengalami masalah “likuiditas” dan kemudian diambil alih oleh penyelidik pemerintah.

Pengadilan Kunming yang sama pada bulan Januari 2019 berupaya mengumpulkan dana untuk melunasi utang para hampir sebesar 40 miliar yuan dengan melelang persediaan indium di bursa. Indium adalah logam perak yang digunakan di layar panel datar dan semi-konduktor, pada platform e-commerce Tiongkok Taobao.

Penjualan indium tersebut akhirnya tidak memiliki daya tawar.

Ditanya pada hari Jumat apakah keputusan pengadilan itu adalah berita baik, salah satu mantan investor Fanya Metals Exchange mengatakan bahwa keputusan pengadilan itu tidak sesuai dengan harapan para investor. “Mana uangnya? Pertanyaan ini tidak dibahas dalam keputusan pengadilan,” katanya.

Selain Shan Jiuliang, ada 20 terdakwa lainnya yang menghadapi dakwaan pidana untuk kejahatan terkait Fanya Metals Exchange, kata Xinhua. Termasuk Yang Guohong, mantan wakil presiden Fanya Metals Exchange, yang dituduh mengambil alih properti secara ilegal dengan menyalahgunakan jabatannya.

Reuters tidak dapat dengan segera menghubungi Shan Jiuliang, Yang Guohong atau perwakilan mereka untuk memberikan komentar. (Olivia Li/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=GRsFY9yaw9k

Siswa Sekolah Menengah Umum di Tiongkok Wajib Memakai ‘Gelang Pintar’

0

Teknologi baru memonitor siswa di dalam dan di luar sekolah

EpochTimesId – Sebuah sekolah menengah umum bergengsi di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, Tiongkok, telah menimbulkan kontroversi dengan melacak siswa dengan gelang pintar.

Sekolah Menengah Umum Guangya, dianggap oleh penduduk setempat sebagai salah satu dari empat sekolah menengah umum negeri terkemuka di Guangzhou, pada awal Maret  2019 mengumumkan bahwa pihak sekolah  telah membeli 3.500 gelang pintar untuk dikenakan para siswa, untuk melacak informasi seperti lokasi mereka, kegiatan kelas, detak jantung, seperti serta data berjalan dan tidur.

Dokumen pengadaan yang beredar secara online menunjukkan bahwa sekolah tersebut telah menghabiskan 4,85 juta yuan (722.000 dolar Amerika Serikat) untuk proyek “kampus pintar”, di mana sebagian besar dialokasikan untuk gelang.

Menurut pengumuman dari pihak sekolah, gelang pintar mencatat kehadiran dengan memantau masuk dan keluarnya siswa di gedung sekolah. Di kelas, gelang pintar mencatat seberapa sering seorang siswa mengangkat tangannya.

Bahkan mengumpulkan data saat siswa berada di luar kelas, merekam keadaan tidur dan bangun para siswa. Mengenakan gelang adalah wajib, dan fungsinya terintegrasi dengan aplikasi telepon pintar yang dapat digunakan oleh guru dan orang tua untuk memantau siswa dan mengirimi mereka pesan.

Ratusan ‘Kampus Pintar’

Sebanyak 351 sekolah di Tiongkok berpartisipasi dalam proyek “kampus pintar” sebagai sekolah percontohan, menurut “Standar Kampus Digital untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, Tahap Studi Kelayakan” yang dikeluarkan tahun lalu oleh Pusat Nasional Teknologi Pendidikan (NCET), sebuah divisi dari Kementerian Pendidikan Tiongkok, seperti dilansir Radio Free Asia.

Salah satu pemasok gelang pintar, Ruijie Networks, sebuah perusahaan teknologi tinggi di Fuzhou, Provinsi Fujian, mencatatkan kisah sukses di situs web perusahaan mengenai penerapan gelang pintar, di mana disebutkan sejumlah sekolah, termasuk SMA Zhenguang di Guangzhou dan Sekolah Dasar Pertama Kota Nangong di Provinsi Hebei.

Pada Desember 2018, siswa di lebih dari sepuluh sekolah di provinsi Guizhou dan Guangxi diharuskan mengenakan seragam yang ditingkatkan untuk melacak pergerakan dan kehadiran mereka di sekolah, juga sebagai bagian dari proyek “kampus pintar.”

Radio Free Asia menghubungi SMA Zhenguang melalui telepon. Staf sekolah menolak untuk diwawancarai dengan mengatakan bahwa mereka membutuhkan persetujuan dari Departemen Pendidikan setempat sebelum berbicara dengan wartawan.

Pengenalan gelang pintar dan kampus pintar adalah bagian dari upaya peningkatan Partai Komunis Tiongkok untuk mengawasi populasi dengan menggunakan metode teknologi tinggi. Rezim Partai Komunis Tiongkok sedang membangun file yang rumit pada warga Tiongkok dengan melacak dan merekam data pribadi mereka, dari pandangan politik hingga rincian medis seperti golongan darah dan urutan DNA.

“Ketika mereka memantau orang-orang dengan cara ini, maka hal ini sangat erat hubungannya dengan pelanggaran terhadap prinsip dasar hak asasi manusia. Siswa harus menikmati hak privasi [untuk data seperti] detak jantung dan kondisi kesehatan mereka, tetapi saat ini Tiongkok tidak memiliki undang-undang privasi seperti itu,” Wang Songlian, seorang peneliti senior di Divisi Asia Human Rights Watch, mengatakan kepada Radio Free Asia.

Menurut Guangzhou Daily, survei online dilakukan mengenai penggunaan gelang pintar di sekolah. Opini terbagi, dengan sekitar setengah dari responden merasa bahwa sudah keterlaluan.

“Setiap langkah dipantau. Bahkan tahanan tidak diperlakukan seperti ini,” tulis seorang responden.

Responden yang lain bertanya-tanya apakah biaya besar yang terkait dengan program ini terkait dengan kepentingan korup. “Ini mungkin tentang menghasilkan uang. Ketika itu melibatkan pembelian dari vendor luar, keuntungan [terlarang] dapat dibuat.”

Netizen berkomentar mengenai pengenalan gelang pintar dan sistem pemantauan lainnya dan menyatakan keprihatinan bahwa siswa akan menderita stres dan kecemasan karena terus-menerus diawasi setiap saat.

“Ini seperti pemain yang menghadapi sekelompok audiens. Dalam hal ini, hadirin adalah hadir setiap saat. Pelaku akan kelelahan, ” kata satu komentar. “[Privasi] siswa perlu dihormati.” (Olivia Li, Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=DR7miuaHlPw

Seorang Pria Ditabrak Mobil Karena Berdiri di Tengah Jalan untuk Menguji Cinta Istrinya

0

EpochTimesId – Ketika sepasang suami istri sedang bertengkar suatu malam, sang suami menyuruh istrinya untuk menariknya ke tengah jalan untuk menguji cinta si istri. Akhirnya sang suami ditabrak mobil dan dilarikan ke rumah sakit.

Untungnya, sang suami selamat dari cederanya, demikian laporan The Paper, media pemerintah Tiongkok pada tanggal 19 Maret 2019.

Kejadian tersebut terekam di kamera lalu lintas di provinsi Zhejiang, Tiongkok. Menurut laporan The Paper, sang suami, nama belakang Pan, keluar ke jalan pada pukul 03:10 dini hari pada tanggal 11 Maret 2019.

Niat Pan adalah agar istrinya membuktikan cintanya kepadanya dengan melihat apakah si istri bersedia menyelamatkannya dari bahaya lalu lintas.

Tertangkap Kamera

Pan mondar-mandir di trotoar pada dini hari dalam keadaan mabuk dan berbicara di telepon. Pada pukul 03:27 pagi, istrinya tiba, The Paper melaporkan.

Istrinya, nama belakang Zhou, berjalan menghampirinya dengan mengenakan piyama. Zhou terlihat di rekaman kamera lalu lintas berdiri memegang sebuah  senter.

Begitu istrinya mendekat, Pan berjalan tepat ke tengah jalan.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

Zhou segera menarik suaminya ke trotoar. Pan berusaha untuk menyoroti senter ke wajah Zhou saat Zhou berusaha menarik Pan yang mabuk ke tempat yang aman.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

“Kukatakan padanya bahwa adalah berbahaya berada di tengah jalan, kemungkinan ia tertabrak. Aku menariknya berkali-kali namun percuma,” kata Zhou kepada The Paper.

Pan memang terus melawan dan berjalan kembali ke tengah jalan.

Zhou berjalan di sisi Pan saat Zhou melihat telepon genggamnya sejenak. Zhou kemudian menarik tangan Pan, namun disentak oleh Pan.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

Setelah beberapa kali sentakan, Pan kembali berjalan menjauh dari Zhou. Pan kemudian terlihat dalam rekaman kamera lalu lintas berdiri di tengah garis pemisah jalan, sementara Zhou mondar-mandir tak berdaya di trotoar. Mobil terus melaju di dekat Pan.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

Pada waktu yang tidak ditentukan dalam rekaman, Zhou memutuskan untuk memanggil polisi, menurut The Paper. Zhou berkata bahwa ia tidak punya pilihan, karena sia-sia menarik Pan.

Setelah beberapa detik lagi, Pan terlihat berdiri di satu jalur di jalan. Ketika sebuah mobil mendekat, Pan silau akan cahaya mobil tersebut.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

Mobil tiba-tiba menabrak Pan.

Tampaknya Pan berusaha menghindar pada detik terakhir tetapi sudah terlambat. Mobil itu juga berbelok tepat sebelum tabrakan terjadi, mungkin setelah menyadari bahwa seorang pria berdiri di jalan, tetapi upaya mereka sia-sia.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

Pan hilang dari pandangan kamera akibat ditabrak mobil, sementara mobil terus melaju di sepanjang jalan, tampaknya tidak menginjak rem.

Zhou terlihat segera berlari menghampiri suaminya yang terluka.

(pengguna:Sina Video/Weibo.com)

Pan mengatakan kepada The Paper bahwa ia sengaja berdiri di jalur cepat.

Kap mobil penyok parah dan kaca depan mobil retak di satu sisi. Pan menderita patah tulang di kepala, dada, dan tungkai bawah, menurut The Paper.

Ketika Pan berbicara dengan polisi, ia mengatakan bahwa ia bertengkar dengan istrinya tidak lama sebelumnya, menurut The Paper. Akibatnya, ia memutuskan untuk pergi minum bir. Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia memutuskan untuk memanggil istrinya keluar rumah untuk menyelamatkannya dari kecelakaan ditabrak mobil. (Daniel Holl/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

Tak Ada Bukti Presiden Trump Bersekongkol dengan Rusia

0

Jack Phillips -The Epochtimes

Epochtimes.id- Jaksa Agung Amerika Serikat, William Barr pada 24 Maret merilis “kesimpulan utama” dari laporan Jaksa khusus Robert Mueller tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 AS dan hal-hal terkait.

Dia menyerahkan surat ringkasan dalam surat empat halaman ke DPR AS. Isi ringkasan menyebutkan bahwa Mueller tidak menemukan bukti bahwa Trump berkonspirasi dengan Rusia untuk mencurangi pemilu AS.

“Investigasi Jaksa khusus tidak menemukan bahwa kampanye Trump atau siapa pun yang terkait dengannya berkonspirasi atau berkoordinasi dengan Rusia dalam upayanya” untuk ikut campur dalam pemilihan presiden,” demikian laporan itu.

Barr mengatakan Mueller menyelidiki tuduhan tersebut dengan mempekerjakan 19 pengacara dan 40 agen FBI. Mereka mengeksekusi ratusan surat perintah penggeledahan dan mewawancarai 500 saksi. Penyelidikan ini membutuhkan waktu sekitar 22 bulan.

“Untuk setiap tindakan terkait yang diselidiki, laporan tersebut menetapkan bukti di kedua sisi pertanyaan dan membiarkan apa yang menurut penyidik khusus itu ‘masalah sulit’ hukum dan fakta mengenai apakah tindakan dan niat Presiden dapat dipandang sebagai penghalang,” kata Barr.

“Jaksa Khusus menyatakan bahwa ‘sementara laporan ini tidak menyimpulkan bahwa Presiden melakukan kejahatan, juga tidak membebaskannya,'” kata Barr dalam laporan itu.

Tetapi Barr mengatakan bahwa ia dan Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein “telah menyimpulkan bahwa bukti yang dikembangkan selama penyelidikan tidak cukup untuk membuktikan bahwa Presiden melakukan pelanggaran penghalang terhadap keadilan.”

Departemen Kehakiman AS mengumumkan pada Jumat lalu bahwa Mueller telah mengakhiri penyelidikan setelah mengajukan tuntutan terhadap 34 orang, termasuk agen-agen Rusia dan mantan sekutu penting Trump, seperti ketua kampanyenya Paul Manafort, mantan penasihat keamanan nasional Mike Flynn dan pengacara pribadinya Michael Cohen.

Namun, tidak satu pun dari tuduhan tersebut terkait langsung dengan kampanye Trump berkerjasama dengan Moskow.

Presiden Trump menyatakan dirinya bebas sepenuhnya dari segala tuduhan berkolusi dengan Rusia.  “Tidak Ada Kolusi, Tidak Ada Upaya Menghalangi Keadilan, Bebas Sepenuhnya. Keep America Great!”, demikian cuitan Twitter pertamanya sejak rilis ringkasan penyidikan.

Manajer kampanye Pemilu Trump 2020, Brad Parscale, menyampaikan teguran keras kepada Demokrat, yang mempertahankan narasi bahwa Presiden Trump bersalah karena berkolusi dengan Rusia dan menghalangi keadilan.

“Demokrat membawa kami pada roller coaster yang panik, kacau, dan penuh konspirasi selama dua tahun, menuduh kesalahan di mana tidak ada,” kata Parscale dalam sebuah pernyataan.

“Begitu bingung dan buta dengan hasil pemilu 2016, Demokrat terus-menerus berbohong kepada rakyat Amerika, berharap untuk membatalkan pemilihan sah Presiden Trump,” katanya.

Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “temuan-temuan Departemen Kehakiman (DOJ) adalah pembebasan total dan sepnuhnya untuk Presiden Amerika Serikat.”

Ketua Komite Kehakiman DPR AS, Lindsey Graham (R-S.C.) dan salah satu penerima surat Barr, menulis bahwa setelah membaca ringkasan, “awan yang menggantung di atas Presiden Trump telah dihapus oleh laporan ini.” (asr)

Viral Dampak Fenomena Equinox di Indonesia, BMKG Berikan Penjelasan

0

Epochtimes.id- Baru-baru ini viral dampak fenomena equinox yang sedang melanda di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mneyatakan perlu menanggapi beredarnya informasi bahwa akan menyebabkan peningkatan suhu ekstrem berakibat sun stroke dan dehidrasi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, menjelaskan equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Menurut Prabowo, saat fenomena ini berlangsung, matahari dengan bumi memiliki jarak paling dekat konsekuensinya wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran matahari maksimum.

Namun begitu, lanjut Prabowo menuturkan fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrim.

“Secara umum, diketahui rata-rata suhu maksimum di wilayah Indonesia berada dalam kisaran 32-36°C,” lanjut Prabowo.

Berdasakan pengamatan BMKG, suhu maksimum tertinggi pada Sabtu 23 Maret 2019 tercatat 37,6°C di Meulaboh, Aceh.

Menurut Prabowo, Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika dan Amerika yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrim di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Menyikapi hal ini, Prabowo mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang.

Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba.

Maka ada baiknya, masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan. (asr)

Bus Wisata Mengunjungi Bekas Kediaman Mao Zedong Ludes Dilahap Api

0

oleh Xu Monger

Sebuah bus wisata yang berangkat dari kota Kaifeng, Provinsi Henan, Tiongkok menuju ke Shaoshan, Propinsi Hunan terbakar pada Jumat (22/3/2019) sekitar pukul 19:15 waktu setempat. Bus ini  sebelumnya mengunjungi bekas kediaman Mao Zedong. Akibat kebakaran ini sejumlah orang tewas dan terluka.

Penumpang bus itu adalah wisatawan “tur merah” ke kota Shaoshan kampung halaman Mao Zedong. Bus wisata ini dengan No.pol AZ8999 mengalami kebakaran saat meluncur di jalan bebas hambatan dalam kota Changde, sekitar Kuil Taizi.

Kota Shaoshan terletak di Propinsi Hunan adalah tempat kelahiran dan kampung halaman Mao Zedong. Daerah ini dijadikan salah satu lokasi “tur merah” bagi penyelenggara wisata. Di kota tersebut terdapat bekas kediaman Mao Zedong, Museum Mao dan Goa Dishui.

Menurut laporan resmi Pemda Hunan, bus tersebut berkapasitas 59 tempat duduk dengan mengangkut 56 orang  terdiri dari 53 orang penumpang, 2 orang pengemudi dan 1 orang pemandu wisata. Kebakaran hebat ini menyebabkan 26 orang tewas, 28 orang luka-luka terdiri 5 orang di antaranya luka parah. Setelah kejadian itu, 2 orang pengemudinya ditahan pihak berwenang.

Korban selamat akibat kebakaran bus itu, Mr. Xue kepada reporter ‘Shangyou Xinwen’ mengatakan bus yang ia tumpangi berangkat dari kota Kaifung dengan tujuan ke kota Shaoshan di Propinsi Hunan.

Menurut dia, bus berjalan tidak cepat dan sempat berhenti di beberapa pemberhentian resmi untuk memberikan kesempatan kepada penumpang beristirahat sejenak.

Dia menambahkan, kebanyakan penumpang dalam bus memang sudah saling mengenal meskipun tidak semuanya. Selama perjalanan, kata dia, seorang pemandu wisata dalam perjalanan terus bercerita tentang banyak tempat yang patut untuk dikunjungi di Shaoshan.

Mr Xue menuturkan, insiden kebakaran terjadi sangat cepat hingga kobaran api melahap seluruh bus nahas tersebut.

“Api berkobar dari bagian belakang bus, hanya dalam waktu sekejap api menyebar ke seluruh bagian,” cerita Mr. Xue. Ia mengaku duduk di bangku bagian depan bus. Saat kejadian, seorang berteriak api, api. Ketika menengok ke belakang, terlihat api sudah berkobar besar.

Saat kejadian, sopir langsung menghentikan laju kendaraan. Sejumlah penumpang sempat turun melalui pintu depan dan pintu belakang. Setelah penumpang berhasil menyelamatkan diri, satu menit kemudian, kendaraan besar itu sudah dilahap api.

Menurut pemberitaan ‘Apple Daily’ Hongkong, insiden itu menjadi perhatian bagi opini publik daratan Tiongkok karena perjalanannya adalah perjalanan menuju “pangkalan pendidikan merah.’

Pemerintah setempat kurang antusias dalam menangani para korban dalam insiden ini. Media resmi ‘Renmin Rebao’ bahkan selama dua hari berturut-turut tidak memberitakan ledakan besar di Jiangsu maupun kecelakaan perjalanan bus pada halaman utamanya.

Warganet mengungkapkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kelompok ziarah merah telah dihapus pihak berwenang.

Beberapa tahun terakhir ini, masalah yang membawa sial bagi komunis Tiongkok terus muncul silih berganti.

Pada 22 April 2018 lalu, situs web sayap kiri ‘Wuyou Zhixiang’ dan kelompok elit kelompok sayap kiri Partai Komunis Tiongkok berkunjung ke Korea Utara untuk berpariwisata merah. Rombongan yang terdiri dari 34 orang itu mengalami kecelakaan mobil hebat dalam perjalanan pulang di Shangganling. Akibatnya 32 orang tewas dan 2 orang cedera serius.

Pada tahun 2017 lalu, anggota parlemen Hong Kong dari kubu pro-Beijing menyelenggarakan perjalanan merah ke Jinggangshan, basis revolusinya Partai Komunis Tiongkok. Mereka tertimpa ambruknya jembatan kayu yang mengakibatkan 20 orang jatuh ke dalam sungai. Akibatnya 10 orang terluka. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=4uCJcxw3lDk

Makna Mendalam Aksara Mandarin “Mendengar”

0

EpochTimesId – Baru-baru ini saya berbincang-bincang dengan seorang pria Perancis yang bekerja di Hongkong, dan dia membicarakan apa yang ia temukan dari makna mendalam aksara tradisional Tiongkok 聽 (Ting, baca: ding, yang artinya mendengar). Teman Perancis ini baru saja menghadiri kursus pelatihan perusahaan tempatnya bekerja, instrukturnya memulai kelas dengan menjelaskan secara rinci makna aksara Mandarin 聽 (Ting) atau mendengar.

Aksara Ting, terdiri dari dua bagian, pada sisi kiri aksara adalah aksara untuk kata telinga, dan pada sisi kanan aksara tersusun dari 4 aksara dengan urutan dari atas ke bawah: 十 (shi, sepuluh), 目(mu, mata), 一 (yi, satu) dan 心 (xin, hati).

Ketika mendengarkan, orang akan menggunakan kedua telinganya; seseorang juga akan menggunakan kedua mata untuk membuat kontak mata dan menggunakan hati untuk memahami sepenuhnya subyek pembicaraan. Orang mendengar dengan konsentrasi pikiran.

Dalam menjelaskan keindahan aksara tradisional Tiongkok, instruktur tersebut dengan bijak menanamkan pengertian ini kepada para peserta yang hadir dalam pelatihan tersebut.

Melalui pengamatan lebih dekat lagi, Anda dapat melihat bagian kanan dari aksara (聽) sama persis dengan bagian kanan dari aksara (德) atau De, yang bermakna kebajikan atau pahala.

Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan tenang, tanpa menyelanya dengan nada tidak sabar, adalah suatu jenis dari De atau kebajikan.

Di zaman kuno, orang Tiongkok menyebut tanah mereka dengan nama Shen Zhou, atau Tanah Dewata. Kebudayaan tradisional Tiongkok merupakan kebudayaan yang diinspirasi oleh Dewa, dan menurut penuturan legenda, Cangjie diutus Langit untuk turun ke Tiongkok.

Cangjie terlahir dengan memiliki empat mata, membuat dirinya dapat melihat seluruh penciptaan yang ada di bumi. Dia merupakan sosok yang menciptakan aksara Mandarin.

Aksara yang telah disederhanakan untuk kata “mendengar” yang digunakan di Tiongkok saat ini (sejak Partai Komunis Tiongkok mulai berkuasa) adalah (听), yang apabila diuraikan hanya memiliki kata mulut, yakni aksara (口) atau kou pada bagian kiri dari aksara tersebut, sedangkan aksara pada bagian kanan adalah (斤), merupakan aksara jadian dari kata “palu” (斧) yang diambil dari aksara kuno.

Bagaimana bisa orang mendengarkan dengan sebuah mulut dan sebuah palu? Orang dari daratan Tiongkok saat ini, dapat kita saksikan akan berbicara dengan suara yang keras di tempat-tempat umum, tidakkah Anda merasa iba terhadap mereka? Mereka sebenar-nya adalah korban dari budaya komunis; apa yang mereka pelajari di sekolah adalah aksara yang telah disederhanakan, yang membabat habis urat nadi kebudayaan tradisi-onal. (Epochtimes/Joyce Lo/Ajg/Yant)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=CJmtVKz1BS0

Kejutan Saat Memasak Belut! Kesalahan Koki Pemula dalam Memasak Belut Membuat Dapur Menjadi Berantakan Dipenuhi oleh Belut

0

EpochTimesId – Untuk koki yang mahir, memasak dengan bahan-bahan segar dapat menjadi tugas yang tidak dapat dilupakan! Seorang koki amatir di Tiongkok, berkesempatan memasak hidangan yang terbukti memberikan hasil yang mengejutkan. Dalam sebuah video yang diposting ke Weibo, versi Twitter Tiongkok, pada tanggal 20 Maret 2019, seorang pria di lokasi yang dirahasiakan di Tiongkok berusaha memasak satu baskom belut sawah.

Foto: Masakan belut sawah (Pengguna: Nine-eats / weibo.com)

Namun, saat sang koki menuang belut-belut tersebut ke dalam wajan berisi air mendidih, belut-belut tersebut keluar dari wajan ke segala arah untuk menghindari air panas, sehingga dapur menjadi berantakan.

Dinamai belut sawah karena ditemukan dan ditangkap di sawah, sehingga hidangan yang umum di beberapa bagian Tiongkok ini, secara harfiah diterjemahkan sebagai “Belut Sawah Goreng yang Meledak.”

Koki dalam video memiliki istilah yang sedikit berbeda untuk nama hidangan ini.

Cara Memasak Belut

Dalam video tersebut, koki menunjukkan bahan masakannya. Sebuah baskom aluminium penuh berisi belut sawah dengan panjang dan ukuran yang berbeda. Sang koki bahkan mendorong belut yang besar kembali ke dalam baskom saat belut tersebut berusaha meluncur keluar.

Foto: (Pengguna: Sarkasme Pertama Dunia / Weibo.com)

Dalam adegan berikutnya, tampak sebuah wajan berisi air mendidih di atas kompor gas. Koki mulai menuang belut-belut yang masih hidup tersebut ke dalam wajan yang berisi air mendidih.

Foto: (Pengguna: Sarkasme Pertama Dunia / Weibo.com)

Alhasil, saat belut-belut menghantam air mendidih, mereka dengan liar berhamburan ke segala arah. Suara air yang mendesis saat mengenai api memenuhi dapur.

Foto: (Pengguna: Sarkasme Pertama Dunia / Weibo.com)

Dalam hitungan detik, seluruh dapur berantakan dipenuhi oleh belut-belut yang  menggeliat putus asa.

Foto: (Pengguna: Sarkasme Pertama Dunia / Weibo.com)

Sebagian besar belut melarikan diri ke lantai dan memberontak, sementara hanya beberapa belut yang tersisa di dalam wajan yang sudah tidak bergerak.

Foto: (Pengguna: Sarkasme Pertama Dunia / Weibo.com)

Sang koki hanya terdiam. Setelah ia mengamati bencana tersebut, ia berseru dalam dialek lokal: “Benar-benar kacau!”

Seseorang berkomentar bahwa seharusnya sang koki memasukkan belut ke dalam wajam berisi air terlebih dahulu, kemudian mendidih air tersebut.

Bagaimana Koki Profesional Memasak?

Di Tiongkok, orang bercanda bahwa mereka makan apa saja. Ada beragam cara untuk memasak bahan-bahan tertentu.

Foto: Sup belut sawah. (Pengguna: Turnips dan Green Radish 2007918 / weibo.com)

Belut sawah dalam video tersebut dapat dimasak dengan berbagai cara. Cara yang sangat umum adalah digoreng.

Banyak dari hidangan ini hanya menyebutkan bahan utama, tetapi juga dapat dimasak bersama dengan berbagai sayuran, rempah-rempah, dan saus untuk menambah citarasa.

Contoh lain termasuk Teriyaki Belut Sawah, Sup Belut Sawah, dan Belut Sawah Goreng Bawang Putih.

Bahkan, banyak dari hidangan ini dapat dengan mudah menggantikan daging belut dengan daging lainnya, meskipun cara memasaknya mungkin tidak sama.

Di beberapa daerah, Teriyaki Daging Sapi selalu disajikan di mana potongan daging sapi yang kecil dicampur dengan kentang. Tetapi Teriyaki Babi hanya disajikan dalam semangkuk kaki babi dengan citarasa teriyaki. (Daniel Holl/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=_k2pBwnP3x4

Kapal Pesiar Raksasa Viking Suskes Berlabuh Setelah Dihantam Gelombang Besar

0

EpochTimesId – Sebuah kapal pesiar raksasa yang dihantam gelombang berhasil mencapai pelabuhan di Molde, Norwegia, pada 24 Maret 2019. Awak kapal sempat mengeluarkan panggilan ‘mayday’, yang mendorong penyelamatan dan evakuasi ratusan penumpang sepanjang akhir pekan kemarin.

Viking Sky berhasil sampai ke pelabuhan dengan dikawal kapal tunda (tug-boat), menurut Reuters. Kapal itu digambarkan mengalami sebuah insiden yang membuat furnitur kapal beterbangan, ketika kapal terombang-ambing.

Kapal pesiar itu membawa 1.373 penumpang dan anggota kru, ketika mengalami masalah mesin di pantai barat Norwegia. Awak kapal kemudian mengeluarkan panggilan mayday pada 23 Maret 2019. Daerah di mana kapal itu mogok disebut Hustadvika, yang dikenal sebagai ‘perairan dangkal yang dihiasi dengan terumbu karang’.

Penumpang sempat merekam insiden itu, dan memposting video di media sosial. Beberapa video menunjukkan air laut mengalir deras ke dalam kapal pesiar.

“Itu hampir menjadi bencana. Kapal melayang dalam jarak 100 meter dari potensi kandas, sebelum mereka dapat menghidupkan kembali salah satu mesin,” Hans Vik, yang bertanggung jawab atas Pusat Koordinasi Penyelamatan Bersama untuk Norwegia selatan, mengatakan kepada TV2.

Penumpang di atas kapal pesiar kemudian dievakuasi secara bertahap. Mereka diterbangkan menggunakan helikopter secara bergantian dan bergelombang, menurut laporan itu.

https://twitter.com/oxman78/status/1109511743364128768

Sebanyak 20 orang dilaporkan menderita luka-luka dalam insiden itu. Mereka kemudian dirawat di rumah sakit di Norwegia atau dipulangkan ke negara asal, menurut pernyataan operator pelayaran ke CNN.

“Sepanjang semua insiden ini, prioritas pertama kami adalah untuk keselamatan dan kesejahteraan penumpang dan kru kami,” kata Viking Ocean Cruises dalam sebuah pernyataan.

“Semua penumpang dan kru aman, dan penumpang akan terbang pulang mulai malam ini,” kata pihak kapal pesiar pada 24 Maret 2019.

Mereka menambahkan bahwa insiden itu dapat diatasi dengan baik berkat bantuan Norwegia Redningssentral dan layanan darurat Norwegia. Mereka memberikan dukungan penuh dan keterampilan mereka, dalam mengelola situasi darurat dalam kondisi cuaca yang sangat menantang.

Atas insiden ini, perjalanan kapal pesiar berikutnya ditunda. Trip yang ditunda itu, sebelumnya dijadwalkan akan berlayar mulai 27 Maret 2019, seperti dikutip dari USA Today.

Kapal pesiar Viking Sky terobang-ambing, setelah mengirim sinyal mayday, karena kegagalan mesin dalam kondisi cuaca angin kencang dan gelombang pasang di dekat Hustadvika, di lepas pantai barat Norwegia, pada 23 Maret 2019. (Foto : Odd Roar Lange/NTB scanpix via AP/The Epoch Times)

Seorang traveler, Carolyn Savikas dari Pennsylvania, Amerika Serikat berada di atas kapal ketika masalah itu terjadi. Dia mengatakan sempat mendengar ‘tabrakan dahsyat’ ketika kapal itu bergoyang-goyang.

“Kami berada di restoran ketika gelombang laut sangat besar datang dan menghancurkan pintu dan membanjiri seluruh restoran,” kata Savikas seperti dikutip oleh USA Today. “Yang kulihat hanyalah tulang, lengan, air, dan meja.”

Dia menggambarkan adegan itu seperti video dalam film Titanic.

Penumpang Ketakutan
Penumpang kapal lainnya, Rodney Horgen menuturkan bahwa dia sudah mengira bahwa itulah akhir dari hidupnya. Gelombang besar menabrak pintu kaca kapal, dan menyapu istrinya sejauh 30 kaki (sekitar 9 meter) di atas lantai, menurut The Associated Press.

Horgen, 62, dari Minnesota, sedang mengunjungi Norwegia dalam perjalanan ziarah impian ke tanah leluhurnya. Namun, perjalanan pesiar mewah itu, tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk.

“Ketika jendela dan pintu terbuka, air setinggi dua meter menyapu orang-orang dan meja-meja sejauh 20 hingga 30 kaki, itu adalah pemecahnya. Saya berkata pada diri saya sendiri, ‘Ini dia,'” Horgen menuturkan kepada The Associated Press.

“Saya meraih istri saya tetapi saya tidak bisa bertahan. Dan dia terlempar ke seberang ruangan. Dan kemudian dia terlempar kembali oleh gelombang yang datang kembali.”

Horgen mengatakan dia adalah seorang nelayan yang berpengalaman. Namun, dia mengaku tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

“Saya tidak punya banyak harapan. Saya tahu betapa dinginnya air itu, dan di mana kami berada, serta ombak dan segalanya. Anda tidak akan bertahan lama,” Tutur Horgen. “Itu sangat, sangat menakutkan.” (JACK PHILLIPS dan Associated Press/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Angka Perkawinan di Tiongkok Turun Kembali, Dipicu oleh Masalah Sosial yang Mengganggu Dewasa Muda

0

EpochTimesId – Angka perkawinan di Tiongkok pada 2018 adalah 7,2 per 1.000 penduduk, yang mengalami penurunan terus-menerus dalam lima tahun terakhir, menurut data resmi yang baru-baru ini dipublikasikan.

Pada tanggal 19 Maret 2019, surat kabar milik pemerintah, 21st Century Business Herald melaporkan bahwa angka perkawinan di Tiongkok pada tahun 2018 mencapai angka terendah dalam dekade terakhir.

Meskipun angka perkawinan di Tiongkok baru-baru ini lebih tinggi daripada angka perkawinan di Amerika Serikat selama periode yang sama, angka perkawinan di Amerika Serikat telah meningkat secara bertahap dalam lima tahun terakhir, menurut data sensus Amerika Serikat.

Dari seluruh Tiongkok, Shanghai memiliki angka perkawinan terendah pada 2018, yaitu 4,4 per seribu.

Pada saat yang sama, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Urusan Sipil Tiongkok pada bulan Agustus 2018, angka perceraian di Tiongkok terus meningkat dalam tujuh tahun terakhir.

Angka perceraian di Tiongkok terus meningkat dari 2,0 per seribu pada tahun 2010 menjadi 3,2 pada tahun 2017.

Salah satu penyebab utama di balik tingginya angka perceraian adalah kecenderungan selingkuh, yang biasa terlihat di kalangan pejabat publik.

Pan Suiming, seorang profesor di Universitas Renmin, menerbitkan hasil survei pada bulan Mei 2018, yang menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki proporsi terbesar dari orang yang selingkuh di luar nikah dibandingkan dengan negara lain.

Di Beijing dan Shanghai, ada kelas untuk melatih nyonya dan calon nyonya bagaimana menyempurnakan seni rayuan mereka.

Beijing News yang dikelola pemerintah Tiongkok sebelumnya melaporkan bahwa rata-rata lamanya sebuah perkawinan di Tiongkok adalah 9,59 tahun pada tahun 2010, yang lebih pendek 0,7 tahun dari lima tahun sebelumnya.

Mengapa lebih banyak orang Tiongkok memilih untuk tidak menikah? Corong Partai Komunis Tiongkok, People’s Daily, melakukan survei online terhadap 33.330 netizen yang masih lajang, dan menerbitkan hasilnya pada tanggal 20 Maret 2019.

Dalam survei tersebut, 29,5 persen responden mengatakan mereka “belum bertemu dengan pasangan yang cocok,” sementara 23,4 persen mengatakan mereka “tidak memiliki kemampuan untuk membangun sebuah keluarga.” Dari responden tersebut, 16,5 persen mengatakan mereka “menikmati hidup lajang,” 12,3 persen mengatakan mereka “tidak memiliki kehidupan yang stabil,” 8,8 persen mengatakan “beban pekerjaan terlalu banyak menyita pikiran untuk memikirkan suatu perkawinan,” dan 5,1 persen mengatakan “masih belajar di sekolah dan tidak berencana menikah sebelum lulus.”

Dalam budaya Tiongkok masa kini, pasangan muda merasakan tekanan untuk memiliki apartemen sebelum menikah. Namun, harga properti di  Tiongkok yang melonjak membuat pasangan muda semakin sulit untuk menyewa apartemen, apalagi memiliki apartemen.

Sementara itu, lowongan kerja masih sedikit, mendorong banyak pemuda untuk mengejar gelar pendidikan tinggi dengan harapan meningkatkan prospek pekerjaan mereka.

“Saya lulus dari Universitas Peking, universitas terbaik kedua di Tiongkok, tetapi saya masih menganggur,” keluh seorang sarjana muda media sosial baru-baru ini.

Para ahli seperti ekonom independen He Qinglian telah menjelaskan bahwa kemungkinan angka pengangguran Tiongkok akan jauh lebih tinggi daripada perkiraan pemerintah dan akan segera mencapai krisis. (Nicole Hai/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=bFXyl2pNQXg

Apakah Sosialisme Demokratis yang Menggiring ke Jalan Komunisme ?

Trevor Loudon

Apa perbedaan antara sosialisme demokratis dengan komunisme ? Perbedaannya hanya dalam 5 hingga 10 tahun.

Namun di masa sekarang, konsep pemikiran politikus Amerika Serikat, Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez ini  dicari oleh masyarakat Amerika, ini adalah pertanyaan umum.

Banyak anak muda tampaknya beranggapan bahwa sosialisme demokratis berarti semua kebebasan dan kemakmuran yang dinikmati hari ini, ditambah banyak hal gratis.

Kaum muda yang berpendidikan tinggi sering diindoktrinasi oleh fakta bahwa di bawah sistem sosialis, satu-satunya perubahan dalam hidup mereka adalah bertambahnya jumlah universitas gratis, perawatan kesehatan gratis, perumahan rakyat dalam jumlah besar, jaminan pensiun dan program kesejahteraan yang bermurah hati.

Swedia, Jerman dan Norwegia adalah negara-negara memiliki kesejahteraan yang sering diambil sebagai contoh.

Namun, pendukung pemerintah kecil berpendapat bahwa tingkat perpajakan dan peraturan yang diperlukan untuk mempertahankan sistem seperti itu akan menekan inovasi dan jiwa kewirausahaan, menghambat pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja. Selain itu juga menjerumuskan sebagian besar dari kita ke dalam kemiskinan. Venezuela adalah model untuk saat ini.

Istilah sosialisme demokratis sering digunakan secara bergantian dengan sosialisme. Namun, kaum puritan menggunakan nada yang menguntungkan untuk menjelaskan bahwa istilah demokrasi berbeda dengan sosialisme Marxisme-Leninisme (dikenal sebagai komunisme) yang penuh dengan sifat kekerasan.

Sayap kiri, terutama mereka yang berasal dari organisasi Marxisme terbesar di Amerika Serikat, yakni Sosialis Demokratik Amerika (Democratic Socialists of America -DSA), mereka akan memberi tahu Anda. Mereka yakin bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.

Mereka pasti akan mengatakan bahwa kita akan tetap mempertahankan “demokrasi”, semua keputusan besar akan diambil lewat pemungutan suara. Mereka akan memperkenalkan berbagai “demokrasi tempat kerja” (workplace democracy) serta berjanji tidak akan pernah membuat Amerika Serikat menjadi Venezuela, Kuba, Bulgaria, Hongaria, Jerman Timur, Uni Soviet, Tiongkok atau Korea Utara.

Sebagian besar sosialis demokratis muda mungkin secara tulus yakin bahwa mereka sedang berusaha untuk membangun masyarakat yang lebih bebas, makmur dan adil dengan membagi hak kepemilikan sosial kepada publik, swasta dan koperasi. Mereka mengakui perlunya kenaikan pajak (70 % bagi “miliarder” sebagaimana yang diusulkan Alexandria Ocasio-Cortez) dan memperkuat pengawasan.

Meskipun mengalami kegagalan berulang dalam sejarah, kaum sosialis moderat muda tidak percaya bahwa mempertinggi pungutan pajak dan peraturan dapat merusak ekonomi dan menyebabkan lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem.

Faksi militan sayap kiri yang lebih keras akan memberi tahu Anda : “Betul, kami membutuhkan tarif pajak yang lebih tinggi dan peraturan yang lebih ketat. Betul, ini akan membuat perusahaan bangkrut. Tapi inilah intinya !”

Pada artikel ‘Democratic Left’ yang diterbitkan oleh DSA pada musim semi tahun 2007, David Green, anggota Komite Politik Nasional DSA di Detroit, menulis program DSA sebagai berikut : “Perbedaan kaum sosialis dengan kaum progresif terletak pada pandangan tentang teori nilai surplus (Surplus Value). Karl Marx berpendapat bahwa rahasia nilai surplus adalah bahwa pekerja menghasilkan nilai lebih tinggi daripada upahnya. Kapitalis dapat memperoleh nilai surplus melalui kepemilikan alat produksi, hak untuk membeli tenaga kerja, melalui mengendalikan proses produksi, kepemilikan hak atas produk akhir untuk mendapatkan nilai surplus. Nilai surplus itu adalah untuk mengukur seberapa besarnya kapitalis mengeksploitasi tenaga kerja. Kami sebagai sosialis bertujuan untuk melenyapkan segala kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi.”

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa David Green tidak hanya ingin menghapus perusahaan besar, ia tidak menggunakan istilah tertentu kecuali secara eksplisit yang menganjurkan kepemilikan publik penuh atas semua ‘sumber-sumber produksi’, atau ‘sumber-sumber produksi’ itu sepenuhnya menjadi milik bersama. Dengan kata lain – menerapkan komunisme.

Seperti yang ditulis Karl Marx dalam Manifesto Komunis : Teori Komunis dapat diringkas dalam satu kalimat : Hapuskan semua kepemilikan/aset pribadi.

David Green berpartisipasi dalam pertemuan musim semi Partai Demokrat Michigan tahun 2017. Selanjutnya, Reuters mengutip pidato Green di pertemuan tersebut dan memberitakannya dalam sebuah laporan di bulan Pebruari 2017. Tampaknya Demokrat Michigan tidak keberatan dengan partisipasi tokoh sosialis tingkat tinggi ini dalam pertemuan partai mereka.

“Kami membutuhkan partai politik yang memiliki pandangan terbuka terhadap kekuatan progresif (progressive forces)”, kata Green pada pertemuan itu. “Inilah alasan mengapa kami harus memilih seorang pemimpin progresif di dalam partai,” katanya.

Menurut laporan DSA, penghapusan kepemilikan pribadi akan dilakukan sesuai Model  Demokrasi. Kongres akan melalui pemungutan suara untuk mengambil hak kepemilikan seperti perusahaan multinasional, pabrik kayu, peternakan sapi, pompa bensin atau toko serba-ada dari tangan Anda.

Meskipun kaum proletar tidak akan “merampas” bisnis atau peternakan milik Anda secara bengis, tetapi komunal tersebut akan berlangsung secara bertahap dengan cara yang beradab. Hanya saja karena komunal berjalan secara bertahap, jadi Anda akan membayar jumlah pajak bisnis lebih banyak dan lebih berat, menghadapi peraturan pengawasan yang semakin banyak dan ketat, perekrutan dan pemberhentian tenaga kerja akan menjadi semakin sulit dan melelahkan, sampai suatu saat Anda sendiri yang “menyerah”.

Karl Marx berpendapat bahwa usai revolusi, para pekerja yaitu kaum proletar akan menguasai ‘sumber-sumber produksi’. Setelah lewatnya masa transisi, pemerintah secara ajaib akan menghilang, menciptakan sebuah masyarakat tanpa kelas berdasarkan kepemilikan bersama, yaitu apa yang dimaksudkan dengan : Berilah sesuai kemampuan, terimalah sesuai kebutuhan (From each according to his ability, to each according to his needs).

Sayangnya, tidak seorang pun dari para sosialis yang dapat dengan meyakinkan untuk menjelaskan mengapa pemimpin revolusi yang berhasil mengendalikan semua kekayaan dan kekuasaan bersedia membubarkan pemerintah dan mengalihkan kekayaan dan kekuasaan yang sudah dalam genggamannya kepada rakyat?

Lord Acton, seorang sejarawan dan politisi Inggris tampaknya lebih memahami mengenai sifat dan kepribadian manusia ketimbang Karl Marx. Motto terkenalnya berbunyi : “Kekuasaan dapat mengarah pada korupsi, dan kekuasaan absolut akan mengarah pada korupsi yang absolut. Ini adalah argumen terbaik bagi teori utopis sosialis dan komunis.”

Tak peduli apakah kekayaan dan kekuasaan yang diperoleh melalui pendekatan yang demokratis dan moderat atau melalui kekerasan, motto yang disampaikan oleh Lord Acton itu tetap berlaku.

Para sosialis muda yang lugu masih percaya bahwa sosialisme demokratis akan mengubah masyarakat Amerika Serikat menjadi yang utopis, baik hati, tanpa kelas, dan tanpa pemerintahan.

Bagi para revolusioner yang lebih matang dan berpengalaman, mereka memahami bahwa sosialisme demokratis akan mengarah pada sosialisme, yang kemudian akan mengarah pada konsentrasi kekayaan dan kekuasaan ke tangan beberapa orang kuat. Dan, orang-orang revolusioner itu secara logis dapat menjadi orang-orang terkemuka yang mengendalikan kekuasaan dan kekayaan. Ini adalah hasil yang tak terhindarkan dari penerapan ide-ide komunis.

Ada banyak jalan menuju ke tirani, dan sosialisme demokratis ini juga merupakan salah satu jalan menuju komunisme. (Sin/asr)

 Trevor Loudon adalah seorang penulis asal Selandia Baru, ia juga seorang produsen film dan pembicara publik. Selama lebih dari tiga dekade, ia telah mempelajari secara mendalam gerakan radikal kiri, Marxisme dan terorisme serta pengaruh tersembunyi dan penetrasi politik arus utama. Artikel ini hanya mewakili pendapat pribadi penulis.

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds

Tiongkok Mendesak Amerika Serikat untuk Menghalangi Presiden Taiwan Singgah di Hawaii

0

EpochTimesId – Pada 21 Maret 2019, Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk tidak mengizinkan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen singgah di Hawaii minggu depan saat ia melakukan kunjungan tur diplomatik sekutu di Pasifik.

Tsai Ing-wen mengatakan ia akan transit di Hawaii dalam perjalanan pulang dari kunjungan delapan hari ke Palau, Nauru dan Kepulauan Marshall, yang dimulai pada hari Kamis.

Tur Tsai Ing-wen dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Taipei dan Beijing, yang telah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan yang memiliki pemerintahan yang mandiri.

Taipei sedang berjuang untuk mencegah 17 sekutunya yang tersisa mengalihkan kesetiaannya kepada Tiongkok, di mana hampir semuanya adalah negara kecil dan kurang berkembang di Amerika Tengah dan Pasifik, seperti Belize dan Nauru.

Tsai Ing-wen mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelum memulai tur bahwa adalah tugasnya untuk mempromosikan Taiwan secara internasional.

“Membiarkan negara maju di jalan yang benar, dan membiarkan Taiwan terus bersinar di panggung dunia, adalah semua hal yang harus dilakukan sebagai presiden, dan saya akan berjuang untuk semuanya ini,” kata Tsai Ing-wen.

Taipei menuduh Beijing menawarkan paket bantuan dan pinjaman yang murah hati untuk memikat sekutunya beralih ke Tiongkok.

Tahun lalu, Tiongkok membujuk Republik Dominika, Burkina Faso dan El Salvador untuk menjalin hubungan dengan Beijing, yang disebut Tsai Ing-wen sebagai perilaku “semakin tak terkendali”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang mengatakan Tiongkok telah mengajukan “perwakilan tegas” atas persinggahan yang direncanakan Tsai Ing-wen di Amerika Serikat.

“Kami secara konsisten dan tegas menentang Amerika Serikat atau negara lain yang memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok yang mengatur transit semacam ini,” kata Geng Shuang kepada wartawan di Beijing.

Tiongkok memandang Taiwan hanya sebagai provinsi yang tidak patuh, tanpa hak untuk hubungan negara-ke-negara.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara lain, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi merupakan pemasok senjata terbesar di pulau itu dan pendukung internasional paling kuat.

Tiongkok dan Amerika Serikat yang berusaha untuk mengakhiri perang dagang yang pahit, memiliki pandangan yang beda atas aktivitas Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan, serta mengenai hak asasi manusia.

Pada bulan Januari 2019 di Beijing, pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengatakan berhak untuk menggunakan kekuatan untuk membuat Taiwan di bawah kendalinya tetapi akan berusaha untuk mencapai “penyatuan kembali” yang damai, meskipun Taiwan yang demokratis tidak menunjukkan minat untuk dijalankan oleh Beijing.

Permusuhan Tiongkok terhadap Taiwan telah berkembang sejak pemilihan Tsai Ing-wen pada tahun 2016 karena Beijing khawatir Ing-wen berkeinginan mendesak kemerdekaan Taiwan secara resmi.

Tsai Ing-wen mengatakan ia ingin mempertahankan status quo, tetapi akan mempertahankan demokrasi Taiwan.

Pada tanggal 11 Maret 2019, Tsai Ing-wen mengadakan pertemuan keamanan nasional, di mana ia mendesak pemerintah Taiwan untuk melawan proposal “satu negara, dua sistem” yang digunakan Beijing untuk mendesak  “penyatuan kembali” dengan Taiwan.

Tsai Ing-wen meminta pejabat pemerintah untuk membuat langkah-langkah untuk “melawan” upaya baru Tiongkok untuk “mengganggu” dan untuk “menyerap” modal dan bakat Taiwan.

“Pihak berwenang Beijing terus memanfaatkan sistem demokrasi terbuka dan bebas Taiwan untuk mengganggu perkembangan politik, ekonomi dan sosial Taiwan, yang telah menjadi risiko terbesar di Taiwan,” kata Tsai Ing-wen dalam sebuah pernyataan. (Yimou Lee & Twinnie Siu/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=7CbfATVuHb0