Home Blog Page 1840

Gadis Remaja Berusia 14 Tahun Memiliki Berat 195 Kilogram, Tetapi Berhasil Kehilangan 110 Kilogram Saat Ulang Tahunnya ke-15

0

Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Meksiko dan juga dunia. Menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, negara ini menempati urutan kedua di wilayah ini dengan tingkat obesitas 32,4% dari total populasi.

Namun, di antara semua kasus kelebihan berat badan yang mengerikan ini, ada satu kasus khusus yang mengguncang negara Aztec ini.

Di Meksiko, 1 dari 6 anak-anak mengalami obesitas atau memiliki penyakit yang terkait dengan penyakit ini. Dalam hal ini, kasus Dayana Camacho, seorang gadis remaja yang saat ini berusia 15 tahun, mengguncang negara itu dengan menjadi yang paling ekstrem dari semuanya.

Gadis itu memiliki berat 195 kilogram ketika dia baru berusia 14 tahun.

Gadis cantik itu mengaku bahwa dia adalah korban intimidasi dan bahwa dia harus menanggung semua waktu untuk disebut “gemuk” dan “paus” di sekolah.

Karena mendapat penghinaan dan pelecehan yang konstan ini, dia tidak pernah ingin meninggalkan rumah, dan ini membuat situasinya lebih buruk.

Dayana sangat tertekan karena dia tidak dapat menikmati masa remaja normal karena berat badannya.

Baik dokternya, José Antonio Castañeda, dan orangtuanya tahu bahwa obesitas gadis itu juga membahayakan kesehatannya; oleh karena itu, perlu untuk melakukan sesuatu sesegera mungkin.

Dengan demikian, Dayana menjalani operasi bypass lambung dan, dalam 9 bulan, berat badannya turun secara luar biasa. Gadis itu berubah dari berat 195 kilogram menjadi hanya 85 kilogram.

Sekarang, remaja cantik itu merasa jauh lebih baik dengan dirinya sendiri dan mengenakan gaun pesta untuk menyambut 300 tamu dalam 15 tahun usianya.

Dayana mengatakan gaun putih dan merah muda koral dengan ikat pinggang yang pas dan rok berumbai adalah “seperti yang dikenakan oleh para putri.”

Faktanya, salah satu ketakutan terbesarnya adalah tidak bisa memakai gaya berpakaian itu karena obesitas lamanya.

Menurut kata-kata gadis itu dalam sebuah wawancara, dia memiliki tujuan yang sangat jelas, tetapi dia harus terus bekerja untuk mencapainya.

“Sekarang saya ingin membeli banyak gaun baru, tetapi saya harus menunggu untuk mencapai berat target saya yang berkisar antara 70 dan 75 kilogram,” katanya.

Sebelum proses penurunan berat badannya dimulai, Dayana mengalami kesulitan bernafas, kesulitan berjalan dan risiko tinggi terkena diabetes tipe 2, di antara kondisi lainnya.

Saat ini, Dayana dapat menikmati jalan-jalan keluarga yang menyenangkan, merasa senang dengan apa yang dia lakukan dan menginspirasi gadis-gadis lain seusianya untuk mengatasi masalah berat badannya.

Singkatnya, obesitas adalah penyakit yang harus dihindari dengan segala cara, terutama pada anak-anak dan remaja.

Jangan takut mengubah gaya hidup Anda seperti yang dilakukan Dayana dan beri diri Anda kesempatan untuk menjadi lebih sehat dan lebih aktif, apakah Anda setuju?(yn)

Sumber: Fabiosa.es

Hadapi Uji Coba Rudal Korut, Militer AS Siap Berperang Malam Ini Bila Perlu

0

 oleh Chen Juncun

Pejabat AS mengatakan, bahwa Korea Utara mungkin sedang bersiap untuk melakukan uji-coba rudal jarak jauh atau menguji lagi komponen rudal. Sementara itu, pejabat senior militer AS mengatakan bahwa militer AS sudah siap menghadapi kemungkinan apa pun yang akan dilakukan Korea Utara. Jika perlu perang bisa dimulai malam ini.

Baru-baru ini, CNN mengutip ucapan seorang pejabat administrasi Trump memberitakan, bahwa Korea Utara dalam waktu tidak lama lagi akan melakukan uji-coba senjata nuklir putaran baru. Pihak AS sedang memonitor secara ketat melalui citra satelit untuk mengkonfirmasi tanda-tanda tersebut.

Pejabat tersebut mengatakan, karena Korea Utara menyembunyikan beberapa lokasi untuk kegiatan uji-coba. Amerika Serikat saat ini tidak dapat menentukan tes apa yang akan diperintahkan oleh Kim Jong-un. Namun, situasi yang dimungkinkan termasuk menguji peluncuran rudal jarak jauh atau meluncurkan satelit dengan pendorong jarak jauh.

Meskipun Korea Utara terus menguji coba rudal jarak pendek atau roket, negara tersebut telah menangguhkan uji coba nuklir dan uji coba rudal jarak jauh sejak Tahun 2017. 

Namun demikian, para pejabat Korea Utara mengancam bahwa jika pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Utara tidak dapat disimpulkan pada akhir tahun ini, negara itu akan mengirim “hadiah Natal” ke Amerika Serikat.

Charles Brown, Komandan Pasukan Udara Pasifik AS mengatakan kepada wartawan pada 17 Desember 2019 lalu, bahwa ia memperkirakan “hadiah Natal” Korea Utara itu mungkin semacam uji coba rudal jarak jauh. Sedangkan Angkatan Udara telah siap untuk menanggapi uji coba rudal Korea Utara. Mereka melakukan banyak hal di tahun 2017. Sekarang mereka dapat mengadakan peninjauan dan bersiap untuk menggunakannya.

Gambar Citra Satelit Menunjukkan Adanya Tanda-Tanda kegiatan Rudal Jarak Jauh

Menurut gambar satelit yang diperoleh NBC Television, Korea Utara telah memperluas fasilitas terkait dengan produksi rudal jarak jauh. Hal ini tampaknya sejalan dengan kesimpulan yang dibuat Amerika Serikat tentang tanda-tanda Korea Utara akan segera melanjutkan uji coba peluncuran rudal jarak jauh.

Menurut Jeffrey Lewis, kepala Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies, California, AS, citra satelit dari Planet Labs menunjukkan bahwa struktur sementara pabrik didirikan untuk menampung peluncur rudal.

“Kami percaya Korea Utara membangun struktur karena fasilitas tersebut melibatkan produksi atau modifikasi fasilitas peluncur ICBM”, kata Jeffrey Lewis dalam analisisnya.

Kepada NBC Jeffrey Lewis mengatakan, ini adalah salah satu dari beberapa bukti yang mengindikasikan ke arah itu.

Menurut Jeffrey Lewis, Kegiatan di berbagai lokasi menunjukkan bahwa Korea Utara sedang meletakkan fondasi untuk memperluas sistem ICBM. Kegiatan itu menunjukkan adanya lebih banyak sistem, lebih banyak bangunan dan lebih banyak kemampuan. 

Menhan AS : Militer AS setiap saat siap berperang

Dalam sebuah konferensi pers pada hari Jumat 20 Desember 2019, Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, ketika ditanya apakah Korea Utara akan melakukan uji coba rudal jarak jauh atau provokasi lain dalam waktu dekat. Ia menjawab bahwa kurang nyaman bagi Kementerian Pertahanan untuk membahas intelijen atau tanda-tanda tertentu. Akan tetapi militer AS sudah siap untuk menghadapi tindakan apa pun yang mungkin dilakukan oleh Korea Utara.

Ia bahkan menegaskan bahwa Semenanjung Korea adalah salah satu tempat di mana militer AS mempertahankan tingkat kewaspadaan dan kesiapan yang tinggi. Selain itu, aliansi Amerika Serikat dengan Jepang dan Korea Selatan berada pada tingkat yang sangat solid.

Menhan AS Mark Esper yang juga hadir dalam konferensi pers mengatakan, Amerika Serikat percaya bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk mendorong tercapainya denuklirisasi Korea Utara.

Mark Esper menambahkan : “Kita terus berada dalam persiapan tingkat tinggi untuk menghadapi segala situasi, jika perlu, malam ini pun bisa mulai berperang dan memperoleh kemenangan. Saya yakin terhadap hal ini.”  (Sin/asr)

FOTO : Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berpose untuk foto-foto di Pyongyang pada 1 Januari 2019 foto ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. (KCNA / via Reuters)

41% Perusahaan AS Mau Hengkang dari Tiongkok, 33% Membatalkan Investasi

0

oleh Zhang Yujie

Banyak perusahaan yang didanai asing mempercepat penarikan diri dari pasar Tiongkok.

Menurut sebuah survei, lebih dari 41% perusahaan Amerika di Tiongkok berencana untuk hengkang.

Lebih dari 33% telah menunda bahkan membatalkan rencana investasi di Tiongkok.

Jumlah perusahaan Eropa, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan yang hengkang dari Tiongkok juga meningkat.

Media daratan Tiongkok pada 23 Desember melaporkan, perusahaan-perusahaan asing di daratan Tiongkok sedang menarik diri dan negara-negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Selatan sedang menggantikan status “pabrik dunia” yang sebelumnya dikuasai Tiongkok.

Kamar dagang AS di Tiongkok atau AmCham China telah melaksanakan survei terhadap 239 perusahaan yang menjadi anggota. Hasilnya menunjukkan bahwa 22,7% telah memutus rantai pasokan mereka dari Tiongkok.

Sebanyak 19,7% dari perusahaan sedang mempertimbangkan pengalihan sebagian atau seluruh industri manufaktur dari Tiongkok, 33,2% memutuskan untuk menunda atau membatalkan investasi mereka di Tiongkok.

Survei dimaksudkan untuk menilai dampak dari kenaikan tarif impor AS terhadap komoditas yang diproduksi dari daratan Tiongkok.

Akan tetapi Angelia Chew, kepala perusahaan konsultan perdagangan AT Singapura mengatakan bahwa sebelum perang dagang Tiongkok – AS, banyak perusahaan multinasional sudah khawatir terlalu mengandalkan pasar Tiongkok.

Selain itu, sudah mulai berpikir untuk menyesuaikan rantai industri dari perspektif manajemen risiko dan kontrol. Adapun perang dagang hanya faktor yang mempercepat proses ini.

Sampai sekarang, perusahaan – perusahaan Amerika seperti Apple, Home Depot, Amazon, Hewlett-Packard, Dell, Google, Hasbro dan lainnya telah merencanakan atau sedang memindahkan rantai pasokan mereka dari daratan Tiongkok ke Taiwan, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam dan negara-negara lain.

Mengutuk Kekejaman Rezim Komunis Tiongkok Menindas Etnis Muslim Uighur

0

ETIndonesia. Ribuan massa menghadiri aksi bela Muslim Uighur di depan Kedutaan Besar Besar Republik Rakyat Tiongkok di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Jum’at (27/12/2019). Massa mengecam keras kebrutalan yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok.

Massa  yang terdiri berbagai organisasi masyarakat Islam tersebut dikomandoi oleh FPI dan Persaudaraan Alumni 212. Sebelum aksi dimulai, massa menyanyikan dengan khidmat lagu kebangsaan, Indonesia Raya.

Ratusan aparat terlihat berjaga-jaga di depan Kedubes Tiongkok yang sudah dipasangi dengan kawat berduri.  

Massa dalam aksi mereka mengibarkan bendera Merah Putih. Massa juga membawa poster dan spanduk yang mengutuk kebrutalan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang.

Spanduk yang dibawa diantaranya bertuliskan Stop Genocide Muslim Uyghur, Save Muslim Uyghur. Spanduk lainnya berbunyi #Indonesia Stand With Uyghur.

Poster lainnya juga bertuliskan : Kutuk Perlakuan Biadab Pemerintah Komunis China Terhadap Muslim Uyghur Xinjiang, Penindasan dan Pemusnahan.

Poster lainnya juga bertuliskan #KamiBersamaUyghur. Selain itu ada juga poster bertuliskan : People’s Republic of China Is Terorist. Terlihat juga poster bertuliskan “Free Muslim Uighur From China Detention Camp.

Pedemo juga membawakan poster bertuliskan : Kata Pendusta, Uighur Baik-baik Saja, Di sana Ada Pesantren dengan 1200 Santri. 

Ada juga poster bertuliskan : ‘Shame on You China fo Snatching Freedom of Uighur’, dan ‘Over One Millions Uyghurs Arbitralrily Detained in China, Indonesia Must Speak Up!’

Mobil komando yang berada di tengah-tengah massa, menjadi tempat penyampaian pendapat dari sejumlah orator. Suara-suara yang mengutuk kekejaman Komunis Tiongkok diteriakkan dengan lantang dengan pengeras suara yang langsung mengarah kepada Kedubes Tiongkok.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif membacakan pernyataan sikap yang semula akan diserahkan langsung kepada pihak Kedubes Tiongkok. Akan tetapi, pihak Kedutaan malah berbalik badan atas kedatangan massa.

Sebelumnya, delegasi sudah diiming-imingi akan diterima secara langsung perwakilan Kedubes. Akan tetapi, di tengah perjalanan malah diarahkan ke tempat lainnya.

Slamet Maarif  mengatakan, pihak Kedubes Tiongkok tak beritikad baik untuk mendengarkan aspirasi umat Islam. Apalagi, massa telah bertamu baik-baik. Ketika sudah dikirimkan surat mestinya sebagai tuan rumah pihaknya Kedutaan  harus menjadi tuan rumah yang baik.

Slamet menegaskan, hak asasi umat muslim Uighur dicabik dan dirampas hak ibadahnya, ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaanya. 

Lebih parah lagi, muslim Uighur dilarang memiliki dan membaca Alquran hingga ditahan secara paksa dan tanpa proses hukum yang adil.  

Berikut pernyataan sikap yang disampaikan kepada Rezim Komunis Tiongkok :

Pertama, Mengecam dan mengutuk keras tindakan oleh pemerintahan Tiongkok.

Kedua, Menghentikan segala perampaasan dan pelarangan hak asasi manusia terhadap umat Islam uighur.

Ketiga, Menuntut Pemerintah Tiongkok tidak melarang beribadah umat Islam Uighur dan tidak melarang Alquran untuk dibaca dan disebarluaskan.

Keempat, Menuntut Pemerintah Tiongkok membuka akses kepada penyelidik independen internasional.

Kelima, Meminta Organisasi Konfrensi Islam untuk membentuk tim investigasi dan membawa hasil investigasi ke Internasional Criminal Court.

Keenam, Mengecam Pemerintah Indonesia yang berpangku tangan dalam permasalahan Uighur dan mengutuk keras bila tidak menjalankan sila kemanusian yang adil dan beradab.

Ketujuh, Menyerukan kepada rakyat Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya, untuk memboikot pembelian atau konsumsi dari produsen atau disributor pasar Tiongkok. Selain itu, diserukan agar menarik simpanan dari Tiongkok dan menghentikan proyek yang melibatkan Tiongkok.

Sembari seruan untuk memboikot produk Made In Tiongkok, Slamet menyerukan kepada massa untuk membeli produk lokal. “Siap belanja di pasar-pasar tradisional?” kata Slamet. “Siap!” demikian sahutan massa aksi. 

Di sela-sela aksi, Farel Junabia dan Helmi Taufan dari Tim medis berkata :  Kami dari Paramedic Service sedang mengikut aksi kegiatan Save Ughur yang digelar di Depan Kedubes Tiongkok, Kita disini sebagai relawan membantu para peserta aksi dan kita juga membawa sedikit makanan ringan. Alhamdulillah para peserta aksi aman tak ada yang mengalami kendala sedikitpun.

Sedangkan, Ustaz Rizki Pitung selaku penasehat Jawara Betawi Pitung berkata  : Kami dari Jawara Betawi Pitung ikut dalam aksi ini ingin menyuarakan hari nurani tentang (etnis) Uighur, salah satu provinsi di China yang 90 persen adalah Muslim, yang sekarang lagi diintimidasi, Sholat dan Ibadah secara Islamiyah dianggap sebagai radikal, ditangkap di kamp-kamp yang sudah dibuat oleh pemerintah China, ini namanya penghangusan genosida modern, penjajahan akhir Zaman makanya kami dari Jawa Betawi Pitung, hadir di sini ingin menyuarakan bahwasanya, bebaskan Uighur, Bebaskan Muslim China, Masjid-masjid tak boleh ada CCTV lagi, tak boleh dipenjara lagi. 

 Bang H. Bachtiar dari Panglima Jawara Betawi Pitung bermarkas di Rawa Belong berkata : Kami dari Jawara Betawi Pitung yang berpusat di Rawa Belong, kedatangan kami di sini terpanggil sebagai saudar se Muslim, umpama seanggota tubuh, satu sakit semuanya ikut sakit, hanya orang munafiklah yang saudaranya Se-muslim sakit tapi ia tidak sakit.

 Saat aksi sedang digelar, hujan deras dan petir sempat menggelagar beberapa kali. Akan tetapi, tak menyurutkan semangat pedemo.  Mereka tetap dengan lantang mengutuk kekejaman Komunis Tiongkok. Massa tetap bertahan dengan suasana basah kuyup.

Pedemo juga terlihat berbagi jas hujan dengan pedemo lainnya agar tak dibasahi dengan guyuran hujan deras. Pada kesempatan tersebut, massa juga menunaikan Shalat Ashar berjamaah masih dalam suasana guyuran hujan. 

Saat aksi sedang digelar, ada sekelompok massa yang mengumpulkan sisa-sisa sampah dari botol minuman dan lain-lain di lokasi aksi. Setelah aksi usai, massa pun berangsur-angsur bubar dengan tertib.

Belum lama ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan artikel The Wall Street Journal. Isi laporan tersebut menyebutkan bagaimana pihak Komunis Tiongkok  merayu sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdathul Ulama, kalangan media, akademisi hingga influencer agar tak mengkritik penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang.

Sebelumnya, investigasi PBB memperkirakan sebanyak 1 juta jiwa suku Uighur disekap Komunis Tiongkok di kamp tawanan  di Xinjiang. Ormas HAM Internasional mengecam keras Komunis Tiongkok karena menindas suku Uighur.

Sejatinya rezim Komunis Tiongkok sudah sejak lama diketahui menindas banyak agama termasuk Kristen, Katolik dan Budha Tibet serta kelompok spiritual Falun Gong.

 Ada banyak laporan bahwa rezim komunis Tiongkok juga telah mengambil organ tubuh secara paksa terhadap tahanan hati nurani, dengan mayoritas berasal dari praktisi Falun Gong.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan kultivasi jiwa dan raga berdasarkan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.  Latihan tersebut juga ditindas oleh rezim komunis Tiongkok yang dimotori oleh mantan pemimpin Komunis Tiongkok Jiang Zemin.

Sejak ditindas pada Juli 1999, Falun Gong juga menjadi sasara ujaran kebencian, semburan hoaks hingga beragam  fitnah seperti tuduhan aliran sesat hingga separatis. Walaupun sebenarnya semua tuduhan tersebut hanyalah rekayasa yang disemburkan oleh komunis Tiongkok belaka.  (asr)

Spekulasi Provokatif Komunis Tiongkok untuk Mendapatkan Supremasi di Kawasan Asia-Pasifik

0

James Gorrie

Seperti yang dicatat oleh banyak pengamat, tantangan kerusuhan ekonomi, keuangan, etnis, dan sipil yang dihadapi  Komunis Tiongkok adalah tantangan yang serius dan sedang berkembang.

Bagaimana Komunis Tiongkok menangani tantangan di dalam negerinya?

Hal tersebut belum dapat dipastikan. Tetapi jika peningkatan militer Tiongkok merupakan indikasi, para pemimpin Komunis Tiongkok mungkin tergoda untuk “mengeksternalkan” tantangan-tantangan itu dengan cara menghadapi dominasi Amerika di wilayah tersebut.

Memang, sehubungan dengan Taiwan, unifikasi paksa telah secara jelas dan terbuka dinyatakan oleh Beijing.

Era Keamanan Pasca-perang Sudah Berakhir

Dengan peluncuran kapal induk terbarunya bulan lalu, Shandong, menjadi jelas bahwa Komunis Tiongkok membuat peran yang lebih besar di masa depan kawasan Asia-Pasifik, dan khususnya di Laut China Selatan. Komunis Tiongkok semakin dekat untuk mewujudkan tujuannya.

Sejak akhir Perang Dunia II, kawasan Asia-Pasifik mengandalkan dominasi Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menjaga jalur laut tetap terbuka.

Sama pentingnya, kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat menjadi kunci bagi keamanan Taiwan — dan juga Jepang — dalam menghadapi Tiongkok yang gemar berperang. Kehadiran Angkatan Laut Amerika Serikat yang tidak tertandingi menghadirkan pengiriman barang melalui laut yang vital dan makmur dari Asia ke seluruh dunia dan sebaliknya selama beberapa dekade.

Tetapi era itu telah berakhir.

Proyeksi Kekuasaan Beijing yang Berkembang

Pada hari ini, Tiongkok menerjang masuk ke dalam kehadiran angkatan laut yang strategis secara langsung menantang kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan aliansi militer di wilayah tersebut. Dengan meremehkan kemampuan Amerika Serikat untuk menghalangi dan mempertahankan diri terhadap kekuatan Angkatan Laut Tiongkok yang kini tangguh, Komunis Tiongkok mengancam kelayakan pengaturan keamanan Amerika Serikat bersama dengan Jepang dan Taiwan, dan dengan perluasan, bahkan dengan Australia.

Dengan dua kapal induk yang berfungsi, Tiongkok bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris sebagai satu-satunya negara di dunia yang memiliki banyak kapal induk. Hal itu adalah pencapaian yang bermakna dan strategis yang tidak boleh diremehkan.

Kini Tiongkok memiliki kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan militer yang sangat besar di seluruh kawasan tersebut, yang membentang ke utara hingga Laut Jepang, dan tentu saja, jauh lebih dekat Taiwan di Selat Taiwan.

Ketidakstabilan yang Meningkat

Tetapi bukan hanya kapal induk terbaru Tiongkok yang menyebabkan ketidakstabilan status quo di kawasan tersebut. Pada bulan Oktober, Komunis Tiongkok meluncurkan kendaraan udara tanpa berawak yang canggih, rudal jelajah anti-kapal dan edisi baru dari sistem rudal anti-pembawa hipersonik miliknya.

Semua sistem senjata ini dimaksudkan untuk menetralisir keuntungan di kawasan laut yang dapat diperoleh oleh Amerika Serikat di kawasan tersebut.

Dongfeng-21D, misalnya, mendapat julukan yang menarik yaitu “pembunuh pembawa” dalam referensi, tentu saja, ditujukan untuk kelompok-kelompok kapal induk Amerika yang beroperasi di kawasan tersebut.

Dongfeng-21D mampu menghantam kapal perang Amerika Serikat dalam jarak 1.500 kilometer. Rudal jarak-menengah yang juga diberi julukan yang provokatif, yaitu “pembunuh Guam,” mengacu pada kemampuannya untuk mencapai kehadiran militer Amerika Serikat yang besar di Guam, pulau di Pasifik Selatan.

Tetapi yang lebih menciptakan ketidakstabilan di kawasam tersebut adalah Dongfeng-17 milik Tiongkok, rudal hipersonik dengan kapasitas yang dilaporkan  bermanuver untuk menghindar saat bepergian dengan kecepatan suara beberapa kali.

Dongfeng-17 akan mempersulit, atau bahkan mustahil, bagi sistem pertahanan rudal Amerika Serikat untuk melawannya secara efektif.

Seperti kekuatan kapal induk Tiongkok, pengembangan dan tampilan senjata-senjata ini meningkatkan risiko konfrontasi, terutama dari Beijing. Implikasi geopolitik dan militer untuk kawasan ini adalah jelas: Jaminan pertahanan Amerika Serikat tidak dapat disangkal lagi.

Sesungguhnya, di benak beberapa sekutu, seperti Jepang, mereka sudah berada dalam bahaya:”Ada kemungkinan bahwa jika kita tidak memperoleh sistem pertahanan rudal balistik yang lebih canggih, akan menjadi mustahil bagi Amerika Serikat maupun dan Jepang untuk merespon,” kata profesor Nozomu Yoshitomi di Universitas Nihon Jepang dan  seorang pensiunan jenderal di Angkatan Darat Bela Diri Jepang.

Beijing Bergerak Melawan Kekuatan Amerika Serikat di Semua Bidang

Keraguan akan kemampuan Amerika Serikat untuk mempertahankan sekutu-sekutunya di kawasan tersebut memiliki implikasi yang jauh jangkauannya.

Negara-negara sekutu tersebut telah memengaruhi cara Amerika Serikat berperilaku di kawasan tersebut, di mana Angkatan Laut Amerika Serikat mengubah manuvernya yang mencerminkan kenyataan ini.

Jelas, strategi Komunis Tiongkok adalah untuk menghancurkan aliansi Amerika Serikat yang ada dan memaksa penyelarasan strategis di seluruh kawasan tersebut.

Beijing ingin seluruh kawasan wilayah Asia-Pasifik berpaling dari jaminan keamanan Amerika Serikat dan mengakui hegemoni Tiongkok yang sudah tidak diragukan lagi.

Kemajuan militer Komunis Tiongkok merupakan komponen penting dari rencana strategis jangka panjang komunis Tiongkok.

Tetapi rencana Beijing mulai terwujud bertahun-tahun sebelumnya dengan melakukan aneksasi dan militerisasi secara ilegal di Kepulauan Spratly di Laut Tiongkok Selatan.

Kini pangkalan udara militer Tiongkok yang maju, juga dirancang untuk melemahkan kekuatan militer dan diplomatik Amerika Serikat.

Tetapi ada keuntungan ekonomi untuk dieksploitasi juga. Beijing menuntut Kepulauan Spratly guna memperpanjang Zona Ekonomi Eksklusif Tiongkok hingga 200 mil lebih jauh mencapai Laut China Selatan.

Hal tersebut tidak hanya mengabaikan klaim negara-negara tetangga Kepulauan Spratly, tetapi juga menyangkal hak penangkapan ikan negara-negara tetangga di perairan itu.

Selain itu, Beijing juga mendukung agar negara-negara yang memiliki kendali atas operasi militer dengan negara manapun dalam Zona Ekonomi Eksklusif hingga 200 mil dalam upaya melumpuhkan pengaruh Angkatan Laut dan militer Amerika Serikat di seluruh dunia.

Dengan demikian, hantaman Tiongkok terhadap Amerika Serikat di kawasan tersebut adalah strategis dan taktis dari sisi militer, serta adalah aktif dari sisi  diplomatik dan ekonomi.

Tetapi tidak satu pun dari perkembangan ini yang membantu menyelesaikan masalah dalam negeri yang dihadapi Komunis Tiongkok.

Seperti yang sering dilakukan oleh negara-negara lain, Tiongkok mungkin menggunakan intervensi asing untuk mengalihkan perhatian pada tantangannya di dalam negeri.Akankah Beijing menggunakan kekuatan, atau ancaman kekuatan terbuka, terhadap Taiwan?

Mengeksternalkan Tantangannya?

Ini bukanlah berlebihan. Perlu diingat bahwa Komunis Tiongkok adalah minoritas yang sangat kecil di Tiongkok, dan bahwa Komunis Tiongkok berada di bawah tekanan yang berkembang yang membuat Komunis Tiongkok sulit untuk membebaskan diri.

Fondasi legitimasi Partai Komunis Tiongkok — standar kehidupan yang meningkat untuk kelas menengah yang berkembang — mulai hancur.

Dengan terjadinya inflasi makanan, meningkatnya pengangguran, korupsi yang terus-menerus dan merajalela serta polusi yang amat menjengkelkan di antara masalah-masalah lain, celah ketidakpuasan di Tiongkok semakin menganga.

Pada saat yang sama, menu opsi Komunis Tiongkok untuk solusi bagi masalahnya adalah menyusut. Terlebih lagi, Partai Komunis Tiongkok memilih opsi yang salah yang hanya memperburuk masalah Partai Komunis Tiongkok.

Seiring kondisi yang terus memburuk, Tiongkok mungkin saja tergoda untuk terlibat dalam perilaku berisiko-tinggi.

Sesungguhnya, memang sudah terjadi. Bagaimana Amerika Serikat meresponnya? (Vv/asr)

James Gorrie adalah Penulis buku The China Crisis, Opininya sudah diterbitkan di The Epochtimes dan merupakan pendapat penulis

Tahun 2020, Inilah Tiga Rancangan Strategi Utama Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas

0

ETIndonesia – Pemerintah merancang 3  strategi utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di tahun 2020. Pertama, penguatan neraca perdagangan. Kedua, penguatan permintaan domestik. Ketiga, transformasi struktural. 

“Selain merawat fundamental ekonomi agar tetap sehat, Pemerintah juga akan menjaga sentimen. Dasar ekonomi adalah 2 hal itu,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berbincang dengan awak media tentang outlook perekonomian dan strategi kebijakan Pemerintah di tahun 2020, Jumat (20/12/2019) di kantornya di Jakarta yang dirilis oleh Kemenko Perekonomian.

Mengenai penguatan neraca perdagangan, Pemerintah fokus pada peningkatan ekspor melalui pengembangan hortikultura berorientasi ekspor dan percepatan perundingan internasional.

Selain itu, Pemerintah juga berkomitmen mengurangi ketergantungan impor melalui sinergi BUMN dalam percepatan mandatori B30, restrukturisasi TPI/TPPI, dan pengembangan usaha gasifikasi batubara.

Sementara dari sisi penguatan permintaan domestik, Pemerintah akan meningkatkan konsumsi masyarakat melalui kebijakan KUR, penerapan Kartu Prakerja, dan kemudahan Sertifikasi Halal utuk UMK. Kemudian untuk meningkatkan konsumsi pemerintah akan dicapai dengan percepatan dan perluasan digitalisasi transaksi daerah. 

“Lalu yang terpenting adalah peningkatan investasi. Kita akan mengejarnya dengan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja; perbaikan ekosistem ketenagakerjaan; percepatan penyelesaian dan penetapan RTRW dan RDTR Kabupaten/Kota; serta percepatan pelaksanaan pengadaan tanah,” kata Menko Perekonomian.

Adapun untuk transformasi struktural dilakukan melalui revitalisasi industri pengolahan, transformasi sektor jasa, transformasi pertanian, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, dan hilirisasi pertambangan. 

“Program Quick Wins terkait ini antara lain pengembangan litbang industri farmasi, pengembangan usaha dan riset green energy serta katalis, kemitraan pertanian berbasis teknologi, pengembangan asuransi pertanian, pengembangan kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjung Pinang,” terang Airlangga. 

Menko Airlangga menyadari, tantangan perekonomian di tahun 2020 memang masih besar. Di sisi internal, Indonesia akan menghadapi defisit transaksi berjalan, ketergantungan impor bahan baku, perlunya peningkatan daya saing, isu ketenagakerjaan, dan kesiapan menghadapi industri 4.0. Sedangkan di sisi eksternal, ada tantangan yang bersumber dari kebijakan moneter AS, perang dagang AS-Tiongkok, isu Brexit, fluktuasi harga komoditas, dan kebijakan proteksionisme.

“Namun tantangan ini juga harus dilihat sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Prospek atas perbaikan ekonomi global di 2020 yang dikeluarkan oleh IMF maupun World Bank bisa memberikan peluang bagi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Airlangga. 

Melihat tantangan dan peluang yang dihadapi tersebut, Perekonomian Indonesia tahun 2020 diprediksi mampu tumbuh 5,3%, sejalan dengan stabilisasi perekonomian global dan implementasi kebijakan untuk penguatan perekonomian Indonesia. 

“Konsumsi RT masih menjadi kontributor utama pertumbuhan sisi pengeluaran, inflasi 2020 diproyeksikan tetap terkendali, sektor eksternal masih dipengaruhi ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi harga komoditas,” tutur Menko Perekonomian. 

Kemudian untuk menjaga sustainability APBN, lanjut Airlangga, diperlukan beberapa kebijakan yang mampu menekan laju inflasi. “Perlu extra effort dari berbagai pihak untuk mencapai realisasi inflasi terjaga sesuai target,” tutupnya. (Kemenko Ekon/asr)

FOTO : Presiden RI Joko Widodo dalam Peresmian Implementasi Program Biodiesel 30% (B30), Senin (23/12) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta. (ekon.go.id)

Berbohong dengan Mensuplai Produk Tiongkok ke NASA, Karyawan Penjualan Dituntut Penjara 10 Tahun

0

Zhang Ting – Epochtimes.com

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat pada 19 Desember 2019 mengumumkan lewat situs webnya yang menyebutkan bahwa juri pengadilan federal telah memutuskan kasus Seongchan “Steven” Yun, karyawan sebuah perusahaan kontraktor Badan Penerbangan dan Antariksa atau National Aeronautics and Space Administration – NASA berinisial CBOL.

Seongchan  dianggap bersalah karena telah memberikan dokumen palsu kepada agen federal. Untuk itu Seongchan menghadapi hukuman penjara paling tinggi 10 tahun. 

Kementerian Kehakiman mengatakan bahwa Sheongchan telah didakwa pada 13 Maret tahun ini. Sedangkan putus hukumannya akan dilakukan pada 2 Maret 2020. 

NASA merupakan salah satu pelanggan perusahaan CBOL yang memasok suku cadang dan bahan untuk industri dirgantara.

Pada musim panas tahun 2014, Sheongchan menangani kontrak dari NASA. Menurut kontrak, CBOL harus memasok tabung stainless steel yang mampu membawa 2 komponen bahan bakar roket atau hypergolic fuel untuk mendukung proyek Space Launch System (SLS) / Orion milik NASA di Kennedy Space Center.

Kontrak mensyaratkan bahwa pipa stainless steel harus berasal dari Amerika Serikat. Selama proses pengadaan, Sheongchan menerima pipa baja dari Tiongkok.

Kementerian Kehakiman mengatakan bahwa Sheongchan tidak mengganti pipa baja dari Tiongkok itu  dengan bahan stainless steel dari Amerika Serikat, tetapi sebaliknya, menutupi asal sumber produk asing yang tertera dalam dokumen. 

CBOL  kemudian mengirim pipa-pipa asal Tiongkok itu ke Kennedy Space Center. Setelah itu CBOL menyiapkan sertifikat palsu yang menyatakan bahwa pipa baja memenuhi semua persyaratan NASA. Namun, pipa-pipa baja itu akhirnya tidak lolos uji materi NASA.

Menurut ‘Leagle’, penyedia terkemuka jasa opini dan keputusan pengadilan Amerika Serikat. Sheongchan memperoleh sejumlah pipa baja dari perusahaan bernama Specialized Metals pada tahun 2014. Setelah dikirim ke NASA pada bulan Juli tahun itu, karyawan NASA mencurigai bahwa pipa-pipa itu tidak dibuat di Amerika Serikat.

Bulan Agustus 2014, NASA mulai menyelidiki asal-usul pipa baja. Setelah menghubungi Specialized Metals, penyelidik diberitahu bahwa pipa baja itu dibuat di Tiongkok.

Melalui pendalaman para penyidik NASA menemukan bahwa Sheongchan adalah pejabat CBOL yang bertanggung jawab terhadap penanganan transaksi pipa itu, Untuk menghemat biaya Sheongchan ingin menggunakan bahan-bahan buatan Tiongkok.

Kantor Inspektur Jenderal NASA akan terus secara aktif menyelidiki orang-orang yang merusak dan menipu upaya NASA untuk membangun kendaraan peluncuran SLS dan sistem mereka.  

John Corbett, agen yang bertanggung jawab atas Kantor Pusat Layanan Lapangan mengatakan :  “Putusan juri mengingatkan masyarakat bahwa perilaku semacam itu tidak dapat ditoleransi”.

Kasus diselidiki bersama oleh Kantor Inspektur Jenderal NASA dan Kantor Investigasi Khusus Angkatan Udara.

‘Washington Post’ pada 22 Desember 2019 mengungkapkan bahwa kasus produk Tiongkok lainnya yang sedang ditangani oleh pengadilan Amerika Serikat : Sebuah perusahaan yang berbasis di Virginia yang memasok rompi anti peluru, helm pelindung, dan peralatan anti huru hara kepada Angkatan Laut Amerika Serikat berbohong bahwa produk-produknya dibuat di Hongkong dan Amerika Serikat. Padahal  sebenarnya berasal dari daratan Tiongkok. Kepala eksekutif perusahaan tersebut, Arthur Morgan telah menghadapi tuduhan pengadilan federal tentang usaha penipuan via telekomunikasi.

Arthur Morgan dituduh menyesatkan pihak berwenang Amerika Serikat tentang asal produk.

Menurut catatan pengadilan federal, perusahaan Arthur Morgan adalah perusahaan pemasok resmi persediaan yang berkaitan dengan penegakan hukum dan keamanan untuk agen-agen federal Amerika Serikat.

Penjualan tersebut harus mematuhi Undang-Undang Perjanjian Perdagangan Amerika Serikat (TAA), yang mensyaratkan bahwa produk yang dijual ke lembaga pemerintah harus dibuat atau diubah secara substansial di negara yang ditunjuk oleh TAA. Meskipun Hongkong ada dalam daftar yang ditunjuk TAA, tetapi daratan Tiongkok berada di luar daftar. (sin)

Pameran Seni, Sarana Potensial Promosikan Isu Perempuan dan Anak

0

ETIndonesia – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga pada Selasa (24/12/2019) membuka acara Pameran Lukisan dan Fotografi dengan tema ‘The Soul of Mother and Child.’

Pameran ini diselenggarakan Komunitas Dokter yang bernama MedicArt bekerjasama dengan House of Arie Smit (HofAS), dan berkaitan erat dengan Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember 2019 lalu.

“Saya berharap berbagai foto dan lukisan dalam pameran yang relevan dengan peringatan hari ibu ini, dapat meningkatkan perhatian berbagai pihak dan kalangan akan isu-isu perempuan dan anak. Demi mewujudkan perempuan berdaya, anak berkualitas untuk Indonesia maju,” kata Menteri Bintang dalam siaran persnya.

Menteri Bintang menuturkan pameran lukisan dan fotografi tersebut merupakan pameran seni luar biasa karena tidak dilaksanakan oleh seniman seperti biasanya. Melainkan dilaksanakan oleh para dokter yang menggeluti hobi seni lukis, fotografi, dan videografi.

“Peran komunitas dokter sangatlah besar dalam mendorong terciptanya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Untuk itu, saya harap bapak dan ibu dokter sekalian dapat turut serta menyediaan pelayanan kesehatan yang ramah bagi perempuan dan anak, serta meningkatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat khususnya di bidang kesehatan bagi perempuan dan anak,” jelas Menteri Bintang.

Founder HofAS, dr. Pande Made K. Suteja menjelaskan House of Arie Smit merupakan gambaran jiwa dari seorang seniman Belanda, Arie Smit yang tulus menggali dan menumbuhkembangkan bakat seni anak-anak pelosok dan marginal di Bali. Hal tersebut dilakukan agar bisa bermanfaat untuk menghidupkan ekonomi kreatif anak di masa depan. 

“Saat ini, HofAS sudah membina komunitas anak-anak marjinal di Blandingan Kintamani, Bali dan Dusun Kenari, Warlouka, Nusa Tenggara Timur. Selain sebagai pelukis, Arie Smit juga mengajarkan masyarakat tentang kebiasaan menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan,” ungkap Pande Made.

Di sisi lain, Founder MedicART, dr. I Wayan Wita mengungkapkan bahwa pameran ini menampilkan semangat cinta kemanusiaan dan cinta ibu pertiwi. Anak-anak sebagai generasi masa depan sangat penting untuk dilibatkan dalam seni dan budaya sejak dini karena cinta seni budaya akan menumbuhkan generasi yang juga cinta kepada ibu pertiwi.

“Saya harap semangat Arie Smit bisa terus hidup di masa depan. Kita semua bisa mengambil nilai dari ketulusan Arie Smit dalam mencintai alam dan budaya Bali, ketulusan membina anak-anak di desa hingga menjadi sejahtera. Orang asing saja sangat peduli dengan anak-anak dan masyarakat di negeri ini, seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia harus lebih peduli dan termotivasi dalam hal ini,” tegas Menteri Bintang.

Lebih lanjut Menteri Bintang berencana akan melibatkan MedicArt dan HofAS untuk menampilkan hasil karya seni anak-anak binaan mereka dalam mengenalkan budaya dan lingkungan kepada anak-anak pada acara Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 di Juli mendatang.

“Semoga gerakan ini bisa terus bergerak seperti bola salju yang menggelinding sehingga tidak hanya dilaksanakan di wilayah Bali dan NTT tapi juga di daerah lain yang tepat sasaran,” tutur Menteri Bintang.

Acara pameran yang berlangsung mulai dari 24 Desember 2019 – 24 Januari 2020 ini menampilkan sekitar 100 karya lukisan dan fotografi, dilaksanakan bertujuan sebagai ajang penggalian dana bagi pembinaan seni dan budaya untuk anak-anak di pelosok Indonesia. Untuk itu, Menteri Bintang menyampaikan apresiasi tinggi kepada MedicART dan HofAS yang telah menyelenggarakan pameran seni luar biasa ini.

Menteri Bintang juga mengungkapkan saat ini permasalahan sifat intoleran di antara anak-anak cukup banyak terjadi. Ini masalah yang harus ditangani bersama, salah satunya yaitu memupuk rasa nasionalisme dengan mengampanyekan berbagai permainan tradisional bagi anak yang berjumlah sekitar 2.600 permainan khas Indonesia. Hal ini diharapkan bisa meminimalisir kecanduan gadget dan meningkatkan rasa nasionalisme pada anak. (asr)

FOTO : Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga pada Selasa (24/12/2019) membuka acara Pameran Lukisan dan Fotografi dengan tema ‘The Soul of Mother and Child. (Dok Kemen PPA)

Kilas Balik 2019 : Perjuangan Terakhir Hong Kong untuk Kebebasan

0

Annie Wu – The Epochtimes

Ketika aksi protes tidak digelar di jalan-jalan Hong Kong, warga terlihat lalu lalang ke tempat tujuan mereka. Pedagang menjajakan jualannya dan angkutan umum hilir mudik mengantarkan penumpang. 

Meski demikian, pada setiap sudut kota masih menyisakan coretan, poster, dan stiker — yang tertinggal di trotoar, dinding, skybridge, tiang lampu, dan etalase. 

Melansir dari The Epochtimes, tulisan-tulisan itu mendeklarasikan pesan perlawanan, kerinduan akan kebebasan, dan kemarahan terhadap kebrutalan polisi dan beringasnya pemerintah yang menggunakan kekuasaannya. 

Selama lebih dari enam bulan, warga Hongkong telah menghadapi sebuah tantangan terbesar bagi  Komunis Tiongkok. 

Perlawanan atas rancangan Undang-Undang Ekstradisi yang kini sudah ditarik, menunjukkan warga Hong Kong was-was atas perambahan rezim Komunis Tiongkok yang semakin mendalam terhadap otonomi Hong Kong.  Jutaan warga turun ke jalan-jalan menyerukan agar rancangan undang-undang tersebut dibatalkan.

“RUU ini hanyalah titik pemicu. Tetapi di balik ini, ada masalah mendasar, yang lebih mendalam: kekhawatiran warga Hongkong terhadap rezim Tiongkok,” kata Zack Ho, seorang ketua kelompok aktivis mahasiswa berusia 18 tahun bernama Inspidemia Hong Kong.

Komunis Tiongkok awalnya berjanji terhadap otonomi dan kebebasan Hong Kong. Selanjutnya, tak akan ada perubahan selama 50 tahun setelah penyerahan dari Inggris ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997 silam.

Tetapi RUU itu – yang akan memungkinkan rezim Komunis Tiongkok menjatuhkan ekstradisi terhadap orang-orang untuk diadili – membangkitkan kemarahan dan ketakutan warga Hongkong tentang masa depan yang tidak pasti.  Dikarenakan “pemerintah Hong Kong telah membuat kota ini lebih ‘merah’ dan terintegrasi dengan daratan Tiongkok seiring waktu.

Selama berbulan-bulan, pemerintah Hong Kong menolak menyerah. Sementara itu, polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, dan proyektil lainnya untuk memadamkan aksi protes.

Tak Akan Memutuskan Hubungan

Sebagai rangka menunjukkan sikap frustrasi terhadap kegagalan pemerintah Hong Kong  untuk mendengarkan aspirasi warganya, pada tanggal 1 Juli 2019 – peringatan 22 tahun penyerahan Hong Kong – pengunjuk rasa menerobos pintu masuk gedung legislatif dan menyerbu masuk, membuat grafiti di dinding dan menguasai gedung legislatif. 

Ketika polisi memperingatkan  akan membersihkan tempat itu, para pengunjuk rasa yang mengepung gedung itu memutuskan untuk mencoba menyelamatkan orang-orang yang ada di dalam — karena khawatir mereka bakalan akan ditangkap. 

Para demonstran di dalam menolak untuk pergi, dan mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka.

“Sejak hari itu, kami mengikrarkan tak akan memutuskan pertalian antara perdamaian dan keberanian,” kata Ventus Lau, seorang aktivis pro-demokrasi yang telah didakwa sehubungan dengan aksi protes 1 Juli 2019. Yang terakhir adalah referensi bagi mereka yang bersedia menggunakan taktik lebih agresif selama berkonfrontasi dengan polisi.

“Bahkan jika Anda tidak setuju dengan strategi, kami akan tetap berada di sisi yang sama,” tambahnya.

Ivan Lam, Ketua Partai Pro-Demokrasi Demosisto, percaya bahwa solidaritas adalah faktor kunci awetnya gerakan pro Demokrasi Hong Kong 2019.

Selama Gerakan Payung 2014, ketika Lam, sesama anggota Demosisto Joshua Wong, dan aktivis muda lainnya memimpin protes pro-demokrasi yang berusaha menekan pemerintah agar memberikan hak pilih universal dalam pemilihan Hong Kong, “selalu ada perdebatan antara berbagai taktik dan strategi,” katanya.

“Itu salah satu alasan mengapa kita gagal setiap saat di masa lalu,” tambahnya. 

Aksi protes payung 2014 kemudian berakhir tanpa mempengaruhi sistem pemilihan Hong Kong. Sebuah hak pilih universal yang dijanjikan dalam mini-konstitusi Hong Kong. Yang mana telah dirancang oleh Tiongkok dan Inggris menjelang penyerahan Hong Kong. 

Saat ini, pejabat tinggi Hong Kong tetap dipilih oleh komite yang sebagian besar terdiri dari para elit pro-Komunis Tiongkok. Dalam gerakan warga Hong Kong, tanpa ada pemimpin dan pengunjuk rasa telah mengadopsi filosofi “jadilah seperti Air” untuk mengikuti arus, dan mengubah taktik bila perlu.

Tak serupa seperti gerakan tahun 2014, ketika pengunjuk rasa terus-menerus menduduki pusat kota sampai pihak berwenang membersihkan lokasi, “tidak ada satupun tindakan yang mewakili gerakan, tetapi kami menggunakan tindakan berbeda untuk mempertahankannya,” kata Lam. 

Ia mencatat bahwa warga Hongkong baru-baru ini memulai upaya untuk membangun serikat buruh pro-demokrasi baru dalam persiapan mogok yang direncanakan.

“Gerakan tidak akan padam seperti api, tetapi akan terus berlanjut,” tambahnya.

Perjuangan Masa Mendatang

Setelah terjadinya 6.000 penangkapan sejak bulan Juni lalu, beberapa minggu terakhir para pengunjuk rasa cenderung terlibat konfrontasi jalanan, sementara polisi mengerahkan kekuatan mereka. Ketegangan mereda setelah para kandidat pro-demokrasi berhasil memperoleh kemenangan besar dalam pemilihan dewan distrik.

Sekarang telah memasuki bulan keenam, pengunjuk rasa harus menjawab pertanyaan-pertanyaan penting: sekarang ke mana arah gerakan? Bisakah  dipertahankan atau akan memudar seperti Gerakan Payung 2014?

“Sekarang, ini adalah titik balik krusial, mungkin aksi protes akan mereda, mungkin sekarang saatnya untuk bersiap-siap  pertarungan jangka panjang, dari berbagai aspek masyarakat,” kata Mockingjay, seorang mahasiswa University of Hong Kong.

Seperti banyak pengunjuk rasa lainnya, ia memilih menggunakan nama samaran karena dikhawatirkan pembalasan dari pihak berwenang. Banyak yang menyerukan aksi protes untuk memasuki kehidupan sehari-hari, dengan memilih untuk melindungi restoran dan toko yang mendukung aksi protes pro Demokrasi. 

Seperti yang disampaikan demonstran dengan insial Lau, ia percaya  lebih banyak strategi radikal yang diperlukan bersamaan dengan pawai dan demonstrasi yang damai.

“Jika Anda mengadakan aksi unjuk rasa setiap hari, pemerintah ini tidak akan peduli dengan Anda,” Ia mengatakannya sebagaimana dibuktikan dalam aksi beberapa bulan terakhir ini. 

“Kami membutuhkan hal-hal yang dapat mengancam pemerintahan ini untuk memenangkan perang ini,” tambahnya. 

Adapun langkah konkret mendatang, tidak ada yang memiliki jawaban yang pasti. Sebagian besar hanya berbicara tentang keinginan yang tak tergoyahkan, bertahan hingga semua tuntutan dipenuhi.

“Seperti pertandingan sepak bola, kami hanya harus menjaga pertandingan terus berjalan,” kata Lau.

Tuntutan terutama adalah hak pilih universal, dikarenakan rezim Komunis Tiongkok telah menyatakan,  tidak akan mengizinkan pemilihan pejabat tinggi Hong Kong tanpa restu dari Beijing. 

Tetapi “tanpa perubahan mendasar dalam sistem pemilihan umum, pemerintah Hong Kong tidak perlu mendengarkan tuntutan rakyat dan selalu harus mematuhi pemerintah Tiongkok,” kata Mockingjay.

Tanpa demokrasi sejati, “Masalah Hong Kong seperti bom waktu yang berdetak dan Anda tidak tahu kapan itu akan meledak,” kata Lau.

Selama acara diskusi baru-baru ini yang diadakan oleh mahasiswa University of Hong Kong, yang bertujuan untuk membantu mahasiswa internasional  memahami protes yang sedang berlangsung, para mahasiswa yang melakukan protes memulai debat tentang masa depan rumah mereka, kekurangan dari aktivis pro-demokrasi di masa lalu, dan bagaimana gerakan harus berkembang.

Ada satu perubahan yang tidak dapat disangkal sejak protes dimulai yakni warga Hongkong sekarang lebih sadar akan politik daripada sebelumnya. 

Mockingjay mengatakan, teman-temannya yang dulu memposting di media sosial tentang bersosialisasi dan makanan, sekarang terus mengomentari aksi protes.

H, seorang mahasiswa teknik tahun keempat, mengatakan warga Hongkong terbiasa menghindari berbicara tentang politik. Akan tetapi akibat gerakan ini, “Anda tidak mencari politik, tetapi politik menemukan Anda.” 

“Kami masih percaya bahwa Hong Kong adalah tempat dengan kebebasan. Kami tidak akan pernah melupakan ini,” tambahnya. 

Kakek H telah melarikan diri ke Hong Kong dari daratan Tiongkok, ketika ia melihat Hong Kong sebagai tempat yang aman dari kontrol komunis.

“Saya tidak ingin melihat Hong Kong dikembalikan dengan mudah ke Partai Komunis Tiongkok,” pungkasnya. (asr)

Penasehat Keamanan Trump : Komunis Tiongkok Ancaman Terbesar bagi Keamanan Informasi Pribadi

0

ETIndonesia – Robert O’Brien, penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, memperingatkan bahwa sekutu Amerika Serikat yang berpikir untuk memperbolehkan Huawei membangun jaringan 5G, berisiko menghadapi kiamat informasi keamanan. 

Situasi seperti itu akan memungkinkan pemerintahan Komunis Tiongkok, memiliki akses pintu belakang ke data pribadi warga negara mereka.


Robert O’Brien mengatakannya saat diwawancarai media AS, National Public Radio -NPR- yang dilaporkan pada (10/12/2019) dengan mengatakan : “Setiap catatan medis, setiap postingan media sosial, setiap email, setiap transaksi keuangan, dan setiap warga negara dengan komputasi awan dan kecerdasan buatan dapat disedot keluar dari Huawei ke server besar di Tiongkok, ini bukan lagi ancaman teoretis.”

AS telah berusaha meyakinkan sekutunya seperti Eropa, Jepang, dan Australia untuk tidak mengizinkan perusahaan Tiongkok mana pun membangun infrastruktur komunikasi mereka. 

Jepang, Selandia Baru, dan Australia telah mengindikasikan bahwa Huawei tidak disukai di negara mereka. 

Namun demikian, beberapa sekutu lain, seperti Inggris dan Kanada, masih belum menentukan mengenai masalah tersebut. Kedua negara itu masih terbelah antara kebutuhan untuk melindungi komunikasi mereka dan tak ingin membuat Tiongkok tak senang.

O’Brien menyoroti sistem skor kredit Sosial Tiongkok yang menentukan apakah seorang warga negara mendapatkan akses ke pekerjaan, tiket kereta api, pemesanan penerbangan, dan lain-lain.

Akan tetapi, masih tergantung seberapa baik mereka mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Komunis Tiongkok. Warga negara yang patuh mengikuti aturan mendapatkan skor tertinggi dan perlakuan istimewa, sedangkan yang terendah ditinggalkan. 

Menurut O’Brien, mengizinkan Komunis Tiongkok mengakses informasi pribadi negara-negara lain, akan memungkinkan Beijing memperluas sistem Skor Kredit Sosialnya secara global. Menargetkan orang-orang dan mempengaruhi pemilihan di luar negeri.

Presiden Trump baru-baru ini mengakui, bahwa di samping upaya terbaiknya, sejumlah sekutu tidak enggan menghalangi Huawei untuk membuat jaringan 5G di negara mereka. 

Pemerintahan Komunis Tiongkok telah mengucurkan subsidi teknologi Huawei sedemikian rupa, sehingga perusahaan dapat menyediakan peralatan yang sama seperti Nokia, Ericsson, dan Qualcomm dengan harga lebih rendah. Sehingga menjadikan dirinya pesaing yang tidak dapat dihindari di pasar 5G. Komunis Tiongkok  telah mengancam negara-negara dengan “konsekuensi serius” jika mereka memblokir Huawei. 

Jerman adalah target terbaru dari ancaman semacam tersebut. Duta Besar Tiongkok di Berlin memperingatkan, bahwa industri mobil Jerman bisa terdampak mengingat negara itu menjual hampir 28 juta mobil ke Tiongkok pada tahun 2018. 

“Jika Jerman mengambil keputusan yang mengarah pada dikeluarkannya Huawei dari pasar Jerman, akan ada konsekuensi. Pemerintah Tiongkok tidak akan berpangku tangan,” kata duta besar itu dalam sebuah pernyataan kepada South China Morning Post.

Operasi Xinjiang

Sebuah laporan terbaru Cyber Policy Centre dari Australian Strategic Policy Institute Australia mengungkapkan, bahwa Huawei adalah salah satu pemasok teknologi pengawasan ke Xinjiang, tempat jutaan etnis Uighur dianiaya karena keyakinan mereka. 

Meskipun perusahaan-tersebut sering menyatakan, mereka tidak memiliki peran dalam kebijakan represif, akan tetapi penulis laporan tersebut, Vicky Xu, menyebut klaim itu adalah omong kosong belaka.

Laporan Cyber Policy Centre menunjukkan bahwa Huawei “telah bekerja dengan Departemen Kepolisian Karamay dalam proyek komputasi awan; dengan Biro Keamanan Publik Prefektur Aksu pada pusat data modular; dengan ibukota regional, Urumqi. 

Proyek tersebut tentang pendirian laboratorium inovasi ‘Kecerdasan Industri Keamanan’ dan dengan Xinjiang Broadcast and Television Network Co. Ltd. 

Menurut The Globe and Mail, proyek tersebut tentang koperasi yang tujuannya termasuk ‘menciptakan opini publik yang baik untuk mencapai tujuan umum stabilitas sosial dan stabilitas jangka panjang Xinjiang. ”

Vicky Xu menambahkan bahwa apa yang dilakukan Huawei di Xinjiang tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan HikVision di wilayah tersebut. AS telah memasukkan HikVision dalam daftar hitam karena keterlibatannya dalam pelanggaran HAM di Xinjiang. 

Huawei telah merilis puluhan kamera pengintai terbaru pada tahun 2019. Pengiriman global kamera-nya telah meningkat sekitar 460 persen jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. (asr)


FOTO : Huawei (Flickr : WebSummit Lisbon 2019) 

Pesan Minta Tolong Dalam Kartu Natal Ini Membuat Tesco Menangguhkan Pasokan Kartu Natal dari Tiongkok

0

Zhang Ting

Supermarket Inggris Tesco mengumumkan pada hari Minggu 22 desember 2019, bahwa mereka akan menangguhkan pasokan kartu ucapan Natal dari Tiongkok. 

Itu setelah media melaporkan bahwa seorang bocah dari Inggris, menemukan pesan minta tolong dari tahanan asing di Penjara Qingpu, Shanghai pada kartu Natal yang dibelinya dari Tesco.

Menurut pesan yang tertulis pada kartu itu, para tahanan asing ini adalah para korban kerja paksa komunis Tiongkok.

Juru bicara Tesco mengatakan pada hari Minggu, 22 Desember 2019 : “Kami membenci penggunaan tenaga kerja penjara dan tidak akan pernah membiarkannya dalam rantai pasokan barang kami.”

Begini duduk perkaranya :

The Sunday Times Inggris sebelumnya melaporkan, bahwa Florence Widdicombe, seorang bocah cilik berusia 6 tahun yang tinggal di Tooting, London selatan,  sedang bersiap untuk mengirim kartu ucapan Natal ke teman-temannya.

Ia terkejut ketika membuka kemasan kartu Natal, pasalnya ia melihat salah satu kartu Natal dalam kemasan tersebut sudah pernah dipakai.

Kartu Natal ini berisi gambar seekor anak kucing yang memakai topi Santa dan tertulis pesan putus asa dari tahanan di Tiongkok..

Surat kabar Inggris the Sunday Times mempublikasikan pesan yang tertulis dalam pesan itu. 

“Kami tahanan asing di Penjara Qingpu Shanghai Tiongkok, dipaksa bekerja melawan keinginan kami, tolong kami dan beritahu organisasi kemanusiaan. Tahanan itu juga meminta siapapun yang menemukan kartu Natal ini untuk menghubungi Peter Humphrey yang juga pernah ditahan di penjara Qingpu,” tulis pesan tersebut..

Humphrey adalah mantan jurnalis Inggris dan penyelidik penipuan perusahaan. Humphrey menerbitkan sebuah artikel setelah pembebasannya pada tahun 2015. Ia membeberkan perlakuan kejam yang tidak manusiawi yang dideritanya semasa ditahan di Penjara Qingpu Shanghai dari tahun 2014 hingga tahun 2015. 

Salah satu bagian dari artikelnya itu juga menyebutkan tantang kerja paksa yang dialami para tahanan untuk membuat barang-barang bermerek terkenal internasional, yang menarik perhatian internasional.

“Kami terkejut dengan tudingan itu dan segera menangguhkan pabrik-pabrik yang memproduksi kartu dan meluncurkan penyelidikan. Selama penyelidikan, kami menarik penjualan kartu-kartu ini,” kata juru bicara Tesco.

Tesco, peritel terbesar di Inggris, menyumbangkan 300.000 poundstreling atau sekitar 5.4 miliar rupiah setiap tahun untuk badan amal seperti Yayasan Jantung Inggris, Cancer Research UK dan Diabetes UK melalui penjualan kartu.

The Sunday Times mengatakan, setelah Florence Widdicombe, gadis cilik yang berusia 6 tahun itu menemukan kartu Natal dengan pesan tertulis itu, ayahnya kemudian menghubungi Humphrey melalui jaringan sosial LinkedIn.

Humphrey menulis di Sunday Times bahwa dia tidak mengetahui identitas atau negara tahanan yang menuliskan pesan di kartu itu. Akan tetapi, ia tidak meragukan mereka adalah tahanan di Qingpu yang mengenal dirinya. Sebelum akhirnya dibebaskan pada Juni 2015 dari penjara pinggir kota tempat ia menghabiskan 23 bulan di penjara.

Tesco mengatakan sedang melakukan penyelidikan yang komprehensif. Juru bicara Tesco mengatakan pemasok kartu itu dapat diperiksa secara independen.

“Bulan lalu, pemasok ini diperiksa secara independen dan tidak ada bukti yang menunjukkan mereka telah melanggar aturan kami dengan menggunakan tenaga kerja penjara. Jika pemasok melanggar peraturan ini kami akan segera dan secara permanen mencoret mereka dari daftar kami,” kata juru bicara Tesco.

Tesco mengatakan, kartu tersebut diproduksi di pabrik percetakan Zhei-jiang Yunguang, sekitar 100 kilometer dari penjara Qingpu Shanghai, Tiongkok.

 Perusahaan itu mencetak kartu dan buku-buku untuk perusahaan makanan dan farmasi. Dalam situsnya mereka mencantumkan sebagai salah satu pemasok kartu ke Tesco.

Ini bukan pertama kalinya konsumen menemukan pesan tertulis dalam produk tenaga kerja yang diekspor Tiongkok. Beberapa tahun yang lalu, sepucuk surat dari kamp kerja paksa di Tiongkok untuk souvenir Halloween di Amerika Serikat juga sempat membuat geger komunitas internasional. (jon/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=xz2Qbxb00Ec

Bus Sriwijaya Bengkulu-Palembang Terjun ke Jurang Pagar Alam, 25 Korban Meninggal Dunia

0

ETIndonesia – Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu-Palembang terjun ke Jurang Dusun Plang Kenidai, Kelurahan Plang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019).

Dari Jakarta, Kementerian Perhubungan mengonfirmasi adanya kejadian kecelakaan lalu lintas tunggal yang menimpa Bus Sriwijaya Mitsubishi Fuso BM dengan nomor polisi BD 7031 AU.

Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pitra Setiawan menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Senin (23/12) pukul 23.15 WIB.

“Kecelakaan terjadi di Jalan Lintas Pagar Alam – Lahat KM 9 Ds. Plang Kenidai Kelurahan Plang Kenidai Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Saat ini korban meninggal dunia sebanyak 25 orang, luka berat 7 orang, luka ringan 9 orang. Saya juga mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini, termasuk terhadap keluarga korban meninggal, semoga diberikan ketabahan,” kata Pitra mengenai kecelakaan tersebut dalam keterangan persnya.

Saat kejadian malam hari, bus berukuran besar ini menabrak dinding penahan tikungan Lematang Indah sehingga masuk ke dalam jurang dengan kedalaman kurang lebih 150 meter dan jatuh ke dasar aliran sungai Lematang.

“Saat ini masih dalam proses evakuasi korban dan masih memungkinkan adanya jumlah korban bertambah. Kami akan berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kepolisian, Dinas Perhubungan maupun pihak terkait mengenai kecelakaan ini,” katanya.

‘Saya juga minta KNKT dan Kepolisian untuk mengusut tuntas kejadian ini serta penyebabnya supaya ke depannya tidak terulang kejadian serupa lagi. Kalau nanti hasilnya operator tidak menjamin keselamatan kendaraan dalam arti tidak laik jalan maka bisa saja nanti operator untuk bertanggungjawan secara hukum,” tambah Pitra.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Polres Pagar Alam, kronologi kejadian yakni bus pada awalnya membawa penumpang kurang lebih 50 orang dan berjalan dari arah Bengkulu kota yang mengarah ke Palembang.

Bus berangkat kurang lebih pukul 14.00 WIB dari pool. Saat melewati TKP tikungan Lematang Indah KM 9 kota Pagar Alam, mobil melaju dengan kecepatan tinggi menabrak dinding pembantas sehingga masuk ke jurang sedalam kurang lebih 150 meter dan jatuh ke tengah aliran sungai Lematang.

“Untuk saat ini, korban luka-luka telah dibawa ke Rumah Sakit Daerah Besemah Pagar Alam. Kondisi bus mengalami rusak berat. Sampai saat ini Pihak Polres Pagar Alam dan instansi terkait masih melaksanakan proses evakuasi di lokasi kejadian. Kami juga akan segera menyelidiki apakah bus ini masih dalam kondisi layak atau tidak,” ungkap Pitra. (asr)