Epochtimes.id- Menurut agen intelijen Korea Selatan kini kumpul bareng sembari minum, bernyanyi atau bentuk hiburan lainnya telah dilarang keras di Korea Utara.
Rezim Korea Utara telah memperkuat langkah-langkah untuk mengendalikan populasi umum negara yang terisolasi tersebut sebagai tanggapan atas sanksi internasional yang menguat.
Laporan ini dibeberkan oleh kata Dinas Intelijen Nasional (NIS) dalam sebuah briefing parlemen di Seoul pada 20 November dilansir oleh kantor berita Korea Selatan Yonhap.
“(Pyongyang) telah merancang sebuah sistem di mana organ partai melaporkan kesulitan ekonomi masyarakat setiap hari, dan melarang setiap pertemuan yang berkaitan dengan minum, bernyanyi, dan hiburan lainnya dan memperkuat kontrol informasi dari luar,” kata NIS.
Badan Intelijen tersebut mengatakan bahwa rezim di bawah Kim Jong Un bertujuan untuk mencegah dampak buruk yang meningkatkan sanksi internasional terhadap sentimen Korea Utara.
Negara yang merosot tersebut telah dijatuhi sanksi berat yang diberlakukan oleh masyarakat internasional setelah serangkaian langkah provokatif terdiri uji senjata nuklir keenam dan paling kuat pada 3 September lalu.
Briefing NIS juga melaporkan pada sebuah inspeksi terhadap sebuah institusi militer utama oleh Choe Ryong Hae, wakil ketua Komite Sentral Partai Pekerja yang berkuasa di negara tersebut, karena “sikap tidak murni” -nya dan bagaimana pejabat tertingginya dihukum.
Temuan laporan tersebut menambah rincian lebih lanjut mengenai apa yang harus dihadapi oleh 25 juta rakyat Korea Utara di bawah rezim Kim Jong Un.
Pekan lalu, liputan media tentang kesejahteraan fisik seorang tentara Korea Utara yang melarikan diri melintasi zona demiliterisasi juga memberi indikasi kondisi kehidupan di negara tersebut.
Prajurit tersebut, yang berusia pertengahan 20-an, ditembak berkali-kali saat ia berusaha melarikan diri ke Selatan.
Dokter Korea Selatan yang merawat luka-lukanya mengatakan bahwa perut tentara ini dipenuhi dengan cacing gelang.
Setelah operasi pada pria yang terluka tersebut, ahli bedah terkemuka Lee Cook Jong memajang foto beberapa parasit yang ada di dalamnya termasuk yang panjangnya 27 cm.
“Dalam karir saya selama 20 tahun sebagai ahli bedah, saya hanya melihat hal seperti ini dalam buku teks,” kata Lee dilansir dari Reuters.
Sementara sebagian besar warga Korea Utara menderita krisis pangan dan kekurangan gizi. Negara tersebut menghabiskan lebih dari 20 persen produk domestik bruto untuk kepentingan militer.
Laporan PBB yang diluncurkan awal tahun ini diperkirakan 18 juta dari keseluruhan keseluruhan 25 juta orang di negara tersebut bergantung pada jatah makanan pemerintah.
Lebih dari sepertiga warga Korea Utara (10,5 juta orang) diyakini kekurangan gizi.
Human Rights Watch menggambarkan Korea Utara sebagai salah satu negara otoriter yang paling represif di dunia. Selama tujuh dekade, telah didominasi oleh keluarga Kim dan Partai Pekerja Korea.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menempatkan Korea Utara kembali dalam daftar sponsor negara pelaku tindak terorisme sejak 20 November. (asr)
Xue Yinxian, mantan kepala dokter untuk tim Olimpiade Tiongkok, mendapat tekanan dari pemerintah Tiongkok karena telah mengungkapkan program doping yang disponsori negara untuk para atlet. Baru-baru ini, Xue, bersama putra dan menantunya, berhasil melarikan diri ke Jerman untuk mencari suaka politik. Xue akan mengajukan bukti kasus doping kepada presiden International Olympic Committee (IOC), Komite Olimpiade Internasional.
Xue telah bekerja sama dengan China National Sports Commission selama lebih dari 30 tahun. Selama periode tersebut, dia menyaksikan penggunaan steroid, hormon pertumbuhan manusia, dan obat peningkat performa yang hebat oleh atlet Tiongkok di seluruh negeri yang diperintahkan oleh pemerintah.
Selama karirnya, Xue menolak untuk memaksa atlet tim nasional menggunakan stimulan dan telah mengungkap skandal doping tersebut pada tahun 1980-an. Sejak saat itu, keluarganya telah menerima pembalasannya, menyebabkan anaknya ditahan dan rumah sakit menolak untuk merawatnya. Pada bulan Juni, dengan bantuan kedutaan Jerman, dia melarikan diri ke Jerman dan mengajukan suaka politik.
Menurut laporan Radio Free Asia, penjaga keamanan negara dan polisi berulang kali menggeledah rumah Xue yang mencoba merebut 68 catatan harian dan catatan pekerjaan harian selama Xue sebagai tim dokter. Untungnya, beberapa bulan sebelum Xue meninggalkan Tiongkok, dia mengirimkan semua catatannya melalui saluran khusus ke Jerman dan negara-negara lain.
Xue mengungkapkan bahwa program doping telah ada sejak tahun 1978. Pemerintah Tiongkok mengeluarkan arahan tentang penggunaan stimulan saat mengirim tim medis nasional ke negara-negara asing untuk belajar bagaimana mengurus obat-obatan tersebut untuk para atlet. Obat peningkat performa disebut sebagai “obat gizi khusus.”
Putra Xue, Yang Weidong, meninggalkan karirnya sebagai perancang yang sukses untuk menjadi reporter The Epoch Times. Dia mewawancarai 400 ilmuwan Tiongkok terkenal, pengacara, dan lain-lain. Dia mengatakan bahwa ibunya, sebagai saksi skandal doping di olahraga Tiongkok, telah menderita kemarahan pihak berwenang, yang berusaha menekannya agar tetap diam.
Yang Weidong mengatakan bahwa dia dan ibunya ingin mengungkapkan fakta di negara bebas, dan untuk mencari keadilan bagi para atlet korban dan juga untuk mereka sendiri. Mereka secara pribadi akan menyerahkan bukti tersebut kepada Jacques Rogge, Presiden Komite Olimpiade Internasional.
Saat ini, meski berada di Jerman, pemerintah Tiongkok masih menggunakan berbagai metode untuk menghubungi dan mengancam mereka. (ran)
EpochTimesId – Industri dirgantara Inggris akan dihadang pembengkakan biaya pasca Brexit. Industri pesawat terbang akan mebutuhkan biaya ekstra hingga 1,5 miliar poundsterling per tahun setelah Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa dalam beberapa tahun ke depan.
“Biaya itu diantaranya akan muncul ketika perusahaan mengekspor komponen ke Uni Eropa. Sebab mereka menghadapi pemeriksaan tambahan di perbatasan,” ujar badan industri ADS Group, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters, Rabu (22/11/2017).
Inggris sedang berjuang untuk membuat kemajuan dalam negosiasi dengan Brussels dalam pengaturan untuk meninggalkan Uni Eropa dan pengaturan perdagangan. Pengaturan itu akan diberlakukan setelah Inggris meninggalkan blok tersebut pada tahun 2019, mendorong ketidakpastian dewan direksi di sektor-sektor utama seperti dirgantara.
ADS mengatakan bahwa kegagalan untuk menyetujui suatu cara untuk menyelaraskan proses bea cukai akan memiliki biaya keuangan yang berpotensi sangat besar, menetapkan kekhawatirannya dalam laporan analisa tertulis ke komisi penyelidikan parlemen mengenai dampak Brexit terhadap industri ini.
“Sekitar £ 10 miliar ekspor tahunan sektor kedirgantaraan ditargetkan untuk Uni Eropa. Namun pemeriksaan meningkat di perbatasan, jika proses pabean tidak dapat diselaraskan, dapat menghasilkan biaya tambahan 1,5 miliar poundsterling untuk sektor kedirgantaraan Inggris,” kutip Reuters dari dokumen tersebut, yang dikeluarkan oleh komite parlemen.
Inggris mengatakan bahwa pihaknya menginginkan perdagangan bebas dengan Uni Eropa setelah Brexit dan telah menggarisbawahi rezim bea cukai potensial. Namun perundingan rinci dengan UE belum dimulai karena perundingan umum terjebak dalam fase awal yang berfokus pada persyaratan keluar.
“Biaya tambahan bisa berdampak negatif pada keputusan investasi masa depan,” kata Rachel Reeves, pemimpin komite bisnis parlemen.
“Itu sangat mengkhawatirkan dan beresiko membuat industri dirgantara kita kurang kompetitif dan menaikkan biaya pada saat yang sangat penting bagi perekonomian kita.”
Pembuat pesawat Airbus, Boeing, dan Bombardier semuanya beroperasi di Inggris. Pabrik aerospace di Inggris sering menjadi bagian dari rantai pasokan internasional yang kompleks. (waa)
Epochtimes.id- Setelah AS memasukkan Korea Utara ke dalam daftar negara pendukung terorisme dan menerbitkan sanksi baru, perusahaan penerbangan internasional Tiongkok Air China dengan alasan menurunnya jumlah penumpang telah menghentikan penerbangan jalur Beijing – Pyongyang tanpa batas waktu.
Associated Press mengutip ucapan petugas information center perusahaan Air China pada 21 November melaporkan, berdasarkan indikasi yang diberikan petugas bermarga Zhang bahwa penerbangan Beijing – Pyongyang PP terakhir berlangsung pada Senin.
Berita sementara yang didapatkan adalah perusahaan telah memutuskan untuk menghentian penerbangan jalur ini karena alasan kurangnya penumpang dan tidak menentukan kapan normalisasinya.
Dalam konperensi pers reguler Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 21 Nopember, seorang mengajukan pertanyaan “Katanya Air China telah menghentikan penerbangan ke dan dari Pyongyang dan untuk sementara menutup kantornya di Korea Utara serta memulangkan stafnya. Apakah langkah ini mewakili kebijakan pemerintah Tiongkok terhadap Korea Utara ?”
Jurubicara Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa bukan katanya tetapi “Meskipun itu benar, perusahaan penerbangan dapat mengambil sendiri keputusan bisnisnya berdasarkan status operasional dan kondisi pasar mereka.”
Karena situasi tegang di Semenanjung Korea, Air China pada bulan April tahun ini juga mengumumkan pembatalan beberapa penerbangan dari Beijing ke Pyongyang.
Korea Utara saat ini hanya memiliki Korea Airways yang dikelola negara yang masih menyediakan layanan penerbangan terjadwal. Situs resminya mencantumkan penerbangan ke Beijing, Shanghai, Shenyang dan Dandong, serta Vladivostok Rusia.
Situasi di Korea Utara sangat sensitif dalam beberapa waktu ini, utusan Xi Jinping, Menteri Hubungan Internasional Song Tao baru sehari sebelumnya menyelesaikan kunjungannya di Pyongyang.
Baik pihak Tiongkok atau Korea Utara sama-sama tak bersuara soal apakah pertemuan dengan Kim Jong-un terlaksana. Hal ini dianggap sangat langka.
Beberapa jam kemudian, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk memasukkan kembali Korea Utara ke dalam daftar negara pendukung terorisme.
Pada 21 November, Departemen Keuangan AS. mengumumkan babak baru sanksi, dengan sasaran termasuk nama-nama 1 orang, 13 perusahaan dan 20 buah kapal dagang.
Sasaran sanksi adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan perdagangan dengan Korea Utara dan perusahaan ekspedisi (darat, laut, udara) yang mempromosikan pedagangan dengan Korea Utara.
Sanksi mencantumkan beberapa nama perusahaan dagang Tiongkok dan seorang individu, termasuk juga perusahaan ekspedisi Korea Utara, perusahaan perdagangan Korea Utara dan perusahaan yang menangani ekspor tenaga kerja Korea Utara ke luar negeri dengan tujuan untuk menghasilkan devisa bagi pemerintah Kim Jong-un.
Nama-nama perusahaan Tiongkok yang terkena sanksi yakni Dandong Kehua Economic and Trade Corporation Ltd., Dandong Cheung’s Trading Company, Dandong Hongda Trading Company, Dandong Dongyuan Industrial Company dan penanggungjawab perusahaan tersebut yang bernama Sun Sidong. (Sinatra/asr)
Epochtimes.id- Utusan khusus Tiongkok ke Korea Utara telah mengakhiri kunjungan empat hari ke ibukota Pyongyang, Korea Utara.
Namun demikian utusan khusus Tiongkok ini tanpa ada kabar tentang pertemuan dengan Kim Jong Un. Ini memicu spekulasi bahwa hubungan Tiongkok dengan sekutunya goyah di tengah meningkatnya ketegangan semenanjung korea.
Uji coba rudal nuklir Korea Utara tahun ini telah meningkatkan permusuhan dengan Amerika Serikat. Sedangkan Tiongkok sebagai tetangga terdekat Korea Utara dan mitra dagang terbesar, Amerika Serikat telah mencoba untuk meminta Tiongkok untuk mengendalikan ambisi nuklir rezim tersebut. Agenda ini merupakan daftar prioritas teratas dalam kunjungan terakhir Presiden AS Donald Trump ke Beijing.
Song Tao, kepala Departemen Hubungan Internasional Partai Komunis Tiongkok (PKT), berangkat ke Korea Utara pada 17 November, terpilih sebagai utusan khusus pemimpin Xi Jinping.
Media resmi menyatakan bahwa Song sedang melakukan perjalanan untuk memperbarui rezim Kim pada hasil Kongres Nasional ke-19, yang berakhir bulan lalu. Namun, kunjungan tersebut membuat banyak orang berspekulasi bahwa Song mungkin bisa dikirim untuk membahas program nuklir Korea Utara.
Tapi setelah Song kembali ke Tiongkok pada 20 November, tidak ada berita yang dipublikasi dari Tiongkok atau Korea Utara tentang dia bertemu dengan Kim.
Media pemerintah Tiongkok hanya menyebutkan bahwa Song bertemu dengan Choe Ryong Hae, komandan kedua militer Korea Utara pada 17 November, kemudian bertemu dengan Ri Su Yong, wakil ketua partai komunis Korea Utara, Partai Pekerja Korea, pada 18 November.
VOA melaporkan bahwa dalam sebuah konferensi pers pada Selasa dengan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, seorang reporter bertanya apakah Song bertemu dengan Kim.
Saat itu, juru bicara kementerian Lu Kang tidak langsung menjawab, dan hanya mengatakan bahwa Song telah membahas hubungan China-Korea Utara dengan pimpinan partai Korea Utara.
Meskipun tidak dikonfirmasi apakah Kim telah menerima utusan Tiongkok tersebut, tidak adanya pengumuman dari Korea Utara adalah kejadian tak biasa.
Dan akan jarang bagi Kim untuk tidak bertemu dengan seorang utusan Tiongkok, menurut Kantor Berita Yonhap Korea Selatan.
Kantor berita Yonhap mengutip keterangan sebuah perwakilan yang tidak disebutkan namanya di Kementerian Unifikasi Korea Selatan, sebuah cabang pemerintah Korea Selatan yang bertujuan untuk menyatukan kembali kedua belah pihak Semenanjung Korea.
Ditanya apakah tidak adanya pertemuan tersebut karena perawakan Song Tao yang relatif rendah, perwakilan tersebut mengatakan bahwa meski bertubuh lebih rendah, Song adalah utusan Xi Jinping. (asr)
EpochTimesId – Uni Eropa (UE) mencoba mengubah tabel pada mantra ‘Brexit berarti Brexit’. Mereka bersikeras bahwa Berxit berarti tidak ada pilihan manis dari fasilitas Uni Eropa, yang artinya mengakhiri akses yang menguntungkan dari sistem ‘paspor keuangan’ bagi Inggris.
Michel Barnier, juru runding utama Uni Eropa dalam kesepakatan Brexit mengatakan bahwa bank-bank Inggris akan kehilangan ‘hak paspor’ untuk melakukan bisnis di Uni Eropa setelah Inggris resmi keluar dari UE. Seperti dikutip dari The Epoch Times, Rabu (22/11/2017)
“Pada layanan keuangan, keinginan Inggris menunjukkan bahwa Brexit tidak berarti Brexit. Brexit berarti Brexit, di manapun, kapan pun,” kata Barnier ketika penjadi pembicara utama pada sebuah seminar think-tank di Brussels, Belgia.
Inggris saat ini dalam negosiasi dengan Uni Eropa mengenai kesepakatan Brexit. Pembicaraan saat ini terkait dengan masalah penyelesaian kerjasama keuangan.
Kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris tidak akan memberikan kesepakatan perdagangan masa depan yang komprehensif. Saat ini pembicaraan difokuskan pada RUU perceraian, hak warga negara Uni Eropa, dan perbatasan Irlandia. Perjanjian transisi juga ada pada daftar pembicaraan.
Berbicara di Pusat Reformasi Eropa, Barnier menolak klaim Inggris bahwa tidak akan ada perubahan pada akses pasar untuk perusahaan Inggris setelah Brexit. Dia juga membantah gagasan bahwa peraturan bersama UK-EU akan diputuskan dalam proses simetris baru antara Uni Eropa dan Inggris, dan di luar yurisdiksi Pengadilan Eropa.
“Ini akan bertentangan dengan pedoman April Dewan Eropa yang menekankan otonomi pengambilan keputusan UE, integritas tatanan hukum dan Pasar Tunggal kita,” tegas Barnier.
Dia menekankan bahwa Brexit berarti bahwa bank-bank Inggris harus kehilangan paspor perbankan yang menguntungkan mereka, yang memungkinkan mereka menawarkan layanan keuangan bagi orang luar ke dalam blok perdagangan UE.
“Konsekuensi hukum dari Brexit adalah penyedia layanan keuangan Inggris kehilangan paspor UE mereka,” kata Barnier. “Paspor ini memungkinkan mereka menawarkan layanan mereka kepada pasar keuangan dengan jumlah 500 juta konsumen pribadi dan 22 juta pasar bisnis.”
“Hanya mereka yang mengabaikan, atau ingin mengabaikan, keuntungan keanggotaan Uni Eropa saat ini dapat mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan akan menjadi hasil yang positif,” imbuhnya.
“Pasar Tunggal adalah sebuah paket, dengan empat kebebasan yang tak terpisahkan, peraturan umum, institusi, dan struktur penegakan hukum. Inggris tahu peraturan ini seperti mengenali punggung tangannya. Ini telah berkontribusi untuk mendefinisikan mereka selama 44 tahun terakhir,” rincinya.
Dia mengatakan bahwa keputusan Inggris untuk mengakhiri gerakan bebas berarti bahwa Negeri Ratu Elisabeth harus kehilangan keuntungan dari Pasar Tunggal.
“Ini adalah kenyataan hukum,” hardiknya.
Barnier mengatakan bahwa Uni Eropa tidak berusaha untuk menghukum keputusan Inggris untuk meninggalkan UE. “Ini hanya melaksanakan konsekuensi logis dari keputusan Inggris untuk mengambil kembali kendali mereka.”
Dia juga menggarisbawahi lagi harapan Uni Eropa bahwa sebuah kesepakatan dapat dihasilkan.
“Kami memiliki sejarah bersama dan ini dimulai jauh sebelum 44 tahun terakhir. Inilah mengapa tidak ada kesepakatan bukan skenario kita, meski kita akan siap untuk itu,” tutupnya. (waa)
EpochTimesId – Otoritas Bulgaria berhasil mengungkap sebuah jaringan yang dicurigai menyelundupkan imigran gelap ke Eropa Barat, baru-baru ini. Jaksa Bulgaria, seperti dikutip dari The EPoch Times, Selasa (21/11/2017), mengatakan mereka menangani pengungsi dari Timur Tengah menuju negara-negara pesisir barat Eropa.
Sebanyak delapan orang, termasuk dua orang Pakistan, didakwa melakukan pelanggaran penyelundupan setelah mereka kedapatan mengangkut imigran gelap. Imigran gelap yang sedang diselundupkan itu terdiri atas orang Pakistan, Afghanistan dan Irak.
Mereka sedang membawa para imigran dari Turki menuju Rumania. Dari Hungaria para imigran itu rencananya akan diselundupkan ke Austria.
Enam anggota geng penyelundup yang ditahan itu adalah hasil tangkapan dari operasi terkoordinasi di Sofia dan kota-kota Danube di Vidin dan Lom, sepanjang pekan lalu.
“Para migran telah membayar antara 4.000 euro ($US 4.700) dan 6.000 per orang,” kata Jaksa Penuntut Bulgaria.
Bulgaria telah membangun pagar di perbatasannya dengan Turki. Mereka juga telah memperkuat kontrol perbatasannya untuk mencegah masuknya migran ilegal.
Upaya itu sekaligus mencegah atau setidaknya mempersulit upaya penyelundupan imigran gelap dari dunia arab, baik di Afrika maupun di Asia menuju Eropa.
Upaya ini sekaligus juga untuk menghindari pergerakan teroris yang menyusup ke Eropa dengan memanfaatkan gelombang pengungsi yang menghindari konflik bersenjata di negara-negara Timur Tengah. (waa)
EpochTimesId – Musim berburu rusa sedang berlangsung di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Sayangnya, ketika musim berburu baru dimulai, alih-alih rusa, namun justru pemburu lah yang pertama kali menjadi korban tewas.
Tiga insiden kematian ketika berburu dilaporkan di Wisconsin. Satu adalah insiden penembakan, dan kasus yang lainnya berasal dari penyebab alami.
Insiden yang ketiga, sang pemburu dilaporkan tertembak mati saat berburu di Indiana. Dia dilaporkan mengalami luka tembak yang ditimbulkan oleh senjatanya sendiri.
Tiga pemburu lainnya terluka. Mereka mengalami luka tembak, karena secara tidak sengaja menembak diri mereka sendiri.
Sebanyak 100.000 pemburu diperkirakan terjun ke lapangan berburu pada akhir pekan lalu. Data itu hanya di dua negara bagian yang dilaporkan mengalami insiden tersebut.
Sabtu, 18 November, adalah hari pertama musim rusa gun selama sembilan hari di Wisconsin. Menurut Jurnal Wisconsin-Sentinel, sekitar 600.000 orang berpartisipasi dalam akhir pekan pembukaannya.
Dua kematian di Wisconsin berada di Marquette County, sekitar 60 mil sebelah utara Madison, ibu kota negara bagian itu.
Dalam satu insiden, seorang pria Shawano ditemukan tewas di sebuah rumah pribadi di kota Westfield, sekitar 80 mil sebelah utara Madison. Dia sedang berburu dengan teman-temannya.
Salah satu temannya menemukan tubuhnya, masih duduk tegak pada dahan sebuah pohon yang tinggi, sekitar pukul 6 sore waktu setempat. Petugas pemadam kebakaran dari Westfield dan kota tetangga Oxford, didatangkan untuk menurunkan jenasahnya dari ketinggian sekitar lima meter.
Penjaga Wilayah Marquette, Tom Wastart mengatakan pria 62 tahun itu meninggal karena masalah kesehatan.
Seorang pria lainnya yang berusia 57 tahun, Marquette County ditemukan tewas di kota Newton. Dia terbunuh oleh luka tembak, seperti dilaporkan oleh Journal-Sentinel. Ayah pria itu menemukan jenasahnya di tanah.
Pria itu dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Tidak ada rincian yang dirilis, namun pihak berwenang tidak berhasil menemukan pembunuhnya.
Sementara itu, sebanyak tiga pemburu dilaporkan telah secara tidak sengaja menembak diri sendiri pada hari pembukaan Wisconsin.
Seorang pria berusia 49 tahun dari Crandon sedang duduk di truknya sekitar pukul 9 pagi saat dia melihat seekor rusa. Saat mencoba meraih senapannya, dia tidak sengaja menarik pelatuk. Dia malah mengirim peluru menembus kedua kakinya sendiri.
Seorang pria berusia 51 tahun dari Shawano County juga menembak dirinya sendiri di kaki. Pria ini tanpa sengaja menembakkan pistol sewaannya ketika membungkuk.
Departemen Sumber Daya Alam Warden Mark Little melaporkan bahwa seorang pria berusia 49 tahun yang sedang berburu di Brown County menembak dirinya sendiri di pergelangan kaki. Kejadian itu rupanya terjadi sekitar pukul 5.30 pagi.
Terakhir, situs Indiana News and Tribune melaporkan bahwa Thomas Zimmerman, 58 tahun dari Borden Indiana, ditemukan tewas dalam posisi di dekat rusa yang dibunuhnya di Harrison County, Indiana.
Zimmerman sedang berburu dengan sekelompok teman. Saat kegelapan turun, teman-teman memanggil Zimmerman dan tidak mendapat tanggapan. Teman-temannya memanggil Departemen Sumber Daya Alam, yang mengirim petugas Konservasi untuk melakukan penyelidikan.
Petugas konservasi menemukan Zimmerman meninggal karena tembakan jarak dekat di kepala. Pejabat DNR sedang menunggu laporan toksikologi. Mereka juga belum berhasil mengidentifikasi pembunuhnya. (waa)
Menutupi wabah tuberkulosis di sekolah menengah di Tiongkok telah mengakibatkan krisis kesehatan berkembang sepenuhnya. Di tengah upaya menutupi krisis tersebut adalah melibatkan pertaruhan tinggi ketika para guru, pejabat sekolah, dan pejabat bank lokal terlibat dalam prestasi siswa pada ujian masuk perguruan tinggi “gaokao” yang akan datang, setara dengan SAT di Amerika.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit serius yang sangat menular yang dapat dengan mudah ditularkan dari orang ke orang dengan cara bernafas di udara yang sama dengan pasien yang terinfeksi. Pengobatannya membutuhkan deteksi dini dan isolasi secepatnya.
Di Sekolah Menengah Taojiang No. 4, terletak di Yiyang, sebuah kota di Propinsi Hunan yang terletak di Tiongkok selatan, pihak berwenang memiliki gagasan lain. Corong negara rezim Tiongkok Xinhua melaporkan bahwa, pada 17 November, ada 29 kasus yang telah dikonfirmasi dan 5 kasus TBC yang dicurigai, dengan 38 siswa di sekolah tersebut mengambil obat pencegah sebagai tindakan pencegahan. Angka terbaru muncul setelah Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Tiongkok mengumumkan pada 17 November bahwa mereka akan mengirim staf ke sekolah tersebut untuk merawat pasien-pasien tersebut.
Menurut Xinhua, di biro kontrol penyakit kota Taojiang, seseorang yang telah mengidentifikasi dirinya sebagai pekerja lokal dinyatakan positif TBC pada 24 Januari. Kemudian antara Februari dan Juli, lima orang lagi, yang diidentifikasi sebagai buruh dan petani, juga dinyatakan positif dengan penyakitnya. Pada tanggal 26 Juli, tiga siswa dari sekolah tersebut dinyatakan positif TBC.
Sejak saat itu, orang tua telah melihat lebih banyak siswa yang terinfeksi. Mereka mulai menyuarakan keluhan kelalaian oleh otoritas sekolah dan biro kontrol penyakit lokal di media sosial Tiongkok pada bulan Oktober.
Pada diskusi Internet yang populer, forumTianya, seorang ayah yang tertekan, yang putrinya dinyatakan positif TBC, pertama-tama menuntut untuk mengetahui mengapa petugas kesehatan tidak menempatkan siswa yang sakit di karantina, karena dia telah belajar dari orang tua lain bahwa beberapa siswa telah menjalani pengobatan TBC untuk satu tahun sekarang. Dengan kata lain, siswa dan orang tua mengetahui kasus TB di sekolah sebelum pemberitaan pertama kasus tersebut secara publik pada bulan Juli.
Wabah tersebut akhirnya banyak diliput oleh media Tiongkok pada 15 November.
Seiring spekulasi telah berkembang bahwa pihak berwenang sekolah telah berusaha menyembunyikan wabah tersebut dengan tidak melaporkan kasus siswa ke biro kontrol penyakit setempat, kepala sekolah, Yang Yu membantah klaim tersebut, dalam sebuah wawancara oleh surat kabar pemerintah Beijing Youth Daily pada 18 November. Meskipun biro tersebut mengkonfirmasi 29 kasus, data yang dikumpulkan oleh siswa dan orang tua menunjukkan bahwa lebih banyak lagi yang terinfeksi. Ketika ditanya tentang perbedaan tersebut, Yang mengatakan bahwa mungkin biro kontrol penyakit setempat pada awalnya gagal memasukkan kasus siswa dengan TBC yang telah terbukti positif di pusat perawatan lainnya.
Sebuah artikel yang diterbitkan di iqulu.com, sebuah situs berita yang dikelola oleh televisi Shandong yang dikelola negara, memberikan penjelasan mengapa guru, pejabat sekolah, dan petugas pengendalian penyakit ingin menutup wabah tersebut: jika petugas kesehatan membuat pengumuman, kabar buruk tersebut akan mencerminkan buruknya kinerja pejabat partai lokal.
Berita tentang wabah juga bisa berakibat pada kepanikan antara orang tua dan siswa, yang kemudian dapat mempengaruhi seberapa baik yang dilakukan para siswa ini dalam gaokao yang akan datang. Kinerja siswa yang buruk dalam ujian akan merusak reputasi sekolah, dan pada gilirannya berdampak negatif pada guru, karena kinerja guru juga dinilai oleh nilai gaokao siswa mereka.
Berbicara kepada The Epoch Times, Ding Ling (nama samaran), salah satu siswa di Sekolah Dasar Taojiang No. 4, mengatakan jumlah siswa yang terinfeksi sebenarnya jauh lebih tinggi – saat ini berdiri di posisi 75. Pihak berwenang setempat telah melecehkan orang tua dan siswa. yang berani angkat bicara, tambahnya.
Bagaimana Wabah Dimulai
Ding menjelaskan bahwa dia mulai masuk sebagai siswa Sekolah Menengah No.4, sebuah sekolah menengah yang mencakup siswa sekolah menengah seperti Ding, pada bulan September 2015. Dia beruntung ditempatkan di salah satu dari tiga kelas elit, di mana siswa cenderung diajar oleh guru yang lebih baik, menggunakan bahan ajar yang lebih baik, dan memiliki kesempatan lebih tinggi untuk memilih perguruan tinggi terkemuka di Tiongkok.
Dia menjelaskan bahwa wabah TBC saat ini kemungkinan dimulai di kelasnya, kelas 364, sebuah kelas sastra elit untuk siswa sekolah menengah ketiga. Dia teringat bagaimana salah satu teman sekelasnya batuk terus-menerus dan ayah teman sekelasnya membawanya ke rumah sakit tahun lalu. Ding mengatakan bahwa dia dan teman-teman sekelasnya tidak pernah tahu bagaimana penyakitnya-tapi menduga itu adalah TBC.
Pada bulan Januari, Ding mengatakan bahwa dia dan teman-teman sekelasnya menyadari bahwa teman sekelas mereka minum pil untuk mengobati TB, dan sejak itu siswa tersebut telah kontrol ke rumah sakit untuk pemeriksaan setiap bulan. Siswa tersebut masih mengikuti kelas dan tidak dikarantina.
Selama liburan Tahun Baru Imlek, Ding mengatakan salah satu teman terdekatnya dan rekan sekelasnya, menjadi sakit. Setelah menghabiskan sepuluh hari di rumah sakit, dikonfirmasi bahwa dia terjangkit TBC.
“Dari dia, saya menyadari bahwa [TBC] menular. Tapi saya tidak tahu bahwa itu bisa sangat menular dan saya tidak berpikir apapun akan terjadi,” kata Ding.
Pada 10 Agustus, otoritas sekolah menyuruh semua siswa melakukan tes darah, menurut surat kabar Beijing Youth Daily yang dikelola pemerintah. Tes tersebut mengungkapkan bahwa tujuh siswa memiliki TBC. Ketujuh siswa ini diminta untuk pulang, sementara siswa lainnya terus bersekolah.
Setelah mengetahui bahwa tujuh siswa telah menderita penyakit ini, banyak orang tua menuntut agar kelas dibatalkan untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak menyebar lebih jauh ke siswa lain, menurut laporan media Tiongkok. Namun, kepala sekolah menanggapi permintaan tersebut dengan mengatakan “Jika tidak ada kematian, tidak akan ada hari libur.” Akhirnya, pada 19 Agustus, sekolah tersebut membatalkan semua kelas selama sembilan hari.
Ding mengatakan bahwa jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat menjadi 44 setelah orang tua membawa anak-anak mereka untuk pemeriksaan di biro kontrol penyakit lokal antara tanggal 19 dan 21 Agustus. Dia menambahkan bahwa pada 16 November, dari 75 siswa yang terinfeksi TBC, 50 Mereka berada di kelasnya, sementara sisanya kebanyakan adalah siswa yang pernah berada di kelas elitnya namun sejak saat itu dipindahkan ke kelas regular, untuk alasan akademis, bukan karena penyakitnya.
Epoch Times menghubungi biro kontrol penyakit Taojiang setempat, dan diberitahu oleh seorang anggota staf wanita bahwa biro tersebut tidak memiliki wewenang untuk menjawab pertanyaan, dan menyarankan agar pertanyaan diajukan ke departemen informasi wilayah.
Situs berita milik pemerintah Tiongkok The Paper melaporkan setidaknya 50 kasus TBC di sekolah tersebut setelah wawancara dan penyelidikannya sendiri.
Gejala
Menurut Ding, empat siswa berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, sementara salah satu dari mereka memerlukan pembedahan setelah virus TBC menyebar ke setiap bagian tubuh siswa.
Ding mengatakan bahwa obat TBC memiliki efek samping yang serius, menjelaskan bahwa dia melihat beberapa siswa merasa sangat lemah, sementara beberapa lainnya mengalami ruam di sekujur tubuh.
Sedangkan untuk Ding sendiri, dia bilang dia menderita gangguan menstruasi. Nyeri menstruasi begitu hebat sehingga dia pingsan. Sebuah ambulans harus membawanya ke rumah sakit.
Seorang siswa laki-laki dicurigai memiliki tahap awal kanker paru-paru, setelah melakukan pemeriksaan kedua pada 15 November, menurut Ding.
Penindasan
Epoch Times telah mengetahui bahwa banyak orang tua telah mencoba untuk mengajukan petisi tentang kekhawatiran mereka kepada pejabat nasional, kota, dan Propinsi, saat mencoba merawat anak-anak mereka yang sakit selama dua bulan terakhir.
Sebuah insiden penindasan terjadi pada 15 November, kata seorang mahasiswi bermarga Liu, dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times. Dia mengatakan sekitar 30 sampai 40 orang tua, sementara dalam perjalanan mereka ke pemerintah Propinsi untuk menyuarakan keluhan mereka, dihentikan oleh guru sekolah, yang telah mengikuti mereka. Salah satu orang tua ditangkap oleh polisi dan kemudian ditahan sekitar 20 jam sebelum dilepaskan.
Pada 19 November, surat kabar Hong Kong Oriental Daily menemukan bahwa, melalui pos orang tua di media sosial Tiongkok, otoritas sekolah dan pemerintah Propinsi Hunan telah menghentikan orang tua untuk membawa anak-anak mereka yang sakit ke sebuah rumah sakit di Beijing. Selain itu, orang tua dan anak-anak mereka yang telah melakukan perjalanan ke Changsha, ibu kota Propinsi Hunan, diikuti dan dipantau oleh polisi berpakaian preman.
“Kami tidak memiliki tuntutan yang tidak masuk akal. Kami hanya berharap bahwa pihak sekolah akan keluar, tidak menghindari masalah, tidak menutupi kebenaran, tapi dengan berani menghadapi kesalahan mereka,” kata Liu.
Menurut Liu, pihak sekolah telah menyetujui untuk membayar tagihan medis dan menawarkan kompensasi komputer laptop kepada setiap siswa yang sakit sehingga mereka dapat terus mengikuti kelas melalui kuliah online. (ran)
Epochtimes.id- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan terjadi letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali Selasa (21/11/2017) pukul 17:05 WITA.
PVMBG dalam rilis resminya melaporkan letusan diawali oleh Gempa Tremor Low-Frequency. Asap teramati bertekanan sedang dengan warna kelabu tebal dan dengan ketinggian maksimum sekitar 700 m di atas puncak. Abu letusan bertiup lemah ke arah Timur-Tenggara.
Hingga kini letusan masih terus berlangsung. Masyarakat agar tetap tenang namun agar senantiasa mengikuti rekomendasi PVMBG dalam Status Level III (Siaga).
PVMBG mengingatkan kepada masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah G. Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 km dari Kawah Puncak G. Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan- Baratdaya sejauh 7.5 km.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
Menurut PVMBG, jika erupsi terjadi maka potensi bahaya lain yang dapat terjadi adalah terjadinya hujan abu lebat yang melanda seluruh Zona Perkiraan Bahaya. Hujan abu lebat juga dapat meluas dampaknya ke luar Zona Perkiraan Bahaya bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Pada saat rekomendasi ini diturunkan, angin bertiup dominan ke arah Selatan-Tenggara. Oleh karena itu, diharapkan agar hal ini dapat diantisipasi sejak dini terutama dalam menentukan lokasi pengungsian.
PVMBG merekomendasikan mengingat adanya potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar G. Agung maupun di Pulau Bali, segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik.
Pemerintah Daerah beserta jajarannya maupun BNPB agar segera membantu dalam membangun jaringan komunikasi melalui telepon seluler (Grup WhatsApp) maupun komunikasi melalui radio terintegrasi untuk mengatasi keterbatasan sinyal telepon seluler di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan G. Agung. Diharapkan agar proses diseminasi informasi yang rutin dan cepat dapat terselenggara dengan baik.
PVMBG mengingatkan kepada seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Bali, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Agung yang tidak jelas sumbernya.
Hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, BNPB, BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten Karangasem dalam memberikan informasi tentang aktivitas G. Agung.
Sedangkan, masyarakat di sekitar G. Agungdan pendaki/pengunjung/wisatawan diharap untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan. (asr)
Partai Komunis Tiongkok (PKT) memperketat cengkeramannya di universitas, dalam negeri dan luar negeri.
Di dalam pembatasannya, sebuah petunjuk baru-baru ini dari Kementerian Pendidikan mewajibkan semua universitas yang didanai asing untuk mendirikan organisasi partai di kampus, menurut sebuah laporan Financial Times yang diterbitkan pada 19 November, dengan mengutip sumber-sumber anonim yang menjelaskan peraturan baru tersebut.
Sekitar 2.000 universitas yang didanai asing telah mendirikan kehadirannya di Tiongkok, sejak negara tersebut mengizinkan usaha patungan pendidikan dengan mitra lokal pada tahun 2003. Beberapa universitas Amerika memiliki kampus atau kemitraan pendidikan di Tiongkok, seperti Universitas New York di Shanghai, Universitas Columbia di Beijing ( bekerja sama dengan Universitas Tsinghua), dan University of Pittsburgh di Shanghai dan Kota Chengdu, Propinsi Sichuan (bekerja sama dengan Universitas Sichuan).
Semua usaha patungan pendidikan di Tiongkok sekarang harus menciptakan unit Partai, yang akan memantau operasi sekolah dan memiliki pendapat mengenai tugas administratif yang penting, menurut laporan Financial Times. Setiap sekretaris Partai Organisasi akan diberi status wakil rektor dan duduk di dewan pengawas.
Perintah tersebut mengikuti berita terkini tentang pengetatan kontrol atas perusahaan asing, serta lokasi wisata populer, di Tiongkok, melalui organisasi Partai. Semua perusahaan yang beroperasi di dalam negeri diwajibkan oleh undang-undang untuk membuat cabang Partai tersebut, yang dapat mengambil bagian dalam pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa kegiatan perusahaan sesuai dengan kebijakan Partai.
Partai di Rumah Luar Negeri
Sementara itu, anggota PKT yang sedang belajar di luar negeri di Barat bahkan sudah mulai mendirikan cabang Partai di luar negeri.
Seorang ilmuwan tamu dari Tiongkok yang saat ini berbasis di University of California (UC), Davis, baru-baru ini memutuskan untuk membuat cabang Partai di kampus, mengundang anggota PKT lainnya yang belajar di sekolah tersebut untuk bergabung dengannya, menurut sebuah laporan oleh Radio France Internationale pada 20 November.
Akademisi Tiongkok mengundang ilmuwan lain yang juga saat ini berbasis di UC Davis, yang merupakan profesor di tujuh universitas di Tiongkok: Universitas Tsinghua, Universitas Zhejiang, Universitas Teknologi Dalian, Institut Teknologi Beijing, Universitas Jiangsu, Universitas Pertanian Nanjing, dan Universitas Hohai. Berita tersebut pertama kali diposkan di situs berita kampus Universitas Teknologi Dalian, namun kemudian dihapus.
Laporan berita awal mengatakan bahwa kelompok tersebut mengadakan pertemuan pada 4 November untuk membahas Kongres Nasional ke-19, siding tertutup Partai Utama yang disimpulkan pada bulan Oktober. Cendekiawan yang memulai organisasi tersebut mengatakan bahwa dia ingin mempromosikan cabang Partai ke rekan dan tetangga Tiongkok dan berharap dapat merekrut lebih banyak anggota, dengan harapan mengorganisir kegiatan setiap dua minggu untuk membahas ideologi Partai. (ran)
Epochtimes.id- Kementerian Perdagangan dan Investasi (MCI) Arab Saudi telah menyetujui pengajaran yoga sebagai kegiatan olahraga.
Legalisasi yoga dituturkan oleh Nouf Al-Marwaai, pendiri Yayasan Yoga Arab, mengatakan kepada Saudi Gazette pada Rabu lalu.
MCI telah mendaftarkan kelas yoga di bawah “kegiatan olahraga” untuk pendaftaran bisnis.
Setelah terdagtar akan memungkinkan seseorang untuk mengajukan lisensi untuk mengajar dan berlatih yoga di Kerajaan.
“Saya senang melihat olahraga berkembang di negara ini,” kata Nouf, instruktur yoga pertama Arab Saudi, kepada Saudi Gazette.
“Yoga adalah olahraga kesehatan dan persetujuannya akan melegalkan latihan yoga di negara yang bagus untuk layanan dan latihan yang lebih baik,” tambahnya.
Arab Saudi menjadi tuan rumah badan internasional yang diakui secara internasional di kawasan Teluk dengan yoga yang dikenal sebagai seni hidup sehat dari India kuno.
Yayasan Yoga Arab didirikan pada tahun 2010 oleh yoghurt Saudi (guru bersertifikat) Nouf Al-Marwaai.
Ada lima sekolah yoga yang diakui di Arab Saudi, menawarkan kelas khusus dalam berbagai bentuk yoga.
Misalnya, sekolah Yoga Mawada di Jeddah mengajarkan Vinyasa atau aliran yoga. Yoga di sekolah Jeddah menawarkan kelas tentang yoga Hatha dan prenatal. Pusat Yoga Indigo di Riyadh menawarkan kelas yoga Hatha, Vinyasa, Hatha and prenatal yoga.
Jeddah Yoga Club menawarkan lokakarya dan pelatihan teknik meditasi. Sedangkan Yoga Mahayana menawarkan lokakarya tentang topik terkait yoga. (asr)
EpochTimesId – Pemerintah Tiongkok mengklaim akan menjadikan Tiongkok sebagai negara ekonomi maju sebelum tahun 2050. Pemerintah memiliki penekanan khusus pada promosi inovasi dan teknologi. Namun, media asing menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Tiongkok yang rendah, bisa jadi akan menggagalkan pencapaian target itu.
Bloomberg seperti dikutip dari EpochTimes.com melaporkan, bahwa masyarakat negara-negara Barat beranggapan bahwa sekolah di Tiongkok penuh dengan murid-murid genius di bidang matematika dan sains. Tetapi ini adalah pemahaman yang keliru.
Pernyataan tentang murid-murid Tiongkok memiliki nilai tinggi dalam ujian standar itu sesungguhnya adalah hasil evaluasi terhadap murid-murid kota besar saja. Tetapi, ketika populasi yang lebih luas disertakan, maka peringkat ujian di semua disiplin ilmu jadi menurun.
Data resmi juga mengkonfirmasi situasi tersebut. Menurut Sensus Penduduk tahun 2010, tercatat lebih dari sembilan persen warga Tiongkok pernah mengikuti pendidikan tingkat tinggi. Sementara sebanyak 65 persen warga tidak pernah mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Jumlah mahasiswa pascasarjana di Tiongkok dari tahun 2008 hingga 2016 telah menurun sebanyak 1%. Selain di daerah makmur, masih terdapat cukup banyak warga Tiongkok yang belum memiliki ketrampilan dasar yang dibutuhkan oleh ekonomi berpenghasilan tinggi.
Hal yang memperparah kondisi adalah jutaan anak di daerah pedesaan itu dibesarkan oleh anggota famili, orangtua mereka bekerja di kota-kota yang jauh sehingga kurang perhatian dan memiliki tingkat kecerdasan dan rapor yang lebih buruk daripada teman sebayanya yang kondisinya berbeda.
Tim peneliti yang dipimpin Ekonom Universitas Stanford, Scott Rozelle menemukan bahwa lebih dari setengah siswa kelas delapan di daerah pedesaan miskin memiliki IQ kurang dari 90, sehingga sulit bagi mereka untuk mengikuti kurikulum resmi. Sepertiga anak desa tidak menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama.
Dengan mempertimbangkan fakta bahwa 15% anak-anak perkotaan memiliki tingkat IQ yang rendah, Rozelle membuat prediksi yang menakjubkan, “Ketika anak-anak ini kelak menjadi tenaga kerja di Tiongkok, maka 400 juta orang tenaga kerja itu akan tergolong memiliki tingkat pendidikan rendah atau IQ rendah.”
Rozelle menyebut hal ini sebagai Krisis yang tak terlihat.
Pada saat ini, orang bisa dengan mudah untuk mengabaikan masalah ini. Tingkat pengangguran resmi tetap rendah, upah meningkat dan kelas ekonomi menengah terus bertumbuh. Tetapi seiring dengan percepatan penambahan populasi dan kemajuan teknologi, kesenjangan pendidikan akan segera meningkat.
Seiring dengan kenaikan upah, para produsen Tiongkok akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dari negara-negara berkembang lainnya. Seiring meningkatnya otomatisasi, maka manufakturing akan membutuhkan tenaga-tenaga yang lebih ahli.
Namun, tampaknya Tiongkok belum siap memenuhi perubahan ini. Ketika hanya 25% dari populasi usia kerja yang memiliki ijazah SMA, Tiongkok akan sulit untuk mempertahankan ekonominya yang maju, yang berorientasikan pelayanan.
Rozelle menemukan, dalam 70 tahun terakhir, di setiap negara yang pendapatan ekonominya telah melompat dari menengah ke pendapatan lebih tinggi, sebelum dimulainya masa transisi, setidaknya 75% penduduk usia kerja mereka memiliki ijazah SMA.
Dengan cuma mengandalkan sejumlah kecil sekolah elit, Tiongkok akan tidak mampu mendorong perkembangan ekonomi negara berpenduduk 1,4 miliar itu. Tetapi untuk meningkatkan kualitas pendidikan membutuhkan investasi dan reformasi.
Bloomberg dalam artikelnya memberikan 3 saran. Pertama, Perlu meningkatkan investasi dalam bidang pendidikan. Bahkan pada sentral-sentral kota besar di Tiongkok, masih sering dijumpai satu ruang kelas dijejali sekitar 50 orang murid yang akhirnya banyak upaya pendidikan terpaksa ‘berpindah tangan’ ke pihak orangtua.
Tugas mendesak kedua adalah mereformasi sistem kependudukan. Sistem ini justru menyebabkan banyak anak desa tinggal berjauhan dengan orangtua mereka karena mereka tidak diijinkan masuk sekolah di kota meskipun orangtua mereka bekerja di kota.
Tugas terakhir adalah mengubah kurikulum pendidikan. Pendidikan di Tiongkok lebih menganut pada sistem hafalan. Artikel Bloomberg berpendapat bahwa penekanan seharusnya dialihkan pada pengembangan keterampilan seperti kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.
Ini akan membantu meningkatkan kemampuan inovasi dan kewirausahaan, serta membuat murid tidak gentar untuk berkompetisi di era robotika dan pesawat tak berawak. (Qin Yufei/Sinatra/waa)
Epochtimes.id- Kota di India, Haryana kini tak hanya terkenal dengan pegulat. Kini kota tersebut melahirkan ratu kecantikan. Ini semua karena Manushi Chhillar baru saja membuktikan ke seluruh dunia.
Sejak 17 tahun silam setelah Priyanka Chopra memenangkan gelar Miss World pada 2000, Manushi Chhillar membuat India bangga sekali lagi dengan memenangkannya lagi tahun ini.
Perhelatan yang digelar di Sanya, Tiongkok, Sabtu (18/11/2017), Manushi bersaing melawan 108 kontestan dari seluruh dunia. Wanita berusia 21 tahun menjadi wanita keenam dari India yang meraih predikat tersebut.
Dia berhasil mencapai lima besar bersama kontestan dari Inggris, Prancis, Kenya dan Meksiko.
Jawabannya untuk pertanyaan itu – profesi mana yang pantas mendapat gaji tertinggi dan mengapa – itulah yang mengambil hati para dewan juri.
“Saya pikir seorang ibu sangat dihormati. Saya tidak berpikir itu hanya tentang uang tapi cinta dan rasa hormat yang dia berikan kepada seseorang. Dia adalah inspirasi terbesar dalam hidupku. Ibu harus mendapat perhatian tertinggi, “jawabnya.
Sosok wanita muda ini terdaftar sebagai mahasiswa kedokteran di Bhagat Phool Singh Government Medical College for Woman, Sonipat.
Dia juga penggemar olahraga outdoor yang sangat menyukai paralayang, snorkelling dan scuba diving. Dia juga sebagai penari klasik India yang terlatih.
Dia juga dinobatkan sebagai salah satu dari lima pemenang penghargaan Beauty with a purpose di Miss World 2017. Dia adalah putri pasangan ilmuwan yakni Dr. Mitra Basu Chhillar dan Dr. Neelam Chhillar.
Ayahnya, sebagai ilmuwan di Defence Research and Development Organisation dan ibunya adalah ilmuwan di Institute of Human Behaviour and Allied Sciences. (asr)
Sebuah kebakaran di blok apartemen Beijing telah menewaskan 19 orang dan 8 orang luka, menurut juru bicara rezim pemerintah Tiongkok Xinhua.
Kebakaran tersebut terjadi pada petang 18 November di sebuah blok apartemen bertingkat tiga di distrik Daxing, Tiongkok selatan.
Pada tanggal 19 November, Xinhua mengatakan bahwa penyelidikan awal menjelaskan bahwa api dimulai di ruang bawah tanah gedung apartemen, di mana bangunan tersebut dilaporkan memiliki fasilitas pendinginan dan pabrik pakaian.
Gedung apartemen itu menampung 300 warga. Menurut wartawan setempat, bangunan tersebut telah dipasang pengaman jendela, dimana menghalangi warga untuk melarikan diri dengan mudah. Salah satu dari tiga pintu keluar bangunan juga terkunci.
Warga terdekat dan pekerja toko mengatakan bahwa asap yang keluar dari bangunan itu memiliki bau yang menyengat hidung mereka. Sementara itu, seorang warga yang melarikan diri dari gedung apartemen mengatakan kepada media Tiongkok Duowei News bahwa pada saat dia keluar dari gedung, asap tersebut menghitami seluruh wajahnya.
Netizens Tiongkok berspekulasi bahwa asap hitam misterius dapat memberikan petunjuk tentang penyebab sebenarnya dari api tersebut. Penyensoran internet sangat tinggi, bagaimanapun, karena posting, memasukkan foto dan video dari tempat kejadian, telah dihapus.
Ini bukan pertama kalinya lingkungan tersebut mengalami kebakaran besar. Pada tanggal 25 April 2011, terjadi kebakaran di sebuah bangunan tempat tinggal di Distrik Daxing yang telah melanggar peraturan keselamatan kebakaran, mengakibatkan 17 orang tewas dan 25 orang terluka.
Kawasan ini menampung banyak pabrik pakaian, dengan pekerja pabrik tinggal di dekat apartemen-apartemen berharga sewa rendah. (ran)
Hong Yun dan Wen Pu dari The Epoch Times dan Reuters memberikan kontribusi untuk laporan ini.