Uni Eropa Ngotot Inggris Kehilangan Akses Perbankan Setelah Brexit

EpochTimesId – Uni Eropa (UE) mencoba mengubah tabel pada mantra ‘Brexit berarti Brexit’. Mereka bersikeras bahwa Berxit berarti tidak ada pilihan manis dari fasilitas Uni Eropa, yang artinya mengakhiri akses yang menguntungkan dari sistem ‘paspor keuangan’ bagi Inggris.

Michel Barnier, juru runding utama Uni Eropa dalam kesepakatan Brexit mengatakan bahwa bank-bank Inggris akan kehilangan ‘hak paspor’ untuk melakukan bisnis di Uni Eropa setelah Inggris resmi keluar dari UE. Seperti dikutip dari The Epoch Times, Rabu (22/11/2017)

“Pada layanan keuangan, keinginan Inggris menunjukkan bahwa Brexit tidak berarti Brexit. Brexit berarti Brexit, di manapun, kapan pun,” kata Barnier ketika penjadi pembicara utama pada sebuah seminar think-tank di Brussels, Belgia.

Inggris saat ini dalam negosiasi dengan Uni Eropa mengenai kesepakatan Brexit. Pembicaraan saat ini terkait dengan masalah penyelesaian kerjasama keuangan.

Kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris tidak akan memberikan kesepakatan perdagangan masa depan yang komprehensif. Saat ini pembicaraan difokuskan pada RUU perceraian, hak warga negara Uni Eropa, dan perbatasan Irlandia. Perjanjian transisi juga ada pada daftar pembicaraan.

Berbicara di Pusat Reformasi Eropa, Barnier menolak klaim Inggris bahwa tidak akan ada perubahan pada akses pasar untuk perusahaan Inggris setelah Brexit. Dia juga membantah gagasan bahwa peraturan bersama UK-EU akan diputuskan dalam proses simetris baru antara Uni Eropa dan Inggris, dan di luar yurisdiksi Pengadilan Eropa.

“Ini akan bertentangan dengan pedoman April Dewan Eropa yang menekankan otonomi pengambilan keputusan UE, integritas tatanan hukum dan Pasar Tunggal kita,” tegas Barnier.

Dia menekankan bahwa Brexit berarti bahwa bank-bank Inggris harus kehilangan paspor perbankan yang menguntungkan mereka, yang memungkinkan mereka menawarkan layanan keuangan bagi orang luar ke dalam blok perdagangan UE.

“Konsekuensi hukum dari Brexit adalah penyedia layanan keuangan Inggris kehilangan paspor UE mereka,” kata Barnier. “Paspor ini memungkinkan mereka menawarkan layanan mereka kepada pasar keuangan dengan jumlah 500 juta konsumen pribadi dan 22 juta pasar bisnis.”

“Hanya mereka yang mengabaikan, atau ingin mengabaikan, keuntungan keanggotaan Uni Eropa saat ini dapat mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan akan menjadi hasil yang positif,” imbuhnya.

“Pasar Tunggal adalah sebuah paket, dengan empat kebebasan yang tak terpisahkan, peraturan umum, institusi, dan struktur penegakan hukum. Inggris tahu peraturan ini seperti mengenali punggung tangannya. Ini telah berkontribusi untuk mendefinisikan mereka selama 44 tahun terakhir,” rincinya.

Dia mengatakan bahwa keputusan Inggris untuk mengakhiri gerakan bebas berarti bahwa Negeri Ratu Elisabeth harus kehilangan keuntungan dari Pasar Tunggal.

“Ini adalah kenyataan hukum,” hardiknya.

Barnier mengatakan bahwa Uni Eropa tidak berusaha untuk menghukum keputusan Inggris untuk meninggalkan UE. “Ini hanya melaksanakan konsekuensi logis dari keputusan Inggris untuk mengambil kembali kendali mereka.”

Dia juga menggarisbawahi lagi harapan Uni Eropa bahwa sebuah kesepakatan dapat dihasilkan.

“Kami memiliki sejarah bersama dan ini dimulai jauh sebelum 44 tahun terakhir. Inilah mengapa tidak ada kesepakatan bukan skenario kita, meski kita akan siap untuk itu,” tutupnya. (waa)