EpochTimesId – Pengacara Negara, Robert Mueller, yang menyelidiki apakah tim kampanye Donald Trump berkolusi dengan Rusia dalam pemilihan 2016 kini menjadi sorotan. Tindakan masa lalu dan keterkaitan finansial dengan Rusia terungkap.
Ketika Mueller menjadi direktur FBI, agen tersebut sedang menyelidiki sebuah operasi militer Rusia untuk mengembangkan bisnis energi nuklirnya di Amerika Serikat. Seperti dilaporkan media The Hill, pada 17 Oktober 2017 lalu bahwa operasi milter Rusia menggunakan upaya-upaya penyuapan, pembayaran kembali, pemerasan dan pencucian uang.
FBI menemukan, operasi tersebut mengaitkan Rusia kepada Bill dan Hillary Clinton. Operasi itu juga berkaitan dengan sebuah kesepakatan yang memberi Rusia kontrol 20 persen uranium Amerika dengan pembelian produk perusahaan pertambangan Uranium One.
Bank investasi Rusia, Renaissance Capital, yang terlibat dalam kesepakatan tersebut, membayar Clinton Foundation $US 500.000 untuk sebuah pidato oleh Bill Clinton. Dalam waktu yang berdekatan, mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menandatangani kontrak Uranium One untuk Rusia.
Antara tahun 2009 dan 2013, Rusia menguasai Uranium One, dan New York Times melaporkan pada bulan April 2015 bahwa ada ‘arus kas untuk Yayasan Clinton’. Bahwa kontribusi yang tidak diungkapkan secara terbuka oleh Clinton, walaupun sebuah kesepakatan yang telah dilakukan oleh Hillary Clinton dengan Gedung Putih ketika dipimpin oleh Obama, untuk secara terbuka mengidentifikasi semua pemberi donasi.
The Hill memberitakan rincian lebih lanjut tentang transaksi ini, dan menyatakan pejabat nuklir Rusia mentransfer jutaan dolar ke Amerika Serikat yang dirancang agar menguntungkan yayasan amal mantan Presiden Bill Clinton. The Hill mencatat pembayaran dilakukan ketika Hillary Clinton melaksanakan tugasnya di badan pemerintah dalam mengambil dan mengarahkan keputusan agar menguntungkan pihak Moskow.
FBI, yang dipimpin oleh Mueller dari tahun 2001 sampai 2013, diduga mengetahui kepentingan Rusia di Clintons.
Dalam sebuah cerita lanjutan pada 22 Oktober, The Hill mengungkapkan bahwa saat Hillary Clinton memulai pekerjaannya sebagai Sekretaris Negara di bawah pemerintahan Obama, “agen federal mengamati beberapa senjata mesin Vladimir Putin melepaskan sebuah kampanye pengaruh yang dirancang untuk memenangkan akses kepada sekretaris baru negara bagian, suaminya Bill Clinton dan anggota lingkaran dalam mereka,” kutip artikel tersebut sesuai hasil wawancara dan catatan FBI.
Artikel itu menambahkan bahwa beberapa kegiatan Rusia yang diamati oleh agen FBI pada tahun 2009 dan 2010 diklasifikasikan sebagai tersamar dan ilegal. Ketika Renaissance Capital asal Rusia mentransfer uang untuk Clinton Foundation, agen FBI curiga dengan waktu dan nilai transfer $US 500.000.
Seorang sumber yang tidak disebutkan namanya mengaku mengetahui bukti yang dimiliki oleh FBI. Dia mengatakan kepada The Hill bahwa Tidak ada sedikit keraguan dari bukti yang ada bahwa kami memiliki bukti bahwa orang-orang Rusia telah mengarahkan pengaruh mereka pada lingkaran Hillary Clinton. Sebab dia adalah quarterback strategi reset Obama-Rusia dan calon penerus Obama sebagai presiden.
Alih-alih menghentikan upaya Rusia untuk menguasai uranium Amerika, Mueller malah ambil bagian dalam kesepakatan tersebut. Pada tahun 2009, Mueller terbang ke Moskow untuk mengantarkan sampel 10 gram uranium jenis HEU kepada Rusia.
Transaksi itu terungkap dalam sebuah kabel telegram pemerintah yang dibocorkan oleh situs WikiLeaks. Kabel diplomatik itu menyatakan bahwa, “Kedutaan Besar Moskow diminta untuk memberi peringatan di tingkat tertinggi Federasi Rusia bahwa Direktur FBI, Mueller berencana untuk mengirimkan sampel HEU begitu dia tiba di Moskow pada 21 September 2009.”
Mueller diduga memiliki kepentingan finansial dalam keberhasilan ekonomi Rusia. Pada 23 Oktober, media Offended America mengutip bocoran keuangan Mueller. Data menunjukkan bahwa dia berinvestasi pada perusahaan Mellon Optima L/S Strategy Fund, LLC.
Catatan mengungkap pada 2017 perusahaan SEC Filipe, mencatat bahwa reksa dana OCCO Eastern European Fund dikelola oleh Charlemagne Capital, yang memiliki catatan panjang pada pasar Rusia.
“Ini berarti bahwa Robert Mueller memperoleh keuntungan finansial jika pasar Rusia berjalan dengan baik,” katanya.
Mueller diduga tidak sendirian dalam hal ini. Tokoh penting lainnya yang terseret dalam kasus Rusia, politisi Adam Schiff, Anggota Komisi Intelijen Parlemen dilaporkan memiliki setidaknya $US 16.000 investasi yang terkait dengan Rusia dalam catatan keuangan terbarunya.
Senator Chuck Grassley (Republikan/Iowa) sedang mencari informasi lebih lanjut mengenai kesepakatan Rusia dengan duo Clinton dan atas tindakan FBI saat mengamati operasi militer Rusia seputar kesepakatan tersebut.
Grassley menunjuk sebuah artikel The Hill pada 18 Oktober 2017 yang mengungkap bahwa FBI memiliki saksi atas operasi penyuapan Rusia di Amerika Serikat. Namun FBI melarang saksi untuk bersaksi di depan Kongres.
FBI meminta saksi untuk menandatangani perjanjian nondisclosure (NDA). Departemen Kehakiman pada masa Presiden Obama, yang dipimpin oleh Loretta Lynch, diduga mengancam akan mengajukan tuntutan pidana kepada saksi jika dia melanggar NDA.
Informasi tentang operasi militer Rusia, dan hubungannya dengan kroni Clinton akhirnya disembunyikan dari publik Amerika saat James Comey memimpin FBI.
Sementara FBI ketika dipimpin oleh Comey tidak mengungkapkan hubungan Clinton dengan Rusia. Comey ketika dipecat justru mengungkap dugaan kolusi Trump dengan Rusia.
Comey mengakui pada catatan tanggal 8 Juni 2017 bahwa dia merancang dan membocorkan memo ke The New York Times. Dengan maksud meminta nasihat khusus yang ditunjuk untuk penyelidikan Rusia oleh Mueller.
Grassley sekarang meminta informasi tentang saksi FBI. Dia mengirim serangkaian surat kepada 18 lembaga federal pada 18 Oktober 2017. Senator meminta salinan NDA yang ditandatangani oleh saksi dan meminta agar saksi diizinkan untuk memberi kesaksian di depan Kongres.
Selama dengar pendapat pada 18 Oktober 2017, Grassley juga mencatat bahwa Wakil Jaksa Agung Rod Rodenstein juga terkait dengan kasus tersebut. Rodenstein adalah Jaksa yang memerintahkan Mueller untuk memimpin penyelidikan kasus Rusia. Senator mempertanyakan apakah Rosenstein layak untuk terlibat dalam penyelidikan Rusia.
Rosenstein mengawasi penyelidikan kriminal terhadap kampanye Rusia saat dia menjadi Jaksa AS di Maryland. Di tengah semua ini, penyelidikan pengacara khusus mungkin mengalihkan fokusnya karena belum ada bukti kolusi antara tim Trump dan Rusia.
NBC News melaporkan pada 23 Oktober 2017 bahwa Mueller sekarang menyelidiki pelobi Demokrat, Tony Podesta dan Grup Podesta. Berita itu mengutip tiga sumber yang tidak disebutkan namanya dengan pengetahuan tentang masalah bahwa apa yang dimulai sebagai misi pencarian fakta yang mengarah ke Grup Podesta telah berubah menjadi “penyelidikan kriminal mengenai apakah perusahaan tersebut melanggar Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing, yang dikenal dengan nama FARA.”
Tony Podesta adalah pelobi yang terdaftar untuk bank terbesar Rusia, Sberbank, dan merupakan pendukung kampanye utama dan penyandang dana kampanye calon Presiden Hillary Clinton. Dokumen bocor dari Panama Papers mengungkapkan bahwa Grup Podesta melobi Washington atas nama Sberbank.
Grup Podesta didirikan oleh saudara Tony Podesta, John Podesta, yang merupakan manajer kampanye Hillary Clinton. John Podesta juga memiliki hubungan keuangan dengan Rusia.
Menurut laporan 2016 dari Institut Pertanggungjawaban Pemerintah, John Podesta bergabung dengan dewan perusahaan energi berbasis di Massachusetts, Joule Energy pada 2011, dua bulan sebelum menerima investasi 35 juta dolar dari Rusnano, sebuah perusahaan saham gabungan milik pemerintah Rusia.
John Podesta mengklaim telah mengungkapkan 75.000 sahamnya di perusahaan tersebut dan mentransfernya sebulan sebelum dia menjadi konselor di bawah Presiden Barack Obama. Namun menurut laporan tersebut, pengungkapan John Podesta tidak mencakup tahun 2011 sampai 2012, dan dia gagal mengungkapkan keanggotaannya di dewan Joule Stichting dalam bentuk pengungkapan keuangan federalnya saat dia bergabung dengan Gedung Putih Obama sebagai penasihat senior. (waa)