Dampak global dari pelanggaran hak asasi manusia di bawah rezim komunis Tiongkok dan bagaimana ekonomi Tiongkok mempengaruhi Kanada hanyalah dua dari beberapa topik yang akan dibahas di forum mendatang di Toronto.
Berlangsung di University of St. Michael’s College pada 5 Mei, forum tersebut akan didahului oleh peluncuran “The Ultimate Goal of Communism,” (Tujuan Utama Komunisme) sebuah buku yang diterbitkan oleh The Epoch Times dalam dua bagian: “The Ultimate Goal of Communism: China Chapter” dan “The Ultimate Goal of Communism: The World Chapter”
Buku tersebut mencakup sejarah komunisme, kerusakan yang ditimbulkannya, dan bagaimana ia menyebar sejak pertama kali muncul di Uni Soviet 100 tahun yang lalu.
Setelah jatuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989, aliansi komunis dari Uni Soviet dan Blok Timur segera runtuh. Dengan berakhirnya Perang Dingin tersebut, tampaknya ideologi komunis sedang menghadapi kehancurannya dan negara-negara komunis yang tersisa akan jatuh setiap saat.
Namun, menurut editorial Epoch Times tentang buku tersebut, “ketetapan asli dari ideologi komunis dan komunisme, dengan berganti wajah, adalah senantiasa mendatangkan malapetaka di atas dunia.”
“Negara-negara secara terbuka telah menyatakan bahwa mereka adalah negara sosialis, termasuk Tiongkok, Korea Utara, Kuba, dan Vietnam. Banyak negara lain di Afrika dan Amerika Selatan telah berkuasa dengan kedok republik atau demokrasi tetapi sebenarnya sedang mempraktekkan sosialisme. Terlebih lagi, ada juga negara di Eropa dan Amerika Utara yang tidak menyadari bagaimana nilai-nilai mereka telah dikikis oleh komunisme.”
Editorial tersebut menggambarkan esensi komunisme sebagai momok yang bertujuan untuk “menghancurkan umat manusia melalui penghancuran budaya dan moralitas manusia.”
“Buku ini didedikasikan untuk setiap orang yang peduli dengan nasib manusia,” kata editorial.
Peluncuran Toronto adalah untuk versi Mandarin dari buku ini; versi bahasa Inggris akan segera diterbitkan.
Para pembicara di forum tersebut adalah anggota parlemen Konservatif Peter Kent, seorang mantan jurnalis yang meliput peristiwa-peristiwa besar yang berhubungan dengan komunis seperti Perang Vietnam dan runtuhnya Tembok Berlin; Prof Frank Xie, Profesor Kursi John M. Olin Palmetto jurusan Bisnis di Universitas South Carolina Aiken; dan mantan senator Consiglio Di Nino, seorang pemimpin di komunitas Kanada-Italia yang telah membantu komunitas-komunitas Kanada-Tiongkok yang telah tersentuh oleh penganiayaan politik.
Juga akan berbicara adalah penulis dan sejarawan Michael Bonner, yang penelitiannya meliputi sejarah Iran serta sejarah Asia dan komunisme, dan juga Sheng Xue, seorang penulis, komentator politik, dan advokat untuk hak asasi manusia di Tiongkok.
Tema-tema lain yang telah dieksplorasi oleh para pembicara termasuk sifat komunisme dan bagaimana hal itu telah mempengaruhi orang dan masyarakat di Tiongkok, metode yang digunakan Tiongkok untuk mempengaruhi Kanada, dan implikasi dari 300 juta orang telah mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya dan bagaimana itu menjadi pertanda untuk masa depan politik Tiongkok. (ran)
Acara ini akan diadakan di Universitas St. Michael’s College, Muzzo Family Alumni Hall, 121 St Joseph Street, Toronto. Peluncuran buku: “The Ultimate Goal of Communism,” pukul 12–12: 30 siang Forum: ” Communism, China, its Economy, and Political Future,” pukul 1–3 siang.
Amerika Serikat telah melakukan survei terhadap dermaga yang didanai Tiongkok di negara kepulauan Pasifik Selatan, Vanuatu, Korps Marinir AS mengatakan pada 14 April.
Dermaga tersebut telah menjadi subyek laporan media Australia baru-baru ini bahwa Tiongkok berencana untuk membangun pangkalan militer permanen di Vanuatu.
Baik Vanuatu maupun Tiongkok membantah laporan itu di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat atas kegiatan Tiongkok di Laut China Selatan.
Korps Marinir AS Letnan Kolonel Curtis L. Hill mengatakan kepada Reuters melalui email bahwa sekelompok kecil Marinir dari 1 Pasukan Ekspedisi Marinir yang berbasis di California telah melakukan survei lokasi dalam persiapan untuk latihan militer di Pasifik Selatan yang akan diadakan oleh pasukan AS tahun ini.
“Survei lokasi tersebut dilakukan karena kemungkinan partisipasi untuk kapal penunjang Komando Sealift Militer dalam latihan tersebut,” katanya.
Ada minat yang meningkat di dermaga di kota Luganville tersebut karena itu bisa cukup besar untuk memungkinkan kapal perang berlabuh di sana. Penggunaan utamanya adalah untuk melayani kapal kargo dan feri.
Tiongkok mendirikan pangkalan militer permanen di Vanuatu di sebuah pulau di pulau Pasifik Selatan dekat Australia. (screeshot)
Pejabat Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa pemerintah AS telah mengetahui tentang laporan berita Australia tersebut dan mencoba memverifikasi kredibilitasnya, lapor The New York Times.
Kalfau Kaloris, komisioner tinggi Vanuatu di Canberra, ibu kota Australia, mengatakan Kementerian Luar Negerinya “tidak mengetahui adanya usulan semacam itu” untuk membangun pangkalan militer Tiongkok, sementara juru bicara kedutaan Tiongkok di Canberra menolak berkomentar, melaporkan Sydney Morning Herald pada tanggal 9 April.
Pemerintah Vanuatu bersikeras tidak membicarakan tentang kemungkinan Beijing membentuk pangkalan militer permanen, tetapi para pejabat senior Australia telah mengatakan mereka berhati-hati terhadap permintaan-permintaan Tiongkok untuk sebuah pangkalan Pasifik Selatan, lapor Australian Financial Review.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull telah memperingatkan Tiongkok agar tidak melakukan tindakan semacam itu. “Kita akan melihat dengan sangat prihatin pembentukan pangkalan militer asing di negara-negara pulau Pasifik dan tetangga kita,” katanya.
Anggota parlemen Australia juga menyatakan keprihatinan mereka tentang potensi kegiatan Tiongkok. Perwakilan parlemen Australia Barat dan mantan perwira angkatan darat Andrew Hastie mengatakan kepada The Australian Financial Review bahwa sejak Perang Dunia II, pulau Vanuatu telah menjadi sangat penting bagi keamanan nasional Australia. “Geografi belum berubah. Pengembangan pangkalan militer Tiongkok di Vanuatu akan membuat Australia terisolir secara strategis,” katanya.
Kapal rudal penjelajah USS Shiloh berlabuh di Subic Bay, bekas pangkalan angkatan laut AS di Filipina, pada 30 Mei 2015, sebagai bagian dari patroli militer AS yang sedang berlangsung di Laut China Selatan di tengah meningkatnya ketegangan atas pembangunan pulau buatan Tiongkok di atas terumbu karang di laut yang juga diklaim oleh tetangga lain termasuk Filipina, sekutu militer AS. (ROBERT GONZAGA / AFP / Getty Images)
Sementara itu, mantan jenderal dan senator untuk New South Wales, Jim Molan, mengatakan, “Tampaknya akan ada pola dari Tiongkok, seperti yang ada di Rusia, kurangnya penghormatan terhadap tatanan internasional.”
Vanuatu, sekitar 1.200 mil (2.000 kilometer) timur Australia utara, memiliki populasi sekitar 270.000 jiwa. Selama Perang Dunia II, itu adalah rumah bagi pangkalan Angkatan Laut AS yang membantu memukul mundur tentara Jepang saat pasukan tempur maju melalui Pasifik menuju Australia.
Menurut The Sydney Morning Herald, Tiongkok telah membiayai Vanuatu dengan ratusan juta dolar untuk membangun infrastrukturnya. Akibatnya, Tiongkok menyumbang hampir setengah utang luar negeri Vanuatu sebesar $440 juta.
Dengan negara-negara lain di Samudra Hindia yang telah dicoba untuk dikuasai oleh Tiongkok, terutama melalui inisiatif One Belt, One Road, Tiongkok telah membayar proyek-proyek semacam itu dengan pinjaman besar Tiongkok yang sulit dibayar oleh pemerintah setempat. Ketika beban utang menjadi terlalu tinggi, pemerintah sering memilih untuk membiarkan rezim Tiongkok mengendalikan minat di dalam proyek tersebut, sebagai imbalan atas penghapusan utang.
Awal tahun lalu, Beijing juga menyumbangkan 14 kendaraan militer ke Vanuatu. (ran)
WASHINGTON – Prioritas tertinggi Departemen Pertahanan saatnya tiba untuk mengembangkan teknologi baru adalah menciptakan senjata yang dapat mencegah Tiongkok mengambil resiko bahaya sehingga dapat menahan agresi Beijing, wakil menteri pertahanan untuk penelitian dan rekayasa mengatakan kepada anggota parlemen pada 18 April.
Michael D. Griffin, Wakil Menteri Pertahanan untuk Riset dan Teknik yang baru ditunjuk, muncul sebelum sidang sub komite Layanan Bersenjata Senat (Senate Armed Services) pada Rabu membahas teknologi dan ancaman baru yang mempengaruhi keamanan nasional AS.
Griffin, yang merupakan pejabat tertinggi yang bertanggung jawab atas upaya penelitian dan pengembangan bidang pertahanan negara, mengatakan kepada Senator bahwa Tiongkok dan Rusia telah mengambil keuntungan dari periode “liburan” setelah berakhirnya Perang Dingin. Amerika Serikat mulai menjadi puas dan tidak berinvestasi sebanyak pada penelitian dan pengembangan pertahanan seperti pada era sebelumnya.
“Para pemenang tidak pernah belajar apa pun, tetapi pecundang selalu melakukannya,” kata Griffin. “Tiongkok telah sepenuhnya memahami bagaimana menjadi negara adidaya. Kita memberi mereka buku pedoman, dan mereka menjalankannya.”
Griffin memberi kesaksian bahwa Rusia dan Tiongkok telah berinvestasi dalam teknologi mutakhir yang secara khusus ditujukan untuk mengeksploitasi celah-celah di dalam pertahanan AS. Rezim Tiongkok secara khusus telah mengembangkan rudal hipersonik, senjata laser, dan alat-alat lain yang dapat membentuk apa yang disebut para analis militer sebagai strategi Anti Akses / Penolakan Area untuk memblokir militer AS agar tidak terlibat di kawasan Asia-Pasifik.
“Tiongkok telah menanggapi dengan cepat atau hampir mengembangkan sistem pengiriman hipersonik untuk serangan konvensional yang dapat mencapai ribuan mil di luar pantai dan menahan kelompok-kelompok tempur kapal induk kita atau pasukan yang dikerahkan di darat terancam bahaya,” kata Griffin. “Kita hari ini tidak memiliki sistem yang dapat menahan mereka terancam bahaya dalam cara serupa, dan kita tidak memiliki pertahanan-pertahanan terhadap sistem-sistem tersebut.”
“Ini adalah prioritas tertinggi saya untuk menghapus penguasaan Tiongkok dan menciptakan sistem-sistem persenjataan Amerika yang akan mencegah Tiongkok melakukan tindakan berbahaya,” kata Griffith sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Senator Joni Ernst (R-Iowa).
Michael D. Griffin, Wakil Menteri Pertahanan untuk Riset dan Teknik, memberikan kesaksian di hadapan sidang sub komite Bersenjata Senat tentang Percepatan Teknologi-teknologi Baru untuk Menghadapi Munculnya Ancaman-ancaman, pada 18 April 2018. (Screenshot dari Senat Web Video)
Griffin mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah memenangkan konflik dalam lingkungan yang aman untuk membahas topik yang sulit, memalukan, atau sensitif melawan Tiongkok, tetapi dapat menang dengan menggunakan teknik overmatch (kontes keunggulan). Pentagon sepenuhnya telah berinvestasi dalam mengembangkan sistem-sistem otonom dan tak berawak, kecerdasan buatan, bioteknologi, mikroelektronika, dan perang cyber untuk pelanggaran dan pertahanan, kata Griffin.
Secara khusus, Griffin menyebutkan senjata energi turunan sebagai teknologi yang berpotensi mengubah permainan yang kini sedang ditekuni Pentagon dengan sepenuh hati di bawah pengawasannya. Amerika Serikat telah mulai mengembangkan senjata energi turunan beberapa tahun yang lalu, tetapi entah bagaimana belum sepenuhnya berkomitmen untuk proyek ini sampai sekarang, kata Griffin.
Senjata energi yang disutradarai tersebut menggunakan energi yang sangat terfokus, yang mungkin berupa laser, gelombang mikro, atau pancaran partikel. Para ahli percaya bahwa laser memiliki potensi untuk mengalahkan senjata-senjata hipersonik baru milik rezim Tiongkok.
Griffin mengatakan bahwa akan menjadi suatu kesalahan bagi Amerika Serikat untuk terus investasi sumber daya dan upaya-upaya pertahanan di Timur Tengah, yang bahkan tidak relevan dengan kelangsungan hidup AS dalam menghadapi ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh Tiongkok dan Rusia.
“Kita telah disibukkan di Timur Tengah dengan terorisme dan kekhawatiran lainnya, tetapi mereka bukan ancaman eksistensial kita,” kata Griffin, mengutip strategi keamanan nasional AS yang baru diresmikan Trump pada Desember lalu. “Kompetisi global kita dengan Rusia dan Tiongkok adalah ancaman eksistensial kita.” (ran)
Direktur sebuah klinik ilmu kedokteran Barat memiliki kemampuan kepemimpinan yang luar biasa, para dokter berikut staf medis dibawah manajemennya, memiliki seperangkat prosedur operasional yang standar dan kualitas medisnya nyaris sempurna. Suatu hari, setelah membaca tentang sebuah kasus medikal, sang direktur yang berusia 58 tahun berasal dari selatan itu datang ke klinik penulis.
Sebenarnya telah terkena sakit apa sih?
Jika bukan diisi sebagai profesi dokter di kolom rekam medisnya, sama sekali saya tidak menyangka bahwa ia adalah seorang dokter. Karena wajahnya terlihat gelap dan menguning, seperti orang yang menderita penyakit liver serius, matanya lebar dan seputar kelopak mata terlihat cekung, sorot mata dan alisnya yang tebal nampak kusam, suaranya kecil tapi lembut, jalannya tertatih-tatih dan bersosok kurus kering.
Sang Direktur Klinik melukiskan kondisi sakitnya sendiri sebagai berikut: “Gejala paling berat adalah lelah, tidak peduli tidur berapa lama masih tetap lelah, selalu tidak bersemangat, tidak bernafsu makan, tidur tidak nyenyak, dan berbagai pemeriksaan medis pun telah dilakukan, alhasil: Semuanya Normal.” Jadi sebenarnya ia menderita penyakit apa sih?
Penyebab penyakitnya telah terdiagnosis
Setelah memeriksa kondisinya, saya berkata kepadanya: “Qi (energy vital) liver Anda kocar kacir, meridian liver terkuras tenaganya, penyebab utamanya adalah karakter yang terus-menerus menekan tubuh, perfeksionis dari diri Anda tidak sanggup menanggung kekurangan betapapun tidak berartinya hal itu.”
Ia terkejut dengan diagnosis saya dan dengan galau bertanya: “Bagaimana Anda dapat melihatnya? Kita tidak pernah bertemu sebelumnya.” Saya hanya mengangguk-angguk padanya, karena tidak ada yang perlu dibahas.
Ilustrasi (Fotolia)
Meski wajahnya terlihat merengut, sebenarnya penampilannya kalem, bersikap rendah hati, nada bicaranya tidak terburu tidak pula lamban, diantara kedua alisnya terpancar kebaikan hati. Ia tidak pernah berhubungan dengan Ilmu Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT), juga belum pernah di-terapi akupunktur, tapi dia bersedia mencobanya, karena obat-oban Barat telah dikonsumsi terlalu banyak, sudah tidak begitu efektif lagi.
Lalu saya memberitahunya: “Peribahasa mengatakan: ‘Dengan efek tuas, hal berat pun menjadi terasa ringan.’ 9 kata ini adalah obat cespleng.” Ibaratnya beradu ilmu dengan pesilat tangguh, cukup dengan menjawilnya.
Pengkondisian dengan terapi tusuk jarum
Akupunktur mempunyai sifat paling cepat dalam menolong, yang dapat membuatnya rileks dulu sekaligus memperkuat Qi dari jantungnya, maka terapinya adalah, tusuk titik-titik: Baihui, Hegu, Jianshi, Yanglingquan, Sanyinjiao dan Shenmen.
Baru pertama kali ditusuk jarum, ambil titik akupunktur sedikit saja, juga rangsangan ringan, mengutamakan penyelarasan Qi, agar membuatnya terbiasa dengan jarum akupunktur.
Setelah selesai, dia terlihat lega dan segar menuju ke konter untuk pembuatan jadwal pertemuan berikutnya. Kemudian dari beberapa kali kunjungannya, tetap dengan pengkondisian seluruh tubuh, karena gejala kesembuhannya telah meningkat, pembicaraanpun mulai meningkat.
Dokter welas asih yang langka
Suatu hari ketika datang terapi, ia berdiri di depan konter, wajahnya pucat, kepalanya teramat pusing, petugas counter mempersilahkannya masuk ruang klinik lebih dahulu.
Melihat kondisinya, saya dengan tempo cepat menusuk titik-titik: Baihui, menyengat titik Quchi dan Laogong. Ketika rona wajahnya berubah sedikit lebih baik, saya menyemprotkan Tian luo shui sejenis cairan herbal (bahasa Inggris: juice of Towel Gourd) di titik-titik: Lao Gong dan Dazhui serta area pergelangan tangan bagian dalam, kemudian menggunakan koin kerikan mengeroknya di titik-titik: Neiguan hingga ke Quze, sampai kulitnya berwarna merah baru berhenti.
Sesaat kemudian, ia berkata: “Dadaku yang sesak menjadi jauh lebih lega, tidak begitu pening lagi, juga tidak merasa mual lagi.” Karena dia sering berupaya keras dalam memikirkan dan meneliti cara penyembuhan pasien hingga lupa makan dan tidur, juga terkadang menggratiskan perawatan pasiennya, sehingga membuatnya kecapekan. Mendengarkan hal itu, hati saya tersentuh, benar-benar seorang dokter langka yang penuh belas kasih.
Membuka sebuah sudut pandang lain
Namun, saya berkata dengan penuh tekanan dan serius: “Pak direktur, bertugas sebagai dokter sudah sekian lama, pernahkah Anda merasakan bahwa beberapa penyakit pasien, bagaimanapun diobati tetap tidak akan sembuh, tidak ada yang salah dengan diagnosis dan pengobatan, tetapi penyakitnya tetap tidak bisa sembuh?”
Direktur itu berpikir sejenak, lalu mengangguk menyetujui, dan menyatakan bahwa sebelumnya ia tidak pernah memikirkan masalah ini, maka ia lantas bertanya kenapa hal itu bisa terjadi? Saya menjawab: “Semua penyakit disebabkan oleh masalah psikis. Segala sesuatu pasti terkait dengan hubungan sebab akibat. Metode penyembuhan dan resep obat saling melengkapi, dengan mempertahankan prinsip, meski pada awalnya efeknya tidak cukup baik, namun kondisinya akan membaik setelah menjalani terapi.
Penyebabnya adalah sakitnya bisa sembuh jika si pasien harus rela ‘membayar’ dengan sejumlah sakit/penderitaan. Kondisi berubah seiring dengan suasana hati yang berubah, maka karma penyakit baru akan hilang, dengan lain kata kuncinya bisa sembuh dari penyakit terletak pada Tuhan dan si pasien itu sendiri.
Bagaimanapun tingginya keahlihan seorang dokter, selamanya tidak akan bisa lebih besar dari kehendak Ilahi, yang namanya takdir itu sulit bisa diubah.“ Sang direktur klinik setelah mendengar perkataan itu sorot matanya berkilauan, barangkali karena dia belum pernah memiliki sudut pandang seperti itu.
Dengan berlapang dada berbagi sudut pandang
Menghadapi sikon dokter berhadapan dengan dokter (sinshe) ini, saya pun dengan lapang dada berbagi pendapat dengannya dan berkata: “Penyakit adalah semacam suatu berkat dari Tuhan, memberikan semacam inspirasi kepada pasien, adalah sebuah peluang besar bagi pasien untuk merenungkan kepribadian, pola hidup sehari-hari, nilai-nilai dan pandangan hidup mereka sendiri.”
“Pada titik ini adalah membiarkan pasien memikirkan dirinya sendiri dan belajar mengatur emosi/suasana hati dan kesehatan sendiri, sebenarnya diri pasien sendirilah adalah dokter yang terbaik.”
“Seperti Anda yang mengaturkan segala sesuatunya untuk pasien, telah mengurangi kesempatan bagi si pasien melalui deraan dari penyakit memperoleh pembenahan kehidupannya, pertumbuhan (jiwa) si pasien juga berkurang, dan yang terpenting, kesehatan Anda sendiri juga telah tergerus, apa yang terjadi apabila sebuah Bodhisattva Lumpur menyeberangi sungai? Belas kasih pun berubah semacam kekejaman pada diri sendiri, terhadap keluarga Anda dan terhadap banyak pasien lain yang masih bisa ditolong.” Saya berhenti sejenak, melihat reaksi sang direktur, dia terlihat membelalakkan matanya sembari menatapku.
Di saat itu sepertinya telah tiba pada titik balik, maka saya dengan tulus mengimbuhkan: “Sang Buddha Sakyamuni pernah berkata, pada Masa Akhir Dharma setan-iblis pada bermunculan, iblis-iblis jahat itu tidak hanya merusak buddhisme, bahkan sedang merusak hati manusia.”
“Menyelamatkan manusia terutama adalah menyelamatkan hati/jiwanya! Dokter selain sebagai tiang penyangga dalam pengobatan pasien, juga perlu memperkuat energi dari sel-sel diri sendiri melalui kewajiban seperti para tabib sakti di zaman kuno yakni: bermeditasi dan berlatih olah jiwa dan raga, baru dapat mencapai taraf mengobati pasien tanpa diri sendiri tertular penyakit, dalam lingkungan orang-orang sakit tidak sampai terinfeksi bakteri/virus, jangan biarkan virus jahat menembus ke dalam diri, jangan sampai terkalahkan oleh iblis penyakit, juga jangan sampai terhadang oleh iblis pikiran. Hanya dengan membuat diri sendiri segar bugar, berstamina bagus, baru bisa menyelamatkan lebih banyak orang lagi! ”
Selesai berkata, kami berdua berdiam untuk waktu cukup lama, hanya terdengar suara bising para pasien yang sedang menunggu di luar. Usai terapi akupunktur hari itu, dia datang menghampiri dan memberitahu kepadaku: “Saya sangat suka mengunjungi klinik ini, jasmani dan rohani serasa nyaman semua! Terima kasih sinshe Wen!” (HUI/WHS/asr)
Erabaru Video Story – Simpanse menjadi binatang yang paling sering menjadi objek penelitian. Hal ini tidak terlepas dari tingkat kecerdasan simpanse yang dinilai paling tinggi dibanding hewan lainnya.
Sementara itu, ketika simpanse baru sebatas menjadi objek penelitian, anjing justru sudah lebih banyak membantu langsung pekerjaan manusia. Sebut saja anjing penjaga rumah, atau anjing pelacak milik polisi yang jago mengendus bahan peledak dan narkoba.
Jika kedua binatang itu disuruh menyeberangi sungai secara sendiri-sendiri, maka tentu itu adalah pekerjaan dan tugas kecil dan remeh-temeh bagi mereka. Apalagi jika di antara aliran air sungai terdapat batu sebagai penolong untuk menyeberang.
Ironisnya, dalam video ini mereka diberi tantangan untuk menyeberangi sungai secara bersama-sama. Celakanya, simpanse mendapat peran sebagai seorang manusia dengan anjing sebagai peliharaannya.
Bisa dibayangkan, anjing yang sudah terbiasa melakukan sesuatu dengan caranya sendiri, kini dipaksa melakukan sesuatu yang sama dengan cara yang dikehendaki oleh simpanse.
Kira-kira mereka bisa berhasil menyeberang sungai gak ya? Anjingnya mau nurut sama simpanse seperti mereka menurut kepada majikan manusia gak ya?
Yuk, ditonton dan disimak saja videonya sampai akhir ya!
Erabaru Video Story – Seorang ibu melahirkan bayi perempuan di Brazil. Brenda Souza melahirkan bayi cantiknya melalui bedah caesar.
Uniknya, ibu muda berusia 24 tahun itu mendapat pengalaman yang kemungkinan tidak pernah dialami oleh ibu lain. Sang bayi yang diberi nama Agata, diletakkan di samping wajah ibunya beberapa saat setelah dilahirkan.
Baby Agata langsung menangis dan memeluk wajah ibunya.
Sungguh mengharukan. Betapa kuatnya ikatan seorang ibu dengan sang anak yang bahkan belum pernah melihat wajah sang Ibu. (waa)
BEIJING – Seorang diplomat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan tindakan hukuman dapat diambil untuk menghukum tindakan keras rezim Tiongkok terhadap orang-orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya di wilayah Xinjiang.
Laura Stone, Sekretaris Asisten Deputi Pelaksana untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, mengatakan kepada wartawan di Beijing pada 18 April bahwa penahanan massal baru-baru ini terhadap penduduk Xinjiang di tempat yang disebut pusat pendidikan ulang politik “melukiskan gambaran yang memprihatinkan,” dan menyeru kepada Rezim komunis Tiongkok untuk memiliki “sistem yang lebih transparan dan akuntabel.”
Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat dapat mengambil tindakan melalui Undang-undang Magnitsky (Global Magnitsky Act), yang menempatkan pembatasan-pembatasan perjalanan dan keuangan pada individu yang telah terbukti terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia atau korupsi. Individu-individu yang tercantum di bawah Undang-undang Magnitsky tersebut dapat membuat semua aset-aset AS mereka dibekukan dan tidak akan diizinkan untuk melakukan bisnis dengan bank-bank AS.
Pada bulan Januari, Presiden AS Donald Trump mengumumkan sanksi-sanksi berdasarkan UU Magnitsky terhadap 14 entitas Iran dan individu yang terlibat dalam kejahatan hak asasi manusia.
“Kita akan terus menyampaikan keprihatinan kita dengan pemerintah Tiongkok dan menyerukan proses hukum yang sah dalam penahanan warga-warganya,” kata Stone.
Dia mengatakan kelangkaan informasi yang keluar dari Xinjiang membuatnya sulit untuk memperoleh jumlah angka tentang mereka yang ditahan oleh pihak berwenang tetapi itu “setidaknya dalam puluhan ribu” orang.
Stone menambahkan bahwa pemerintah AS sangat prihatin dengan anggota keluarga yang ditahan dari enam wartawan, empat warga AS dan dua penduduk tetap AS yang telah meliput di Xinjiang, bekerja untuk Radio Free Asia (RFA) yang berbasis di Washington DC, yang sebagian didanai oleh pemerintah AS.
Para prajurit Tiongkok dengan peralatan anti huru-hara mengamankan daerah di luar Masjid Id Kah, setelah Imam Jumwe Tahir dibunuh oleh para penyerang setelah sholat subuh pada 30 Juli 2014 di Kashgar lama, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Tiongkok. (Kevin Frayer / Getty Images)
Pemerintah lokal selama dua tahun terakhir telah mengawasi sebuah peningkatan dramatis dalam keamanan dan pengawasan di Xinjiang dalam upaya yang jelas untuk memaksakan otoritas pusat yang lebih besar dan menindak keras sebagai akibat dari ketegangan-ketegangan etnis.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan orang-orang buangan mengatakan bahwa kontrol Tiongkok terhadap agama, budaya, dan kebebasan bergerak di Xinjiang lebih berat dari sebelumnya, di tengah laporan-laporan tentang penahanan yang meluas, termasuk bagi mereka yang telah bepergian ke luar negeri atau dinilai terlalu taat beragama.
RFA melaporkan pada bulan Januari bahwa lebih dari 120.000 orang ditahan di fasilitas pendidikan ulang di selatan kota Xinjiang di Kashgar saja.
Rezim komunis secara rutin menyangkal penindasan di Xinjiang, wilayah luas yang oleh jutaan suku dan agama minoritas menyebut rumah. Para pejabat juga tidak secara terbuka mengakui keberadaan penahanan massal di jaringan pusat pendidikan ulang politik di kawasan tersebut.
Associated Press melaporkan kembali pada bulan Desember 2017 bahwa pihak berwenang Xinjiang telah membentuk jaringan pusat-pusat penahanan di mana orang akan dipaksa untuk menerima apa yang disebut pendidikan politik untuk waktu yang tidak terbatas. (ran)
EpochTimesId – Regulator komunikasi negara Rusia awal pekan kemarin mengatakan telah memblokir alamat IP yang dimiliki oleh Google dan Amazon. Mereka mengatakan IP tersebut digunakan oleh layanan pesan Telegram yang ditutup oleh Moskow pekan ini.
‘Pengawas Roskomnadzor’ Rusia mulai memblokir Telegram, sebuah layanan perpesanan yang populer di Rusia, pada hari Senin (16/4/2018). Telegram diblokir setelah menolak mematuhi perintah pengadilan untuk memberikan akses untuk lembaga keamanan negara terhadap pesan terenkripsi pengguna.
Kepala Roskomnadzor, Alexander Zharov mengatakan telah memblokir 18 sub-jaringan dan sejumlah besar alamat IP milik Google dan Amazon, seperti dilansir kantor berita Interfax.
“Kami saat ini telah memberi tahu kedua perusahaan bahwa sejumlah besar alamat IP yang terletak di ‘cloud’ dari dua layanan ini telah diblokir atas dasar putusan pengadilan (untuk memblokir Telegram),” kata Zharov.
Pemblokiran alamat IP membuat pengguna internet Rusia tidak dapat mengakses Telegram dan layanan lain yang me-rute-kan konten mereka melalui Google dan server Amazon.
Beberapa pengguna telah menghindari blok tersebut dengan menggunakan jaringan pribadi virtual. Usaha tersebut membuat netizen tampak seolah-olah mengakses internet dari negara lain.
Video Rekomendasi :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
Zharov mengatakan kepada Interfax bahwa Roskomnadzor berharap akan menerima tanggapan yang ‘sah secara hukum’ dari Amazon dan Google.
Perusahaan-perusahaan AS itu tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait tindakan dari Rusia tersebut.
Sementara itu CEO Telegram, Pavel Durov meminta ‘perlawanan digital’ pada hari Selasa. Dia mengatakan siap memberikan hibah senilai jutaan dolar dalam mata uang digital bitcoin kepada individu dan perusahaan yang menjalankan proksi dan VPN untuk mendukung kebebasan internet.
Durov menulis di saluran Telegram-nya, bahwa tidak ada penurunan signifikan dalam pengguna layanan Telegram di Rusia sejak pelarangan itu mulai berlaku. Karena pengguna menggunakan VPN dan proxy untuk mengakses aplikasi ‘messenger’ tersebut.
Dia juga berterima kasih kepada Apple, Google, Amazon dan Microsoft karena tidak mengambil bagian dalam sensor politik.
Durov, pelopor media sosial di Rusia, meninggalkan negara itu pada tahun 2014. Dia kini aktif menjadi kritikus vokal terhadap kebijakan Kremlin tentang kebebasan internet.
Telegram banyak digunakan di negara-negara bekas Uni Soviet dan Timur Tengah. Durov mengatakan pada hari Selasa bahwa akun Rusia hanya sekitar 7 persen dari penggunanya.
Selain menjadi populer di kalangan wartawan dan anggota oposisi politik Rusia, Telegram juga telah digunakan oleh Kremlin untuk berkomunikasi dengan wartawan dan mengatur panggilan konferensi secara teratur dengan juru bicara Presiden Vladimir Putin.
Pada hari Senin, kantor jurubicara meminta para wartawan yang sebelumnya berlangganan obrolan di Telegram untuk beralih ke obrolan yang telah diatur dalam layanan perpesanan yang berbeda, ICQ. Itu merupakan bagian dari kelompok teknologi ‘Russian Mail.ru’. (The Epoch Times/waa)
EpochTimesId – Departemen Imigrasi, Bea Cukai, dan Penjaga Perbatasan (ICE) Amerika Serikat melakukan operasi besar-besaran di seluruh Amerika Serikat. Operasi digelar dalam rangka untuk menangkap orang asing yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Sebanyak 33 orang berhasil ditangkap oleh petugas ICE. Dengan 4 orang diantaranya adalah warga negara Tiongkok.
ICE mengatakan bahwa beberapa warga asal Tiongkok yang ditangkap itu pernah dituduh membantu atau terlibat langsung dalam tindakan aborsi paksa.
ICE dalam sebuah pernyataannya pada 19 April 2018 menyebutkan bahwa pihaknya sedang menggelar operasi bertajuk ‘Operation No Safe Haven IV’ di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Operasi pengejaran buronan diselenggarakan mulai Senin (16/4/2018) hingga Kamis. Mereka menyisir sejumlah daerah, diantaranya Atlanta, Baltimore, Boston, Chicago, Denver, Detroit, Houston, Los Angeles, Miami, New Orleans, New York, Philadelphia, Phoenix, Seattle, San Francisco, dan kota St. Paul, Minnesota.
Video Rekomendasi :
Menurut laporan ICE, orang asing yang ditangkap dalam operasi ini semuanya telah mendapatkan surat perintah segera meninggalkan wilayah AS. Mereka diminta segera kembali ke negara asal.
Dari 33 orang yang ditangkap, 8 orang telah dijatuhi hukuman karena melakukan pelanggaran, termasuk pemukulan, kepemilikan senjata ilegal, mengemudi dalam keadaan mabuk, dan menolak penangkapan.
Hal yang menarik perhatian adalah 4 dari 33 orang yang tertangkap itu merupakan para staf rumah sakit asal Tiongkok. Mereka telah didakwa membantu atau terlibat langsung dalam tindakan baik aborsi paksa atau aborsi KB.
Selain itu, 4 orang lainnya yang ditangkap petugas ICE terlibat melakukan kejahatan seperti penangkapan tidak sah, penyiksaan, dan pembunuhan di Amerika Tengah, Timur Tengah dan Afrika Timur.
Direktur ICE, Thomas D. Homan dalam pernyataannya menyebutkan, penegakan hukum ini merupakan kelanjutan dari misi ICE untuk memastikan bahwa Amerika Serikat tidak akan menjadi surga bagi para penjahat asing. Terutama bagi mereka yang telah divonis hukuman oleh pengadilan negara asal mereka, karena terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
“Kita akan terus melakukan penangkapan terhadap buronan-buronan asing. Ini adalah prioritas penegakan hukum kami. Dan kami dapat menggunakan kekuatan khusus yang ICE miliki untuk menyelidiki berbagai kegiatan kriminal dan menegakkan hukum keimigrasian,” ujar Thomas Homan.
Sejak tahun 2003, ICE telah menangkap sedikitnya 395 orang pelanggar hak asasi manusia. Mereka kemudian dideportasi.
ICE juga mengusir 835 orang asing yang diketahui atau dicurigai melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, ICE juga sedang melakukan percepatan untuk memulangkan 112 orang buronan asing lainnya ke negara asal mereka. (Wu Ying/ET/Sinatra/waa)
Meneliti peradaban manusia kali ini, mungkin tidak ada satu kota pun yang bisa disamakan dengan Yerusalem, sepanjang tiga ribu tahun sejarah pembangunan kota ini, telah berkali-kali dihancurkan dan mengalami perang, namun tetap bisa berdiri lagi di lokasi semula. Yerusalem terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, bersebelahan dengan tiga lembah dan dikitari oleh gunung yang lebih tinggi, menjadikan Yerusalem sebagai lokasi strategis yang mudah dipertahankan namun sulit diserang. Namun bukan karena letak geografisnya yang strategis, melainkan kekuatan spiritual yang membuat kota ini abadi, karena kota ini merupakan kota suci bagi tiga agama besar.
Agama Yahudi menganggap Yerusalem sebagai “Tahta Tuhan”, atau “Sang Pencipta Berada”; agama Nasrani menganggap Yerusalem sebagai tanah penebusan karena disini terjadi mukjizat Yesus berkhotbah, menderita, dan bangkit kembali; agama Islam menjadikan Yerusalem sebagai salah satu dari tiga kota suci Islam, karena Nabi Muhammad SAW pernah “melakukan perjalanan malam Isra Mi’raj (tahun ini jatuh pada 14 April 2018)” dan menerima sabda Allah.
Ini adalah kota yang penuh dengan legenda dan mukjizat, berbagai peristiwa yang tak bisa dijelaskan telah terjadi baik bagi yang percaya pada Tuhan maupun bagi kaum atheis: Mukjizat, kerap terjadi di kota ini.
Lukisan abad ke-15 – Kota suci Yerusalem. (public domain)
Selama ribuan tahun, berbagai kekuatan yang memiliki kepercayaan yang berbeda ingin menguasai Yerusalem, konflik dan pergolakan pun terjadi dan belum berhenti hingga saat ini; berbagai dendam kesumat yang tercipta akibat memperebutkan kota suci ini sepertinya tidak akan sirna dalam sehari.
Pergolakan di Kota Suci menggoyahkan syaraf dunia, namun semua itu, apakah semacam situasi yang telah diatur sejak dulu kala, sambil menantikan mukjizat terakhir yang akan terjadi?
I. Leluhur Orang Yahudi dan Arab: Abraham (3900 Tahun Silam). Percaya Tuhan Maka Diberkati
1. Menghormati Tuhan
Tokoh yang pertama mengembangkan layar sejarah Yerusalem adalah nabi yang dihormati oleh tiga agama yakni Abraham (dalam Bahasa Arab: Ibrahim, mengandung makna Bapak semua bangsa yang agung)
.Nabi Ibrahim adalah keturunan ke-10 dari Nabi Nuh, leluhurnya awalnya menetap di kota Ur (kota yang dibangun oleh bangsa Sumeria) di daerah hilir sungai, ayahnya membawa seluruh keluarga mereka hijrah ke utara ke hulu Sungai Efrat dan menetap disana.
Setelah ayahnya wafat, Ibrahim menggantikannya sebagai kepala suku, itu terjadi sekitar tahun 1900 SM.
Ibrahim adalah seorang hamba Tuhan yang sangat taat, menuruti perintah Tuhan dan membawa bangsanya hijrah ke barat ke pesisir timur Laut Tengah yakni Tanah Kanaan (Kanaan, awalnya adalah nama cucu Nabi Nuh, kemudian di zaman kuno menjadi nama tempat, meliputi Palestina, Suriah, Libanon dan tempat lainnya di pesisir Laut Tengah). Dari kitab kuno dapat disimpulkan bangsa Ibrahim sepertinya menjalani kehidupan pengembara/nomaden.
Lukisan Dimana nabi Ibrahim memberi makan ternaknya (1878)。 (Fæ / Wikimedia Commons)
Meniru tradisi bangsa lain yang berada di sekitarnya waktu itu, setiap kali Ibrahim hijrah ke satu tempat, Ibrahim akan membuat altar persembahan; dan Jehovah yang dipujanya akan memberikan tanah itu bagi keturunannya.
Setelah PD-II, bangsa Yahudi yang hampir 2000 tahun negerinya punah, mengumumkan tanah di Palestina sebagai negaranya hal ini memicu kemarahan bangsa Arab dan bentrokan bersenjata, karena bangsa Yahudi sampai saat ini masih meyakini bahwa tanah di sekitar Laut Mati dan Laut Tengah, adalah tanah yang dijanjikan Tuhan bagi mereka 3800 tahun silam.
Salem
Ibrahim pernah membawa para pembantunya untuk menyelamatkan keponakannya berikut harta bendanya yang ditawan pada saat terjadi perang. Saat kembali melintasi Salem, Raja Salem Malchisedek (bermakna: Keadilan) yang juga seorang Pendeta Besar membawa roti dan anggur datang menyambutnya dan memberi selamat.
Kisah ini ditulis pada bab “Kejadian” Alkitab, munculnya tempat yang disebut Salem ini berada di lokasi Yerusalem saat ini. Selain itu, istilah “Salut” yang kerap diucapkan bangsa Barat saat berjumpa, berasal dari kata “Salem” ini.
Raja Melkisedek dari Saloon Bertemu Nabi Abraham , Dierick Bouts, Abad ke-15. (domain publik)
Setelah mempersembahkan sepersepuluh dari hasil perampasan perang, Ibrahim langsung pergi dan tidak menduduki Salem. Dan saat kembali ia menyerahkan kembali seluruh harta benda yang dirampas pada pemiliknya, dan tidak menerima sedikit pun pemberian mereka. Kepribadian Ibrahim yang jujur dan tulus membuatnya dicintai Tuhan, usaha keluarganya maju pesat, kedua putranya menjadi leluhur bangsa Arab dan bangsa Yahudi.
Putra Sebagai Kurban
Putra Ibrahim bernama Ishak baru lahir saat Ibrahim telah berusia 100 tahun dan istrinya 90 tahun. Ketika Tuhan memberi mereka wahyu bahwa akan mendapatkan anak, keduanya masih tertawa karena tidak percaya akan memiliki anak di usia tua, namun karena perintah Tuhan, mukjizat pun terjadi. Ibrahim sangat sayang pada putranya, dan mewariskan semua usahanya padanya.
Sebelum Ishak lahir, Ibrahim telah memiliki seorang putra bernama Ismail. Walaupun anak sulung, tapi karena ibunya adalah budak pembantu etnis Mesir, dan bukan orang Yahudi, status sosialnya tidak tinggi, maka Ismail selain tidak mendapatkan warisan apa pun, juga dikirim ke Kanaan bersama ibunya.
Lukisan “Pengusiran Ismail bersama sang ibunda” karya Gustave Dore, abad ke 19. (public domain)
Kemudian Ismail wafat di Mekah, kemudian menjadi leluhur bagi bangsa Arab, dan juga berstatus seorang Nabi.
Sama-sama putra kandung namun Ibrahim memperlakukan keduanya sangat berbeda, apakah hal ini yang kemudian menimbulkan ganjalan di hati orang Arab dan Yahudi? apakah dari situ dimulai suatu simpul kusut di hati? penyebab yang memicu konflik di masa mendatang, sudah tidak bisa ditelaah lagi di zaman ini.
Setelah Ishak beranjak dewasa (25 tahun, ada yang mengatakan 37 tahun), Jehovah meminta agar Ibrahim pergi ke sebuah gunung di Moria untuk memberikan kurban, dan kurban itu adalah Ishak. (Umat Nasrani dan Yahudi yang menyakini sosok dikurbankan adalah Ishaq.red)
Dengan kata lain Ibrahim harus membunuh putra tercintanya sendiri untuk dipersembahkan pada Tuhan?
Apakah Ia harus menaati perintah Tuhan, ataukah melindungi nyawa anak tersayangnya dan ikatan batin manusia ini? Ibrahim memilih yang pertama, Ishak pun dibawa ke gunung, ke sebuah batu yang dijadikan altar.
Ishak tidak tahu akan takdirnya, malah masih bertanya pada sang ayah mengapa tidak membawa sapi atau kambing untuk kurban, karena sesuai tradisi di masa itu, saat persembahan harus menyembelih sapi atau kambing lalu dibakar sebagai kurban.
Mengorbankan Ishak” karya Rembrant, tahun 1635. (public domain)
Waktu itu Ishak sangat muda dan kuat, sangat mampu melawan ayah yang sudah tua untuk melindungi dirinya, namun ia tidak melawan, dan menerima pengaturan Tuhan.
Di saat Ibrahim mengayunkan pisaunya ke arah leher Isak, Tuhan memerintahkan malaikat menghentikannya, dan memberitahunya bahwa ini hanyalah ujian Tuhan bagi dirinya, dan bukan benar-benar ingin sang ayah membunuh sang anak.
Kemudian Tuhan memperlihatkan pada Ibrahim seekor kambing jantan yang terperangkap di tengah semak, Ibrahim pun tahu kambing itulah kurban yang sesungguhnya, maka disembelihnya dan dijadikan kurban di meja altar.
Ayah dan anak mentaati perintah Tuhan dan dicintai Tuhan tidak hanya berusia panjang, anak cucunya juga senantiasa dilindungi. Usia Ibraham minimal telah mencapai 125 tahun, dan Isak baru wafat di usia 180 tahun, putra Ishak yang bernama Jacob hidup hingga usia 147 tahun, ia memiliki 12 putra, yang menjadi leluhur bagi 12 suku bangsa Yahudi.
Yesus yang lahir ribuan tahun kemudian adalah keturunan Ishak dan Ibrahim yang ke 36 atau ke 42 (angka generasi ini berbeda antara Alkitab Perjanjian Baru dengan Wahyu); dan Nabi Muhamad pendiri agama Islam yang lahir setelahnya berpendapat bahwa termasuk bangsa Arab seperti diriNya adalah keturunan dari Ismail putra sulung Ibrahim.
Gunung di mana Ibrahim melakukan kurban yakni: Temple Mount di Yerusalem; dan batu yang dijadikan altar itu oleh bangsa Yahudi dianggap sebagai tempat Tuhan, yang kemudian juga diagungkan oleh bangsa Arab. Oleh karena itu kuil bangsa Yahudi, dan Masjid al-Aqsha, dibangun mengitari batu ini. (SUD/WHS/asr)
EpochTimesId – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, Kamis (19/4/2018) mengatakan bahwa Korea Utara menyatakan kesediaannya untuk mewujudkan denuklirisasi total tanpa syarat di Semenanjung Korea. Kesediaan Korut dikatakan akibat tekanan kuat dari sanksi Amerika Serikat.
Presiden Moon Jae-in ketika makan siang dengan CEO dari sejumlah perusahaan media Korea Selatan mengatakan bahwa pertemuan Moon dengan Kim Jong-un akan diselenggarakan sebelum bertemu dengan Amerika. Pertemuan puncak Dua Korea diagendakan pada Jumat (27/4/2018) pekan depan.
Perkembangan hingga kini menunjukkan bahwa proses denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea diprediksi bisa tercapai. Demikian juga dengan rencana normalisasi hubungan antara Korea Utara dan Selatan, serta antara DPRK dengan AS.
“Saya tidak berpikir bahwa Korea Selatan dan Korea Utara memiliki interpretasi yang berbeda tentang makna denuklirisasi. Korea Utara sedang menyatakan keinginannya untuk mewujudkan denuklirisasi sepenuhnya,” ujar Moon.
“Mereka tidak memberikan persyaratan yang mungkin mendapat penolakan Amerika Serikat. Misalnya, mereka menuntut agar Amerika Serikat menarik pasukannya dari Korea Selatan. Mereka hanya meminta AS untuk mengakhiri kebijakan yang memusuhi Korea Utara, dan menuntut adanya jaminan keamanan.”
Rezim Kim dari Korea Utara mengembangkan senjata nuklir dengan mengabaikan sanksi PBB. Mereka menganggapnya sebagai upaya untuk mencegah ancaman serangan dari AS yang memperlakukan mereka sebagai musuh.
Selama beberapa tahun Pyongyang menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk meninggalkan persenjataan nuklirnya jika Amerika Serikat menarik pasukannya dari Korea Selatan. Mereka juga menuntut AS membubarkan aliansi pencegahan nuklir antara AS-Jepang-Korea Selatan.
Perang Korea pecah pada bulan Juni 1950 dan berakhir sementara berkat penandatanganan, “Perjanjian Gencatan Senjata Perang Korea” pada bulan Juli 1953. Saat ini, tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan ada sekitar 28.500 orang.
Video Rekomendasi :
https://www.youtube.com/watch?v=ncESfPb3yGY
Belakangan ini santer beredar rumor bahwa konflik antara Utara dengan Selatan yang telah berjalan selama 65 tahun itu akan diakhiri melalui pertemuan puncak Moon-Kim pekan depan.
Hari Selasa (17/4/2018) lalu, Presiden Trump menyatakan sikap ikut gembira atas usaha tersebut. Dan pada 18 April Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka sekarang sedang mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam mengubah suasana permusuhan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Moon siap untuk mencapai kesepakatan damai melalui pertemuan dengan Kim Jong-un pekan depan. Moon mengatakan, jika Korea Utara dapat menepati komitmennya untuk mencapai denuklirisasi sepenuhnya, maka kedua Korea tidak beralasan untuk tidak berdamai.
Selain itu, banyak negara lain juga akan memberikan bantuan ekonomi yang dibutuhkan oleh Korea Utara.
Namun, karena pertemuan puncak Moon-Kim juga masih berada dalam sejumlah batasan, sehingga mau tidak mau perlu mempertimbangkan adanya sanksi internasional.
“Pertama, KTT kedua Korea harus dimulai dengan itikad baik, dan dengan menyadari akan hasil yang bakal dicapai dalam pertemuan Trump-Kim nanti, pertemuan puncak antara saya dengan Kim Jong-un dan dialognya baru akan dapat berlangsung dengan baik,” tegas Moon.
Trump dalam siaran pers hari Rabu menyatakan bahwa ia masih bersikap optimis terhadap pertemuannya dengan Kim Jong-un. Tetapi, ia menekankan bahwa sanksi kuat masih terus berjalan sampai terwujudnya denuklirisasi.
Trump mengatakan bahwa jika Korea Utara memilih meninggalkan senjata nuklir, negara itu akan menghadapi masa depan yang gemilang. Jika pertemuannya dengan Kim sudah dapat diprediksikan bakal sulit untuk menggapai hasil positif, maka ia tidak bersedia menghadiri pertemuan atau mengancam akan WO di tengah pertemuan.
Sebelum acara ‘Nuclear Non-Proliferation Treaty’ yang akan berlangsung selama 2 pekan, Duta Besar Khusus AS untuk lembaga itu, Robert Wood, pada konfrensi persnya di Jenewa pada 19 April mengatakan bahwa Amerika Serikat masih berkomitmen untuk mencapai tujuan denuklirisasi lengkap Korea Utara yang dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.
“Kami akan terus melakukan tekanan terbesar, yang berarti sanksi akan terus berjalan sampai dapat dipastikan bahwa Korea Utara tidak dapat memperoleh dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan senjata nuklir,” ujar Robert Wood.
Robert Wood mengatakan, Korea Utara perlu menunjukkan sikap serius terhadap rencana menghapus senjata nuklirnya, dan melaksanakan tindakan yang nyata.
“Masih ada jalan panjang untuk kita tempuh,” sambung Wood.
Juru bicara kepresidenan Korea Selatan mengatakan, saluran telepon hotline antara kepala kedua negara akan tersambung pada 20 April untuk memungkinkan komunikasi langsung 2 arah antara Cheong Wa Dae (Gedung Biru Korsel) dengan Kantor Komisi Urusan Negara Korea Utara.
Juru bicara tersebut juga mengatakan bahwa 6 orang pejabat senior Korea Selatan, termasuk panglima Staf Gabungan, Direktur Inteljen, Menteri Unifikasi, Pertahanan dan Menlu akan mendampingi Moon Jae-in menghadiri KTT pada 27 April mendatang. (Wu Ying/ET/Sinatra/waa)
Setelah Amerika Serikat mengatakan akan melarang perusahaan-perusahaan Amerika memasok komponen teknologi dan perangkat lunak kepada pembuat smartphone Tiongkok, ZTE, sebuah dokumen yang beredar di internet Tiongkok telah menjelaskan betapa meresahkannya situasi tersebut bagi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok tersebut.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan keputusan tersebut pada 16 April setelah menemukan bahwa ZTE telah gagal mematuhi persyaratan perjanjian pengadilan sebelumnya atas pelanggaran sanksi perusahaan tersebut.
Pada 2017, ZTE mengaku bersalah di pengadilan federal AS telah melanggar embargo-embargo AS, dengan membeli komponen-komponan teknologi Amerika, memasukkannya ke dalam peralatan ZTE, lalu secara ilegal mengirimnya ke Iran. Kasus tersebut adalah hasil investigasi federal selama lima tahun.
Perusahaan tersebut membayar $890 juta untuk denda dan penalti, dengan denda tambahan sebesar $300 juta yang dapat dikenakan.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, ZTE juga akan memecat empat karyawan senior dan mendisiplinkan 35 orang lainnya, dengan mengurangi bonus atau memberi teguran mereka. Pada bulan Maret, perusahaan mengakui kepada pejabat AS bahwa mereka tidak mendisiplinkan 35 orang lainnya tersebut.
Smartphone ZTE digambarkan pada 17 April 2018. (Carlo Allegri / Ilustrasi / Reuters)
“[Larangan] ini akan menghancurkan perusahaan tersebut, mengingat ketergantungan mereka pada produk dan perangkat lunak AS,” Douglas Jacobson, seorang pengacara kontrol ekspor yang mewakili para pemasok untuk ZTE, mengatakan kepada Reuters. “Ini tentu akan membuat sangat sulit bagi mereka untuk memproduksi dan akan memiliki dampak negatif jangka pendek dan panjang yang berpotensi signifikan terhadap perusahaan.”
Keputusan Departemen Perdagangan tersebut juga berarti ZTE mungkin tidak dapat menggunakan sistem operasi Google Android di perangkat selulernya, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada 17 April.
ZTE dan perusahaan induk Google, Alphabet Inc. telah membahas dampak larangan tersebut, tetapi kedua perusahaan tersebut masih belum jelas tentang penggunaan Android oleh ZTE, kata sumber menambahkan.
Perusahaan Tiongkok tersebut telah mengirim 46,4 juta smartphone tahun lalu, menempatkannya di urutan ketujuh di antara produsen berbasis Android, menurut perusahaan riset IHS Markit.
Sehari setelah larangan Departemen Perdagangan tersebut, Komisi Komunikasi Federal (FCC), yang mengatur industri telekomunikasi AS, mengusulkan aturan baru yang akan melarang pemerintah membuat program atau rencana melalui pembelian dari perusahaan-perusahaan yang dikatakan menimbulkan ancaman keamanan terhadap jaringan-jaringan telekomunikasi AS, dimana kemungkinan akan menyakiti baik ZTE dan pembuat smartphone Tiongkok pesaingnya, Huawei Technologies.
Perturan FCC yang diusulkan tersebut akan mencegah uang dari Dana Layanan Universal FCC sebesar $8,5 miliar, dimana termasuk subsidi untuk layanan telepon ke daerah miskin dan pedesaan, dihabiskan untuk barang-barang atau jasa dari perusahaan atau negara yang menimbulkan “ancaman keamanan nasional terhadap integritas jaringan komunikasi atau rantai pasokan mereka,” kata FCC.
“‘Pintu belakang’ yang tersembunyi pada jaringan-jaringan di dalam router kita, beralih, dan peralatan jaringan lainnya dapat memungkinkan kekuatan asing yang bermusuhan untuk menyuntikkan virus dan malware lainnya, mencuri data pribadi Amerika, memata-matai bisnis AS, dan banyak lagi,” kata Ketua FCC Ajit Pai, yang memperkenalkan usulan tersebut.
Pai tidak menyebutkan Tiongkok atau perusahaan-perusahaan tertentu, tetapi dalam sebuah surat kepada Kongres bulan lalu, Pai mengatakan ia berbagi kekhawatiran para anggota parlemen AS tentang ancaman spionase dari Huawei, pembuat smartphone terbesar ketiga di dunia.
Para senator dari Partai Republik AS telah memperkenalkan undang-undang yang akan memblokir pemerintah AS dari membeli atau menyewakan peralatan telekomunikasi dari Huawei dan ZTE, menyebut kekhawatiran tentang potensi penggunaannya untuk memata-matai para pejabat AS.
Ketergantungan ZTE pada Perusahaan AS
Laporan tahun 2016 yang dirilis oleh lembaga riset yang berafiliasi dengan rezim Tiongkok, telah muncul kembali dalam beberapa hari terakhir karena berita larangan AS tersebut, mengungkapkan betapa menyulitkannya situasi tersebut bagi ZTE.
Pada Maret 2016, sebelum ZTE menyelesaikan kasus pengadilan federal tersebut, perusahaan itu telah terhuyung-huyung dari dampak larangan AS sementara terhadap ekspor bagian teknologi kepada ZTE, hukuman atas sanksi-sanksi pelanggaran.
Sekitar satu bulan kemudian, CCID, sebuah lembaga riset Beijing yang berafiliasi dengan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, merilis laporan yang menganalisis dampak larangan tersebut.
Ditemukan bahwa ZTE sangat bergantung pada chip dan modul optik impor asing untuk memproduksi smartphone, seperti chip baseband 4G dari Xilinx, chip FPGA dari Intel, dan chip frekuensi radio dari Skyworks dan Qorvo, semua dari pembuat chip Amerika.
Pada tahun 2014, pemasok chip terbesar ZTE adalah Broadcom, dengan perusahaan membeli senilai $1,3 miliar. Semua mengatakan, ZTE membeli 53 persen chip dari perusahaan-perusahaan Amerika, senilai $3,1 miliar.
Laporan ini menyimpulkan bahwa setiap sanksi AS akan memiliki “dampak yang merusak” pada ZTE, dan bahwa tanpa pemasok AS, ZTE hanya akan dapat bergantung pada stok chipnya sendiri. Dalam waktu tiga bulan dari larangan AS tersebut, ZTE akan “menghadapi jurang kebangkrutan,” kata laporan itu.
Larangan itu juga akan memiliki efek riak pada industri teknologi Tiongkok pada umumnya, menurut laporan itu.
Huawei
Pesaing utama ZTE, Huawei, juga bermasalah. Bulan ini, di tengah berita buruk tersebut, Huawei telah memecat wakil presiden urusan eksternal, Bill Plummer, dan empat karyawan lainnya di kantornya di Washington, menurut sumber yang akrab dengan masalah itu kepada Reuters.
Staf dan pengunjung berjalan melewati lobi di kantor Huawei di Kota Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok tengah pada 8 Oktober 2012. (STR / AFP / Getty Images)
Kesepakatan yang direncanakan Huawei dengan operator AS AT & T untuk menjual smartphone-nya di Amerika Serikat ambruk pada bulan Januari setelah anggota parlemen AS melobi menentang ide itu kepada regulator federal, dengan alasan masalah keamanan.
Pada bulan Maret, pengecer elektronik Best Buy mengumumkan bahwa mereka memutuskan hubungan dengan Huawei dan akan berhenti menjual perangkat-perangkat Huawei.
CEO Huawei, Ren Zhengfei, juga memiliki latar belakang yang unik. Menurut sebuah studi tahun 2005 oleh RAND Corporation, Ren adalah mantan direktur Akademi Teknik Informatika militer Tiongkok. Setelah ia memulai Huawei pada tahun 1988, Ren menggunakan koneksi ayah mertuanya, yang terakhir adalah mantan wakil gubernur Provinsi Sichuan, untuk mendapatkan kontrak yang mengatur sistem pengalihan elektronik untuk militer tersebut.
Pendiri Huawei dan CEO Ren Zhengfei saat menghadiri sesi pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss pada 22 Januari 2015. (Fabrice Coffrini / AFP / Getty Images)
Sementara itu, mantan ketua perusahaan Sun Yafang bekerja di Kementerian Keamanan Negara Tiongkok, sebuah badan intelijen dan keamanan, selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Huawei pada tahun 1992, menurut laporan media Tiongkok. Dia bertanggung jawab atas bisnis dengan berbagai pemerintah dan militer mereka. (ran)
Kapal Tiongkok secara konsisten telah memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang untuk tujuan buruk. ZEE adalah area laut di sekitar garis pantai suatu negara dimana negara tersebut memiliki hak dan yurisdiksi eksklusif, menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun melaporkan pada tanggal 14 April bahwa rezim Tiongkok mengirim kapal ke ZEE Jepang berulang kali tanpa persetujuan pemerintah Jepang, atas nama melakukan survei di dasar laut, namun kenyataannya secara diam-diam mengumpulkan endapan-endapan mineral, endapan-endapan tanah langka, dan menangkap makhluk laut langka di kedalamanan laut.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Penjaga Pantai Jepang telah mengungkap motivasi sebenarnya kapal-kapal Tiongkok tersebut, tetapi tidak menyebutkan secara spesifik apa yang diklaim kapal-kapal itu sebagai survei.
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada tanggal 10 April, tim peneliti Jepang baru saja menemukan cadangan sekitar 16 juta ton material-material tanah langka, yang terletak di bawah Pulau Minamitorishima, sekitar 1.150 mil dari Tokyo.
Rocky Smith, manajer pabrik Molycorp Inc. Mountain Pass, fasilitas penambang dan pemroses tanah langka, memegang segenggam batuan yang mengandung elemen-elemen tanah langka selama tur media di Mountain Pass, California, AS, pada Senin, 13 Desember 2010. (Yakub Kepler / Bloomberg melalui Getty Images)
Mineral-mineral tanah langka tersebut dapat digunakan dalam pembuatan baterai, kendaraan listrik, dan perangkat berteknologi tinggi lainnya seperti smartphone, kendaraan hibrida, perangkat radar, dan sistem rudal.
Cadangan tersebut berisi pasokan yttrium global selama 780 tahun, digunakan untuk membuat layar ponsel, lensa kamera, dan superkonduktor, europium senilai 620 tahun, terbium senilai 420 tahun, dan dysprosium senilai 730 tahun, menurut Nature.
Ia “memiliki potensi untuk memasok bahan-bahan ini secara semi tak terbatas kepada dunia,” menurut makalah tersebut.
“Ini adalah sebuah pengubah permainan untuk Jepang,” Jack Lifton, seorang pendiri utama dari firma riset pasar, Technology Metals Research, mengatakan kepada The Wall Street Journal. “Perlombaan untuk mengembangkan sumber daya ini berjalan dengan baik.”
Magnet tanah langka ditampilkan di showroom di Inner Mongolia Baotou Steel Rare-Earth Hi-Tech Co. di Baotou, Mongolia Dalam, Tiongkok, pada Rabu, 5 Mei 2010. (Nelson Ching / Bloomberg via Getty Images)
Elemen-elemen tanah langka sangat penting dalam ekonomi teknologi global. Tiongkok telah mendominasi pasokan dunia selama beberapa dekade dan memegang monopoli harga. Pada tahun 2010, Tiongkok mengurangi ekspor mineral tanah langka, menghasilkan kenaikan harga sebesar 10 persen, menurut Journal tersebut.
Pada tahun 2015, satu-satunya tambang tanah langka di Amerika Serikat, tambang Mountain Pass Mine di California, didorong menuju kebangkrutan oleh harga rendah dan dijual ke konsorsium yang dipimpin Tiongkok, Shenghe Resources, pada Juni 2017, melaporkan Miner.com, sebuah situs web yang mencakup sektor pertambangan.
Sekarang, Jepang kemungkinan akan menjadi pemasok global utama, menghancurkan monopoli rezim Tiongkok. Tantangan bagi Jepang adalah menemukan cara mengekstrak mineral-mineral tersebut dengan cara yang lebih efektif dibanding metode-metode yang ada saat ini. (ran)
Tiongkok kemungkinan akan mengalami krisis keuangan karena tingkat pertumbuhan simpanan warga negaranya berubah negatif tahun lalu untuk pertama kalinya, menurut seorang ahli keuangan Tiongkok.
Menurut statistik dari Bank Sentral Tiongkok, dari Januari hingga November 2017, tabungan warga meningkat sebesar 3,82 triliun yuan ($608 miliar). Dibandingkan dengan peningkatan 4,54 triliun yuan ($723 miliar) selama periode yang sama tahun 2016, tabungan menurun lebih dari 700 miliar yuan ($115 miliar), penurunan 15,86 persen.
Li Yang, mantan wakil presiden Chinese Academy of Social Sciences yang dikelola pemerintah dan ketua lembaga riset yang berbasis di Beijing, National Institution for Finance and Development, membuat beberapa prediksi tentang masa depan ekonomi Tiongkok selama forum ekonomi Bo’ao diadakan di Pulau Hainan, Tiongkok minggu ini. Sebuah pertemuan tahunan para pemimpin di pemerintahan, bisnis, dan akademisi di seluruh Asia.
Saat menjawab pertanyaan wartawan pada tanggal 9 April, Li mengatakan bahwa jika laju pertumbuhan negatif terus berlanjut, warga dapat menimbulkan sejumlah besar utang. Kondisi serupa, yang mengarah pada runtuhnya gelembung perumahan, yang telah menyebabkan krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada akhir tahun 2000-an, yang mempercepat Great Recession (Resesi Besar).
Li Guang, seorang petani pengangguran yang diusir dari rumahnya untuk membuka jalan bagi pembangunan stadion olah raga yang dibiayai oleh Loudi City Construction and Investment Co., berjalan di dalam perkampungan sementara dengan latar belakang komplek renang dan stadion olah raga di Loudi, Provinsi Hunan, Tiongkok, pada hari Jumat, 17 Juni 2011. (Adam Dean / Bloomberg melalui Getty Images)
Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, perencana pusat menargetkan perumahan real estate pada tahun 2016. Karena hipotek mencapai 40,5 persen dari pinjaman bank baru pada tahun 2016, harga rumah naik lebih dari 10 persen. Pada akhir 2016, rata-rata orang Tiongkok menghabiskan lebih dari 160 kali pendapatan tahunannya untuk membeli unit perumahan, menurut laporan-laporan Epoch Times sebelumnya.
Untuk menghindari gelembung keuangan, para perencana pusat Beijing kemudian memperketat peraturan perumahan dan pinjaman pada awal 2017. Bank telah meningkatkan suku bunga hipotek di atas suku bunga pinjaman bank sentral sebesar 4,9 persen.
Karena harga perumahan dan suku bunga pinjaman hipotek yang tinggi tersebut, warga Tiongkok harus menghabiskan lebih banyak tabungan mereka untuk investasi real estat mereka.
Seorang wanita yang diusir dari rumahnya untuk memberi jalan bagi pembangunan stadion olah raga yang dibiayai oleh Loudi City Construction and Investment Co., memasak di tempat penampungan yang digunakan sebagai dapur di Loudi, Provinsi Hunan, China, pada hari Jumat, 17 Juni 2011. (Adam Dean / Bloomberg melalui Getty Images)
Total utang Tiongkok sangat besar, mencapai 2,55 kali PDB (Produk Domestik Bruto), menurut IMF (Dana Moneter Internasional). Dalam analisis Li, ketika pemerintah dan perusahaan berada dalam utang, beban utang jatuh pada individu pribadi dan tabungan mereka.
Akibatnya, ekonomi makro Tiongkok dapat stabil. Namun, jika ketiga sektor semua merah, pertumbuhan ekonomi menjadi tergantung pada inflasi atau gelembung keuangan, yang pada akhirnya akan mengarah pada krisis keuangan, Li mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Tiongkok, Ifeng News, yang diterbitkan pada 12 April.
“Pertumbuhan ekonomi akan harus bergantung pada pemerintah pusat [yaitu, bank sentral] untuk mengeluarkan lebih banyak uang. Ini menunjukkan bahwa ekonomi sudah sangat tidak seimbang,” kata Li. Dengan lebih banyak uang beredar, nilai mata uang menurun. (ran)
Epochtimes.id- Pengadilan di India pada Rabu (18/04/2018) memerintahkan masing-masing dari 12 perusahaan media untuk membayar denda setara Rp 209 juta.
Besaran uang ini sebagai kompensasi bagi korban kekerasan seksual setelah mereka mengungkapkan nama seorang gadis delapan tahun yang diperkosa dan dibunuh.
Hukum India melarang penyebutan nama korban pemerkosaan, bahkan setelah mereka meninggal dunia, karena stigma yang melekat pada kejahatan.
Melansir dari Jiji Press via Japan Times, Pengadilan Tinggi New Delhi memerintahkan setiap perusahaan untuk membayar 1 juta rupee dalam waktu satu minggu sebagai kompensasi bagi korban kekerasan seksual.
Undang-Undang di India menetapkan hukuman penjara dua tahun dan denda jika terjadi pelanggaran dalam insiden ini.
Nama anak itu adalah korban yang tewas di negara bagian Jammu dan Kashmir.
Kejadian ini menjadi perhatian protes skala nasional atas kasus perkosaan di India.
Seperti diwartakan Press Trust of India (PTI) pengacara dari perusahaan media ini kepada pengadilan mengatakan kesalahan terjadi karena ketidaktahuan mereka tentang hukum dan kesalahpahaman tentang menyebutkan namanya saat dia meninggal dunia.
Gadis itu berasal dari komunitas nomaden Muslim, diculik, dibius dan diperkosa selama lima hari sebelum dipukul sampai tak benyawa pada Januari lalu.
Sejumlah media tidak hanya mengungkapkan nama korban tetapi mempublikasikan fotonya yang juga melanggar hukum. Foto gadis itu telah digunakan pada spanduk sejumlah protes di seluruh India.
Kasus itu telah mendominasi berita utama di India setelah rincian mengerikan serangan tersebut dirilis oleh polisi baru-baru ini.
Protes atas pembunuhannya telah menggema di seluruh negeri India selama seminggu.
Polisi pada Rabu lalu menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan para pelajar yang berdemonstrasi di Srinagar, kota utama di negara bagian Jammu dan Kashmir seperti ditulis PTI.
Presiden India Ram Nath Kovind menyebut pemerkosaan dan pembunuhan adalah perbuatan “keji” dan “biadab.”
“Ini adalah tanggung jawab bersama dari kita semua untuk memastikan hal seperti itu tidak terjadi dengan gadis manapun di bagian negara manapun,” katanya dalam pidato publik pada Rabu.
Insiden ini dikecam oleh Phumzile Mlambo-Ngcuka selaku Direktur Eksekutif Badan Wanita Amerika, yang mendesak otoritas India untuk berbuat lebih banyak dalam melawan kekerasan seksual di negara itu.
“Ada terlalu banyak kekejaman seperti itu dan terlalu sering perempuan dan gadis yang sengaja ditargetkan, menanamkan rasa takut dan membangun perpecahan,” katanya dalam sebuah pernyataan. (asr)