Home Blog Page 2074

Miss World Kanada 2016 Anastasia Lin Desak Australia Ikut Cegah PKT Lakukan Pengambilan Paksa Organ

oleh Qin Yufei

Anastasia Lin, aktris Kanada etnis Tionghoa mendesak pemerintah Australia untuk berpartisipasi dalam mencegah PKT melakukan kejahatan pengambilan paksa organ dari tubuh hidup manusia.

Radio Australia melaporkan bahwa Anastasia Lin yang pernah memenangkan kejuaraan dunia kecanikan di Kanada tahun 2015 dan juga seorang aktris pembela hak asasi manusia, mempertanyakan tujuan PKT menyelenggarakan Pameran Tubuh di kota Sydney.

Anastasia Lin menyerahkan bukti kepada Komite Parlemen Australia dan memintanya untuk melakukan penyelidikan mengenai kasus penyelundupan organ tubuh manusia dan wisata transplantasi organ ke Tiongkok.

Dalam sidang dengar pendapat di Canberra, Lin mengungkapkan bahwa saat ia berpartisipasi dalam sebuah film tentang pengambilan paksa organ oleh PKT, dalam proses meninjau data karakter, ia melihat banyak informasi tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh Partai Komunis Tiongkok.

“Penyalahgunaan organ transplantasi yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok adalah kejahatan negara yang sangat mengakar dan sistematis” kata Anastasia Lin dalam sidang dengar pendapat.

Ia mengatakan bahwa beberapa warga Australia pergi ke Tiongkok untuk transplantasi organ. “Negara Barat yang demokrasi memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk ikut campur tangan dalam melakukan pencegahan terhadap perjalanan tersebut.”

Ia mengatakan bahwa negara Barat dapat melalui undang-undang untuk mencegah warganya tidak menjadi bagian dari kejahatan transplantasi PKT.

Anastasia Lin pernah menegaskan bahwa ia juga seorang praktisi Falun Gong.

Dalam dokumen yang diserahkan kepada sidang Kongres, Himpunan Falun Dafa Australia menyatakan bahwa praktisi Falun Gong yang ditahan di Tiongkok telah menjadi sumber organ vital terbesar.

“Kebanyakan praktisi Falun Gong ditahan tanpa prosedur hukum. Organ mereka diambil paksa melalui kerjasama pusat penahanan, polisi, tentara, dan rumah sakit.” demikian penjelasan yang ditulis dalam dokumen yang diserahkan.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Australia juga menghadiri sidang.

Graham Fletcher, penanggung jawab Kementerian Luar Negeri Australia juga didengar pendapatnya oleh anggota sidang tentang apakah pemerintah pernah mengemukakan soal kekhawatiran pemerintah Australia tentang pengambilan organ yang dilakukan oleh PKT ?

Graham Fletcher mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok membantah adanya kejadian tersebut.

PKC mengklaim untuk mengubah sistem donasi organ dan tidak lagi menggunakan organ dari narapidana mati. Namun, tahun lalu seorang pejabat kesehatan senior dari Partai Komunis Tiongkok mengakui bahwa pengambilan paksa organ tahanan mungkin masih terus terjadi.

Anastasia Lin mengkritik Pameran Tubuh Manusia yang diadakan oleh PKT di Sydney. Pameran ini menampilkan spesimen jaringan biologis manusia yang diplastinasi.

“Ini adalah tubuh manusia. Mereka dulunya adalah manusia yang hidup” Anastasia Lin  mengatakan bahwa jaringan biologis manusia tersebut dijual ke sekolah kedokteran dan universitas di negara-negara Barat.

Lin mengatakan bahwa spesimen terplastinasi ini mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan PKT.

Senator Moore mencatat bahwa banyak orang dalam persidangan prihatin tentang tubuh manusia tersebut.

“Mereka adalah jasad dari orang yang pernah hidup dan sekarang dipertontonkan dalam pameran” kata Moore, “Kita harus menyelidiki masalah ini”.

Bayangkan perusahaan pameran adalah penyelenggara pameran. 20 buah tubuh manusia dan 200 spesimen anatomi manusia itu dipertontonkan kepada masyarakat dalam pameran keliling ke Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. (Sinatra/asr)

Pengawasan Facebook Berbagi Data Pengguna dengan Perusahaan Tiongkok Semakin Mendesak

0

Setelah Facebook mengakui pada tanggal 5 Juni berbagi data pengguna dengan empat perusahaan teknologi Tiongkok, anggota parlemen menekan raksasa media sosial tersebut untuk menjelaskan kemitraan tersebut lebih lanjut.

Keempat perusahaan itu, khususnya, raksasa telekom Huawei, yang dipandang sebagai ancaman oleh badan intelijen nasional AS, sejak saat itu berada di bawah pengawasan. Tiga lainnya adalah pembuat komputer Lenovo dan pembuat smartphone Oppo dan TCL.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok berada di antara sekitar 60 perusahaan di seluruh dunia yang menerima akses ke data para pengguna setelah menandatangani kontrak dengan Facebook untuk melukiskan kembali pengalaman-pengalaman seperti Facebook bagi para pengguna.

Senator AS Mark Warner (D-Va.), Anggota peringkat Komite Intelijen Senat, mendesak Facebook untuk merilis rincian lebih lanjut tentang kolaborasi tersebut.

“Kabar bahwa Facebook memberikan akses istimewa ke API [program aplikasi antarmuka, satu set protokol untuk membangun perangkat lunak] kepada pembuat perangkat Tiongkok seperti Huawei dan TCL menimbulkan kekhawatiran yang masuk akal,” kata Warner dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Komite Senat Perdagangan, Sains, dan Transportasi menekan Facebook untuk informasi lebih lanjut dalam surat yang dirilis pada 5 Juni.

Para pemimpin Komite Energi dan Perdagangan DPR AS menyatakan keprihatinan bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg tidak sepenuhnya hadir ketika dia memberi kesaksian di depan Kongres pada bulan April, karena dia tidak mengungkapkan hubungan seperti itu dengan perusahaan Tiongkok pada waktu itu.

“Jelas, kemitraan-kemitraan perusahaan tersebut dengan perusahaan teknologi Tiongkok dan lainnya harus diungkapkan di hadapan Kongres dan warga negara Amerika,” ketua komite, Greg Walden (R-Ore.), dan anggota peringkat Frank Pallone (DN.J.) mengatakan dalam sebuah pernyataan.

pencurian data komputer dan smartphone
Halaman web untuk versi Facebook Tiongkok terlihat di layar komputer di Hong Kong pada 2 Februari 2012. (Aaron Tam / AFP / Getty Images)

Facebook menjawab bahwa kontrak-kontrak semacam itu adalah praktik industri standar sehingga orang dapat mengakses layanan Facebook ketika mereka membeli perangkat elektronik.

Perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa mereka mengendalikan pembagian data, dan bahwa perusahaan teknologi lainnya telah membuat pengaturan yang sama dengan perusahaan AS dan perusahaan-perusahaan Tiongkok.

Francisco Varela, wakil presiden Facebook untuk kemitraan seluler, meyakinkan pelanggan pada tanggal 5 Juni bahwa data para pengguna disimpan di perangkat, bukan di server perusahaan Huawei. Facebook saat ini dilarang di Tiongkok, tetapi telah membuat tawaran baru untuk memasuki pasar Tiongkok.

Huawei mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Seperti semua penyedia ponsel pintar terkemuka, Huawei bekerja dengan Facebook untuk membuat layanan Facebook lebih nyaman bagi para pengguna. Huawei tidak pernah mengumpulkan atau menyimpan data pengguna Facebook apapun.”

Bahaya dari Huawei, Lenovo

Huawei sudah ada dalam daftar pengawasan otoritas AS: pada bulan Februari, agen-agen intelijen AS memperingatkan warga untuk tidak menggunakan telepon Huawei. Kemudian, pada bulan April, muncul berita bahwa para jaksa AS sedang menyelidiki perusahaan Tiongkok karena kemungkinan melanggar sanksi-sanksi AS terhadap Iran. Kemudian, pada bulan Mei, pangkalan militer AS menghapus ponsel Huawei dari toko-toko untuk menghindari mengorbankan keamanan anggota militer AS. Pentagon menyebutkan kekhawatiran bahwa telepon-telepon tersebut dapat digunakan untuk memata-matai tentara Amerika.

Senator AS Marco Rubio juga memperkenalkan undang-undang yang akan melarang pemerintah AS atau kontraktor untuk membeli peralatan atau layanan dari Huawei dan ZTE, perusahaan telekom top Tiongkok lainnya yang baru-baru ini dimintai pertanggungjawaban, karena melanggar perjanjian AS yang menjadi hukuman atas pelanggaran-pelangggaran sebelumnya dari sanksi-sanksi AS.

CEO Huawei, Ren Zhengfei, memiliki hubungan erat dengan militer Tiongkok, rinciannya diuraikan dalam laporan 2012 yang disusun oleh Komite Pilihan Tetap Intelijen DPR AS .

Lenovo juga menimbulkan ancaman keamanan nasional, menurut penilaian sistem IT dan komunikasi pemerintah federal yang dirilis pada bulan April oleh Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok bikameral.

pencurian data komputer dan smartphone
Pelanggan Tiongkok memeriksa komputer di toko Lenovo di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang pada 2 Februari 2014. (STR / AFP / Getty Images)

Lenovo, Huawei, dan ZTE disebutkan dalam laporan sebagai entitas yang telah menerima dukungan keuangan dari rezim Tiongkok atau melakukan spionase perusahaan yang didukung negara untuk kepentingan Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok juga merupakan pemegang saham terbesar Lenovo, melalui Legend Holdings, sebuah perusahaan induk investasi yang memperhitungkan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok tersebut, institut penelitian yang dikelola negara, sebagai pemegang saham pengendali.

Produk-produk Lenovo telah dilarang oleh badan-badan intelijen di Amerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris, yang dikenal sebagai negara “Five Eyes”, sejak pertengahan 2000-an, setelah badan-badan intelijen Inggris menemukan backdoor (kode akses yang dimasukkan dengan cara tertentu untuk mendapatkan data) dan firmware yang mudah diserang di produk-produk Lenovo, menurut laporan itu.

Pada 2006, ketika pemerintah AS membeli 16.000 komputer Lenovo, Departemen Luar Negeri menetapkan bahwa komputer hanya akan digunakan pada sistem-sistem unclassified (tidak dikelompokkan secara khusus yang memerlukan aplikasi perlindungan). Kemudian, pada tahun 2015, setelah Lenovo mengakuisisi bisnis server x86 IBM, Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa mereka akan mengganti server-server untuk kapal-kapal penjelajah dan kapal perusak rudal, “karena kekhawatiran bahwa peralatan tersebut dapat membahayakan selama pemeliharaan atau diakses dari jarak jauh oleh pemerintah Tiongkok,” kata laporan itu. (ran)

ErabaruNews

Seorang Tentara AS Tewas dan 4 Terluka di Somalia Saat Pertempuran dengan Militan yang Berafiliasi Al-Qaeda

Epochtimes.id- Militer Amerika Serikat mengungkapkan seorang tentara AS tewas dan empat lainnya luka-luka ketika mereka diserbu di Somalia saat operasi terhadap kelompok teror al-Shabaab.

Pasukan operasi khusus AS berperang bersama sekitar 800 pasukan dari Pasukan Keamanan Nasional Somalia dan Pasukan Pertahanan Kenya. Saat itu mereka diserang sekitar pukul 2.45 malam dengan mortir dan tembakan senjata api.

Seorang tentara lokal turut terluka dalam serangan tersebut. Militer AS dalam pernyataan tanpa mengklarifikasi apakah pejuang itu adalah bagian dari pasukan bersenjata Somalia atau Kenya.

Meskipun salah satu orang Amerika yang terluka tidak menerima perawatan tambahan setelah dirawat di lapangan. Tiga tentara lainnya dan tentara lokal yang terluka dievakuasi secara medis untuk perawatan lanjutan.

Pasukan ini dikirim membereskan al-Shabaab dari daerah diperebutkan serta desa-desa yang dikendalikan kelompok teror. “Mendirikan tempur pos permanen” untuk memperluas jangkauan negara Somalia, Komando Militer AS di Afrika dalam sebuah pernyataan.

“AS memberikan saran, bantuan, dan pengawasan udara selama misi,” katanya.

Sekitar 500 pasukan AS dikerahkan di Somalia.

Al-Shabaab, kelompok fundementalist jihadis yang terkait al-Qaeda, berjuang untuk menggulingkan pemerintah pusat Somalia dan menetapkan pemerintahannya sendiri berdasarkan interpretasinya.

Sejak terdesak terusir dari Mogadishu pada tahun 2011, kelompok ini kehilangan kendali atas sebagian besar kota dan kota Somalia, tetapi tetap mempertahankan keberadaan yang kuat di wilayah di luar ibu kota. (asr)

Isu Awan Gempa di Yogyakarta, Begini Tanggapan BMKG

Epochtimes.id- Belum lama ini masyarakat khususnya diramaikan dengan adanya isu awan gempa di Yogyakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menanggapi tentang beredarnya kabar ini.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly menyampaikan siaran pers resmi BMKG,Sabtu (09/06/2018). Dia menegaskan sumber foto awan tidak jelas dan bukan dari Institusi/ lembaga resmi.

Berikut tanggapan BMKG :

  • Sumber Foto Awan tidak jelas dan bukan dari Institusi/ Lembaga Resmi.
  • Terkait fenomena awan yang dihubungkan dengan prakiraan akan terjadinya gempa bumi belum ada teori ilmiah yang dapat dijadikan rujukan. Apalagi sudah disimpulkan secara deterministik disebutkan akan terjadi gempabumi besar dalam waktu 2-3 hari ke depan. Memang ada beberapa paper yang menghubungkan fenomena awan dengan kejadian gempa bumi tektonik, tetapi hal itu masih sebagai hipotesis.
  • Dalam meteorologi syarat terbentuknya awan harus ada uap air yang cukup, temperatur lingkungan rendah, adanya aerosol (polutan), dan ketidakstabilan atmosfer. Apakah syarat terbentuknya awan tersebut sudah terpenuhi saat gambar diambil? Hal ini tidak dijelaskan dalam gambar tersebut diatas.
  • Berdasarkan hasil monitoring dan analisis magnet bumi, TEC, dan Radon milik BMKG di Yogyakarta (Sleman, Pundong, dan Piyungan) tidak menunjukkan adanya tanda awal (anomaly) akan terjadi gempa bumi pada tanggal 1 Juni 2018 (saat gambar di upload di Facebook akun Kota Yogya) maupun beberapa hari sebelumnya.
  • Awan garis lurus yang memanjang dari barat ke timur diperkirakan terbentuk oleh lintasan pesawat, hal ini sesuai dengan ciri ketebalan awan dari barat ke arah timur yang semakin tebal sesuai dengan arah jalannya pesawat, waktu kemunculan awan yang singkat dan panjangnya lintasan.

Oleh karena ini BMKG menyimpulkan :

Awan garis lurus pada gambar tersebut di atas bukan merupakan awan gempa dan tidak berkorelasi dengan terjadinya gempa bumi sebagaimana yang diisukan.

(asr)

Selain Kena Denda $1 Miliar, ZTE Tiongkok Menyerah Dalam Pengawasan Tim Kepatuhan yang Ketat

0

Raksasa telekomunikasi Tiongkok, ZTE, setuju untuk membayar denda $1 miliar dan menyerah pada langkah-langkah kepatuhan paling ketat yang pernah dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan pada 7 Juni untuk mendapatkan kembali akses teknologi AS yang paling penting untuk bisnisnya.

Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengumumkan bahwa ZTE akan membayar denda $1 miliar di muka dan mendepositokan $400 juta dalam rekening escrow. Pembuat ponsel Tiongkok tersebut juga setuju untuk mengganti seluruh dewan direksi dan manajemen seniornya dalam 30 hari dan memiliki sebuah tim kepatuhan yang dihimpun oleh Departemen Perdagangan AS yang ditanamkan dalam operasi-operasinya.

Berdasarkan kesepakatan 23 halaman yang ditandatangani pada pukul 6 pagi tanggal 7 Juni, ZTE akan membayar gaji tim kepatuhan tersebut, dimana akan melaporkan pada Biro Industri dan Keamanan departemen tersebut dan ketua baru ZTE selama 10 tahun. Tim kepatuhan di luar sudah bekerja dengan ZTE sebagai bagian dari kesepakatan penegakan perdagangan yang berharga tersebut.

“Hari ini, BIS mengagumkan hukuman terbesar yang pernah dikenakan dan mengharuskan ZTE mengadopsi tindakan kepatuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Ross dalam sebuah pernyataan.

“Kita akan terus memantau perilaku ZTE. Jika mereka melakukan pelanggaran lebih lanjut, kita sekali lagi dapat menolak akses mereka untuk teknologi AS serta mengumpulkan tambahan $400 juta di escrow,” ungkapnya.

ZTE sebelumnya telah melanggar sanksi-sanksi AS terhadap Korea Utara dan Iran. Pelanggaran itu diselesaikan pada Maret tahun lalu, dengan perusahaan setuju untuk membayar denda $892 juta dan menempatkan $300 juta dalam bentuk escrow.

Pihak berwenang Amerika kemudian mengetahui bahwa ZTE telah berbohong sebelumnya, selama, dan setelah kesepakatan Maret 2017 tersebut. Perusahaan tersebut diduga telah membayar bonus-bonus kepada karyawan yang melanggar sanksi-sanksi tersebut, sambil memberi tahu rekan-rekan Amerika bahwa para karyawan tersebut telah didisiplinkan. Sebagai tanggapan, pengawas ekspor Amerika menghalangi ZTE membeli komponen-komponen dan perangkat lunak penting yang dibutuhkan untuk memproduksi ponsel dan peralatan telekomunikasi dari perusahaan-perusahaan teknologi Amerika seperti Qualcomm, Google, dan Corning.

Blokade teknologi tersebut telah membawa perusahaan $17 miliar tersebut bertekuk lutut dan mendorong permintaan pribadi kepada Presiden Donald Trump dari Presiden Tiongkok Xi Jinping. Trump mewajibkan dan memerintahkan Departemen Perdagangan untuk membuat kesepakatan tersebut.

Seperti kebijakan lain, langkah Trump untuk membantu Xi dipenuhi dengan kritik dari Demokrat. Trump membalas dengan menunjukkan bahwa pemerintahan Obama membiarkan “ZTE berkembang tanpa pemeriksaan-pemeriksaan keamanan.”

“Saya menutupnya kemudian membiarkannya dibuka kembali dengan jaminan keamanan tingkat tinggi, perubahan manajemen dan dewan, harus membeli komponen-komponen AS dan membayar denda $1,3 Miliar,” tulis Trump di Twitter pada 25 Mei. “Demokrat tidak melakukan apapun.”

Presiden juga menjelaskan bahwa pertunjukan itikad baiknya dimotivasi oleh keinginan untuk membina hubungan baik dengan Xi. Trump menunjuk pada negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung antara kedua negara tersebut, menunjukkan bahwa keputusan ZTE adalah tawar-menawar dalam pembicaraan perdagangan tingkat tinggi yang sedang berlangsung.

Hukuman gabungan yang dibayarkan oleh ZTE kini bertambah hingga $2,29 miliar, dengan tambahan $400 juta dalam bentuk jaminan bahwa Amerika Serikat dapat menarik jika perusahaan Tiongkok tersebut melanggar kesepakatan.

ZTE awalnya melanggar sanksi-sanksi AS terhadap Iran dengan bersekongkol untuk “memasok, membangun, dan mengoperasikan jaringan telekomunikasi di Iran menggunakan peralatan asal AS yang melanggar embargo perdagangan AS,” menurut pernyataan dari Departemen Perdagangan. Perusahaan tersebut juga melanggar ratusan sanksi AS dengan pengiriman peralatan telekomunikasi ke Korea Utara.

Kesepakatan dengan ZTE datang ketika Trump mendorong perdagangan menyeimbangkan kembali dengan Tiongkok. Ross berada di Beijing pada akhir pekan untuk pembicaraan tingkat tinggi. Amerika Serikat mengenakan tarif atas barang-barang Tiongkok senilai $50 miliar pada bulan Maret. Daftar barang-barang detilnya belum selesai.

Trump ingin menggunakan negosiasi-negosiasi perdagangan tersebut untuk menutup kerugian besar-besaran terhadap ekonomi Amerika dari puluhan tahun pencurian kekayaan intelektual dan pemaksaan transfer teknologi oleh rezim komunis Tiongkok. Ross telah mencatat bahwa Amerika Serikat akhirnya mendorong balik, melawan.

“Pemerintahan-pemerintahan sebelumnya merupakan patsy-patsy nyata [seseorang yang mudah dimanfaatkan, terutama dengan ditipu atau disalahkan untuk sesuatu] bagi Tiongkok dan negara-negara lain,” kata Ross kepada CNBC. “Mereka tidak pernah benar-benar mendorong balik.”

Kesepakatan tersebut juga datang kurang dari seminggu sebelum pertemuan puncak Singapura dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Beijing sangat penting untuk menjaga sanksi-sanksi internasional yang ketat terhadap Korea Utara ketika Trump berusaha memaksa rejim komunis Pyongyang untuk meninggalkan senjata nuklir. Sebagian besar barang masuk ke Korea Utara melalui perbatasannya dengan Tiongkok. Trump telah mengucapkan terima kasih kepada Xi karena mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan tersebut.

ZTE adalah perusahaan telekomunikasi Tiongkok pertama yang go public. Ini adalah pembuat smartphone terbesar keempat selama bertahun-tahun sampai jatuh baru-baru ini di peringkat karena persaingan yang agresif.

Sekitar 60 persen komponen-komponen di perusahaan smartphone Axon M berasal dari pabrikan Amerika termasuk Qualcomm, SanDisk, dan Skyworks Solutions, menurut ABI Research.

Sebanyak 1,46 miliar smartphone dikirim secara global pada tahun 2017, bersama dengan pengiriman ZTE 42,8 juta.

Kesepakatan tersebut tidak mungkin menghasilkan lonjakan cepat untuk ZTE. Larangan atas komponen-komponen tersebut membekukan proyek-proyek telekomunikasinya yang sedang berlangsung di seluruh dunia, bersamaan para pelanggan menuntut kompensasi. Larangan atas perangkat lunak tersebut juga memutus jutaan pengguna ZTE dari memperbarui sistem operasi Google Android mereka. (ran)

ErabaruNews

Pria Seoul Menabrak Kedubes AS dengan Mobil, Belum Diketahui Motifnya

oleh A Zhu

Pada petang hari pada 7 Juni seorang pria mengendarai sedan dan menabrakkan mobilnya ke pintu kedutaan AS di Seoul, Korea Selatan, menyebabkan bagian depan kendaraan dan seorang wanita dalam kendaraan terluka. Pintu kedubes AS juga mengalami kerusakan karenanya.

Media melaporkan, saat pria pengendaraan sedan tersebut setelah keluar dari sedan ia sempat berteriak minta tolong. Ia mengaku sebagai seorang pembelot Korut yang meminta suaka politik. Tetapi polisi Korea Selatan menyatakan yang bersangkutan adalah seorang pejabat pemerintah Korea Selatan. Apa motifnya melakukan penabrakan, belum diketahui.

Menurut laporan media Korea Selatan bahwa penabrakan itu terjadi sekitar pukul 19:15 waktu setempat oleh seorang pria yang mengendaraan sedan berwarna abu-abu melintas dari arah Balai Kota Seoul menuju Gwanghwamun.  Tetapi secara tiba-tiba mengubah arah melaju menuju gedung kedubes AS dan menabrak pintu gerbangnya. Bagian depan sedan rusak, seorang wanita yang berada dalam sedan terluka dan dilarikan ke rumah sakit.

Pria yang mengendarai sedan menuruni kendaraan sendiri dan berulang kali berteriak minta tolong, ia mengaku bekerja di pemerintahan Pyongyang yang mau mencari suaka di Amerika Serikat, dan mengklaim membawa sejumlah berita tentang Korea Utara. Pria itu kemudian ditangkap oleh petugas polisi.

Selanjutnya, Kepolisian Seoul mengklarifikasi bahwa pria bermarga Yun, 48 tahun, diidentifikasi sebagai pejabat senior dari Departemen Kesetaraan Gender Korea Selatan yang kantornya berada di seberang gedung kedutaan AS.

Polisi mengatakan bahwa pria itu telah diuji dengan menggunakan breathalyzer untuk mengetahui apakah ia sedang mabuk alkohol, apa motif yang bersangkutan menabrakkan sedan ke pintu kedubes belum jelas, tetapi polisi sebelumnya mengesampingkan kemungkinan serangan teroris.

Media Korea Selatan Daum melaporkan bahwa pria itu mungkin tidak puas dengan KTT Trump – Kim yang akan diselenggarakan di Singapura sehingga melakukan unjuk rasa dengan  cara menabrakkan sedannya. (Sin/asr)

Perwira Tinggi Tiongkok Ungkap Kelemahan Terbesar Militer Negaranya

0

EpochTimesId – Seorang perwira tinggi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, Wakil Dekan Akademi Ilmu Militer bernama He Lei mengungkapkan kelemahan terbesar militer Tiongkok. Dia berbicara dalam sebuah forum yang diadakan di Hotel Shangri-La, Singapura.

‘Business Insider’ melaporkan bahwa Tiongkok sedang gencar membangun angkatan laut kelas dunia. Mereka berharap menjadi kekuatan militer yang dapat bersaing bahkan melampaui kekuatan angkatan laut Amerika Serikat.

Tiongkok komunis memiliki jumlah personil militer terbesar di dunia, tenaga kerja yang murah, pasukan spionase dalam jumlah besar dan kemampuan untuk mencuri rahasia militer AS lewat ‘cyber army’. Namun, mereka masih saja belum mampu untuk menyaingi kekuatan militer AS.

“Sebentar lagi saya akan pensiun. Penyesalan terbesar saya adalah bahwa saya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk terjun ke medan perang,” tutur Aaron Connelly, seorang Direktur Proyek Asia Tenggara dari Lowy Institute for International Policy, Australia mengutip ucapan yang disampaikan oleh He Lei.

Meskipun hidup di era perdamaian adalah berkat. Namun, He Lei secara akurat menunjukkan kelemahan terbesar dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang sekarang adalah, ‘kurangnya pengalaman’.

Selama beberapa dekade terakhir, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok komunis tidak pernah terlibat dalam peperangan nyata. Misi mereka pada dasarnya menyangkut bantuan kemanusiaan dan menjaga stabilitas dalam negeri.

Selain perang berskup kecil dan penugasan di wilayah perbatasan dengan Vietnam, India, Rusia dan pernah berpartisipasi dalam Perang Korea, setelah Perang Dunia Kedua, militer Tiongkok dapat dikatakan hidup dalam era yang damai.
Sebaliknya, militer AS dan Rusia sering terlibat dalam konflik perang.

Meskipun doktrin militer baru Tiongkok logis dan jelas di telinga, tetapi tidak pernah teruji secara praktis.

Selain itu, jet tempur dan kapal perang angkatan laut tampaknya telah membuat kemajuan pesat. Namun, Komandan Korps Marinir AL-AS, Tom Rowden pada tahun 2017 memberitahu media ‘Defense News’ bahwa itu mungkin saja hasil menjiplak.

Tom Rowden menjelaskan bahwa tampaknya kapal perang AS dan Tiongkok terlihat sudah siap untuk bertempur, “Tapi, yang satu sangat lemah, yang lain dapat menembus hambatan,” ujar Tom. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Di Tiongkok, Canggihnya Kecurangan Dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Diperlukan Keamanan Ekstra Ketat

0

Jutaan siswa sekolah menengah diwajibkan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi tahunan Tiongkok mulai tanggal 7 Juni. Menurut media yang dikelola pemerintah Tiongkok, keamanan di pusat tes akan ketat untuk mencegah kecurangan merajalela yang sudah biasa terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Juga dikenal sebagai “gaokao”, ujian masuk perguruan tinggi tahunan Tiongkok di bulan Juni dilihat oleh orang tua dan siswa Tionghoa sebagai acara yang mengubah hidup: skor gaokao seseorang adalah penentu satu-satunya di mana seorang siswa akan masuk ke perguruan tinggi.

Menurut koran pemerintah yang dikelola negara, Global Times, diperkirakan 9,75 juta siswa akan mengikuti ujian tahun ini, angka tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

Kecurangan telah menjadi perhatian utama. Badan Keamanan Publik Tiongkok, dalam upaya yang terkoordinasi di beberapa provinsi, termasuk Mongolia Dalam dan Liaoning di Tiongkok utara, Provinsi Shandong di Tiongkok timur, Provinsi Hubei di Tiongkok tengah, dan Sichuan dan Guangdong di selatan, telah menjatuhkan 12 komplotan kriminal dan menangkap lebih dari 50 tersangka.

Mereka juga menutup enam jalur produksi yang membuat perangkat elektronik ilegal untuk mendukung kecurangan dan delapan toko yang menjualnya, melaporkan media Hong Kong Oriental Net pada tanggal 4 Juni.

Para tersangka ditemukan membuat kamera-kamera kecil tersembunyi, pemancar sinyal digital nirkabel terenkripsi, dan penerima sinyal nirkabel tersembunyi. Selain itu, para tersangka tersebut mengadakan kelas pelatihan untuk mengajar orang-orang bagaimana menggunakan dan memasarkan perangkat-perangkat tersebut.

Di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang Tiongkok utara,  seseorang bernama Dai ditangkap oleh polisi Harbin karena menjual salinan ujian gaokao palsu melalui berbagai akun WeChat yang ia buat, melaporkan media yang dikelola pemerintah The Paper pada 6 Juni. Dai mengakui bahwa dia menjual ujian palsu tersebut dengan harga 300 yuan (sekitar $47) per set. Dia telah menghasilkan 170.000 yuan ($26.600) dari penjualannya.

Untuk memperketat keamanan, pusat-pusat tes di Provinsi Henan tengah Tiongkok akan memeriksa sidik jari siswa, bersama dengan gambar dan identitas pribadi mereka, sebelum mereka diizinkan masuk, menurut media yang dikelola pemerintah Xinhua.

Selain itu, peserta tes dilarang berpakaian apapun yang mengandung logam, termasuk bra dengan kait tali logam. Kacamata metalik akan diizinkan, tetapi mereka akan diperiksa untuk setiap berat atau ketebalan yang tidak biasa yang mengindikasikan kacamata mungkin berisi kamera tersembunyi. Siswa dengan alat bantu dengar atau alat pacu jantung akan diminta untuk menyajikan dokumen dari otoritas medis dan persetujuan dari kantor administrasi ujian lokal.

Di Kota Qingdao di Shandong, sistem pengenalan wajah akan dipasang di pusat tes untuk mengkonfirmasi identitas peserta tes, selain untuk ID pribadi dan pemeriksaan sidik jari, lapor Xinhua. Menyewa pemeran pengganti (joki) untuk mengikuti ujian adalah skema kecurangan umum.

Selama bertahun-tahun, pihak berwenang Tiongkok telah mencoba untuk mengatasi masalah kecurangan tersebut. Pada Juni 2015, di Kota Luoyang di Provinsi Henan Tiongkok tengah, drone-drone dikerahkan untuk memantau para siswa.

Namun, kecurangan bukan masalah terbatas pada gaokao saja. Warga negara Tiongkok di Amerika Serikat telah tertangkap karena kecurangannya dengan menyewa pemeran pengganti untuk mengikuti ujian SAT dan TOEFL atas nama mereka.

Pada Mei 2017, Wang Yue, seorang mahasiswa Tionghoa di Hult International Business School di Cambridge, Massachusetts, ditangkap karena menggantikan ujian TOEFL untuk tiga siswa yang berbeda. (ran)

ErabaruNews

Fosil Dinosaurus Raksasa Terjual di Bursa Lelang Paris

0

EpochTimesId – Kerangka sepanjang 30 kaki (sekitar sembilan meter) milik jenis dinosaurus yang tidak dikenal terjual dalam bursa lelang di Paris. Fosil itu diyakini milik spesies baru dinosaurus.

Fosil itu laku terjual senilai lebih dari 2,3 juta dolar AS (sekitar 32 miliar rupiah), pada lelang yang digelar di lantai pertama Menara Eiffel di Paris, Prancis Senin (4/6/2018) awal pekan ini.

Fosil itu digali di Amerika Serikat bagian barat pada tahun 2013. Jenis fosil ini diketahui hanya milik dinosaurus karnivora besar. Para ilmuwan yang telah mempelajarinya mengatakan ada beberapa perbedaan dengan spesies yang selama ini diketahui.

“Pembeli adalah orang Prancis, dan dia memberi tahu saya sebelum penjualan … ‘jika saya mendapatkannya, saya akan memamerkannya kepada publik’ dan ini luar biasa,” kata juru lelang, Claude Aguttes.

“Semua orang akan dapat melihatnya, itu (fosil) akan segera dipinjamkan ke museum, itu akan dipelajari oleh para ilmuwan, semuanya sempurna,” sambung Aguttes.

Pembeli dan penjual, yang diidentifikasi hanya sebagai pengusaha berkebangsaan Inggris, tidak disebutkan namanya. Balai lelang Prancis, Aguttes, sebelumnya juga pernah menjual kerangka mammoth dan dinosaurus jenis lain.

Balai lelang itu mengatakan sebelum penjualan hari Senin bahwa pembeli mungkin dapat memberi nama spesies baru itu. Namun, itu memicu keberatan dari asosiasi peneliti AS.

‘Society of Vertebrate Paleontology’ mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hal ini mungkin bertentangan dengan aturan penamaan. Mereka menyerukan agar lelang dibatalkan.

Asosiasi itu mengatakan bahwa kepemilikan pribadi dapat membatasi jangkauan studi ilmiah. Bahkan, jika kerangka itu kemudian dilepas ke para peneliti.

Sebagian dari hasil lelang akan diberikan kepada dua badan amal yang bekerja untuk melindungi spesies yang terancam punah, termasuk cheetah dan satwa laut. (Reuters dan BNO News/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Kontraktor Keamanan Ganti Mesin X-Ray dengan Frekuensi Radio

0

EpochTimesId – Sebuah perangkat baru yang dioperasikan dengan telepon seluler akan segera menggantikan mesin X-ray di bandara dan pos pemeriksaan keamanan pada objek vital lainnya. Alat ini diperkirakan memiliki harga yang terjangkau bagi sekolah dan klub malam.

Metal-gate yang menggunakan sinar-X seringkali membutuhkan alat yang besar dan berat. Masalah tersebut akan segera teratasi dengan aplikasi SWORD ini.

SWORD menggunakan frekuensi radio. Teknologi ini dapat mencapai efek yang mirip dengan sinar-X, tetapi dengan cara non-invasif. Alat ini juga tidak menghasilkan radiasi berlebih, hanya sebatas yang biasanya dipancarkan oleh ponsel.

“Platform SWORD akan membantu mengantisipasi dan mencegah serangan teroris dan penembakan massal. Penanggulangan reaktif akan menjadi proaktif,” ujar Barry Oberholzer, CEO Royal Holdings, yang menciptakan sistem tersebut.

“Jika Anda melihat semua penembak massal dan serangan teror yang telah terjadi, kami yakin produk yang kami kembangkan ini proaktif dan dapat menyelamatkan nyawa,” kata Oberholzer.

“SWORD tidak reaktif seperti yang kebanyakan orang harapkan saat ini, (untuk menanggulangi teror dan penembakan),” sambungnya.

Oberholzer mengatakan sistem itu adalah jawaban atas ancaman yang disaksikannya dalam pekerjaannya sebagai kontraktor intelijen. Dia telah bekerja dengan Satuan Tugas Gabungan Terorisme FBI, Badan Intelijen Bea Cukai Belgia, dan lembaga keamanan lainnya untuk melawan operasi kriminal, termasuk jaringan terorisme dan penyelundupan.

SWORD bekerja melalui casing ‘ponsel cerdas khusus’, dengan prosesor internal dan antena yang memancarkan gelombang frekuensi radio. Gelombang ini dapat memindai orang dan tas, dan mengirimkan data kembali ke telepon.

SWORD kemudian menjalankan data melalui aplikasi di telepon itu sendiri, yang terhubung ke database ancaman AI-driven. Alat itu kemudian dapat memberi peringatan apakah orang membawa senjata atau bahan peledak.

Aplikasi juga dapat melakukan pengenalan wajah untuk mendeteksi apakah seseorang terlarang untuk memasuki suatu lokasi. Alat itu juga dapat mengenali buronan pihak berwenang.

Oberholzer mengatakan sistem baru akan memberikan kemampuan pada petugas keamanan untuk memindai individu dan tas tanpa kontak fisik. Sehingga petugas keamanan dapat bekerja lebih cepat, tanpa terlebih dahulu harus memanggil polisi, unit K-9, atau regu penjinak bom, yang sering membutuhkan waktu berjam-jam. (Joshua Philipp/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Amerika Luncurkan Iklan Kampanye Anti Opioid

0

EpochTimesId – Sebuah iklan kampanye untuk mencegah kecanduan obat penghilang rasa sakit berupa opioid (opium sintetis) diluncurkan oleh Amerika Serikat baru-baru ini. Iklan tersebut menyasar generasi muda agar terhindar kecanduan opioid. Iklan diluncurkan pada 7 Juni 2018 waktu setempat.

Iklan tersebut menggunakan kisah nyata anak-anak muda Amerika yang berusaha sangat keras untuk memenuhi kecanduan mereka pada obat bius yang tidak beda jauh dengan narkoba. Bedanya, opium sintetis ini masih bisa dibeli dengan membawa resep dokter.

Untuk memenuhi kecanduan mereka, seorang pemuda di Atlanta bahkan mematahkan lengannya sendiri dengan membantingnya di pintu. Dengan harapan, dokter akan memberikan resep untuk membeli lebih banyak obat pereda nyeri, opioid.

Kecanduannya dimulai ketika Dia meminum beberapa pil Vicodin. Itu adalah obat pereda rasa sakit yang diresepkan, yang ditaruh oleh ibunya di rumah.

Seorang wanita muda lainnya, dalam iklan itu, diberikan Vicodin setelah operasi lutut. “Mereka terus meresepkan itu, jadi saya terus meminumnya,” kata gadis dalam iklan itu. “Saya tidak tahu itu akan membuat kecanduan (seperti narkoba).”

Dia dengan sengaja menabrakkan mobilnya ke beberapa tempat sampah. Sehingga dia mendapatkan perawatan kesehatan, dan tentu saja resep dokter untuk diperbolehkan membeli lebih banyak obat pereda nyeri.

Kampanye, “The Truth About Opioids (Kebenaran tentang Opioid),” adalah inisiatif Gedung Putih yang ditujukan untuk remaja usia 18 hingga 24 tahun. Jumlah penyalahgunaan opioid terbesar, terjadi di kelompok usia ini, menurut Robin Koval, presiden dan CEO Truth Initiative, mitra dalam kampanye yang digelar Istana Kepresidenan AS.

Iklan itu mengandung pesan bahwa ketergantungan opioid dapat terjadi hanya dalam lima hari.

Polisi dan paramedis setempat membantu seorang pria yang overdosis di lingkungan Drexel di Dayton, Ohio, pada 3 Agustus 2017. (Benjamin Chasteen / The Epoch Times)

Jim Carroll, wakil direktur Kantor Kebijakan Pengawasan Obat Nasional, mengatakan dia berbicara kepada lebih banyak orang tua yang kehilangan anak-anak karena opioid. Kurangnya pengetahuan masyarakat adalah ‘benang merah’ masalah itu.

“Mereka tidak tahu bahwa pil yang diresepkan dokter bisa membuat kecanduan. Mereka tidak tahu bahwa pil opioid yang mereka beli di jalan setelah kecanduan bisa menjadi pil palsu yang dibuat dengan fentanyl,” kata Carroll pada konfrensi pers, 7 Juni 2018.

“Mereka tidak tahu bahwa mayoritas pengguna heroin baru, bermula dari kecanduan opioid. Mereka tidak tahu ke mana harus berpaling ketika mereka membutuhkan bantuan.”

Sekitar 80 persen pengguna heroin baru bermula dari kecanduan opioid resep. Fentanyl, awalnya dikembangkan sebagai obat penghilang rasa sakit dan obat bius. Zat kimia itu, 50 hingga 100 kali lebih kuat daripada heroin. Dua miligram fentanyl adalah dosis mematikan untuk pengguna yang belum pernah menggunakan opioid (non-opioid).

Carroll mengatakan kampanye iklan baru dirancang untuk menutup kesenjangan pengetahuan. “sehingga kami dapat mengubah gelombang pada krisis ini dan menyelamatkan nyawa,” sambungnya.

Gedung Putih bermitra dengan Kantor Kebijakan Pengawasan Obat Nasional, Dewan Iklan, dan ‘Truth Initiative’ untuk membuat iklan, yang akan dipublikasikan di media sosial dan televisi.

Lisa Sherman, CEO Dewan Iklan, mengatakan kampanye yang khas seperti ini menghabiskan biaya sekitar 30 juta dolar AS per tahun. Akan tetapi banyak perusahaan teknologi besar, termasuk Google, Facebook, dan YouTube, telah menyumbangkan ruang iklan.

Carroll mengatakan tidak ada dana dari RUU pengeluaran omnibus yang digunakan untuk kampanye ini, tetapi agensinya telah memasukkan anggaran ke dalamnya, meskipun Dia menolak memberitahu jumlahnya. Presiden AS, Donald Trump menyumbangkan gaji kuartal keempat 2017 untuk kampanye pencegahan opioid, tetapi tidak digunakan dalam kampanye ini.

Trump menyatakan krisis opioid sebagai ‘situasi darurat kesehatan publik nasional’ pada 26 Oktober 2017. Pada bulan Maret, Trump mengumumkan rencana untuk menghentikan penyalahgunaan dan pasokan opioid dan juga menandatangani omnibus, yang menyediakan hampir 4 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2018 untuk melawan epidemi overdosis opioid.

Iklan dan informasi terkait dapat dilihat di Opioids.TheTruth.com. (The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Irak Luncurkan Serangan Udara Melawan ISIS di Suriah

Epochtimes.id- Irak menggencarkan serangan udara yang menargetkan ISIS atau Daesh di Suriah, Kamis (08/06/2018).

Sebuah pernyataan yang dilansir Reuters menyebutkan, jet tempur F-16 menghancurkan sebuah bangunan tempat para anggota pimpinan kelompok ultra-garis keras.

Daesh yang pernah menduduki sepertiga wilayah Irak, telah dikalahkan sebagian besar di negara itu tetapi masih menjadi ancaman di sepanjang perbatasannya dengan Suriah.

“Jet Irak F-16 mengebom pagi ini pada Kamis yang disebut pusat komando dan kendali yang berisi pemimpin dan pejuang milik teroris Daesh di Hajin di dalam wilayah Suriah,” kata pernyataan itu.

Angkatan udara Irak telah melakukan beberapa serangan udara terhadap Negara Islam di Suriah sejak tahun lalu, dengan persetujuan pemerintah Suriah Presiden Bashar al-Assad dan koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS.

Irak memiliki hubungan baik dengan Iran dan Rusia, pendukung utama Assad dalam perang sipil Suriah, sementara juga mendapat dukungan kuat dari koalisi pimpinan AS.

Perdana Menteri Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan akhir atas ISIS pada Desember tetapi masih beroperasi dari kantong di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan terus melakukan penyergapan, pembunuhan dan pemboman di seluruh Irak.

ISIS telah menggunakan taktik gerilya sejak meninggalkan tujuannya untuk mempertahankan wilayah dan menciptakan khalifah yang mencakup Irak dan Suriah. (asr)

Taiwan Gelar Latihan Militer Skala Besar Disaksikan Raja Mswati III

0

TAICHUNG – Taiwan memainkan penangkisan pasukan yang penyerbu pada 7 Juni dengan menggunakan drone yang dioperasikan sipil untuk pertama kalinya sebagai bagian dari latihan militer tahunan di pulau yang diperintah sendiri tersebut, di tengah meningkatnya ketegangan dengan rezim Tiongkok.

Latihan tersebut dipimpin oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan disaksikan oleh raja dari eSwatini yang sedang berkunjung, kerajaan Afrika yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland di pusat tarik-menarik diplomatik antara Taiwan dan Tiongkok.

Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan “satu Tiongkok”. Baru-baru ini, Beijing telah membangkitkan retorika menggunakan kekuatan militer untuk membawa kembali apa yang dilihatnya sebagai provinsi bandel di bawah kendalinya.

Angkatan udara Tiongkok telah melakukan serangkaian manuver militer di dekat pulau tersebut dalam beberapa bulan terakhir yang dicela Taipei sebagai intimidasi.

“Efektivitas tempur angkatan bersenjata kita adalah jaminan keamanan nasional kita. Ini adalah basis masyarakat yang berkembang, dan ia adalah kekuatan pendukung untuk nilai-nilai demokrasi dan kebebasan kita,” kata Tsai di latihan Han Kuang di kota Taiwan pusat Taichung.

“Selama angkatan bersenjata kita ada, Taiwan pasti akan ada,” tambahnya.

latihan perang taiwan
TAICHUNG – Taiwan memainkan penangkisan pasukan yang penyerbu pada 7 Juni dengan menggunakan drone yang dioperasikan sipil untuk pertama kalinya sebagai bagian dari latihan militer tahunan di pulau yang diperintah sendiri tersebut, di tengah meningkatnya ketegangan dengan rezim Tiongkok.

Lebih dari 4.000 personel dan lebih dari 1.500 peralatan dikerahkan dalam latihan tahunan tersebut, dengan drone terbang di atas untuk memberikan pengawasan medan perang dan para pekerja konstruksi berlatih memperbaiki landasan terbang pangkalan udara militer.

Raja Mswati III, raja absolut terakhir Afrika dan satu-satunya sekutu Afrika yang tersisa milik Taiwan, adalah pemimpin asing pertama yang mengamati latihan Han Kuang sejak Tsai menjabat pada tahun 2016.

Tiongkok telah meminta eSwatini untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan sebelum awal September, ketika Beijing akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin Afrika.

Taiwan menuduh Tiongkok menggunakan diplomasi dolar untuk membujuk sekutu-sekutunya, termasuk menjanjikan paket-paket bantuan yang berlimpah.

“Di dalam proses latihan yang berlangsung tersebut, angkatan bersenjata kita” menunjukkan kapasitas tempur mereka dan negara sekutu kita dapat mengamati,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Chen Chung-chi.

“Ini adalah salah satu cara kita berharap untuk memperdalam dialog kita di kedua sisi,” tambahnya.

Taiwan mengatakan telah menerima jaminan dari eSwatini bahwa hubungan itu aman.

latihan perang taiwan
Helikopter UH-60M Black Hawk dan AH-1 Cobra mengambil bagian dalam latihan militer Han Kuang yang mensimulasikan militer Tiongkok yang menyerang pulau itu, di Pangkalan Udara Ching Chuan Kang, di Taichung, Taiwan, pada 7 Juni 2018. (Tyrone Siu / Reuters)

Taiwan baru-baru ini kehilangan dua sekutu diplomatik, negara Burkina Faso di Afrika Barat dan Republik Dominika, yang telah menjalin hubungan dengan Beijing. Taipei memiliki hubungan resmi dengan hanya 18 negara di seluruh dunia.

Untuk lebih membawa keamanan ke pulau tersebut, Chen mengatakan Taiwan ingin ikut serta dalam pelatihan angkatan laut AS. Pentagon bulan lalu membatalkan undangan untuk Tiongkok sebagai tanggapan terhadap apa yang dilihatnya sebagai militerisasi pulau-pulau di Laut Tiongkok Selatan.

Latihan Lingkar Pasifik (Rim of the Pacific), yang dikenal sebagai RIMPAC, dijadwalkan sebagai latihan maritim internasional terbesar dunia, yang diadakan setiap dua tahun di Hawaii pada bulan Juni dan Juli.

Ketegangan antara Taiwan dan rezim Tiongkok telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, bersamaan Tiongkok membangkitkan kecurigaan bahwa pemerintahan Tsai ingin mendorong kemerdekaan resmi pulau tersebut.

Tsai mengatakan dia ingin mempertahankan status quo, tidak lebih hanya ingin melindungi keamanan Taiwan dan tidak diganggu oleh Beijing.

Taiwan dilengkapi dengan sebagian besar persenjataan buatan AS dan ingin Washington menjual peralatan yang lebih canggih, termasuk jet tempur baru. (ran)

ErabaruNews

‘Jubah Gaib’ Salah Satu Sorotan Masalah Spionase Akademis Diberlakukannya Pembatasan Visa untuk Warga Tiongkok

0

Pada akhir Mei, Gedung Putih mengumumkan rencana untuk mempersingkat jangka waktu visa yang dikeluarkan untuk beberapa warga negara Tiongkok, sebagai cara untuk mencegah rezim Tiongkok agar tidak mendapatkan kekayaan intelektual yang dikembangkan di Amerika Serikat.

Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas federal AS telah menuntut beberapa warga negara Tiongkok yang bekerja di akademisi Amerika yang mencuri teknologi eksklusif atas nama entitas di Tiongkok.

Mulai tanggal 11 Juni, Departemen Luar Negeri AS akan mulai menerapkan batasan-batasan ini, termasuk membatasi warga Tiongkok yang belajar di bidang tertentu, seperti robotika, penerbangan, dan manufaktur berteknologi tinggi, hingga visa satu tahun.

Semua itu adalah bidang-bidang yang rezim Tiongkok katakan merupakan tujuan-tujuan prioritas tinggi untuk sektor manufakturnya, yang digariskan dalam rencana ekonomi 10 tahunannya, Made in China 2025. Kebijakan industri ini juga menjadi target investigasi dari Kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR) baru-baru ini terhadap praktik pencurian kekayaan intelektual Tiongkok, yang ditugaskan oleh Presiden Donald Trump.

Ditemukan bahwa Tiongkok secara strategis mengarahkan perusahaan-perusahaan swasta dan milik negara untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan teknologi asing untuk memperoleh inovasi teknologi mereka; akhirnya, Tiongkok ingin mendominasi rantai pasokan teknologi global dan menggantikan pesaing-pesaing asing.

Untuk tujuan ini, beberapa warga negara Tiongkok yang bekerja di universitas-universitas AS telah mencuri teknologi yang bermanfaat bagi rezim Tiongkok.

Kasus Jubah Gaib

Kasus yang paling menonjol mungkin di Duke University, dijelaskan secara rinci dalam buku, “Spy Schools: How the CIA, FBI, and Foreign Intelligence Secretly Exploit America’s Universities” oleh jurnalis Daniel Golden, yang menceritakan bagaimana CIA, FBI, dan intelijen asing secara rahasia mengeksploitasi universitas-universitas Amerika

Pada tahun 2006, Liu Ruopeng datang ke Amerika Serikat untuk belajar PhD di Duke University, bekerja di laboratorium profesor David Smith, seorang ahli metamaterial, atau bahan-bahan yang memperlihatkan sesuatu yang berwujud atau tidak berwujud yang tidak ditemukan di alam.

Laboratorium Smith telah menciptakan prototipe jubah tembus pandang yang dapat menyembunyikan objek-objek dari gelombang mikro, memberinya penggunaan-penggunaan potensial untuk ponsel dan antena, menurut The Duke Chronicle, publikasi berita universitas tersebut. Faktanya, penelitian Smith didanai oleh Kantor Penelitian Ilmiah Angkatan Udara.

Liu mampu membawa teknologi itu saat pulang ke Tiongkok dan mendirikan institut penelitian dan perusahaan yang terdaftar di Hong Kong berfokus pada metamaterial, yang disebut KuangChi Science. Perusahaan tersebut saat ini bernilai sekitar $2 miliar. Media Tiongkok menyebut Liu sebagai ‘Elon Musk of China,’ sementara perusahaannya secara pribadi telah dikunjungi oleh pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan pejabat tinggi lainnya.

Pada bulan Agustus 2017, perusahaan tersebut menginvestasikan 4 miliar yuan ($600 juta) untuk membeli 1,88 persen saham di operator telekomunikasi milik negara, China United Network Communications.

Pada awalnya, Liu menyarankan agar laboratorium Smith berkolaborasi dengan seseorang di Tiongkok, di Universitas Tenggara di Kota Nanjing. Rekomendasi yang tampaknya polos tersebut akhirnya menyebabkan tim laboratorium universitas Tiongkok mengunjungi Duke, mengambil foto laboratorium Smith, mereproduksi peralatan, dan menciptakan laboratorium di Tiongkok. Liu juga menyampaikan data dan ide-ide penelitian yang dikembangkan oleh rekan-rekan Duke-nya, dan menyimpan informasi tentang eksperimen-eksperimennya di situs web yang dihosting oleh server Tiongkok, menurut buku Golden.

“Aktivitas-aktivitasnya telah merusak keunggulan Amerika Serikat dalam teknologi baru yang suatu hari nanti dapat menyembunyikan jet tempur, tank, atau drone (pesawat tanpa awak), yang mempengaruhi hasil dari perang atau operasi rahasia. Begitu Liu kembali ke Tiongkok, pemerintah yang berterima kasih telah menginvestasikan jutaan dolar dalam usaha awalnya,” tulis Golden.

Biro Investigasi Federal (FBI) menyelidiki aktivitas Liu tetapi pada akhirnya tidak menuduhnya melakukan kejahatan.

Golden juga menemukan bahwa Liu meyakinkan Smith untuk bergabung dengan Proyek 111 rezim Tiongkok, sebuah inisiatif untuk merekrut para ilmuwan dari luar Tiongkok untuk bekerja di kampus universitas Tiongkok. Sementara itu, laboratorium universitas Tiongkok didanai oleh Proyek 111 dan sebuah yayasan ilmu pengetahuan nasional Tiongkok.

Smith semakin waspada terhadap muridnya. Pada bulan April 2009, Smith menyita kunci Liu untuk laboratorium. Meskipun demikian, Liu telah menerima gelar doktornya.

Golden percaya bahwa kasus tersebut adalah di luar kasus sederhana tentang spionase ekonomi. “Ada hubungan-hubungan antara dia dengan pemerintah asing yang harus meningkatkan pengawasan,” katanya kepada Duke Chronicle.

Kasus-kasus lain yang telah melibatkan akademisi yang kemudian dipekerjakan di Amerika Serikat dan mencuri teknologi untuk dibawa ke Tiongkok, termasuk kasus 2015 yang melibatkan enam warga negara Tiongkok yang bekerja di perusahaan-perusahaan AS, Avago Technologies dan Skyworks Solutions. Mereka berkomplot untuk mendirikan usaha patungan di Tiongkok untuk memproduksi dan menjual peralatan dengan menggunakan teknologi nirkabel (wireless) yang dicuri, menurut sebuah surat dakwaan. (ran)

ErabaruNews

Ancaman ISIS Lakukan Serangan Teror pada Piala Dunia Harus Diantisipasi

0

EpochTimesId – Para ahli keamanan memperingatkan bahwa Organisasi Negara Islam (IS/ISIS) telah sekarat di Suriah dan Irak. Akan tetapi ISIS mungkin menjadi ancaman bagi Piala Dunia yang akan berlangsung di Rusia. Sehingga ancaman tersebut harus ditanggapi dengan lebih serius.

Agence France-Presse melaporkan, pada akhir tahun lalu, ada beberapa foto yang menyebabkan orang merasa tidak nyaman, muncul di media sosial. Pesepak bola Argentina, Lionel Messi dan Brasil, Neymar menggunakan seragam penjara berwarna oranye.

Mereka tergeletak di atas tanah dengan pisau yang mengarah di dekat tenggorokan. Ada pula yang ditampilkan sedang sekarat karena dibakar.

Dalam film-film ISIS, saat mereka mengeksekusi mati tahanan, seragam demikian selalu dikenakan. Foto-foto ini diedarkan oleh Wafa Media Foundation, yang menjadi corong ISIS.

Posting foto tersebut berbunyi, “Anda tidak akan aman sampai kehidupan kami di negara Muslim aman.”

The Kashmir Monitor, situs asal India melaporkan bahwa sebuah foto gambar Messi tampak dalam penjara beredar di internet. Messi digambarkan berlinang air mata merah darah.

Foto tersebut dilengkapi tulisan yang berbunyi, “Yang sedang anda tentang adalah negara yang tidak mengenal kegagalan.”

CTC Amerika Serikat West Point melaporkan bulan lalu bahwa ISIS dapat menimbulkan bahaya bagi Piala Dunia. Wartawan Brian Glyn Williams dan Robert Troy Souza menyatakan bahwa kegiatan propaganda yang diluncurkan oleh ISIS belum pernah terjadi sebelumnya.

“Dalam beberapa tahun terakhir, sudah tak terhitung jumlah serangan yang berhasil atau serangan percobaan yang berhubungan atau dipengaruhi oleh ISIS. Mereka mungkin akan melakukan serangan selama berlangsungnya final pertandingan sepak bola dunia di Rusia,” tulis dua wartawan itu.

Final Pertandingan Sepak bola Dunia akan berlangsung mulai 14 Juni hingga 15 Juli 2018. Mulai Piala Dunia kali ini, sistem penyelenggaraan Piala Dunia bergiliran di 5 benua, akan dihentikan oleh FIFA.

Dilaporkan bahwa setelah memasuki hari hitungan mundur, ada lebih dari 300 orang pasukan berkuda (Cossack vigilantes) akan ikut berpatroli di jalanan Rostov-on-Don.
Etnis Cossack terkenal di dunia karena keterampilan berkuda, selama berabad-abad telah menjadi kekuatan Tsar yang paling diandalkan.

Mereka juga merupakan kekuatan utama militer dari Kekaisaran Rusia dalam ekspansi ke timur pada abad ke-17. Bahkan, mereka mampu memainkan pengaruh penting dalam Perang Stalingrad pada saat Perang Dunia II. (Li Hong/NTDTV/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA