Home Blog Page 3

Tambang Milik Tiongkok Merusak Lingkungan, Ratusan Wanita di Guinea-Bissau Marah Hingga Membakarnya

Dikarenakan kegiatan pertambangan merusak lahan pertanian dan lingkungan, serta tidak mendapat tanggapan meskipun sudah berulang kali mengadu ke pihak berwenang, ratusan perempuan di Guinea-Bissau pada 20 April meluapnya amarahnya hingga membakar peralatan dan membakar tambang zirkon yang dioperasikan oleh perusahaan Tiongkok di wilayah barat laut negara itu

EtIndonesia. Guinea-Bissau terletak di Afrika Barat, berbatasan dengan Samudra Atlantik. Laporan dari AFP mengutip saksi mata menyebutkan bahwa setelah protes terjadi di Nhiquin, beberapa perempuan dan seorang kepala desa ditangkap. Nhiquin berada dekat kota wisata Valera, tidak jauh dari perbatasan Senegal.

Mereka menyebutkan bahwa ratusan perempuan ikut dalam aksi protes tersebut. Menteri Dalam Negeri Guinea-Bissau, Botche Candé, yang meninjau lokasi kejadian, mengatakan kepada media: “Semua fasilitas telah dibakar.” Namun, ia tidak merinci fasilitas apa saja yang dihancurkan.

Ia juga mengatakan bahwa para pelaku perempuan telah melarikan diri ke hutan untuk bersembunyi. “Mereka harus dikejar dan ditangkap,” ujarnya.

Perusahaan Tiongkok telah melakukan penambangan di lokasi tersebut sejak tahun 2022, dengan menambang zirkon yang digunakan dalam industri keramik dan konstruksi.

“Kami sudah memberitahukan kepada mereka bahwa kami tidak ingin pasir tambang diambil tanpa izin kami… sawah kami hancur, sungai kecil di dekat tambang tidak lagi memiliki ikan,” kata salah satu perempuan peserta aksi protes, Aissato Cadjaf kepada AFP.   Ia menambahkan bahwa meskipun mereka telah melakukan protes, tidak ada yang mendengarkan.

Guinea-Bissau menempati peringkat ke-179 dari 193 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) PBB. Menurut data terbaru Bank Dunia (World Bank), sekitar seperempat warga Guinea-Bissau hidup dengan kurang dari 1,9 dolar AS per hari. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Trump Bersikeras Ingin Bicara Langsung dengan Xi Jinping, Beijing Khawatir Kehilangan Posisi Tawar

EtIndonesia. Dalam konteks perang dagang AS-Tiongkok, Presiden AS, Donald Trump menolak penggunaan jalur diplomatik informal untuk menjembatani perbedaan antara Gedung Putih dan Beijing. Pemerintah Tiongkok khawatir bahwa jika Xi Jinping harus berhadapan langsung dengan Trump, hal itu bisa menyebabkan hilangnya keunggulan posisi mereka dalam negosiasi, atau bahkan menimbulkan risiko penghinaan. Situasi ini menyebabkan proses kesepakatan perdagangan kedua negara terhambat.

Trump Bersikeras Hanya Mau Bicara Langsung dengan Xi

Menurut laporan media politik Amerika Politico, sikap keras Trump yang menginginkan pertemuan tatap muka langsung dengan Xi Jinping dianggap sebagai penghalang utama bagi upaya diplomasi lain untuk meredakan eskalasi perang dagang.

Dua mantan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS dan satu pejabat industri mengungkapkan bahwa Trump tidak akan mengizinkan staf Gedung Putih untuk bernegosiasi dengan pejabat Tiongkok atas namanya. Karena isu ini sangat sensitif dan masih berlangsung, ketiga narasumber tersebut meminta agar identitasnya dirahasiakan.

Selain itu, hingga kini Senat AS belum mengonfirmasi duta besar AS untuk Tiongkok, dan Trump belum menunjuk siapa pun untuk memimpin pembicaraan dengan Beijing. Bahkan, Gedung Putih pun belum melakukan kontak resmi dengan Kedutaan Besar Tiongkok di Washington.

Minimnya komunikasi langsung ini menyebabkan negosiasi substansial antara kedua negara mandek, yang pada akhirnya mengancam kemungkinan tercapainya solusi dalam waktu dekat atas konflik tarif yang berlangsung.

“Trump Tidak Percaya pada Jalur Rahasia”

Ryan Hass, mantan Direktur Urusan Tiongkok, Taiwan, dan Mongolia di Dewan Keamanan Nasional era Presiden Obama, menyatakan:“Jalur komunikasi rahasia tidak bekerja karena Trump memang tidak ingin itu bekerja. Dia ingin negosiasi langsung, seperti yang dia lakukan dengan Presiden Putin.”


“Menurut saya, Trump enggan menyampaikan pandangannya melalui perantara,” tambahnya.

Trump telah beberapa kali menyatakan minatnya untuk berbicara langsung dengan Xi guna meredakan ketegangan. Namun, Xi tampaknya enggan menerima tawaran tersebut. Sebaliknya, fokus Beijing dalam beberapa waktu terakhir justru lebih banyak diarahkan ke negara-negara Asia Tenggara dalam rangka memperkuat hubungan regional dan menentang kebijakan tarif AS.

Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan:“Presiden Trump sudah dengan jelas menyampaikan bahwa sekarang bola ada di pihak Tiongkok.”

Diplomasi Jalur Belakang yang Dibatasi

Sebenarnya, dialog antarpemimpin bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan. Utusan tidak resmi yang dipercaya oleh kedua belah pihak bisa membantu membuka jalan menuju perundingan formal. Status informal memungkinkan fleksibilitas dalam pendekatan negosiasi, yang sangat berguna sebelum para pejabat tinggi bertatap muka.

Wendy Cutler, mantan negosiator perdagangan senior AS, menyatakan bahwa masih ada berbagai jalur komunikasi diam-diam, termasuk dari kalangan bisnis dan mantan pejabat di Washington maupun Beijing.

Gedung Putih menyebut bahwa kontak antara pejabat AS dan Tiongkok tetap berlangsung, namun tidak merinci apakah diplomasi rahasia menjadi bagian dari strategi mereka.

Brian Hughes, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, mengatakan:“Tidak benar jika dikatakan bahwa Gedung Putih sengaja membungkam pembicaraan tersebut. Pemerintah AS tetap menjalin kontak aktif dengan pejabat tinggi Beijing seperti yang dikatakan Presiden Trump: Washington tetap terbuka untuk berdialog.”

Namun, bagi Beijing, pertemuan langsung bisa menjadi pertaruhan besar. Mereka khawatir jika Xi harus menghadapi Trump dalam forum terbuka, dia bisa berada dalam posisi yang merugikan, bahkan mempermalukan dirinya secara diplomatik.

Ryan Hass kembali menambahkan:“Birokrasi di Beijing tidak akan membiarkan pemimpin mereka tampil dalam situasi yang tak terduga atau memalukan. Mereka sangat waspada terhadap risiko diplomatik pasca insiden antara Trump dan Presiden Ukraina Zelensky.”

Beijing Lebih Suka Negosiasi Tidak Langsung

Menurut laporan Bloomberg, Tiongkok berharap AS bisa mengutus seorang “penghubung” untuk memulai kembali perundingan dagang. Pada 16 April lalu, Beijing menunjuk Li Chenggang, mantan Asisten Menteri Perdagangan, sebagai Wakil Menteri sekaligus Perwakilan Perdagangan Internasional yang baru. Langkah ini dinilai sebagai sinyal bahwa Beijing sedang menunggu Trump mengutus perwakilannya sendiri.

Daniel Russel, mantan Asisten Menlu AS, menilai:“Ketiadaan saluran komunikasi resmi yang andal adalah alasan utama kenapa permintaan Trump untuk berbicara dengan Xi belum terwujud.”

Upaya Informal yang Tak Membuahkan Hasil

John Thornton, mantan Presiden Goldman Sachs dan kini menjabat sebagai Ketua Eksekutif Barrick Gold, dilaporkan telah mencoba menjalin komunikasi informal dengan pejabat tinggi Tiongkok seperti Menlu Wang Yi. Namun menurut sumber, Gedung Putih tidak menunjukkan minat terhadap usulan tersebut. Thornton sendiri menolak memberi komentar.

Stephen Orlins, Ketua Komite Nasional Hubungan AS-Tiongkok dan anggota delegasi bisnis yang baru-baru ini bertemu Xi, menyatakan kesiapannya:“Kalau Gedung Putih menghubungi saya, saya akan dengan senang hati membantu.”

Sementara itu, Senator AS Steve Daines diketahui bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang di Beijing bulan lalu. Namun, belum jelas apakah pertemuan ini mewakili Trump atau tidak. Pertemuan itu lebih berfokus pada isu fentanil dan bukan isu dagang.

Pada Februari lalu, Gedung Putih juga mengabaikan pendekatan dari Cui Tiankai, mantan Duta Besar Tiongkok untuk AS yang mencoba menjadi penghubung tidak resmi. 

Salah satu narasumber menyebutkan:“Cui Tiankai mencoba mencari mitra dialog, tapi tak ada yang menanggapi baik di New York maupun Washington.”

Trump bahkan membatasi akses sejumlah anggota parlemen AS untuk berbicara tentang isu dagang dengan Tiongkok. Menurut dua staf Kongres, beberapa anggota legislatif yang dikenal bersikap keras terhadap Tiongkok mencoba menemui Trump tapi ditolak.

Daniel Russel menegaskan: “Saya baru saja dari Beijing, dan orang-orang di sana sangat ingin ada saluran komunikasi resmi. Mereka tidak mempercayai siapa pun yang mengaku mewakili Trump tanpa otoritas formal.”

Perang Dagang Bisa Jadi Titik Awal Baru

Kendati komunikasi buntu dan negosiasi terhambat, para pengamat percaya bahwa kerugian ekonomi yang timbul dari perang dagang ini mungkin akan memaksa kedua pihak untuk kembali duduk di meja perundingan.(jhn/yn)

Gedung Audit di Bangkok Ambruk, Direktur dari China Railway No.10 Ditangkap, 3 Warga Thailand Jadi Buronan

Pada 28 Maret, saat terjadi gempa besar di Myanmar, sebuah gedung audit yang sedang dibangun di Bangkok, Thailand, runtuh. Korban tewas mencapai 47 orang, dan 47 lainnya masih hilang. Media Thailand melaporkan bahwa kontraktor proyek, China Railway No.10 (Thailand) Co., Ltd., diduga melanggar “Undang-Undang Bisnis Asing”, dan Biro Investigasi Khusus Thailand telah menangkap seorang direktur berkewarganegaraan Tiongkok serta menetapkan tiga warga Thailand sebagai buronan.

EtIndonesia. Mengutip laporan media Thailand pada 19 April 2025, Kantor Berita Pusat (CNA) melaporkan bahwa Biro Investigasi Khusus Thailand (Department of Special Investigation/DSI) telah menangkap Zhang Chuanling, seorang direktur berkewarganegaraan Tiongkok dari China Railway No.10 (Thailand) Co., Ltd. Zhang telah dibawa ke markas DSI untuk diinterogasi. Sementara itu, tiga warga negara Thailand lainnya telah masuk daftar buronan.

Laporan menyebutkan bahwa para penyelidik fokus menyelidiki dugaan penggunaan “nominee” atau pemegang saham nama pinjam oleh China Railway No.10 di Thailand. Perusahaan ini membentuk konsorsium ITD-CREC bersama dengan Italian-Thai Development Plc (ITD) untuk memenangkan kontrak pembangunan gedung Kantor Audit Nasional Thailand.

Berdasarkan struktur kepemilikan saham ITD-CREC, Zhang Chuanling memiliki 49%, sedangkan tiga warga Thailand yang buron memiliki 51%. DSI mencurigai bahwa hal ini melanggar “Undang-Undang Bisnis Asing” tahun 1999.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa lembaga penyelidikan Thailand lainnya akan melanjutkan investigasi, termasuk dugaan penggunaan baja yang tidak sesuai standar.

Di lokasi gedung yang runtuh, tim penyelamat kini fokus membersihkan puing-puing di sekitar lubang lift. Diperkirakan sekitar 30 jenazah korban hilang kemungkinan besar berada di area tersebut.

Menurut Pemerintah Kota Bangkok, beberapa jenazah baru telah ditemukan baru-baru ini, sehingga jumlah korban tewas meningkat menjadi 47 orang, sementara 47 orang lainnya masih dinyatakan hilang. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Kelinci Paskah Bisa Bertelur? Telur Cokelat Eropa Paling Mempesona

EtIndonesia. Tanggal 20 April adalah Hari Paskah. Seorang profesor sejarah memperkenalkan bahwa menurut tradisi Jerman, kelinci Paskah bisa bertelur, dan telur coklat yang dibuat di Eropa untuk merayakan Paskah sangat mempesona.

Di sebuah toko coklat di London, Inggris, para pegawai menempelkan lembaran emas di atas telur coklat hitam berbentuk telur, menghasilkan telur Paskah yang berkilauan keemasan.

Dua bagian cokelat emas yang dibuat dengan penuh ketelitian direkatkan menjadi satu telur Paskah yang dijual seharga 60 poundsterling.

Sebuah telur coklat raksasa dihiasi dengan bunga-bunga bergaya Eropa Timur, memiliki berat 5 kilogram dan dijual dengan harga setinggi 395 poundsterling.

Di Belgia, 35 ahli cokelat top menampilkan serangkaian telur Paskah coklat yang unik dan penuh kreativitas.

Mereka menjadikan telur coklat setinggi 50 hingga 60 sentimeter sebagai kanvas seni, menggambarkan berbagai imajinasi dengan coklat berwarna dan pisau ukir berbagai ukuran.

Beberapa menggambarkan bangunan kuno Eropa, ada yang terinspirasi oleh struktur logam dari era industri, dan ada juga yang memiliki nuansa mistis dari Timur.

Salah satu telur berongga ini menunjukkan keahlian mengukir yang sangat tinggi dari sang pembuat.

 “Kali ini saya memilih untuk memasukkan alat laser ke dalamnya,” ujar ahli coklat asal Belgia, Marijn Coertjens. 

Coertjens membagi telur coklat menjadi dua bagian. Bagian bawah diberi desain mosaik tradisional, dan bagian atas diukir tangan membentuk bunga, lalu dilapisi dengan lapisan tipis coklat putih. Dengan demikian, cahaya dari alat laser di dalam telur menembus coklat putih dan membuat bunga tampak hidup.

Ahli coklat Belgia-Inggris, Michael Lewis-Anderson berkata: “Coklat dan makanan manis melambangkan kebahagiaan. Kita berharap mendapatkan energi darinya.”

Amerika Serikat juga merayakan Paskah. Profesor sejarah dari Texas A&M University, Troy Bickham, menjelaskan bahwa perayaan Paskah dibawa ke Amerika oleh orang Jerman.

“(Menurut tradisi Jerman), Dewi Musim Semi mengubah seekor burung kecil yang terjebak di dahan pohon menjadi seekor kelinci untuk menyelamatkannya. Kelinci (yang dulunya burung) itu terus bertelur, tapi telur tidak berguna baginya, jadi dia memberikannya kepada orang lain,” ujar profesor sejarah dari Texas A&M University, Troy Bickham. 

Sejak saat itu, berburu telur Paskah pun menjadi tradisi di Amerika Serikat. (Hui)

Laporan oleh Ren Hao dari NTD Television

Setelah Enam Bulan Kekeringan, Hujan Es Sebesar Telur Ayam Terjadi di Guangxi, Tiongkok Hingga Seekor Anjing Mati Tertimpa

Cuaca ekstrem kembali mengejutkan Tiongkok. Setelah mengalami kekeringan selama enam bulan, berbagai wilayah di Guangxi tiba-tiba dilanda angin kencang dan hujan es pada 19 April. Warga menyebut hujan es sebesar telur ayam, seekor anjing penjaga milik warga tewas tertimpa, dan sejumlah kendaraan rusak berat hingga antrian perbaikan mencapai sebulan ke depan.

EtIndonesia. Menurut laporan media Tiongkok, pada 19 April, Distrik Yizhou di Kota Hechi, Guangxi, mengalami hujan es dan angin kencang. Seorang warga di Kota Huaiyuan mengatakan kepada media bahwa hujan es sebesar telur ayam turun selama sepuluh menit. Atap rumahnya sampai jebol, bunga dan buah cabai yang ditanamnya hancur, hanya menyisakan batang saja. Rumah tanah dan genteng di desa rusak, dan seekor anjing peliharaan juga mati tertimpa hujan es.

 “Anjing penjaga itu ada di dalam tenda untuk menjaga rumah, tapi tendanya tertiup angin, dan anjingnya kena hujan es, lalu mati,” ujar warga tersebut. 

Video yang diunggah warga menunjukkan angin kencang menyapu jalan-jalan komersial, mobil dan furnitur beterbangan. Atap rumah-rumah juga diterbangkan angin, kemudian hujan es turun sangat deras dan dalam sekejap tanah tertutup bongkahan es putih.

Salah satu netizen mengungkapkan bahwa Kota Baise juga mengalami cuaca ekstrem di hari yang sama. Banyak kendaraan rusak tertimpa hujan es dan antrian perbaikan di bengkel sudah mencapai sebulan ke depan.

“Hujan es memecahkan kaca belakang mobil saya dan seluruh bodi mobil penuh dengan penyok. Karena semua orang ke 4S (dealer resmi) untuk memperbaiki mobil akibat hujan es, sekarang harus menunggu sampai sebulan.”

Pada 20 April, Badan Meteorologi Guangxi merilis laporan bahwa pada siang hingga sore 19 April, hujan es turun di 15 kabupaten/kota termasuk Baise, Hechi, Liuzhou, Guilin, dan Hezhou. Kecepatan angin ekstrem tercatat hingga 32,9 meter per detik (setara level 12) di Distrik Tianyang, Kota Baise.

(Tangkapan layar)

Ramalan cuaca menyebutkan bahwa dari malam ini hingga esok pagi, sebagian besar wilayah Guangxi akan berawan hingga cerah. Namun di bagian utara Guangxi akan ada hujan lokal atau badai petir, disertai cuaca ekstrem seperti hujan deras, petir, angin kencang jangka pendek, dan hujan es.

Selama enam bulan terakhir, sebagian wilayah Guangxi mengalami kekeringan berkepanjangan yang tidak hanya mengganggu produksi pertanian, tetapi juga memberi tekanan besar pada ketersediaan air bersih bagi masyarakat.

 Menurut data resmi dari lembaga meteorologi, curah hujan di Kota Guigang tahun ini turun hampir setengah dibandingkan rata-rata tahun-tahun sebelumnya. Ditambah dengan suhu tinggi yang terus-menerus, laju penguapan meningkat tajam, membuat krisis air semakin parah. Ini tidak hanya mengancam siklus pertumbuhan tanaman, tetapi juga memberi dampak buruk pada industri perikanan. Dari 1.039 kecamatan di seluruh Guangxi, sebanyak 431 kecamatan tergolong daerah kekeringan parah.

Selain kekeringan, baru-baru ini suhu udara di banyak wilayah Guangxi juga meningkat tajam. Menurut prediksi Badan Meteorologi Guangxi, pada 20 hingga 21 April, sebagian besar wilayah akan mengalami cuaca panas dengan suhu maksimum antara 30–36℃, dan di wilayah lembah Sungai Zuo dan You bisa mencapai 37–38℃, bahkan di beberapa tempat melebihi 39℃. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Warga Tiongkok: Pandemi Tampaknya Memasuki Puncak Kematian, Penderita Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Meningkat

Pandemi di Tiongkok terus berlangsung, namun pemerintahan partai Komunis Tiongkok menutup-nutupi informasinya. Baru-baru ini, warga dari berbagai daerah mengungkapkan bahwa wabah tampaknya semakin parah tahun ini dan memasuki puncak angka kematian. Jumlah penderita penyakit kardiovaskular sangat tinggi, banyak lansia mengalami stroke dan menjadi lumpuh, bahkan ada kasus kematian mendadak di semua kelompok usia.

EtIndonesia. Banyak warga melaporkan bahwa tampaknya ada gelombang wabah baru di mana hampir semua orang dewasa dan anak-anak di sekitar mereka terinfeksi. Rumah sakit pun penuh sesak dengan pengunjung.

 “Batuk pilek kali ini sangat sulit sembuh, hampir semua orang mengalaminya, seolah-olah ini virus baru. Tahun ini saja, setelah Tahun Baru saya sudah dua kali terserang. Penyembuhannya susah, minimal sepuluh hari sampai dua minggu. Banyak yang harus dirawat di rumah sakit, terutama yang daya tahan tubuhnya lemah, tidak tergantung usia — dari usia 30, 40, sampai 60-an pun ada,” ujar Warga Kaifeng, Henan, Tuan Wang. 

Warga Jiujiang, Jiangxi, juga menyebutkan bahwa banyak orang di sekitarnya berulang kali mengalami gejala flu, dan rumah sakit penuh sesak.

 “Banyak yang demam dan pilek. Keluarga saya sendiri juga kena, demam sampai lebih dari 39 derajat. Di kampung saya juga banyak. Flu bisa berlangsung lama, seminggu bahkan dua minggu. Ada orang tua yang meninggal karena komplikasi setelah flu,” kata Tuan Wu dari Jiujiang, Jiangxi.

Seorang warga desa di Qingdao, Shandong, mengungkapkan bahwa banyak penduduk di desa mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah, banyak lansia mengalami stroke dan lumpuh sebagian.


“Di desa sekarang banyak orang yang jalannya seperti tertatih-tatih. Saudara saya baru saja meninggal, dan ketika saya kembali ke desa, banyak orang yang jalannya sudah tidak normal. Banyak lansia usia 50-70 tahun mengalami masalah,” ujar Tuan Li dari Qingdao, Shandong. 

“Belakangan ini makin banyak yang meninggal. Paman saya menjalani operasi bypass jantung, katanya banyak yang antri untuk operasi karena pembuluh darah tersumbat. Dia mengatakan ini terjadi setelah vaksinasi. Saya merasa ini mungkin akibat virus? Setiap kali saya terkena flu, seluruh badan saya sakit seperti radang sendi,” ujarnya. 

Warga lain dari Qingdao juga menyebutkan bahwa banyak orang mengalami demam berulang, dan kematian terjadi pada berbagai kelompok usia.

“Anak-anak dan orang dewasa, semuanya kena. Teman-teman saya ada yang terkena, dan rumah sakit juga penuh. Ada teman saya yang anaknya baru usia 6–7 tahun, tiba-tiba tidak mau makan dan meninggal begitu saja di rumah. Saya sangat terkejut! Saya rasa ini karena vaksin. Tidak normal, kematian terjadi pada anak muda, dewasa, dan lanjut usia,” kata Tuan Lao Li dari Qingdao. 

Warga Dandong, Liaoning, mengatakan rumah sakit penuh dan banyak lansia meninggal dunia secara mendadak.


“Sekarang banyak yang kena flu. Rumah sakit penuh, katanya ini flu A. Ambulans selalu mondar-mandir, dan banyak lansia yang tiba-tiba meninggal. Di panti jompo, kalau satu orang kena, semua bisa tertular. Gejalanya tidak jelas, tapi malam ini tidur, pagi sudah meninggal. Di satu panti jompo, setidaknya satu orang meninggal setiap minggu. Semuanya tiba-tiba saja.”

Banyak warga dari berbagai daerah mengatakan bahwa kematian makin sering terjadi tahun ini, dan mereka sering melihat orang menggelar pemakaman,” ujar Tuan Wang dari Dandong, Liaoning. 


“Banyak lansia yang meninggal akhir-akhir ini, dan pemakaman sangat sering terjadi. Selalu terdengar suara gong dan drum. Sebelum pandemi tidak seperti ini. Setelah divaksin, banyak yang didiagnosis punya nodul di paru-paru. Di sekitar saya juga begitu, banyak yang harus operasi. Ini sungguh tidak manusiawi, sangat menyedihkan,” ujar Tuan Huang dari Guangdong. 

Tuan Yan dari Luoyang berkata :  “Serangan jantung dan stroke mendadak sudah sangat umum. Beberapa hari lalu, seorang teman saya sedang bekerja, tiba-tiba saja meninggal. Usianya belum 60 tahun. Saat Imlek tahun lalu, teman sekolah saya tiba-tiba jatuh dan langsung meninggal, usianya bahkan belum 50. Sekarang di mana-mana ada kuburan. Melihat nisan-nisannya, semua usia ada. Anak-anak muda pun banyak. Di jalan menuju alam baka, tidak ada batas usia.”

Beberapa warga juga mengatakan bahwa mereka telah keluar dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok dan organisasi terkait, dan mereka setiap hari mengucapkan sembilan kata “Falun Dafa Hao, Zhen Shan Ren Hao (Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik)”, dan merasa tetap aman.

“Sekarang gejala flu lebih parah dari sebelumnya, dan kasus flu meningkat. Tapi saya selalu mengucapkan ‘Falun Dafa Hao’, dan saya tetap aman,” ujar Tuan Zhang dari Huai’an, Jiangsu. 

Tuan Lu dari Wuxi, Jiangsu mengatakan:  “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik — ini manjur.”

Pada awal pandemi, pendiri Falun Gong, Guru Li Hongzhi, dalam artikel “Rasional” pernah menyampaikan bahwa  “Wabah itu sendiri adalah pengaturan Dewa” dab “wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT.”  Beliau juga menyebutkan bahwa Keluar dari PKT dan “secara tulus melafalkan kata-kata yang mengandung kebenaran, semuanya itu adalah obat mujarab. (hui)

Disunting oleh: Li Yun/ Wawancara oleh: Xiong Bin/ Pascaproduksi oleh: Gao Yu

Sidang Kedua Kasus “Pemberontakan”: Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol Muncul di Pengadilan, Suasana Sidang Pertama Kali Diungkap


EtIndonesia. Pengadilan Distrik Pusat Seoul kembali menggelar sidang pada 21 April untuk mengadili mantan Presiden Yoon Suk-yeol atas tuduhan “pemberontakan”. Untuk pertama kalinya, suasana ruang sidang di mana Yoon diadili diperlihatkan kepada publik.

Sidang kedua dimulai pukul 10 pagi waktu setempat. Yoon Suk-yeol duduk di kursi terdakwa. Sebelum sidang resmi dibuka, pengadilan mengizinkan media mengambil gambar. Di bawah sorotan kamera dan kilatan lampu, Yoon terlihat beberapa kali berdiskusi dengan tim pengacaranya.

Menurut laporan dari Yonhap News dan AFP, Yoon tiba di gedung pengadilan melalui area parkir bawah tanah dan muncul di ruang sidang sekitar pukul 09: 57. Dia menghindari kontak mata dengan kamera media dan lebih banyak memusatkan pandangan ke arah kursi jaksa.

Publik kini menantikan apakah Yoon akan kembali menyampaikan pembelaan langsung seperti pada sidang pertama, di mana dia berbicara selama 93 menit.

Sidang Pertama: Yoon Membantah Seluruh Tuduhan

Sidang pertama kasus ini digelar pada 14 April. Yoon Suk-yeol dituduh memimpin upaya kudeta melalui penerapan darurat militer pada Desember lalu, yang kemudian membuatnya dimakzulkan oleh parlemen dan diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi awal bulan ini. Sepanjang proses, Yoon konsisten membantah semua tuduhan pemberontakan.

Dalam sidang pertamanya, Yoon datang mengenakan setelan biru tua dan dasi merah. Dia tiba pukul 09 : 50 dan memasuki ruang sidang melalui jalur khusus tanpa disorot kamera, karena pengambilan gambar saat sidang pertama dilarang.

Jaksa memulai dengan membacakan dakwaan, diikuti oleh tim pembela Yoon yang menolak seluruh tuduhan. Yoon kemudian menyampaikan pembelaan langsung, menyatakan bahwa kejadian yang dijadikan dasar dakwaan hanya berlangsung selama beberapa jam pada malam 3 Desember, yakni dari pukul 22:30 hingga dini hari. Dia menyebut insiden itu sebagai reaksi atas permintaan parlemen, dilakukan secara damai, dan tidak bisa disebut sebagai bentuk pemberontakan.

Yoon: “Semua Tuduhan Itu Palsu”

Yoon mengklaim bahwa aparat penegak hukum sejak awal telah menyudutkan kasus ini sebagai tindakan pemberontakan, sehingga membuat para saksi merasa tertekan dan memberi keterangan yang dimanipulasi. Dia menegaskan bahwa tuduhan terhadapnya tidak memiliki bukti kuat dan semua pernyataan saksi dalam berkas dakwaan tidak sah.

Dalam pembelaannya yang berlangsung lebih dari 40 menit, Yoon menolak semua klaim jaksa satu per satu. 

Dia mengatakan:“Menuduh saya memerintahkan penangkapan tokoh politik melalui intelijen negara atau tentara kontra-intelijen adalah kebohongan besar. Saya tidak pernah memberi instruksi semacam itu.”

Terkait dugaan bahwa dia menyuruh Wakil Direktur Badan Intelijen Nasional (NIS) saat itu, Hong Jang-won, untuk menangkap politisi tertentu, Yoon menjawab: “Jika memang ada kebutuhan, tentu saya akan menyampaikan melalui Direktur NIS, bukan kepada wakilnya secara langsung. Saya tidak pernah menghubungi pejabat bawahan seperti itu.”

Isu Rencana Penghapusan Parlemen dan Pembentukan Badan Darurat

Jaksa juga menuding Yoon merancang penghapusan parlemen dan mendirikan badan legislatif darurat, bahkan menyusun anggaran khusus untuk itu dengan Menteri Keuangan Choi Sang-mok. 

Namun, Yoon membantah keras:“Tuduhan bahwa saya menyusun anggaran untuk menghancurkan tatanan konstitusi bersama menteri urusan ekonomi benar-benar tak masuk akal dan tidak logis.”

Yoon juga mengaitkan tindakan darurat tersebut dengan pemakzulan Kepala Lembaga Audit Choi Jae-hae pada 3 Desember oleh parlemen, yang dia sebut sebagai pemicu utama penerapan darurat militer.

Tuduhan dan Hukuman yang Dihadapi

Jaksa menilai bahwa tindakan Yoon saat menjabat menunjukkan niat jelas untuk melancarkan kudeta demi mengakhiri tatanan demokrasi. Mereka menyebutnya telah menganggap oposisi sebagai ancaman terhadap keamanan negara dan bahkan menyimulasikan kondisi darurat dengan mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.

Namun, Yoon menegaskan bahwa latihan darurat adalah prosedur standar dan tidak bisa dijadikan dasar tuduhan pemberontakan. Dia menyebut tindakan darurat ini sebagai bentuk “peringatan damai kepada rakyat”, tanpa niatan untuk mendirikan rezim militer.

Status Hukum dan Risiko Hukuman Berat

Yoon ditangkap dan didakwa pada 26 Januari lalu, menjadikannya Presiden Korea Selatan pertama dalam sejarah yang ditahan dan diadili selama masa jabatannya. Kini, dia menjalani persidangan sebagai warga sipil biasa. Berdasarkan hukum Korea Selatan, dakwaan pemberontakan (내란죄) dapat dikenakan hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. (jhn/yn)

Warga Bence Regency Kediri Antusias Tanam Biopori untuk Atasi Banjir

0

Kediri, 21 April 2025 – Sebanyak 80 warga Perumahan Bence Regency, Kediri, turun tangan dalam kegiatan kerja bakti menanam biopori untuk mengatasi masalah banjir. Kegiatan ini difasilitasi oleh Yayasan Menabung Air, yang menyediakan 30 pipa biopori sekaligus memberikan pelatihan kepada warga.

Acara yang diinisiasi oleh Ketua Paguyuban Perumahan Bence Regency bekerja sama dengan Yayasan Menabung Air ini mendapat sambutan positif dari warga. Selain penanaman biopori, dilakukan pula sosialisasi pentingnya konservasi air dan pelatihan pembuatan lubang resapan.

Ituk Gede Nugroho, Ketua Paguyuban Bence Regency, menyatakan bahwa biopori sangat bermanfaat bagi lingkungan, terutama sebagai solusi penyerapan air saat hujan deras. “Kebetulan setelah penanaman, hujan turun lebat dan biopori langsung berfungsi dengan baik. Warga berkomitmen untuk merawatnya dan berharap ada penambahan biopori di masa depan,” ujarnya.

M. Nazar Arif Baihachi, perwakilan Yayasan Menabung Air sekaligus Ketua Koperasi SDM Maesa Group, menjelaskan bahwa ini adalah kali pertama yayasannya mengadakan program serupa di Kediri. “Dalam tiga bulan ke depan, kami berencana menambah jumlah pipa biopori di lokasi ini,” tambahnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Maesa Group dalam menghadapi krisis air. Yayasan Menabung Air memiliki target menjangkau 1 juta masyarakat Indonesia melalui gerakan konservasi air ini.

Dengan adanya biopori, warga berharap risiko banjir di Perumahan Bence Regency dapat berkurang sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian air tanah.

Nostradamus Ramalkan Kematian Paus: Bumi Menyambut Tibanya “Peluang Kedua”

EtIndonesia. Paus Fransiskus wafat pada Hari Senin Paskah dalam usia 88 tahun. Dunia Katolik dan para pemimpin global tengah berduka atas kepergian tokoh besar ini. Namun di saat bersamaan, para astrolog kembali menyoroti ramalan kuno dari tokoh terkenal abad ke-16, Nostradamus, yang disebut-sebut telah meramalkan peristiwa ini—dan lebih jauh lagi, menyiratkan kemunduran besar Gereja Katolik dalam peran globalnya.

Ramalan Nostradamus yang Digenapi? Paus Meninggal, Gereja Terancam Surut

Ketika umat Katolik berduka atas wafatnya Paus Fransiskus, perhatian sejumlah astrolog justru tertuju pada ramalan dari Michel de Nostredame—lebih dikenal sebagai Nostradamus. Dalam bukunya yang terbit tahun 1555, berjudul Les Prophéties (Ramalan), sang peramal Prancis menuliskan prediksi tentang “seorang Paus yang sangat tua” yang akan meninggal, diiringi oleh “kemunduran Gereja Katolik”.

Dalam laporan yang dimuat Daily Mail pada 21 April berjudul “Ramalan Menyeramkan Nostradamus soal Paus Jadi Kenyataan saat Ia Wafat di Usia 88 Tahun”, disebutkan bahwa Nostradamus memang banyak meramalkan bencana: dari perang brutal, bencana alam, hingga wabah mematikan yang muncul kembali.

Salah satu cuplikan ramalannya menyebutkan:“Setelah seorang Paus tua wafat… seorang pemuda kuat dari Roma akan dipilih. Banyak orang akan menganggapnya melemahkan kekuasaan spiritualnya… namun dia akan lama berkuasa dan sibuk dengan berbagai aktivitas.”

Lebih lanjut, Nostradamus juga memberi petunjuk samar tentang penerus Paus Fransiskus: “Seorang pemuda berkulit gelap, dengan bantuan dari seorang raja agung, akan menyerahkan dompet kepada seorang pemuda berkulit kemerahan.”

Interpretasi ramalan ini memang bervariasi, dan sebagian besar ahli sepakat untuk tidak memaknainya secara harfiah. Namun kematian Paus Fransiskus membuat sebagian orang mulai melihatnya sebagai transisi penting dalam kepemimpinan spiritual dunia.

Paus Fransiskus dan Warisannya

Terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, Fransiskus dikenal karena sikapnya yang rendah hati, penuh empati, serta komitmennya untuk mereformasi gereja. Dia merupakan Paus pertama dari luar Eropa dalam lebih dari 1300 tahun, lahir di Buenos Aires dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio. Banyak orang mengenangnya karena pendekatannya yang lebih terbuka terhadap isu-isu kontroversial, yang membuatnya populer sekaligus menuai kritik.

Kesehatan Memburuk Jelang Akhir Hidup

Nostradamus yang dikenal sebagai astrolog dan mistikus juga meramalkan momen ini tidak akan datang secara mendadak. Memang, kondisi kesehatan Paus Fransiskus telah memburuk selama setahun terakhir. Dia sempat dirawat di rumah sakit pada 14 Februari akibat infeksi dan gangguan paru-paru, serta mengalami berbagai kendala kesehatan lainnya seperti hernia dan dua kali terjatuh. Puncaknya, dia dirawat karena pneumonia yang akhirnya merenggut nyawanya.

Vatican menyatakan bahwa konklaf pemilihan Paus baru oleh para kardinal di Kapel Sistina akan digelar setidaknya 15 hari setelah wafatnya Fransiskus. Jenazahnya disemayamkan di Basilika Santo Petrus sebelum akhirnya dimakamkan di aula Santa Maria, distrik Esquilino di Roma—berbeda dari mayoritas pendahulunya.

Namun ramalan Nostradamus tak hanya sampai di situ. Dia juga menuliskan prediksi kelam untuk tahun 2025. Dalam teks Les Prophéties, dia menyebut kemungkinan pecahnya perang besar yang melibatkan Inggris dan kekuatan Eropa, wabah penyakit baru, serta potensi tumbukan asteroid ke bumi yang dapat menyebabkan kiamat.

Beberapa penafsir percaya ini menggambarkan kehancuran umat manusia, yang justru memberi bumi peluang untuk pulih dari eksploitasi sumber daya secara berlebihan. Dalam konteks perubahan iklim, Nostradamus juga disebut telah meramalkan bencana alam di Brasil—khususnya di kawasan Amazon.

“Taman dunia dekat kota baru, di jalur gunung berongga: akan ditangkap dan dilempar ke dalam tong, dipaksa meneguk air beracun penuh belerang.”

Ramalan Perang dan Wabah Baru di Inggris

Dalam kutipan lainnya, Nostradamus menyebut Inggris akan mengalami konflik internal dan eksternal, serta terancam oleh wabah mematikan:

“Saat rakyat Eropa melihat Inggris membangun tahtanya kembali dari belakang, sisi sayapnya akan tersapu perang kejam. Kerajaan itu akan penuh dengan perang yang mengerikan, musuh dari dalam dan luar akan bermunculan.”

Dia juga pernah meramalkan kebangkitan wabah yang lebih dahsyat dari sebelumnya: “Wabah lama akan kembali, tak ada musuh di bawah langit yang lebih mematikan darinya.”

Penutup: Kematian Paus dan Awal Baru?

Ramalan-ramalan Nostradamus terus menimbulkan perdebatan. Sebagian melihatnya sebagai kebetulan belaka, sementara yang lain menganggapnya sebagai peringatan dari masa lalu bagi generasi kini. Terlepas dari sudut pandang Anda, wafatnya Paus Fransiskus bukan hanya menandai berakhirnya satu era spiritual, tapi mungkin juga—bagi sebagian orang—sebuah pertanda akan perubahan besar yang sedang berlangsung di dunia. (jhn/yn)

Mengungkap Kebenaran Melalui Mimpi: Ketika Roh Menuntut Keadilan dari Dimensi Lain

EtIndonesia. “Yuan Shen” (Jiwa prima) atau yang biasa disebut sebagai “roh” adalah inti sejati dari manusia—penguasa sesungguhnya dari tubuh kita. Setelah seseorang meninggal, rohnya akan meninggalkan jasad dan memasuki dunia setelah kematian, atau dalam istilah spiritual disebut sebagai “dimensi lain”. Artinya, yang mati hanyalah tubuh fisiknya, sementara rohnya tetap ada, hanya saja tak kasatmata oleh mata manusia biasa.

Sejak zaman dahulu, kejadian “datang dalam mimpi” atau menyampaikan pesan dari alam roh setelah kematian sering tercatat di berbagai budaya. Ini menjadi bukti kuat bahwa keberadaan roh setelah kematian memang nyata.

Anak Datang dalam Mimpi Mengungkap Pembunuhan

Sebuah kisah terkenal tercatat dalam Yongle Dadian, ensiklopedia besar dari Dinasti Ming pada bagian “Mimpi”. Dikisahkan bahwa pada masa Dinasti Song Selatan, seorang pejabat bernama Zhuge Fu ditugaskan menjadi gubernur di Jiuzhen (kini Hanoi, Vietnam). Karena jauhnya perjalanan, dia hanya membawa putra sulungnya, Zhuge Yuanchong, sementara keluarganya yang lain tetap tinggal di Nanjing.

Sayangnya, Zhuge Fu meninggal dunia di tempat tugas. Sang anak yang baru berusia 19 tahun, kemudian membawa jenazah ayahnya beserta harta peninggalan untuk dibawa kembali ke kampung halaman. Namun di tengah perjalanan, dia dibunuh oleh He Fasheng, seorang mantan murid ayahnya, yang kemudian merampas seluruh harta.

Beberapa waktu setelahnya, ibu dari Yuanchong, Nyonya Chen, bermimpi anaknya pulang ke rumah. Dalam mimpi itu, sang anak menceritakan bahwa ayahnya telah wafat dan dirinya sendiri dibunuh dalam perjalanan.

Dia berkata: “Aku berjalan terlalu cepat dan terlalu lelah, jadi aku beristirahat di atas tempat tidur di dekat jendela, kepalaku bersandar di tepi jendela. Besok, lihatlah tempat tidur itu, jejak tubuhku masih ada sebagai bukti aku benar-benar kembali ke rumah.”

Setelah terbangun dengan tangis penuh duka, Nyonya Chen menyalakan lampu dan melihat di tepi jendela terdapat bekas lembap berbentuk tubuh manusia. Seluruh keluarga pun menangis histeris, lalu menyebarkan kabar tersebut ke para kerabat.

Kebetulan, Xu Senzhi menjabat sebagai gubernur Jiao Zhou saat itu, dan Xu Daoli menjadi sekretarisnya—yang merupakan kerabat keluarga Chen. Maka Nyonya Chen menulis surat kepada Xu Daoli, menjelaskan secara rinci mimpi tersebut dan memohon penyelidikan.

Setelah menerima surat itu, Xu Daoli segera memulai penyelidikan. Benar saja, dia berhasil menghentikan kapal jenazah Zhuge Fu, dan mencocokkan tanggal kematian ayah dan anak itu dengan apa yang disampaikan dalam mimpi—semuanya cocok. Dua tersangka pun ditangkap.

Saat mengetahui bahwa kejahatan mereka terbongkar karena arwah yang datang dalam mimpi, kedua pelaku gemetar ketakutan, seolah petir menyambar. Mereka langsung mengakui perbuatannya dan dijatuhi hukuman mati. Jenazah Zhuge akhirnya berhasil dikawal pulang ke Nanjing dengan aman.

Kasus Modern: Mimpi Membuka Petunjuk Pembunuhan

Sebuah kasus nyata di era modern juga membuktikan hal serupa. Di Provinsi Jilin, Tiongkok, polisi dari Biro Kriminal Kota Changbai berhasil mengungkap kasus pembunuhan berkat mimpi yang dialami kakak korban.

Pada Juni 2008, seorang pria bernama Zhang Yongcheng tiba-tiba menghilang. Di bawah tumpukan kayu di rumah tetangganya, ditemukan pakaian Zhang yang berlumuran darah. Polisi mencurigai adanya kejahatan, namun belum bisa menemukan jasadnya.

Beberapa hari kemudian, kakak perempuan Zhang datang dari kampung halaman dan menyatakan bahwa dalam mimpinya, sang adik muncul dan mengatakan bahwa dia telah dibunuh dan dikuburkan di suatu tempat. Dia meminta polisi menemaninya ke lokasi tersebut.

Walaupun polisi semula skeptis terhadap mimpi, mereka akhirnya menuruti permintaan sang kakak demi menenangkannya. Anehnya, tanpa pernah menginjakkan kaki di Changbai sebelumnya, sang kakak menunjukkan lokasi persis yang berjarak sekitar 20 meter dari rel kereta api—suatu daerah yang sepi dan terpencil. Saat digali, benar saja: di sanalah jasad Zhang ditemukan, dan dari situ pula jejak pelaku terungkap dan berhasil ditangkap.

Mimpi Seorang Gadis Menuntun Teman Masa Kecil Menemukan Pembunuh

Seorang pengguna internet membagikan kisah dari jurnal kriminal di kantor polisi daerahnya. Seorang polisi menceritakan bahwa ketika dia masih duduk di bangku SMA, teman masa kecil sekaligus sahabat perempuannya tiba-tiba menghilang beberapa bulan sebelum ujian masuk universitas.

Dia pun bertekad untuk masuk akademi kepolisian dan kembali ke kampung halamannya sebagai polisi. Bertahun-tahun kemudian, dia menangani kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang wanita. Namun polisi kesulitan menemukan pelaku.

Suatu malam, dia bermimpi sahabat lamanya datang sambil menangis dan berkata bahwa dirinya telah dibunuh dan dikubur di sebuah parit tertentu. Dia meminta tolong agar dibantu mencari keadilan.

Dengan petunjuk dari mimpi itu, polisi menggali area yang dimaksud dan menemukan kerangka manusia. Mereka lalu menyatukan dua kasus tersebut, dan akhirnya berhasil menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.

Pengakuan Pelaku Karena Mimpi

Pada tahun 2014, media Taiwan juga melaporkan kasus serupa. Enam tahun sebelumnya, seorang pria menusuk mati seorang laki-laki yang mencoba menggoda mantan pacarnya. Delapan orang ditangkap dan dijatuhi hukuman atas kasus itu, termasuk pelaku utama yang akhirnya dipenjara dan membayar kompensasi sebesar 8 juta dolar Taiwan kepada keluarga korban.

Namun bertahun-tahun kemudian, seorang pria bermarga Cai secara sukarela menyerahkan diri ke polisi. Dia mengaku bahwa arwah korban terus-menerus datang dalam mimpinya selama dua minggu penuh, menagih pertanggungjawaban: “Yang lain sudah membayar ganti rugi 8 juta. Lalu, kamu kapan akan membayar?” Karena tekanan batin itulah Cai akhirnya memilih untuk menyerahkan diri.

Mimpi: Jendela Menuju Dimensi Lain

Kasus-kasus pengungkapan kejahatan melalui mimpi ini menunjukkan bahwa roh memang masih ada setelah kematian, dan bahwa keadilan ilahi berjalan tanpa bisa dihindari—cepat atau lambat.

Mimpi-mimpi seperti ini diyakini terjadi di “ruang lain”, yaitu dimensi yang berbeda dari dunia fisik kita. Melalui mimpi, roh dapat menyampaikan pesan kepada orang yang masih hidup—baik itu sebagai pengungkapan kebenaran, peringatan terhadap bahaya, maupun penyampaian kehendak ilahi.

Mungkin dari kisah-kisah ini, kita dapat mulai membuka tabir pemahaman tentang hakikat jiwa manusia dan keberadaannya yang melampaui kehidupan di dunia fisik.(jhn/yn)

Rusia Keluarkan Peringatan Keras kepada Jerman: Dianggap Sebagai Keterlibatan Langsung dalam Perang

EtIndonesia. Kementerian Luar Negeri Rusia baru-baru ini mengeluarkan pernyataan keras terkait kemungkinan Jerman akan memberikan rudal jelajah jarak jauh “Taurus” kepada Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa Moskow akan menganggap setiap penggunaan rudal tersebut untuk menyerang target Rusia sebagai tindakan langsung Jerman yang terlibat dalam perang.

Perang antara Ukraina dan Rusia telah berlangsung selama tiga tahun. Hingga saat ini, kemampuan Ukraina untuk melawan Rusia sangat bergantung pada bantuan dari berbagai negara. Dari semua bentuk bantuan itu, perhatian Rusia kini terfokus pada potensi Jerman untuk menyuplai rudal jelajah “Taurus” ke Ukraina. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Rusia menyampaikan peringatan tegas: jika Jerman benar-benar mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina, maka tindakan itu akan dianggap sebagai bentuk partisipasi militer langsung Jerman dalam konflik.

Menurut laporan yang dimuat pada hari ini (21 April) oleh The Fat Swan of Petersburg, juru bicara Maria Zakharova dengan tegas menyatakan bahwa “jika rudal Taurus digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia, Moskow akan memperlakukan hal tersebut sebagai aksi keterlibatan langsung Jerman dalam perang.”

Tokoh penting dari Partai Demokrat Kristen Jerman sekaligus kandidat kuat Kanselir, Friedrich Merz, sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap pengiriman rudal jarak jauh buatan Jerman kepada Ukraina. Yang lebih mengkhawatirkan bagi Moskow adalah informasi bahwa jembatan Krimea, jalur transportasi penting yang menghubungkan Semenanjung Krimea dengan daratan utama Rusia, telah masuk dalam daftar target potensial serangan Ukraina yang menggunakan rudal Taurus.

Mantan kolonel militer Rusia, Mikhail Khodaryonok, mengungkapkan dalam komentarnya bahwa jika Ukraina menggunakan rudal Taurus, maka Rusia harus merespons dengan menghantam langsung kediaman resmi Kanselir Jerman yang baru sebagai bentuk serangan pemenggalan kepala (decapitation strike).

Khodaryonok menambahkan bahwa istana pemerintahan Jerman, Schloss Bellevue—kediaman resmi Kanselir Olaf Scholz—juga harus menjadi target serangan Rusia. Dia menyarankan bahwa langkah tersebut sebaiknya dilakukan bersamaan dengan serangan ke fasilitas-fasilitas penting pemerintahan Ukraina, seperti Istana Kepresidenan Ukraina, gedung parlemen Verkhovna Rada, dan kompleks Kementerian Pertahanan Ukraina. (jhn/yn)

Ribuan Orang di New York Serukan Akhiri Penindasan PKT terhadap Falun Gong, Dukung 440 Juta Orang yang Mundur dari PKT

 “Ini adalah tanda bahwa bangsa Tiongkok sedang terbangun dan kekuatan komunis jahat yang telah mengakar di Tiongkok sedang hancur,” kata Wang Zhiyuan.

EtIndonesia— Ribuan praktisi Falun Gong dan pendukung hak asasi manusia mengadakan parade dan aksi damai di kawasan Flushing, New York City, pada 19 April untuk memperingati  26 tahun peristiwa penting di Tiongkok dan mendukung 445 juta orang yang mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Acara di Queens ini diadakan menjelang  25 April, hari ketika 10.000 praktisi Falun Gong berkumpul secara damai di dekat kompleks partai penguasa di Beijing 26 tahun lalu untuk menyampaikan permohonan atas kebebasan berkeyakinan.

Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)

Permohonan mereka tidak diindahkan, dan pada 20 Juli 1999, PKT meluncurkan penindasan brutal terhadap praktisi Falun Gong dalam semalam.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, mengajarkan prinsip Sejati, Baik, Sabar serta lima latihan meditasi. Diperkenalkan kepada publik pada awal 1990-an, latihan ini dengan cepat menjadi populer melalui penyebaran dari mulut ke mulut. Estimasi resmi menyebutkan satu dari setiap 13 orang di Tiongkok saat itu mempraktikkannya.

Pada tahun 2004, The Epoch Times menerbitkan Buku “Sembilan Komentar tentang Partai Komunis” untuk menjelaskan sejarah PKT dan membongkar berbagai kebohongan yang telah disebarkannya, termasuk tentang Falun Gong. Publikasi ini memicu gerakan global “Mundur dari PKT” dan portal daring tempat orang-orang Tiongkok menyatakan pengunduran diri mereka dari PKT dan organisasi afiliasinya. Hingga kini, lebih dari 445 juta orang telah melakukannya.

Praktisi Falun Gong menghadiri sebuah parade untuk menyerukan diakhirinya penganiayaan di Tiongkok dan mendukung 440 juta orang yang mundur dari Partai Komunis Tiongkok. Larry Dye / The Epoch Times

“Ini adalah tanda bahwa bangsa Tiongkok sedang terbangun dan kekuatan komunis jahat yang telah mengakar di Tiongkok sedang hancur. Proses ini sedang menciptakan sejarah besar,” ujar Wang Zhiyuan, ketua Pusat Layanan Global untuk Mundur dari PKT, dalam unjuk rasa pada 19 April di Flushing.

Panitia menyatakan lebih dari 3.000 orang menghadiri acara ini, dan 27 orang menerima sertifikat resmi mundur dari PKT.

Dalam unjuk rasa tersebut, beberapa praktisi Falun Gong yang ikut dalam permohonan damai bersejarah pada 25 April membagikan kisah mereka, dan para pegiat HAM menyampaikan pidato.

Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)

Pembicara antara lain Zhang Erping, juru bicara Pusat Informasi Falun Dafa; Martha Flores-Vazquez, pemimpin distrik Majelis Negara Bagian New York untuk Flushing; Jacqui Phillips, wirausaha dan pembicara internasional; Wei Libin, direktur New York untuk Aliansi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Tiongkok; Ren Guoxian, peserta permohonan 25 April; Zhang Guiying, saksi mata peristiwa yang memicu permohonan tersebut; serta An Qiang, warga Tiongkok yang mundur dari PKT.

Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, lebih dari beberapa ribu praktisi Falun Gong di wilayah metropolitan New York mengadakan parade besar di Flushing untuk memperingati 26 tahun aksi damai puluhan ribu orang pada 25 April. (Dai Bing / The Epoch Times)

Parade sebelumnya menampilkan marching band, tim genderang, tarian naga, demonstrasi latihan meditasi Falun Gong, puluhan spanduk dan bendera, dan lainnya. The Epoch Times, yang telah banyak meliput pelanggaran HAM di Tiongkok, juga ikut dalam parade.

Apa yang Terjadi pada 25 April?

Pada hari Minggu cerah  April 1999, lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong berkumpul di depan kompleks Zhongnanhai di Beijing, tempat pimpinan tertinggi PKT dan Dewan Negara berada.

Liam O’Neill, seorang praktisi Falun Gong asal Amerika Serikat, mengenal Falun Gong pada peristiwa 25 April 1999, dan tak lama setelah itu mulai berlatih. (Shi Ping / The Epoch Times)

PKT menyebut peristiwa ini sebagai alasan utama di balik penindasan nasional terhadap Falun Gong. Namun, saksi mata dan bukti dokumenter menunjukkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung tertib dan damai, bertujuan untuk menyampaikan permohonan resmi.

Ren Guoxian, yang lahir dan dibesarkan di Beijing, mulai berlatih Falun Gong pada 1998. Saat itu, kelompok-kelompok besar praktisi bermeditasi bersama di taman-taman dan ruang publik.

Namun, pada 1999, “suasana tiba-tiba menjadi tegang,” kata Ren. Pada Maret dan April, muncul laporan bahwa praktisi Falun Gong mengalami pelecehan, dan pada 24 April, terjadi “insiden kejam di Tianjin,” di mana polisi memukuli dan menangkap lebih dari 40 praktisi.

Rekan-rekan Ren mengatakan bahwa satu-satunya cara mengajukan keberatan adalah “melapor ke pemerintah pusat,” dan mereka menyarankan untuk melakukannya.

Karena menyadari tragedi Tiananmen pada 1989, Ren ragu terlibat, tapi juga merasa tidak nyaman jika tidak melakukan apa-apa.

“Aku juga seorang praktisi Falun Gong,” kata Ren saat unjuk rasa. “Aku mendapat manfaat secara fisik dan mental dari Falun Dafa. Seolah-olah aku diberi kehidupan kedua setelah sakit-sakitan. Jika aku ditangkap tanpa alasan, apakah aku tidak berharap orang lain membantuku juga?”

Keesokan harinya, Ren dan seorang praktisi lain naik bus menuju Kantor Pengaduan Dewan Negara. Saat berjalan di dekat lokasi, dia terkejut melihat kerumunan besar sudah berada di sana, dan polisi mengarahkan mereka untuk berjajar rapi mengelilingi Zhongnanhai.

“Saya sempat bingung. Apakah kantor pengaduan itu ada di dalam Zhongnanhai?” katanya.

Kemudian ia tahu bahwa rezim bermaksud memanfaatkan situasi ini untuk foto propaganda, seolah-olah kantor pusat politik dikepung.

Sekitar pukul 08.00, kabar menyebar bahwa Perdana Menteri Zhu Rongji akan mengirim perwakilan untuk berbicara dengan para praktisi.

“Semua sangat tenang,” ujar Ren. “Yang di depan membaca buku Falun Gong, yang di belakang berlatih gerakan. Yang tua duduk istirahat. Tidak ada teriakan, spanduk, pidato, selebaran, atau keributan. Semuanya tertib.”

Sekitar pukul 21.00, Ren kembali dari menelepon keluarga dan melihat para praktisi sudah mulai membubarkan diri karena polisi mengatakan praktisi yang ditahan di Tianjin akan dibebaskan.

“Puluhan ribu praktisi bubar dengan sangat tertib,” katanya. “Saya sangat terkejut. Bahkan puntung rokok yang dibuang polisi pun dipungut. Tak ada sampah tersisa.”

Pada 19 April 2025, Ketua Pusat Pelayanan Global untuk Pengunduran Diri dari Partai (Global Tuidang Center), Wang Zhiyuan, hadir sebelum dimulainya parade memperingati 26 tahun peristiwa 25 April oleh para praktisi Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)
Ren Guoxian, seorang praktisi Falun Gong yang secara langsung ikut serta dalam aksi damai besar pada 25 April 1999. (Shi Ping / The Epoch Times)

24 April 1999

Dalam pidatonya, Zhang Guiying, seorang dokter, mengatakan ia menjadi saksi mata penangkapan praktisi Falun Gong di Universitas Normal Tianjin pada 24 April 1999.

Setelah artikel fitnah tentang Falun Gong diterbitkan antara 21–23 April, para praktisi mendatangi redaksi pada 23 April. Zhang ikut mendukung.

“Mereka hanya diam menunggu. Tak ada slogan, tak ada teriakan,” kata Zhang. Tapi sekitar pukul 18.00, petugas kampus menggunakan pengeras suara mengancam agar mereka pergi.

Hari itu juga, pejabat PKT sedang berada di kampus, dan tak lama setelah ia pergi, polisi antihuru-hara menyerbu.

“Polisi memukuli siapa saja, muda, tua, wanita, atau anak-anak,” ujar Zhang. Seorang nenek berusia 60-an dipukuli hingga pingsan. Yang lain diseret oleh empat polisi, punggungnya tergores di tanah dan dibuang keluar kampus.

Zhang mengatakan para praktisi tetap damai dan berusaha menjelaskan niat mereka kepada polisi. Namun kekerasan berlanjut. Seorang pemuda yang mencoba membela seorang wanita malah dibenturkan ke dinding.

Media resmi PKT menyebut tidak ada penangkapan atau kekerasan. Namun kenyataannya, 45 orang ditangkap tanpa alasan, dan para praktisi diarahkan ke pemerintah kota Tianjin yang mengatakan, “pergilah ke Beijing.”

Pada 19 April 2025, aktivis demokrasi New York, Wei Libin, turut serta dalam parade peringatan 25 April untuk menyatakan dukungannya terhadap Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)
Seorang warga keturunan Tionghoa di New York, Nyonya Chen, merasa sangat terharu saat pertama kali melihat parade Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, Xiaolin, seorang pemuda dari Fujian (paling kiri), mengatakan bahwa ia secara pribadi merasakan bahwa apa yang dikatakan para praktisi Falun Gong “semuanya benar.” (Shi Ping / The Epoch Times)

Mundur dari PKT

An Qiang tiba di AS pada Juli 2023 sebagai pengungsi. Ia telah keluar dari PKT dan ingin membagikan alasannya.

“Sejak sekolah, saya telah dicuci otak oleh PKT,” kata An. “Diajarkan bahwa tak ada Tiongkok baru tanpa partai, dan kami adalah penerus komunisme.”

Saat SD, ia pernah diberi CD kecil oleh seorang wanita tua praktisi Falun Gong. Ternyata isinya adalah Freegate, perangkat lunak untuk menembus tembok sensor internet PKT.

Dari situ, An mulai mengetahui sejarah kelam PKT, termasuk Kelaparan Besar, yang telah merenggut puluhan juta nyawa dan disangkal oleh rezim.

“PKT tidak hanya menghancurkan fisik rakyatnya, tapi juga cara berpikir mereka,” kata An. Termasuk menyulut kebencian terhadap negara seperti AS dan Jepang yang justru pernah memberi bantuan.

An juga baru mengetahui bahwa ia pernah punya saudara perempuan yang diberikan karena kebijakan satu anak. “Sekarang saya tak tahu di mana dia… PKT telah menghancurkan keluarga kami.”

Saat pandemi, ia pernah hampir mati kelaparan karena dikunci di rumah. Setelah ia mencari suaka ke AS, agen PKT mendatangi rumah dan mengancam keluarganya.

Wang menyerukan agar semua warga Tiongkok yang masih menjadi anggota PKT atau organisasi afiliasinya untuk segera mundur. Ia juga menjabat sebagai presiden World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong, yang telah menerbitkan lebih dari 600 laporan pelanggaran HAM oleh PKT.

Ia mengatakan, permohonan 25 April mencerminkan bagaimana para praktisi Falun Gong merespons penindasan dengan cara damai sejak saat itu.

“Sepanjang sejarah, ketika menghadapi tirani, manusia biasanya melawan dengan kekerasan, atau diam dan hancur pelan-pelan.

Namun praktisi Falun Dafa tidak menggunakan kekerasan maupun berdiam diri. Mereka memilih menjelaskan kebenaran, mengungkap kejahatan, dan menyelamatkan makhluk hidup dari bahaya.” (asr)

Pada 19 April 2025, pemimpin Partai Demokrat untuk Daerah Pemilihan ke-40 di Queens, Martha Flores-Vazquez, hadir untuk menyaksikan parade peringatan 26 tahun aksi damai 25 April oleh para praktisi Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, seorang penonton asal Barat di Flushing merasa sangat terharu saat menyaksikan parade 25 April oleh para praktisi Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, Ketua Asosiasi Pemimpin Puerto Riko di Queens, Samuel Ortiz, datang untuk mendukung parade peringatan 26 tahun peristiwa 25 April oleh para praktisi Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)
Pada 19 April 2025, calon anggota dewan kota Distrik Whitestone di Queens, Alexander Caruso, datang untuk menyaksikan parade peringatan 26 tahun aksi damai 25 April oleh para praktisi Falun Gong. (Shi Ping / The Epoch Times)

Gadis Berusia 14 Tahun Tewas Diterkam Singa di Depan Temannya yang Ketakutan Setelah Hewan Itu Memasuki Kompleks Tempat Tinggalnya

EtIndonesia. Seorang gadis berusia 14 tahun tewas dan dimakan singa di depan temannya yang ketakutan setelah hewan itu memasuki kompleks tempat tinggalnya di Kenya, kata pihak berwenang pada hari Minggu (20/4).

Anak yang tidak disebutkan namanya itu diculik oleh kucing liar dari daerah pemukiman di pinggiran ibu kota Kenya, Nairobi, sebelum temannya menelepon pihak berwenang, kata Dinas Margasatwa Kenya (KWS) dalam sebuah pernyataan.

“Penjaga hutan dan tim tanggap KWS segera dikerahkan dan melacak bercak darah yang mengarah ke Sungai Mbagathi, tempat tubuh gadis itu ditemukan dengan luka di punggung bawah,” kata badan tersebut.

Singa itu diyakini telah melarikan diri dari Taman Nasional Nairobi, yang berbatasan dengan kompleks tempat gadis itu diseret.

Singa pembunuh itu masih bebas, tetapi perangkap telah dipasang dan tim pencari telah dikerahkan setelah serangan yang mengejutkan itu, kata KWS.

Langkah-langkah keamanan tambahan telah diambil untuk mencegah serangan lebih lanjut, imbuh badan tersebut.

Taman Nasional Nairobi, hanya enam mil dari pusat Kota Nairobi, adalah rumah bagi cheetah, macan tutul, singa, kerbau, dan jerapah.

Taman ini dipagari di tiga sisi untuk mencegah hewan berkeliaran ke Nairobi, tetapi terbuka di sisi selatannya untuk memungkinkan hewan bermigrasi masuk dan keluar taman.

Meskipun singa dapat bersentuhan dengan manusia dan melukai ternak, serangan fatal terhadap manusia sangat jarang terjadi.

Sehari sebelumnya, seorang pria berusia 54 tahun tewas ditabrak gajah di daerah Nyeri bagian tengah, sekitar 80 mil di utara Nairobi.

Kematian berturut-turut tersebut bukanlah insiden yang terisolasi, dan KWS perlu meningkatkan “penilaian risiko dan memastikan komunikasi yang akurat dan real-time tentang pergerakan dan perilaku satwa liar, terutama di daerah berisiko tinggi seperti Savannah Ranch,” kata Paula Kahumbu, kepala kelompok konservasi WildlifeDirect, kepada BBC News.

Semua pondok, perkemahan, dan pembangunan perumahan di dekat suaka margasatwa juga harus “dilengkapi dengan sistem pencegah predator – termasuk lampu, alarm, pagar pengaman, dan semprotan antipredator,” katanya. “Pencegahan adalah garis pertahanan pertama dan terbaik kita.” (yn)

Sumber: nypost