Home Blog Page 392

Remaja Diselamatkan oleh Anjing Setia dalam Kebakaran Malam Tahun Baru

0

EtIndonesia. Pada Malam Tahun Baru, seorang remaja nyaris tewas dalam kebakaran rumah yang dahsyat, semua berkat tindakan heroik anjing keluarga, Macho.

Nicole Evans, seorang ibu tunggal, menerima telepon menyedihkan tersebut saat berada di luar kota, mengetahui bahwa rumahnya dilalap api.Aning keluarga, Macho, merasakan bahaya yang akan terjadi, segera bertindak dan membangunkan putra remaja Nicole, Griffin, sekitar pukul 05:30 pagi, memperingatkannya akan kebakaran.

“Dia terus mendatanginya dan kemudian memberinya gigitan, beberapa di antaranya, dan membangunkannya. Dan Griffin berkata, ‘Apa yang terjadi?’. Dan begitu dia berbalik, tidak diragukan lagi dia harus pergi. Dia harus pergi dengan cepat,” kata Nicole kepada WFLA.

“Mungkin pengalaman terburuk dalam hidup saya tidak bisa bersama orang yang paling Anda cintai ketika ada sesuatu yang terjadi pada mereka yang tidak dapat Anda lakukan,” tambahnya.

Meski penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, keluarga tersebut kehilangan total rumahnya. Meski mengalami kerugian materi, Nicole menekankan nilai pemikiran cepat dan kesetiaan Macho yang tak tergantikan.

“Semua hal itu hanyalah benda, dan beberapa di antaranya memang penting. Memang benar, tapi pada akhirnya, semuanya bisa tergantikan. Dia tidak bisa tergantikan, anjingku tidak bisa tergantikan, dan aku tidak ingin hal itu mengakibatkan apa pun selain ini,” ungkapnya.

Dalam menghadapi kesulitan, komunitas telah mendukung keluarga Evans, menyiapkan GoFundMe untuk membantu membangun rumah mereka. (yn)

Sumber: sunnyskyz

Penganut Saksi Yehuwa Menuntut Negara karena Menerima Transfusi Darah yang Menyelamatkan Nyawa di Luar Kehendaknya

EtIndonesia. Seorang Saksi Yehuwa atau Jehovah’s Witnesses telah membawa negara Spanyol ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa karena memberinya transfusi darah selama operasi yang bertentangan dengan keinginannya.

Rosa Edelmira Pindo Mulla, seorang wanita Ekuador yang tinggal di Spanyol, mengaku menjadi korban “paternalisme medis”, karena kewarganegaraan dan agamanya.

Pada tahun 2017, setelah serangkaian pemeriksaan kesehatan, wanita berusia 53 tahun itu disarankan menjalani operasi. Pada tahun 2018, sebelum prosedur, Pindo Mulla diberikan tiga dokumen yang harus diisi – surat perintah terlebih dahulu, surat kuasa jangka panjang, dan formulir informed consent.

Dia mengaku telah secara spesifik menyebutkan dalam ketiganya bahwa dia adalah seorang Saksi Yehuwa dan bahwa dia menolak menerima transfusi darah apa pun (darah, sel darah merah, sel darah putih, trombosit atau plasma), bahkan dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Setelah menderita pendarahan yang mengancam jiwa selama operasi, dia menerima transfusi darah, dan dia telah mencari keadilan sejak saat itu…

Pada bulan Maret 2020, Rosa Edelmira Pindo Mulla mengajukan permohonan ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR), yang mengatur tentang pelanggaran Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia di 46 negara yang meratifikasinya. Dia sebelumnya mencari keadilan di pengadilan Madrid, dan di Mahkamah Konstitusi Spanyol, namun kasusnya dibatalkan oleh keduanya.

Pemerintah Spanyol diberitahu tentang kasus kontroversial ini pada bulan Maret 2021, dan pada musim panas tahun lalu, Kamar yang menangani kasus tersebut melepaskan yurisdiksinya dan mendukung Kamar Agung. Hal semacam ini terjadi karena kurangnya yurisprudensi atau perlunya kajian lebih mendalam.

Kasus ini telah menjadi berita utama dan memicu kontroversi selama bertahun-tahun, karena sifatnya yang rumit dan masalah etika. Ada yang berpendapat bahwa sikap wanita terhadap orang yang menyelamatkan nyawanya, meskipun bertentangan dengan keinginannya, adalah salah, ada pula yang berpendapat bahwa keinginan siapa pun, betapa pun ekstremnya, harus dihormati selama tidak berdampak pada orang lain.

Yang lebih rumit lagi, catatan peristiwa yang terjadi pada bulan Juni 2018 tidak begitu jelas. Misalnya, wanita tersebut mengaku telah secara khusus menyatakan dengan jelas baik secara tertulis maupun saat berbicara dengan staf rumah sakit bahwa dia dengan tegas menentang transfusi darah karena alasan agama, bahkan dengan mengorbankan nyawanya. Namun, setelah operasi, dia dipindahkan ke rumah sakit di Madrid, karena komplikasi berupa pendarahan. Dia mengaku telah memberi tahu dokter baru tentang keinginannya mengenai transfusi darah, namun mereka tidak menghormatinya

Di sisi lain, pihak rumah sakit mengklaim bahwa, mengingat situasi Rosa Edelmira Pindo Mulla saat itu, ahli anestesi menghubungi hakim yang bertugas untuk meminta bimbingan, dan mereka mengizinkan intervensi medis atau bedah apa pun yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa pasien. Masalahnya adalah Rosa telah memberikan persetujuannya untuk melakukan intervensi medis apa pun, kecuali transfusi darah.

“Situasi ini menuntut respons yang sangat cepat,” tegas Nicolas Martínez, perwakilan Pemerintah Spanyol, namun pengacara Rosa menyatakan bahwa dia adalah korban.

“Seorang imigran Amerika Selatan yang berbicara bahasa Spanyol dengan aksen tertentu, dan anggota Saksi Yehuwa, yang sering menjadi sasaran prasangka dan stereotip, Pindo Mulla adalah sasaran empuk paternalisme medis ini,” kata pengacara wanita tersebut, sambil menambahkan bahwa semua yang dia inginkan adalah “diperlakukan sesuai dengan hati nuraninya”.

Kamar Agung Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa saat ini sedang mempertimbangkan dan hukuman diperkirakan akan dijatuhkan dalam beberapa bulan ke depan.(yn)

Sumber: odditycentral

Terpilihnya William Lai Ching-te Menunjukkan Upaya PKT Mempengaruhi Hasil Pemilu Taiwan Adalah Kontraproduktif

0

 oleh Ning Haizhing dan Luo Ya

Hasil pemilihan umum Taiwan pada 13 Januari 2024 menunjukkan William Lai Ching-te dan Hsiao Bi-khim dari Partai Progresif Demokrat (DPP) terpilih sebagai presiden dan Wakil Presiden Republik Tiongkok yang ke-16. Terpilihnya mereka juga menunjukkan Partai Progresif Demokratik telah berkuasa selama tiga periode berturut-turut. Dengan latar belakang menurunnya hubungan Tiongkok – AS dan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan, hasil pemilu Taiwan kali ini lebih menarik perhatian komunitas internasional. Itu juga sebabnya Partai Komunis Tiongkok terus melakukan upaya untuk mempengaruhi pemilu ini. Dua orang ahli langsung mengutarakan pendapatnya mengenai dampak dari hasil pemilu Taiwan ini terhadap urusan dalam negeri Taiwan, hubungan lintas selat, hubungan Tiongkok – AS, dan hubungan Taiwan – AS.

Hasil pemilu menggembirakan, upaya PKT mempengaruhi pemilu justru kontraprodukstif

Feng Chongyi, seorang profesor madya Universitas Teknologi Sydney mengatakan kepada The Epoch Times pada 13 Januari, bahwa hasil pemilu ini memberikan kelegaan bagi mereka yang memperhatikan situasi Taiwan akhir-akhir ini.

“Ini adalah pilihan bijak dari seluruh rakyat Taiwan,” katanya.

Penulis dan komentator independen Cai Shenkun juga mengatakan kepada The Epoch Times pada hari yang sama bahwa hasil pemilihan presiden Taiwan tahun 2024 pada dasarnya konsisten dengan jajak pendapat sebelumnya dan ekspektasi umum, yang menunjukkan bahwa Taiwan akan melangkah lebih jauh di jalan menuju kebebasan dan demokrasi.

Hasil pemilu ini jelas menjadi yang paling tidak ingin dilihat oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang telah menggunakan metode baru untuk melakukan intervensi dalam pemilu di Taiwan. Selain dengan intimidasi militer, PKT juga secara rutin menyebarkan informasi palsu untuk memanipulasi opini publik, mengirim pesawat militer mengelilingi Pulau Taiwan, menyuap politisi, dan menerbangkan balon yang memasuki wilayah udara Taiwan. Bahkan masih ada 5 balon udara yang terbang di udara Taiwan sampai kurang dari 24 jam menjelang pemungutan suara pemilihan presiden berlangsung.

Cai Shenkun mengatakan bahwa campur tangan PKT secara terang-terangan atau terselubung dalam pemilu ini jauh lebih serius dari sebelumnya. Mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahkan berperan sebagai juru bicara PKT. Sebelumnya ia mencoba untuk menggabungkan tim dari Terry Gou, Ko Wen-je dan Hou Yu-ih, tapi akhirnya gagal. Kemudian, ketika menerima wawancara eksklusif dengan media Jerman, ucapannya dalam membahas mengenai hubungan lintas selat dan pernyataannya bahwa (Taiwan) perlu menaruh kepercayaan kepada Xi Jinping cukup mengejutkan komunitas internasional dan tentunya pemilih Taiwan. Bahkan membuat kandidat presiden usungan KMT langsung mengklarifikasi bahwa itu bukan suara KMT kecuali pribadi Ma. Ma Ying-jeou yang tadinya mungkin ingin membantu pengangkatan suara KMT dalam pemilu, malah berdampak menjatuhkan. 

Cai Shenkun berpendapat bahwa PKT cenderung untuk mendukung kekuatan dari partai berwarna biru (Kuomintang) dan putih (Partai Rakyat Taiwan). Untungnya, siapapun yang didukung oleh PKT pasti akan menerima nasib sial. Hampir semua partai politik dan politisi yang berkolusi dengan PKT pasti ditinggalkan oleh para pemilih Taiwan.

Feng Chongyi mengatakan bahwa tindakan yang diambil oleh PKT dalam mempengaruhi hasil pemilu Taiwan selalu menjadi kontraproduktif. “Mereka berhadapan dengan mayoritas rakyat Taiwan yang tidak mau menerima kendali rezim komunis atas Taiwan. Ini adalah dasar utama mengapa rakyat menolak PKT”. Namun, dirinya percaya bahwa penting untuk dicatat karena PKT tidak akan meninggalkan campur tangan dan masih akan terus melakukan intimidasi terhadap Taiwan di masa mendatang.

Taiwan adalah garis depan kubu demokrasi, penguasa baru menghadapi tantangan PKT

Selat Taiwan selalu menjadi salah satu titik panas geopolitik utama dunia. Setelah Partai Progresif Demokratik berkuasa pada tahun 2016, Partai Komunis Tiongkok secara signifikan meningkatkan tekanan ekonomi, militer, dan diplomatiknya terhadap Taiwan. Khawatir dengan kemenangan Partai Progresif Demokratik yang bersikap keras terhadap PKT, sebelum pemilihan umum, PKT terus mengintimidasi rakyat Taiwan dengan mengatakan bahwa ini adalah pemilu yang memilih antara “perdamaian” dan perang.

Menjelang pemilihan presiden dan legislatif Taiwan, Dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan diplomat senior Partai Komunis Tiongkok Liu Jianchao di Kementerian Luar Negeri AS pada 12 Januari. Antony Blinken memperingatkan Beijing agar tidak menggunakan pemilu Taiwan sebagai alasan untuk mengacaukan stabilitas Selat Taiwan.

Feng Chongyi berpendapat bahwa Amerika Serikat saat ini tidak ingin membuka medan perang baru di Asia-Pasifik, sehingga William Lai Ching-te tidak perlu lagi mengupayakan kemerdekaan Taiwan secara hukum, karena pada kenyataannya, Republik Tiongkok sudah menjadi negara merdeka dengan sistem politik yang mandiri dan berdaulat. “Taiwan akan mengikuti garis dasar dalam mempertahankan status quo. Apa lagi Wakil Presiden Hsiao Bi-khim sebelumnya adalah perwakilan Republik Tiongkok di Amerika Serikat, dan ia sudah memiliki kontak mendalam dengan Amerika Serikat. Sehingga tidak akan timbul kesalahan pahaman di bidang diplomatik yang berarti”.

Dia mengatakan pemilu Taiwan dan situasi di Selat Taiwan perlu dilihat dalam kerangka Perang Dingin global kedua. Perang Dingin kedua adalah konfrontasi antara kubu demokrasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan kubu otoriter yang dipimpin oleh Tiongkok. Partai di Taiwan berwarna hijau ini termasuk dalam kubu demokrasi dan merupakan garda depan untuk mengekang perluasan rezim otoriter Partai Komunis Tiongkok.

“Keberhasilan atau kegagalan demokrasi dan kebebasan Taiwan serta hidup matinya Taiwan berkaitan erat dengan seluruh kubu demokrasi internasional. Oleh karena itu Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan bahkan Uni Eropa tidak akan tinggal diam. DPP jauh lebih tegas dalam upaya membela sistem demokrasi Taiwan dibandingkan dengan baik Partai Rakyat Taiwan mau pun Kuomintang. Oleh karena itu kemenangan DPP sudah dapat kita tebak dan juga membawa kelegaan bagi kita semua, karena dapat menghindari munculnya risiko yang tak terduga,” ujar Feng Chongyi.

Feng Chongyi berpendapat bahwa dari sudut pandang penghidupan dan diplomasi masyarakat dalam negeri Taiwan, kebijakan yang akan diusung presiden baru William Lai tidak akan ada banyak masalah. Namun kesulitannya terletak pada bagaimana menghadapi tantangan Partai Komunis Tiongkok.

“Meskipun Xi Jinping yang mengobarkan perang Selat Taiwan. Kemampuan mereka dalam menghadapi krisis itu belum tentu bisa dinilai lemah tak teruji, karena tidak ada alasan bagi dunia demokrasi untuk tidak mendukung Taiwan. Yang jelas apa yang kita bahas sekarang hanyalah dari konsep politik,” kata Feng.

Feng Chongyi menjelaskan, bahwa jika perang benar-benar berkobar, itu akan sama seperti Ukraina yang diinvasi oleh Rusia, akan tergantung pada sejauh mana dukungan AS. Padahal Amerika Serikat juga akan mengadakan pemilu pada 2024, sedangkan kaum penganut isolasionisme dalam negeri sedang membayangi. Jadi jika perang terjadi di Selat Taiwan, atau Partai Komunis Tiongkok menerapkan blokade ekonomi terhadap Taiwan, maka itu sangat membutuhkan kebijaksanaan politik dari para pemimpin baru Taiwan untuk memastikan agar Taiwan dapat menerima dukungan internasional yang cukup dalam menjaga keamanan.

Cai Shenkun percaya bahwa hasil pemilu kali ini akan berdampak besar terhadap hubungan lintas selat dan mempercepat langkah keluarnya Taiwan dari Tiongkok. Hal ini akan memengaruhi hubungan AS – Tiongkok dan hubungan AS – Taiwan. Selanjutnya, bola berada di kaki PKT, ke mana bola itu akan ditendang ?  Itu tergantung dengan bagaimana PKT menghadapi terpilihnya kembali DPP,  apa jadi atau tidak, kapan dan bagaimana cara berperang patut kita cermati lebih lanjut. 

Dia percaya bahwa dengan kebuntuan yang terjadi dalam perang Rusia – Ukraina, biaya dan harga yang harus dibayar PKT untuk menyatukan kembali Taiwan dengan kekerasan menjadi lebih tinggi. jadi PKT lebih cenderung memilih untuk terus mempersulit Taiwan sebagai hukuman bagi pemilih Taiwan, ketimbang menggunakan kekerasan.

Feng Chongyi minta DPP untuk lebih memperhatikan peraihan suara generasi muda Taiwan

Sebelum pemilu, banyak anak muda yang menyatakan dukungannya terhadap capres dari Partai Rakyat Taiwan, sehingga menurangi suara dukungan untuk partai biru dan hijau. Cai Shenkun mengatakan, bahwa Ko Wen-je telah menjadi kuda hitam dalam pemilu kali ini, dan tidak menutup kemungkinan untuk bersaing dalam memperebutkan posisi presiden di masa mendatang. 

Feng Chongyi mengatakan bahwa sejak DPP berkuasa, generasi muda Taiwan menghadapi beberapa tantangan dalam hidup. Mereka tidak mampu membeli rumah dan gaji mereka tidak dapat mengimbangi harga rumah. Tetapi DPP pun tidak memiliki cara efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga generasi muda Taiwan tidak puas dengan DPP, meskipun merka juga tidak bersimpati terhadap KMT. Sehingga memberikan suaranya kepada partai “pendatang baru” Ko Wen-je yang mungkin mau mendengar suara hati mereka.

Feng Chongyi berharap setelah William Lai dan Hsio Bi-khim berkuasa, mereka bisa menaruh perhatian lebih besar untuk menyelesaikan masalah ketidakpuasan para generasi muda Taiwan.

“Karena William Lai Ching-te adalah putra dari seorang penambang, yang tentunya memiliki pengalaman pribadi tentang masalah mata pencaharian masyarakat dan ide-ide untuk memperbaikinya. Saya berharap mereka (presiden baru) dapat menyelesaikan masalah pekerjaan kaum muda Taiwan, harga perumahan dan peluang bisnis dan perkembangan industri di Taiwan, sehingga masyarakat Taiwan, khususnya generasi muda Taiwan dapat lebih mendukung DPP. Ini adalah salah satu harapan pribadi saya”, kata Feng Chongyi 

Pengalaman pemilu Taiwan patut dijadikan referensi bagi negara demokratis dunia

Pemilu Taiwan yang menjadi awal dari banyak negara yang juga akan menyelenggarakan pemilu pada 2024, telah sukses terselenggara berkat mekanisme domokrasi Taiwan yang matang, meskipun ia terus mendapatkan intimidasi dari PKT. 

Feng Chongyi percaya bahwa keberhasilan dan tertibnya penyelesaian pemilu di Taiwan dapat menjadi referensi bagi pemilu dari negara demokratis lainnya di dunia.

“Di dunia demokrasi ada konsep yaitu kemunduran demokrasi. Isinya luas sekali. Salah satunya adalah perjuangan partai akan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap politik demokrasi. Misalnya, pemilih muda di Taiwan memilih Partai Rakyat Taiwan yang tidak berpeluang besar untuk menang karena tidak puas dengan kedua partai lainnya. Tidak ada satupun partai besar yang puas. Persaingan antara dua partai besar itu menempatkan kepentingan partai di atas kepentingan negara, sehingga berdampak pada kualitas politik demokrasi itu sendiri. Masalah (ini) juga terjadi di Taiwan, dan ini merupakan peringatan bagi komunitas internasional, yakni bagaimana menangani persaingan politik yang sehat dalam politik demokrasi, bukanlah dengan perjuangan hidup atau mati,” pungkasnya. (Sin)

Tujuh Pelayaran Cheng Ho Rampungkan Misi Pelayaran, Berkat Kekuatan Mukjizat di Baliknya 

0

Rong Naijia

Sejak tahun ketiga masa pemerintahan Kaisar Yongle (1403-1424) dari Dinasti Ming, Chéng Ho [Bahasa Mandarin Standard: Zheng He, dibaca: ceng he (e dua-duanya dibaca seperti: enam), red.] telah merampungkan 7 kali misi pelayarannya ke Samudera Barat (6 kali di masa pemerintahan Kaisar Yongle, dan 1 kali di masa pemerintahan Kaisar Xuande), jarak pelayarannya mencapai lebih dari 100.000 Li (satuan jarak Tiongkok kuno, setara 70.000 mil laut, red.), serta memakan waktu 28 tahun, dan sepanjang pelayarannya, walaupun menemui amukan ombak serta kesulitan besar, tetapi selalu dapat dilaluinya dengan selamat. 

Di samudera luas, armada kapal Cheng Ho membentangkan layar setinggi mungkin, siang dan malam menembus deburan ombak ganas tiada henti, mengapa mereka, demi menunjukkan kewibawaan tinggi Kekaisaran Tiongkok, bisa sekali demi sekali merampungkan misi bersejarah tersebut ibarat semudah menapak di jalan datar, sehingga tercapai kemegahan akbar semua kerajaan dari segala penjuru berdatangan sowan ke negeri Tiongkok kala itu?

Cheng Ho Mendirikan Prasasti Mukjizat Tianfei 

Di balik keberhasilan Cheng Ho menyelesaikan misi bersejarah, sesungguhnya berkat bantuan uluran mukjizat yang luar biasa! Di tengah amukan ombak yang seolah tak bertepi, ia berulang kali melihat Dewi Mazu membantunya dengan menunjukkan kesaktiannya. 

Sebagai ungkapan rasa terima kasihnya atas perlindungan sang Dewi, ia memohon kekaisaran agar membangun Kuil Tianfei (Kuil Dewi Mazu). Pada tahun keenam pemerintahan Kaisar Xuande (1426-1435), ia mencatatkan mukjizat yang diperlihatkan Dewi Mazu kepadanya dalam Prasasti Mukjizat Tianfei, yang diukir diatas batu, prasasti itu kemudian ditancapkan di Kuil Tianshen di sungai Long (Long Jiang) Nanjing.

Pada prasasti itu, Cheng Ho mengisahkan mukjizat yang dialaminya sendiri sebagai berikut:

Sejak tahun ketiga masa pemerintahan Kaisar Yongle (1406), saya (Cheng Ho) menerima titah dari sang Kaisar berlayar ke Samudera Barat (Samudera India, Red.), hingga kini telah tujuh kali merampungkan misi tersebut. Sudah banyak kerajaan yang telah saya kunjungi, meliputi Kerajaan Champa (Sanskrit: Campanegara, red.), Kerajaan Jawa (Sanskrit: Yavadvipa; atau Yawadwipa, red.), Kerajaan Sriwijaya (Sanskrit: Srivijaya, red.), Kerajaan Thailand (Sanskrit: Sayam, atau Barat menyebutnya Siam, red.), melintasi sampai mencapai Kerajaan Ceylon (sekarang Srilanka, red.) yang ada di selatan India, Kerajaan Calico (Bahasa Malayalam, bahasa resmi negara bagian terselatan India: Kozhikode. red.), Kerajaan Cochin (sekarang Kochi, India, red.), sampai ke barat meliputi Kerajaan Ormuz (sekarang Hormuz, red.), Kerajaan Aden, Kerajaan Maqadishu (sekarang Mogadishu, Somalia, red.), dan lain-lain, negeri besar maupun kecil mencapai lebih dari tiga puluh kerajaan, dengan jarak tempuh pelayaran mencapai lebih dari seratus ribu Li.

Replika kapal Cheng Ho yang berlayar ke Samudera Hindia; panjang kapal 136 meter, lebar 59 meter, memiliki 9 buah tiang, 12 bidang layar, dan dapat mengangkut 600 orang, merupakan kapal layar terbesar di dunia di masa itu. (Bai Yashi/Epoch Times)

Menatap samudera yang luas, ombak raksasa yang menggulung, dan menjulang setinggi gunung, menyongsong negeri asing nun jauh itu, ibarat ujung langit yang terpisah oleh kabut samar-samar. Akan tetapi, layar di kapal kami telah terbentang tinggi, siang malam tiada henti menerobos gejolak ombak, ibarat melaju di jalan lebar yang datar. Ini sungguh berkat dan rahmat bawaan imperium kami, khususnya adanya perlindungan dari Dewi Tianfei. 

Kekuatan Dewi yang sakral telah ada sejak dahulu kala, tapi kali ini benar-benar telah ditunjukkan. Kadang kala di tengah samudera luas itu kami menemui angin topan dan ombak menggelora, tetapi berkat sinar ajaib sang Dewi di atas tiang layar, begitu sinar dewata itu terlihat, bahaya pun tersingkir, meskipun di tengah kesulitan teramat dahsyat kami tanpa rasa takut dan cemas. Saat kami tiba di negeri asing, raja negeri asing yang tidak mau tunduk dapat ditangkap, dan invasi suku barbar dapat dimusnahkan. Sehingga jalur laut itu relatif tenang, semua itu adalah berkat dari Sang Dewi.

Cheng Ho mengatakan dengan mengandalkan bantuan berupa kuasa perlindungan dari Dewi Tianfei, membuat dirinya dapat menyelesaikan tujuh kali misi, maka diajukan permohonan membangun kuil, lalu keajaiban tersebut dipahat di atas batu, serta berharap agar kisah tersebut diperingati dan diwarisi selamanya, sebagai wujud syukur atas perlindungan dari Dewi Tianfei.

Tianfei = Mazu

“Mazu (dalam klenteng di Jawa biasa disebut Mak-co, Red.)” adalah dewi laut dalam legenda, kekaisaran menyebutnya “Tianfei” (artinya ratu langit, red.). Kepercayaan terhadap Mazu sudah diwarisi sejak zaman Dinasti Song oleh kalangan rakyat maupun pemerintah kekaisaran. Menurut legenda Mazu mengenakan jubah klasik merah serta menaiki tikar, dan banyak menyelamatkan kapal dan para awaknya yang mengalami naas di samudera.

Gelar Kehormatan oleh Berbagai Dinasti

Gelar Tianfei paling awal sudah ada sejak tahun ke-18 (tahun 1281) masa Zhiyuan pada pemerintahan Dinasti Yuan (etnis Mongol sebagai penguasa Tiongkok, Red.) oleh Kaisar Kubilai Khan. Selain itu terdapat pula puluhan catatan sejarah resmi terkait pemberian gelar kehormatan bagi Mazu, yakni: Pada tahun ke-4 (1122 Masehi) masa pemerintahan Kaisar Huizong dari Dinasti Song; tahun ke-5 (1372 Masehi) masa pemerintahan Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming; juga di tahun ke-19 (1680 Masehi) masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing.

Mengarak Mazu: Para tokoh setempat dari berbagai kalangan mengarak Dewi Mazu dengan tandu. (sumber: pemerintah kabupatan Miaoli)

Kemunculan Tianfei

Literasi paling kuno terkait Mazu dalam “Catatan Rekonstruksi Kuil Leluhur Shengdun dan Kuil Shunji” (tercatat pada tahun ke-20 era Shaoxing masa Dinasti Song Selatan ditulis oleh Liao Pengfei, tahun 1151 Masehi), Mazu bermarga Lin, yang merupakan seorang wanita penduduk Pulau Meizhou di Provinsi Fujian, menurut legenda dirinya terlahir dengan kemampuan supranatural yakni, “sesosok dewi yang mampu berkomunikasi dengan Langit…dan dapat meramal berkah maupun bencana di tengah umat manusia”.

Pada tahun ke-5 (1123 Masehi) masa pemerintahan Kaisar Huizong Dinasti Song, seorang pejabat bernama Lu Yundi yang diutus ke Goryeo (sekarang Korea, red.), saat melalui Laut Timur, kapal Lu Yundi diterpa angin topan dan ombak besar, 8 kapal armada tersebut saling bertabrakan yang mengakibatkan 7 di antara kapal tersebut karam. Hanya kapal yang ditumpangi oleh Lu Yundi saja yang tidak tenggelam, waktu itu awak kapal melihat pada tiang layar ada dewi yang menari sambil berputar mengawal dan melindungi kapal, maka kapal itu pun selamat. Para awak mengatakan bahwa ini adalah berkat Dewi Meizhou yang telah menampakkan mukjizatnya, maka sekembalinya Lu Yundi ke negerinya ia memohon kepada kekaisaran, agar memberikan plakat gelar “Kuil Shun Ji”.

Sastrawan Dinasti Ming Bernama Zhang Xie dalam karyanya “Dong Xi Yang Kao” (45 Tahun semasa pemerintahan Kaisar Wan Li dari Dinasiti Ming, 1617 Masehi) mencatat lebih banyak kisah terkait, disebutkan kediaman Tianfei terletak di Pulau Meizhou di lepas Pantai Putian, ayahnya adalah Raja Fujian generasi kelima bernama Lin Yuan, ibunya bermarga Wang, Tianfei adalah putri keenam dalam keluarga mereka, dilahirkan pada tanggal 23 bulan ke-3 tahun Jianlong Dinasti Song (21 April 960 Masehi). Saat baru dilahirkan, tubuhnya berwarna keunguan, memancarkan cahaya berkah, dan harum semerbak menyebar ke seluruh rumah. Sejak kecil dia sudah memiliki kemampuan supranatural, menguasai ilmu rahasia, dan dapat meramal dengan tepat. Tianfei tidak menikah, pada usia 27 tahun dia moksha.

Mukjizat Tianfei Menyelamatkan Manusia

Mukjizat Tianfei kerap terjadi di laut, pada saat kaum pelayar mengalami angin ribut dan ombak besar, dan berdoa kepada Tianfei meminta pertolongan, terkadang dikabulkan. Jejak mukjizat Tianfei menyelamatkan manusia tidak hanya terjadi pada rakyat jelata, juga terjadi pada para pejabat. Selain melindungi Cheng Ho dalam pelayaran menjalankan misinya, pejabat Dinasti Ming maupun Dinasti Qing di saat berlayar juga mendapat pertolongan mukjizat dari Tianfei, hal tersebut juga tercatat pada kitab sejarah.

Duta Dinasti Ming Mengalami Bencana, Diselamatkan oleh Tianfei

Di era Renchen (1532 Masehi) masa pemerintahan Kaisar Jiajing dari Dinasti Ming, sang kaisar mengirim utusan bernama Chen Kan bersama wakilnya yang bernama Gao Cheng ke Pulau Ryukyu (Jepang), untuk memberikan gelar bagi putra mahkota dari Raja Sho Shin penguasa kerajaan Chuzan untuk melanjutkan takhta. Kapal kekaisaran mereka melakukan ritual pemujaan Tianfei, seluruh awak kapal ikut berdoa dengan khusyuk. Pada bulan delapan, Chen Kan dan rombongan telah berlayar sejauh puluhan ribu Li, ketika kapal akan segera memasuki wilayah Ryukyu, laut tiba-tiba mengganas, ombak menjulang tinggi menerjang kapal, air laut segera memenuhi kabin kapal. Puluhan awak kapal berusaha keras membuang air dengan timba, tapi tidak berhasil. Terlihat kapal sangat berbahaya, semua orang meratap, “Kapal sudah tidak bisa bertahan lagi.”

Chen Kan dan rombongan tidak tidur sepanjang malam, mereka merangkak di dalam kabin, dengan gemetar berkata, “Kapal sudah hampir karam, cepat berdoa meminta pertolongan Dewi Tianfei!” Lalu semua awak kapal pun menyerukan nama kehormatan “Tianfei” bersama-sama, dan memotong rambut sebagai bukti kesungguhan hati mereka. Akhirnya, angin pun reda dan laut kembali tenang, awak kapal buru-buru menambal kebocoran di tubuh kapal, pada akhirnya kapal tiba di Ryukyu dengan selamat.

Setelah Chen Kan dan Gao Cheng merampungkan misi penobatan itu, mereka pun berlayar kembali pulang. Akan tetapi di tengah malam, tiba-tiba laut kembali mengganas disertai angin dan hujan deras, kali ini bahkan tiang layar dan kemudi kapal pun patah, seluruh awak sangat ketakutan. Lalu ada yang berkata, “Kita dapat terus melanjutkan perjalanan hanya mengandalkan tiang layar dan kemudi, sekarang keduanya telah rusak, kita ditakdirkan akan mati disini.” Semua orang menangis tak berdaya, di saat genting itu, mereka kembali menyerukan nama kehormatan “Tianfei”, dan memohon pertolongannya.

Tak lama kemudian, mendadak muncul seberkas cahaya merah, ibarat sebuah cahaya turun dari langit melayang ke arah kapal kerajaan, semua orang bersorak kegirangan, mereka percaya “Tianfei” telah datang, ada harapan mereka akan terselamatkan. Ternyata benar, tak lama kemudian laut menjadi tenang. Keesokan harinya, langit masih dipenuhi awan, para awak kapal berunding apakah perlu mengganti kemudi, tetapi ragu-ragu. Maka mereka pun membuat permohonan meminta petunjuk Tianfei, dan akhirnya telah mendapatkan persetujuan.

Di saat laut sedang tenang itu, mereka mendapat bantuan dewa, dan berhasil mengganti kemudi kapal dengan lancar tanpa halangan. Ketika langit terang, kapal akhirnya tiba di Provinsi Fujian. Pengalaman ini memberitahu masyarakat terutama di sepanjang pesisir Tiongkok bahwa dewa memiliki kemampuan yang luar biasa, dan dapat menyelamatkan dari bahaya, serta menolong makhluk hidup. [sumber: “Gujin Qiwen Leiji (catatan anekdot kuno dan modern)” kitab kedua]

Pejabat Utusan Dinasti Qing Alami Bencana, Dewi Tianfei Turun

Di masa Dinasti Qing, pada tahun ke-2, tahun ke-22, dan tahun ke-58 masa pemerintahan Kaisar Kangxi, pejabat yang menjadi utusan Kaisar Kangxi untuk menobatkan takhta, juga mengalami angin ribut dan terpaan ombak, ada yang bagian lunas kapal patah menjadi dua, tiang layar patah, setelah para pejabat berdoa kepada Tianfei, mereka dapat kembali dengan selamat.

Pada tahun ke-62 (1797 Masehi) di masa pemerintahan Kaisar Qianlong, pejabat Hanlin Academy bernama Zhou Huang menerima titah kaisar untuk memberikan gelar raja ke Negara Ryukyu. Saat berlayar di laut lepas, mendadak kapal yang ditumpangi mengalami bencana angin topan. Angin yang berhembus kencang menyeret kapal hingga ke tengah pusaran angin hitam, seketika itu langit menjadi gelap. Menurut cerita rakyat setempat, jika terseret ke dalam parit ini (sekarang Palung Okinawa) hampir tidak mungkin bisa selamat.

Pemilik kapal saat melihat kondisi ini, merasa tidak ada lagi harapan untuk hidup, lalu menangis sejadi-jadinya. Akan tetapi pada saat itulah, mendadak dari permukaan air terlihat banyak sekali cahaya merah, dan menerangi sekeliling mereka. Seluruh awak nyaris histeris saking gembiranya, mereka langsung berlutut dan berdoa: “Kita akan selamat! Dewi Tianfei telah datang menyelamatkan kita!”

Kemudian seorang dewi yang cantik menampakkan diri di hadapan mereka, dengan rambut yang disanggul tinggi, mengenakan busana keemas an, dan menggerakkan tangannya seakan memberi komando di langit. Seiring dengan gerakan tangannya, angin ribut langsung berhenti, dan seakan ada arus tenaga yang menarik kapal keluar dari pusaran, suaranya menggelegar. Tak lama kemudian, kapal itu lolos dari pusaran parit hitam dengan selamat.

Zhou Huang berhasil menyelesaikan misinya dan kembali dengan selamat, sebagai ungkapan terima kasihnya atas perlindungan sang dewi, ia memohon pada Kaisar Qianlong agar diizinkan membangun Kuil Tianfei. Kaisar yang mendengar mukjizat dewi telah menyelamatkan pejabat kerajaan, segera memberikan izin Zhou Huang membangun kuil. Kisah Ajaib ini tercatat dalam tabloid kekaisaran (Dibao, red.) Qianlong tahun ke-22, dalam kompilasi yang dirangkum oleh sastrawan agung Dinasti Qing yakni Yuan Mei berjudul “Zi Bu Yu” (What the Master Would Not Discuss, red.) kitab ke-24 juga tercatat peristiwa ini.

Penutup

Kisah Tianfei “Mazu” melindungi Cheng Ho dan lain-lain tercatat dalam buku sejarah kekaisaran, dan penampakan sosok dewi itu beredar luas di hati masyarakat, dan menjadi kepercayaan yang sakral. Banyak tempat di Tiongkok, Taiwan, dan beberapa negara Asia Tenggara terdapat Kuil Tianfei, Kuil Mazu, dan Kuil Tianhou, keberadaan dewi ini tidak diragukan lagi. Dewa dewi melindungi manusia yang baik, di saat yang sama juga membantu imperium dalam merampungkan misi sejarah yang telah dititahkan dari Langit. Kisah nyata kenaikan seorang putri manusia “Mazu” yang menjadi dewi juga telah menunjukkan kepada manusia bahwa seorang manusia biasa juga mampu berkultivasi menjadi dewa. (Sud/whs)

Fotografer “Sangat Kagum” Menangkap Aurora Labu-Oranye yang Sangat Langka di Atas Permukaan Air di Kanada

0

MICHAEL WING

Cahaya Utara di selatan Alberta dapat menjadi kromatik dengan warna yang sangat terang sehingga bisa terlihat bahkan di dalam batas kota.

Namun bagi Harlan Thomas, 66, dari Calgary pemandangan aurora borealis yang nyata saat ia memotretnya sangat memukau—sering kali menampilkan warna yang melampaui standar hijau zamrud.

Dengan memantau matahari secara rutin untuk mengetahui adanya badai matahari yang menjadi penyebab munculnya cahaya warna-warni, pensiunan insinyur ini mengetahui tentang lontaran massa korona—semburan radiasi matahari—yang akan bertabrakan dengan atmosfer bumi pada musim gugur lalu. 

Harlan, yang telah mengarahkan lensanya ke angkasa sejak 2013, kemudian mengemasi Nikon D810 dan lensa 15-30 mm miliknya dan berangkat ke tempat “tujuannya”—Sibbald Pond, di pedesaan sebelah  barat Calgary—untuk menangkap apa yang dia sebut sebagai yang “pertama” baginya.

Itu adalah tampilan cahaya utara yang terang dan berwarna labu oranye di atas permukaan reflektif air.“Saat tiba di lokasi, satu pita aurora telah terbentuk,” kata Harlan kepada The Epoch Times. “Sekitar 30 menit setelah pengambilan gambar, sub-badai aurora mulai   terjadi, yang menyebabkan aurora menari melintasi ufuk utara.”

Melihat betapa hal ini berbeda dari apa yang pernah dilihatnya sebelumnya, Harlan berkata bahwa dia “merasa sangat kagum dengan apa yang Tuhan ciptakan.”

Mencoba memahami apa yang dilihat matanya sendiri tentang warna bergelombang di hadapannya dia berkata bahwa menurutnya warna oranye adalah “kombinasi langka dari campuran merah dan hijau,”  mungkin hidrogen dan helium di udara, bercampur  dengan partikel seperti atom atau elektron.

Setelah mengambil foto-foto itu, dia mempostingnya secara online dan membuat para pecinta cahaya  utara takjub hingga ke Asia. “Videonya menjadi viral di  Jepang via Twitter,” katanya.

Kecintaannya terhadap fotografi aurora biasanya  membawanya berjalan sejauh 289,7 km dalam radius  sekitar Calgary, katanya. Dia memotret hal-hal luar biasa, termasuk aurora “pagar kayu”, aurora corona, dan  busur merah aurora yang stabil, atau SAR.

“Memotret aurora adalah usaha yang sangat sulit  dan membutuhkan banyak kesabaran, waktu, dan  pengetahuan tentang kondisi angin matahari,” ujarnya  seraya menambahkan bahwa panggilannya pertama kali dimulai dengan menyaksikan hujan meteor saat  masih muda bersama sahabatnya. (sun)

Pasangan Muda Ini Memutuskan Tidak Berciuman Sebelum Menikah,  Mereka Dibesarkan untuk Mematut Diri untuk Pernikahan

0

STAF EPOCH INSPIRED

Pasangan di Idaho, Amerika Serikat ini  yang mejalani kesucian dan menunggu sampai hari pernikahan mereka tiba untuk berbagi ciuman pertama mereka mengatakan bahwa keduanya dibesarkan untuk mematut diri sampai pernikahan.

Sarah Patriquin, 22 tahun, bertemu dengan suaminya, Wayne Patriquin, 23 tahun, di sebuah kamp Kristen saat remaja, dan setelah setahun berteman, mereka mulai berpacaran.

Pasangan tersebut memutuskan untuk menghormati kesucian mereka sebelum pernikahan atas alasan “kepercayaan” dan menunggu untuk berbagi ciuman pertama mereka hingga mereka menikah pada Juli 2019, setelah dua tahun bersama. Sekarang mereka menjadi orangtua bagi putri mereka yang berusia 5 bulan, Addison, pasangan ini mengatakan pernikahan mereka “lebih sehat dari sebelumnya.”

“Kami memutuskan untuk tidak berciuman—kami tidak ingin menempatkan diri kami dalam situasi itu. Berciuman bisa mengarah pada hal-hal lain,” kata Nyonya Patriquin, seorang ibu rumah tangga di Rexburg, Idaho, kepada SWNS.

Tuan Patriquin,yang bekerja sebagai mekanik, mengatakan: “Sarah ingin ciuman pertama itu pada hari pernikahan. Saya berkata, ‘Jika itu yang Anda inginkan, saya akan melakukannya’—saya ingin membuktikan cinta saya padanya Itu adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.”

Pasangan tersebut menghabiskan setahun sebagai teman sebelum keluarga mereka mengizinkan mereka untuk mulai berpacaran pada Juni 2018.

“Kami berdua dibesarkan untuk mematut diri sampai pernikahan. Kami saling menghormati untuk menunggu,” kata Nyonya Patriquin.

Pasangan ini mengatakan bahwa salah satu saudara mereka selalu menemani mereka saat pacaran, dan mereka menghabiskan “banyak waktu bersama dalam suasana kelompok.”

“Seperti dijaga agar ada tanggung jawab,” kata Nyonya Patriquin.

Setelah meminta izin dari orangtua, Tuan Patriquin melamar kekasihnya pada Februari 2019. Pasangan tersebut terus menghormati janji ke- sucian mereka sebelum pernikahan.

“Kami akan bergandengan tangan dan berpelukan. Itu membutuhkan banyak kendali diri. Ini tentang pola pikir. Saya perlu berpikir logis.

Nyonya Patriquin mengatakan bahwa untuk memenuhi janji mereka adalah “suatu pencapaian” sebagai pasangan.

“Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat, tumbuh bersama,” kata dia.

“Setiap orang yang berhubungan seks dengan Anda , Anda memberikan sebagian dari diri Anda kepada mereka. Itulah mengapa penting untuk memiliki itu untuk orang yang Anda nikahi. Seks bukan hanya bersenang-senang semata.”

Pasangan ini menyambut putri mereka pada Juni 2023 dan ingin mendidiknya dengan moral kesucian sebelum pernikahan.

“Pernikahan kami lebih sehat dari sebelumnya,” kata Nyonya Patriquin.

Tuan Patriquin menambahkan: “Saya tidak akan mengubah apa pun.”(sun)

Serangan Udara AS-Inggris Menghantam Houthi, Menghancurkan Lebih dari 60 Target

0

Ren Hao – NTD

Timur Tengah sedang bergejolak. Pada 12 Januari, serangan udara gabungan Inggris dan Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman menghancurkan lebih dari 60 target.

Pada 12 Januari malam, Houthi Yaman menembakkan sebuah rudal ke sebuah kapal pesiar yang berada 90 mil di lepas pantai Aden, yang meleset sejauh lebih dari 400 meter.

Ini adalah perkembangan terbaru dalam situasi regional setelah pembajakan kapal dagang oleh Iran pada Kamis (11 Januari) yang mendorong Inggris dan Amerika Serikat untuk melancarkan serangan gabungan terhadap Houthi pada Jumat 12 Januari.

Pada 12 Januari pagi, Amerika Serikat dan Inggris mengebom lebih dari 60 target di 16 wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Lima militan tewas dan enam lainnya terluka.

Pada Jumat, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan udara terhadap Houthi merupakan sebuah pesan kepada dunia bahwa Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan mentolerir perilaku bermusuhan dan tidak akan membiarkan kebebasan navigasi dihalangi.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang sedang berkunjung ke Ukraina, mengatakan bahwa serangan udara tersebut telah melemahkan kemampuan Houthi di Laut Merah. Ia menyatakan tidak akan ragu-ragu untuk melindungi nyawa dan memastikan keamanan lalu lintas komersial. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut gencatan senjata segera dari Houthi pada  Jumat, dengan negara-negara di Timur Tengah menyatakan keprihatinannya tentang keamanan regional dan pemerintah Yaman yang didukung oleh Arab Saudi secara terbuka mengkritik Houthi.

Houthi telah berperang dengan pemerintah Yaman sejak tahun 2014 dan kini telah menguasai lebih dari separuh wilayah Yaman.

Pada  11 Januari, kapal tanker minyak Yunani St Nicholas, yang mengibarkan bendera Kepulauan Marshall, bermuatan 145.000 ton minyak mentah dari Irak dan sedang menuju ke Turki, ketika dibajak oleh Iran di Teluk Oman, dengan 18 kru kapal berkewarganegaraan Filipina dan seorang kru kapal berkewarganegaraan Yunani.

Sejak November tahun lalu, pasukan Houthi yang didukung Iran telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah atas nama mendukung Hamas.

Pada Jumat, Departemen Perdagangan AS memerintahkan sanksi terhadap dua perusahaan transportasi yang melayani Iran.

Khawatir akan keamanan rute ekspor minyak mentah di Timur Tengah, harga minyak global naik 4% pada 12 Januari.

Pada  Jumat, Israel dan Hamas terus bertukar tembakan di Gaza. Badan intelijen Israel, Mossad, mengumumkan kesepakatan bahwa Qatar akan mengirimkan pasokan medis kepada para sandera yang ditahan oleh Hamas. (Hui)

Jepang Berhasil Meluncurkan Roket H2A yang Membawa Satelit untuk Memantau Pergerakan Korea Utara

0

NTD

Wahana Peluncuran H2A Jepang 48 lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima di Prefektur Kagoshima, Jepang, 12 Januari sore.  Satelit intelijen yang berada di dalam roket yang mana dapat memonitor Korea Utara juga memisahkan diri dari roket dan menuju orbit yang dijadwalkan dan mengumumkan peluncuran yang sukses.

Japan Broadcasting Corporation (NHK) melaporkan bahwa kendaraan peluncuran H2A No. 48 lepas landas pada 01:44 siang. Satelit pencarian intelijen pemerintah Jepang “Kotsu-8” berhasil dipisahkan dari roket dan memasuki orbit yang dituju sekitar 20 menit setelah peluncuran.

Satelit “Optical 8” mampu menangkap gambar berbagai belahan dunia dari ketinggian ratusan kilometer di atas permukaan. Selain memantau pergerakan lokasi peluncuran Korea Utara, satelit tersebut juga dapat memberikan informasi kondisi kerusakan saat terjadi bencana.

Ini adalah peluncuran kendaraan peluncuran H2A yang sukses ke-42 berturut-turut, dengan tingkat keberhasilan 97,92%. Namun demikian,  biaya peluncuran H2A yang mahal dan peralatannya yang sudah tua, diperkirakan setelah peluncuran roket H2A No. 50 pada  2024 akan tergantikan seluruhnya oleh roket baru penerus H3.

Roket H3 No.2 diperkirakan akan lepas landas pada 15 Februari. Ini akan menjadi upaya kedua Jepang untuk meluncurkan roket H3 setelah gagal bayar selama setahun setelah kegagalan uji peluncuran pertamanya. (Hui)

Kerusuhan Maut di Papua Nugini, Ketika Toko-toko Warga Tiongkok Jadi Sasaran Penjarahan 

0

Yi Jing – NTD

Kerusuhan sipil terjadi di negara kepulauan Pasifik Papua-Nugini pada Rabu (10 Januari), menewaskan 16 orang. Banyak toko-toko Tionghoa dirusak dan dijarah, serta banyak  yang terluka.

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape : “Ibukota kami akan berada dalam keadaan darurat selama 14 hari mulai hari ini.”

Marape mengumumkan keadaan darurat di ibu kota pada Kamis (11 Januari), dan kepala polisi serta menteri keuangan negara tersebut telah diskors untuk penyelidikan.

Sehari sebelumnya, polisi dan pekerja sektor publik melakukan pemogokan sebagai aksi protes terhadap pemotongan gaji, yang berubah menjadi kerusuhan mematikan.

Rekaman video menunjukkan ribuan orang turun ke jalan di ibu kota Port Moresby, beberapa orang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghancurkan dan membakar mobil, membakar gedung, serta menjarah toko-toko dan supermarket.

Banyak toko  Tionghoa dirusak dan dirampok, dan beberapa warga  Tionghoa terluka.

Rekaman yang diambil para saksi pada Kamis menunjukkan jalanan yang mengalami kerusuhan malam sebelumnya berantakan, dan masih banyak asap tebal yang membumbung di atas kota. Sebanyak 16 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Polisi PNG telah kembali bekerja, namun situasi masih tegang. (Hui)

Pertama Kalinya AS dan Inggris Melancarkan Serangan Terhadap Houthi Sejak Kapal Dagang Diserang

0

Pemberontak Yaman Houthi baru-baru ini sering menyerang kapal kargo dan kapal tanker minyak di Laut Merah. Perusahaan pelayaran dari banyak negara telah mengubah rute mereka. Ketika ketegangan meningkat, Amerika Serikat telah membentuk aliansi baru untuk bergandengan tangan dengan puluhan negara. Empat pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada 11 Januari bahwa AS dan Inggris telah mulai melancarkan serangan terhadap sasaran yang terkait dengan organisasi Houthi

NTD

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada 11 Januari , “Di bawah arahannya, militer AS berhasil melancarkan serangan terhadap sejumlah sasaran yang digunakan oleh organisasi pemberontak Houthi di Yaman untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu jalur perairan terpenting di dunia.”

Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terhadap Houthi dilakukan dengan “dukungan” dari Australia, Bahrain, Kanada dan Belanda, dan  dia “tidak akan ragu” untuk memerintahkan lebih banyak operasi militer jika diperlukan.

Biden mengatakan Houthi melancarkan 27 serangan kekerasan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap kapal-kapal komersial di perairan internasional yang sibuk, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal yang pertama dalam sejarah.

“Serangan-serangan ini membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan dan mengancam kebebasan navigasi,” katanya.

Tangkapan layar selebaran ini diambil dari video yang menunjukkan pengambilalihan Galaxy Leader Cargo oleh pejuang Houthi Yaman di pantai Laut Merah di lepas pantai Hudaydah, di Laut Merah, Yaman, pada 20 November 2023. (Houthi Movement via Getty Images)

Ini diyakini menjadi kali pertama Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman sejak  2016. Media AS menyebutkan gelombang serangan ini melibatkan jet tempur dan rudal Tomahawk.

Untuk menunjukkan dukungan terhadap Hamas, kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah menargetkan rute pelayaran Laut Merah. Serangan tersebut telah mengganggu perdagangan internasional di rute-rute utama volume pengiriman antara Eropa dan Asia. 

Sebelumnya pada 11 Januari, sebuah kapal tanker minyak Yunani San Nicolas yang mengibarkan bendera Kepulauan Marshall “diancam oleh empat atau lima orang yang tidak berwenang menaiki kapal tersebut dengan mengenakan seragam hitam ala militer dan topeng hitam” dan mengubah rutenya ke Iran. Ini adalah insiden terbaru dari serangkaian insiden pelayaran di wilayah tersebut.

Kantor Berita resmi Iran (IRNA) segera melaporkan bahwa angkatan laut Iran telah menyita sebuah kapal tanker minyak di perairan Teluk Oman setelah diberi izin oleh “perintah pengadilan”.

Perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, mengatakan kelompok itu memblokir kamera kapal. Secara terpisah, seorang petugas keamanan “melaporkan mendengar suara orang tak dikenal dan kapten di telepon.” (Hui)

Awan Cincin Bercahaya Misterius Muncul di Jepang, Memicu Diskusi Panas

0

Luo Tingting

Awan berbentuk aneh muncul di langit di atas Kota Kurobe, Prefektur Toyama, Jepang, pada  9 Januari. Penampakannya berbentuk cincin dan menyerupai piring terbang dan juga memancarkan cahaya, memicu diskusi panas. Beberapa orang khawatir bahwa ini adalah awal dari gempa bumi, sementara yang lain menganggapnya sebagai fenomena UFO.

Sebuah video yang diunggah secara online menunjukkan bahwa awan aneh muncul di atas Kota Kurobe, seperti donat putih besar, membungkus matahari di tengahnya, Awan itu menyeret ekornya dan memancarkan cahaya yang menyilaukan.

Fotografer mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat awan seperti itu dan awan tersebut perlahan mendekati puncak Gunung Fuji.

Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,6  di Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa, Jepang pada 1 Januari, sebagian masyarakat setempat khawatir apakah awan ini merupakan awal terjadinya gempa bumi.

Pada  9 Januari malam, gempa berkekuatan 6,0 kembali terjadi di dekat Sado di Prefektur Niigata, berdekatan dengan Prefektur Toyama.

Namun demikian, kepala peneliti di Lembaga Penelitian Meteorologi Badan Meteorologi Jepang mengatakan awan tersebut bukanlah awal terjadinya gempa bumi. Meskipun awan dapat mengindikasikan perubahan cuaca, namun awan tersebut bukan merupakan tanda terjadinya gempa bumi.

Banyak netizen yang juga mengira bahwa awan aneh ini mungkin adalah UFO: “Apakah ini gerbang ruang-waktu?” “Apakah ini cincin asap dari kawah gunung berapi?” “Awan semacam ini memang terlihat agak menakutkan.” (Hui)

Misteri yang Belum Terpecahkan  : Peristiwa Besar 2024 Menurut Ramalan Timur dan Barat

Fu Yao

Bagaimana situasi dan kondisinya di tahun 2024 yang baru saja tiba ini? Seorang peramal cenayang yang disebut sebagai “Nostradamus Baru” oleh kalangan media massa yakni Craig Hamilton-Parker, dirinya disebut sebagai peramal yang pesimis, tetapi mau tidak mau harus diakui saking ramalannya begitu tepat sampai bisa membuat bulu kuduk merinding, misalnya ia pernah secara tepat menyebutkan virus COVID akan melanda seluruh dunia, ramalan ini juga membuatnya sukses masuk ke dalam pengamatan masyarakat luas seluruh dunia. Parker memiliki suatu kebiasaan, yaitu akan menyampaikan ramalannya terhadap peristiwa yang akan terjadi di tahun yang baru pada akhir tahun yang baru lalu atau pada awal tahun.

Tak terkecuali juga tahun ini, pada akhir 2023 (4 November lalu) ia telah melakukan ramalan penting bagi masa depan dunia, jika ramalan tersebut menjadi kenyataan, maka akan berdampak secara global! Di antaranya adalah: Tiongkok akan terpecah menjadi beberapa negara kecil, India akan bangkit, perang Rusia-Ukraina, konflik Israel-Hamas, dan lain-lain. Tahun 2024 akan mengalami tragedi seperti apakah? Berikut ini kita simak bagaimana para peramal cenayang itu meramalkannya.

Eropa di 2024

Parker lebih dulu meramalkan Eropa, ia berkata setelah 2024 masih saja banyak imigran yang akan masuk ke Eropa, maka akan menimbulkan gejolak masyarakat di Eropa, masalah imigran akan mendominasi berita pada dan pasca 2024, sampai pada suatu hari Eropa mengubah kebijakan pergerakan bebas. Oleh sebab itu akan muncul lebih banyak perubahan arah kebijakan yang mengarah ke ekstrem kanan, kebijakan Eropa yang cenderung sosialis akan kembali memulihkan nilai-nilai tradisinya.

Selain itu, Eropa akan mengalami lebih banyak kejadian anarkis di jalan-jalan, multikulturalisme yang dianut oleh Prancis dan Jerman dinilai gagal, Swedia kadang kala akan terjebak dalam kondisi anarki total.

Tahun 2024, terorisme di Eropa akan meningkat, di sejumlah kawasan di Prancis, Swedia, dan Jerman akan mengalami keruntuhan hukum dan ketertiban, tempat-tempat itu akan mengalami serangan teroris. Olimpiade musim panas 2024 di Paris akan mengalami beberapa kali serangan dari kelompok radikal, atlet yang merupakan kaum transgender akan dilarang mengikuti ajang kompetisi olahraga ini.

Dilihat secara jangka panjang, Eropa akan mengalami perpecahan, walaupun belum tentu akan terjadi pada 2024, tapi Uni Eropa pada akhirnya akan terpecah menjadi Aliansi Timur yang berpusat di Jerman, dan Aliansi Barat yang akan berpusat di Prancis, serta satu federasi Eropa Utara. Ekonomi Eropa pada 2024 akan terus mengalami kemunduran, mata uang Eropa bakal melemah.

India di 2024

Parker meramalkan, India akan mulai unjuk gigi di pentas dunia di tahun 2024. Di masa mendatang, India akan memperluas perbatasannya secara bertahap, dan menjadi salah satu negara paling berpengaruh di dunia, yang akan menimbulkan pengaruh yang sangat penting bagi masa depan dunia.

Seiring dengan semakin mendalamnya hubungan Rusia dan Tiongkok, yang bertentangan dengan kepentingan India, maka India akan berseberangan dengan Rusia, berhenti membeli persenjataan dan perlengkapan militer dari Rusia, serta beralih ke Barat, dengan membangun hubungan yang lebih erat dengan Amerika, Eropa, dan Inggris.

Tahun 2024, India akan banyak terlibat konflik dengan Tiongkok dan Rusia karena masalah Pakistan, tapi Parker menilai tidak akan terjadi perang menyeluruh. Sementara itu Narendra Modi masih akan mempertahankan posisi kepemimpinannya. Pakistan akan mengalami banjir besar, walaupun terdapat perselisihan politik, tapi India tetap memberikan bantuan bagi Pakistan. Secara jangka panjang, India dan Pakistan akan kembali menjadi sahabat dan akhirnya akan bersatu, walaupun hal ini belum tentu akan terjadi pada 2024.

Masalah Taiwan di 2024

Dulu Parker pernah meramalkan perang di Selat Taiwan akan terjadi pada Oktober 2023, tetapi sekarang ia masih beranggapan hal itu kemungkinan akan terjadi, tapi barangkali ia salah menafsirkan waktunya, mungkin juga di sekitar Oktober 2024, mungkin di sekitar pilpres AS, dan di masa mendatang akan menjadi suatu periode yang sangat kacau.

Tiongkok di 2024

Bagi Tiongkok, Parker meramalkan demikian: Pasar properti Tiongkok akan mengalami kehancuran dalam skala besar, perekonomian Tiongkok sedang merosot, dan akan berdampak pada perekonomian dunia. Parker melihat di masa mendatang perekonomian di berbagai negara akan mengalami periode teramat sulit, khususnya banyak kasus korupsi politik terkait dengan Tiongkok akan terungkap, yang melibatkan upaya suap di Eropa, Kanada, Australia, Afrika dan lain-lain, termasuk PM Kanada Trudeau dan Presiden AS Biden akan terseret ke dalamnya, semua itu bakal terungkap.

Xi Jinping akan jatuh sakit, ia mengalami sakit keras, tetapi hal ini akan dirahasiakan. Selain itu Tiongkok akan mengalami revolusi kedua, Parker menilai hal ini ada kaitannya dengan sakit yang diderita Xi Jinping. Perselisihan internal Partai Komunis Tiongkok (PKT) mungkin akhirnya akan menimbulkan pergolakan, yang kemudian melengserkan Xi, tapi Parker tidak merasa Xi akan meninggal dunia. Pada akhirnya Tiongkok akan melihat berakhirnya PKT, dan mewujudkan demokrasi, namun hal ini mungkin akan terjadi pada waktu mendatang, bukan pada tahun 2024. Tiongkok akan terpecah belah, seperti Tibet akan merdeka, dan Hong Kong merdeka, persis akan berjalan seperti Eropa sekarang, menjadi aliansi negara yang saling bersahabat.

Situasi ketegangan akibat sengketa wilayah di perairan Filipina sedang meningkat, permasalahan ini akan menjadi salah satu problem besar di tahun 2024. Negara lain juga akan ikut terseret di dalamnya, dan pasukan Australia akan memasuki Filipina. Selain itu, PKT akan melancarkan serangan internet berskala besar terhadap Barat, yang mungkin akan merusak sistem perbankan, dan berdampak pada operasional seluruh jaringan internet.

Perang Rusia-Ukraina dan Pemilu AS di 2024

Mengenai perang Rusia-Ukraina, Parker meramalkan perang tersebut akan terus berlanjut, dan akan mengalami kebuntuan, kondisi seperti ini mungkin akan bertahan cukup lama, dan hal ini akan menjadi suatu ajang perang atrisi yang berkepanjangan. Tahun 2025 Rusia akan mengembalikan sebagian wilayah pada Ukraina, tapi tidak semuanya.

Parker juga meramalkan Putin akan segera meninggal dunia, “Saya merasa meninggalnya Putin sudah di depan mata”, kita akan mendengar kabar ia mengalami serangan jantung. Meninggalnya Putin mungkin akan menjadi suatu titik balik, dan menjadi momentum untuk mengakhiri semua ini, seluruh situasi akan mengalami perubahan.

Mengenai pilpres AS, Parker meramalkan Trump akan menang dalam pilpres kali ini, serta ia akan memiliki seorang wakil presiden wanita, oleh sebab itu ia akan mendapat dukungan dari warga pemilih wanita dan juga warga pemilih independen. Biden akan dilengserkan sebelum pilpres berlangsung, Parker meramalkan mungkin ada kaitannya dengan sakit yang dideritanya, Parker berkata, “Saya melihat ia diangkat meninggalkan podium saat detik terakhir”, “Saya merasa Wakil Presiden AS Kamala Harris akan berkuasa, lalu buru-buru mencari kandidat baru.” Anehnya, Parker juga melihat pemerintah Biden menempuh cara tertentu untuk membebaskan pendiri WikiLeak yakni Julian Paul Assange, dan Edward Joseph Snowden.

Aliansi Baru Rusia-Tiongkok dan Konflik Israel-Hamas di 2024

Dalam aliansi Tiongkok-Rusia, Tiongkok dan Rusia adalah pemeran utamanya. Korea Utara akan ikut bergabung dalam aliansi ini, sementara Iran juga merupakan bagian dari aliansi berbahaya ini. Teheran adalah tangan hitam di balik banyak peristiwa di Timur Tengah.

Rusia akan mendapat keuntungan dari bantuan militer dari Tiongkok, di saat yang sama Rusia juga akan memberikan teknologi militer kepada Beijing, misalnya teknologi luar angkasa dan sistem kemiliteran. PKT dan Rusia bergandeng tangan memanfaatkannya untuk merusak ketertiban dunia yang didominasi Barat, ini akan dilakukan multi arah secara serempak, dan akan menguras dana besar. Perang yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah sekarang ada kaitannya dengan latar belakang besar ini.

Dulu Parker telah meramalkan, konflik Israel-Hamas akan meningkat, juga Iran adalah pihak yang bertanggung jawab mempersenjatai Hamas serta kelompok Hizbullah dari Libanon. Parker menambah ramalannya bahwa Rusia akan memberikan teknologi rudal yang baru, misalnya masuk lewat Iran dikirim ke Lebanon, bahkan ke tepi barat Sungai Yordan, lebih lanjut menjerumuskan Isarel ke dalam lumpur peperangan.

Itulah ramalan terbaru Parker terhadap tahun 2024, tepat atau tidaknya suatu ramalan hanya waktu yang bisa membuktikannya, mari kita nantikan saja. Setiap tahun selalu ada ramalan, setiap tahun berbeda-beda, tetapi ada yang tidak bisa dipahami orang yakni beberapa dasawarsa lalu, bahkan ratusan tahun lalu bagaimana para peramal itu hampir bisa seia-sekata terhadap suatu hal yang sama? Beberapa peramal berikut juga menulis ramalan terkait dengan tahun 2024.

Ramalan “Nenek Buta” Baba Vanga Terhadap 2024

“Nenek buta” Baba Vanga sepertinya sudah tidak asing lagi bagi pembaca, dia kehilangan penglihatannya secara misterius dalam suatu bencana topan saat berusia 12 tahun, ketika keluarganya menemukannya dalam kondisi sekarat, kedua matanya telah buta akibat tertutup rapat-rapat oleh lumpur, tapi kehilangan penglihatannya itu justru di luar dugaan memberikan padanya kemampuan meramal masa depan.

Menurut pemberitaan tabloid harian Inggris Daily Mirror, Baba Vanga pernah membuat 7 ramalan besar terhadap tahun 2024, ramalan pertama adalah Presiden Rusia Putiin akan dibunuh, dan disebutkan dengan jelas pelakunya adalah orang Rusia. Ini sepertinya mirip dengan ramalan Parker, Parker juga meramalkan Putin akan segera meninggal dunia, dan malahan sudah di depan mata.

Dua ramalan Baba Vanga lainnya yang juga mirip adalah, dia meramalkan di tahun 2024 para teroris akan melakukan serangan berskala besar di Eropa, dan membuat serangan teroris di Eropa kerap terjadi; yang satu lagi adalah mengenai serangan internet, dia meramalkan ada orang yang akan menyerang infrastruktur seperti jaringan listrik dan pabrik pengolahan air, serta serangan internet akan meningkat, dan tindakan tersebut akan mengakibatkan kerusakan yang luas diiringi dengan kekacauan, sehingga mengancam keamanan nasional.

Walaupun Baba Vanga tidak menjelaskan negara mana yang melakukannya, tapi Parker justru secara langsung menunjuk negara tersebut. Parker meramalkan RRT akan melakukan serangan internet berskala besar terhadap Barat, yang mungkin dapat merusak sistem perbankan, dan berdampak pada operasional jaringan internet secara keseluruhan.

Selain dua ramalan yang sangat mirip itu, Baba Vanga masih memiliki 4 ramalan lain, dia meramalkan di 2024 akan terjadi krisis ekonomi raksasa yang berdampak pada ekonomi global, dan kekuatan ekonomi akan beralih dari Barat bergeser ke Timur.

Tahun 2024 juga akan mengalami peristiwa iklim dan bencana alam yang mengerikan; dan akan terjadi revolusi teknologi, komputasi quantum akan meraih terobosan besar, teknologi AI akan mengalami kemajuan lebih lanjut; di bidang kedokteran, dia meramalkan tahun 2024 penyakit yang tidak bisa diobati termasuk Alzheimer akan ada metode penyembuhan baru, kanker akan dapat disembuhkan.

Ramalan Nostradamus Terhadap 2024

Seperti diketahui, lebih dari empat abad lalu peramal Yahudi asal Prancis yakni Nostradamus telah membuat ramalan yang sangat tepat, lebih dari empat abad lalu ia telah mewariskan banyak ramalan, dan dikabarkan ramalan terhadap masa depan yang dibuatnya mencapai lebih dari sembilan ratus ramalan, berbagai media massa telah menyatakan lebih dari 70% dari ramalannya telah menjadi kenyataan. Banyak orang setelahnya lalu menganalisa ramalannya, dan belum lama ini merilis perkiraan terhadap tahun 2024, lalu di antaranya apa saja isi ramalannya yang saling bertubrukan?

Sejak beberapa abad lalu dalam puisinya Nostradamus telah menuliskan “pertempuran dan perang laut”. Ia berkata, “Musuh merah akan pucat karena ketakutan. Membuat lautan terjerumus dalam ketakutan”. Melihat negara besar saat ini, yang bisa disebut negara merah akan terkonotasi pada PKT, sebelumnya PKT pernah berulang kali unjuk kekuatan di Laut Tiongkok Selatan terhadap Taiwan dan negara sekitarnya, yang kebanyakan dilakukan dengan kapal perang AL-nya.

Disini lautan yang dimaksud mungkin adalah Samudera Hindia, dan “musuh merah” maksudnya adalah RRT yang berhaluan komunis. Dalam ramalan Parker, ia lebih lugas menjelaskan perang Selat Taiwan akan terjadi pada Oktober 2024, di masa mendatang akan ada suatu masa yang sangat kacau.

Ramalan bukanlah fakta yang pasti akan terjadi, ramalan harus disikapi dengan akal sehat, kita tidak berharap terjadinya perang baru lagi, semoga sahabat pemirsa di Taiwan dapat melalui tahun 2024 dengan aman dan damai, serta tidak mengalami gangguan akibat perang. Nostradamus juga menyebutkan, “Gelombang wabah akan mengakibatkan bencana kelaparan yang sangat serius”, juga disebutkan “Paus akan digantikan oleh seorang Paus baru yang berusia muda” dan lain sebagainya.

Abang Kredit Pisau

She Dao Ren (harfiah: abang kredit pisau. Kaum peramal, red.) tentu terdengar asing bagi generasi muda di daratan Tiongkok, tapi bagi generasi lebih tua mungkin sedikit banyak pernah mendengarnya. Kaum She Dao Ren bisa dibilang sangat misterius, mereka berlalu lalang di jalanan dan gang-gang kecil, membawa pisau belati, dan ramalannya, mereka menjual belatinya tanpa memungut biaya, apabila ramalan itu terbukti benar baru akan menerima bayaran. Karena ramalan mereka sebagian besar menjadi kenyataan, maka tindak tanduk mereka sangat mudah menarik perhatian dan dilacak oleh orang banyak. Belum lama ini di jalanan kecil Tiongkok muncul seorang She Dao Ren yang misterius, tapi yang berbeda dengan sebelumnya adalah kali ini ia tidak meninggalkan ramalan apapun, lantas, ada apa ini sebenarnya?

Dalam suatu rekaman video diperlihatkan She Dao Ren ini muncul di kota Chengde Provinsi Hebei pada 17 Oktober tahun lalu, berusia sekitar 50 atau 60-an tahun, berpakaian sederhana, dengan senyum tersipu memperlihatkan pisau belatinya kepada khalayak yang mengelilinginya, sebuah pengeras suara di sampingnya berulang-ulang memutarkan kalimat: “Jual pisau jual gunting, tiga tahun lagi baru terima uang.”

Dalam video itu ada orang bertanya padanya, “Tiga tahun lagi baru terima uang, tiga tahun lagi bisakah Anda menemukan si pembeli?” She Dao Ren tidak menjawab, hanya memamerkan pisaunya dan berkata, “Pisau ini sangat tajam.” She Dao Ren dalam rekaman video itu terlihat sangat polos dan ramah, dalam kolom komentar ada warganet menuliskan, “Begitu polosnya membuat orang tidak tega untuk tidak memberinya uang.”

Dalam rekaman itu She Dao Ren tidak seperti penjual yang bermulut manis, ia sepertinya juga tidak mencari keuntungan sebagai tujuan. Dengan garis batas moralitas manusia modern, dalam kondisi tidak ada kontrak, surat perjanjian, kesepakatan, atau jaminan apapun, seberapa besar kemungkinan bisa menerima uang tiga tahun kemudian? Tapi She Dao Ren ini tidak seperti She Dao Ren dalam legenda, ia tidak meninggalkan ramalan apapun, hanya mengatakan tiga tahun lagi ia akan menerima uang.

Video diambil pada 2023 lalu, dan berdasarkan hitungan, tiga tahun lagi berarti adalah tahun 2026. Tahun sebelumnya 2024 dan 2025, adalah tahun naga dan tahun ular. She Dao Ren memilih tiga tahun lagi baru menerima uang, apakah yang hendak diperingatkan kepada kita? Liu Bowen, orang paling berjasa yang telah membantu mendirikan Dinasti Ming (1368-1644), berhasil meramalkan pandemi tahun 2019, untuk 2024 dan 2025 ramalannya adalah “waspadai setelah melalui kesulitan, halangannya di tahun naga dan ular”, maksudnya adalah, pandemi sebelumnya (pada 2019) hanyalah awal dari bencana besar, masa yang paling sulit sebenarnya jatuh di tahun naga yakni 2024, dan 2025 tahun ular.

Kesimpulan

Walaupun ramalan-ramalan tersebut tidak menyebutkan kapan persisnya semua ramalan ini akan terjadi di 2024, tetapi melihat kondisi pertentangan yang kacau saat ini, benih yang meletusnya entah kapan akan tumbuh, jika ramalan-ramalan itu terbukti adalah tepat, maka 2024 ini mungkin akan menjadi tahun yang tidak biasa bagi kita. Walaupun ramalan Parker selalu sangat pesimis, tetapi ada kalanya juga ia tidak pesimis, dalam ramalannya ia berkata, “Setelah tahun 2026 dunia akan mulai mengalami kejadian yang sangat positif, namun merupakan suatu jalan yang sangat terjal dan berliku”. “Jalan yang terjal”? Mungkin yang dimaksud adalah 2024 dan 2025.

Peramal dari zaman kuno dan masa kini secara kebetulan meramalkan dua tahun ke depan adalah tahun yang paling krusial dan paling berbahaya, terlihat kebetulan namun bukan pula suatu kebetulan, efek peringatan di balik ramalan adalah hal yang patut kita perhatikan. Kita harus meyakini bahwa hidup manusia telah diatur oleh kehidupan tingkat tinggi yang melampaui kemampuan manusia, lalu apa peringatan yang hendak disampaikan oleh kehidupan tingkat tinggi kepada kita semua lewat ramalan ini?

Mungkin seperti yang dikatakan Parker, “Sebagai seorang cenayang, ia hanya bisa meramal berdasarkan suatu jalur lintasan, tapi masa depan bisa saja berubah karena kehendak yang gigih dari manusia. Umat manusia akan muncul suatu spiritualitas baru, yang melampaui seluruh agama, dan menyuguhkan semacam panutan moralitas baru kepada kita, namun dibutuhkan kesadaran dari dunia secara keseluruhan. Ini adalah suatu berkah yang luar biasa besar pasca kemakmuran bahwa kita akan memiliki kesadaran dengan tingkatan (moralitas) yang lebih tinggi.” (sud/whs)

Franz Beckenbauer, Pemenang Piala Dunia sebagai Pemain dan Pelatih Jerman, Meninggal Dunia di Usia 78 Tahun

0

The Associated Press

MUNICH, Jerman—Franz Beckenbauer, yang menjuarai Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih dan menjadi salah satu tokoh Jerman yang paling dicintai karena pesonanya yang santai, telah meninggal dunia, kantor berita DPA melaporkan pada Senin (8/1). Dia berusia 78 tahun.

“Dengan kesedihan yang mendalam kami mengumumkan bahwa suami dan ayah kami, Franz Beckenbauer, meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya kemarin, Minggu, dikelilingi oleh keluarganya,” kata keluarga Beckenbauer dalam pernyataan kepada DPA, kantor berita Jerman. “Kami meminta agar kami diizinkan un- tuk berduka dalam damai dan terhindar dari pertanyaan apa pun.”

Pernyataan itu tidak menyebutkan penyebab kematiannya. Mantan pemain Bayern Munich itu telah berjuang dengan sejumlah masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Beckenbauer adalah salah satu tokoh sentral sepak bola Jerman. Sebagai pemain, ia memikirkan kembali peran bek dalam sepak bola dan menjadi kapten Jerman Barat yang meraih gelar Piala Dunia pada 1974 setelah kalah dari Inggris di final 1966. Ia menjadi pelatih ketika Jerman Barat kembali menjuarai turnamen tersebut pada 1990, sebuah momen simbolis bagi negara yang ketika itu tengah menjalani reunifikasi, beberapa bulan setelah runtuhnya Tembok Berlin.

Kematian Beckenbauer terjadi hanya 2 hari setelah pengumuman bahwa Mario Zagallo, pemain Brasil yang menjadi orang pertama yang memenangkan Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih, meninggal dunia pada usia 92 tahun.

Beckenbauer juga berperan penting dalam membawa kesuksesan Piala Dunia 2006 ke Jerman meskipun warisannya itu kemudian dinodai oleh tuduhan bahwa ia berhasil memenangkan hak menjadi tuan rumah dengan bantuan suap.

Dia membantah tuduhan tersebut.

“Kami tidak ingin menyuap siapa pun dan kami tidak menyuap siapa pun,” tulis Beckenbauer, yang memimpin panitia penyelenggara Piala Dunia, di kolom terakhirnya untuk tabloid harian Bild pada tahun 2016.

Beckenbauer dan tiga anggota komite lainnya secara resmi dijadikan tersangka kriminal pada tahun itu oleh jaksa Swiss yang mencurigai adanya penipuan dalam tujuan sebenarnya dari pembayaran jutaan euro yang menghubungkan Piala Dunia 2006 dengan FIFA. Namun dia akhirnya tidak didakwa pada 2019 karena alasan kesehatan dan kasus tersebut berakhir tanpa keputusan ketika undang-undang pembatasan berakhir pada 2020 di tengah penundaan sistem pengadilan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Beckenbauer pada 2014 sempat diskors oleh komite etik FIFA dari semua aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola karena gagal bekerja sama dengan penyelidikan jaksa Michael Garcia atas dugaan korupsi pada pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Skorsing tersebut dicabut pada Piala Dunia 2014 di Brasil ketika dia setuju untuk bekerja sama.

Tuduhan tersebut untuk pertama kalinya merusak reputasi Beckenbauer di mata publik. Sebelum itu, Beckenbauer selalu tampak sempurna tanpa pernah melakukan kesalahan apa pun. Orang Jerman pun sangat menyukainya.

“Dia melakukan segalanya yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang Jerman,” kata mantan rekan setimnya di Bayern Munich, Paul Breitner, tentang pria yang dikenal sebagai “Der Kaiser”.

“Dia bercerai, dia meninggalkan anak-anaknya, pergi dengan pacarnya, bermasalah dengan pemungut pajak, meninggalkan pacarnya lagi.”

“Tapi semuanya dimaafkan karena dia punya hati yang baik, dia orang yang positif, dan selalu siap membantu. Dia tidak menyembunyikan kelemahannya, tidak menyembunyikan kesalahannya,” kata Breitner.

Sebagai seorang putra seorang pejabat pos dari Distrik Giesing, kelas pekerja di Munich, Beckenbauer menjadi salah satu pemain terhebat yang menghiasi permainan ini dalam karirnya yang juga sempat bermain di Amerika Serikat bersama New York Cosmos pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.

Lahir pada 11 September 1945, beberapa bulan setelah Jerman menyerah dalam Perang Dunia II, Beckenbauer belajar untuk menjadi penjual asuransi, namun ia menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Bayern Munich ketika ia berusia 18 tahun.

“Anda tidak dilahirkan untuk menjadi bintang dunia di Giesing. Sepak bola bagi saya adalah se- buah penyelamatan. Melihat ke belakang, saya dapat mengatakan: Segalanya berjalan sesuai dengan apa yang saya bayangkan dalam hidup saya. Saya memiliki kehidupan yang sempurna,” kata Beckenbauer kepada majalah Sueddeutsche pada 2010.

Beckenbauer mempesona- lisasikan posisi “libero”, bek tengah yang sering bergerak maju untuk mengancam gawang lawan, sebuah peran yang kini hampir hilang dari sepak bola modern dan jarang terlihat sebelum zamannya.

Sebagai seorang pemain yang elegan dan keren dengan visi cemerlang, Beckenbauer ditetapkan sebagai kapten tim Bayern Munich yang memenangkan tiga gelar Piala Champions Eropa berturut-turut dari 1974 hingga 1976.

Dalam Piala Dunia pertamanya sebagai pemain pada 1966, Jerman Barat kalah di final saat melawan tuan rumah Inggris ketika Becken- bauer mengejar Bobby Charlton di lapangan setelah diberi tugas untuk menjaga pemain Inggris yang menonjol itu.

Empat tahun kemudian, dengan lengan terikat ke tubuh karena cedera bahu, Jerman kalah di semifinal yang mengesankan dari Italia. Akhirnya, pada 1974 di kandangnya, Beckenbauer menjadi kapten Jerman Barat untuk meraih gelar tersebut.

Beckenbauer meninggalkan Bayern menuju New York pada 1977. Beckenbauer melewatkan Piala Dunia 1978 karena Jerman me- mutuskan untuk tidak memanggil pemainnya yang bermain di luar negeri. Dia kembali ke Jerman pada 1980, menghabiskan dua musim bersama Hamburger SV—dan memenangkan satu lagi kejuaraan Bundesliga, yang kelima—sebelum kembali untuk musim terakhir di New York Cosmos.

Meskipun dia belum pernah melatih sebelumnya, Beckenbauer dipekerjakan untuk menghidupkan kembali Jerman Barat pada 1984 setelah gagal di Kejuaraan Eropa.

Jerman Barat berhasil mencapai final Piala Dunia 1986, kalah dari Argentina yang dipimpin oleh Diego Maradona di Mexico City. Meskipun Jerman Barat gagal memenangkan gelar Euro 1988 di kandangnya, Jerman Barat berhasil mencapai final Piala Dunia 1990 dan mengalahkan Argentina di final di Roma, salah satu pencapaian penting di tahun setelah runtuhnya Tembok Berlin.

Beckenbauer pensiun dari pekerjaannya di Jerman Barat setelah melatih tim tersebut hingga meraih kemenangan di Piala Dunia 1990. Tembok Berlin telah runtuh tahun sebelumnya dan Jerman sedang dalam proses penyatuan kembali setelah Perang Dingin. Final itu adalah pertandingan turnamen terakhir yang dimainkan oleh tim khusus Jerman Barat.

Dia tidak terlalu sukses dalam melatih Marseille, tetapi memenangkan gelar Bundesliga bersama Bayern pada 1994 dan Piala UEFA pada 1996, keduanya setelah mengambil alih jabatan pelatih di akhir musim. Dia kemudian menjadi Presiden Bayern, hingga meninggalkan sebagian besar jabatan ketika dia berusia 65 tahun pada 2010.

Masalah hukum yang dialami Beckenbauer sekitar Piala Dunia 2006 berlanjut hingga ia pensiun, namun ia tetap menjadi sosok yang sangat dicintai di sepak bola dan masyarakat Jerman. (osc)

Kandidat Partai Berkuasa Taiwan,  Lai Ching-te, Memenangkan Kursi Kepresidenan yang Merupakan Kemunduran bagi PKT

0

Frank Fang – The Epoch Times

Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa telah mengamankan kursi kepresidenan Republik Tiongkok (Taiwan) untuk empat tahun ke depan, sebuah hasil yang berarti bahwa Taiwan dan Amerika Serikat kemungkinan akan terus bekerja sama sebagai mitra untuk membendung partai komunis Tiongkok (PKT).

Kandidat presiden dari DPP, Wakil Presiden Taiwan saat ini Lai Ching-te, yang juga dikenal sebagai William Lai, mendapatkan lebih dari 5,5 juta suara, atau sekitar 40 persen dari total suara yang masuk, mengalahkan dua kandidat lainnya.  Kemenangannya berarti bahwa pasangannya, Hsiao Bi-khim, yang mengundurkan diri sebagai duta besar de facto Taiwan untuk Amerika Serikat pada  November, akan menjadi wakil presiden yang baru.

Hou Yu-ih, walikota New Taipei City saat ini dan kandidat presiden dari Partai Kuomintang (KMT) yang beroposisi, berada di posisi kedua dengan sekitar 4,6 juta suara. Di tempat ketiga dengan sekitar 3,6 juta suara adalah Ko Wen-je, mantan walikota Taipei dan kandidat presiden dari Partai Rakyat Taiwan (TPP), sebuah partai yang relatif baru yang didirikan pada tahun 2019.

Dalam pidato kemenangannya, Lai mengatakan, “Taiwan telah mencapai kemenangan bagi komunitas demokrasi.”

“Kami mengatakan kepada komunitas internasional bahwa antara demokrasi dan otoritarianisme, kami akan berdiri di sisi demokrasi, Republik Tiongkok, Taiwan akan terus berjalan berdampingan dengan negara-negara demokrasi dari seluruh dunia,” kata Lai, mengacu pada nama resmi Taiwan.

“Melalui tindakan kami, rakyat Taiwan telah berhasil menolak upaya-upaya dari kekuatan-kekuatan eksternal untuk mempengaruhi pemilu ini,” tambahnya, sebuah komentar terselubung terhadap upaya PKT untuk ikut campur dalam pemilu Taiwan. 

“Kami percaya bahwa hanya rakyat Taiwan yang memiliki hak untuk memilih presiden mereka sendiri.”

Lai menekankan bahwa ia akan mempertahankan status quo saat ini di Selat Taiwan. “Selama ada martabat dan kesetaraan antara kedua belah pihak, Taiwan sangat bersedia untuk berdialog dengan Tiongkok,” tambahnya.

Presiden terpilih juga memuji Presiden Tsai Ing-wen, ketua DPP saat ini, dengan mengatakan bahwa kebijakan luar negeri dan kebijakan pertahanan nasionalnya “telah mendapat pengakuan dari masyarakat internasional.”

“Presiden Tsai telah berkali-kali mengutarakan niat baik [kepada Tiongkok] dalam delapan tahun terakhir. Namun, Tiongkok tidak memberikan tanggapan yang seharusnya,” kata Lai. Tsai telah menjadi presiden sejak 2016, memenangkan dua kali masa jabatan empat tahun.

“Jadi di masa depan, kami berharap Tiongkok akan menyadari situasi baru ini dan memahami bahwa hanya perdamaian yang menguntungkan kedua  pihak di selat ini,” tambahnya. “Selain itu, perdamaian dan stabilitas global bergantung pada perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan. Oleh karena itu, kami berharap Tiongkok akan memahami situasi ini karena Tiongkok juga memiliki tanggung jawab.”

Lai dan Hsaio dijadwalkan akan dilantik pada 20 Mei.

Pemilu ini berlangsung di tengah-tengah meningkatnya agresi dan permusuhan Tiongkok terhadap Taiwan, sebuah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang ingin diambil alih oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Sementara itu, Taiwan menikmati dukungan bipartisan di Kongres dalam mempertahankan demokrasi dan cara hidupnya.

Tiongkok yang telah mengirimkan pesawat dan kapal militer ke daerah-daerah dekat Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, melanjutkan agresinya pada hari pemilihan. Kementerian pertahanan Taiwan melaporkan pada Sabtu bahwa mereka telah mendeteksi delapan pesawat militer Tiongkok dan enam kapal militer di dekat pulau tersebut dalam 24 jam sebelum pukul 06.00 pagi pada Sabtu.

Kemenangan Lai kemungkinan besar akan mengecewakan rezim Tiongkok, yang secara tradisional mendukung kandidat-kandidat KMT. Dibandingkan dengan DPP, KMT melihat Beijing tidak terlalu mengancam keamanan nasional Taiwan.

Rakyat Taiwan juga memberikan suara mereka dalam pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen Taiwan pada  Sabtu. Tidak ada partai yang memenangkan suara mayoritas – yang berarti bahwa DPP telah kehilangan mayoritas legislatif di bawah pemerintahan Tsai.

Lai telah mengindikasikan sebelum pemilu bahwa ia akan melanjutkan kebijakan Presiden Tsai Ing-wen dalam urusan luar negeri, pertahanan nasional, dan urusan lintas selat.

Taiwan

Beberapa ahli Taiwan berbicara dengan program “Crossroads” EpochTV sebelum pemilu, memberikan analisis mereka tentang hasil pemilu yang berbeda.

Lai I-chung, presiden dari lembaga think tank Prospect Foundation yang berbasis di Taiwan, mengatakan bahwa jika Lai menjadi presiden baru, hal itu akan memberi sinyal kepada dunia, termasuk Tiongkok, bahwa Taiwan akan terus “berdiri dengan sangat kuat” dengan para mitranya.

“Taiwan akan terus menjunjung tinggi demokrasi, kebebasan hak asasi manusia, [dan] tatanan internasional berbasis aturan,” ujar presiden lembaga pemikir tersebut. “Jika KMT atau TPP memenangkan pemilu, saya pikir itu akan menjadi sinyal yang sangat, sangat berbeda.”

Lai memperingatkan bahwa jika dia tidak menang, Taiwan akan menjadi celah, yang memungkinkan Tiongkok untuk mendapatkan teknologi dan produk-produk di bawah sanksi AS.

Puma Shen, salah satu calon anggota legislatif DPP dan direktur Sekolah Pascasarjana Kriminologi di National Taipei University, Taiwan, mengatakan bahwa kemenangan Lai berarti Taiwan akan terus bekerja sama dengan teman-teman dan sekutunya, bekerja sama sebagai penangkal terhadap PKT.

Shen menekankan bahwa Taiwan akan terus menghadapi risiko invasi PKT. Dia menjelaskan bahwa kepala PKT Xi Jinping mungkin tertipu oleh pejabat militernya sendiri, yang secara keliru percaya bahwa Tiongkok akan dijamin menang jika menyerang Taiwan.

Dengan kata lain, Shen mengatakan bahwa hasil pemilu pada Sabtu tidak akan menjadi masalah yang paling penting terkait potensi invasi; sebaliknya, yang penting adalah apa yang terjadi di dalam negeri Tiongkok.

Pada Februari tahun lalu, Direktur CIA William Burns mengatakan bahwa Amerika Serikat yakin “dari sisi intelijen” bahwa Xi telah menginstruksikan militernya untuk bersiap-siap menginvasi Taiwan pada 2027.

Dukungan Amerika Serikat

Awal minggu ini, pemerintahan Biden mengonfirmasi rencananya untuk mengirimkan delegasi resmi ke Taiwan setelah pemilu, untuk bertemu dengan presiden terpilih dan kandidat lainnya. Menurut Kathleen Waters, wakil juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC), delegasi ini akan terdiri dari para mantan pejabat tinggi.

Pada Jumat, Senator Dan Sullivan (R-Alaska) mengunggah di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengumumkan bahwa Senat dengan suara bulat telah mengesahkan resolusi bipartisan sehari sebelumnya, untuk menunjukkan “komitmen dan tekad Amerika Serikat yang teguh dan tak tergoyahkan dalam mendukung demokrasi Taiwan.”

Menurut bunyi resolusi tersebut, Senat berkomitmen untuk “melanjutkan kemitraan yang kuat di bidang diplomatik, informasi, ekonomi, dan budaya, terlepas dari hasil pemilihan umum Taiwan pada 2024.”

Resolusi ini dipimpin oleh Sullivan dan Senator Tim Kaine (D-Va.). Rekan sponsor lainnya termasuk Sen. Tim Scott (R-S.C.), Kevin Cramer (R-N.D.), Chris Coons (D-Del.), dan Chris Van Hollen (D-Md.).

“Antara pemilihan umum pada 13 Januari dan pelantikan pada Mei, Amerika Serikat perlu menunjukkan komitmen dan tekad teguh yang mantap dan tak tergoyahkan untuk mendukung demokrasi Taiwan dan – yang paling penting – kita perlu meningkatkan pencegahan lintas selat sekarang juga,” kata Sullivan dalam sebuah pernyataan.

“Setiap pemilihan umum di Taiwan mengancam premis utama Partai Komunis Tiongkok – bahwa seorang diktator yang berkuasa selamanya mengetahui apa yang terbaik bagi 1,4 miliar orang,” tambah Sullivan. 

“Jutaan orang Tiongkok di daratan utama akan menyaksikan pemilihan umum Taiwan yang akan datang dan mengajukan pertanyaan, ‘Mengapa kita tidak bisa melakukan itu? Ini adalah kerentanan besar bagi Xi Jinping.”

Anggota kongres Gerry Connolly (D-Va.), Mario Diaz-Balart (R-Fla.), Ami Bera (D-Calif.), dan Andy Barr (R-Ky.), ketua bersama Kaukus Taiwan Kongres, memperkenalkan resolusi serupa di DPR AS pada 10 Januari.

“Sekarang, lebih dari sebelumnya, sangat penting bagi Amerika Serikat untuk berdiri dalam solidaritas total dengan Taiwan dan komitmennya terhadap demokrasi,” kata Connolly dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Connolly menambahkan, “Dalam menghadapi ancaman dan intimidasi tanpa henti dari Republik Rakyat Tiongkok, kepemimpinan Taiwan sebagai pemimpin global dalam bidang kesehatan masyarakat, manufaktur maju, dan pemerintahan yang demokratis menggarisbawahi pentingnya melindungi lembaga-lembaga demokratis dan menolak otoritarianisme di dalam dan di luar negeri.”

Díaz-Balart mengatakan kepada The Epoch Times sebelum pemilihan bahwa dukungan untuk Taiwan “benar-benar bipartisan” di Kongres.

“Saya rasa tidak ada kebingungan di Kongres mengenai sifat Partai Komunis di Tiongkok,” kata Díaz-Balart. 

“Menurut saya, ini adalah kediktatoran yang agresif dan jahat yang membunuh rakyatnya sendiri, yang mengancam negara-negara tetangganya, yang mencoba menyebarkan pengaruhnya dengan cara apa pun.” (asr)

Kabarnya Kulit Daun Pintu Exit Boeing 737 MAX 9 Alaska Airlines Diproduksi Negara Ini

0

Aboluowang

Setelah insiden kulit daun pintu sebuah pintu exit pada pesawat penumpang Boeing 737 MAX 9 milik maskapai Alaska Airline copot ketika penerbangan, telah memicu pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan. Kabarnya, di bagian kulit daun pintu yang terlepas itu terdapat tulisan “Made in Malaysia”. Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke Siew Fook pada Jumat (12 Januari) mengatakan, bahwa dirinya belum mendapat informasi yang spesifik tentang hal tersebut.

“Mengenai hal ini, kami belum mendapat informasi apa pun, jadi saya belum bisa memberikan komentar”. ia kemudian menambahkan : “(Penyelidikan) itu bukan kewenangan saya, sehingga saya hanya bisa memberikan komentar secara umum. Kami belum dapat memastikan apakah ini benar atau tidak. Kami menemukan ini sebagai pernyataan singkat dari seorang pengamat saja,” kata Menteri Transportasi Malaysia.

Ia menegaskan, jika ada laporan resmi dari maskapai terkait, maka Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia pasti akan diminta untuk menanganinya.

Kulit daun pintu exit itu berasal dari pesawat penumpang Boeing 737 MAX 9 milik Alaska Airlines dengan nomor penerbangan 1282 yang copot ketika lepas landas dari bandara di Portland pada 5 Januari ini. Benda tersebut kemudian ditemukan jatuh di halaman belakang rumah seorang guru di pinggiran kota Portland. Untungnya, tidak menimbulkan kerusakan.

Nama guru sekolah itu adalah Bob Sauer, ia memberitahu pihak berwenang mengenai penemuannya. Saat diwawancarai oleh media lokal Oregon Public Broadcasting (OPB), dia tidak hanya merinci mengenai bagaimana dirinya menemukan benda yang mirip kulit daun pintu exit pesawat itu di halaman belakang rumahnya, tetapi juga menyebutkan bahwa dirinya melihat dengan mata sendiri di sana terdapat tulisan tentang informasi seperti nomor seri dan pembuatannya.

Berdasarkan foto yang dikutip dalam laporan tersebut, bahwa informasi itu, termasuk 737, nomor seri dan buatan Malaysia ditulis tangan dengan spidol permanen. 

Media Malaysia “New Straits Times” melaporkan bahwa Boeing mengatakan bahwa Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) telah melakukan penyelidikan, sehingga pihaknya tidak dapat menjelaskan insiden tersebut kepada publik. (sin)