George Citroner
Resistensi insulin adalah suatu kondisi yang terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap hormon insulin, yang memainkan peran penting dalam mengatur kadar gula darah.
Semakin lama, hal ini dapat menyebabkan perkembangan kondisi kesehatan yang serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas. Untungnya, mengikuti diet resistensi insulin terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan, bahkan bagi orang yang tidak menderita diabetes, atau tak kelebihan berat badan atau obesitas.
Resistensi Insulin Dapat Mempengaruhi Siapa Saja
Resistensi insulin adalah suatu kondisi yang dapat memengaruhi siapa saja, baik secara sementara maupun kronis. Jika tak diobati, resistensi insulin kronis dapat menyebabkan pradiabetes dan akhirnya menjadi diabetes tipe 2.
Prediabetes adalah ketika kadar gula darah Anda lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes. Ini biasanya terjadi pada mereka yang sudah hidup dengan tingkat resistensi insulin tertentu.
Sangat penting memantau kadar gula darah Anda untuk mengetahui kapan Anda menjadi resisten terhadap insulin. Dokter Anda dapat memeriksanya dengan menggunakan tes khusus yang mengetahui kadar gula darah rata-rata Anda selama tiga bulan. Tes ini disebut tes A1C awal.
Tes ini direkomendasikan untuk orang dewasa yang berusia di atas 45 tahun, memiliki kelebihan berat badan dan faktor risiko pradiabetes atau diabetes tipe 2.
Diet resistensi insulin adalah pendekatan nutrisi yang bertujuan untuk mengatur kadar gula darah dengan mengurangi asupan makanan tinggi gula, karbohidrat olahan, dan lemak tidak sehat. Sebaliknya, diet ini menekankan konsumsi makanan yang rendah karbohidrat, tinggi serat, dan kaya akan lemak dan protein yang sehat.
Tujuan dari diet ini adalah untuk membantu tubuh menggunakan insulin secara lebih efektif.
Metode Piring Diabetes
“Diet yang kaya akan makanan alami diproses secara minimal yang mengandung serat, protein tanpa lemak, dan lemak sehat [adalah] yang terbaik untuk resistensi insulin dan diabetes,” kata Emily Feivor, ahli diet terdaftar di Long Island Jewish Forest Hills, bagian dari Northwell Health di New York, kepada The Epoch Times.
Metode piring diabetes adalah cara mudah untuk makan makanan yang membantu mengelola kadar gula darah Anda.
American Diabetes Association merekomendasikan untuk memulai dengan piring makan yang berukuran sekitar sembilan inci. Kemudian isi setengah piring Anda dengan sayuran non-tepung seperti brokoli, asparagus, atau kubis Brussel.
Selanjutnya, isi seperempat piring Anda dengan makanan berprotein tanpa lemak. Ini termasuk ayam, salmon, dan daging sapi tanpa lemak. Seperempat bagian terakhir dari piring Anda terdiri dari karbohidrat sehat yang dapat berupa biji-bijian, buah, dan kacang-kacangan. Terakhir, minuman apa pun yang Anda sertakan dengan makanan Anda haruslah nol kalori, atau hanya air putih.
Feivor merekomendasikan agar orang yang ingin mengontrol gula darahnya menghindari karbohidrat olahan dan diproses.
Misalnya, konsumsilah gandum yang diolah dengan cara ditumbuk, bukan oatmeal instan yang dimaniskan. Selain itu, hindari daging olahan/daging merah berlemak tinggi karena mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi, dan hindari mengonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol atau minuman manis.
Manfaat Diet Resistensi Insulin Selain Mencegah Diabetes
Selain mengurangi risiko diabetes atau komplikasinya, menjalani diet resistensi insulin menawarkan setidaknya enam manfaat kesehatan yang penting.
1. Peningkatan Kesehatan Jantung
Manfaat utama dari mengikuti diet resistensi insulin adalah peningkatan kesehatan jantung.
Gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Diet resistensi insulin membantu mengurangi risiko ini dengan mengatur kadar gula darah.
Penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal menemukan bahwa mengonsumsi makanan tinggi gula hanya selama beberapa minggu menyebabkan sekitar sepertiga pria mengalami banyak perubahan yang biasanya terlihat pada penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun, diet rendah gula tambahan dan karbohidrat olahan ternyata dapat membalikkan keadaan ini.
2. Penurunan Berat Badan
Kelebihan berat badan atau obesitas terkait dengan resistensi insulin. Dengan mengurangi asupan karbohidrat dan gula, diet resistensi insulin dapat membantu seseorang menurunkan berat badan dan mengurangi risiko obesitas.
“Penurunan berat badan dan aktivitas fisik dapat memainkan peran penting dalam memperbaiki resistensi insulin,” kata Feivor.
3. Peningkatan Tingkat Energi
Individu yang mengikuti diet resistensi insulin sering melaporkan peningkatan tingkat energi. Hal ini bisa jadi karena diet tersebut mendorong konsumsi makanan padat nutrisi yang memberikan energi berkelanjutan sepanjang hari.
Sebuah uji coba pemberian makanan terkontrol secara acak yang diterbitkan dalam jurnal Appetite menemukan bahwa mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah (sangat mirip dengan diet resistensi insulin) dikaitkan dengan skor yang “secara signifikan” lebih tinggi untuk kekuatan/aktivitas dan pengurangan kelelahan yang signifikan dibandingkan dengan diet indeks glikemik tinggi (gula tinggi).
Disamping itu, mengatur kadar gula darah dapat mencegah naik turunnya kadar gula darah yang berhubungan dengan diet tinggi gula dan karbohidrat olahan.
4. Mengurangi Peradangan
Peradangan kronis merupakan faktor risiko untuk banyak kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, dan bahkan dimensia.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Dengan mengatur kadar gula darah, diet resistensi insulin dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
5. Peningkatan Kesehatan Otak
Otak bergantung pada glukosa untuk energi, tetapi kadar glukosa yang tinggi dapat merusak sel-sel otak. Dengan mengatur kadar gula darah, diet resistensi insulin dapat melindungi otak dan meningkatkan fungsi kognitif.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Nutrition menemukan bahwa diet indeks glikemik rendah dapat meningkatkan fungsi kognitif. Hal ini mungkin disebabkan oleh konsentrasi gula darah yang lebih rendah setelah makan makanan indeks glikemik rendah yang menyebabkan perubahan otak yang membuat partisipan merasa tidak terlalu stres atau gugup sebelum tes memori, sehingga meningkatkan kinerja mereka.
6. Mengurangi Risiko Kanker
Mengikuti diet resistensi insulin juga dapat mengurangi risiko kanker. Ada bukti kuat bahwa kadar insulin yang tinggi berkontribusi pada pertumbuhan sel kanker.
Dengan mengurangi asupan karbohidrat dan mengatur kadar gula darah, diet resistensi insulin dapat mengurangi jumlah insulin dalam tubuh sehingga berpotensi mengurangi risiko kanker. Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dan tinggi protein (juga baik untuk resistensi insulin) tidak hanya mengurangi risiko kanker, tetapi juga dapat memperlambat pertumbuhan tumor seandainya kanker sudah ada. (asr)