Perang di Gaza Selatan Kembali Berkobar, 3 Kapal Dagang di Laut Merah Terkena Rudal Houthi Yaman
Pada 4 Desember, Israel mengumumkan bahwa pertempuran di Gaza utara akan segera berakhir tetapi akan melancarkan perang skala penuh di Gaza selatan
oleh Ren Hao
Pada 4 Desember, ketika pertempuran berkecamuk di Gaza, Israel mengumumkan bahwa mereka telah membunuh Haitham Khojari, komandan batalion Shati Hamas.
Haitham Khojari diduga merupakan pemimpin yang melancarkan serangan teror ke Israel pada 7 Oktober lalu. Ia juga memimpin operasi militer di base camp Hamas yang tersembunyi di Rumah Sakit Shifa, juga sebagai komandan Batalion Shati untuk berulang kali melancarkan serangan udara ke Israel.
Pada hari yang sama, Israel mengumumkan bahwa tujuan pertempuran di Gaza utara hampir selesai, sementara pertempuran di selatan baru saja dimulai.
Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy mengatakan : “Dalam pertempuran sengit, Pasukan Pertahanan Israel hampir sepenuhnya memusnahkan 2 brigade Hamas di Gaza Utara. Kami bekerja keras untuk membongkar aparat teror Hamas di Gaza selatan”.
Israel menekankan bahwa hanya dengan mengintensifkan serangannya maka Hamas akan terpaksa menyerah dan melepaskan lebih banyak sandera.
Retorika Hamas yang terus berubah membuat pihak Israel khawatir akan keselamatan dari 137 orang sandera yang belum dibebaskan.
Pada Senin (4 Desember), militer Israel menyerang 200 sasaran Hamas. Karena Hamas bersembunyi di dalam bangunan-bangunan milik sipil, Israel terpaksa memberikan waktu kepada warga Gaza untuk mengungsi sebelum penyerangan, karena takut terhadap keselamatan mereka.
Juru bicara militer Israel Mayor Jenderal Daniel Hagari mengatakan : “Kami telah memberikan instruksi yang tepat kepada warga Gaza yang tinggal di dekat pusat Hamas, mendesak mereka untuk menjauh dari bahaya yang ditimbulkan oleh Hamas untuk saat ini”.
Israel juga mendesak badan-badan PBB di Gaza untuk membantu membujuk warga Gaza yang masih berada di zona perang untuk segera mengungsi ke daerah aman.
Menurut badan kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, bahwa sejak 7 Oktober tahun ini lebih dari 15.800 orang telah tewas dalam pertempuran.
Hari Minggu, tiga kapal dagang di Laut Merah mengalami serang rudal balistik dari pemberontak Houthi Yaman. Selanjutnya, armada militer AS menembak jatuh 3 drone. Ini merupakan peningkatan ketegangan di perairan yang berdekatan sejak pecahnya perang Israel – Hamas.
Di perbatasan utara Israel, Hizbullah Lebanon terus melakukan provokasi hingga menyebabkan 3 orang tentara Israel mengalami luka ringan karena terkena serangan mortir. Tentara Israel sekali lagi memperingatkan Hizbullah agar tidak memprovokasi perang berskala penuh. (sin)
Mantan Duta Besar AS Didakwa dan Ditangkap Karena Menjadi Mata-Mata Kuba Selama 40 Tahun
Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland menyebutnya sebagai salah satu ” penyusupan yang paling luas dan paling lama ” yang pernah dialami oleh pemerintah AS
Stephen Katte
Seorang pensiunan pegawai Departemen Luar Negeri AS yang pernah bertugas di Dewan Keamanan Nasional dan sebagai duta besar telah ditangkap dengan tuduhan melakukan berbagai kejahatan federal setelah diduga bertindak sebagai agen rezim Komunis Kuba selama beberapa dekade.
Menurut Departemen Kehakiman AS, jaksa federal mendakwa mantan diplomat AS, Victor Manuel Rocha, 73 tahun, dari Miami, Florida, dengan tiga pelanggaran federal utama: berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah asing tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Jaksa Agung, berperan sebagai agen pemerintah asing tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Jaksa Agung, dan penggunaan paspor yang diperoleh dengan pernyataan palsu.
Dia didakwa di pengadilan federal di Miami pada 4 Desember.
Jaksa Agung Merrick Garland menyebutnya sebagai salah satu “penyusupan pemerintah Amerika Serikat yang paling luas dan paling lama oleh agen asing” dalam sejarah.
“Kami mendakwa bahwa selama lebih dari 40 tahun, Victor Manuel Rocha menjabat sebagai agen pemerintah Kuba dan mencari serta memperoleh posisi di dalam pemerintah Amerika Serikat yang akan memberinya akses kepada informasi non-publik dan kemampuan untuk memengaruhi kebijakan luar negeri AS,” ujar Garland.
Kantor Lapangan FBI Miami menyelidiki kasus ini, dengan kontribusi dari Dinas Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri AS dan Kantor Lapangan FBI di Washington.
Menurut pengaduan kriminal yang diajukan pada 1 Desember, diduga bahwa Victor Manuel Rocha, yang berasal dari Kolombia, menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi pada tahun 1978 dan pada tahun 1981 secara diam-diam mulai bertindak sebagai agen rahasia untuk Direktorat Intelijen Kuba.
Selanjutnya dituduhkan bahwa untuk memperluas perannya sebagai mata-mata komunis Kuba, Rocha melamar dan berhasil mendapatkan pekerjaan di Departemen Luar Negeri AS antara tahun 1981 dan 2002 dalam posisi yang memberinya akses ke informasi rahasia.
Departemen Kehakiman juga mengklaim bahwa Rocha terus terlibat dalam tindakan lain yang dimaksudkan untuk mendukung badan intelijen Kuba setelah masa tugasnya di Departemen Luar Negeri AS dari tahun 2000 hingga 2002 sebagai duta besar AS untuk Bolivia. Khususnya dari sekitar tahun 2006 hingga sekitar tahun 2012, ketika dia menjadi penasihat Komandan Komando Selatan AS, sebuah komando militer gabungan yang wilayah tanggung jawabnya mencakup Kuba.
Penangkapannya menyita perhatian di Bolivia, di mana ia dikenang karena komentar kontroversialnya empat hari sebelum pemilihan umum tahun 2002 yang mendorong mantan Presiden Evo Morales yang kini menjadi mantan presiden sosialis, pemimpin serikat petani koka, untuk menjadi tokoh nasional. Pada saat itu, Rocha mengatakan kepada rakyat Bolivia untuk tidak memilih Morales yang kurang dikenal.
Morales kemudian memenangkan pemilu berikutnya pada tahun 2005 dan baru mengundurkan diri pada tahun 2019.
Menurut pengaduan pidana tersebut, Rocha “merahasiakan statusnya sebagai agen Kuba untuk melindungi dirinya sendiri dan orang lain serta memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri terlibat dalam aktivitas klandestin tambahan.”
“Rocha memberikan informasi yang palsu dan menyesatkan kepada Amerika Serikat untuk mempertahankan misi rahasianya; melakukan perjalanan ke luar Amerika Serikat untuk bertemu dengan agen-agen intelijen Kuba; dan membuat pernyataan yang palsu dan menyesatkan untuk mendapatkan dokumen perjalanan,” demikian bunyi pengaduan tersebut.
Setelah lebih dari 40 tahun merahasiakan kegiatannya dari pemerintah AS, Rocha rupanya tertangkap oleh agen FBI yang menyamar sebagai perwakilan rahasia Direktorat Intelijen Kuba.
Selama serangkaian pertemuan pada tahun 2022 dan 2023, diduga Rocha membuat pernyataan berulang kali yang mengakui “puluhan tahun” pekerjaannya untuk Kuba, yang mencakup lebih dari “40 tahun.” Dia juga diduga menyebut Amerika Serikat sebagai “musuh” dan menggunakan istilah “kami” untuk menggambarkan dirinya dan Kuba.
Pada tahap ini, pengaduan kriminal hanyalah sebuah tuduhan, dan di bawah nilai-nilai sistem peradilan AS, ia dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah tanpa keraguan di pengadilan.
The Epoch Times telah menghubungi pengacara Rocha untuk memberikan komentar. Sidang penahanan telah dijadwalkan pada Rabu. (asr)
Kasus COVID-19 di Indonesia Kembali Melonjak Saat Merebaknya Varian Baru
JAKARTA– Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mengonfirmasi tingginya kasus COVID-19 di Indonesia. Kasus COVID-19 naik saat bersamaan merebaknya kasus pneumonia yang tidak diketahui di Tiongkok dan sudah terjadi di sejumlah negara di dunia.
Adanya lonjakan kasus COVID-19 diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada media.
Ia menjelaskan, terjadinya lonjakan kasus Covid-19 dikarenakan adanya varian baru yakni varian Eris atau EG.5 dan EG.2. Varian ini diketahui juga merebak di negara tetangga Indonesia yakni Singapura.
Seberapa besar penularan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini? Dikutip dari detik health, kasus COVID-19 di Indonesia masih di bawah 30- 40 kasus per minggu yang sudah berlangsung selama tiga bulan.
Ketika memasuki akhir November, kata Jubir Kemenkes, pasien yang terinfeksi COVID-19 mencapai 267 kasus dalam kurun waktu 28 November sampai 2 Desember 2023.
Oleh karena itu, Nadia mengimbau kepada masyarakat agar rajin mencuci tangan. Jika merasakan sakit, segera ke fasilitas kesehatan. Ia juga menyarankan kepada warga yang sakit agar menggunakan masker, juga bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit komorbid.
Selain itu, kepada masyarakat sebaiknya menunda bepergian ke negara yang saat ini ada lonjakan kasus Covid-19.
Untuk diketahui, varian Eris adalah keturunan dari varian omicron XBB.1.9.2.
Eris membawa mutasi asam amino tambahan, yang dikenal sebagai F456L, pada protein lonjakan. Mutasi ini telah terbukti lolos dari kekebalan yang diperoleh dari varian sebelumnya dan dapat membantu varian baru menular dengan cepat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS ( U.S. Centers for Disease Control and Prevention – CDC) mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa Eris menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada keturunan omicron lainnya, dan tampaknya menyebabkan gejala yang serupa.
Mirip dengan strain virus COVID-19 sebelumnya dan flu biasa, gejalanya mungkin termasuk yang berikut ini:
* Kelelahan.
* Nyeri otot.
* Nyeri dada.
* Sakit kepala.
* Sakit tenggorokan.
* Hidung meler.
*Hidung tersumbat
* Batuk.
* Demam dan menggigil.
*Mual atau muntah.
*Diare.
*Kehilangan rasa atau bau.
(asr)
Suhu di Siberia Turun Hingga Minus 50 Celcius Saat Rekor Salju Selimuti Moskow
Reuters
Suhu di beberapa bagian Siberia anjlok hingga minus 50 derajat Celcius sementara badai salju menyelimuti Moskow dengan hujan salju dengan rekor tertinggi dan mengganggu penerbangan saat cuaca musim dingin melanda Rusia.
Dikutip dari Reuters, Minggu (3/12/2023) di Republik Sakha, yang terletak di bagian timur laut Siberia dan merupakan rumah bagi Yakutsk, salah satu kota terdingin di dunia, suhu turun hingga di bawah minus 50 C, menurut stasiun cuaca di wilayah tersebut.
Hawa dingin yang datang lebih awal di Sakha mendorong suhu menjadi lebih rendah dari minus 50 C di beberapa daerah di Sakha, wilayah yang luasnya hanya sedikit lebih kecil dari India.
Hampir seluruh wilayah Sakha terletak di zona permafrost. Di ibu kota wilayah ini, Yakutsk, yang terletak sekitar 5.000 km di sebelah timur Moskow, suhunya sekitar minus 44 C hingga minus 48 C.
Di ibukota Rusia, beberapa hujan salju terbesar yang pernah terjadi menyebabkan penundaan di beberapa bandara pada Senin, dengan landasan pacu yang tertutup salju tebal.
Sedikitnya 54 penerbangan ditunda dan lima penerbangan lainnya dibatalkan di tiga bandara terbesar di Moskow, kantor berita RIA melaporkan.
Suhu di Moskow diperkirakan akan turun hingga sekitar minus 18 derajat Celcius akhir pekan ini. (asr)
Seberapa Menyedihkan Perekonomian Tiongkok ? Pakar : Mundur 20 Tahun !
oleh Chen Qian
Tahun ini, berbagai data ekonomi Tiongkok tidak lagi sebaik yang diharapkan, bahkan tanda-tanda deflasi pun mulai terlihat. Baru-baru ini, Xi Jinping sengaja melakukan inspeksi ke Kota Shanghai yang merupakan pusat keuangan terbesar Tiongkok untuk mengetahui situasi sebenarnya dari keseriusan krisis yang sedang dihadapi Tiongkok. Mari kita simak analisis para pakar.
Netizen Shanghai mengatakan : “Situasi Shanghai saat ini sangat memilukan tetapi tidak berdaya. Industri riil berada dalam kesulitan. Perusahaan-perusahaan besar memberhentikan pekerjanya. Waktu lembur di pabrik-pabrik telah jauh dikurangi. Semakin banyak orang yang bekerja paruh waktu untuk delivery makanan dan menjadi driver Didi”.
Netizen Shanghai juga mengatakan : “Semua lapisan usaha melakukan PHK dan pemotongan upah, hanya sedikit yang melakukan ekspansi. Bahkan beberapa rekrutmen skala besar atau HC (kuota) yang semula direncanakan saat ini telah dibatalkan”.
Artikel berjudul “Seberapa menyedihkan perekonomian Shanghai” yang ditulis oleh Lao Man, seorang analis keuangan terkenal di China Finance pada akhir bulan November kembali menyebar di Internet Tiongkok. Artikel menyebutkan bahwa perekonomian Shanghai sudah berada dalam kondisi stagnan, tidak bergerak.
Pada saat ini, Xi Jinping bergegas pergi ke Shanghai untuk menginspeksi sendiri sejauh mana situasi sebenarnya dari keseriusan krisis yang sedang dihadapi. Apakah perekonomian Shanghai benar-benar di ambang kehancuran ?
Fran Tian Xie, seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, Amerika Serikat mengatakan : “Selama ini Delta Sungai Yangtze dan Delta Sungai Mutiara terus menjadi lokomotif yang menggerakkan perekonomian Tiongkok. Khususnya Shanghai, adalah pusat keuangan Tiongkok selain adalah pusat yang pada dasarnya terbuka bagi dunia luar. Jika Shanghai, yang memiliki perekonomian terbaik dan kondisi terbaik saat ini sudh seperti ini kondisinya, maka kita dapat membayangkan bagaimana situasi perekonomian di seluruh Tiongkok”.
Li Hengqing, seorang ekonom dan komentator politik mengatakan : “Jadi penggerak pembangunan ekonomi terpenting ini saja akhirnya harus mengalami mati mesin. Lalu bagaimana dampaknya terhadap keseluruhan ekonomi Tiongkok ? Jelas besar pengaruhnya, yaitu roda ekonomi Tiongkok tidak bergerak. Ini memang mencerminkan status perkembangan ekonomi Tiongkok saat ini”.
Belakangan ini banyak warga Shanghai mengatakan bahwa kemakmuran Shanghai di masa lalu secara perlahan telah memudar, sehingga menyebabkan penurunan tingkat konsumsi seluruh negeri.
“Sekarang semua orang telah menurunkan konsumsinya, tetapi semakin banyak orang yang menabung. Mengapa ? Karena semua orang sadar akan risikonya. Ketika uang mudah didapat, kita dapat membelanjakannya sesuka hati. Uang yang kita belanjakan bisa kita dapatkan dari hasil kerja, tetapi sekarang sangat sulit menghasilkan uang, dan situasi kita tidak pernah membaik,” kata seorang netizen Shanghai.
“Kali ini Xi Jinping pergi ke Shanghai, berharap Shanghai dapat direvitalisasi. Sekarang tampaknya dia juga tidak punya cara yang lebih baik untuk menggerakkan kembali roda perekonomian Shanghai,” kata Frank Tian Xie. “Perekonomian Tiongkok pada dasarnya telah mundur ke 20 tahun silam, kembali ke situasi tahun 2001 sebelum bergabung dengan WTO.”
Pakar ekonomi menunjukkan bahwa parahnya resesi ekonomi Tiongkok ini berasal dari sistem Partai Komunis Tiongkok yang menghendaki perekonomian berada dalam pengendalian partai, akibatnya kini telah terbentuk sebuah lingkaran setan dan menyebabkan kesulitan untuk memulihkannya.
Li Hengqing mengatakan : “Dia (Xi) terus menekankan bahwa partai harus memimpin segalanya, tetapi tanpa penyesuaian yang berarti, karena untuk melakukan penyesuaian seperti itu, kita harus mengandalkan ekonomi pasar dan kemudian supremasi hukum, yang berarti menuju ke pembangunan masyarakat sipil. Tetapi bila begitu yang terjadi maka eksistensi Partai Komunis Tiongkok terancam, inilah yang ditakuti dan tidak ingin dilakukan oleh Xi Jinping. Jadi dilihat dari perspektif ini, harus dikatakan bahwa peluang untuk menghidupkan kembali perekonomian Tiongkok atau Shanghai menjadi semakin tipis, atau disebut kesalahan yang terakumulasi dalam jangka waktu lama sulit untuk diperbaiki.”
“Sekarang Tiongkok sedang menghadapi gelombang epidemi baru, dan pemblokiran berita kembali ia lakukan. Faktanya, ini persis sama dengan apa yang terjadi dan dilakukan di Kota Wuhan 3 tahun lalu, jadi saya yakin pendekatan yang diambil PKT akan sama seperti sebelumnya. Karena itu, baik perekonomian Shanghai atau Tiongkok secara keseluruhan yang sudah berada dalam situasi lesu akan kembali terpukul dan menjadi semakin parah,” kata Frank Tian Xie. (sin)