Mantan Duta Besar AS Didakwa dan Ditangkap Karena Menjadi Mata-Mata Kuba Selama 40 Tahun

Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland menyebutnya sebagai salah satu ” penyusupan yang paling luas dan paling lama ” yang pernah dialami oleh pemerintah AS

Stephen Katte

Seorang pensiunan pegawai Departemen Luar Negeri AS yang pernah bertugas di Dewan Keamanan Nasional dan sebagai duta besar telah ditangkap dengan tuduhan melakukan berbagai kejahatan federal setelah diduga bertindak sebagai agen rezim Komunis Kuba selama beberapa dekade.

Menurut Departemen Kehakiman AS, jaksa federal mendakwa mantan diplomat AS, Victor Manuel Rocha, 73 tahun, dari Miami, Florida, dengan tiga pelanggaran federal utama: berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah asing tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Jaksa Agung, berperan sebagai agen pemerintah asing tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Jaksa Agung, dan penggunaan paspor yang diperoleh dengan pernyataan palsu.

Dia didakwa di pengadilan federal di Miami pada 4 Desember.

Jaksa Agung Merrick Garland menyebutnya sebagai salah satu “penyusupan pemerintah Amerika Serikat yang paling luas dan paling lama oleh agen asing” dalam sejarah.

“Kami mendakwa bahwa selama lebih dari 40 tahun, Victor Manuel Rocha menjabat sebagai agen pemerintah Kuba dan mencari serta memperoleh posisi di dalam pemerintah Amerika Serikat yang akan memberinya akses kepada informasi non-publik dan kemampuan untuk memengaruhi kebijakan luar negeri AS,” ujar Garland.

Kantor Lapangan FBI Miami menyelidiki kasus ini, dengan kontribusi dari Dinas Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri AS dan Kantor Lapangan FBI di Washington.

Menurut pengaduan kriminal yang diajukan pada 1 Desember, diduga bahwa Victor Manuel Rocha, yang berasal dari Kolombia, menjadi warga negara AS yang dinaturalisasi pada tahun 1978 dan pada tahun 1981 secara diam-diam mulai bertindak sebagai agen rahasia untuk Direktorat Intelijen Kuba.

Selanjutnya dituduhkan bahwa untuk memperluas perannya sebagai mata-mata komunis Kuba, Rocha melamar dan berhasil mendapatkan pekerjaan di Departemen Luar Negeri AS antara tahun 1981 dan 2002 dalam posisi yang memberinya akses ke informasi rahasia.

Departemen Kehakiman juga mengklaim bahwa Rocha terus terlibat dalam tindakan lain yang dimaksudkan untuk mendukung badan intelijen Kuba setelah masa tugasnya di Departemen Luar Negeri AS dari tahun 2000 hingga 2002 sebagai duta besar AS untuk Bolivia. Khususnya dari sekitar tahun 2006 hingga sekitar tahun 2012, ketika dia menjadi penasihat Komandan Komando Selatan AS, sebuah komando militer gabungan yang wilayah tanggung jawabnya mencakup Kuba.

Penangkapannya menyita perhatian di Bolivia, di mana ia dikenang karena komentar kontroversialnya empat hari sebelum pemilihan umum tahun 2002 yang mendorong mantan Presiden Evo Morales yang kini menjadi mantan presiden sosialis, pemimpin serikat petani koka, untuk menjadi tokoh nasional. Pada saat itu,  Rocha mengatakan kepada rakyat Bolivia untuk tidak memilih Morales yang kurang dikenal.

Morales kemudian memenangkan pemilu berikutnya pada tahun 2005 dan baru mengundurkan diri pada tahun 2019.

Menurut pengaduan pidana tersebut, Rocha “merahasiakan statusnya sebagai agen Kuba untuk melindungi dirinya sendiri dan orang lain serta memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri terlibat dalam aktivitas klandestin tambahan.”

“Rocha memberikan informasi yang palsu dan menyesatkan kepada Amerika Serikat untuk mempertahankan misi rahasianya; melakukan perjalanan ke luar Amerika Serikat untuk bertemu dengan agen-agen intelijen Kuba; dan membuat pernyataan yang palsu dan menyesatkan untuk mendapatkan dokumen perjalanan,” demikian bunyi pengaduan tersebut.

Setelah lebih dari 40 tahun merahasiakan kegiatannya dari pemerintah AS, Rocha rupanya tertangkap oleh agen FBI yang menyamar sebagai perwakilan rahasia Direktorat Intelijen Kuba.

Selama serangkaian pertemuan pada tahun 2022 dan 2023, diduga Rocha membuat pernyataan berulang kali yang mengakui “puluhan tahun” pekerjaannya untuk Kuba, yang mencakup lebih dari “40 tahun.” Dia juga diduga menyebut Amerika Serikat sebagai “musuh” dan menggunakan istilah “kami” untuk menggambarkan dirinya dan Kuba.

Pada tahap ini, pengaduan kriminal hanyalah sebuah tuduhan, dan di bawah nilai-nilai sistem peradilan AS, ia dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah tanpa keraguan di pengadilan.

The Epoch Times telah menghubungi pengacara Rocha untuk memberikan komentar. Sidang penahanan telah dijadwalkan pada Rabu. (asr)