ETIndonesia. Warga Jerman pada Sabtu (21/12/2024) berkabung atas para korban dalam serangan yang diduga dilakukan oleh seorang dokter yang mengemudikan kendaraannya ke sebuah pasar Natal yang ramai, menewaskan lima orang, melukai 200 korban lainnya, dan mengguncang rasa aman publik pada saat yang seharusnya menjadi momentum sukacita.
Serangan yang diduga terjadi pada Jumat malam di Magdeburg, sekitar 130 kilometer barat Berlin, menewaskan seorang anak berusia 9 tahun dan empat orang dewasa serta melukai 41 orang dengan cukup parah sehingga pihak berwenang memperingatkan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah.
Magdeburg menandai tragedi tersebut pada Sabtu dengan membunyikan lonceng gereja pada pukul 19:04 malam, waktu tepat terjadinya serangan di kota yang berpenduduk sekitar 240.000 jiwa ini.
Pria yang mengemudi mobil tersebut adalah seorang dokter berusia 50 tahun yang berimigrasi dari Arab Saudi pada tahun 2006, menyerahkan diri kepada kepolisian di tempat kejadian. Dia sedang diselidiki atas lima tuduhan pembunuhan dan 205 tuduhan percobaan pembunuhan, demikian pernyataan jaksa penuntut Horst Walter Nopens pada konferensi pers.
Di antara hal lainnya, para penyelidik sedang menyelidiki apakah serangan tersebut dapat didorong oleh ketidakpuasan tersangka dengan cara Jerman memperlakukan para pengungsi Arab Saudi, kata Nopens.
“Tidak ada tempat yang lebih damai dan ceria daripada pasar Natal,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.
“Betapa mengerikannya tindakan melukai dan membunuh begitu banyak orang di sana dengan sangat brutal.”
Rincian tentang Tersangka
Meskipun Nopens menyebutkan sudut pandang perlakuan terhadap imigran Saudi, pihak berwenang mengatakan pada Sabtu bahwa mereka masih belum mengetahui mengapa tersangka mengemudikan BMW hitamnya ke pasar yang ramai tersebut.
Polisi belum secara terbuka menyebutkan nama tersangka, tetapi beberapa media berita Jerman mengidentifikasinya sebagai Taleb A., menahan nama belakangnya sesuai dengan undang-undang privasi, dan melaporkan bahwa ia adalah seorang spesialis dalam bidang psikiatri dan psikoterapi.
Menggambarkan dirinya sebagai mantan Muslim, tersangka tampaknya merupakan pengguna aktif dari platform media sosial X, membagikan puluhan unggahan dan retweet setiap hari yang berfokus pada tema anti-Islam, mengkritik agama tersebut dan mengucapkan selamat kepada Muslim yang telah meninggalkan agama tersebut.
Dia juga menuduh otoritas Jerman gagal melakukan cukup banyak untuk memerangi apa yang dia sebut sebagai “Islamisasi Eropa.”
Magdeburg Terguncang
Kekerasan tersebut mengejutkan Jerman dan Magdeburg, yang merupakan ibu kota negara bagian Saxony-Anhalt bagian timur, membuat walikotanya menangis dan menghancurkan tradisi pasar Natal Jerman yang berusia berabad-abad. Hal ini menyebabkan beberapa komunitas lainnya membatalkan pasar Natal akhir pekan mereka sebagai tindakan pencegahan dan solidaritas atas duka Magdeburg. Berlin tetap membuka banyak pasarnya tetapi meningkatkan pengawasan aparat kepolisian di lokasi.
Jerman telah mengalami serangkaian serangan ekstremis dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan pisau yang menewaskan tiga orang dan melukai delapan orang di sebuah festival di kota barat Solingen pada Agustus.
Serangan Jumat terjadi delapan tahun setelah seorang ekstremis mengemudikan truk ke pasar Natal yang ramai di Berlin, menewaskan 13 orang dan melukai banyak orang lainnya. Pelaku dalam serangan tersebut tewas beberapa hari kemudian dalam baku tembak di Italia.
Kanselir Scholz dan Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser melakukan perjalanan ke Magdeburg pada Sabtu, dan sebuah upacara peringatan akan diadakan di katedral kota pada malam hari. Faeser memerintahkan bendera diturunkan setengah tiang di gedung-gedung federal di seluruh negeri.
Saksi Mata Mengisahkan Serangan
Rekaman saksi mata yang diverifikasi didistribusikan oleh kantor berita Jerman dpa menunjukkan penangkapan tersangka di halte trem di tengah jalan. Seorang petugas polisi di dekatnya yang menodongkan pistol ke arah pria itu berteriak padanya saat dia terbaring telungkup, kepalanya sedikit terangkat. Petugas lain mengerumuni tersangka dan menangkapnya.
Thi Linh Chi Nguyen, seorang ahli manikur berusia 34 tahun dari Vietnam yang salonnya berada di sebuah mal di seberang pasar Natal, sedang menelepon saat istirahat ketika dia mendengar suara dentuman keras yang menurutnya adalah kembang api. Dia kemudian melihat sebuah mobil melaju kencang melewati pasar. Orang-orang berteriak dan seorang anak terlempar ke udara oleh mobil.
Dengan gemetar saat menggambarkan apa yang telah dia saksikan, dia ingat melihat mobil itu keluar dari pasar dan berbelok ke kanan ke jalan Ernst-Reuter-Allee dan kemudian berhenti di halte trem tempat tersangka ditangkap.
Jumlah korban yang terluka sangat besar.
“Suami saya dan saya membantu mereka selama dua jam. Dia berlari kembali ke rumah dan mengambil sebanyak mungkin selimut karena mereka tidak punya cukup untuk menutupi orang-orang yang terluka. Dan saat itu sangat dingin,” katanya.
Pasar itu sendiri masih dipagari dengan line merah putih dan mobil polisi pada hari Sabtu, sementara petugas bersenjata berjaga di setiap pintu masuk. Beberapa selimut keamanan termal masih tergeletak di jalan.
Sumber : The Associated Press