Serangan Bom Bunuh Diri dan Milisi Bersenjata Taliban di Afghansitan Membunuh 71 Orang

Epochtimes.id– Dua serangan bunuh diri dan milisi bersenjata secara terpisah terhadap polisi dan tentara di Afghanistan menyebabkan setidaknya 71 orang tewas dan hampir 170 lainnya terluka.

Aksi ini merupakan serangan terbaru yang menargetkan pasukan keamanan.

Taliban mengklaim bertanggungjawab dalam serangan mematikan di bangunan polisi di kota tenggara Gardez, Provinsi Paktia.

Menurut kementerian dalam negeri, serangan tersebut menewaskan 41 orang dan melukai 158 lainnya. Pejabat rumah sakit meminta sumbangan darah.

Pemandangan putus asa terlihat saat keluarga antri berjam-jam untuk mengetahui keluarga mereka menjadi sasaran pertempuran berjam-jam tersebut.

Sebuah serangan terpisah pada Taliban di provinsi tetangga Ghazni menewaskan 25 petugas keamanan dan lima warga sipil dengan 10 orang terluka.

Tentara Afghanistan dan polisi berada di garis depan melawan Taliban sejak pasukan asing mundur pada bulan Desember 2014. Serangan ini mengakibatkan jumlah korban yang mengejutkan selama setahun terakhir.

“Rumah sakit kewalahan dan kami meminta orang untuk menyumbangkan darah,” kata Shir Mohammad Karimi, Wakil Direktur Kesehatan di Gardez, yang mana terdapat 200 lebih korban terluka di rumah sakit itu.

Para dokter dan perawat berlarian untuk mengobati wanita yang terluka, anak-anak dan polisi. Para korban memenuhi ruangan terdapat beberapa jenazah juga terbaring.

Suasana rumah sakit itu bertambah haru, saat sejumlah mahasiswa membentuk antrian untuk menyumbangkan darah mereka.

Serangan tersebut yang diklaim oleh Taliban ini, dimulai saat dua pembom bunuh diri mengendarai sebuah truk berisi bahan peledak dan sebuah kenderaan Humvee meledakkan di dekat pusat pelatihan, tak jauh dengan markas besar polisi Paktia.

Menurut pejabat dan kementerian dalam negeri, ledakan tersebut meratakan sebuah bangunan dan orang-orang bersenjata memaksa masuk ke dalam kompleks tersebut.

“Sebagian besar korban adalah warga sipil yang datang ke markas besar polisi untuk mendapatkan paspor dan kartu identitas nasional mereka,” sebuah pernyataan dari kantor gubernur Paktia.

Seorang mahasiswa yang berada di kelas pada saat itu mengatakan bahwa dia mendengar “ledakan besar” yang mengguncang gedung dan jendela yang hancur.

“Ketika kami mencoba menemukan jalan keluar dari gedung, saya mendengar ledakan kedua dan kemudian debu dan kotoran menutupi kami. Beberapa teman saya terluka akibat pecahan kaca,” kata Noor Ahmad kepada AFP.

Pertempuran antara penyerang yang dipersenjatai dengan senjata api dan rompi bunuh diri. Pasukan keamanan bertahan sekitar lima jam sebelum diakhiri dengan menembak mati lima orang militan.

“Serangan kedua, di Ghazni sekitar 100 kilometer barat Gardez, mengikuti pola serupa yang melibatkan gerilyawan yang meledakkan Humvee dipenuhi bahan peledak di dekat markas besar polisi. Gerilyawan ini kemudian menyerbu gedung tersebut,” kata Haref Noori, juru bicara gubernur Ghazni, kepada AFP.

“Puluhan Taliban tewas dalam serangan tersebut,” kata kepala polisi Ghazni, Mohammad Zaman.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk serangan tersebut dan memuji atas keberanian dan pengorbanan pasukan keamanan Afghanistam.

Serangan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap instalasi keamanan. Termasuk sebuah serangan di sebuah rumah sakit militer di Kabul pada Maret lalu yang membunuh hingga 100 orang.

Aksi lainnya sebuah serangan yang menghancurkan sebuah pangkalan militer di Mazar-i-Sharif yang menewaskan 144 orang. (asr)

Sumber : AFP/Reuters