Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu (4)

EDITORIAL Epoch Times

Lebih dari seratus tahun silam, roh-roh paham komunis muncul di atas langit Eropa. Sejak dikeluarkannya The Communist Manifesto, lalu munculnya Paris Commune, sampai berdirinya rezim Uni Soviet, Partai Komunis Tiongkok dan partai komunis lainnya, tren pemikiran komunis sempat merajalela beberapa saat.

Ideologi manusia telah membentuk dua kubu besar yang saling bertentangan yakni otoritarian komunis dan demokrasi liberal.

Sejarah selama lebih dari seabad menunjukkan, di mana pun tren komunis merah bercokol, pasti selalu disertai peperangan dan kekacauan, kelaparan, pembantaian dan teror.

Gerakan komunisme telah menghancurkan peradaban manusia yang berusia ribuan tahun, dan menyebabkan 100 juta orang mati secara tidak wajar, dan lebih banyak dari jumlah itu yang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun mental.

Penipuan tentang “surga dunia” telah menyebabkan milyaran jiwa terjerambab ke “neraka dunia”.

Penindasan terhadap agama/kepercayaan, penghancuran terhadap norma moralitas, pengrusakan terhadap lingkungan dan alam, telah menimbulkan dampak yang buruk dan sangat mendalam.

Di tengah proses keruntuhan paham komunis sekarang ini, masih banyak orang berkhayal, bahkan menyangkal kehancurannya, paham komunis masih terus bermunculan di tengah masyarakat liberal dengan wujud yang berbeda.

Oleh karena itu, mengenali sifat dasar ideologi paham komunis, dan menolak bencana yang akan ditimbulkan oleh pikiran komunis, sangatlah penting bagi setiap orang di semua negara.

 3. Stalin sang diktator

Stalin adalah penerus Lenin. Ia pernah mengatakan: “Kesenangan terbesar adalah menggembangkan persahabatan dengan seseorang, hingga orang tersebut saking percayanya dengan Anda maka menyandarkan kepalanya di dada lalu Anda tinggal menancapkan sebilah pisau dipunggung orang itu, inilah kesenangan yang tiada tara.”

Pada usia 15 tahun Stalin mulai percaya pada Marxisme, mengkhianati Tuhannya dan menempuh jalur setan.

Kemudian hari, ketika Stalin mulai menulis karangan dengan status sebagai seorang revolusioner, nama pena pertama yang ia gunakan adalah ‘Iblis jahat’, nama penanya yang lain adalah ‘Laksana iblis jahat’.

Pada 1912, ‘Stalin’ menjadi nama penanya yang baru, yang bermakna: ‘Manusia besi’.

Sampai-sampai Lenin pun mengatakan bahwa Stalin adalah “Manusia berdarah dingin dan paling kejam dalam partai”. Komentar Bukharin, pemimpin penting Partai Komunis Soviet lainnya, tentang Stalin: “Dia itu setan bukan manusia.”

Pada 1930 Uni Soviet mendirikan “Gulag” yakni “Kantor Pusat Kamp Kerja Paksa” Uni Soviet.

Kamp kerja paksa Uni Soviet tersebut dikemudian hari menjadi contoh kamp kerja paksa bagi negara-negara sosialis lainnya. Kamp-kamp kerja paksa ini terkenal nama busuknya karena kondisinya yang ekstrim buruk.

Sebelum kematian Stalin pada 1953, di seluruh Uni Soviet terdapat 170 buah kamp kerja paksa yang tersebar di berbagai wilayah dan penjuru.

Menurut statistik, diantara 1930 hingga 1940, ada lebih dari 500.000 tahanan di kamp Gulag yang tewas lantaran kelaparan, intensitas kerja terlalu besar, menerima perlakuan non-manusiawi dan lain-lain, para tahanan itu termasuk sejumlah penyair, penulis, akademisi, ilmuwan dan seniman.

Selama pemerintahan Stalin telah terjadi kelaparan besar yang menewaskan lebih dari 8 juta jiwa yang tewas karena kelaparan besar.

Pembersihan besar pada 1930-an berkembang menjadi pembersihan total dan penindasan terhadap para kader partai, pemerintah, militer dari pusat maupun daerah, lebih dari 2 juta orang yang ditindas.

Menurut perkiraan anggota Politbiro Uni Soviet Yakkovlev, jumlah orang yang meninggal dibawah tirani Stalin sekitar 20 juta jiwa.

(lin/whs/asr)

Bersambung

baca  Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Pertama

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kedua

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Ketiga