AS Kerahkan Kapal Induk USS Ronald Reagan Saat Latihan Militer Dekat Korea Utara

Oleh : Jasper Fakkert

Epochtimes.id– Amerika Serikat menggelar latihan militer berskala besar di perairan timur semenanjung Korea pada 18 Oktober lalu. Latihan gabungan dengan Korea Selatan di tengah ancaman perang nuklir dari Korea Utara.

USS Ronald Reagan  adalah kapal perang terbesar Angkatan Laut A.S. di wilayah ini dengan 5.000 pelaut,  menerbangkan hampir 90 pesawat F-18 Super Hornet dari landasan kapal ini.

“Perilaku berbahaya dan agresif oleh Korea Utara menyangkut semua orang di dunia,” Laksamana Muda Marc Dalton, komandan penyerangan Reagan, mengatakan kepada Reuters di hanggar kapal.

“Kami telah menjelaskannya dengan latihan ini, dan banyak lainnya, bahwa kita siap untuk membela Korea,” katanya merujuk kepada Korea Selatan.

Sebanyak 40 kapal perang dikerahkan sebagai bagian dari latihan bersama kedua negara sekutu tersebut.

Latihan tersebut dilakukan hanya seminggu setelah Amerika Serikat menerbangkan dua pembom B1-B, didampingi oleh jet tempur Jepang dan Korea Selatan, di atas perairan internasional di Semenanjung Korea.

Presiden Donald Trump telah mengambil pendekatan dua kali lipat ke Korea Utara.

Kapal induk Angkatan Laut yang dikerahkan ke USS Ronald Reagan dan kelas perusak Arleigh Burke yang dikirim ke depan USS Stethem bergabung bersama kapal-kapal dari Angkatan Laut Republik Korea di perairan timur Semenanjung Korea pada 18 Oktober 2017. (Kenneth Abbate / US Navy / Handout via REUTERS)

Dia telah menginstruksikan Sekretaris Negara dan pejabat kabinet lainnya untuk melakukan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Korea Utara sebagai upaya agar rezim tersebut melakukan denuklirisasi.

Trump juga telah menginstruksikan para pemimpin militer seniornya untuk menyusun opsi militer terperinci mengenai Korea Utara jika diperlukan, untuk menekan rezim tersebut.

Rejim komunis tersebut memutuskan kesepakatan yang dibuatnya dengan pemerintahan Clinton pada 1994, ketika program nuklirnya masih dalam tahap awal.

Kini, pakar militer dan intelijen yakin Korea Utara hampir menyelesaikan senjata nuklir yang bisa dikirim menggunakan rudal balistik.

Sementara beberapa masalah teknis tetap terjadi dengan Korut, para pakar percaya bahwa ini hanya masalah waktu sebelum masalah tersebut diselesaikan.

Kehadiran Reagan di wilayah tersebut muncul menjelang kunjungan resmi Presiden Donald Trump ke Asia, dimulai di Jepang pada 5 November, lalu Korea Selatan.

Korea Utara menanggapi latihan militer tersebut dengan mengancam Korea Selatan dengan “perang nuklir” dan “bencana yang akan segera terjadi”.

Rezim tersebut juga mengancam Amerika Serikat dengan “kematian yang paling menyedihkan.”

Bulan lalu Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru terhadap Korea Utara. Termasuk Tiongkok maupun Amerika Serikat juga memberikan sanksi tambahan yang menargetkan lembaga keuangan dan institusi lainnya yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit awal pekan ini yang memberlakukan sanksi tersebut. Media Rusia juga melaporkan bahwa Rusia membatalkan proyek gabungan yang direncanakan dengan Korea Utara.

Seorang pembelot Korea Utara tingkat tinggi mengatakan di Asia Society awal pekan ini bahwa dia tidak mengharapkan Korea Utara untuk bertahan satu tahun di bawah sanksi baru tersebut.

Namun, Korea Utara telah bersumpah untuk tidak menyerah dengan program nuklirnya, di mana diktator Kim Jong Un sebagai alat kunci keberlangsungan Korea Utara. (asr)

Sumber : The Epochtimes