Korea Utara Memperbaharui Ancaman untuk Meledakkan Bom Nuklir di Pasifik

Epochtimes.id- Seorang diplomat senior Korea Utara pada Rabu memperbarui ancaman rezim komunis tersebut untuk meledakkan bom nuklir di Samudra Pasifik.

Ancaman untuk melakukan uji coba nuklir di Pasifik dikhawatirkan akan menyebabkan dampak kesehatan yang buruk.

Diplomat senior Korea Utara Ri Yong Pil mengatakan kepada CNN pada Rabu tentang ancaman tersebut diperhitungkan secara sungguh-sungguh.

“Menteri luar negeri sangat menyadari maksud pemimpin tertinggi kami, jadi saya pikir Anda harus menilai kata-katanya secara harfiah,” kata Ri.

Pemimpin militer A.S. telah memperingatkan dampak dari tes nuklir ini.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Joseph Dunford Jr. mengatakan bulan lalu tentang tes nuklir itu akan serupa dengan bencana nuklir yang terjadi Chernobyl di Uni Soviet.

Ribuan orang terbunuh dan sebagian besar terkontaminasi radiasi nuklir. Saat sebuah reaktor nuklir di pembangkit listrik Chernobyl meledak pada 1986.

“Kami memiliki tantangan kesehatan yang signifikan selama bertahun-tahun dan jelas kehilangan nyawa,” kata Dunford.

Presiden Donald Trump juga telah memperingatkan dampak kesehatan dari Korea Utara yang ingin melakukan uji coba dengan bom hidrogen di Pasifik.

“Dia berbicara tentang senjata masif yang meledak di atas lautan, Samudra Pasifik, yang menyebabkan bencana yang luar biasa,” kata Trump pada sebuah pidato di Huntsville, Alabama, pada 22 September.

“Ke mana gemuruh itu pergi, lalu menjadi kanker, jadi terjadi masalah yang luar biasa,” katanya.

Trump juga berjanji untuk menjaga Amerika tetap aman dari ancaman serangan nuklir oleh Korea Utara.

Trump mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk krisis Korea Utara adalah Korut harus meninggalkan program senjata nuklirnya.

Pemerintah Trump mencoba menemukan solusi diplomatik untuk masalah tersebut. Sementara pada saat yang sama menggunakan sanksi ekonomi dan ancaman kekuatan militer untuk menekan Korea Utara.

Diktator Korea Utara Kim Jong Un sejauh ini tidak menunjukkan kecenderungan meninggalkan program senjata nuklir. Jong Un menilai program nuklir adalah alat kunci untuk kelangsungan rezimnya.

Kim Jong Un secara signifikan meningkatkan program nuklir negara itu setelah ayahnya meninggal pada 2011 silam. Sejak itu dia telah melakukan sekitar 85 uji coba rudal balistik.

Secara total, Korea Utara telah melakukan 6 uji coba nuklir bawah tanah, terakhir dilakukan pada awal September. Beberapa ahli mengatakan ledakan di Pasifik akan menjadi langkah logis berikutnya dalam pengembangan senjata Korea Utara.

Uji coba semacam itu akan menjadi yang pertama di seluruh dunia sejak Tiongkok melakukannya pada 1980, menurut Badan Tenaga Atom Internasional. (asr)

Sumber : The Epochtimes