Terungkap Gambar Satelit Terbaru ‘Gulag Paralel’ di Kamp Penjara Korea Utara

Oleh : Richard Finney

Epochtimes.id- Gambar satelit yang dirilis dalam laporan Kamis (26/10/2017) oleh sebuah LSM yang berbasis di Washington menunjukkan bahwa kamp kerja paksa Korea Utara dikelola terpisah dari sistem kamp untuk menahan tahanan politik.

Laporan ini mengungkapkan jaringan fasilitas yang lebih luas disiapkan bagi orang terkemuka yang dianggap bersalah.

Kamp-kamp tersebut, disebut kyo-hwa-so dioperasikan oleh Kementerian Keamanan Publik Korea Utara atau North Korea’s Ministry of Public Safety (MPS). Kamp menahan orang-orang yang dihukum karena dianggap melanggar tindak pidana dan bukan pelanggaran politik.

Laporan tersebut berjudul Parallel Gulag, oleh Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara atau Commite for Human Rights in North Korea (HRNK).

Istilah Gulag mengambil peristiwa di era Uni Soviet. Saat itu Gulag adalah sebuah sistem kamp kerja paksa yang dipertahankan di bekas negara Uni Soviet dari 1930-1955 di mana banyak orang meninggal dunia.

Tidak seperti tahanan politik yang sering ditahan seumur hidup oleh polisi rahasia Korea Utara di kamp kerja paksa yang tidak diakui secara resmi. Pada kamp ini pelaku yang ditahan dilengkapi dengan fasilitas yang dikelola MPS memberikan ketetapan ketentuan yang akhirnya akan dibebaskan.

Mereka juga dijatuhi hukuman di bawah prosedur peradilan dan diijinkan menerima kunjungan dari anggota keluarga, yang bisa memberi mereka makanan.

Namun, kondisi di kedua sistem kamp itu sama brutalnya dan tidak berperikemanusiaan.

“Perbedaan dalam perlakuan terhadap tahanan yang ditahan seringkali masalah derajat, bukan prinsip,” kata penulis laporan David Hawk.

“Kebijakan yang menggabungkan kerja paksa dengan kelaparan yang disengaja, perawatan medis yang tidak memadai dan kondisi kebersihan yang buruk menyebabkan kematian ribuan narapidana setiap tahunnya,” kata Hawk dalam laporannya.

Dua puluh citra satelit yang dikumpulkan dan dianalisis oleh HRNK termasuk dalam laporan, menunjukkan fasilitas bertembok, asrama, menara penjaga, dan pagar kawat berduri.

Tahanan di kamp ini sering berjalan jauh ke pertambangan, hutan, dan peternakan di mana mereka bekerja, kata laporan tersebut.

Laporan ini juga menambahkan para tahanan bekerja dalam kondisi berbahaya,dilarang makan dan kadang-kadang dipukuli karena gagal memenuhi target produksi.

Citra satelit kamp telah terbukti “penting sebagai bukti pendukung untuk kesaksian yang diberikan oleh mantan tahanan. Ini dikarenakan banyak di antaranya telah melarikan diri ke Tiongkok dan kemudian pindah ke Korea Selatan, setelah dibebaskan, menurut laporan tersebut.

Laporan Kamis mengungkapkan sistem kamp kerja paksa yang lebih luas daripada yang dilaporkan pada 2014 di Komisi Penyelidik Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Rakyat Demokratik Korea (COI).

Mantan Ketua Komisi Michael Kirby mengatakan, “Melalui penelitian dan dedikasi David Hawk, kami di dunia luar telah mengetahui tentang gulag apa adanya: instrumen ketakutan dan kontrol oleh Korut.”

“(ini) telah memaksa menjadikan Korea Utara memiliki sistem penahanan yang besar sekali melanggar hukum PBB dan standar-standar universal dan peradaban.” (asr)

Sumber : Radio Free Asia