Nasib Presiden Republik Katalonia Kini Berada di Tangan Hakim Belgia

EpochTimesId – Jaksa Spanyol mengeluarkan Surat Perintah Pengkapan Warga Eropa (EAW) bagi lima pemimpin Katalonia. Mereka adalah Presiden Carles Puigdemont dan empat mantan menterinya yang pergi berlindung ke Belgia.

Mereka tidak memenuhi panggilan sebuah persidangan di Madrid pada Kamis (2/11/2017) lalu, terkait dakwaan pemberontakan. Berbeda dengan lima pejabat tersebut, sembilan orang mantan anggota pemerintahan regional Catalonia memilih menghadiri persidangan dan sudah ditahan otoritas Kerajaan Spanyol.

Surat perintah penangkapan jaksa Spanyol itu sudah dikirim kepada jaksa Belgia, seperti dikutip dari BBC. Belgia memiliki waktu 24 jam untuk memutuskan keabsahan dokumen.

Jika dokumen itu sah, maka Jaksa Belgia akan meneruskan kepada hakim yang berhak memutuskan apakah Puigdemont dan empat orang lainnya harus ditangkap. Puigdemont dan empat pejabat lainnya langsung menyerahkan diri ke kepolisian Belgia, seperti dikutip dari CNN, Senin (6/11/2017).

Mereka mendatangi salah satu kantor polisi Belgia ditemani oleh pengacara lokal, pada Minggu (5/11/2017) waktu setempat. Belgia memiliki waktu maksimal 60 hari untuk mengembalikan tersangka ke Spanyol setelah penangkapan.

Namun, Belgia bisa menolak surat perintah penangkapan Uni Eropa jika ada kekhawatiran ekstradisi tersebut akan melanggar hak asasi tersangka. Apalagi jika para tokoh Katalan itu memiliki bukti dan alibi kuat ke arah sana.

Alasan diskriminasi politik, agama dan/atau ras juga bisa dijadikan alasan penolakan. Selain itu kekhawatiran tersangka tidak akan mendapatkan persidangan yang adil, juga bisa menjadi alasan penolakan.

Sebanyak 32 pelanggaran hukum telah disepakati dalam daftar Uni Eropa. Setiap pelanggaran yang masuk dalam daftar, bisa dijadikan alasan untuk melakukan ekstradisi, dengan syarat ancaman hukuman minimal tiga tahun penjara.

Namun, hasutan dan pemberontakan yang dituduhkan Spanyol pada pemimpin Katalonia tidak ada dalam daftar kesepakatan Uni Eropa tersebut.

Puigdemont sendiri sudah berulangkali mengatakan bahwa dia tidak akan kembali ke Spanyol kecuali mendapat jaminan untuk menjalani persidangan yang adil.

Parlemen regional CKatalonia baru-baru ini memproklamirkan kemerdekaan berdasarkan hasil referendum yang digelar pada 1 Oktober lalu. namun, tidak ada negara yang mengakui deklarasi kemerdekaan ‘Republik Catalunya’ dari Kerajaan Spanyol.

Puigdemont dan koleganya pergi ke Belgia untuk mengangkat kasus status negara mereka pada institusi Eropa.

Sementara itu, Ribuan orang berkumpul di Barcelona dan kota lain di Katalonia selama dua malam untuk meminta pembebasan mantan pejabat yang ditahan pada Kamis (2/11/2017) lalu. Demonstran juga meminta pembebasan dua orang pemimpin separatis akar rumput, Jordi Sánchez dan Jordi Cuixart, yang ditahan sejak bulan lalu.

Lima pejabat senior perlemen Katalonia termasuk Ketua Parlemen, Carme Forcadell, juga menghadapi dakwaan yang sama. Namun mereka tidak ditahan karena memiliki kekebalan hukum. Akan tetapi, kasus mereka akan disidang oleh Mahkamah Agung pada 11 November mendatang. (waa)