Amerika Mulai Khawatirkan Radikalisasi Warga Uzbekistan

EpochTimesId – Peneliti Kontra Terorisme Amerika Serikat mengkhawatirkan meningkatnya ekstremisme di kalangan etnis Uzbek di Amerika. Mereka mengkhawatirkan imigran dari wilayah Asia Tengah penutur bahasa Uzbek sedang mengalami radikalisasi secara besar-besaran.

“Dalam 18 sampai 24 bulan terakhir menunjukkan bahwa warga Uzbekistan atau Kirgistan dan Tajikistan yang berbahasa Uzbek secara tidak proporsional terlibat dalam serangan teror yang dilakukan sendiri ini,” kata Thomas Lynch, seorang peneliti di Universitas Pertahanan Nasional (NDU) yang berbasis di Washington, di kutip dari VOA, Selasa (7/11/2017).

Thomas Lynch bersama tim peneliti-nya telah melakukan penelitian tentang ekstremisme di Asia Tengah. Sejak awal 2017, telah terjadi beberapa serangan teror terhadap dunia Barat yang diduga dilakukan oleh etnis Uzbekistan yang memiliki hubungan dengan organisasi teror.

Bulan Januari 2017, Abdulkadir Masharipov, seorang pria etnis Uzbekistan berusia 34 tahun dicurigai melakukan serangan mematikan di klub malam Reina di Istanbul, Turki. Dalam insiden itu setidaknya 39 orang tewas. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Bulan April, pejabat Rusia mengatakan bahwa Akbarzhon Jalilov, pria etnis Uzbekistan berusia 22 tahun yang berasal dari Kirgiztan, meninggal dalam serangan bunuh diri di sebuah pusat kereta listrik di St. Petersburg, Rusia. Aksi itu menewaskan setidaknya 14 orang dan melukai lebih dari 50 orang.

Beberapa hari kemudian, Rakhmat Akilov dari Uzbekistan, dituduh melakukan serangan truk di sebuah jalan di Stockholm, Swedia. Dia menewaskan empat orang dan melukai beberapa orang.

Sedangkan di Amerika, pekan lalu, Abdurasul Juraboev, seorang warga Uzbekistan berusia 27 tahun di New York, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena berkonspirasi untuk memberikan dukungan material kepada kelompok teror ISIS.

Terakhir adalah serangan teror mematikan yang dilakukan oleh Sayfullo Saipov. Imigran Uzbekistan berusia 29 tahun ini melakukan serangan teror mematikan pada Selasa (31/10/2017) pekan lalu di New York.

Tersangka menggunakan truk sewaan untuk menabrak orang-orang yang berada di jalur sepeda di Manhattan. Saipov menewaskan delapan orang dan melukai 12 pejalan kaki dan pengguna sepeda.

Otoritas kontra terorisme melaporkan bahwa sebanyak tujuh orang Uzbek saat ini berada di belakang jeruji besi di Amerika. Mereka didakwa mencoba memberikan dukungan material kepada organisasi teroris. (waa)