Paradise Papers : Gu Kailai Mengalihkan Kekayaannya Setelah Membunuh Heywood

oleh Ma Li

Epochtimes.id- Temuan-temuan Konsorsium Wartawan Investigasi Internasional (ICIJ) yang dirilis dalam Paradise Papers pada 6 November terus menarik perhatian banyak orang.

Di antaranya ada dokumen yang merujuk pada keluarga mantan Sekretaris Partai kota Chongqing, Tiongkok, Bo Xilai yang telah menggunakan cara yang rumit dalam mengalihkan harta kekayaan yang ia peroleh secara tidak halal ke luar negeri untuk disembunyikan.

Ia bersama istrinya Gu Kailai melakukan pencucian uang, membeli properti di Prancis. Bahkan Gu Kailai mengalihkan aset perusahaan lepas pantai ke seorang Prancis. Hal tersebut ia lakukan setelah 2 minggu membunuh mitra dagang  berbangsa Inggris, Neil Heywood.

Dari dokumen Paradise Papers terungkap bahwa Arsitek bangsa Prancis, Patrick Henri Devillers adalah rekan bisnis Gu Kailai lainnya yang sudah sering keluar masuk Tiongkok sejak era 90-an. Ia membantu Gu Kailai untuk mendevelop dan menjadikan sebuah lahan di kota Dalian sebagai “Hongkong di utara dengan gaya Eropa”. Oleh sebab itu, ia kerap muncul dalam jamuan makan keluarga Bo Xilai.

Patrick dan Gu Kailai bekerjasama dan mendirikan sebuah perusahaan bernama Adad Limited yang didaftarkan di Inggris, Menurut ungkapan dokumen Paradise Papers, Patrick juga membantu Gu Kailai mendirikan perusahaan rahasia di luar negeri pada September 2000.

Perusahaan tersebut bernama Russell Properties S.A. yang didaftarkan di British Virgin Islands. Patrick mewakili Gu Kailai memiliki saham perusahaan ini. Perusahaan ini yang kemudian muncul sebagai pembeli vila yang terletak di wilayah selatan Prancis.

Dana untuk membeli vila tersebut berasal dari seorang miliarder Tiongkok yang bernama Xu Ming. Media Süddeutsche Zeitung berhasil mengungkap secara rinci  cara rumit yang dilakukan Gu Kailai untuk mencuci uang.

“Pada sekitar musim gugur tahun 2000, Xu Ming menggunakan transaksi bisnis impor ekspor palsu untuk meloloskan dana sebesar USD.3.2 juta dari kontrol devisa Tiongkok. Setelah dana tersebut keluar dari Tiongkok dan masuk rekening sebuah perusahaan AS. Perusahaan tersebut langsung mentransfernya ke pihak lain tetapi tidak pernah mengirim kargo dagangannya.”

“Patrick dan Gu Kailai tidak langsung menggunakan dana tersebut untuk membeli properti tetapi dialihkan ke Lloyds Bank, Inggris untuk mendapatkan pinjaman sebesar EUR 2.3 juta.”

“Kemudian melalui perusahaan lepas pantai lainnya yang bernama Fontaine St Georges Residence SA untuk membeli vila yang terletak di Cannes, Prancis. Padahal, pemegang saham perusahaan tersebut adalah Russell Properties S.A.”

Akibat Gu Kailai kemudian memusuhi Heywood, ia meracuni Heywood dalam sebuah kamar hotel di kota Chongqing, Tiongkok pada November 2011.

Dokumen ICIJ mengemukan, Gu Kailai berusaha untuk menghilangkan jejak hubungan dirinya dengan perusahaan lepas pantai setelah peristiwa kematian Heywood.

Sejak 29 Nopember 2011, Patrick dijadikan sebagai satu-satunya direktur merangkap pemegang saham tunggal dari perusahaan Russell Properties S.A.

Namun mereka teledor untuk mengubah alamat kontak lain perusahaan yang masih tertera sebuah alamat tempat tinggal Gu Kailai yaitu apartemen hunian bertingkat tinggi yang berlokasi dalam komplek Olimpiade Beijing.

Patrick kemudian ditangkap dari rumahnya di Kamboja pada Juni 2012, Ia kemudian dibawa ke Tiongkok selama beberapa minggu untuk menjalani interogasi. Kesaksiannya kemudian digunakan dalam persidangan terhadap Bo Xilai pada tahun 2013. (Sinatra/asr)

Sumber : epochtimes.com