Inggris Minta Sosial Media Blokir Konten Teroris Sebelum Diposting

EpochTimesId – Inggris mendesak perusahaan media sosial untuk merancang sistem otomatis guna menemukan dan memblokir pesan teroris yang kejam sebelum dipublikasikan di website mereka. Selama ini, sebagian besar media sosial menggunakan sistem pelaporan dari pengguna lain, sebelum konten terkait teroris bisa dihapus.

“Saat ini ada persaingan senjata online antara teroris dengan kekuatan hukum dan ketertiban,” ujar Britain’s Home Secretary , Amber Rudd, dalam sebuah acara di New America, sebuah komunitas pemikir atau think-tank di Washington, Amerika Serikat, Kamis (9/11/2017) waktu setempat.

Tangan kanan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, itu mengatakan bahwa pihak berwenang pemerintah dan perusahaan sudah bekerja untuk memastikan bahwa pesan teroris yang mempromosikan kekerasan harus dihapus dari internet. Namun, selama ini upaya itu memakan waktu satu atau dua jam setelah konten diposting.

Namun, Menteri yang membidangi urusan Dalam Negeri Inggris ini mengatakan bahwa perusahaan harus terus maju dengan pengembangan dan penerapan sistem intelijen buatan. Sistem tersebut diharapkan dapat menemukan konten semacam itu sebelum diposting di internet, dan langsung menolak publikasinya agar tidak disebarluaskan.

Sejak awal 2017, operasi teroris yang kejam telah memposting sekitar 40.000 konten di internet. Rudd menegaskan bahwa dia sudah mengunjungi Silicon Valley, termasuk Alphabet Inc’s, Google, dan YouTube, serta Facebook Inc dan Twitter Inc.

Kunjungannya membawa pesan agar mereka untuk berbuat lebih banyak untuk memburu atau memblokir konten pengguna bernuansa teroris.

Sejak 12 bulan terakhir, perusahaan media sosial hanya berhasil menurunkan sekitar setengah dari materi teroris yang melakukan kekerasan dari situs mereka dalam waktu dua jam setelah posting. Akhir-akhir ini proporsi tersebut meningkat menjadi dua pertiga, masih menurut Rudd.

YouTube, menurutnya berhasil memblokir 83 persen dari video teroris terkait kekerasan yang masuk ke akun sosial media video itu. Rudd, menambahkan bahwa pihak berwenang Inggris memiliki bukti bahwa kelompok teroris ISIS sekarang berjuang untuk mendapatkan beberapa materi terorisme dan radikalisasi melalui internet.

Namun dia mengatakan bahwa ada lebih banyak lagi yang bisa dilakukan oleh perusahaan pemilik sosial media, menggunakan teknologi mutakhir untuk menemukan konten berbahaya dengan lebih cepat.

Dia menambahkan bahwa setelah meningkatnya jumlah serangan kendaraan oleh teroris, seperti yang terjadi di Pasar Borough London awal tahun ini, pihak berwenang keamanan Inggris sedang meninjau peraturan penyewaan mobil dan mempertimbangkan cara bagi pihak berwenang untuk mengumpulkan data yang lebih relevan dari perusahaan penyewaan mobil. (waa)