Korea Utara Kembali Luncurkan Peluru Kendali Antar Benua

EpochTimesId – Korea Utara kembali melakukan peluncuran rudal ke arah Jepang. Peluru kendali itu kali ini jatuh di Laut Jepang, seperti dikutip dari NTD.TV, Rabu (29/11/2017).

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yakin rudal tersebut termasuk jenis ICBM. Itu adalah jenis peluru kendali balistik antar benua.

Kantor Berita Yonhap mengutip kepala staf militer Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah meluncurkan setidaknya satu rudal balistik. Area peluncuran rudal tersebut berada di dekat Pingcheng, South Pingan, Korea Utara, pada 29 November 2017 sekitar pukul 02.17 waktu Beijing.

Militer Korea Selatan sedang bekerja sama dengan militer AS untuk menyelidiki rincian peluncuran. Korea Selatan menyebutkan bahwa rudal itu terbang sejauh sekitar 960 km dengan ketinggian vertikal sekitar 4.500 km.

Media Jepang NHK melaporkan bahwa setelah terbang sekitar 50 menit, rudal itu jatuh di perairan yang berjarak sekitar 210 kilometer dari Prefektur Aomori di zona ekonomi eksklusif Jepang.

Asahi Shimbun Jepang juga mengutip sumber yang mengatakan bahwa rudal tersebut tidak menyeberangi pulau-pulau Jepang, tetapi jatuh sebelum kepulauan, tepatnya di Laut Jepang.

Kantor Berita Reuters mengabarkan bahwa jumlah rudal yang diluncurkan oleh Korea Utara hanya satu buah, namun NHK mengatakan rudal yang diluncurkan ada tiga buah.

Ini adalah provokasi kedua Korea Utara sejak peluncuran terakhirnya yang dilakukan pada 15 September 2017.

Media Jepang dan Korea Selatan mengutip sumber-sumber pemerintah pada hari Selasa (28/11/2017) bahwa sudah terdeteksi adanya indikasi Kim Jong-un dalam waktu dekat akan kembali melakukan uji coba peluncuran rudal.

Sampai saat ini belum dapat dipastikan apakah Provokasi Kim Jong-un ini sebagai tanggapan atas sanksi AS yang bertambah, pembatasan perdagangan Tiongkok-Korea Utara, atau penutupan Jembatan Persahabatan. Aksi itu juga bisa saja untuk menanggapi peniadaan penerbangan Air China ke Pyongyang atau pencabutan ijin usaha restoran Korea Utara dan desakan untuk memulangkan seluruh staf mereka dari Tiongkok. (Gu Yun/Sinatra/WAA)