Korut Tembakkan Rudal Balistik Menjelang Latihan Perang Angkatan Udara AS

Oleh Matthew Little

Erabaru News- Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik pertama kalinya setelah 74 hari lebih awal pada Rabu ( 29/11/2017) dini hari. Penembakkan rudal ini sekitar seminggu sebelum latihan bersama Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korea Selatan dimulai di semenanjung Korea.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada Kantor Berita Yonhap mengatakan rudal balistik yang tidak diketahui tersebut ditembakkan ke timur dari Provinsi Pyongan Selatan.

Militer Amerika Serikat dan Korea Selatan segera menganalisa rincian penembakkan rudal ini.

Peluncuran tersebut dilakukan 6 hari sebelum Amerika Serikat dan Korea Selatan akan menggelar latihan militer secara besar-besaran.

Sementara Angkatan Udara Pasifik Amerika Serikat menekankan pada rilis 25 November lalu latihan tersebut “dijadwalkan secara reguler,” akan menentukan tambahan signifikan setelah peluncuran tersebut.

Greyhound C-2A yang ditugaskan ke 30 Skuadron Dukungan Armada Logistik (VRC) diluncurkan dari dek penerbangan kapal induk Angkatan Laut USS Ronald Reagan (CVN 76) di Laut Filipina pada 17 November 2017. (Mass Communication Specialist 3rd Class Eduardo Otero/U.S. Navy via Getty Images)

Peluncuran rudal balistik juga terjadi setelah berbulan-bulan ancaman serangan nuklir oleh rezim Korea Utara untuk menyerang daratan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

Vigilant Ace, yang dimulai pada tahun 2015, adalah latihan militer model baru yang lahir di era ambisi rudal nuklir Korea Utara.

Pada tahun pertama, militer mengatakan bahwa pihaknya mengerahkan komando dan kontrol tingkat tinggi ke dalam latihan taktis, menempatkan Angkatan Udara menerapkan “strategi untuk operasional terhadap hubungan tingkat taktis.” Laporan ini menurut perencana latihan Letnan Kolonel David Villa, Inspektur Jenderal Angkatan Udara ke-7 AS.

Dengan kata lain, latihan ini memungkinkan Angkatan Udara menyusun strategi perencanaan dan pelaksanaan yang dibutuhkan ketika perang sesungguhnya.

Pesawat Udara B-1B Lancer diterjunkan ke Skuadron Ekspedisi ke-37 untuk lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, pada 23 September 2017. (Staf Sersan Joshua Smoot)

Jeda Korea Utara dalam uji coba rudal telah memberikan beberapa harapan bahwa rezim komunis berusaha memenuhi persyaratan Departemen Luar Negeri untuk jeda 60 hari ketika peluncuran untuk didahului adanya negosiasi. Namun, peluncuran rudal korut pada Rabu dini hari memupuskan semua gagasan itu.

Masih harus dilihat apakah peluncuran tersebut berdampak pada Vigilant Ace.

Tahun ini, pernyataan singkat tentang latihan tersebut yang dijadwalkan secara rutin.  Namun juga menyebutkan bahwa hal tersebut menyoroti koalisi yang telah berlangsung lama di Amerika Serikat dan Korea Selatan. Dan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat ke semenanjung tersebut.

Sementara latihan lainnya digelar pada tingkat yang lebih strategis, menempatkan latihan tingkat taktis untuk disimulasikan. Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan angkatan udara AS dan Republic of Korea (ROK) untuk situasi pertempuran dunia nyata yang memerlukan segera penanganan perang sesungguhnya.

Pada tahun 2015, Vigilant Ace menyertakan 200 pesawat dan 20.000 peserta AS dan ROK.

Tahun ini, Angkatan Udara tidak menerjunkan jumlah personel ROK yang terlibat namun mengatakan sekitar 12.000 personel A.S. dan 230 pesawat akan berpartisipasi.

“Latihan tempur udara nyata ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas antara pasukan AS dan Republik Korea dan meningkatkan efektivitas tempur kedua negara,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Udara.

Tahun lalu latihan tersebut melibatkan pertahanan kimia, biologi, radiologis, dan nuklir.

Marinir dan personel angkatan udara dilatih di bawah simulasi lingkungan yang terkontaminasi – satu di mana senjata kimia, biologi, atau radiologis mungkin telah digunakan.

Tahun ini Amerika Serikat akan mengirim enam jet tempur siluman F-22 Raptor untuk ikut serta latihan perang.

Pembom Angkatan Udara B-1B AS dan jet tempur Korea Selatan terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan militer pada 20 Juni. (Kementerian Pertahanan Korea Selatan)

Latihan perang ini menjadi pertama kali bagi enam pesawat tempur siluman F-22 untuk segera terbang ke Korea Selatan.

Peluncuran Rudal Korut pada Rabu dini hari terjadi setelah sebuah kesepakatan pada akhir September bagi Amerika Serikat untuk meningkatkan rotasi aset strategisnya ke wilayah tersebut.

Aset militer tersebut mencakup kapal induk, kapal selam bertenaga nuklir, pesawat tempur siluman, atau sistem pertahanan rudal dan aset militer lainnya.

Armada ke-7, yang melakukan patroli di wilayah tersebut, menjadi tuan rumah ditambah dua kapal induk dan kapal perusak. Untuk sementara seperti ini postur Angkatan Laut di wilayah tersebut.

Uji coba rudal balistik Korea Utara dilakukan bersamaan tibanya armada tempur AS di kawasan semenanjung. (asr)

Sumber : The Epochtimes